You are on page 1of 19

WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN.

1411-0199

ANALISIS EKSPOR IKAN TUNA INDONESIA


Analysis of Tuna Export from Indonesia

Oleh
Indriana Yudiarosa
Mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi Pertanian, PPSUB

...............

ABSTRACT

Facing the free trade era, Indonesia needs to reorganize its export strategies with
not mainly depending on oil and gas sector only. In relation to this, tuna as Indonesia’s
export commodity has plate an important role but presently Indonesia can only contribute
7% of the world tuna supply. Being one of the country which have unused tunas potensial
up to 53,7%, Indonesia’s opportunity to supply world market is the large. This studied was
aimed at analyzing; factors influencing Indonesia’s tunas export; factors influencing
domestic supply of tunas; predicting tunas export in the next 5 years (2000 –2005) and study
marketing strategies that effect Indonesia’s export of tuna.
To analyze factors that influenced tunas export and domestic supply of tunas,
simultan equation in the form of double logarithma with two stage least square (2SLS)
methods were used. Meanwhile, export development were analyzed with trend analysis and
tunas export strategies with SWOT analysis.
Result of this study showed that, tunas export price, tunas export tax, exchange
rate and tunas export the previous year effected tunas export.Factors that influenced
domestic tuna supplies were domestic prices of tunas and domestic supplies of tunas the
previous year. Tunas export prediction from 2000 – 2005 drawn from the trend analysis;
shows an increase in export by average of 1.06%. Hopefully this will be followed by increase
in tunas production by an average of 1.27%. Increase in tunas export must be supported by
marketing strategies.Marketing strategies that can be carried out based on the SWOT
analysis are improving infrastucture, transfer of technology for fleet and catch material,
improvement in the quality and quantity of the product , marketing research and upgrading
cooperation with importing countries.

Keywords: tuna fish, export

PENDAHULUAN birokratisasi guna meningkatkan efisiensi


ekonomi dan menghilangkan biaya tinggi
Salah satu pendorong pertumbuhan untuk men-dorong peningkatan ekspor non
industri dan ekonomi adalah ekspor. Oleh migas. Upaya tersebut membuahkan hasil
sebab itu, untuk menghadapi era perda- dimana jika pada tahun 1987 sektor non
gangan bebas, maka Indonesia dituntut migas telah menyumbang 50,07% terhadap
untuk menyusun dan melakukan strategi ekspor total maka pada tahun 1997 telah
ekspor yang tepat dan tidak hanya ber- meningkat menjadi 81,64% dari nilai ekspor
tumpu pada ekspor migas saja. Sehubung- total.
an dengan ini, pemerintah melakukan Produk perikanan merupakan salah
berbagai kebijakan deregulasi dan de- satu andalan ekspor Indonesia. Mengingat

116
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

wilayah laut Indonesia yang terdiri atas 1 Untuk menganalisis berbagai faktor
luas perairan Indonesia kurang lebih 3,1 yang berpengaruh terhadap ekspor ikan
juta km2 (perairan laut teritorial 0,3 juta tuna Indonesia.
km2 dan perairan nusantara 2,8 juta km2) 2 Untuk menganalisis berbagai faktor
dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif yang berpengaruh terhadap penawaran
Indonesia (ZEEI) seluas lebih kurang 2,7 ikan tuna Indonesia di pasar domestik
juta km2 menyimpan banyak jenis ikan dan 3 Untuk melakukan prediksi data ekspor
hasil perairan lainnya yang mememiliki nilai ikan tuna mulai tahun 2000 –2005
ekonomis penting. 4 Untuk mempelajari strategi pemasaran
Pemasaran hasil perikanan Zona ekspor ikan tuna Indonesia.
Ekonomi Eksklusif Indonesia yang diarah
kan pada pasar ekspor memiliki produk
andalannya udang dan ikan tuna. Ikan tuna KERANGKA KONSEP
sebagai komoditas ekspor perikanan kedua
telah menyumbangkan devisa pada tahun Perdagangan Internasional
1998 sebesar US$ 215,134 juta atau naik Perdagangan yang terjadi antara dua
sebesar 13,57 % dari ekspor ikan tuna negara atau lebih sering disebut per-
pada tahun 1997 yang mencapai US$ dagangan internasional. Perdagangan antar
189,43 juta. negara ini bisa terjadi karena adanya selisih
Di kawasan ASEAN, Indonesia me harga barang di berbagai negara yang
nempati urutan kedua sebagai negara disebabkan perbedaan dalam jumlah, jenis,
produsen ikan tuna setelah Thailand. Hal ini kualitas dan cara mengkombinasikan
disebabkan perbedaan tingkat eksploitasi faktor-faktor produksi, perbedaan dalam
baik dari segi jumlah maupun teknologi pendapatan dan selera. Jadi dapat di-
penggunaan alat tangkap. Mengingat simpulkan perdagangan internasional dapat
bahwa perairan Indonesia masih luas maka terjadi karena adanya perbedaan faktor-
peluang untuk meningkatkan produksi faktor yang mempengaruhi permintaan dan
masih besar dan itu berarti juga peluang penawaran dari berbagai negara ( Nopirin,
untuk meningkatkan ekspor sebagai 1990). Dapat juga dikatakan bahwa ekspor
penambah devisa negara juga besar. komoditi suatu negara ke negara lain
merupakan selisih antara penawaran do-
Perumusan Masalah mestik dengan permintaan domestik atau
Berdasarkan uraian di atas, diru- merupakan excess supply. Kondisi ini
muskan permasalahan dalam penelitian ini timbul karena adanya perbedaan harga
sebagaimana berikut : domestik dengan harga internasional .
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mem- Sedangkan harga internasional sendiri
pengaruhi ekspor produk ikan tuna memiliki hubungan yang positif dengan
Indonesia? ekspor , yaitu apabila harga internasional
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mem- semakin tinggi maka eksporpun semakin
pengaruhi penawaran ikan tuna di meningkat. (Salvatore, 1997)
pasar domestik ? Ekspor suatu komoditi juga berkaitan
3. Dapatkah dilakukan prediksi data dengan nilai tukar mata uang domestik
ekspor ikan tuna mulai tahun 2000 – terhadap mata uang negara lain. Sehingga
2005 ? kebijakan ekspor suatu negara salah satu
4. Strategi apa sajakah yang bisa dite- nya akan dipengaruhi dengan kebijakan
rapkan untuk meningkatkan ekspor devaluasi negara tersebut, hal ini dikarena
ikan tuna Indonesia ? kan untuk memperbaiki neraca pembayaran
yang defisit salah satunya melalui pening-
Tujuan Penelitian katan ekspor.

