You are on page 1of 11

ANDI ALATAS

Magister Manajemen Agribisnis, Universitas


Gadjah Mada Yogyakarta
Email: andy-28do@yahoo.com,

Trend Produksi dan Ekspor


Minyak Sawit (CPO) Indonesia

DOI:10.18196/agr.1215

ABSTRACT
This study aims to determine the trend of the value of production, the export volume trend, and the trend of Indonesian
palm oil production, the trend of the CPO export value also increased from year to year. The high productivity of
value of production, trends of CPO(crude Indonesian palm oil production allows the State Indonesias CPO to exports to
palm oil) export volume, trend value of neighboring countries, such as China, India, and the Netherlands. From the
Indonesian exports, as well as to deter- results of research on the factors that influence the CPO exports to China state
mine the factors that influence the that the International CPO price, exchange rate, per capita income, popula-
Indonesian CPO exports and to know the tion, and the price substitution (soybean). Factors affecting the CPO exports to
benefits of Indonesias CPO. The data that China were the CPO price International, capita income of, population, and the
used are annual data which were ana- price substitution. Factors that affecting CPO exports to Netherland countries
lyzed using regression analysis to esti- were the domestic price, capita income, population, trend, and subtitusi
mate the influential factors, the analysis price.
of RCA (Revealed Comparative Analysis to determine the comparative advantage to Indonesian CPO market
Abvantage) and AR (Acceleration Ratio) showed that Indonesian CPORCA value was higher than the value of the
were used to determine the comparative RCACPO World wide average, while the World RCA value of 1,06, this
advantage of the Indonesian palm oil in showed that the market share of Indonesian CPO superior and capableto
international market. compete in international market. The growth of Indonesian CPO export has
The results showed that the trend of accelerated and higher than other countries in the World (AR =1,009).
Indonesian palm oil production on Keywords: production, export, CPO (Crude Palm Oil).
average was increased, while the trend of
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend produksi kelapa sawit, trend
nilai produksi, trend volume ekspor, trend nilai ekspor CPO(Crude Palm Oil)
Indonesia, serta untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ekspor
CPO Indonesia dan untuk mengetahui keunggulan CPO Indonesia. Data yang
digunakan yaitu data tahunan yang dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi untuk mengestimasi faktor-faktor yang berpengaruh, analisis RCA
(Revealed Comparative Advantage) dan Acceleration Ratio (AR) untuk
mengetahui keunggulan komparatif CPO Indonesia di pasaran Internasional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa trend produksi kelapa sawit rata-rata
mengalami peningkatan. Sedangkan trend nilai produksi, trend volume ekspor,
115
Vol.1 No.2 Juli 2015

