You are on page 1of 14

JURNAL HUKUM MAHASISWA

Volume. 02, Nomor 02, (2022)


ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

INFORMED CONSENT DALAM PENGGUNAAN LAYANAN PSIKOLOGI


DITINJAU DARI KUHPERDATA
Ni Made Ayriani Sukma Pramiari1), Kt. Sukawati Lanang P. Perbawa 2)
1,2
Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email: sukawatilanang@unmas.ac.id

Abstract
Article 20 of the Indonesian Psychological Code of Ethics explains the
provision of informed consent by psychologists to psychological clients. The
provision of informed consent can be stated in written or oral form if the
psychological client has the condition or vulnerability to provide written informed
consent. However, Article 20 of the Indonesian Psychological Code of Ethics does
not clearly state the condition or vulnerability to giving written informed consent.
The problem in this research is the conditions in the Indonesian psychological
code of ethics that may be vulnerable to giving written informed consent as well
as the position and legal power of informed consent in the Civil Code. The method
in this study uses a method with the type of normative legal research. The
conclusion in this study is that there are several concepts that might be used as a
reference to clarify the intent of the Indonesian Psychological Code of Ethics,
such as clients who are underage, clients are under guardianship, clients
experience thinking disorders or mental disorders, and clients are victims of
bullying. , victims of rape, victims of harassment, and other conflict situations.
Informed consent is an agreement or agreement between a psychologist and his
client when reviewed based on the Civil Code, then informed consent is required
to fulfill the legal requirements of an agreement stated in Article 1320 of the Civil
Code, so that informed consent can be evidence of a valid agreement.

Keywords: informed consent, psychology, the Civil Code.


Abstrak
Pada Pasal 20 Kode Etik Psikologi Indonesia menjelaskan mengenai
pemberian informed consent oleh psikolog kepada klien psikologi. Pemberian
informed consent tersebut dapat tertuang dalam bentuk tertulis maupun lisan jika
klien psikologi memiliki kondisi atau kerentanan untuk memberikan informed
consent secara tertulis. Namun, di dalam Pasal 20 Kode Etik Psikologi Indonesia
tersebut tidak dicantumkan secara jelas mengenai kondisi atau kerentanan untuk
memberikan informed consent secara tertulis tersebut. Permasalahan dalam
penelitian ini adalahkondisi dalam kode etik psikologi indonesia yang mungkin
rentan memberikan informed consent secara tertulis serta kedudukan dan kekuatan
hukum informed consent dalam KUHPerdata. Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode dengan jenis penelitian hukum normatif. Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah terdapat beberapa konsep yang mungkin dapat
digunakan sebagai acuan untuk memperjelas maksud dari Kode Etik Psikologi
Indonesia tersebut, seperti klien di bawah umur, klien sedang berada di bawah

458
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id
pengampuan, klien mengalami gangguan berpikir atau gangguan mental, dan
klien sebagai korban bully, korban pemerkosaan, korban pelecehan, dan situasi
konflik lainnya.Informed consent sebagai perjanjian atau kesepakatan antara
psikolog dan kliennya apabila ditinjau berdasarkan KUHPerdata, maka informed
consent wajib untuk memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yang
tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata, sehingga informed consent dapat
menjadi bukti perjanjian yang sah.

Kata kunci: informed consent, psikologi, KUHPerdata.