117
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

buhan. Oleh sebab itu, perusahaan harus


Pemasaran mengetahui dan mempelajari untuk kemu
Dapat pula dikatakan bahwa pema- dian menganalisa faktor-faktor internal
saran merupakan pola hubungan yang yang berupa kekuatan dan kelemahan yang
terjadi antara produsen dengan konsumen dimiliki maupun faktor ekternal berupa
di mana di satu pihak berkepentingan untuk peluang maupun ancaman yang
melempar produk yang dihasilkan-nya mempengaruhi pemasaran produknya.
sedangkan di pihak lain berke-pentingan
untuk memiliki produk tersebut untuk Teori Penawaran
memuaskan kebutuhannya. Karena hal Penawaran suatu komoditi adalah
itulah maka pengertian pemasaran yang jumlah komoditi yang ditawarkan kepada
lebih luas mencakup segala kegiatan atau konsumen pada suatu pasar tertentu dengan
usaha yang dilakukan untuk memung harga dan waktu tertentu. Harga komoditi
kinkan terjadi aliran barang dari produsen dan penawaran mempunyai hubungan
ke konsumen yang meliputi prossesing, positif dimana dengan makin tingginya
packaging, storage, dan distribution ( harga di pasar akan merangsang produsen
Downey, 1992). Pada intinya pemasaran untuk menawarkan komoditinya lebih
dilakukan agar tercapai keseimbangan an- banyak demikian pula sebaliknya (Teken,
tara penawaran dan permintaan di pasaran. 1991). Komoditi perikanan pada umumnya
Apabila keseimbangan itu terjadi maka merupakan komoditi pada pasar per
kepentingan produsen maupun konsumen saingan sempurna karena produsen dalam
akan terpenuhi. jumlah banyak dan skala usahanya kecil
sehingga produsen tidak dapat menentukan
Strategi Pemasaran sendiri harga komoditinya atau bertindak
Produksi ikan Indonesia yang dari sebagai “price taker” ( Amin Aziz, 1993)
tahun ke tahun mengalami peningkatan Menurut Sebastian (1985) ada dua
perlu diantisipasi dengan strategi pema- macam model untuk menganalisis pena-
saran yang tidak hanya berorientasi pada waran yaitu model statis dan model
menjual produk hasil olahan (selling dinamis. Pada model penawaran statis
concept) tetapi harus dikembangkan mela- hanya memperlihatkan perubahan jumlah
lui pemuasan kualitas produk seperti yang barang yang ditawarkan akibat adanya
dikehendaki oleh konsumen, karena itu perubahan harga, sedangkan faktor lain
diperlukan suatu strategi pemasaran yang dianggap tetap (ceteris paribus). Sementara
tepat dan telah dipertimbangkan sejak model penawaran dinamis adalah meru-
proses produksi yang berkenaan dengan pakan respon penawaran akibat adanya
kualitas sampai proses distribusi (Heru perubahan faktor-faktor di luar harga yang
Nurasa, 1997). menyebabkan terjadinya pergeseran kurva
Perencanaan strategis yang tepat akan penawaran (supply shifter).
sangat menguntungkan perusahaan di masa
yang akan datang. Kotler (1995) menya- Model Ekonomi
takan perencanaan strategis harus ber- Untuk memudahkan analisis model
wawasan pasar yaitu mencakup proses ekonomi maka diperlukan asumsi-asumsi
manajerial untuk mengembangkan dan yang mendasari model tersebut . Adapun
menjaga agar sasaran, keahlian dan sumber asumsi-asumsi yang diajukan adalah:
daya organisasi sesuai dengan peluang 1. Stok ikan tuna konstan
pasar yang terus berubah. Tujuannya agar 2. Perdagangan antar negara diasumsikan
dapat membentuk dan menyempurnakan sebagai pasar persaingan sempurna,
bisnis serta produk perusahaan untuk tanpa memperhatikan kebijakan antar
memenuhi sasaran keuntungan dan pertum negara

118
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

3. Indonesia merupakan negara kecil (Gujarati,1995) maka dalam model akan


dalam melakukan ekspor ikan tuna diganti dengan penawaran harapan (QSt *)
4. Produk ikan tuna Indonesia seluruhnya sehingga menjadi :
ditujukan untuk ekspor, sehingga tidak
ada sisa untuk memenuhi permintaan logQSt * = logß0 + ß1 logPdt + ß2log Pdut +
domestik, dengan kata lain permintaan ß3 logPdkt +ut
domestik tidak diperhitungkan.
5. Biaya angkut dan penanganan antar Karena QSt * tidak dapat diamati
negara adalah konstan maka Nerlove mendapatkan bahwa :
6. Selera konsumen negara pengimpor
dianggap konstan logQSt - logQSt-1 = (logQSt * - logQSt -1 )
7. Impor ikan tuna nol karena jumlah logQSt = logQSt * - logQSt -1 + logQSt-1
impor ikan tuna kecil logQSt = logQSt * + ( 1 - )logQSt -1
8. Harga ekspor ikan tuna sama dengan
harga domestiknya setelah dikoreksi Apabila persamaan (4) disubsti
dengan biaya angkut dan penanganan tusikan ke dalam persamaan (3) akan
antar pelabuhan yang nilainya konstan didapatkan:
(tanpa mempertimbangkan faktor
lainnya). logQst = logß0 + ß1 logPdt + ß2
9. Dalam penelitian ini kepiting dan udang logPdut + ß3 logPdkt + ut + (1- )+
dipilih sebagai variabel komoditi pem- logQSt -1
banding karena udang merupakan
komoditi ekspor primadona perikanan, Sehingga bentuk akhir akan
sedangkan kepiting adalah komoditi didapatkan :
ekspor ketiga sesudah ikan tuna.
logQst = logß0 + ß1logPdt + ß2 logPdut +
Berdasarkan asumsi di atas maka ß3 logPkt + ß4 logQst-1 + vt
model ekonomi dalam penelitian ini
meliputi: Fungsi Ekspor Ikan Tuna
Indonesia
Fungsi Penawaran Ikan tuna di
Pasaran Domestik Secara matematis dapat ditulis :

Secara matematis dapat ditulis fungsi Qet = (Pdt , Pft , Tx, Pdut , Pdkt , Nt)
penawaran ikan tuna Indonesia adalah :
Apabila nilai Pft = Pdt , mengingat
Qst = f ( Pdt, Pdut , Pdkt) nilai Et konstan sehingga harga ikan tuna
Indonesia hanya diambil salah satunya
Untuk memudahkan dalam pendu- setelah dikoreksi dengan biaya angkut dan
gaan, persamaan ditulis dalam bentuk penanganan antar pelabuhan. Dalam bentuk
double logarithma : persamaan double logarithma menjadi:

logQst = logß0 + ß1 logPdt + ß2 logPdut + Log Qet =log 0 + 1 log Pft + 2 log Tx + 3
ß3 logPdkt +ut log Pdut + 4 log Pkt + 5 log Nt + ut
Dalam penawaran jangka panjang Dalam bentuk dinamis keseimbangan
yang merupakan bentuk penawaran di- jangka panjang ekspor merupakan jumlah
namis maka produsen seringkali mempu- ekspor ikan tuna yang diharapkan (Qet* )
nyai suatu harapan penawaran tertentu sehingga menjadi :

119
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

sama lain maka pendugaan masing-masing


LogQet * = log 0 + 1 log Pft + 2 logTx + model tidak dapat dilakukan secara
3 logPdut + 4 logPdkt + 5logNt + ut terpisah, untuk itu dilakukan analisis
lanjutan dari model simultan dilakukan
Dengan jalan yang sama maka dengan menggunakan 2 stage least square
persamaan ekspor ikan tuna dapat ditulis (2SLS).
dalam bentuk lain : Faktor-faktor yang mempengaruhi
logQet = log 0 + 1 log Pft + 2 log Tx + penawaran domestik ikan tuna Indonesia
3 log Pdut + 4 log Pdkt + 5 log Nt + 6
yaitu harga ikan tuna di pasaran domestik ,
log Qet-1 + zt harga udang, harga domestik kepiting dan
penawaran domestik pada t-1. Faktor-
Karena diasumsikan penawaran faktor yang berpengaruh terhadap ekspor
domestik seluruhnya diekspor maka vari- ikan tuna Indonesia dalam penelitian ini
abel - variabel yang mempengaruhi meliputi harga ekspor ikan tuna , pajak
penawaran juga akan mempengaruhi ekspor ikan tuna,harga udang dan kepiting
ekspor, sehingga fungsi ekspor ikan tuna di pasar domestik serta nilai tukar uang
Indonesia dengan model harapan adaptif Indonesia terhadap US$, ekspor ikan tuna
menjadi: pada t-1 dan penawaran domestik pada t-1
.
logQet = log 0 + 1 log Pft + 2 log Tx + Untuk mengetahui prospek ekspor
ikan tuna dilakukan prediksi data ber-
3 log Pdut + 4 log Pdkt + 5 log Nt
+ 6 log Qdt-1 + 7log Qet-1 + zt dasarkan data time series yang ada dengan
metode analisis trend. Hasil peramalan ini
diharapkan dapat digunakan untuk menyu
Kerangka Pemikiran sun perencanaan strategi pemasaran ekspor
ikan tuna di masa yang akan datang.
Perairan Indonesia yang sangat luas Perencanaan strategi dilakukan de-
dan memenuhi syarat hidupnya ikan tuna ngan analisis SWOT yaitu berdasarkan
menyebabkan Indonesia mempunyai po- faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
tensi yang cukup besar untuk memasok ikan tuna dan penawaran ikan tuna
kebutuhan dunia. Selama ini Indonesia baru Indonesia sebagai hasil analisis regresi
memasok 7% dari kebutuhan dunia, mengi selain itu juga memperhitungkan kebijakan-
ngat potensi lestari yang sudah dimanfaat kebijakan pemerintah Indonesia dan negara
kan baru mencapai 46.3 % (Ditjen importir ikan tuna Indonesia. Semuanya
Perikanan, 1998) maka ekspor Indonesia dikelompokkan menjadi kategori faktor-
masih dapat ditingkatkan lagi. Karena itu faktor kekuatan, kelemahan , peluang dan
penting untuk diketahui faktor-faktor yang ancaman yang mempengaruhi ekspor ikan
berpengaruh terhadap ekspor ikan tuna tuna.
Indonesia.
Dalam penelitian ini diasumsikan Hipotesis
produk ikan tuna Indonesia seluruhnya Berdasarkan latar belakang, perma-
ditujukan untuk ekspor sehingga tidak salahan dan kerangka teoritis yang telah
diperhitungkan adanya permintaan dikemukakan sebelumnya maka dapat
domestik. Sebelumnya perlu disusun dahulu diajukan hipotesis sebagaimana berikut:.
model fungsi dari penawaran dan ekspor 1. Faktor-faktor yang mempe-
ikan tuna Indonesia . Model fungsi yang ngaruhi ekspor ikan tuna Indonesia adalah
digunakan di sini adalah model regresi linier harga ekspor ikan tuna, pajak ekspor ikan
berganda dalam bentuk double logarithma . tuna, harga udang, harga kepiting, nilai
Karena keduanya saling berhubungan satu tukar, penawaran ekspor ikan tuna pada

