You are on page 1of 10

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO)

INDONESIA KE UNI EROPA


Oleh : Drs. Jhon Hardy, M.Si
Dosen : Tetap Politeknik Unggul LP3M

Abstract : European Union (UE) is one of strategic alternative markets for


Indonesia products especially for forest products and Crude Palm Oil (CPO).
European Union is one of strategic alternative markers compared with other
existing markets. Thus, the market can be expanded to other countries widely.
Based on data of Oil World Annual & MBOP, the export of Indonesia on CPO
(Crude Palm Oil) to some destination countries from 2002 until 2009 indicates
that Indonesia's main exporting markets are namely European Union, India and
China. In 2002 and 2007 the European Union is the second largest market for
Indonesia, but starting from 2008, the EU (European Union) market has become
a major market of Indonesia though Europe Union applies restricted policies on
CPO (Crude Palm Oil) importing. The used data is secondary data which is
obtained form Oil World Annual & MPOB, Statistical Centre, Bank of Indonesia
(BI), World Bank, EBB of European Union (EU) and supporting data sources in
2000 until 2009. This research applies similarity structure known as Path
Analysis which is equipped by AMOS Application or Analysis of Moment
Structure. The result of this research indicates that exchange rate impacts
possitively but not significantlly, domestic production of CPO impacts negativelly
and insignificantly and world CPO prices impact possitvelly and significantlly
towards export price of CPO. The export price of CPO impacts positively but
insignificantly, exchange rate impacts positively and significantly, domestic
production of CPO impacts positively and significantly, world price of CPO
impacts negatively and insignificantly, per capita income impacts negatively and
significantly, production of edible oil impacts positively and significantly, and
World Crude Oil prices impacts negatively and significantly towards CPO exports
of Indonesia.

Keyword : Exchange rate, Domestic Production of CPO, World CPO Prices,


CPO Export prices, Per capita income, Edible Oil and World Crude
Oil.

PENDAHULUAN sawit yang telah dikenal di Indonesia


1.1. Latar Belakang sejak jaman Belanda. Sedangkan
Pertanian dan perkebunan hilirnya, minyak sawit dan inti sawit
merupakan sektor utama yang tersebut dapat diolah lebih lanjut dan
membentuk perekonomian bagi akan menghasilkan minyak goreng
masyarakat Indonesia. Salah satu (olein), mentega dan bahan baku
sektor agroindustri yang cendrung sabun (stearin). Lebih ke hilir lagi,
berkembang dan memiliki prospek komoditi ini dapat menghasilkan
baik ke depan adalah Perkebunan ratusan produk turunan lainnya yang
Kelapa Sawit. Dilihat dari proses secara umum dikonsumsi masyarakat
awalnya, tanaman kelapa sawit dunia saat ini. Dan saat ini salah satu
sebagai tanaman keras akan perkembangan produk turunan
menghasilkan minyak sawit dan inti kelapa sawit adalah bahan bakar