A. Pendahuluan terutama di masa pandemi Covid-19


Undang-Undang Nomor 36 yang kini tengah melanda seluruh
Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dunia.
secara lebih luas dan komprehensif Kesehatan jiwa merupakan salah
mengamanatkan bahwa kesehatan satu dampak negatif dari pandemi
merupakan suatu kondisi yang harus Covid-19, banyak masyarakat yang
dilaksanakan oleh negara dan negara mengalami permasalahan seperti
menjamin kesehatan bagi seluruh permasalahan finansial, beban kerja
masyarakat guna tercapainya derajat ganda yang dialami orang dewasa
kesehatan masyarakat yang setinggi- saat bekerja dengan sistem Work
tingginya. Pemerintah memiliki from Home (WFH) yaitu antara
kewajiban untuk menjamin unsur- pekerjaan kantor yang dilakukan di
unsur pembangunan kesehatan rumah dengan pekerjaan rumah itu
berfungsi dengan optimal melalui sendiri sehingga menyebabkan stress,
berbagai produk hukum yang khawatir berlebihan, dan ketakutan.
menjadi landasan terhadap Selain itu, berlakunya social
pelaksanaan fungsi distancing dan physical distancing
tersebut.Masyarakat memiliki hak menyebabkan masyarakat merasa
untuk mendapatkan jaminan dan jenuh akibat suasana yang monoton
pelayanan kesehatan sesuai dengan karena ruang gerak yang terbatas dan
Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang tidak mampu menuangkan pemikiran
Dasar Negara Republik Indonesia serta perasaan mereka secara bebas.
Tahun 1945, dimana tidak hanya Pelayanan kesehatan jiwa sangat
kesehatan tubuh, kesehatan jiwa juga diperlukan khususnya di masa
menjadi prioritas masyarakat saat ini pandemi Covid-19 saat ini untuk

459
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

menangani permasalahan kesehatan sebagai kelengkapan sebelum


jiwa yang dialami masyarakat. melakukan tindakan konseling
Dengan adanya hak tersebut, maka kepada kliennya demi mencegah
akan tercipta sebuah hubungan antara timbulnya suatu kerugian bagi para
tenaga pelayanan kesehatan jiwa, pihak. Informed consent sangat
yaitu psikolog dengan kliennya. berhubungan erat dengan etika
Dalam hubungan antara psikolog biomedis yang dikenal dalam empat
dengan kliennya tersebut terdapat (4) bentuk prinsip, yaitu berbuat baik
mengenai hak dan kewajiban di (beneficence), tidak merugikan (non
antara kedua belah pihak yang sudah maleficence), menghargai otonomi
disepakati melalui sebuah pasien (autonomy), dan adil
persetujuan, baik secara tertulis (justice).1
maupun tidak tertulis. Persetujuan Umumnya, sebuah informed
antara psikolog dengan kliennya consent dalam pelayanan psikologi
(informed consent) dibuat dengan tertuang dalam bentuk tertulis dan
tujuan untuk menghargai hak lisan. Namun, terdapat pula 2 (dua)
pengguna layanan psikologi untuk bentuk lain dari informed consent
melibatkan diri atau tidak dalam yang umum dikenal dalam pelayanan
proses konseling yang akan dijalani. kesehatan, yaitu implied consent
Informed consent berdasarkan Pasal (dianggap diberikan) dan expressed
20 Kode Etik Psikologi Indonesia consent (dinyatakan).2Informed
merupakan persetujuan seseorang consent merupakan suatu bentuk
yang akan menjalani proses di perlindungan hukum terhadap para
bidang psikologi, baik itu penelitian, pihak yang kerap dianggap hanya
pendidikan dan/atau sebagai formalitas dalam SOP
pelatihan/asesmen, intervensi 1
Rona Utami, et.al., 2020, Analisis
psikologi, dan konseling atau Etika Biomedis Terhadap Pasien
Transgender Dalam Mengakses Layanan
psikoterapi. Kesehatan di Yogyakarta, Jurnal Filsafat,
Volume 30 Nomor 1, ISSN: 2528-6811,
Informed consent pada saat ini hlm.81.
2
Yanuar Amin, 2017, Etika Profesi
yakni suatu hal penting yang menjadi
dan Hukum Kesehatan, E-Book, Badan
sebuah keharusan bagi psikolog Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan, hlm. 169.