120
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

tahun t-1 dan penawaran domestik pada jumlah tonase ikan tuna yang diekspor
tahun t-1 pada tahun tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempenga- 4. Harga udang (Pdut ) adalah harga
ruhi penawaran ikan tuna di pasaran udang yang dihitung berdasarkan
domestik adalah harga ikan tuna, harga harga lokal yang tercatat pada lapor-
udang, harga kepiting serta penawaran an badan yang berwewenang dalam
ikan tuna pada tahun t-1. rupiah (Rp/kg).
3. Ekspor ikan tuna Indonesia untuk 5. Harga kepiting (Pdkt ) adalah harga
tahun 2000 –2005 dapat diprediksi. kepiting yang dihitung berdasarkan
4. Penyusunan perencanaan strategis harga lokal yang tercatat pada lapor-
yang tepat dengan memperhatikan kekuat- an badan yang berwewenang dalam
an, kelemahan, peluang dan ancaman yang rupiah (Rp/kg).
ada, akan dapat mempertinggi kemampuan 6. Pajak ekspor ikan tuna (Tx) diukur
menyalurkan ekspor ikan tuna Indonesia berdasarkan selisih harga domestik
ikan tuna dan harga ekspor ikan tuna
mengingat data pajak ekspor ikan tuna
METODE PENELITIAN tidak tersedia
7. Nilai tukar (Nt ) adalah jumlah mata
Metode Pengambilan Data uang dalam negeri (Rp) yang di-
Data yang digunakan dalam pene- butuhkan untuk setiap 1 US$ ber-
litian ini adalah data sekunder antara tahun dasarkan tahun APBN berjalan yang
1971 - 1998 . Data ini dikumpulkan dari diamati dan dicatat oleh BPS.
berbagai instansi yang terkait di antaranya
Biro Pusat Statistik, Direktorat Jendral Metode Analisis Data
Perikanan, Departemen Perdagangan Indo-
nesia dan lain-lain instansi yang terkait Analisis Regresi Linier Berganda
dengan penelitian ini.
Pengujian hipotesa pertama dan
Definisi Operasional Variabel kedua dengan analisis data berdasarkan
Adapun variabel-variabel yang di- model fungsi struktural keseimbangan pasar
analisis di sini berdasarkan data time series menggunakan analisis regresi linier ber-
tahun 1986-1998 dan diukur berdasarkan ganda Dan supaya memudahkan dalam
ketentuan-ketentuan sebagai berikut: mencari arti ekonominya model ditulis
1. Penawaran ikan tuna Indonesia (Qst) dalam bentuk double logarithma sebagai-
adalah jumlah ikan tuna Indonesia mana berikut :
yang ditawarkan, dihitung ber-
dasarkan total produksi ikan tuna Fungsi penawaran ikan tuna Indonesia
Indonesia yang dicatat oleh Direktorat
Jendral Perikanan (ton/tahun). logQst = log ß0 + ß1 log Pdt + ß2 log Pdut
2. Ekspor ikan tuna Indonesia ( Qet + ß3 log Pdkt + ß4 log Qst + vt
)adalah jumlah ekspor ikan tuna yang
dicatat oleh Direktorat Jendaral Fungsi ekspor ikan tuna Indonesia
Perikanan (ton/kg)
3. Harga ikan tuna (Pdt) sama dengan logQet = log 0 + 1 log Pft + 2log Tx +
s
harga ekspor ikan tuna (Pft) adalah 3 Pdut + 4 log Pdkt + 5log Nt + 6 logQ t-
harga ikan tuna yang dihitung e
1 + 7 logQ t-1 + zt
berdasarkan harga ekspor, di mana
nilai ini diperoleh dari nilai total Karena diasumsikan penawaran ikan
ekspor (pada harga FOB) dibagi tuna seluruhnya ditujukan untuk ekspor

121
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

maka tidak ada sisa untuk memenuhi


permintaan dalam negeri. Pendugaan Analisis SWOT
masing-masing fungsi tidak dapat dilakukan Untuk menjawab hipotesa kelima
secara terpisah. Itu berarti kedua per- dilakukan analisis SWOT yang meliputi
samaan merupakan persamaan simultan pengamatan terhadap lingkungan internal
(simultaneous equation). Untuk meng- dengan mengetahui kekuatan dan kele-
estimasi persamaan digunakan metode mahan yang mempengaruhi ekspor ikan
Two Stage Least Square (2SLS). tuna. Di samping itu juga memper-
Metode 2SLS meliputi 2 penerapan timbangkan lingkungan ekternal yaitu
OLS secara berturut-turut : dengan melihat adanya peluang ekspor dan
1. Meregresi variabel endogen (Pdt= Pft) ancaman yang ada. Analisis ini dilakukan
atas semua variabel eksogen, hal ini dengan melihat kondisi pada saat penelitian
bertujuan untuk menghilangkan korelasi ini dilakukan.
antara variabel yang menjelaskan de- Ada tiga tahapan untuk melakukan
ngan variabel pengganggu. analisis ini : (1) tahap pengumpulan data,
1. Mengganti variabel endogen (Pdt) (2) tahap analisis, dan (3) tahap
dalam persamaan asli dengan nilai Penyusunan Strategi.
tafsirannya dan kemudian melakukan
regresi OLS biasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persamaan ekspor sekarang dapat
dinyatakan : Tinjauan Umum Perikanan Tuna

log Qet = log 0 + 1log Pftt + 2log Tx + 3 Ikan tuna masuk dalam keluarga
log Pdut + 4 log Pdkt + 5 logNt + 6 Scrombidae, dimana secara umum mem-
log Qst-1 + 7 Qet-1 + Zt* punyai ciri-ciri fisik antara lain, bentuk
tubuh seperti cerutu (memanjang bulat) dan
dimana Zt* = zt + 1 e2
torpedo (memanjang langsing), mempunyai
dua sirip punggung, sirip depannya pendek
Persamaan penawaran menjadi: dan terpisah dari sirip belakang, sedangkan
sirip perutnya kecil dan bentuk sirip ekor
logQst = log ß0 + ß1 log Pdtt + ß2 mempunyai cagak agak ke dalam dengan
log Pdut + ß3 log Pdkt + ß4 log Qst-1 + Vt jari-jari penyokong yang menutup seluruh
ujung hypuralnya (Dirjen Perikanan, 1996).
dimana Zt* = zt + 1 e2
Secara umum ikan tuna dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu ikan tuna
besar seperti Madidihang, Ikan tuna Mata
Analisis TREND Besar, Albakore, Ikan tuna Sirip Biru dan
Proyeksi ekspor ikan tuna diestimasi Ikan tuna Abu-abu. Yang kedua adalah
dengan menggunakan analisis trend . ikan tuna kecil meliputi ikan Tongkol,
Analisis ini lebih banyak digunakan untuk Lisong dan Cakalang. Dari dua jenis ikan
meramal produksi dan hasil penjualan tuna tersebut yang merupakan komoditas
(Supranto,1990). Dengan menetapkan ekspor adalah ikan tuna Madidihang, Mata
waktu sebagai variabel independen dan Besar, Albakore, Sirip Biru dan Cakalang.
volume ekspor yang telah diketahui sebagai Alat tangkap yang digunakan untuk
variabel dependen, akan dilakukan prediksi perikanan ikan tuna terbagi menjadi dua.
dengan metode jumlah kuadrat terkecil. Untuk perikanan rakyat yang bersifat
Tujuan dari penggunaan metode ini adalah tradisional menggunakan long line, pole and
untuk meminimumkan jumlah kesalahan . line, hand line, troll line, rawai hanyut dan

