You are on page 1of 9

NOZEL

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin

Jurnal Homepage:
https://jurnal.uns.ac.id/nozel

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN PANEL SURYA DENGAN


TURBIN ANGIN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF DI
KAMPUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Hazis Muin1, Danar Susilo Wijayanto1, Indah Widiastuti1


1
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, Universitas Sebelas Maret
Kampus V UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta
Email : hazismuin27@gmail.com

Abstract
Solar and wind are sources of potential energy that are not widely used. The
kinetic energy of wind and thermal energy of solar can be converted
into electrical energy source. Both of these energy sources in addition to not
polluting are also available in unlimited quantities.This experimental research
studying the effect of the slope angle of solar panel to determine the most
optimal angle and the feasibility between solar panels and wind turbines in the
area of Campus V UNS. Variations of the angle that is used in this
research is the angle of 18o; 24o; 30o; and 36o. The measurement is done by
measuring the electrical current and the voltage of the electricity
produced in solar panels as well as to measure the wind speed as a
comparison to find out the electrical power generated in wind turbines. This
research was conducted in the area of campus V UNS Pabelan for 30 days.The
results showed that the power generated influenced the angle of the slope in
the solar panel. The Highest power produced is 41.1 Watt at the intensity of
the sunlight 120000 lux on the slope angle of solar panel is 24 o, while at the
slope angel of solar panels an 18o, 30o, and 36o, in respectively is 37.4; 39.7;
and 38.6 Watts. This research states that solar panels produce electrical power
more effective and optimal than wind turbines. The highest average of
electricity power for 30 days generated by solar panels is 40.19 Watt at 11:20
a.m. while wind turbines produce the highest average of electrical power is
7.88 Watt at 15:40 p.m.
Keywords: Power, solar panels, wind turbines.

A. PENDAHULUAN fosil diperkirakan semakin berkurang dan


Pemanfaatan energi terbarukan saat ini tidak dapat diperbarui. Menurut Pudjanarsa
mendapat perhatian yang besar di dunia salah dan Djati (2013), jenis bahan bakar fosil
satunya di Indonesia, karena jumlah energi dikategorikan sebagai energi yang kadar