460
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

(Standard Operating Procedure) sehingga dikatakan rentan


atau prosedur operasi standar. Dalam memberikan informed consent secara
praktik pelayanan psikologi, tertulis.
informed consent sangat berperan Berdasarkan sebagaimana yang
dalam melindungi hak-hak pengguna telah dijelaskan di atas, maka penulis
jasa layanan psikologi, maka dari itu tertarik untuk menyusun suatu
sangat penting bagi psikolog penulisan mengenai ketidakjelasan
dan/atau ilmuwan psikologi untuk kondisi yang dimaksud dalam Kode
memberikan informasi secara jujur Etik Psikologi Indonesia sehingga
dengan menggunakan bahasa yang tidak dapat memberikan informed
mudah dimengerti oleh orang awam. consent secara tertulis, serta
Informed consent dalam mengenai kedudukan dan kekuatan
pelayanan psikologi sendiri tidak informed consent dalam
diatur secara khusus dan eksplisit KUHPerdata.
dalam KUHPerdata, namun dalam
informed consent terkandung unsur- B. Metode Penelitian
unsur yang ada dalam sebuah Jenis penelitian yang digunakan
perjanjian. Dalam Kode Etik
penulis dalam penulisan jurnal ini
Psikologi Indonesia telah diatur
yaitu penelitian hukum normatif.
dengan jelas mengenai pelaksanaan Penelitian hukum normatif (legal
dari informed consent tersebut, research) merupakan studi dokumen,
namun terdapat sebuah permasalahan
yakni menggunakan sumber bahan
yang muncul terkait kekaburan
hukum yang berupa peraturan
norma (vague of norm) dalam Pasal perundang-undangan,keputusan
20 Kode Etik Psikologi Indonesia dan/atau ketetapan pengadilan,
mengenai ketidakjelasan konotasi kontrak/perjanjian/akad, teori
bahasa mengenai “kondisinya atau hukum, dan pendapat para sarjana.3
yang mungkin rentan memberikan Pendekatan yang digunakan dalam
informed consent secara tertulis”.
Sehingga menimbulkan ambiguitas 3
Muhaimin, 2020, Metode
tentang kondisi yang bagaimana Penelitian Hukum, Mataram University
Press, Mataram, E-Book, hlm. 45.

461
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

penulisan skripsi ini adalah informed consent turut berfungsi


pendekatan perundang-undangan untuk memberikan perlindungan agar
(statute approach) dilakukan dengan tidak dimanipulasi sebagai objek
menelaah semua peraturan kepentingan. Dalam hukum terdapat
perundang-undangan dan regulasi sebuah aturan yang memberikan
yang terkait dengan isu hukum yang perlindungan terhadap masyarakat
sedang diteliti4 dan pendekatan sebagai klien psikologi yang
konseptual (conseptual approach) menerima pelayanan kesehatan di
yang beranjak dari pandangan- bidang psikologi berdasarkan atas
pandangan dan doktrin-doktrin yang informasi yang diberikan oleh pihak
berkembang dalam ilmu hukum.5 psikolog. Maka, diperlukan sebuah
Sumber bahan hukum dalam informed consent dalam berbagai
penulisan ini diperoleh dari peraturan upaya penyembuhan dalam bidang
perundang-undangan, Kode Etik psikologi, yang memiliki arti bahwa
Psikologi, buku, jurnal, dan internet. harus ada persetujuan dari klien atas
dasar informasi dari psikolog.6
C. Pembahasan Dalam Kode Etik Psikologi
1. Kondisi Dalam Kode Etik Indonesia Pasal 20, telah tercantum
Psikologi Indonesia yang mengenai pemberian informed
Mungkin Rentan Memberikan consent oleh psikolog kepada klien
Informed Consent Secara yang dapat tertuang dalam bentuk
Tertulis tertulis maupun lisan. Di Indonesia
Pemberian informed consent sendiri masih banyak terdapat
dalam pelayanan psikologi tidak masyarakat yang memiliki latar
hanya berdasarkan pada kewajiban belakang yang terbatas
moral yang berkaitan dengan hak pendidikannya karena keterbatasan
asasi manusia sebagai individu yang
mempunyai tanggung jawab terhadap 6
Septi Aulia Marini, 2018, Tinjauan
Pelaksanaan Informed Consent Pada
kesehatannya sendiri, namun Tindakan Operasi Di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Haji Makassar Tahun
2018, Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
4
Muhaimin, Op.Cit., hlm. 57. Kesehatan, Universitas Islam Negeri
5
Ibid. Alauddin, Makassar, hlm. 2.

