You are on page 1of 9

Turast 9 (2) 2021

Turast: JurnalPenelitian dan Pengabdian


https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/turast/index

Nalar Teologi Islam di Era Globalisasi


Ermagusti
UIN Imam Bonjol Padang
email: ermagusti2013@gmail.com

Abstract
Discussions of Islamic theology often seem classic, only focusing on the metaphysical-
transidental-normative area, without facing a future that is full of challenges and hopes.
Even though science and technology have progressed far and wide through the intricacies
of human life, the reality is that the discussion of Islamic theology still does not give
satisfaction and peace to the soul, because it has not touched the present and the future.
The strategic role of theological studies in Islam socio-culturally, namely the role of
providing explanations that can be clearly understood and able to give deep meaning to
the development of science and technology. Actually, what is offered by Islamic theology is
to invite Muslims to be open and think rationally, because theology is basically rational
thinking that cannot be separated from the control of revelation. Therefore, Islamic
theologians review their thoughts and ideas again, what kind of theological concept is
suitable in this era of globalization. As an answer, sunnatullah theology with its rational
philosophy of life is oriented to the world in addition to the hereafter, it also makes Muslims
productive in their fields of life.

Keywords: Theology, Islamic Thought, Modernization, Globalization

Abstrak
Pembahasan Teologi Islam sering terkesan klasik, hanya terfokus pada wilayah
metafisis-transidental-normatif, tanpa menghadap ke masa depan yang banyak
tantangan dan harapan. Walaupun Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah
meningkat maju melangkah jauh melalui liku-liku kehidupan manusia, namun
kenyataannnya bahasan Teologi Islam masih belum memberi kepuasan dan
ketenangan kepada jiwa, karena belum menyentuh masa sekarang dan masa yang
akan datang. Peran strategis kajian Teologi dalam Islam secara sosio kultural,
yaitu berperan memberikan penjelasan yang dapat dimengerti secara gamlang
serta mampu memberi makna yang mendalam terhadap perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya yang ditawarkan oleh Teologi Islam
adalah mengajak umat Islam bersikap terbuka dan berfikir rasional, karena
teologi itu pada dasarnya adalah berfikir rasional yang tidak terlepas dari kendali
wahyu. Oleh karena itu para teolog Islam mengkaji ulang pemikiran dan
gagasannya kembali, konsep teologi semacam apa yang cocok di zaman era
globalisasi ini. Sebagai jawabannya Teologi sunnatullah dengan filsafat hidup
rasionalnya berorientasi dunia di samping akhirat, juga membuat umat Islam
produktif dalam bidang kehidupannya.