122
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

rawai tetap. Sedangkan perusahaan dengan volume 10.764 ton untuk ikan tuna
perikanan dan kapal ikan asing lebih banyak segar dan 24.297 ton ikan tuna beku,
menggunakan long line dan pole and line namun dari segi harga Singapura mem-
saja (Martono, 1991). Ini yang menyebab berikan harga tertinggi untuk ikan tuna
kan pemanfaatan hasil laut Indonesia segar Indonesia yaitu US$ 6.33 sedangkan
khususnya ikan tuna tidak dapat maksimal. Jepang hanya US$ 3.84 . Sementara itu
USA merupakan negara pengimpor ikan
Ekspor Ikan tuna Indonesia tuna kaleng terbesar dengan volume 12.390
Ada tiga jenis olahan ikan tuna Indo- atau sekitar 31.02% dari total ekspor ikan
nesia yang diekspor yaitu ikan tuna segar, tuna kaleng Indonesia. (Dirjen Perikanan,
beku dan kaleng. Dari ketiganya ikan tuna 1998)
segar dalam sepuluh tahun terakhir, meng- Dari sini dapat diketahui, bahwa
alami peningkatan yang cukup pesat yaitu setiap negara importir memiliki preferensi
20,33%. Ditinjau dari nilainya, ekspor ikan yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi
tuna Indonesia dari tahun ke tahun ikan tuna dan itu akan mempengaruhi harga
mengalami peningkatan. Dari harga rata- jual ikan tuna sendiri. Kenyataan ini harus
ratanya (US$/kg) dapat diketahui bahwa mendapat perhatian dalam menen-tukan
dari tahun 1993 –1997 ikan tuna dalam strategi pemasaran ekspor di masa datang.
bentuk segar memiliki harga yang paling
tinggi yaitu berkisar antara US$ 3.7 – US$ Analisis Regresi 2SLS
4.44 , sedangkan ikan tuna kaleng US$
2.02 – US$ 2.94 dan yang paling murah 1. Ekspor Ikan tuna Indonesia
adalah ikan tuna beku dengan harga US$ Hasil pendugaan fungsi ekspor ikan
1.23 – US$ 1.13.(Dirjen Perikanan, 1998) tuna Indonesia yang menggunakan 2SLS
Ekspor ikan tuna pada tahun 1998 berdasarkan hipotesis pertama ,dimana hasil
ditinjau dari jenis pengolahannya maka analisisnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Jepang adalah negara importir terbesar ikan
tuna segar dan ikan tuna beku Indonesia

Tabel 1 . Hasil Analisis 2SLS Pendugaan Fungsi Ekspor Ikan tuna Indonesia.

Variabel Koefisien T hitung Sig.T


Regresi
(log Pftt) Harga ekspor ikan tuna 2.316** 1.860 0.079
(log Tx) Pajak ekspor ikan tuna -0.397* -1.486 0.101
(log Pdut) Harga udang 1.340 2.119 0.548
(log Pdkt) Harga kepiting 0.626 0.792 0.438
(log Nit) Nilai tukar -0.271* -1.441 0.129
(log Qst-1) Penawaran ikan tuna tahun t-1 -1.139 -1. 015 0.323
(log Qet-1) Ekspor ikan tuna tahun t-1 0.860* 1.449 0.103
C Konstanta/intersep 4.473 1.177 0.2544
R2 : 0.9698; F-Statistik : 82.804; N (Jumlah observasi): 27
**signifikan pada = 5% ; * signifikan pada = 10%

Hasil uji model ekspor ikan tuna bahwa seluruh variabel bebas yang
Indonesia adalah: dianalisis secara berganda dapat
a. Secara statistik, model tersebut dapat menjelaskan keragaman ekspor ikan
diterima, karena F ratio = 82.804 de- tuna Indonesia. Koefisien determinasi
ngan signifikant F = 0.000. Ini berarti (R2) sebesar 0.9698 memberi arti

123
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

bahwa 96.98 % variabel ekspor ikan elastisitas sebesar 2.316. Hal ini berarti
tuna Indonesia dapat dijelaskan oleh kenaikan harga ekspor ikan tuna sebesar
variabel bebas yang terdapat dalam 1%, akan diikuti dengan kenaikan ekspor
model, sisanya 3.02% dijelaskan oleh sebesar 2.316%. Koefisien regresinya juga
variabel lain yang tidak dimasukkan menunjukkan bahwa ikan tuna dari
dalam model, seperti adanya produk Indonesia cukup mendapat respon yang
dari negara eksportir yang lain, pen- baik dari pasar internasional , sehingga
dapatan dan jumlah konsumen di walaupun harga ekspor yang ditawarkan
negara importir karena tidak terse lebih tinggi namun permintaan ekspornya
dianya data yang memadai. meningkat lebih besar lagi.
b. Berdasarkan matrik korelasi dalam
model ekspor ikan tuna Indonesia tidak 2) Pengaruh pajak ekspor ikan tuna
terdapat gejala multikolinearitas. Pajak ekspor berpengaruh negatif dan
(Gujarati, 1995) nyata terhadap ekspor ikan tuna Indonesia
c. Uji autokorelasi dalam model ber- pada taraf = 10 %, dengan nilai elas-
tujuan untuk melihat terjadi tidaknya tisitas sebesar -0.397. Itu berarti jika pajak
korelasi serial di antara error term ekspor naik sebesar 1% maka ekspor ikan
(variabel pengganggu). Dalam pene tuna akan menurun sebesar 0.397%. Me-
litian ini menggunakan metode Runs- mang apabila pajak ekspor dinaikkan, maka
Test yaitu memperhatikan residual beban biaya yang ditanggung ekspor tir
yang dimiliki model dengan melihat akan semakin tinggi sehingga salah satu
jumlah deretan residual yang bernilai yang ditempuh adalah mengurangi jumlah
negatif maupun positif secara ber ikan tuna yang diekspor . Kondisi seperti ini
urutan. Dari hasil analisis diperoleh tentu saja akan merugikan baik bagi
nilai n1 = 14, n2 = 12 dan k=13 , nk 1 eksportir sendiri maupun bagi penerimaan
sebesar 8 dan nk 2 sebesar 20. Karena devisa negara.
nilai k di antara nk 1 dan nk 2 maka
diputuskan tidak terdapat autokorelasi. 3) Pengaruh harga domestik udang
d. Untuk mengetahui ada tidaknya ma- Udang sebagai salah satu komoditi
salah heterokedastisitas yaitu adanya andalan ekspor Indonesia mempunyai koefi
hubungan antara residual dengan vari- sien elastisitas yang positif terhadap ekspor
abel dependen dan varibel independen ikan tuna. Secara teori, Iksan (1991)
digunakan uji Spearman. Uji ini meng- menyatakan bahwa jika nilai elastisitas
gunakan analisa korelasi antara resi- silang suatu produk bertanda positif , maka
dual model dengan variabel bebas dan dapat dikatakan produk itu bersifat substi
terikat. Dari hasil uji Spearman tusi terhadap produk lain, karena kenaikan
diketahui tidak ada masalah hetero- harga suatu produk akan diikuti oleh ke-
skedastisitas dalam model tersebut. naikan permintaan produk substitusinya.
Pengaruh udang terhadap ekspor ikan tuna
Selanjutnya interpretasi analisis re- tidak nyata , hal ini disebabkan karena
gresi secara parsial untuk mengetahui pada kenyataannya konsumen tidak selalu
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor mengganti udang dengan tuna dan begitu
ikan tuna Indonesia dapat dijelaskan pula sebaliknya, karena ini lebih me-
sebagaimana berikut: nyangkut pada selera konsumen itu sebab-
nya perubahan pada harga udang tidak
1) Pengaruh harga ekspor ikan tuna terlalu berpengaruh nyata terhadap ekspor
Harga ekspor ikan tuna berpengaruh ikan tuna Indonesia.
nyata dan positif terhadap ekspor ikan tuna
Indonesia pada taraf = 5%, dengan nilai 4) Pengaruh harga domestik kepiting