100
minyak, dimana dengan konsumsi minyak diesel untuk
ditemukannya teknologi ini otomatis transportasi pada tahun 2010.
kebutuhan CPO sebagai produk Berdasarkan hasil data yang
turunan pertama kelapa sawit diperoleh, sehingga peneliti
meningkat tajam yang pada akhirnya beranggapan perlu untuk meneliti
mendorong kenaikan harga CPO di sejauh mana pengaruh ekspor CPO
pasar internasional (Pahan Iyung. Indonesia ke Uni Eropa, serta
2006). bagaimana arah hubungan tersebut,
Ekspor CPO Indonesia ke maka judul yang diajukan penulis
beberapa Negara tujuan tahun 2002 dalam penelitian ini adalah “Analisis
sampai dengan 2009 menunjukkan Determinan Ekspor Crude Palm Oil
bahwa pasar ekspor utama Indonesia (CPO) Indonesia ke Uni Eropa”.
adalah Uni Eropa, India dan China.
Pada tahun 2002 sampai dengan TINJAUAN PUSTAKA
2007 Uni Eropa adalah pasar terbesar 2.1. Kajian Ekspor
kedua bagi Indonesia, namun mulai Ekspor dan impor suatu negara
pada tahun 2008 pasar Uni Eropa terjadi karena adanya manfaat yang
sudah menjadi pasar utama bagi diperoleh akibat transaksi
Indonesia, hal ini menunjukkan perdagangan luar negeri.
bahwa masih cerahnya pasar Uni Perdagangan dapat juga
Eropa bagi Indonesia, walaupun Uni memperbesar kapasitas konsumsi
Eropa menerapkan beberapa suatu negara serta membantu
kebijakan mengenai impor CPO. berbagai usaha untuk melakukan
Produk turunan utama dari pembangunan dan meningkatkan
CPO yang di produksi oleh Uni peranan sector yang mempunyai
Eropa yaitu minyak makan. keunggulan komparatif karena
berdasarkan data Oil World, efisiensi dalam faktor-faktor
produksi minyak makan (edible oil) produksi.
Uni Eropa menurun dari 17,08 juta
ton di tahun 2000 menjadi menjadi 2.2. Perdagangan Internasional
16,8 juta ton pada tahun 2003. Di banyak negara, perdagangan
Kemudian mulai tahun 2004 internasional menjadi salah satu
produksi minyak makan (edible oil) faktor utama untuk meningkatkan
Uni Eropa meningkat dari 16,9 juta GDP. Meskipun perdagangan
ton pada tahun 2004 hingga internasional telah terjadi selama
mencapai 18,9 juta ton pada tahun ribuan tahun, dampaknya terhadap
2009. Peningkatan ini seiring dengan kepentingan ekonomi, sosial, dan
peningkatan jumlah penduduk Uni politik baru dirasakan beberapa abad
Eropa yang secara langsung dapat belakangan. Perdagangan
meningkatkan kebutuhan akan internasional pun turut mendorong
minyak makan Uni Eropa. Industrialisasi, kemajuan
Produk turunan lainnya yang transportasi, globalisasi, dan
sedang dikembangkan oleh Uni kehadiran perusahaan multinasional.
Eropa adalah Biodiesel. Uni Eropa
merupakan produsen dan pasar 2.3. Permintaan dan Penawaran
biodiesel terbesar di dunia dengan Ekspor
target pasar sebesar 5,75% dari total Menurut Papas dan Mark
Hirshey (1995), menyatakan bahwa

101
permintaan adalah sejumlah barang devaluasi. Sedangkan dari sisi
dan jasa yang dibeli oleh konsumen penawaran, ekspor dipengaruhi oleh
selama periode tertentu berdasarkan harga ekspor, harga domestik, nilai
situasi dan kondisi tertentu. Menurut tukar riil, kapasitas produksi yang
Papas dan Mark Hirshey (1995), bisa diproksi melalui investasi, impor
terdapat dua (2) model dasar dalam bahan baku, dan kebijakan
permintaan, yang pertama adalah deregulasi.
permintaan langsung yang dikenal
sebagai teori konsumen, dan yang 2.4. Kerangka Konseptual
kedua adalah permintaan turunan
yaitu permintaan atas bahan baku NT
sebagai input didalam pembuatan
suatu barang atau jasa yang diminta
untuk didistribusikan menjadi produk PCD
lainnya. HE Y
Secara teoritis ekspor suatu
barang dipengaruhi oleh suatu HD
penawaran (supply) dan permintaan
(demand). Dalam teori perdagangan
PP
internasional disebutkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor dapat dilihat dari sisi PMM
permintaan dan sisi penawaran
(Krugman dan Obstfeld, 2000;
Salvatore, 1996). Dari sisi HMD
permintaan, ekspor dipengaruhi oleh
harga ekspor, nilai tukar riil,
pendapatan dunia dan kebijakan Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN Analyis yang dibantu dengan


3.1. Model Analisis program aplikasi AMOS atau
Dalam menganalisis besarnya Analysis of Moment Structure.
pengaruh variabel-variabel bebas Secara matematis model
terhadap variabel tidak bebas, analisis dapat dituliskan melalui
penelitian ini menggunakan fungsi sebagai berikut :
persamaan struktural yaitu Path
Y = f (NT, PCD, HD, HE, PP, PMM, HMD)
Dari fungsi tersebut dibuat langsung dan pengaruh total yang
persamaan pengaruh langsung, tidak dituliskan sebagai berikut :
 Pengaruh langsung
HE = β1NT + β2PCD + β3HD + e1
Y = β4HE + β5PP + β6PMM + β7HMD + e2
 Pengaruh tidak langsung
Y = β1NT + β2PCD + β3HD + β4HE + e3
 Pengaruh Total
Y = β1NT + β2PCD + β3HD + β4HE + β5PP + β6PMM + β7HMD + e4