Kata Kunci: Teologi, Pemikiran Islam, Modernisasi, Globalisasi

Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |182
PENDAHULUAN membina keselamatan manusia dunia dan
akhirat. Tulisan ini akan memberi tawaran
Pada penghujung abad ke-20 ini lonjakan alternatif pemikiran teologi yang cocok di
ilmu pengetahuan dan teknologi telah zaman era globalisasi sejalan dengan
merayap ke seluruh bidang kehidupan. Hal perkembangan ilmu Pengetahuan dan
ini terasa pengaruhnya dalam jiwa dan cara teknologi.
berfikir serta tingkah laku manusia.
Walaupun Ilmu Pengetahuan dan teknologi PEMBAHASAN
telah meningkat maju melangkah jauh Agama dan Ilmu Pengetahuan
melalui liku-liku kehidupan manusia, Islam adalah agama yang diwahyukan Allah
namun kenyataannnya Teologi Islam masih SWT kepada Rasulullah SAW yang
belum mampu memberi kepuasan dan berisikan iman dan amal sholeh atau aqidah
ketenangan kepada jiwa, kalau Teologi dan syariah yang kedua-duanya saling
Islam itu masih berorientasi kepada masa berhubungan yang tidak dapat dipisahkan
lalu, dan tidak menyentuh masa sekarang antara satu dengan yang lainnya. Endang
dan masa yang akan datang. Shaifuddin Anshari memberikan suatu
defenisi tentang agama Islam adalah wahyu
Padahal, hasil pemikiran masa lalu itu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
betapapun canggihnya tidaklah sakral dan Rasul-Nya untuk disampaikan kepada
belum tentu cocok dengan masa segenap umat manusia sepanjang masa dan
sesudahnya, bahkan harus diubah sesuai setiap persada yang bertujuan untuk
dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan mengatur peri kehidupan manusia dalam
manusia. Sebetulnya Teologi Islam itu berbagai hubungan, baik hubungan manusia
bukanlah terkesan kaku dan tidak menerima dengan Tuhan, maupun sesama manusia,
perubahan, melainkan teologi Islam itu atau hubungan manusia dengan alam
bersikap terbuka dan berfikir rasional. lainnya (Endang Shaifuddin Anshari, 1986 :
Dalam hal ini posisi strategis teologi secara 21)
sosio kultural, harus mampu berperan Masih banyak lagi defenisi yang
memberikan penjelasan yang dapat dikemukakan oleh para ahli tentang agama
dimengerti secara gamlang serta mampu Islam itu sendiri, walaupun berbeda redaksi
memberi makna yang mendalam terhadap bahasa, pada dasarnya mempunyai maksud
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan dan tujuan yang sama. Persoalan pokok
Teknologi di era kontemporer ini bagi yang dibicarakan di dalamnya adalah
manusia sebagai hamba Tuhan yang paling masalah aqidah Islam, syariah dan
mulia di dunia ini (Masyhur Amin,1989:21). muamalah.
Oleh karena itu para teolog Islam harus Aqidah bagi seseorang muslim akan dapat
mengkaji ulang pemikiran dan gagasannya menentukan sikap hidup dalam menghadapi
kembali, konsep teologi semacam apa yang dunia sesuai dengan ketentuan yang
cocok di zaman era globalisasi ini. Karena di digariskan oleh ajaran agama itu sendiri.
dalam Islam ilmu dan agama itu sama-sama Bentuk kepercayaan yang dimaksud adalah
untuk kepentingan manusia, konfrontasi adalah ajaran monoteisme murni disebut
ilmu dan agama bukan menuju kepada “tauhid” atau “Teologi Islam” (Sidi
perlawanan tetapi bekerja sama dalam Gazalba, 1969; 82). Ajaran pokok
Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |183
monoteisme murni itu bersumber dari al- tentu manusia tidak akan dapat
Quran dan Sunnah Nabi SAW, karena al- mengungkapkan apa yang disyaratkan Allah