125
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

Tanda positif menunjukkan bahwa 6) Pengaruh ekspor ikan tuna pada t-


hubungan antara kepiting dan ikan tuna 1
secara matematis ekonomis bersifat substi Ekspor ikan tuna pada tahun sebelum
tusi, dengan demikian jika harga domestik nya mempunyai pengaruh nyata terhadap
kepiting naik maka ada kemungkinan ekspor ikan tuna. Hal ini menunjukkan
eksportir kepiting beralih kepada produk bahwa negara importir mempertimbangkan
lain, salah satunya adalah ikan tuna se- kondisi ikan tuna yang diekspor pada tahun
hingga volume ekspor ikan tunapun me- sebelumnya untuk melakukan impor ikan
ningkat. Pada kenyataannya, penggan tian tuna pada tahun yang akan datang.
produk ekspor tidak dapat dilakukan Sebaliknya , eksportir akan lebih mudah
semudah itu, karena hal ini menyangkut menentukan strategi pemasarannya dengan
permintaan negara importir dan selera melihat respon negara importir terhadap
konsumen yang belum tentu menerima ekspor pada tahun sebelumnya.
tuna sebagai pengganti kepiting begitu pula
sebaliknya, itu sebabnya hasil analisis ini 7) Pengaruh penawaran ikan tuna di
menunjukkan perubahan harga kepiting pasar domestik saat t-1
tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor
ikan tuna Indonesia. Nilai koefisien elastisitas penawaran
ikan tuna pada tahun sebelumnya terhadap
5) Pengaruh nilai tukar rupiah ekspor tuna sebesar –1.139. Nilai negatif
Nilai tukar berpengaruh nyata ter- menunjukkan jika terjadi peningkatan pro-
hadap ekspor ikan tuna Indonesia. Nilai duksi ikan tuna pada tahun t-1 maka jumlah
elastisitas sebesar –0.271 menandakan jika ikan tuna yang diekspor pada tahun ke t
nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah menurun. Hasil analisis juga menunjukkan
sebesar 1%, maka ekspor ikan tuna penawaran ikan tuna pada tahun sebelum-
menurun sebesar 0.271%. Hal ini tidak nya tidak berpengaruh nyata terhadap
sesuai dengan teori, karena seharusnya ekspor ikan tuna. Sebab ekspor ikan tuna
untuk setiap unit dollar yang diperoleh dari lebih tergantung pada permintaan negara
ekspor akan mendapatkan rupiah lebih importir dan jumlah penawaran atau pro-
banyak, sehingga ekspor meningkat. Dalam duksi saat itu. Hal ini disebabkan ikan tuna
hal ini ada kemungkinan nilai tukar lebih merupakan perishable food sehingga
banyak berpengaruh terhadap faktor produksi saat itulah yang menjadi pertim-
produksi pengolahan ikan tuna, terutama bangan ekspor ikan tuna saat itu dan tinggi
yang berkaitan dengan input produksi yang rendahnya produksi pada tahun sebelumnya
diimpor. Itu sebabnya, melemahnya nilai tidak akan mempengaruhi ekspor ikan tuna
rupiah menyebabkan biaya produksi pada saat ini. Walaupun tidak menutup
pengolahan ikan tuna meningkat, apabila kemungkinan eksportir mempertim-
produsen/eksportir tidak menambah modal, bangkan produksi pada tahun sebelumnya
maka dilakukan pengurangan output ikan karena jika produksi sebelumnya mempu-
tuna. Ini bisa mengakibatkan volume nyai mutu yang tidak sesuai dengan
ekspor ikan tuna pun menurun. Selain itu, standart yang ditetapkan negara importir
harus diingat juga bahwa produksi ikan akan mengakibatkan permintaan ekspor
tuna sangat bergantung pada kondisi alam tuna mengalami penurunan pada tahun
dan musim penangkapan. Jadi walaupun yang akan datang.
nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar,
jika jumlah hasil tangkapan menurun, maka 2. Penawaran Ikan tuna di Pasar
ekspor ikan tuna juga akan berkurang . Domestik

126
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

Hasil analisis penawaran ikan tuna di penawaran ikan tuna di pasar domestik
pasar domestik adalah untuk menjawab adalah sebagaimana disajikan Tabel 2.
hipotesis kedua. Hasil pendugaan fungsi

Tabel 2. Hasil Analisis 2SLS Pendugaan Fungsi Penawaran Ikan tuna di Pasar Domestik.

Variabel Koef. T hitung Sign.T


Regresi
(log Pdtt) Harga ikan tuna - 0.342** -1.935 0.066
(log Pdu) Harga domestik udang 0.116 1.084 0.390
(log Pdkt) Harga domestik kepiting 0.118 1. 055 0.447
(log Qst-1) Penawaran ikan tun tahun t-1 1.118* 1.353 0.000
C Konstanta/intersep -0.360 -0.923 0.366

R 2 : 0.9938; F-Statistik : 847.467; N (Jumlah observasi) : 27


** signifikan pada = 5%; * signifikan pada = 10%

Hasil uji model penawaran ikan tuna ikan tuna di pasar domestik tidak
Indonesia adalah: terdapat gejala multikolinearitas.
a. Secara statistik, model tersebut dapat c. Asumsi autokorelasi dalam model diuji
diterima, karena F ratio = 847.467 de- dengan menggunakan metode Runs -
ngan signifikant F = 0.000. Ini berarti Test dengan hasil analisis diperoleh
bahwa seluruh variabel bebas ber-pe- nilai n1 = 12, n2 = 13 dan k=15. Dari
ngaruh secara simultan terhadap vari- tabel didapatkan nk 1 sebesar 8 dan nk
abel terikat dan model tersebut di- 2 sebesar 19. Karena nilai k di antara
anggap baik untuk peramalan. Ko- nk 1 dan nk 2 maka diputuskan pada
efisien determinasi (R2) sebesar 0.9938 model penawaran ikan tuna di pasar
memberi arti bahwa 99.38% variabel domestik tidak terdapat autokorelasi.
bebas dapat memberi penjelasan ter- d. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah
hadap variabel penawaran ikan tuna di heterokedastisitas digunakan uji Spear-
pasar domestik, sedangkan sisanya man. Dari hasil uji Spearman diketahui
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak bahwa nilai probabilitas residual dengan
dimasukkan dalam model. Variabel lain masing-masing variabel yang ada dalam
itu diantaranya kondisi alam dan musim model penawaran ikan tuna di pasar
penangkapan serta kondisi alat tangkap domestik tidak signifikan, sehingga
/ teknologi yang digunakan. Variabel dapat disimpulkan tidak ada masalah
tersebut tidak dapat dimasukkan karena heterokedastisitas dalam model ter-
kesulitan pendekatan operasionalnya. sebut.
b. Menurut Gujarati (1995), bila koefisien Selanjutnya interpretasi analisis re-
determinasi tinggi dan diikuti variabel gresi secara parsial untuk mengetahui
dalam model signifikan secara statistik faktor-faktor yang mempengaruhi pena-
maka diduga tidak terjadi gejala waran ikan tuna di pasar domestik dapat
multikolinearitas. Melalui pendekatan dijelaskan sebagaimana berikut:
matrik korelasi dapat terlihat bahwa
koefisien regresi antar variabel bebas (1) Pengaruh harga ikan tuna
tidak ada yang di atas 0.8. Maka dapat Hasil pendugaan terhadap variabel ini
disimpulkan dalam model penawaran menunjukkan bahwa harga ikan tuna
berpengaruh nyata terhadap penawaran