102
Di mana :
Y = Ekspor CPO Indonesia ke UE (Ton)
NT = Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD)
PCD = Produksi CPO Domestik (Ton/Tahun)
HD = Harga CPO Dunia (USD/Kg)
HE = Harga Ekspor CPO (USD/Ton)
PP = Pendapatan Perkapita UE (USD/Tahun)
PMM = Produksi Minyak Makan UE (Ton/Tahun)
HMD = Harga Minyak Mentah Dunia (USD/Barrel)
1 - 7 = Koefisien Regresi
e1, e4 = Term of error

3.2. Variabel Penelitian akibat langsung dan tidak langsung


Berdasarkan kerangka seperangkat variabel, sebagai
konseptual, maka variabel variabel penyebab, terhadap variabel
dikelompokkan kedalam tiga lainnya yang merupakan variabel
kelompok, yaitu : akibat.
 Variabel terikat (dependent
variabel) yaitu Ekspor CPO 3.3.1. Uji Asumsi
 Variabel antara (intervening Pada langkah ini akan
variabel) yaitu Harga Ekspor dilakukan evaluasi terhadap
CPO kesesuaian model, tmelalui telaah
 Variabel bebasnya terhadap berbagai criteria goodness
(independent variabel) yaitu Nilai of fit.
Tukar Rupiah, Produksi CPO 1. Asumsi Path Analysis
Domestik, Harga CPO Dunia, 2. Uji Kesesuaian dan uji Statistik
Pendapatan Perkapita, Produksi 3. Uji Reabilitas
Minyak Makan, Harga Minyak 4. Interprestasi dan Modifikasi
Mentah Dunia Model

3.3. Metode Path Analysis


Analisis jalur (Path Analysis)
dikembangkan oleh Sewall Wright 3.3.2. Uji Statistik
(1934). Path analysis digunakan Pada langkah uji statistic ini
apabila secara teori kita yakin dilakukan evaluasi terhadap
berhadapan dengan masalah yang kesesuaian model melalui telaah
berhubungan sebab akibat. terhadap berbagai kriteria goodness
Tujuannya adalah menerangkan of fit, dilakukan dengan :
Tabel 3.1. Indeks Pengujian Kelayakan Model
No Goodness of Fit Index Cut-off Value
1 Chi-square Diharapkan kecil
2 Significanced Probability ≥ 0,05
3 RMSEA ≤ 0,08
4 GFI ≥ 0,90
5 AGFI ≥ 0,90
6 CMIN/DF ≤ 2,00

103
No Goodness of Fit Index Cut-off Value
7 TLI ≥ 0,95
8 CFI ≥ 0,95
Sumber : Hair (1992), Arbukle (1977)

3.3.3. Uji Hipotesis dan Uji 2. Printout program Amos juga akan
Hubungan diamati, hubungan antara variable
1. Pengaruh langsung diamati dari dengan melihat efek langsung dan
bobot regresi terstandar, dengan efek tidak langsung serta efek
pengujian signifikansi totalnya.
pembandingan nilai CR (p ≥ 0,05)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Tabel 4.3. Hasil Komputerisasi Criteria Goodness of Fit Indices Model
No Goodness of Fit Index Cut-off Value Hasil Model Keterangan
1 Chi-square Diharapkan kecil 0,273 Baik
2 Probability ≥ 0,05 0,351 Baik
3 RMSEA ≤ 0,08 0,048 Baik
4 GFI ≥ 0,90 0,979 Baik
5 TLI ≥ 0,95 0,950 Baik
6 CFI ≥ 0,95 0,995 Baik
Sumber : Hair (1992), Arbukle (1977)