dan trend nilai ekspor CPO Indonesia juga mengalami yang lain. Hal ini disebabkan karena keunggulan
peningkatan dari tahun ke tahun. Tingginya produktifitas komparatif yang terdapat pada minyak sawit, yang antara
produksi kelapa sawit Indonesia memungkinkan untuk lain sebagai bahan baku minyak goreng, dan dapat
mengekspor CPO tersebut ke Negara tetangga, seperti ke digunakan sebagai bahan baku lainya, selain itu minyak
Negara India, Cina, dan Belanda. Dari hasil penelitian faktor- sawit memiliki harga bahan baku termurah dibandingkan
faktor yang mempengaruhi ekspor ke Negara India yaitu dengan bahan baku yang lain seperti minyak lobak,
harga CPO harga CPO Internasional, nilai tukar Rupiah, kedelai, dan bunga matahari. Namun demikian,
pendapatan per kapita, jumlah penduduk, dan harga beberapa komoditas ekspor tersebut yang paling
substitusi. Ekspor CPO ke Negara Cina dipengaruhi harga berpeluang untuk menjadi ekspor unggulan adalah kelapa
Internasional, pendapatan Negara, jumlah penduduk, dan sawit. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya luasan
harga subtitusi. Ekspor CPO ke Negara Belanda dipengaruhi area perkembunan sawit di sejumlah wilayah di Indone-
oleh harga domestik, pendapatan Negara, jumlah sia, seiring dengan peningkatan kebutuhan akan CPO
penduduk, trend, dan harga substitusi. sebagai bahan baku industri dan makanan di negara
Analisis untuk mengetahui keunggulan komparatif CPO tujuan ekspor.
Indonesia ke pasaran dunia menunjukan bahwa nilai RCA
CPO Indonesia lebih tinggi dari CPO di Dunia Internasional TABEL 1. LUAS AREAL DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT INDONESIA
yaitu rata-rata 1,06, hal ini berarti bahwa pangsa pasar CPO MENURUT PENGUASAANNYA
Indonesia lebih unggul dan mampu bersaing di pasaran
dunia. CPO Indonesia memiliki percepatan pertumbuhan
ekspor yang lebih tinggi dari Negara lain di Dunia (AR =
1,009).
Kata kunci: produksi, ekspor, dan CPO.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang Sumber: Dirjen Perkebunan 2013, diolah
perkembanganya didukung oleh sector pertanian. Salah
satu subsector pertanian tersebut adalah perkebunan. Perkebunan kelapa sawit banyak dikembangkan di
Secara umum perkebunan mempunyai peranan yang luar Pulau Jawa seperti, Sumatera, Sulawesi dan
sangat besar dalam penyedia lapangan pekerjaan, ekspor Kalimantan. Pulau Sumatera merupakan produsen
dan pertumbuhan ekonomi. Ditinjau dari segi peningkatan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Pada tahun 2008
produksinya perkembangan usaha perkebunan telah produksi kelapa sawit di Riau mencapai 24,40 persen dari
menunjukan kemajuan yang sangat pesat, seperti total produksi kelapa sawit Indonesia, sedangkan
komoditas sawit, karet, kakao, kopi, teh, mapun Sumatera Utara 21,4 persen, dan Sumatera Selatan
perkebunan lainya. Perkebunan tersebut telah menjadi sebesar 9,76 persen (BPS Pusat, 2008). Penelitian
andalan ekspor Indonesia di pasaran dunia, sehingga mengenai komoditi CPO telah banyak dilakukan,
untuk mencapai hasil ekspor yang maksimal diperlukan sebagian besar penelitian tersebut menjelaskan mengenai
adanya kerjasama baik antara petani, perusahaan perdagangan CPO terutama ekspor. Abidin (2008)
perkebunan dan pemerintah. menganalisis faktor yang memengaruhi ekspor CPO
Tabel 1 menunjukkan dari tahun ke tahun Indonesia. Variabel yang digunakan yaitu volume ekspor
perkembangan perkebunan di Indonesia mengalami sebagai variabel endogen, harga CPO domestik, harga
peningkatan yang sangat pesat, baik PR, PBN, maupun internasional CPO, nilai tukar dan pertumbuhan
PBS. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki produksi sebagai variabel eksogen. Metode yang
prospek yang sangat besar untuk menjadi sentra pemasok digunakan adalah 2SLS (Two Stage Least Square). Hasil
produk-produk dari kelapa sawit terbesar di dunia, penelitian menunjukkan bahwa harga CPO domestik
terutama minyak sawit. Sementara, Tabel 2 berpengaruh negatif terhadap ekspor CPO, sedangkan
menunjukkan bahwa konsumsi minyak sawit mempunyai harga internasional CPO berpengaruh positif dan nilai
persentase yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati tukar berpengaruh negatif.
116
Jurnal AGRARIS

TABEL 2. KONSUMSI MINYAK NABATI DUNIA

Sumber: Oilworld diolah (2013)

Abidin (2008) menganalisis ekspor minyak kelapa yang tepat. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan
sawit (CPO) Indonesia dengan menggunakan regresi ekspor minyak sawit Indonesia tidak maksimal, sehingga
linier berganda 2OLS (two Stage Square) dengan metode Indonesia dapat segera mengambil keputusan untuk
OLS berdasarkan data time series 1996-2005. Hasil masuk, mempertahankan, atau keluar dari pasar tersebut.
penelitiannya menunjukkan bahwa variabel harga minyak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend
sawit domestik berpengaruh secara signifikan dengan produksi, trend nilai produksi, trend volume ekspor, trend
tingkat kepercayaan 99%, sedangkan minyak sawit nilai ekspor CPO Indonesia; mengetahui faktor-faktor
internasional dan harga minyak kelapa berpengaruh yang memengaruhi ekspor ke beberapa Negara; dan
signifikan dengan tingkat kepercayaan 95% terhadap mengetahui keunggulan CPO Indonesia.
volume ekspor minyak kelapa sawit.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber METODE PENELITIAN
daya alam yang sangat besar dibandingkan dari negara Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
lain, sehingga Indonesia dapat menjadi sentra penghasil metode kuantitatif dan metode deskritif analisis, yaitu
komoditas perkebunan terutama komoditas kelapa sawit, penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan
bahkan dapat menjadi negara pengekspor CPO terbesar masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan aktual
di dunia. Akan tetapi hal ini tidak dapat terlepas dari hal- dengan menggunakan program analisis regresi. Jenis
hal yang dapat mendukung semua itu, seperti adanya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
peningkatan produksi, peningkatan kualitas CPO yang rangkaian seri, yaitu data dari tahun ke tahun sesuai
dapat menembus pasaran dunia, kebijakan pemerintah dengan ketersediaan data untuk tiap-tiap tahun yang
untuk dapat mendukung di semua sektor pertanian. diteliti. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diteliti beberapa yaitu Badan Pusat Statistika (BPS), Direktorat Jendral
hal terkait dengan bagaimana trend perkebunan kelapa Perkebunan, Departemen Perkebunan Pertanian, dan
sawit di Indonesia, bagaimana keunggulan komperatif Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
CPO Indonesia, dan apa saja yang memeengaruhi ekspor Untuk mengetahui trend produksi dan volume ekspor
(internal dan eksternal) CPO Indonesia ke pasaran CPO Indonesia digunakan persamaan trend dengan
dunia. metode Least Square dengan persamaan sebagai berikut.
Permasalahan yang dihadapi oleh negara pengekspor Y = a + bx
minyak sawit adalah ada beberapa negara pengimpor Dimana:
utama minyak sawit yang menunjukkan grafik penurunan Y= Volume Ekspor CPO Indonesia
pada rentang waktu 2001 hingga 2008. Keadaan ini a= Intersep
harus segera dievaluasi oleh Indonesia, terlebih lagi b= Koefisien regresi perubahan waktu
dalam menghadapi persaingan dengan negara lain, x= Trend
sehingga Indonesia mampu memilih pasar tujuan ekspor Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
117
Vol.1 No.2 Juli 2015