127
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

ikan tuna. Koefisien elastisitas yang ber- maupun ikan tuna mempunyai musim yang
nilai –0.342 memberi arti bahwa setiap berbeda dan konsumen yang dituju juga
kenaikan harga ikan tuna sebesar 1% akan belum tentu sama sehingga perubahan
menyebabkan penurunan penawaran ikan harga ikan lain tidak selalu berpengaruh
tuna sebesar 0.342%. Kondisi ini tidak terhadap penawaran ikan tuna
sesuai dengan teori penawaran yang me-
ngatakan bahwa dengan peningkatan harga (4) Pengaruh penawaran domestik
suatu komoditi maka akan diikuti dengan pada tahun t-1
kenaikan jumlah yang ditawarkan . Hu-
bungan yang negatif antara harga domestik Penawaran domestik pada tahun se-
ikan tuna dengan jumlah pena-waran seperti belumnya (t-1) mempunyai pengaruh nyata
di atas kemungkinan disebabkan karena terhadap penawaran ikan tuna pada saat
produksi ikan tuna tidak dapat dipastikan sesudahnya. Nilai koefisien elastisitas
hasilnya, mengingat ikan tuna merupakan sebesar 1.118 memberi arti jika penawaran
produk yang didapat langsung dari alam pada tahun t-1 naik sebesar 1% maka akan
sehingga hasilnya tergantung dari banyak terjadi peningkatan penawaran ikan tuna
hal salah satunya musim dan tempat sebesar 1.118%. Hal ini menunjukkan
penangkapan. Kemungkinan ke-naikan apabila penawaran pada tahun sebelumnya
harga disebabkan karena adanya penurunan mendapat respon yang cukup baik dari
hasil tangkapan ikan tuna, itu sebabnya konsumen, maka produsen akan berusaha
antara keduanya berhubungan secara untuk meningkatkan produksinya sehingga
negatif. Dari nilai tersebut juga dapat terjadi kesinambungan produksi ikan tuna
dikatakan bahwa harga domestik ikan tuna yang cukup baik.
inelastis terhadap penawaran ikan tuna,
artinya penawaran domestik tidak terlalu Analisis Trend
responsif terhadap adanya peru-bahan Analisis ini digunakan untuk mela
harga domestik ikan tuna. kukan prediksi perkembangan ikan tuna
untuk 5 tahun yang akan datang dengan
(2) Pengaruh harga udang asumsi bahwa semua variabel yang
Harga udang mempunyai pengaruh mempengaruhi ekspor ikan tuna Indonesia
tidak nyata terhadap penawaran ikan tuna pergerakannya sama dengan waktu sebelum
di pasar domestik. Ini memberi arti bahwa nya. Menggunakan metode regresi
perubahan terhadap harga udang tidak akan berganda, maka didapatkan hasil sebagai
mempengaruhi penawaran ikan tuna. Hal ini mana terlihat pada lampiran 7, dimana
disebabkan pangsa pasar dan konsumen sebagai variabel independen (X) adalah
kedua produk tidak sama, selain itu jika waktu yang dimulai dari tahun 2000 –
udang produksinya sudah dapat dibudi- tahun 2005 dan variabel dependen (Y)
dayakan, maka produksi ikan tuna adalah volume ekspor, maka didapatkan
sepenuhnya masih tergantung pada alam model trend :
sehingga volumenya tidak dapat dipastikan.
Y = -15628.7712 + 4468.411 X
(3) Pengaruh harga kepiting
Secara statistik harga domestik Berdasarkan model di atas maka
kepiting berpengaruh tidak nyata terhadap prediksi volume ekspor ikan tuna disajikan
penawaran ikan tuna di pasar domestik, itu pada Tabel 3.
sebabnya walaupun hubungan keduanya Dari hasil prediksi di atas terlihat
positif namun kenaikan harga kepiting tidak bahwa ada peningkatan volume ekspor
selalu diikuti dengan kenaikan pena-waran untuk tahun 2000 – 2005 dengan rata-rata
ikan tuna. Selain itu produksi kepiting 1.04 %, angka ini lebih tinggi dibandingkan

127
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

dengan rata-rata pertum-buhan ekspor ikan produksi ikan tuna tahun 2000 –2005. Dari
tuna dari tahun 1988 – 1998 yang hanya lampiran 8 diketahui model prediksi
mencapai 1.01%. Apabila ekspor ikan tuna produksi ikan tuna disajikan Tabel 4.
tersebut dipenuhi dari produksi ikan tuna
dalam negeri maka perlu diketahui prediksi

Tabel 3. Prediksi Volume Ekspor Ikan tuna Indonesia Tahun 2000 – 2005

No Tahun Volume Ekspor Ikan tuna Pertumbuhan (%)


1. 2000 105018.385
2. 2001 109486.796 1.042
3. 2002 113955.207 1.040
4. 2003 118423.618 1.039
5. 2004 122892.029 1.038
6. 2005 127360.440 1.038

Tabel 4. Prediksi Produksi Ikan tuna Indonesia Tahun 2000 – 2005

No Tahun Produksi Ikan tuna Pertumbuhan (%)


1. 2000 558179.66
2. 2001 578117.98 1.034
3. 2002 598056.30 1.033
4. 2003 617994.62 1.032
5. 2004 637932.94 1.031
6. 2005 657871.26 1.030

Dapat disimpulkan, dari prediksi daya yang tidak dapat pulih, sehingga
produksi ikan tuna maka kebutuhan ekspor sejalan dengan kemajuan teknologi dan
ikan tuna untuk tahun 2000 –2005 masih meningkatnya kegiatan menangkap ikan
dapat dipenuhi, namun itu semua masih maka hukum tingkat kenaikan hasil yang
tergantung kepada perbaikan teknologi semakin mengecil akan berlaku. Hal yang
penangkapan yang dimiliki Indonesia sama terjadi pada hasil prediksi ekspor
demikian juga kemampuan penanganan ikan tuna Indonesia yang menunjukkan
pasca tangkap yang akan mempengaruhi juga kenaikan hasil yang semakin mengecil.
mutu dan kualitas dari produk sebagaimana
yang diharapkan oleh negara pengimpor. Analisis SWOT
Dari hasil estimasi dari Dirjen Perikanan Melalui analisis trend diketahui pre-
(1997) diketahui potensi lestari ikan tuna diksi data ekspor ikan tuna Indonesia yang
Indonesia 687.000 ton/tahun, ini berarti terlihat meningkat pada tahun-tahun yang
hasil prediksi produksi ikan tuna sampai akan datang. Untuk mengantisipasi hal
dengan tahun 2005 masih dapat diterima. tersebut, maka perlu disusun suatu
Pada tabel prediksi produksi ikan tuna perencanaan pemasaran yang strategis
Indonesia, terlihat pertumbuhan yang dengan memperhatikan faktor-faktor yang
semakin menurun. Hannesson (1976) me- mempengaruhi ekspor ikan tuna seperti
nyatakan bahwa ikan merupakan sumber harga ekspor tuna Indonesia, pajak ekspor

128
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

ikan tuna, nilai tukar rupiah terhadap dollar 3. Peluang (Opportunity)


serta ekspor ikan tuna pada tahun-tahun Naiknya daya beli Jepang sebagai
sebelumnya. negara importir utama ,produksi ikan tuna
Dengan kata lain perencanaan strategi dalam negeri Jepang yang relatif menurun,
pemasaran ekspor ikan tuna Indonesia mulai dikembangkannya diversifikasi
harus memperhatikan analisis internal yaitu produk ikan tuna , adanya kuota untuk jenis
pengamatan berbagai kondisi yaitu per- Southern Bluefish (ikan tuna yang tidak
ikanan ikan tuna Indonesia baik dari sisi dihasilkan Indonesia) oleh New Zealand
penangkapan, hasil produksi dan cara dan Australia membuka peluang untuk jenis
penanganan ikan tuna dan yang kedua ikan tuna lainnya yang dimiliki Indonesia,
adalah berbagai kebijakan pemerintah, pengakuan SNI yang diterapkan di
selain itu juga mempertimbangkan faktor- Indonesia untuk produk perikanan
faktor yang berpengaruh nyata terhadap Indonesia oleh AS, Kanada dan beberapa
ekspor ikan tuna. Dan analisis eksternal negara Eropa.
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
perdagangan ikan tuna di pasar inter- 4. Ancaman (Threat)
nasional serta kebijakan maupun kondisi Meningkatnya penetrasi dan ekspansi
sosial budaya dari beberapa negara importir pasar ikan tuna di Jepang oleh Taiwan dan
utama ikan tuna Indonesia. China, penetapan kuota oleh ME untuk
ikan tuna jenis Blue fin dan Albacore,
Identifikasi SWOT dikembangkannya budidaya ikan tuna di
Jepang, harga ikan tuna yang cukup
1. Kekuatan (Strength) fluktuatif di Jepang, timbulnya ancaman
Potensi ikan tuna yang cukup besar dari Asosiasi Perdagangan Ikan tuna
,kebijakan deregulasi di bidang ekonomi Internasional karena alat tangkap yang
dengan meningkatkan ekspor non migas, digunakan Indonesia dianggap menyebab
upaya penegakan kedaulatan wilayah kan kerusakan ekologis), pasar dunia yang
perairan Indonesia , PP bahwa KIA harus semakin kompetitif terutama dalam per-
menggunakan ABK Indonesia 30% dari saingan kualitas dan kuantitas produk
seluruh awak kapal sebagai upaya transfor akibat arus globalisasi
masi teknologi, upaya pembinaan dan
peningkatan mutu produk perikanan, Perumusan Strategi SWOT
upaya penyusunan dan penerapan Standari Dengan identifikasi yang dilakukan
sasi Nasional Indonesia untuk produk dapat dirumuskan beberapa strategi pema-
perikanan. saran ekspor ikan tuna Indonesia yaitu :

2. Kelemahan (Weakness) 1. Strategi SO (memanfaatkan


Masih banyak nelayan yang menggu kekuatan dan peluang)
nakan armada kapal dan alat tangkap
tradisional, daerah penangkapan yang Melakukan upaya diversifikasi produk
belum merata (wilayah perairan bagian baik itu dari jenis olahan (ikan tuna beku
Timur dan ZEE belum terjangkau), jumlah dan kaleng) maupun jenis ikan tuna segar,
sarana dan prasarana belum sebanding dengan tetap memperhatikan mutu sebagai
dengan peningkatan penangkapan ( landing mana yang telah ditetapkan oleh standart
place, cold storage dan dockyard), tujuan nasional dan internasional serta persyaratan
ekspor masih terfokus pada pasar Jepang, dari masing-masing negara pengimpor
harga masih tergantung pada harga lelang dengan demikian dapat dilakukan pening
di pasar Jepang katan volume ekspor ikan tuna..