NOZEL Volume 02 Nomor 01, Februari 2020, 27 – 35


DOI : https://doi.org/10.20961/nozel.v1i3.34503
27
polusinya cukup tinggi. Para ahli Sel surya adalah teknologi penghasil
memprediksi gas alam juga akan habis sumber energi terbarukan dengan mengubah
kurang lebih 100 tahun lagi, sedangkan cahaya matahari menjadi energi listrik. Sel
cadangan batubara habis kurang lebih 200 surya sangat berpotensi menjadi sumber
hingga 300 tahun yang akan datang. energi terbarukan yang diterapkan di
Rencana strategis yang dikeluarkan oleh Indonesia karena Indonesia memiliki iklim
Kementrian Energi Dan Sumber Daya tropis. Namun energi alternetif sel surya
Mineral (Renstra KESDM) tahun 2015, memiliki kekurangan yaitu daya listrik yang
menyatakan bahwa cadangan minyak bumi di dihasilkan tidak dapat stabil karena
Indonesia diperkirakan habis 13 tahun bergantung pada intensitas cahaya matahari
kemudian, sedangkan gas bumi diperkirakan yang diterima oleh panel surya. Pemasangan
habis 34 tahun kemudian dan batubara 72 panel surya dengan sudut kemiringan atau
tahun kemudian dengan rasio cadangan slope yang tepat dapat mengatasi
produksi tahun tersebut ( KESDM, 2015). ketidakstabilan daya yang berasal dari
Kebutuhan energi semakin besar seiring intensitas cahaya matahari.
pertambahan penduduk dan meningkatnya Berdasarkan penelitian yang dilakukan
aktivitas masyarakat. Bertambahnya Diah L (2013) tentang analisis sudut
kebutuhan energi dapat diimbangi dengan kemiringan sel surya menyatakan bahwa
penambahan sumber energi alternatif. Saat setiap bulan sudut kemiringan sel surya
ini sebagian besar energi yang digunakan bervariasi dengan besaran 1o sampai 34o.
berasal dari fosil, tidak dapat diperbaharui Ketika musim hujan sudut kemiringan yang
dan dapat habis jika digunakan secara terus tepat sebesar 1o. Sedangkan pada musim
menerus. kemarau sudut kemiringan sel surya yang
Sumber energi alternatif yang memiliki sempurna menangkap cahaya matahari yaitu
potensi dan belum banyak digunakan saat ini sebesar 24o.
adalah energi angin dan energi matahari. Dari sumber energi angin dan cahaya
Angin dapat menghasilkan energi kinetik yang dapat menghasilkan energi listrik,
begitu juga dengan panas matahari dapat turbin angin memerlukan kecepatan yang
menghasilkan energi listrik jika konstan agar dapat memperoleh daya
dimanfaatkan sebagai sumber energi sel optimum. Begitu pula dengan sel surya hanya
surya. Kedua sumber energi alternatif dapat memperoleh intensitas cahaya matahari
tersebut tidak menghasilkan polusi dan tidak di siang hari dimana kestabilan daya
terbatas jumlahnya. bergantung pada intensitas cahaya yang
diterima sel. Selama ini telah dilakukan
NOZEL Volume 02 Nomor 04, November 2020, 301 – 311
DOI :
28
berbagai penelitian demi mencapai efisisensi Solar cell (sel photovoltaic), merupakan
daya maksimum dari turbin angin dengan alat semi konduktor terdiri dari dioda p-n
memvariasikan desain turbin dan junction yang dapat menghasilkan listrik dari
memvariasikan desain pemasangan pada sel cahaya matahari. Listrik yang dihasilkan
surya. Maka dari itu, diperlukan cahaya matahari disebut efek photovoltaic.
perbandingan keduanya untuk mengetahui Bidang riset berhubungan dengan sel surya
kelayakan turbin angin dan sel surya. dikenal sebagai photovoltaics (Patel, 2006).
Menurut Kadir dalam Bahri W (2014) Intensitas cahaya dapat diukur
menyatakan turbin angin merupakan sistem menggunakan lux meter dengan perkiraan
yang dapat merubah energi angin menjadi konversi 0,0079 W/m2 per Lux (Hossain,
energi gerak pada rotor turbin sehingga dapat 2011). Dengan rumus sebagai berikut:
memutar generator untuk menghasilkan 1 lux = 0.0079 W/m2 (1)
energi listrik. Penggunaan konversi antara lux dan
Turbin angin memiliki berbagai jenis W/m2 di atas juga telah digunakan oleh
bentuk berdasarkan posisi sumbu. Salah Hossain dkk (2011). Mereka semua
satunya adalah turbin angin sumbu vertikal menggunakan konversi 0,0079 W/m2 per Lux.
yang memiliki self starting baik dan mampu B. METODE PENELITIAN
memutar rotor walaupun kecepatan angin Metode penelitian yang digunakan
rendah dan torsi yang dihasilkan relatif tinggi adalah eksperimen langsung terhadap panel
(Sargolzaei, 2007). surya dan turbin angin yang digunakan.
Turbin angin sumbu vertikal memiliki Kegiatan penelitian ini meliputi studi
kelebihan dapat berputar secara efektif literatur, uji panel surya, set up alat,
dengan dorongan angin dari segala arah, pengambilan data, dan analisis data.
sehingga cocok pada daerah yang memiliki Pengambilan data dilakukan dengan
sumber angin bervariasi. Selain turbin angin mengukur arus listrik dan tegangan listrik
sumbu vertikal, turbin angin sumbu serta mengukur kecepatan angin. Daya panel
horizontal harus mengarahkan kepada surya dihitung dengan data arus dan tegangan
sumber arah angin untuk mendapatkan listrik yang sudah diperoleh. Kecepatan angin
putaran turbin yang efektif. Ketika arah angin diukur untuk menghitung daya turbin angin
berubah, turbin harus menyesuaikan terhadap dengan menggunakan rumus yang diperoleh
sumber arah angin terlebih dahulu. Efisiensi pada penelitian sebelumnya. Analisis data
yang dihasilkan turbin vertikal kecil karena dilakukan dengan teknik analisis deskriptif.
menimbulkan gaya drag (Vashali, dkk. 2014)

NOZEL Volume 02 Nomor 01, Februari 2020, 27 – 35


DOI : https://doi.org/10.20961/nozel.v1i3.34503
29
dihasilkan oleh panel surya. Data besar daya
listrik tersebut kemudian dibuat grafik
hubungan intensitas cahaya matahari antara
dengan daya listrik (seperti pada Gambar 2).

