Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Leachate is liquid waste from rainwater percolation with waste cells flowing into the Final Disposal Site
(TPA) located in Batu Layang, which has a high content of iron ions. In this study, the reduction of iron
ions in the leachate of the Batu Layang landfill, West Kalimantan, was carried out using activated natural
zeolite with the adsorption method. Natural zeolite was activated with 1 M HCl to remove impurities and
increase adsorption performance. Characterization of activated natural zeolite adsorbents was studied
using a Gas Sorption Analyzer (GSA) instrument. The decrease in iron ion concentration was measured
using an Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The optimum conditions for the adsorbent at
various contact times were 60, 90, 120, 150, and 180 minutes, and the mass of the adsorbent was 0.25;
0.5; 0.75; 1, and 1.25 grams. The results showed that the characteristic surface area of natural zeolite
before activation was 0.9808 m2/g and after activation was 2.6398 m2/g. The total pore volume before
activation was 0.0054 cc/g and after activation was 0.0069 cc/g. The absorption effectiveness of iron ions
in leachate with a ratio of 1: 25 (g/mL) by activated natural zeolite adsorbents at the optimum contact
time of 60 minutes and a mass of 1.25 grams adsorbent was 50.61%.
Abstrak
Lindi merupakan limbah cair dari perkolasi air hujan dengan sel sampah yang mengalir pada aliran
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berlokasi di Batu Layang, memiliki kandungan ion besi yang tinggi.
Pada penelitian ini dilakukan penurunan ion besi pada lindi TPA Batu Layang, Kalimantan Barat,
menggunakan zeolit alam teraktivasi dengan metode adsorpsi. Zeolit alam diaktivasi dengan HCl 1 M
untuk menghilangkan zat - zat pengotor dan meningkatkan kinerja adsorpsi. Karakterisasi adsorben
zeolit alam teraktivasi dipelajari dengan menggunakan instrumen Gas Sorption Analyzer (GSA).
Penurunan konsentrasi ion besi diukur menggunakan instrumen Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS). Kondisi optimum adsorben pada variasi waktu kontak 60, 90, 120, 150, dan 180 menit, dan massa
adsorben 0,25; 0,5; 0,75; 1 dan 1,25 gram. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik luas permukaan
zeolit alam sebelum aktivasi sebesar 0,9808 m2/g dan setelah dilakukan aktivasi yaitu sebesar 2,6398
m2/g. Hasil total volume pori sebelum aktivasi sebesar 0,0054 cc/g dan setelah diaktivasi yaitu sebesar
0,0069 cc/g. Efektivitas penyerapan ion besi pada lindi dengan perbandingan 1 : 25 (g/mL) oleh
adsorben zeolit alam teraktivasi pada waktu kontak optimum 60 menit dan massa adsorben 1,25 gram
adalah sebesar 50,61%.
571
Submitted : 14-06-2023 Revised : 18-06-2023 Accepted : 03-07-2023
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 2, 2023: 571 - 578
PENDAHULUAN
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang merupakan TPA yang menampung
sampah dari berbagai wilayah Kota Pontianak. Jenis sampah yang dibuang ke TPA Batu
Layang merupakan campuran dari sampah rumah tangga, pasar dan industri yang dapat
mencemari lingkungan. Sampah – sampah yang ditampung akan mengakibatkan
penumpukan. Tumpukan sampah di TPA akan terbasuh oleh air hujan dan
menimbulkan lindi. Lindi (leachate) adalah larutan yang terjadi akibat bercampurnya air
limpasan hujan dengan sampah yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi
yang sangat halus serta mikroba pathogen (Soemirat, 1996).
Lindi banyak mengandung senyawa logam berat, garam, senyawa nitrogen, dan
berbagai jenis bahan organik. Logam berat yang terkandung dalam lindi yaitu logam Fe,
Si, Cu, Pb, dan lain-lain. Menurut Tchobanaglous et al (1993), komposisi kimia pada air
lindi memiliki rentang nilai 50 – 600 mg/L kandungan Fe-nya. Hal ini menunjukkan
bahwa kandungan Fe melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Peraturan Menteri LH
No. 5 tahun 2014 yaitu sebesar 5 mg/L. Hal ini dapat menyebabkan air menjadi keruh,
warna air yang berubah menjadi kecoklatan dan berbau. Selain itu, besi juga dapat
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan menyebabkan pencemaran
lingkungan.
Salah satu aspek penting dalam upaya pengendalian lingkungan adalah mengurangi
konsentrasi logam – logam berat yang ada dalam lindi. Berdasarkan hal tersebut perlu
dilakukan pengolahan, salah satunya yaitu pengolahan dengan metode adsorpsi.
Pengolahan dengan metode adsorpsi membutuhkan media adsorben untuk
mengadsorpsi logam berat yang terdapat dalam lindi, dalam hal ini lindi yang berasal
dari TPA Batu Layang, Kalimantan Barat.