ekspor CPO Indonesia digunakan regresi dengan


persamaan sebagai berikut.

Dimana:
Dimana : AR = Indeks AR
Y = Volume ekspor CPO (ton/tahun) a. Jika AR > 1, Indonesia dapat merebut pasar untuk
X5 = Jumlah Penduduk ekspor CPO di dunia
X1 = Harga Domestik CPO (US$/ton) b. Jika AR < 1, Indonesia lemah dalam ekspor CPO
X6 = Trend ekspor dunia dibandingkan dengan negara lain.
X2 = Harga CPO Internasional (US$/ton)
X7 = Harga Subsitusi HASIL DAN PEMBAHASAN
X3 = Nilai tukar Rupiah (US$) TREND PRODUKSI
X8 = Pendapatan Negara Produksi kelapa sawit Indonesia mempunyai potensi
= Koefisien Regresi untuk terus mengalami peningkatan, hal ini ditunjang
dengan luasnya wilayah Indonesia yang memungkinkan
= Random Error
untuk memperluas area perkebunan terutama kelapa
sawit. Selain itu iklim di Indonesia sangat cocok untuk
Selanjutnya koefisien regresi diduga dengan metode
mendukung tumbuh dan berkembangnya tanaman
kuadrat terkecil OLS (Ordinary Least Square).
perkebunan kelapa sawit.
Metode RCA digunakan untuk melihat pangsa ekspor
Pada Gambar 1 diketahui bahwa trend produksi sawit
suatu komoditas suatu negara terhadap pangsa ekspor
di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap
komoditas tersebut dari seluruh dunia. Atau dengan kata
tahunnya. Dari persamaan trend y=559130x dapat
lain menunjukkan keunggulan komparatif suatu
diartikan setiap 1 tahun produksi sawit mengalami
komoditas dengan komoditas lainnya dipasar dunia.
peningkatan sebesar 559.130 ton.
Untuk penelitian ini indeks RCA digunakan untuk
melihat keunggulan komparatif CPO Indonesia. Besarnya
indeks RCA dapat dihitung dengan rumus:

Xop: nilai ekspor CPO dari Negara Lain


Xit: nilai total ekspor CPO Negara lain
Wpt: nilai ekspor CPO Indonesia GAMBAR 1. TREND PRODUKSI SAWIT DI INDONESIA
Wp: nilai total ekspor Indonesia
TREND NILAI PRODUKSI
Jika RCA > 1, ekspor CPO Indonesia lebih besar dari Harga CPO di pasar domestik merupakan patokan
pangsa rata-rata ekspor komoditas CPO dari seluruh harga komoditi CPO yang terjadi di pasar dalam negeri di
dunia; jika RCA = 1, ekspor CPO Indonesia sama dengan seluruh wilayah Indonesia. Harga tersebut juga akan terus
pangsa rata-rata ekspor komoditas CPO dari seluruh berfluktuasi berdasarkan pergerakan harga minyak kelapa
dunia; dan jika RCA <1, ekspor CPO Indonesia lebih sawit (CPO) tersebu. Berikut ini trend nilai produksi
kecil dari pangsa rata-rata ekspor komoditas CPO dari CPO Indonesia.
seluruh dunia.
Metode ini digunakan untuk melihat pertumbuhan
ekspor CPO dunia dengan rumus matematika sebagai
berikut ;
118
Jurnal AGRARIS

melakukan ekspor.