45
40
35

Daya Listrik (W)


30
25 18
20 24
15 30
10 36
5
0

105000
115000
15000
25000
35000
45000
55000
65000
75000
85000
95000
Intensitas Cahaya (lux)

Gambar 2. Hubungan Intensitas Cahaya


Gambar 1. Diagram Alir Penelitian terhadap Daya Listrik pada Panel Surya

Penelitian ini dilakukan untuk Gambar 2 menunjukan daya listrik yang


mengetahui komparasi dari turbin angin dihasilkan oleh panel surya pada tingkat
Savonius dengan panel surya tipe array intensitas cahaya matahari yang berbeda.
terhadap daya yang dihasilkan selama 30 Semakin tinggi intensitas cahaya akan
hari. menghasilkan daya listrik yang semakin
C. HASIL DAN PEMBAHASAN besar. Kondisi intensitas cahaya matahari
Data yang telah didapatkan dari kurang dari 65000 lux, tidak terlihat
penelitian dapat disajikan dalam bentuk perbedaan yang signifikan antara beberapa
grafik. Berikut adalah data hasil semua variasi sudut panel surya. Sedangkan pada
pengujian pengaruh studi perbandingan intensitas cahaya tinggi, sudut kemiringan
penggunaan panel surya dengan turbin angin panel surya 24o menghasilkan daya listrik
sebagai sumber energi listrik alternatif di yang paling besar. Intensitas cahaya matahari
kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. sebesar 120000 lux, sudut kemiringan panel
Berdasarkan data hasil penelitian pada surya 24o menghasilkan arus listrik sebesar
pengukuran tegangan listrik dan arus listrik, 41,1 Watt sedangkan pada sudut kemiringan
maka didapatkan besar daya listrik yang
NOZEL Volume 02 Nomor 04, November 2020, 301 – 311
DOI :
30
panel surya 30o, 36o dan, 18o berturut-turut Besarnya daya listrik yang dihasilkan pada
adalah 39,7; 38,6; dan 37,4 Watt. sudut 24o adalah paling tinggi dibandingkan
Hasil ini mendukung penelitian yang dengan sudut lainnya dalam rentang waktu
dilakukan oleh Pangestuningtyas (2010) pukul 09.00 s.d. 14.00 WIB. Hal ini
mengatakan bahwa sudut kemiringan panel menunjukkan bahwa posisi matahari pada
surya yang dapat menghasilkan daya listrik rentang waktu tersebut cocok dengan
paling tinggi yaitu 24o pada musim kemarau. pemasangan kemiringan sudut 24o pada panel
surya. Data tersebut juga mendukung
45
40
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
18
35 Pangestuningtyas (2010) bahwa posisi
30 24 pemasangan sudut panel surya berpengaruh
Daya Listrik (W)

25 terhadap intensitas cahaya matahari yang


30
20 dapat diterima panel surya.
15 36
Berdasarkan hasil pengujian sudut
10
kemiringan panel surya didapatkan sudut
5
0
paling optimal yang dapat menghasilkan daya
11:02

12:28

17:31
06:43
07:26
08:09
08:52
09:36
10:19

11:45

13:12
13:55
14:38
15:21
16:04
16:48

18:14

listrik yaitu sudut 24o. Data yang didapatkan


Waktu (Jam) selama 30 hari adalah arus listrik dan
Gambar 3. Hubungan Waktu terhadap Daya tegangan listrik dengan sudut kemiringan
Listrik pada Panel Surya panel surya 24o. Besar daya listrik didapatkan
Gambar 3 menunjukkan posisi matahari melalui persamaan :
mempengaruhi besarnya daya listrik yang P=IxV (2)
dihasilkan pada panel surya dengan variasi dimana, P : Daya Listrik
sudut kemiringan yang berbeda. Kondisi I : Arus Listrik
rentang waktu pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB
V : Teganga Listrik
cenderung mengalami peningkatan yang
Data besar daya listrik tersebut kemudian
signifikan. Daya yang dihasilkan paling
dibuat grafik rata-rata selama 30 hari
tinggi terjadi pada pukul 11.00 WIB dari
hubungan antara daya listrik dengan waktu
semua variasi sudut kemiringan panel surya.
(seperti pada Gambar 4).
Sudut kemiringan panel surya yang dapat
menghasilkan daya listrik paling tinggi yaitu
sudut 24o sebesar 41,9 Watt dibandingkan
dengan sudut lainnya pada pukul 11.00 WIB.