462
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

sosial dan ekonomi, dimana 1) Klien di bawah umur atau belum


memungkinkan bahwa masyarakat dewasa
tersebut memiliki keterbatasannya Belum dewasa dalam Pasal 330
seperti buta aksara dan tidak bisa KUHPerdata dijelaskan bahwa
menulis sehingga kesulitan dalam mereka yang belum mencapai
mencerna dan memahami isi dari umur genap 21 (dua puluh satu)
informed consent tersebut. Selain tahun, dan tidak lebih dahulu
mengenai terbatasnya pendidikan telah kawin. Apabila perkawinan
yang dialami oleh masyarakat itu dibubarkan sebelum umur
Indonesia, terdapat pula kondisi atau mereka genap 21 (dua puluh
hal-hal yang mungkin rentan untuk satu) tahun, maka mereka tidak
memberikan informed consent secara kembali lagi dalam kedudukan
tertulis yang kemudian akan belum dewasa. Setiap orang
dilakukan pelaksanaan informed yang belum dewasa dianggap
consent secara lisan oleh psikolog kurang cakap untuk mengerti
kepada kliennya berupa persetujuan informed consent dan
klien dengan menyatakan secara melakukannya secara tertulis.
verbal tetapi tidak menandatangani 2) Klien sedang berada di bawah
formulir tertulis. Di dalam Pasal 20 pengampuan
Kode Etik Psikologi Indonesia Dalam Pasal 433 KUHPerdata
tersebut tidak dicantumkan secara menyebutkan bahwa setiap
jelas mengenai kondisi atau hal-hal orang dewasa yang selalu dalam
yang mungkin rentan untuk keadaan dungu, sakit otak atau
memberikan informed consent secara mata gelap harus ditaruh di
tertulis, maka kemungkinan kondisi bawah pengampuan, bahkan
atau hal-hal yang mungkin rentan ketika ia kadang-kadang cakap
untuk memberikan informed consent menggunakan pikirannya, serta
secara tertulis tersebut diantaranya:7 orang dewasa yang sangat boros
layaknya ditaruh di bawah
7
Kevin Adrian, 2021, Mengetahui
Peran Psikolog terhadap Kesehatan peran-psikolog-terhadap-kesehatan-mental,
Mental, diakses pada tanggal 11 April 2022, pukul
https://www.alodokter.com/mengetahui- 10.24 WITA.

463
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

pengampuan pula. Setiap orang 4) Klien sebagai korban bully,


yang mengalami kondisi tersebut korban pemerkosaan, korban
dianggap tidak cakap dalam pelecehan, dan situasi konflik
melakukan suatu tindakan lainnya
hukum seperti menandatangani Klien yang pada dasarnya
informed consent dalam menjadi korban bully, korban
pelayanan psikologi, maka pemerkosaan, korban pelecehan,
informed consent akan diberikan dan situasi konflik lainnya tentu
secara lisan yang kemudian akan memiliki rasa traumanya
disaksikan oleh orang yang tersendiri yang kemudian
mengampunya sehingga menyebabkan klien enggan
kepentingan hukumnya tetap untuk melakukan persetujuan isi
bisa dipenuhi.8 dari informed consent secara
3) Klien mengalami gangguan tertulis tersebut. Dalam hal ini,
berpikir atau gangguan mental bisa saja klien akan diberikan
Klien yang mengalami kondisi pemahaman mengenai isi dari
ini sudah tentu tidak kompeten informed consent tersebut secara
untuk memberikan lisan oleh psikolog dan klien
persetujuannya terhadap bisa didampingi untuk
informed consent secara tertulis, membantu klien dalam
dimana klien mengalami memberikan penjelasan kepada
gangguan yang mungkin akan psikolog serta disaksikan oleh
menjadi penyebab klien tidak keluarga maupun kerabat
memahami isi dari informed dekatnya.
consent yang diberikan secara Terdapatnya kondisi atau hal-hal
tertulis tersebut. yang mungkin rentan untuk
memberikan informed consent secara
tertulis tersebut memiliki resiko
8
MYS/NEE, 2017, Manakala
Kurandus Sudah Sembuh, apabila tetap dipaksakan untuk
https://www.hukumonline.com/berita/a/man
akala-kurandus-sudah-sembuh-
melakukan pemberian informed
lt58c125c4cbf5d, diakses pada tanggal 11 consent secara tertulis. Salah satu hal
April 2022, pukul 17.33 WITA.