129
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

2. Strategi ST (memanfaatkan itu berarti adanya kesinam-bungan produk


kekuatan untuk mengurangi baik dalam jumlah dan mutu harus dapat
ancaman) dijaga, dengan demikian diharapkan
pasokan ikan tuna Indonesia ke pasar
Melakukan kerjasama dengan negara internasional akan terus meningkat dari
importir sehingga lebih memudahkan dalam tahun ke tahun. Adanya ketidak-tersediaan
menembus pasar dan melakukan promosi produk dan penurunan mutu pada tahun
dagang sehingga dapat memper-luas sebelumnya akan mengurangi kepercayaan
segmen pasar yang dapat dijangkau baik di konsu-men importir untuk tahun-tahun
Jepang maupun negar-negara lain. yang akan datang. Untuk itu kebijakan
pemerintah dalam melakukan pemeriksaan
3. Strategi WO (mengurangi mutu se-belum ekspor dilakukan perlu
kelemahan guna memperoleh diper-tahankan.
peluang) Di samping itu, mengingat produk
ikan tuna mempunyai banyak diversifikasi
Melakukan riset pemasaran di negara- sesuai dengan jenis ikan tuna yang diolah,
negara tujuan terutama mengenai harga maka pengusaha Indonesia harus mampu
dan pola konsumsi, juga berusaha mela- mengidentifikasi secara tepat tentang ciri
kukan pendekatan untuk menembus pasar dan bentuk produk sampai dengan
Eropa, Australia dan New Zealand dengan kemasannya yang dapat membangkitkan
jenis-jenis ikan tuna selain yang masuk minat konsumen internasional
penetapan kuota.
Aspek Harga
4. Strategi WT (mengurangi Harga merupakan faktor yang cukup
kelemahan untuk menghin- penting utnuk diperhatikan baik oleh
dari ancaman) eksportir Indonesia maupun produsen,
karena hal ini menyangkut tentang jumlah
Melakukan upaya alih teknologi baik uang yang harus dikeluarkan oleh kon-
dari segi armada maupun alat tangkap sumen.
dengan tetap memperhatikan kelestarian Hasil analisis 2SLS fungsi ekspor ikan
lingkungan, selain itu dengan armada yang tuna menunjukkan harga ekspor ikan tuna
memadai pemanfaatan sumberdaya perikan- berpengaruh nyata dan memiliki hubungan
an dapat dilakukan secara merata di wilayah yang positif. Ini berarti bahwa kenaikan
perairan Indonesia dengan demikian akan harga ekspor akan meningkatkan jumlah
terjadi peningkatan pro-duksi yang pada ikan tuna yang diekspor. Untuk itu dalam
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan menetapkan harga perlu dipertimbangkan
volume ekspor ikan tuna. beberapa hal antara lain biaya produksi
yang telah dikeluarkan, nilai produk menu-
Implementasi Kebijakan rut segi pandang konsumen, nilai kelang-
Berdasarkan hasil analisis yang kaan produk dan nilai produk pesaing.
dilakukan di atas maka implementasi kebi- Penentuan harga yang tepat selain berguna
jakan yang dapat diterapkan dapat di- untuk mempertahan kan pasar juga dapat
kelompokkan berdasarkan strategi bauran memperluas pangsa pasar. Walaupun
pemasaran sebagaimana berikut: sampai saat ini harga ekspor ikan tuna
Indonesia ke Jepang masih tergantung pa-
Aspek Produksi da harga lelang di pasar Jepang, diharapkan
Berdasarkan hasil analisis 2SLS fungsi dengan peningkatan jumlah ekspor ikan
ekspor ikan tuna, didapatkan bahwa ekspor tuna Indonesia ke pasar internasional akan
pada tahun sebelumnya berpe-ngaruh nyata menjadikan Indonesia mampu bertindak

130
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

sebagai price maker di masa yang akan industri ikan tuna Indonesia akan lebih baik
datang. Tentu saja ini tidak lepas dari lagi dan ekspor dapat lebih ditingkatkan.
peningkatan kualitas dan mutu yang tetap Harga ikan tuna menunjukkan hu-
dijaga baik dari segi kesegaran, kekenyalan bungan yang negatif dengan penawaran di
dan cara pengolahan sesuai dengan standart pasar domestik. Hal ini disebabkan antara
yang berlaku. Karena itu kebijakan lain, penangkapan ikan tuna sebagian besar
pemerintah untuk menetapkan pemeriksaan masih dilakukan dengan cara tradisional,
mutu sebelum produk diekspor harus tetap sehingga pengeksploitasiannya belum mak-
dipertahankan. simal dan tidak bisa merata ke seluruh
Ekspor ikan tuna dipengaruhi secara perairan Indonesia. Hal ini, sekali lagi
nyata oleh pajak ekspor yang menunjukkan membuktikan bahwa alih teknologi dengan
hubungan yang negatif dengan ekspor ikan jalan perbaikan armada dan alat tangkap
tuna. Untuk itu diharapkan pemerintah me- serta pemanfaatan satelit untuk menge-
nerapkan pajak ekspor yang tidak terlalu tahui pola penyebaran dan sentra produksi
tinggi bagi eksportir ikan tuna, sehingga tuna seperti yang dilakukan negara-negara
dari sisi produsen tidak terlalu mem- maju perlu segera diterapkan di Indonesia.
beratkan, sebaliknya pemerintah juga tidak
kehilangan pendapatan baik dari sektor Aspek Distribusi
pajak maupun devisa negara. Aspek distribusi menyangkut ber-
Nilai tukar yang berpengaruh nyata bagai aktivitas menyebabkan produk sampai
dan berbalik arah tidak sesuai dengan ha- ke tangan konsumen akhir. Saluran pema-
rapan, kemungkinan disebabkan masih saran ekspor ikan tuna Indonesia sebagai-
banyak faktor produksi ikan tuna yang mana dapat dilihat pada gambar 5. harus
diimpor baik itu untuk industri ikan kaleng didukung dengan aktifitas distribusi yang
maupun ikan segar. Di samping itu karena tepat. Ini berarti adanya produk harus
masih banyaknya kapal ikan asing di tersedia pada saat yang tepat dibutuhkan
perairan Indonesia dengan hasil tangkapan oleh konsumen. Kecermatan dalam proses
yang lebih baik dari nelayan lokal, akibat- pemasaran sangat penting bagi produk ikan
nya banyak produsen lokal yang membeli tuna, mengingat jenisnya yang tidak terlalu
hasil tangkap mereka yang dijual dalam tahan lama dan kesegaran produk meru-
dollar. Itu sebabnya, apabila nilai tukar pakan hal utama yang dipertimbangkan oleh
Indonesia naik, maka biaya produksi yang konsumen, khususnya penggenar sushimi.
dikeluarkan juga tinggi. Dalam hal ini, Untuk beberapa kebijakan yang dapat di-
sebaiknya ada kerjasama antara pemerintah, terapkan adalah :
pengusaha dan nelayan lokal untuk segera 1. Menyediakan fasilitas cold storage di
melakukan upaya alih teknologi , selain itu pusat-pusat produksi . Hal ini penting
juga memberikan pelatihan secara teori dan mengingat ikan tuna merupakan pro-
praktek langsung. Tentu saja hal ini duk perishable food, sehingga pena-
membutuhkan modal tidak sedikit, untuk nganan pasca tangkap yang baik dan
diharapkan pemerintah dapat memberikan tepat akan sangat membantu dalam
modal pinjaman dengan bunga dan syarat proses pengolahan berikutnya ter-
ringan baik kepada pengusaha maupun utama dalam menjaga kesegaran yang
nelayan. Dari sisi pengusaha sendiri, se- berkaitan dengan mutu produk.
baiknya tidak terlalu bergantung kepada 2. Memperbaiki sarana transportasi dari
faktor produksi yang diimpor dan di masa TPI (Tempat Penangkapan Ikan) sam-
yang akan datang bisa menjalin pola bapak- pai dengan pabrik pengolahan atau
angkat dengan nelayan lokal, sehingga akan pelabuhan /bandara.
ada hubungan yang saling mengun tungkan 3. Penambahan kargo untuk ekspor ikan
antar kedua pihak. Dengan demikian tuna yang menggunakan pesawat