GAMBAR 2. TREND NILAI PRODUKSI SAWIT DI INDONESIA (000.000)


GAMBAR 4. TREND NILAI VOLUME EKSPOR SAWIT INDONESIA (000)
Pada gambar di atas diketahui bahwa trend nilai
produksi sawit di Indonesia cenderung fluktuatif setiap Pada Gambar 4 diketahui bahwa trend nilai ekspor
tahunnya. Dengan meningkatnya harga kelapa sawit, sawit Indonesia cenderung mengalami peningkatan tiap
nilai produksi juga akan meningkat; demikian juga terjadi tahunnya. Persamaan trend yang terbentuk adalah
hal yang sebaliknya. Persamaan trend yang terbentuk y=300.000.000x, yang berarti bahwa setiap peningkatan 1
adalah y=300.000.000x, yang berarti bahwa setiap 1 tahun tahun akan meningkatkan nilai volume ekspor sebesar $
akan meningkatkan nilai produksi sawit sebesar $ 300.000.000.
300.000.000.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TREND EKSPOR CPO INDONESIA
EKSPOR CPO KE BEBERAPA NEGARA
Perkembangan ekspor kelapa sawit Indonesia sangat
FAKTOR EKSPOR CPO KE INDIA
dipengaruhi oleh produksi CPO dalam negeri dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO
ketersediaan stok CPO domestik. Hal ini harus
Indonesia ke India ditampilkan pada Tabel 3 berikut.
diperhatikan, karena jika stok domestik tidak mencukupi,
maka tidak mungkin untuk melakukan ekspor. Berikut
ini dapat dilihat trend ekspor CPO Indonesia. TABEL 3. HASIL REGRESI EKSPOR CPO KE INDIA

GAMBAR 3. TREND VOLUME EKSPOR SAWIT INDONESIA

Pada Gambar 3 diketahui trend volume ekspor CPO


Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Persamaan yang terbentuk adalah y=370540x,
yang berarti bahwa dalam 1 tahun akan meningkatkan Keterangan:**Signifikan pada taraf 5%, ns = Non significant
volume ekspor sebesar 370.540 ton.
Berdasarkan output regresi linear di atas, model
TREND NILAI EKSPOR CPO INDONESIA regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Nilai ekspor ini merupakan nilai yang diproyeksikan
Y = 337,901 + 0,261X1 + 3,109X2 + 5,838X3 + 0,840X4+
dari hasil penjualan CPO yang diekspor oleh Indonesia.
0,506X5 + 2,694X6+ 6,257X7
Harga tersebut merupakan patokan bagi perusahaan baik
Dari hasil persamaan regresi linier berganda di atas
swasta, negara, maupun perkebunan rakyat yang
maka dapat dianalisis sebagai berikut
119
Vol.1 No.2 Juli 2015

Dari Tabel 3 dapat dilihat, nilai koefisien regresi TABEL 4. HASIL REGRESI EKSPOR CPO KE CINA
harga domestik X1 sebesar 0,261 berarti bahwa setiap
kenaikan harga domestik sebesar 1 satuan, maka akan
menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke negara
India sebesar 0,261 satuan. Nilai t-hitung sebesar 0,965
lebih kecil daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,338). Dari
hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
signifikan variabel harga domestik terhadap volume
ekspor CPO Indonesia ke India.
Nilai koefisien regresi harga internasional X2 sebesar
3,109 berarti bahwa setiap penambahan harga
internasional sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan
volume ekspor CPO Indonesia ke Negara India sebesar
3,109 satuan. Nilai t-hitung sebesar 2,908 lebih besar
daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,016). Dari hasil uji t
ini disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel Keterangan:**Signifikan pada taraf 5%, ns= non significan