Salah satu jenis adsorben yang mudah didapat dan memiliki berbagai macam
keunggulan adalah zeolit. Pengggunaan zeolit alam sebagai adsorben tidak dapat
dilakukan secara langsung karena dalam zeolit alam masih banyak mengandung
berbagai unsur- unsur pengotor seperti : Na, K, Ca, Mg dan Fe. Oleh sebab itu,
penggunaan zeolit alam sebagai adsorben dibutuhkan suatu proses aktivasi untuk
meningkatkan sifat khusus zeolit sebagai adsorben dan menghilangkan unsur-unsur
pengotornya (Rosita et al., 2004).
Secara umum, proses aktivasi terhadap zeolit alam dapat dilakukan dengan aktivasi
secara fisika dan kimia. Pada penelitian ini dilakukan aktivasi secara kimia dengan
perendaman zeolit alam dalam larutan asam. Zeolit alam sebelum dan sesudah aktivasi
dikarakterisasi menggunakan instrumen Gas Sorption Analyzer (GSA). Tujuan pada
penelitian ini adalah menentukan kemampuan zeolit alam teraktivasi asam klorida (HCl)
dalam mengadsorpsi ion besi pada lindi di TPA Batu Layang, Kalimantan Barat.
METODE PENELITIAN
A. Preparasi Adsorben
Proses preparasi adsorben mengacu pada penelitian Widianti et al (2022), zeolit
alam sebanyak 1 kg dihaluskan dengan menggunakan mesin Hammer mill, kemudian
direndam dengan akuades selama 24 jam. Hasil rendaman tersebut disaring dan
dikeringkan dalam oven pada temperatur 120 ºC selama ± 3 jam. Zeolit alam yang
sudah dihaluskan diayak dengan ukuran 80 mesh.
572
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 2, 2023: 571 - 578
menggunakan konsentrasi 1 M selama 2 jam. Setelah direndam, zeolit alam dicuci dan
disaring hingga netral menggunakan akuades. Setelah sampel zeolit netral, kemudian
dikeringkan dalam oven pada temperatur 120 ºC selama ± 3 jam.
meningkat 3 kali lipat dari zeolit alam sebelum aktivasi dan total volume pori sedikit
terjadi peningkatan. Pada rata-rata ukuran pori terjadi penurunan 2 kali lipat dari zeolit
alam sebelum aktivasi. Luas permukaan pori dan total diameter pori yang lebih besar
dihasilkan karena adanya penambahan asam klorida (HCl), semakin besar luas
permukaan yang dihasilkan maka semakin terbukanya pori-pori yang dihasilkan serta
menghasilkan diameter pori-pori yang semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa
proses aktivasi secara kimia dengan menggunakan HCl 1 M menyebabkan hilangnya zat
pengotor sehingga mampu meningkatkan luas permukaan spesifik pada zeolit alam.
Hasil kalibrasi menunjukkan nilai absorbansi dari larutan standar Fe. Nilai
absorbansi dan konsentrasi larutan standar Fe dibuat dalam bentuk grafik hubungan
absorbansi terhadap konsentrasi larutan standar Fe, dapat dilihat pada Gambar 2.
0,6
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12
Berdasarkan hasil uji karakteristik awal lindi, bahwa konsentrasi ion besi pada lindi
tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu Air Limbah. Oleh sebab
itu, perlu dilakukan pengolahan sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan
terutama cemaran logam berat pada lindi.
Penentuan waktu kontak optimum dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
waktu pengadukan menggunakan shaker terhadap hasil adsorspi dengan adsorben zeolit
alam teraktivasi. Hasil analisa ion besi pada sampel menunjukkan nilai konsentrasi besi
pada variasi waktu kontak tidak ada perbedaan yang signifikan dari nilai konsentrasi
besi yang dihasilkan setelah dilakukan uji Anova. Uji Anova (Analysis of Variance)
merupakan metode analisis untuk membandingkan perbedaan rata-rata atau uji
signifikasi pada nilai konsentrasi suatu unsur atau senyawa (Hanifah et al., 2019). Hasil
uji Anova pada variasi waktu kontak optimum menghasilkan nilai signifikan sebesar
0,914. Signifikan hasil uji lebih besar daripada taraf signifikan (0,05) sehingga tidak ada
perbedaan yang signifikan untuk konsentrasi besi tiap variasi waktu. Variasi waktu
kontak optimum ditentukan pada waktu yang lebih singkat yaitu 60 menit dari hasil uji
Anova. Hasil pengukuran ion besi dibuat dalam grafik hubungan efektivitas penyerapan
terhadap waktu (menit), dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.