Koefisien jalur yang a. Nilai tukar terhadap ekspor CPO


ditunjukkan terdapat 4 (empat) jalur b. Produksi CPO domestik terhadap
yang alurnya terputus, disebabkan ekspor CPO
koefisien yang diperoleh c. Harga CPO dunia terhadap harga
menunjukkan pengaruhnya tidak ekspor CPO
bermakna (p ≥ 0,050), jalur tersebut d. Pendapatan perkapita terhadap
adalah : ekspor CPO
a. Nilai tukar terhadap harga ekspor e. Produksi minyak makan
CPO terhadap ekspor CPO
b. Produksi CPO domestik terhadap f. Harga minyak mentah dunia
harga ekspor CPO terhadap ekspor CPO
c. Harga CPO dunia terhadap ekspor
CPO 4.1. Pengaruh nilai tukar terhadap
d. Harga ekspor CPO terhadap harga ekspor CPO
ekspor CPO Hasil analisis menunjukkan
Jalur yang lainnya sebanyak 6 bahwa pengaruh nilai tukar terhadap
(enam) jalur tidak ada yang terputus, harga ekspor CPO adalah positif dan
karena seluruh koefisien jalur yang tidak signifikan sebesar 1,2%. Hasil
diperoleh menunjukkan hubungan temuan ini sesuai dengan hipotesis
sebab akibat yang bermakna (p ≥ penelitian yang memiliki pengaruh
0,050). Keenam jalur tersebut positif terhadap perkembangan harga
adalah: ekspor CPO.

104
Perubahan nilai tukar dapat harga CPO dunia akan berpengaruh
terjadi setiap harinya yang tidak terhadap penentuan harga ekspor
dapat diprediksi pastinya setiap nilai CPO.
perubahan, tetapi untuk harga ekspor Harga Ekspor adalah harga
CPO sudah ditentukan sebelumnya yang ditetapkan Menteri Keuangan
dan dalam periode kedepannya setiap akhir bulan berdasarkan harga
karena telah diorder terlebih dahulu rata-rata di pasar internasional 2
meliputi harga ekspor maupun (dua) minggu terakhir berupa harga
volume ekspor. Maka berapapun FOB untuk menghitung Pajak
nilai tukar yang terjadi tidak Ekspor terhadap barang. Maka dalam
mempengaruhi harga ekspor. hal ini harga ekspor CPO disesuaikan
dengan perkembangan harga CPO di
4.2. Pengaruh produksi CPO pasar internasional.
domestik terhadap harga
ekspor CPO 4.4. Pengaruh harga ekspor CPO
Hasil analisis menunjukkan terhadap ekspor CPO
bahwa pengaruh produksi CPO Indonesia
domestik terhadap harga ekspor CPO Hasil analisis menunjukkan
adalah negatif dan tidak signifikan bahwa pengaruh harga ekspor CPO
sebesar 3,4%. Hasil temuan ini terhadap ekspor CPO Indonesia tidak
sesuai dengan hipotesis penelitian signifikan secara positif sebesar
yaitu bersifat negatif tetapi tidak 16,4%. Hasil penelitian
memiliki pengaruh terhadap menunjukkan bahwa telah sesuai
perkembangan harga ekspor CPO. dengan hipotesa penelitian yang
Pada hasil penelitian ini tidak adanya memiliki hubungan positif harga
pengaruh bagi produksi CPO ekspor CPO terhadap ekspor CPO
domestik terhadap harga ekspor CPO Indonesia. Namun hal ini tidak
dikarenakan besar kecilnya produksi adanya pengaruh harga ekspor CPO
CPO domestik yang akan dieskpor, terhadap ekspor CPO Indonesia ke
harga ekspor telah ditentukan Uni Eropa.
sebelumnya maupun untuk
kedepannya sesuai dengan perjanjian 4.5. Pengaruh nilai tukar terhadap
kontrak kerjasama antara Indonesia ekspor CPO Indonesia
dengan Uni Eropa. Hasil analisis menunjukkan
bahwa pengaruh nilai tukar terhadap
4.3. Pengaruh harga CPO dunia ekspor CPO Indonesia signifikan
terhadap harga ekspor CPO secara positif sebesar 2,8%.
Hasil analisis menunjukkan Perdagangan internasional
bahwa pengaruh harga CPO dunia yang menggunakan mata uang USD
terhadap harga ekspor CPO adalah sebagai alat pembayaran membuat
positif dan signifikan sebesar para eksportir sangat tergantung pada
101,5%. Hasil temuan ini sesuai fluktuasi nilai valuta asing tersebut.
dengan hipotesis penelitian dan Jika mata uang dalam negeri
memiliki pengaruh terhadap melemah terhadap USD, maka harga
perkembangan harga ekspor CPO. jual akan menjadi lebih murah diluar
Terjadi hubungan yang positif negeri. Hal ini akan mendorong
terhadap perubahan harga ekspor, semangat dari para eksportir,
maka terjadinya apresiasi di kedua khususnya para eksportir CPO untuk
perubahan. Dalam hal ini perubahan lebih giat memasarkan produk-