harga internasional terhadap volume ekspor CPO


Indonesia ke India. India sebesar 0,070. Nilai t-hitung sebesar 1,132 lebih
Nilai koefisien regresi nilai tukar rupiah X3 sebesar kecil daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,277). Dari hasil
5,838 berarti bahwa setiap penambahan nilai tukar uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
rupiah sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan volume signifikan variabel trend pertumbuhan ekspor terhadap
ekspor CPO Indonesia ke Negara India sebesar 5,838. volume ekspor CPO Indonesia ke Negara India.
Nilai t-hitung sebesar 2,115 lebih besar daripada t-tabel Nilai koefisien regresi trend pertumbuhan ekspor
sebesar 2,074 (p=0,043). Dari hasil uji t ini disimpulkan sebesar 2,694 berarti setiap penambahan trend
bahwa ada pengaruh signifikan variabel nilai tukar pertumbuhan ekspor sebesar 1 satuan, maka akan
rupiah terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke India. menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara
Nilai koefisien regresi pendapatan negara India X4 India sebesar 2,694. Nilai t-hitung sebesar 1,132 lebih
sebesar 0,840 berarti bahwa setiap penambahan kecil daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,277). Dari hasil
pendapatan negara sebesar 1 satuan, maka akan uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara signifikan variabel trend pertumbuhan ekspor terhadap
India sebesar 0,840. Nilai t-hitung sebesar 3,180 lebih volume ekspor CPO Indonesia ke Negara India.
besar daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,008). Dari hasil Nilai koefisien regresi harga substitusi X7 sebesar 6,257
uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan berarti bahwa setiap penambahan harga substitusi sebesar
variabel pendapatan negara India terhadap volume 1 satuan, maka akan menaikkan volume ekspor CPO
ekspor CPO Indonesia ke negara India. Indonesia ke Negara India sebesar 6,257. Nilai t-hitung
Nilai koefisien regresi jumlah penduduk X5 sebesar sebesar 2,406 lebih besar daripada t-tabel sebesar 2,074
0,506 berarti bahwa setiap penambahan jumlah (p=0,031). Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada
penduduk sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan pengaruh signifikan variabel harga substitusi terhadap
volume ekspor CPO Indonesia ke Negara India sebesar volume ekspor CPO Indonesia ke Negara India.
0,506. Nilai t-hitung sebesar 2,405 lebih besar daripada t- Berdasarkan hasil analisis regresi uji F di atas
tabel sebesar 2,074 (p=0,031). Dari hasil uji t ini diketahui bahwa variabel harga domestic, harga
disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan negara,
jumlah penduduk terhadap volume ekspor CPO Indone- jumlah penduduk, trend, harga substitusi berpengaruh
sia ke Negara India. secara bersama-sama terhadap variabel volume ekspor
Nilai koefisien regresi trend pertumbuhan CPOIndonesia ke Negara India (p=0,000). Hal ini berarti
eksporsebesar 0,070 berarti setiap penambahan trend nilai probability uji F lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan ekspor sebesar 1 satuan, maka akan signifikansinya yakni sebesar 0,05, sehingga model
menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara dinyatakan fit.
120
Jurnal AGRARIS

Hasil estimasi model dengan metode OLS Nilai koefisien regresi pendapatan Negara Cina X4
menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar sebesar 0,894 berarti bahwa setiap penambahan
0,955. Artinya variabelharga domestic, harga pendapatan negara sebesar 1 satuan, maka akan
internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan negara, menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara
jumlah penduduk, trend, harga substitusi Cina sebesar 0,894 ton. Nilai t-hitung sebesar 2,484 lebih
menjelaskanvolume ekspor CPOIndonesia ke Negara besar daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,030). Dari hasil
India sebagai variabel terikat (dependen) sebesar 95,5%. uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan
Sisanya sebesar 0,45% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain variabel pendapatan Negara Cina terhadap volume
yang tidak dimasukkan dalam model regresi. ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina.
Nilai koefisien regresi jumlah penduduk X5 sebesar
FAKTOR EKSPOR CPO KE CINA 0,600 berarti bahwa setiap penambahan jumlah
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO penduduk sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan
Indonesia ke Negara Cina dapat dilihat pada tabel 4. volume ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina sebesar
Berdasarkan output regresi linear di atas, model 0,600. Nilai t-hitung sebesar 3,123 lebih besar daripada t-
regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini tabel sebesar 2,074 (p=0,026). Dari hasil uji t ini
dapat dirumuskan sebagai berikut : disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel
Y = 0,399 + 0,016X1 + 6,059X2 + 1,031X3 + 0,894X4+ jumlah penduduk terhadap volume ekspor CPO Indone-
0,600X5 + 1,027X6+ 3,886X7 sia ke Negara Cina.
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut Nilai koefisien regresi trend pertumbuhan ekspor X6
di atas maka dapat dianalisis sebagai berikut: sebesar 1,027 berarti bahwa setiap penambahan trend
Dari tabel dapat dilihat, nilai koefisien regresi harga pertumbuhan ekspor sebesar 1 satuan, maka akan
domestic X1sebesar 0,016 berarti bahwa setiap harga menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara
domestic sebesar Rp 1 , maka akan menaikkan volume Cina sebesar 1,027. Nilai t-hitung sebesar 1,302 lebih
ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina sebesar 0,016 ton. kecil daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,212). Dari hasil
Nilai t-hitung sebesar 0,966 lebih kecil daripada t-tabel uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
sebesar 2,074 (p=0,379). Dari hasil uji t ini disimpulkan signifikan variabel trend pertumbuhan ekspor terhadap
bahwa tidak ada pengaruh signifikan variabel harga volume ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina.
domestik terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke Nilai koefisien regresi harga substitusi X7 sebesar
Negara Cina. 3,886 berarti bahwa setiap penambahan harga substitusi
Nilai koefisien regresi harga internasional X2sebesar sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan volume ekspor
6.059 berarti bahwa setiap penambahan harga CPO Indonesia ke Negara Cina sebesar 3,886. Nilai t-
internasional sebesar $1 satuan, maka akan menaikkan hitung sebesar 2,096 lebih besar daripada t-tabel sebesar
volume ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina sebesar 2,074 (p=0,048). Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa
6,059 ton.Nilai t-hitung sebesar 2,321 lebih besar ada pengaruh signifikan variabel harga substitusi
daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,034).Dari hasil uji t ini terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina.
disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel Berdasarkan hasil analisis regresi uji F di atas
harga internasional terhadap volume ekspor CPO diketahui bahwa variabel harga domestic, harga
Indonesia ke Negara Cina. internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan negara,
Nilai koefisien regresi nilai tukar rupiah X3 sebesar jumlah penduduk, trend, harga substitusi berpengaruh
1,031 berarti bahwa setiap penambahan nilai tukar secara bersama-sama terhadap variabel volume ekspor
rupiah sebesar Rp1 , maka akan menaikkan volume CPOIndonesia ke Negara Cina (p=0,000). Hal ini berarti
ekspor CPO Indonesia ke Negara Cina sebesar 1,031 ton. nilai probability uji F lebih kecil dari tingkat
Nilai t-hitung sebesar 1,178 lebih besar daripada t-tabel signifikansinya yakni sebesar 0,05, sehingga model
sebesar 2,074 (p=0,294). Dari hasil uji t ini disimpulkan dinyatakan fit.
bahwa tidak ada pengaruh signifikan variabel nilai tukar Hasil estimasi model dengan metode OLS
rupiah terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
Negara Cina. 0,757. Artinya variabelharga domestic, harga
internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan negara,
121
Vol.1 No.2 Juli 2015