NOZEL Volume 02 Nomor 01, Februari 2020, 27 – 35


DOI : https://doi.org/10.20961/nozel.v1i3.34503
31
45 menggunakan data kecepatan angin. Besar
40 daya listrik didapatkan melalui persamaan :
35
Y = 5,55X – 12,63 (3)
Daya Listrik (W)

30
Keterangan : 2
25
Y : Daya Listrik (Watt)
20
15
X : Kecepatan Angin (m/s)
10 Data kecepatan angin diukur selama 30
5 hari dengan interval waktu 20 menit mulai
0 pukul 07.00 s.d. 17.40 WIB. Berdasarkan
07:26

10:19
06:43

08:09
08:52
09:36

11:02
11:45
12:28
13:12
13:55
14:38
15:21
16:04
16:48
17:31
18:14
persamaan di atas dan data kecepatan angin
Waktu (Jam) yang diperoleh, maka dapat diketahui
Gambar 4. Hubungan Rata-rata Waktu besarnya daya listrik yang dihasilkan. Data
terhadap Daya Listrik pada Panel Surya
besar daya listrik tersebut kemudian dibuat
selama 30 Hari
grafik hubungan kecepatan angin terhadap
Gambar 4 menunjukkan bahwa waktu
daya listrik dan rata-rata selama 30 hari
berpengaruh terhadap daya listrik yang
hubungan antara daya listrik dengan waktu
dihasilkan panel surya. Pukul 07.00 WIB
(seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6).
daya listrik yang dihasilkan sebesar 6,09
Watt. Daya listrik tertinggi dihasilkan pada 16

pukul 11.20 WIB yaitu sebesar 40,19 Watt 14


Daya Listrik (Watt)

12
sedangkan daya listrik terendah pada pukul
10
17.40 WIB yaitu sebesar 0,46 Watt. Hal ini
8
menunjukkan posisi matahari yang berbeda 6
setiap waktu sehingga intensitas cahaya 4

matahari juga berpengaruh terhadap daya 2


0
listrik yang dihasilkan. Semakin besar 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5
intensitas cahaya matahari yang diterima Kecepatan Angin (m/s)
panel surya semakin besar pula daya listrik
yang dihasilkan. Gambar 5. Hubungan Kecepatan Angin

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang terhadap Daya Listrik pada Turbin Angin

dilakukan oleh Pamungkas (2017), telah Gambar 5 menunjukkan bahwa turbin

didapatkan persamaan untuk mengetahui angin mulai menghasilkan daya listrik pada

daya listrik turbin angin dengan kecepatan angin 2,3 m/s sebesar 0,13 Watt.
Daya listrik tertinggi pada kecepatan angin 5

NOZEL Volume 02 Nomor 04, November 2020, 301 – 311


DOI :
32
m/s sebesar 15,12 Watt. Peningkatan daya Berdasarkan data hasil penelitian pada
cukup signifikan pada rentang kecepatan pengujian sudut kemiringan panel surya,
angin 2,3 s.d. 5 m/s. Hal ini menunjukkan maka dilakukan penelitian lanjut pada panel
bahwa kecepatan angin berpengaruh terhadap surya dengan sudut kemiringan 24o untuk
daya listrik yang dihasilkan turbin angin. mengetahui besarnya daya yang dihasilkan
selama 30 hari pengujian. Pengujian pada
9
turbin angin dilakukan dengan pengukuran
Daya Listrik (Watt)

kecepatan angin selama 30 hari pengujian


6 untuk mengetahui daya listrik yang
dihasilkan melalui persamaan yang telah

3 didapatkan pada penelitian sebelumnya.


Kemudian dari kedua pengujian tersebut
dibuatkan grafik hubungan antara waktu
0
terhadap daya listrik (seperti pada Gambar 7).
06:43

08:09

09:36

11:02

12:28

13:55

15:21

16:48

18:14

45
Waktu (Jam)
40
Gambar 6. Hubungan Waktu terhadap Rata- Panel
35 Surya
rata Daya Listrik pada Turbin Angin selama
Daya Listrik (W)

30 Hari 30 Turbin
Angin
25
Gambar 6 menunjukkan bahwa daya
20
listrik yang dihasilkan pada turbin angin
15
setiap waktu berbeda karena kondisi
10
kecepatan angin yang berbeda. Daya listrik
5
tertinggi dihasilkan pada pukul 15.40 WIB
0
sebesar 7,88 Watt. Daya listrik mulai
07:55

10:19

12:43

15:07

17:31
06:43

09:07

11:31

13:55

16:19

mengalami peningkatan signifikan yaitu


Waktu (Jam)
pukul 12.00 WIB yaitu sebesar 36,15% dari
pukul sebelumnya. Hal ini menunjukkan Gambar 7. Hasil Perbandingan Rata-rata
Daya Listrik yang dihasilkan Panel Surya
bahwa keefektifan turbin angin menghasilkan dan Turbin Angin selama 30 Hari
daya listrik antara pukul 11.40 s.d. 17.40
Gambar 7 menunjukkan rata-rata daya
WIB dikarenakan kecepatan angin cenderung
listrik yang dihasilkan panel surya dan turbin
meningkat pada waktu tersebut.
angin selama 30 hari. Daya listrik yang
dihasilkan panel surya meningkat dalam