105
produknya. Kondisi ini juga akan memiliki pengaruh yang tidak
mendorong importir untuk signifikan.
menambah permintaan barang, Permintaan CPO dunia yang
sehingga memberikan insentif bagi cukup tinggi khususnya Uni Eropa
eksportir untuk memperbesar secara langsung tidak akan
ekspornya. mengurungkan niat Uni Eropa untuk
mengimpor CPO dari Indonesia,
4.6. Pengaruh produksi CPO berapapun harganya. Dengan adanya
domestik terhadap ekspor perjanjian kontrak sebelumnya antara
CPO Indonesia Negara pengekspor dan pengimpor
Hasil analisis menunjukkan terjadi kesepakatan untuk harga dan
bahwa pengaruh produksi CPO volume ekspor, maka harga yang
domestik terhadap ekspor CPO terjadi tidak berpengaruh terhadap
Indonesia signifikan secara positif volume ekspor.
sebesar 93,4%. Dalam hal ini
produksi minyak sawit Indonesia 4.8. Pengaruh pendapatan
telah memiliki pangsa pasar yang perkapita Uni Eropa terhadap
cukup dipertimbangkan, karena saat ekspor CPO Indonesia
ini Indonesia telah menjadi produsen Hasil analisis menunjukkan
minyak sawit terbesar di dunia, dan bahwa pengaruh pendapatan
telah mendapat kepercayaan dunia perkapita Uni Eropa terhadap ekspor
bahwa kualitas ekspor minyak sawit CPO Indonesia signifikan secara
Indonesia cukup bagus. Hal ini negatif sebesar 18,7%.
terlihat dari Uni Eropa merupakan Hal ini sesuai dengan hasil
Negara-negara pengimpor minyak penelitian dengan pendapatan
sawit terbesar bagi Indonesia. perkapita Uni Eropa terhadap ekspor
Sedangkan Uni Eropa sendiri sangat CPO Indonesia, karena hasil analisis
selektif bagi penerimaan impor adalah signifikan secara negatif.
minyak sawit dari luar Uni Eropa Kondisi ini mengakibatkan
karena mereka memiliki aturan terjadinya depresiasi antara kedua
mengenai standard kualitas demi hubungan tersebut. Hal ini
menjaga lingkungan. menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan perkapita tidak diiringi
4.7. Pengaruh harga CPO dunia oleh peningkatan ekspor CPO
terhadap ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa, karena
Indonesia pendapatan perkapita Uni Eropa
Hasil analisis lah menunjukkan mulai tahun 2000 tidak begitu
bahwa pengaruh harga CPO dunia meningkat secara signifikan,
terhadap ekspor CPO Indonesia tidak sedangkan mulai di tahun 2000,
signifikan secara negative sebesar Negara yang masuk ke dalam Uni
16,5%. Eropa adalah Negara yang masih
Pada berbagai kemungkinan berkembang tidak seperti Negara
tingkat harga-harga komoditi yang menjadi keanggotaan Uni
bersangkutan, ketersediaan, Eropa sebelumnya yang memiliki
perkiraan akan perubahan harga dan pendapatan perkapita tinggi.
sebagainya. Hal ini tidak berlaku
bagi pengaruh harga CPO dunia
terhadap ekspor CPO Indonesia ke
Uni Eropa karena hasil analisa