jumlah penduduk, trend, harga substitusi internasional sebesar $1, maka akan menaikkan volume
menjelaskanvolume ekspor CPOIndonesia ke Negara ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda sebesar 1,208
Cina sebagai variabel terikat (dependen) sebesar 75,7%. ton.Nilai t-hitung sebesar 1,325 lebih kecil daripada t-
Sisanya sebesar 24,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tabel sebesar 2,074 (p=0,282).Dari hasil uji t ini
yang tidak dimasukkan dalam model regresi. disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan
variabel harga internasional terhadap volume ekspor
FAKTOR EKSPOR CPO KE BELANDA CPO Indonesia ke Negara Belanda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO Nilai koefisien regresi nilai tukar rupiah X3 sebesar
Indonesia ke Negara Belanda dianalisis dengan 0,026 berarti bahwa setiap penambahan nilai tukar
menggunakan uji regresi berganda. Hasil uji regresi rupiah sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan volume
bergandadan diinterpretasikan pada tabel berikut. ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda sebesar 0,026
ton. Nilai t-hitung sebesar 0,898 lebih besar daripada t-
tabel sebesar 2,074 (p=0,384). Dari hasil uji t ini
TABEL 5. HASIL REGRESI EKSPOR CPO KE BELANDA disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan
variabel nilai tukar rupiah terhadap volume ekspor CPO
Indonesia ke Negara Belanda.
Nilai koefisien regresi pendapatan Negara Belanda X4
sebesar 0,615 berarti bahwa setiap penambahan
pendapatan negara sebesar 1 satuan, maka akan
menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara
Belanda sebesar 0,315. Nilai t-hitung sebesar 2,497 lebih
besar daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,025). Dari hasil
uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan
variabel pendapatan Negara Belanda terhadap volume
ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda.
Nilai koefisien regresi jumlah penduduk X5 sebesar
0,880 berarti bahwa setiap penambahan jumlah
Keterangan:*Signifikan pada taraf 10%, **Signifikan pada taraf 5%, ns = non penduduk sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan
significan
volume ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda
Berdasarkan output regresi linear di atas, model sebesar 0,880. Nilai t-hitung sebesar 4,662 lebih besar
regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,017). Dari hasil uji t
dapat dirumuskan sebagai berikut : ini disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel
Y = 214,020 + 0,905X1 + 1,208X2 + 0,026X3 + 0,615X4+ jumlah penduduk terhadap volume ekspor CPO Indone-
0,880X5 + 2,347X6+ 4,279X7 sia ke Negara Belanda.
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut Nilai koefisien regresi trend pertumbuhan ekspor X6
di atas maka dapat dianalisis sebagai berikut: sebesar 2,347 berarti bahwa setiap penambahan trend
Dari tabel dapat dilihat, nilai koefisien regresi harga pertumbuhan ekspor sebesar 1 satuan, maka akan
domestic X1sebesar 0,905 berarti bahwa setiap harga menaikkan volume ekspor CPO Indonesia ke Negara
domestic sebesar Rp 1, maka akan menaikkan volume Belanda sebesar 2,347 satuan. Nilai t-hitung sebesar 1,872
ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda sebesar 0,905 lebih kecil daripada t-tabel sebesar 2,074 (p=0,081) tetapi
ton. Nilai t-hitung sebesar 2,254 lebih kecil daripada t- signifikan pada taraf 10%. Dari hasil uji t ini
tabel sebesar 2,074 (p=0,029). Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel
disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel trend pertumbuhan ekspor terhadap volume ekspor CPO
harga domestik terhadap volume ekspor CPO Indonesia Indonesia ke Negara Belanda.
ke Negara Belanda. Nilai koefisien regresi harga substitusi X7 sebesar 4,279
Nilai koefisien regresi harga internasional X2sebesar berarti bahwa setiap penambahan harga substitusi sebesar
1,208 berarti bahwa setiap penambahan harga 1 satuan, maka akan menaikkan volume ekspor CPO
Indonesia ke Negara Belanda sebesar 4,279. Nilai t-hitung
122
Jurnal AGRARIS