464
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

yang tercantum dalam informed Indonesia dikatakan bahwa setiap


consent baik secara tertulis maupun proses di bidang psikologi yang
lisan berdasarkan Pasal 20 Kode Etik meliputi penelitian/ pendidikan/
Psikologi Indonesia adalah jaminan pelatihan/ asesmen/ intervensi yang
kerahasiaan selama proses tersebut. melibatkan manusia harus disertai
Kerahasiaan identitas dan data diri dengan informed consent. Psikolog
serta hasil pemeriksaan psikologi memiliki etika profesi tersendiri
klien merupakan hak privasi klien dalam hal penyampaian mengenai
yang wajib dijamin oleh psikolog hasil dari pemeriksaan psikologi
dan tidak boleh dipublikasikan ketika klien, yang dapat dilihat dari cara
tidak ada persetujuan oleh klien. menjaga kerahasiaan klien dalam
Meskipun informed consent urusan pencatatan, penyimpanan,
dilakukan secara lisan oleh psikolog pemindahan, dan pemusnahan
dan kliennya, mengenai kerahasiaan catatan data di bawah pengawasan
data diri dan hasil pemeriksaan yang bisa dilakukan dalam bentuk
psikologi klien harus tetap dijaga tertulis atau lainnya.9
sebagaimanamestinya sehingga klien Informed consent dalam
tidak merasa dirugikan. pelayanan psikologi merupakan
Segala kondisi atau hal-hal yang suatu hubungan hukum, dimana
mungkin rentan yang dimiliki klien kedudukan antara psikolog dan
untuk memberikan informed consent kliennya adalah setara sebagai subjek
secara tertulis bukan berarti menjadi hukum yang masing-masing
hal yang dapat diabaikan begitu saja, pihaknya memiliki hak serta
kemudian tidak diberikannya kewajiban untuk dipatuhi selama
informed consent kepada klien perjanjian. Maka, keberadaan
psikologi. Ketiadaan informed informed consent baik yang
consent dalam pelayanan psikologi dilakukan secara tertulis maupun
merupakan sebuah hal yang fatal dan
9
Windar Ningsih dan Siti Urbayatun,
dapat dikatakan sebagai salah satu 2021, Etika Psikolog dalam Pengumpulan
dan Penyampaian Hasil Pemeriksaan
bentuk pelanggaran kode etik. Dalam
Psikologis (Tinjauan Aksiologi), Jurnal
Pasal 20 Kode Etik Psikologi Filsafat Indonesia, Volume 4 Nomor 1, E-
ISSN 2620-7982, hlm. 56.

465
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

lisan saat pelayanan psikologi memenuhi syarat-syarat sebagai


apabila dikaitkan dengan asas-asas perjanjian sesuai dengan yang diatur
perjanjian merupakan suatu hal yang oleh KUHPerdata.
penting dikarenakan mencakup hak Perjanjian antara psikolog
dan kewajiban para pihak untuk dengan kliennya dalam informed
memberikan sebuah kepastian consent merupakan perjanjian
hukum sesuai dengan asas kepastian inspanningsverbintenis, dikarenakan
hukum (pacta sunt servanda) serta dalam perjanjian tersebut seorang
untuk mencegah terjadinya kerugian psikolog hanya berkewajiban untuk
dan pelanggaran yang kemungkinan melakukan pelayanan kesehatan
akan dialami oleh para pihak. dengan kesungguhan dan
Kemudian, apabila dengan kondisi kemampuan yang dimiliki sesuai
atau hal-hal yang mungkin rentan dengan standar profesinya. Psikolog
yang dimiliki klien untuk tidak menjanjikan atau menjamin
memberikan informed consent secara bahwa klien akan sembuh atau
tertulis, tetap dilakukan pemberian terlepas dari permasalahan psikologis
informed consent tertulis maka yang dialami dan klien tidak bisa
informed consent tersebut memaksa psikolog untuk berjanji
berdasarkan konsep hukum menjamin kesembuhan atau
perjanjian bersifat dapat dibatalkan terlepasnya permasalahan psikologis
(voidable) karena klien dianggap klien.
tidak cakap untuk melaksanakan Pelaksanaan informed consent
sebuah perjanjian. dianggap benar jika persetujuan atau
2. Kedudukan dan Kekuatan penolakan mengenai tindakan
Hukum Informed Consent pelayanan psikologi diberikan dan
dalam KUHPerdata dinyatakan secara spesifik (the
Informed consent merupakan consent must be for what will be
perjanjian khusus dalam dunia actually performed), diberikan tanpa
kesehatan dan tidak diatur secara adanya paksaan (voluntary),
jelas dalam KUHPerdata. Namun, diberikan oleh seorang klien atau
informed consent harus tetap walinya yang sehat mental dan