106
4.9. Pengaruh produksi minyak Biodiesel, begitu pula sebaliknya,
makan Uni Eropa terhadap sehingga produksi minyak sawit
ekspor CPO Indonesia Indonesia akan berkurang diekspor
Hasil analisis menunjukkan akan menurun.
bahwa pengaruh produksi minyak
makan Uni Eropa terhadap ekspor KESIMPULAN DAN SARAN
CPO Indonesia signifikan secara 5.1. Kesimpulan
positif sebesar 29,9%. 1. Berdasarkan berbagai uraian,
Hal ini sesuai dengan teori Pappas analisis dan pengkajian dalam
dan Mark Hirschey (1995) yang Analisis Determinan Ekspor CPO
menyatakan bahwa dalam banyak hal Indonesia ke Uni Eropa dengan
faktor penentu bagi profitabilitas menggunakan perangkat analisa
ekspor adalah permintaan akan kuantitatif, baik secara teori
produk yang akan diekspor. Dan maupun empirik maka dapat
teori ini pula mengemukakan pula disimpulkan bahwa yang
terdapat dua model dasar dalam memiliki pengaruh dan hubungan
permintaan, yang pertama adalah yang tidak terputus adalah nilai
permintaan langsung yang dikenal tukar rupiah, produksi CPO
sebagai teori konsumen, dan yang domestic, harga CPO dunia,
kedua adalah permintaan turunan pendapatan perkapita Uni Eropa,
yaitu permintaan atas bahan baku produksi minyak makan Uni
sebagai input didalam pembuatan Eropa dan harga minyak dunia
suatu barang atau jasa yang diminta terhadap ekspor CPO Indonesia
untuk didistribusikan menjadi produk ke Uni Eropa.
lainnya. Dalam hal ini produksi 2. Harga merupakan salah satu hal
minyak makan Uni Eropa merupakan penting dalam kegiatan ekspor
salah satu produk turunan dari CPO, impor, dengan adanya harga
sehingga memiliki pengaruh yang terjadilah jual beli. Namun
signifikan terhadap perkembangan kondisi ini justru sebaliknya yang
ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa. terjadi di Uni Eropa, harga tidak
berpengaruh terhadap permintaan
4.10. Pengaruh harga minyak Uni Eropa untuk mengimpor CPO
mentah dunia terhadap ekspor dari Indonesia. Berapapun harga
CPO Indonesia CPO yang ditawarkan Indonesia
Hasil analisis menunjukkan bahwa ke Uni Eropa, Uni Eropa tetap
pengaruh harga minyak mentah mengimpor CPO Indonesia
dunia terhadap ekspor CPO dikarenakan peningkatan
Indonesia signifikan secara negatif kebutuhan akan CPO untuk
sebesar 8,5%. memproduksi CPO maupun
Dalam hal ini minyak mentah produk turunan yang telah
dunia merupakan barang substitusi mencapai 100 jenis produk, dan
dari CPO, sehingga minyak mentah Uni Eropa merupakan Negara-
dunia merupakan saingan bagi CPO negara yang aktif dalam
dalam hal bahan bakar energi. Jika pengembangan produk turunan
minyak mentah dunia turun maka CPO termasuk saat ini pada
Uni Eropa tidak akan membeli CPO pengembangan bahan bakar
dari Indonesia, karena Uni Eropa Biodiesel. Bahan bakar Biodiesel
akan lebih memilih membeli minyak saat ini sangat dibutuhkan dunia
mentah dari pada CPO atau sebagai bahan bakar alternative