NOZEL Volume 02 Nomor 01, Februari 2020, 27 – 35


DOI : https://doi.org/10.20961/nozel.v1i3.34503
33
rentang waktu 07.00 s.d. 11.00 WIB dan D. PENUTUP
menurun dalam waktu di atas pukul 11.00 Kesimpulan dari hasil penelitian ini
WIB. Hal ini dikarenakan kondisi intensitas sebagai berikut :
cahaya yang berbeda dalam setap waktu. Hal 1. Sudut kemiringan panel surya paling
ini juga membuktikan bahwa besarnya daya efektif digunakan sebesar 24o untuk
listrik dipengaruhi besarnya intensitas cahaya wilayah UNS Kampus V Pabelan dengan
dan besarnya intensitas cahaya dipengaruhi daya listrik tertinggi 41,9 Watt pada
oleh posisi matahari. intensitas cahaya matahari 120000 lux.
Daya listrik yang dihasilkan turbin angin 2. Daya listrik harian yang dihasilkan panel
cenderung konstan dalam rentang waktu surya maksimum sebesar 40,19 Watt pada
pukul 07.00 s.d. 11.00 WIB. Mulai pukul 11.20 WIB.
mengalami kenaikan daya listrik pada pukul 3. Daya listrik harian yang dihasilkan oleh
12.00 WIB. Daya listrik tertinggi terjadi pada turbin angin maksimum sebesar 7,88 Watt
pukul 15.00 WIB. Hal ini membuktikan pada pukul 15.40 WIB.
bahwa potensi angin yang dapat 4. Penggunaan sumber energi terbarukan
menghasilkan energi listrik pada waktu diatas untuk wilayah UNS Kampus V Pabelan
pukul 12.00 WIB. yang paling efektif menghasilkan daya
Daya listrik yang dihasilkan panel surya listrik adalah panel surya dengan sudut
lebih efektif dan optimal dibandingkan turbin kemiringan sebesar 24o. Daya listrik yang
angina ditunjukkan pada gambar 7. Energi dihasilkan panel surya lebih besar
listrik yang dihasilkan sebesar 40,19 Watt dibandingkan dengan turbin angin.
pada pukul 11.20 WIB oleh panel surya, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan 7,88 Watt pada pukul 15.40 WIB Diah L, Pangestyuningtyas. (2013). Analisis
Pengaruh Sudut Kemiringan Panel Surya
energi listrik yang dihasilkan oleh turbin terhadap Radiasi Matahari yang Diterima
angin. Hal ini membuktikan bahwa panel oleh Panel Surya Tipe Array Tetap.
Semarang: Universitas Diponegoro.
surya menghasilkan daya listrik optimal
selama rentang waktu yang cukup lama Kadir, A. (1995). Energi: Sumber Daya,
Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensial
dibandingkan turbin angin. Hal ini juga Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.
mununjukkan bahwa panel surya lebih cocok
Kementerian Energi dan Sumber Daya
digunakan untuk pengganti sumber energi Mineral. (2015). Rencana Strategis
terbarukan di wilayah kampus V UNS Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral 2015-2019. Jakarta: Kementerian
Pabelan. Model hybrid bisa menjadi alternatif Energi dan Sumber Daya Mineral.
sumber energi terbarukan untuk wilayah
kampus V UNS Pabelan.
NOZEL Volume 02 Nomor 04, November 2020, 301 – 311
DOI :
34
Pamungkas, S.F. (2017). Performansi Turbin
Angin Savonius Tipe S dengan Variasi Sargolzaei, J. (2007). Prediction of The
Penambahan Fin pada Sudu dan Power Ratio in Wind Turbine Savonius
Kecepatan Angin. Skripi. Surakarta: Rotors Using Artifical Neural Networks.
Universitas Sebelas Maret. Zahedan, Baluchestan University.

Patel. M.R. (2006). Wind and Solar Power Vaishali, A.V., Patil.S.A., & Thakur,A.G.
Systems Design, Analysis, and Operation. (2014) “Optimization of Savonius Rotor
USA: Taylor & Francis Group, LLC. for Wind Turbine”, International Journal
Pudjanarsa, Astu. & Djati Nursuhud. (2013). of Advances in Engineering and
Mesin Konversi Energi Edisi 3. Technology, .7, 1294- 1299
Yogyakarta: Andi.

NOZEL Volume 02 Nomor 01, Februari 2020, 27 – 35


DOI : https://doi.org/10.20961/nozel.v1i3.34503
35

You might also like