466
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

berhak memberikannya dari segi Mengenai kedudukan dan


hukum, diberikan setelah kekuatan hukum informed consent
mendapatkan cukup informasi dan dalam aspek perjanjian, maka hal
penjelasan yang tersebut tertuang di dalam Pasal 1338
diperlukan.10Informed consent KUHPerdata yang merupakan
dimaksudkan untuk melindungi hak manifestasi dari asas pacta sunt
individual klien dari dari tindakan servanda dijelaskan bahwa segala
tidak sah atas integritasnya oleh perjanjian yang telah dibuat, dan/atau
psikolog. Informed consent juga ditandatangani oleh para pihak maka
dapat melindungi psikolog dari perjanjian tersebut berlaku sebagai
tuntutan pelanggaran hak atas undang-undang bagi yang
integritas pribadi klien sendiri. membuatnya yang dalam hal ini
Berdasarkan hal tersebut, informed adalah psikolog dan kliennya.
consent dapat menjadi suatu doktrin Berdasarkan hal tersebut, perjanjian
hukum apabila adanya kewajiban tersebut yaitu informed consent
hukum psikolog untuk memberikan memiliki kekuatan hukum yang sah
informasi dan kewajiban untuk dan mengikat sepanjang psikolog dan
mendapatkan persetujuan.11 klien psikolog mengakui dan setuju
atas informed consent tersebut.12
Perjanjian dalam informed
10
Sarsintorini Putra, 2001,
Inspanningsverbintenis dan consent terjadi ketika psikolog
Resultaatsverbintenis dalam Transaksi
menjelaskan mengenai tindakan
Terapeutik Kaitannya dengan UU No.8
Tahun 1999 tentang Perlindungan psikologi yang akan dijalankan dan
Konsumen, Jurnal Hukum IUS QUIA
IUSTUM, Volume 8 Nomor 18, hlm. 205. klien akan menandatangani lembaran
11
Rifa Fadlillah, 2014, Tanggung
Jawab Hukum Dokter Atas Tindakan
informed consent tersebut jika
Medis yang Dilakukannya Tanpa dilakukan secara tertulis, atau jika
Informed Consent Dalam Putusan
Mahkamah Agung No. 46
12
K/PDT/2006Dihubungkan Dengan Daniel Lesnussa, 2020,
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Kedudukan dan Kekuatan Hukum Dari
Tentang Praktek Kedokteran JO Perjanjian Tertulis yang Dibuat dan/atau
Peraturan Menteri Kesehatan No. Ditandatangani Oleh Para Pihak,
290/MENKES/PER/III/2008 Tentang https://www.dl-
Persetujuan Tindakan Kedokteran, advokat.com/2020/01/kedudukan-dan-
Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Islam kekuatan-hukum-dari.html, diakses pada
Bandung. tanggal 6 Maret 2022, pukul 14.18 WITA.