sebesar 2,093 lebih besar daripada t-tabel sebesar 2,074 RCA dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan
(p=0,042). Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada ekspor ke beberapa Negara, walau pada awalnya nilai
pengaruh signifikan variabel harga substitusi terhadap RCA rendah tetapi selalu mengalami kenaikan.
volume ekspor CPO Indonesia ke Negara Belanda.
Berdasarkan hasil analisis regresi uji F di atas ACCELARATION RATIO (AR)
diketahui bahwa variabel harga domestic, harga Metode AR digunakan untuk melihat perbandingan
internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan negara, antara percepatan pertumbuhan ekspor suatu negara
jumlah penduduk, trend, harga substitusi berpengaruh terhadap percepatan pertumbuhan ekspor dunia.Tingkat
secara bersama-sama terhadap variabel volume ekspor pertumbuhan ekspor CPO Indonesia dan dunia sebagai
CPOIndonesia ke Negara Belanda (p=0,000). Hal ini berikut:
berarti nilai probability uji F lebih kecil dari tingkat
signifikansinya yakni sebesar 0,05, sehingga model TABEL 7. PERTUMBUHAN EKSPOR CPO INDONESIA
dinyatakan fit.
Hasil estimasi model dengan metode OLS
menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,956. Artinya variabelharga domestic, harga
internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan negara,
jumlah penduduk, trend, harga substitusi
menjelaskanvolume ekspor CPOIndonesia ke Negara
Belanda sebagai variabel terikat (dependen) sebesar
95,6%. Sisanya sebesar 0,4% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

ANALISIS DAYA SAING


REVEALED COMPARATIVE ADVANTAGE (RCA)
Indeks RCA CPO Indonesia dapat dilihat di tabel
berikut

TABEL 6. NILAI REVEALED COMPARATIVE ADVANTAGE CPO INDONESIA Berdasarkan tabel maka diperoleh hasil perhitungan
Acceleration Ratio (AR) untuk produk CPO Indonesia yaitu
1,009. Hal ini menunjukkan bahwa percepatan
pertumbuhan ekspor CPO Indonesia lebih tinggi
daripada percepatan pertumbuhan ekspor produk CPO
dunia.Indeks AR menggambarkan bahwa produk CPO
Indonesia memiliki keunggulan komparatif disbanding
dengan produk serupa dari negara-negara lain di dunia.

KESIMPULAN
Areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan perluasan,
sehingga hal ini berdampak langsung terhadap produksi
dan nilai produksi kelapa sawit Indonesia yang dari
tahun ke tahun juga mengalami peningkatan, hal ini
dapat dilihat dari trend produksi yang mengalami
Dari tabel diketahui bahwa nilai rata-rata RCA
peningkatan setiap tahunnya, dengan meningkatnya
Indonesia di atas 1, hal ini berarti Negara Indonesia
produksi CPO, Indonesia meningkatkan volume ekspor
memiliki pangsa pasar ekspor lebih besar dari pangsa
CPO ke beberapa Negara.
pasar ekspor CPO di Dunia.Hal ini dapt dilihat nilai
123
Vol.1 No.2 Juli 2015