107
dari minyak mentah yang semakin digunakan hanya nilai tukar,
langka dan mahal. Biodiesel produksi CPO domestic,
berbahan baku CPO ini juga dapat pendapatan perkapita Uni Eropa,
diperbaharui sehingga lebih aman produksi minyak makan Uni
di lingkungan dari pada minyak Eropa, harga minyak dunia, dan
mentah. Sedangkan Uni Eropa menambah variabel pendukung
juga sedang menerapkan lainnya dan variabel intervening.
pengolahan CPO berbasis
lingkungan yang aman. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2008. Analisis
5.2. Saran Ekspor CPO Indonesia. Jurnal
1. Berdasarkan hasil kesimpulan Thesis Pasca Sarjana UPN
diatas, maka faktor yang Surabaya.
mempengaruhi ekspor CPO Afifuddin, Sya’ad. 2004. Pengaruh
Indonesia ke Uni Eropa adalah Pasar CPO terhadap Lahan
nilai tukar rupiah, produksi CPO Kelapa Sawit di Sumatera
domestik, pendapatan perkapita Utara. Laporan Penelitian
Uni Eropa, produksi minyak Universitas Sumatera Utara.
makan Uni Eropa dan Harga Akbar, S, S, Sya’ad Afifudin, M
minyak mentah dunia terhadap Syayuti Nasution & A. Samad
ekspor CPO Indonesia ke Uni Zaino. 2006. Permintaan CPO
Eropa. Indonesia oleh Jerman dan
2. Pengembangan ekspor CPO Belanda. Jurnal Magister ilmu
Indonesia ke Uni Eropa maupun Ekonomi, MEPA Ekonomi
Negara selain Uni Eropa sangat Universitas Sumatera Utara
menjanjikan bagi peningkatan Vol.I.
pertumbuhan ekonomi suatu Armas Riadi dan Almasdi Syahza.
Negara namun tidak terlepas 2005. Analisis Daya Dukung
dari harus dijaganya kelestarian Wilayah terhadap Industri Hilir
lingkungan Negara produsen. Kelapa Sawit di Riau. Jurnal
3. Bagi pengembangan penelitian Pusat Pengkajian Koperasi dan
lebih lanjut perlu mengkaji Pemberdayaan Ekonomi
seberapa besar ekspor CPO ke Masyarakat Universitas Riau.
Uni Eropa untuk kelanjutannya, Dominick Salvator. 1997. Ekonomi
karena saat ini fungsi dari CPO Internasional. Edisi lima Jilid 1
itu sendiri bukan hanya dan jilid II. Penerbit Erlangga.
digunakan sebagai bahan Dradjad Bambang. 2009.
makanan. Uni Eropa sedang Menimbang Relevansi Sertifikasi
mengambangkan teknologi RSPO. Jurnal Lembaga Riset
berbahan dasar CPO yaitu Perkebunan Indonesia. Bogor.
pengembangan Biodiesel EVY. 2009. Ekspor CPO Terganjal
sebagai bahan bakar alternatif Aturan Uni Eropa. Kompas 14
selain dari minyak bumi. September. Jakarta.
4. Salah satu pengembangan Faisal Basri. 2010. Dasar-dasar
penelitian adalah kelanjutan dari Ekonomi Internasional. Penerbit
temuan ilmiah dari penelitian ini Kencana. Jakarta.
yaitu menganalisis determinan Gayus, Hotman Sehat. 2010. Faktor-
ekspor CPO Indonesia ke Uni faktor yang Menpengaruhi
Eropa dengan variabel yang Permintaan Minyak Kelapa

108
Sawit serta Tingkat Keunggulan Sarwedi. 2001. Implikasi Pergeseran
Komparatif di Indonesia. Struktur Ekonomi pada
Gozali, Imam. 2008. Structural Perubahan Penawaran Barang
Equation Model (SEM). Badan Ekspor Indonesia. Universitas
Penerbit UNDIP. Airlangga. Surabaya.
Hardianto, S. 2003. Kelapa Sawit Sugiarto, Said Kelana, Tedy
Indonesia memang tak Sekedar Herlambang, Rachmat Sudjana.
CPO, Kompas, 10 April. Bastoro. 2000. Ekonomi Mikro,
Idris, M. 2009. Faktor-faktor yang Suatu Pendekatan Praktis.
Mempengaruhi Permintaan Penerbit Gramedia Pustaka
Minyak Goreng Curah di Kota Utama. Jakarta.
Medan. Suharto Rosediana. 2008. Faktor
Mankiw, N. Gregory. 1996. Teori Rotterdam dalam Ekspor "Crude
Makroekonomi. Edisi Keempat. Palm Oil". Suara Pembaruan
Diterjemahkan oleh Imam Daily 21 Februari.
Nurmawan. Penerbit Erlangga. Susila, Y Wayan. 2005. Peluang
Jakarta. Pengembangan Kelapa Sawit di
Nopirin. 1990. Ekonomi Indonesia. Jurnal Lembaga Riset
Internasional. Edisi kedua. Perkebunan Indonesia, Bogor
Yogyakarta: BPFE. Indonesia.
Pahan Iyung. 2006. Panduan Todaro, Michael, P. 2000.
Lengkap Kelapa Sawit Pembangunan Ekonomi di
Manajemen Agribisnis dari Hulu Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh
hingga Hilir. Penerbit Swadaya. diterjemahkan oleh Haris
Jakarta. Munandar. Penerbit Erlangga.
Papas James dan Mark Hirschey. Jakarta.
1995. Ekonomi Manajerial. Wilson Bangun, SE, MSi, DR. 2007.
Penerbit : Binarupa Aksara. Teori Ekonomi Mikro. Penerbit
Jakarta. Refika Aditama. Bandung.
Salvatore, D. 1994. Ekonomi Wulantoro, Anis. 2009. Kebijakan
Infernasional, Edisi Ketiga. dan Pertumbuhan Ekspor
Penerbit : Erlangga. Jakarta. Minyak Kelapa Sawit ke Negara
Belanda.

109

You might also like