131
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

udara, sehingga tidak terjadi penun- besar masih menggunakan faktor produksi
daan pengiriman yang akan merugikan yang diimpor, sehingga diperlukan upaya
eksportir ikan tuna. pengadaan faktor produksi lokal yang
4. Tidak menaikkan tarif kargo secara bermutu sama supaya biaya produksi dapat
cepat, seperti pada beberapa periode ditekan . Ekspor ikan tuna pada tahun
yang lalu 1994 – 1997, tarif kargo sebelumnya, terutama yang berkenaan
angkutan udara untuk ikan tuna segar ketepatan produk di tangan konsumen baik
mengalami kenaikan dan secara aku- dari segi harga, mutu maupun waktu
mulatif mencapai 165% (APTI, 1997). sampainya , ketiganya akan berpengaruh
terhadap peningkatan produk ikan tuna
Aspek Promosi Indonesia terutama untuk ekspor.
Merupakan salah satu upaya penge Harga domestik ikan tuna yang
nalan produk dan sekaligus sarana untuk berpengaruh negatif terhadap penawaran
membentuk citra produk di hadapan ikan tuna, disebabkan sifat hasil per-
konsumen yang pada gilirannya akan ikanan yang tergantung dari kondisi alam
meningkatkan volume penjualan . Promosi dan musim sehingga jika harga domestik
melibatkan banyak pihak dan biaya yang naik belum tentu diikuti peningkatan
cukup tinggi namun itu semua jika penawaran ikan tuna. Hubungan positif
dilakukan secara tepat akan mendatangkan ditunjukkan oleh penawaran ikan tuna pada
keuntungan yang sangat besar. tahun sebelumnya, dapat dikatakan pro-
Untuk itu, agar volume ekspor mening dusen perikanan ikan tuna Indonesia cukup
kat baik dari segi ragam produk ikan tuna responsif terhadap permintaan pasar,
maupun jangkauan segmen konsumen yang sehingga ada upaya untuk meningkatkan
luas, maka promosi dagangnya bukan produksi dari tahun ke tahun.
sekedar membujuk konsumen tapi lebih Prediksi ekspor ikan tuna dari tahun
mengarah pada memberi keyakinan akan 2000 – 2005 , memperlihatkan adanya
nilai dan manfaat produk ikan tuna Indo peningkatan ekspor ikan tuna rata-rata
nesia. Hal ini perlu mendapatkan dukungan 1,06%. Dengan peningkatan ekspor ikan
dari atase dagang yang mewakili Indonesia tuna tersebut maka diperlukan strategi
baik di negara-negara yang sudah menjadi pemasaran yang perlu diterapkan antara
tujuan ekspor Indonesia, maupun negara lain perbaikan sarana dan prasarana,
lain yang masih terbuka peluangnya untuk melakukan upaya alih teknologi untuk
dimasuki oleh pasar ekspor ikan tuna armada dan alat tangkap, peningkatan
Indonesia. kuantitas dan kualitas produk, melakukan
riset pemasaran dan peningkatan kerjasama
dengan negara pengimpor. Juga perlu
KESIMPULAN DAN SARAN diperhatikan bauran pemasaran yaitu
strategi yang memperhatikan aspek produk,
Kesimpulan aspek harga, aspek distribusi dan aspek
Hasil penelitian ini menunjukkan promosi.
bahwa ekspor ikan tuna berhubungan
positif dan sangat responsif terhadap Saran-saran
perubahan harga ekspor ikan tuna . Selain Adanya hubungan dan kerja sama
itu, perlu diperhatikan pula pajak ekspor yang baik antara nelayan dan pengusaha
ikan tuna yang tidak memberatkan perikanan yang bertindak sebagai pengolah
produsen namun juga tidak merugikan produk ikan tuna maupun eksportir ikan
pemerintah. Nilai tukar rupiah yang tuna, akan memudahkan dalam penyampai
berpengaruh negatif terhadap ekspor ikan an informasi tentang produk ikan tuna yang
tuna karena produksi ikan tuna sebagian sesuai untuk ekspor Di samping itu,

132
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

pengetahuan tentang cara penanganan pas- Gujarati,D. 1995. Basic Economics.Mc.


ca tangkap dan pengolahan yang baik dan Graw-Hill. Internasional Book Com
benar agar mutu ikan tuna tetap terjaga pany. Singapore.
perlu diketahui oleh nelayan maupun Hannesson. 1990. Ekonomi Perikanan.
pengusaha. Persaingan yang cukup ketat Edisi Indonesia. University Forlaget,
dengan negara eksportir lainnya harus Belgia. BPFE- Yogya.
diwaspadai. Untuk itu perlu diperhatikan Kotler. 1995. Manajemen Pemasaran. Edisi
faktor-faktor yang berpengaruh nyata Indonesia. Penerbit Salemba Empat.
terhadap ekspor ikan tuna serta strategi Jakarta.
pemasaran yang tepat yang dapat Koutsoyiannis. 1982. Modern Micro-
mendukung peningkatan ekspor ikan tuna economics. The Mac Millan Press
baik dari segi volume maupun harga di LTD. London
pasar internasional. Nerlove., M and William A. 1958.
Peneliti berharap untuk masa yang Statistical Estimation of Long Run
akan datang data perikanan Indonesia dapat Elasticity of Supply ang Demand.
diperoleh dengan mudah setidaknya ter- Journal of Farm Economics. The
sedia di tingkat propinsi, sehingga tidak American Farm Economics
menyulitkan bagi peneliti lain . Penelitian Assosiation. Vol XL.No 4 PP 861-
lanjutan tentang ekspor ikan tuna Indonesia 891
hendaknya memperhatikan kondisi per- Nopirin. 1992. Ekonomi Internasional.
saingan dan cara mengatasinya, kelemba- Edisi 2. BPFE – Yogya
gaan pemasaran ikan tuna serta perilaku Purwito M. 1989. Potensi Sumberdaya
pasar baik untuk permintaan dalam negeri Ikan tuna dan Prospek Pengem
maupun ekspor. Perlu juga diketahui secara bangan Perikanannya. Makalah Lo-
pasti mengenai potensi lestari ikan tuna kakarya Perikanan Ikan tuna .
yang dimiliki , karena ini juga menentukan Jakarta.
strategi pemanfaatannya. Salvatore Dominide. 1997. Ekonomi Inter
nasional. Edisi V. Jilid 1. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Semaoen, M.I. 1996. Teori Mikro Ekonomi
Pendekatan Matematik. Program
DAFTAR PUSTAKA Pascasarjana Universitas Brawijaya
Sudwikatmono. 1993. Sistem Kelem-
Amin Aziz, M. 1993. Agroindustri Ikan bagaan dan Model Pengusahaan
tuna dan Udang. Prospek Pengem Agro industri Ikan tuna. Makalah
bangan Pada PJPT II. Bangkit . Loka karya Perikanan Ikan tuna.
Jakarta Jakarta
Anonymous.1993. Peluang dan Tantangan Sukandar, Irawan Muripto.1989. Menuju
Ekspor Produk Perikanan Indonesia Sasaran Ekspor Dengan Pengolahan
di Pasar Internasional Pada Era untuk Pengalengan Ikan tuna. Ma-
PJPT II. (Makalah Seminar Nasi kalah Lokakarya Perikanan Ikan
onal). University Club. UGM tuna. Jakarta.
Yogya.
Cramer, Gail L. 1994. Agricultural Price
Policy. Cornell University Press.
John Wiley & Sons.
Gappindo. 1999. Perdagangan Ikan tuna
Dunia. Januari 1999.

133
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199

Widana , Ketut. 1991. Potensi Sumberdaya


Ikan tuna dan Peluang Pengusa-
haannya. Makalah Seminar Sehari:
Pengembangan Industri Perikanan
Ikan tuna di Indonesia. 27 Juni
1991. Jakarta
Yuyun Minarti K. 1996. Analisis Strategi
Pemasaran Ekspor Ikan tuna Segar
PT Perikanan Samodra Besar
Benoa, Bali. Skripsi Fakultas
Perikanan. IPB, Bogor.

134

You might also like