Quran itu sumber dari segala ilmu, tidak dalam al-Quran. Karena itu berarti
seorangpun yang dapat menyangkal bahwa mengabaikan perintah dan petunjuk Ilahi,
di dalam al-Quran itu tidak hanya dengan sendirinya mengabaikan Ilmu
membicarakan peraturan hidup manusia dan pengetahuan dan Sains.
hubungannya dengan Khaliqnya,
interaksinya sesama manusia dan Di bawah ini akan disebutkan beberapa
hubungannya dengan Khaliqnya, serta contoh kemajuan llmu Pengetahuan dan
sikapnya terhadap alam sekitar, tetapi juga teknologi yang berkaitan dengan penciptaan
al-quran berbicara tentang kejadian alam alam, yang pada dasarnya semuanya ini
semesta, kejadian manusia dan sebagainya. sudah diisyaratkan oleh al-Quran lima belas
abad yang lalu melalui Rasulnya
Al-Quran juga menyebutkan tentang Muhammad SAW. Agaknya disinilah
kejadian alam semesta dan berbagai proses letaknya kemukjizatan al-Quran itu.
kealaman lainnya, tentang penciptaan
makhluk hidup termasuk manusia, didorong Sebenarnya al-Quran telah mengantarkan
oleh hasrat ingin tahu untuk menyelidiki manusia kepada penemuan sains dan
segala apa yang ada disekitarnya. Meskipun teknologi yang menakjubkan. Islam telah
demikian , kitab suci itu bukanlah pelajaran mendorong dan meransang penemuan sains
kosmologi atau biologi, atau sains pada dan teknologi. Alvin Toffler dalam bukunya
umumnya. Istilah Quraish Shihab, al-Quran The Third Wave menjelaskan perubahan
bukan suatu kitab ilmiah yang dikenal umat manusia kepada tiga gelombang,
selama ini, hanya saja di alam al-Quran itu dengan menganalisis empat sistem yang
terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang harus saling berkaitan; techno-sphere, info-
digali dan dipelajari oleh manusia untuk sphere, socio-sphere dan psycho-sphere
kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat (Jalaluddin Rahmad, 1994, 149)
(Quraish Shihab, 1997:666). Keempat sistem ini mempengaruhi dan
Dalam al-Quran terdapat berbagai petunjuk, menentukan dinamika masyarakat manusia.
baik yang tersurat ataupun yang tersirat yang Tecno-sphere adalah lingkungan teknologi
berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Perlu yang meliputi sistem penggunaan energi,
dicatat bahwa hakikat-hakikat ilmiah yang sistem produksi dan sistem distribusi
di singgung al-Quran dikemukakan dalam barang. Info-sphere, adalah lingkungan
redaksi yang singkat dan sarat makna, informasi, yang merupakan sistem saluran
sekaligus tidak terlepas dari ciri-ciri umum informasi yang mendistribusikan pesan-
redaksinya yaitu memuaskan orang pesan individu, kelompok atau organisasi.
kebanyakan dan para pemikir intelektual. Socio-sphere, adalah sistem sosial yang
menentukan peranan individu dalam
Orang awam memamahmi redaksi ayat al- hubungannya dengan sesamanya. Psycho-
Quran secara tekstual itupun apa adanya, sphere, adalah suasana kejiwaan, keadaan
sedangkan para pemikir melalui renungan ruhaniah yang meliputi seluruh anggota
dan analisanya untuk mendapatkan makna- masyarakat. Menurut Toffler kita sekarang
makna yang tidak terjangkau oleh orang sedang berada di ambang peradaban ketiga,
awam. Kalau ayat al-Quran itu tidak digali, gelombang peradaban kedua sudah mulai
Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |184
runtuh, tetapi gelombang psycho-sphere penyakit diabetes, sedangkan interveron
juga sudah runtuh. diperlukan bagi penderita kanker.