467
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

dilakukan secara lisan maka ketika bahwa sebuah perjanjian yakni


klien mengucapkan kata setuju atas infomed consent harus dibuat dalam
tindakan psikologi tersebut. Sehingga bentuk tertulis. Berdasarkan hal
menimbulkan persamaan kehendak tersebut, informed consent yang
antara para pihak yang akan dibuat secara lisan juga tetap
diwujudkan dalam tindakan memiliki kekuatan hukum yang sah
psikologi sesuai dengan apa yang dan mengikat para pihak yang
mereka sepakatkan melalui informed membuatnya, yakni psikolog dan
consent. Bentuk dari informed kliennya.13 Dapat dikatakan bahwa
consent dalam praktik pelayanan kekuatan mengikat dalam suatu
psikologi umumnya tertuang dalam perjanjian bukan berdasarkan bentuk
bentuk tertulis, sehingga sudah dari perjanjian tersebut, apakah
dipastikan memiliki kekuatan hukum dalam bentuk tertulis atau lisan.
yang sah. Namun, ada pula informed Kekuatan mengikat suatu perjanjian
consent dalam praktik pelayanan terletak pada terpenuhinya syarat-
psikologi yang berbentuk lisan syarat sahnya perjanjian sesuai
dikarenakan karena kondisi atau dengan yang tercantum dalam Pasal
keadaan tertentu, yang kemudian 1320 KUHPerdata.
informed consent tersebut dapat Apabila selama pelaksanaan
direkam sebagai dasar dari pembuatan kemudian pemberian
kesepakatan bahwa telah terjadi sampai akhirnya pada dilakukan
perjanjian antara psikolog dan penandatanganan informed consent
kliennya. oleh para pihak dilakukan sesuai
Infomed consent yang dibuat dengan syarat-syarat sahnya
dalam bentuk lisan tetap sah, selama perjanjian menurut KUHPerdata,
telah memenuhi syarat-syarat sahnya maka informed consent tersebut
sebuah perjanjian sesuai dengan yang
tercantum dalam Pasal 1320 13
Billy Dicko Stepanus Harefa dan
Tuhana, 2016, Kekuatan Hukum
KUHPerdata. Infomed consent secara Perjanjian Lisan Apabila Terjadi
Wanprestasi (Studi Putusan Pengadilan
lisan juga sah selama tidak ada Negeri Yogyakarta Nomor
undang-undang yang menentukan 44/Pdt.G/2015/PN.Yyk), Privat Law,
Volume IV Nomor 2, hlm. 117.

468
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

merupakan sebuah bentuk perjanjian Berdasarkan Pasal 1338


yang sah secara hukum. Bilamana, KUHPerdata dalam aspek perjanjian,
dalam pelaksanaan perjanjian kedudukan dan kekuatan hukum
tersebut terjadi wanprestasi yang mengenai informed consent baik
dilakukan oleh para pihaknya, maka yang dilakukan secara tertulis
informed consent yang telah maupun lisan, adalah berlaku sebagai
dilakukan sesuai dengan konsep undang-undang bagi psikolog dan
hukum perjanjian tersebut dapat kliennya. Dimana, informed consent
menjadi bukti yang kuat, nyata, dan tersebut dapat dijadikan sebagai
sah di Pengadilan. bukti sebuah perjanjian dalam
pelayanan psikologi yang akan dapat
D Simpulan dan Saran menunjukkan bahwa perjanjian atau
1. Simpulan kesepakatan tersebut telah terjadi
Terdapat beberapa konsep yang diantara para pihaknya.
mungkin bisa digunakan untuk 2. Saran
memperjelas maksud dari Kode Etik Perlunya ditegakkan regulasi
Psikologi Indonesia tersebut, seperti
yang lebih eksplisit seperti Undang-
klien di bawah umur, klien sedang
berada di bawah pengampuan, klien Undang Profesi Psikologi untuk
mengalami gangguan berpikir atau mengatur secara lebih jelas mengenai
gangguan mental, dan klien sebagai
informed consent dalam pelayanan
korban bully, korban pemerkosaan,
korban pelecehan, dan situasi konflik psikologi terutama mengenai kondisi
lainnya. Informed consent atau yang mungkin rentan untuk
merupakan suatu hal penting dan
memberikan informed consent secara
wajib diberikan oleh psikolog kepada
kliennya sebelum dilaksanakannya tertulis serta jika tidak diberikannya
pelayanan psikologi yang menjadi informed consent agar lebih
dasar untuk bertindak saat pelayanan
menjamin perlindungan hukum yang
psikologi.
akan didapatkan oleh para pihak