Efektivitas Penyerapan Besi (%)
30
25
20
15
10
5
0
0 30 60 90 120 150 180
t (menit)
Gambar 3. Efektivitas penyerapan ion besi pada variasi waktu kontak optimum
Berdasarkan hasil efektivitas penyerapan ion besi pada Gambar 3 menunjukkan
bahwa setelah waktu 60 menit terjadi penurunan adsorpsi. Menurut Renni et al, 2018,
pada saat waktu optimum dicapai jumlah ion logam yang diadsorpsi pada menit
berikutnya mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan karena seiring
bertambahnya waktu maka proses adsorpsi semakin berkurang karena pori-pori pada
adsorben sudah jenuh dan telah terisi oleh ion besi yang diadsorpsi. Hal ini
menyebabkan pada menit berikutnya adsorben sudah tidak dapat mengadsorpsi ion besi
yang masih tersisa. Waktu optimum tercapai apabila peningkatan persentase adsorbat
yang teradsorpsi mencapai titik maksimal sehingga pada penambahan waktu kontak
adsorben cenderung melepas (desorpsi) ion besi yang teradsorpsi (Nasution et al.,
2015). Berdasarkan penelitian Hasan et al (2021) yang menggunakan manganese zeolit
sebagai adsorben untuk menyerap kandungan besi (Fe) dengan menerapkan proses
adsorpsi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa manganese zeolit dapat mengadsoprsi
ion Fe dengan waktu optimum 60 menit.
Massa adsorben merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas
adsorpsi. Hasil analisa ion besi menunjukkan nilai konsentrasi dari variasi massa
adsorben (0,25; 0,5; 0,75; 1 dan 1,25 gram) pada larutan sampel. Nilai konsentrasi ion
besi yang dihasilkan paling rendah yaitu 3,1140 ppm pada massa adsorben 1,25 gram.
Hal ini terjadi karena semakin banyak massa adsorben maka nilai konsentrasi semakin
576
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 2, 2023: 571 - 578
menurun. Hasil analisa ion besi pada sampel menunjukkan nilai konsentrasi besi pada
variasi massa adsorben ada perbedaan yang signifikan setelah dilakukan uji Anova.
Signifikan hasil uji pada variasi massa adsorben menghasilkan nilai 0,05, hal ini
membuktikan bahwa signifikan hasil uji sesuai dengan taraf signifikan. Nilai
konsentrasi hasil pengukuran ion besi dibuat dalam grafik hubungan efektivitas
penyerapan terhadap massa adsorben, dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
Efektivitas Penyerapan Besi (%) 60
50
40
30
20
10
0
0 0,25 0,5 0,75 1 1,25
Massa Adsorben (g)
Gambar 4. Efektivitas penyerapan ion besi pada variasi massa adsorben
Berdasarkan hasil efektivitas penyerapan ion besi pada Gambar 4 menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan nilai persentase yang dihasilkan pada massa adsorben 1,25
gram yaitu sebesar 50,61%. Peningkatan tersebut diakibatkan karena semakin banyak
zeolit alam yang digunakan maka semakin besar luas permukaan zeolit alam untuk
mengadsorpsi ion besi sehingga kapasitas penjerapannya lebih besar (Yoesoef et al.,
2018). Tetapi hasil efektivitas penyerapan ion besi pada massa adsorben 1,25 gram
masih belum optimal sehingga perlu dilakukan peningkatan massa adsorben untuk
mencapai efektivitas penyerapan yang optimal. Menurut penelitian Hasan et al (2021),
adsorpsi logam Fe menggunakan manganese zeolit sebagai adsorben memperoleh hasil
terbaik yaitu pada massa adsorben 1,5 gram dengan efesiensi sebesar 51,14%.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa zeolit alam
teraktivasi asam klorida (HCl) 1 M mampu menyerap ion besi yang terlarut pada lindi.
Penelitian ini menggunakan metode adsorpsi melalui proses pengadukan menggunakan
shaker dengan perbandingan 1 : 25 (g/mL) zeolit alam dan lindi. Proses adsorpsi oleh
zeolit alam teraktivasi dilakukan dalam variasi waktu kontak optimum dan massa
adsorben. Efektivitas penyerapan ion besi oleh adsorben zeolit alam teraktivasi HCl 1 M
pada waktu kontak optimum 60 menit dan massa adsorben 1,25 gram adalah sebesar
50,61%.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini maka disarankan
perlu dilakukannya penurunan kandungan ion besi pada lindi menggunakan metode
adsorpsi melalui bantuan adsorben zeolit alam teraktivasi HCl 1 M dengan
meningkatkan massa adsorben untuk mencapai efektivitas penyerapan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Al Muttaqii, M., Birawidha, D.C., Isnugroho, K., Amin, M., Hendronursito, Y.,
Istiqomah, A.D., Dewangga, D.P. 2019. Pengaruh Aktivasi Secara Kimia
577
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 2, 2023: 571 - 578
578