Umat Islam yang termasuk golongan ulul Ada suatu pengembangan teknologi yang
albab tidak akan geger dengan perubahan merisaukan umat Islam yaitu rekayasa
budaya itu, karena mereka telah mendapat genetik (genetic engineering). Lewat
isyarat terlebih dahulu dari hasil rekayasa ini dimungkinkan untuk
penelaahannya terhadap ayat al-Quran “membuat” bayi manusia. Ada empat
tentang akan adanya arus globalisasi dan kemungkinan, yang dijelaskan Jalaluddin
informasi. Foster dan Anderson (1986) Rahmat:
sebagaimana yang dikutip Gazali Usman
dalam makalahnya yang berjudul “Peranan 1. Inseminasi artifisial, dengan teknik
Lembaga Keagamaan dalam menghadapi mengawetkan sperma, sperma
arus globalisasi dan informasi” menyatakan dibungkus dalam gliserol, kemudian
masyarakat yang mengalami perubahan dibenamkan dalam cairan nitrogen,
sosial secara tiba-tiba tanpa ada isyarat dan dibekukan pada temperatur-321 0 F,
pengarahan sebelumnya akan mengalami “ dan bisa melahirkan banyak
cultural shock”, dapat terseret dan latah manusia.
meniru kebudayaan yang tidak dianutnya 2. Inseminasi dengan sperma donor,
secara mapan. Bahkan dapat pula seseorang yang ingin punya anak
mengalami depresi, stress dan bertindak a- tanpa suami, dapat memesan sperma
normal yang mengarah kepada kejahatan di bank yang dirahasiakan, dan
dan kebrutalan. meminta dokter “menginjeksikan”
Sebaliknya, teknologi mutakhir dapat sperma itu pada tabung falopinya.
menimbulkan manfaat yang banyak, dan Berzinakah orang itu ?
mudharat yang lebih banyak lagi. Teknologi 3. Ovariant Transplant dari satu wanita
nuklir dapat memberikan sumber energi, ke wanita lain. Dengan cara
ketika sumber energi lain mulai menyusut. mencangkokan ovum seorang
Dunia kedokteran telah menggunakan wanita pada wanita lain, baru
teknologi nuklir, bukan saja untuk dilakukan inseminasi buatan.
mendiagnosis penyakit, tetapi untuk Bagaimanakah hubungannya dengan
membunuh sel-sel kanker. Pion Cancer anak yang dilahirkan?
therapy, misalnya menggunakan tembakan
partikel pion untuk membunuh tumor ganas. 4. Fertilisasi in Vitro (dalam tabung)
fertilisasi yang terjadi di luar tubuh,
Biologi dan kimia telah melahirkan Setelah embrio terbentuk, dimasukan ke
teknologi yang mempertahankan struktur rahim ibu, embrio itu dapat ditanamkan
kehidupan modern, seperti furifikasi air, kepada rahim siapa saja. (Jalaluddin
pembuangan sampah, imunisasi, Rahmat,1994:151)
pengolahan dan penyimpanan makanan.
Sekarang bio-teknologi, menjadikan Banyak lagi cara lain seperti cloning,
bakteri-bakteri semacam pabrik kimia yang embrio fussion (menggabungkan embrio
menghasilkan insulin dan interveron. Insulin yang memiliki empaty orang tua). Inilah
diperlukan oleh mereka yang mengidap bentuk perkembangan teknologi
Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |185
mutakhir yang perlu dijawab dengan ketuhanan, Nabi dan segala persoalan yang