469
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

apabila terjadi hal yang tidak Rona Utami, et.al., 2020, Analisis
Etika Biomedis Terhadap Pasien
diinginkan dikemudian hari. Serta Transgender Dalam Mengakses
Layanan Kesehatan di
perlunya penambahan pengaturan Yogyakarta, Jurnal Filsafat,
Volume 30 Nomor 1, ISSN:
mengenai kedudukan dan kekuatan 2528-6811.
Sarsintorini Putra, 2001,
informed consent saat pelayanan Inspanningsverbintenis dan
Resultaatsverbintenis dalam
psikologidalam hukum perjanjian, Transaksi Terapeutik Kaitannya
dengan UU No.8 Tahun 1999
sehingga kedudukan dan kekuatan tentang Perlindungan
Konsumen, Jurnal Hukum IUS
hukum informed consent dalam QUIA IUSTUM, Volume 8
Nomor 18.
pelayanan psikologi lebih jelas dan Windar Ningsih dan Siti Urbayatun,
2021, Etika Psikolog dalam
pasti dalam penerapannya. Pengumpulan dan Penyampaian
Hasil Pemeriksaan Psikologis
Daftar Pustaka (Tinjauan Aksiologi), Jurnal
Filsafat Indonesia, Volume 4
Buku Nomor 1, E-ISSN 2620-7982.
Muhaimin, 2020, Metode Penelitian
Hukum,E-Book,Mataram Skripsi/Tesis/Disertasi
University Press, Mataram. Rifa Fadlillah, 2014, Tanggung
Yanuar Amin, 2017, Etika Profesi Jawab Hukum Dokter Atas
dan Hukum Kesehatan, E-Book, Tindakan Medis yang
Badan Pengembangan dan Dilakukannya Tanpa Informed
Pemberdayaan Sumber Daya Consent Dalam Putusan
Manusia Kesehatan. Mahkamah Agung No. 46
K/PDT/2006Dihubungkan
Jurnal Dengan Undang-Undang No.
Tuhana, 2016, Kekuatan Hukum 29 Tahun 2004 Tentang
Perjanjian Lisan Apabila Praktek Kedokteran jo
Terjadi Wanprestasi (Studi Peraturan Menteri Kesehatan
Putusan Pengadilan Negeri No.
Yogyakarta Nomor 290/MENKES/PER/III/2008
44/Pdt.G/2015/PN.Yyk), Privat Tentang Persetujuan
Law, Volume IV Nomor 2. Tindakan Kedokteran, Skripsi,
Evy Savitri Gani, 2018, Tinjauan Fakultas Hukum, Universitas
Yuridis Kedudukan Hukum Para Islam Bandung.
Pihak Dalam Perjanjian Septi Aulia Marini, 2018, Tinjauan
Terapeutik, Jurnal Takhkim, Pelaksanaan Informed Consent
Volume XIV Nomor 2. Pada Tindakan Operasi Di
Instalasi Gawat Darurat

470
JURNAL MAHASISWA HUKUM SARASWATI (JUMAHA)
Volume. 02, Nomor 02, (2022)
ISSN (Online): 2808-6864
FAKULTAS HUKUM UNMAS DENPASAR
Doi:https://doihttps://doi.org/10.36733/jhm.v1i2, .https://e-journal.unmas.ac.id

RSUD Haji Makassar Tahun Kode Etik Himpunan Psikologi


2018, Skripsi, Fakultas Indonesia 2010.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri
Alauddin, Makassar.

Internet
Daniel Lesnussa, 2020, “Kedudukan
dan Kekuatan Hukum Dari
Perjanjian Tertulis yang Dibuat
dan/atau Ditandatangani Oleh
Para Pihak”, https://www.dl-
advokat.com/2020/01/keduduka
n-dan-kekuatan-hukum-
dari.html, diakses pada tanggal 6
Maret 2022, pukul 14.18 WITA.
Kevin Adrian, 2021, “Mengetahui
Peran Psikolog terhadap
Kesehatan Mental”,
https://www.alodokter.com/men
getahui-peran-psikolog-
terhadap-kesehatan-mental,
diakses pada tanggal 11 April
2022, pukul 10.24 WITA.
MYS/NEE, 2017, “Manakala
Kurandus Sudah
Sembuh”,https://www.hukumonl
ine.com/berita/a/manakala-
kurandus-sudah-sembuh-
lt58c125c4cbf5d, diakses pada
tanggal 11 April 2022, pukul
17.33 WITA.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063.

471

You might also like