Ekspor CPO Indonesia ke Negara India dipengaruhi commodity prices.Review of Economic Studies.
oleh harga Internasional,nilai tukar rupiah, pendapatan Deptan. 2006. Statistik Perkebunan Indonesia 2004-2006
perkapita, jumlah penduduk, dan harga substitusi. Ekspor Kelapa Sawit. Dept Pertanian. Jakarta
CPO ke Negara Cina dipengaruhi oleh harga CPO
Dinas Perkebunan, 2010. Perkembangan Ekspor CPO.
Internasional, pendapatan perkapita, harga subtitusi, dan
Jakarta
jumlah penduduk.Sedangkan ekspor CPO ke Negara
Belanda dipengaruhi oleh harga CPO domestic, Drajat B, Prayogo U.H, Ridwan D., dan Bambang S. 1995,
pendapatan Negara, jumlah penduduk, trend, dan harga Pengkajian Pengembangan Agribisnis Perkebunan
substitusi. Buku II: Upaya Pengembangan Pasar Produk Agroindustri
Minyak sawit (CPO) Indonesia memiliki keunggulan Perkebunan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
komperatif yang lebih tinggi daripada Negara-Negara Pertanian, Balibang Pertanian. Jakarta
penghasil CPO di Dunua.Hal ini ditunjukan dengan Ghozali I. 2009.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
adanya nilai RCA (Revealed Comparative Advantage)yang dia SPSS.Badan PenerbitUNDIP. Semarang.
atas 1, yang artinya pangsa komoditas CPO Indonesia
Indradi A. 2004. Prospek Minyak Sawit di Pasar Eropa
lebih besar dari pangsa pasar ekspor komoditas CPO dari
Timur.Thesis.MMA-UGM. Yogyakarta
seluruh dunia.
Juliani, I. 2005. Analisis faktor-faktor yang
DAFTAR PUSTAKA mempengaruhi produksi tandan buah segar kelapa
Abidin Z. 2008.Analisis Ekspor Minyak Kelapa Sawit sawit di P.T. Sewangi Sejati Luhur Riau. Thesis MMA-
(CPO) Indonesia. Jurnal AplikasiManajemen, Vol. 6, UGM. Yogyakarta
No. 1, April 2008. Kelapa Sawit 2008-2010.Jakarta. Kementerian Pertanian
Akyuen, R. dan A. I. Sulistyanto. 2010. Tha dynamics of Direktorat Jendral Perkebunan. 2011. Statistik
Indonesia crude palm oil eksport. Perkebunan Kelapa Sawit 2009-2011. Jakarta.
Alexandries C.G. dan G.P. Moschis. 1977. Export Market- Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan
ing Management. Praeger Publishers.USA 2013. Statistik Perkebunan
Amang, et al. 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indone- Krugman, Paul R, Dan Maurice Obstfeild, 2000. Ekonomi
sia. IPB Press. Bandung. Internasional Teori Dan Kebijakan.Rajawali Pers.
Anonim 2005.Studi Tentang Prospek Pasar dan Investasi Jakarta.Dalam Basri, 2004.
Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. PT Capri- Lipsey, RG, et al. 1997. Pengantar Mikroekonomi. Jilid
corn Indonesia Consult Inc. Jakarta 1.Binarupa Aksara.Jakarta.
Ashiqin, Z. A.2010. Analisis Daya Saing Dan Faktor- Lubis, A, L. Buana dan Daswir, 1993.Prospek Harga
Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor CPO Indonesia Minyak Sawit pada Tahun 1995-2005. Buletin Pusat
ke Cina, Malaysia, Dan Singapura Dalam Skema Penelitian Kelapa Sawit 1(1):101-112
Asean - Cina Free Treed Agreement. MPOB. 2007. Statistic 2005. www.mpob.gov.my
Badan Pusat Statistik, 2010, Jambi Dalam Angka Tahun Oilworld. 2013. Oilworld Annual 2013. Ista Mielke GmbH.
2010. Jerman
Borensztein, E., Khan, M.S., Reinhart, C.M., and Oilworld. 2006. Oilworld Annual 2006. Ista Mielke
Wickham, P. (1994).The Behavior of Non- oil Commodity GmbH. Jerman
Prices. Occasional Paper No.112, Internation Monetary Redzwan, A. 2005 Aspek Industri Kelapa Sawit
Fund, Washington D.C. Indonesia dan Perbandingan dengan Industri
Brodjonegoro, Bambang P. S. 2006. Antara liberalisasi vs Kelapa Sawit di Negara Lain (Malaysia).
proteksi pengembangan industri kelapa sawit Seminar.APIMI. Jakarta
Indonesia.Seminar.Universitas Indonesia. Jakarta Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Edisi
Deaton, A. and Laroque, G. (1992).On the behavior of 1.Erlangga. Jakarta.
Samanhudi, T. 2009. Analisis Fakto-Faktor Yang
124
Jurnal AGRARIS

Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indo-


nesia Ke Amerika Serikat.
Soetrisno, L dan Retno Winahyu. 1991. Kajian Sosial
Ekonomi Kelapa Sawit. Aditya Media. Yogyakarta.
Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi.
Grafindo. Jakarta.
Tim Penulis PS. 2002. Kelapa Sawit Usaha Budidaya
Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran.PT
Penebar Swadaya. Jakarta
Tomek, W.G. dan Kenneth L. Robinson. 1990.
.Agricultural Product Prices. Cornell University
Press. Ithaca and London Wahid, M.B. 2006.Fore-
word for Malaysian Palm Oil Board 2006.MPOB.
Malaysia
Susila WR. 2005. Peluang Pengembangan Kelapa Sawit di
Indoneisa: Prespektif Jangka Panjang 2025. Lembaga
Riset Perkebunan Indonesia. Bogor.

You might also like