agama. berkaitan dengan itu, namun metode
pemikirannnya tetap berwawasan rasional,
Teologi Rasional Satu Alternatif yang meliputi persoalan ajaran yang zhanni
Bahasan teologi Islam sering terkesan al-dalalah.
klasik, hanya tefokus pada wilayah Dalam metode pemikiran, para teolog klasik
metafisis-transidental-normatif, tanpa dapat dikategorikan kepada tiga macam tipe,
menghadap ke masa depan yang banyak yaitu kelompok rasionalis yang
tantangan dan harapan. Kajian teologi Islam dikembangkan oleh Muktazilah, kelompok
masih berorientasi ke masa lalu, pada hal tekstualis yandipertahankan oleh aliran
hasil pemikiran masa lalu betapapun Salaf, sedangkan kelompok pemikiran
canggihnya belum tetntu cocok dengan sintesis dikembangkan oleh Asy’ariyah dan
masa sesudahnya, bahkan harus dirubah Matudiyah.
bentuknya.
Muktazilah yang rasionalis terdorong dan
Sebenarnya yang ditawarkan oleh Teologi merasa harus tampil dan mempergunakan
Islam tersebut bukanlah seperti kesan metode pemikiran filsafat (rasional), adalah
tersebut, melainkan sikap terbuka dan karena adanya kegiatan penyusupan ajaran-
berfikir rasional, karena teologi itu pada ajaran aqidah non Islam ke dalam Islam
dasarnya adalah berfikir rasional yang tidak yang sudah mempergunakan pemikiran
terlepas dari kendali wahyu. filsafat, tujuannnya adalah untuk
Aqidah Islam, sebagai ajaran yang mengikat mengkounter ajaran yang disusupkan
dan benar secara mutlak adalah tetap, tidak tersebut.
berubah dan tidak boleh di ubah, dalam Asy’ariyah dikatakan sebagai teologi
bahasa Sirajuddin Zar, inilah yang tradisional, lebih cenderung kepada paham
dinamakan denagan ajaran Islam yang Jabariyah, karena dalam masalah perbuatan
bersifat Qath’i al-dalalah (Sirajuddin Zar, manusia tidak dominan dan yang
1994: 8). Sementara ilmu yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu
membicarakan masalah keaqidahan seperti usaha atau perbuatan adalah Tuhan. Dengan
Ilmu Tauhid, Ilmu kalam, Teologi Islam dan kata lain, bagi Asy’ariyah, manusia dalam
lain sebagainya, yang merupakan suatu berbuat dan berusaha sangat tergantung
sistem teologis, tentu tidak selalu tetap, kepada kehendak dan kekuasaan Tuhan.
sama dan satu, baik dalam metode atau
dalam pemikiran. Harun Nasution memandang teologi
Asy’ariyah ini bersifat tradisional, lebih
Hal ini disebabkan oleh karena rumusan dan dekat dengan aliran Jabariyah dan lamban
konsep pemikiran teologis yang dalam mengikuti perkembangan kemajuan
diformulasikan oleh suatu aliran, sangat ilmu dan teknologi (Harun Nasution, 1996:
dipengaruhi dan diwarnai oleh problema 106). Teologi ini membawa sikap budaya
teologis pada masanya yang mempunyai statis dan berlawanan dengan sikap budaya
sifat dan aktualisasi tertentu. Walaupun modern.
konsep teologi klasik masih terkesan ketat
dalam pembahasan dalam masalah

Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |186
Untuk menghadapi masyarakat modern hakikatnya Allah yang menentukan. Dalam
yang telah berubah ini, para teolog Islam pengembangan ilmu pengetahuan dan
menawarkan beberapa bentuk teologi yang teknologi, teologi ini berfungsi sebagai
diperkenalkan dengan beberapa istilah ukuran nilai. Agaknya, Teologi Sunnatullah
teologi dengan berbagai makna dan konteks ini yang cocok dengan zaman yang sudah
yang ingin ia tegaskan seperti, Teologi maju dalam berbagai bidang ilmu
Pembangunan, Teologi Transformatif, pengetahuan. Teologi ini akan melahirkan
Teologi Sempalan, Teologi Alternatif dan pamikiran rasional yang dapat mendorong
lain sebagainya (Amin Abdullah, 1995: 79) manusia untuk kemajuan baik dalam bidang
agama ataupun bidang ilmu pengetahuan
Menurut M. Amin Abdullah, perlu umum. Di samping itu bidang
dipertanyakan lebih jauh sah tidaknya istilah penekanannya bukan masalah ketuhanan
teologi yang digunakan dalam makna dan semata tetapi juga bidang sosial kehidupan
konteks seperti itu. Sebenarnya perubahan umat manusia.
orientasi ini dapat saja dilakukan, asal
teologi dalam arti agama dapat memberikan Adapun ciri-ciri teologi sunnatullah ini
sumbangan bagi pemecahan problema yang adalah: pertama, percaya adanya
sekarang dihadapi umat manusia, dan juga sunnatullah atau hukum alam. Kedua,
iman dan tauhid dapat selalu mewarnai adanya kebebasan befikir yang diikat oleh
aktifitas sosial. ayat al-Quran yang qath’i al-dalalah.
Ketiga, kebebasan manusia dalam berbuat
Teologi yang diharapkan di era globalisasi dan berkehendak. Keempat, dinamika dalam
ini adalah teologi yang tidak hanya sikap dan berfikir (Harun Nasution, 1989:
berorientasi akhirat semata, tapi juga 112)
berorientasi dunia. Bagaimanapun juga
perkembangan ilmu dan teknologi pada 1. Percaya adanya Sunnatullah atau
abad ini dan akan datang tidak dapat Hukum Alam.
dielakan . Kita mengetahui penggunaan dan
pemanfaatan teknologi hampir disemua Sunnatullah atau hukum
bidang kehidupan. alam berbeda dengan natural laws
yang ada di Barat. Bedanya Natural
Menurut Harun Nasution, Teologi laws adalah ciptaan alam, sedangkan
sunnatullah dengan filsafat hidup sunnatullah adalah ciptaan
rasionalnya berorientasi dunia di samping Tuhan.Tuhan dalam Islam diyakini
akhirat, juga membuat umat Islam produktif sebagai zat Yang Maha Tinggi, yang
dalam bidang kehidupan termasuk ekonomi, mempunyai kekuasaan dan
peradaban dan lain sebagainya (Harun Kehendak Mutlak. Bila dikatakan
Nasution, 1989, 113) , dan karena Teologi Tuhan berkuasa dan Berkehendak
Sunnatullah ini pula membuat umat Islam Mutlak, itu berarti kekuasaan dan
zaman klasik maju di segala bidang. kehendak mutlak Tuhan mesti
berlaku sepenuhnya tanpa ada yang
Kepercayaan kepada Sunnatullah menghalanginya sedikitpun.
melambangkan kenamisan manusia. Hukum
Alam pada dasarnya diciptakan Allah sesuai Dikalangan Teologi Islam, kendatipun
dengan Kehendak MutlakNya, pada diterima secara bulat bahwa Tuhan berkuasa

Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |187
secara mutlak, konsep itu menjadi berbeda . Untuk memahami al-Quran sebagai sabda
Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaaan Tuhan itu perlu penafsiran-penafsiran dari
pandangan terhadap kebebasan dan ayat al-Quran tersebut sesuai dengan
keterikatan manusia dalam perbuatannya. kecenderungan para penafsirnya.
Kecenderungan teolog adakalanya bersifat
Bagi penganut Teologi Rasional Kekuasaan literalis, maksudnya memahami ayat al-
dan Kehendak Mutlak Tuhan berlaku dalam Quran secara lafzi atau tekstual, adakalanya
jalur hukum yang berlaku di alam semesta para teolog memberikan kedudukan akal
ini, yang disebut sunnatullah. Dengan kuat, maka kecendrungan memahami ayat
demikian merupakan batasan bagi al-Quran secara rasional.
kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan di
alam ini yang diciptakan Allah sendiri. Al-Quran yang terdiri dari 114 surat dan
6236 ayat itu bersifat qath’i al-wurud
Manusia dengan sunnatullahNya dapat (absolut benar datang dari Allah) tapi tidak
memperkirakan apa yang akan terjadi di semuanya mengandung arti yang jelas dan
masa yang akan datang, karena hukum alam tegas. Para ulama membedakan ayat yang
itu sebagaimana yang digambarkan dalam artinya satu, jelas dan absolut (qath’i al-
al-Quran surat al-Ahzab ayat 62 bersifat dalalah) dan ayat yang artinya tidak jelas
tetap. Sekiranya terjadi di alam ini peraturan dan mengandung arti lebih dari satu (zhanni
secara tidak menentu, tentu akan al-dalalah), terdapat perbedaan ulama
menyulitkan kepada hidup manusia. Karena dalam menafsirkannya. Para teolog yang
itu segala sesuatu yang terjadi di alam ini memahami ayat al-Quran secara rasional
sesuai dengan peraturan yang telah manafsirkan ayat ayat al-Quran yang zhanni
diciptakan Allah. al-dalalah, terutama untuk menentang
Pemikiran rasional akan berkata tiap-tiap ungkapan yang mengandung
benda mempunyai natur tertentu .Api tidak antrophomorphisme (penggambaran Tuhan
akan dapat menghasilkan apa-apa kecuali punya sifat jasmani).
panas, dan es tidak akan menghasilkan apa- 3. Kebebasan manusia dalam berbuat dan
apa kecuali dingin. Efek yang ditimbulkan berkehendak
benda-benda itu sesuai dengan natur dari
masing-masing benda itu. Perbuatan Tuhan Paham bahwa manusia bebas berbuat dan
adalah menciptakan benda-benda yang berkehendak disebut free will dan free act
mempunyai natur tertentu itu. adalah identitas yang melekat pada Teologi
Rasional. Paham free will dan free act yang
2. Adanya kebebasan berfikir yang dianut oleh teolog rasional merupakan solusi
diikat oleh ayat al-Quran yang untuk menjawab keterbelakangan dan
Qath’i al-dalalah. Sabda Tuhan kemunduran umat Islam pada masa
yang disampaikan kepada Nabi sekarang ini. Para pemikir rasional banyak
Muhammad SAW melalui Malaikat merujuk kepada pemikiran Muktazilah yang
Jibril sebagai utusan Tuhan menyatakan, manusialah yang menciptakan
mengandung ajaran, petunjuk dan perbuatannya, manusia berbuat baik dan
pedoman yang diperlukan umat buruk, patuh dan tidak patuh kepada Tuhan
manusia dalam hidupnya baik di atas kehendak dan kemauannya sendiri.
dunia ataupun di akhirat. Mulyadhi Kartanegara mengulas pemikiran
Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |188
Teologi Rasional ini, manusia tidak dipaksa membicarakan persoalan ketuhanan semata,
Tuhan untuk mengerjakan ini atau itu, , tetapi juga seluruh aspek kehidupan
tetapi manusia dapat memilih ini atau itu manusia. Dengan pemikiran rasionalnya,
tersebut, baik buruknya manusia ditentukan teologi ini dapat membawa kemajuan umat
oleh pilihannya tersebut. Kalau manusia Islam.
tidak punya kebebasan berbuat, maka berarti
manusia tiak punya kekuatan apa-apa Teologi Sunnatullah dengan filsafat hidup
terhadap apa yang ia perbuatan. (Mulyadhi rasionalnya berorientasi duniawi di samping
Kartanegara, 2001, 106). Al-Quran sendiri juga untuk akhirat. Teologi ini dapat
memerintahkan dan melarang manusia membuat umat Islam produktif dalam
untuk melakukan suatu perbuatan. bidang kehidupan, termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bagaimanapun
Dengan arti kata perbuatan manusia terjadi juga perkembangan ilmu dan teknologi pada
sesuai dengan kehendak manusia, bukan abad ini dan akan datang tidak dapat
perbuatan yang datang dari Tuhan. Tuhan dielakan, bahkan penggunaan dan
telah menganugerahkan akal kepada pemanfaatannya hampir di semua bidang
manusia, dengan sendirinya ia akan dapat kehidupan.
membedakan antara kebaikan dan
keburukan. Kebebasan yang telah diberikan DAFTAR RUJUKAN
itu adalah untuk memilih antara kebaikan Anon. n.d. “PONPES TAHFIZH
dan keburukan. Manusia punya MUALLIMIN
tanggungjawab moral atas segala MUHAMMADIYAH – Sawah
perbuatannya. Dangka – Sumatera Barat.”
Retrieved June 1, 2021
SIMPULAN
(https://www.mualliminsawahda
Teologi Islam merupakan suatu ilmu yang
ngka.sch.id/).
membahas persoalan pokok dalam Islam,
yaitu persoalan ketuhanan yang ada Awaliah, Lia. 2014. “PENGGUNAAN
kaitannya dengan manusia. Ilmu ini METODE AL-ANKABUT DALAM
mengalami perkembangan sesuai dengan PEMBELAJARAN BAHASA
perkembangan ilmu pengetahuan manusia, ARAB UNTUK
namun tidak menanggalkan pakaian MENINGKATKAN
keagamaannya. KEMAMPUAN MEMBACA TEKS
ARAB GUNDUL.” Universitas
Ilmu pengetahuan tetap dibutuhkan
Pendidikan Indonesia.
sepanjang masa, apalagi di zaman modern
ini untuk menjawab problema yang dihadapi Azra, Azyumardi. 1995. Jaringan Ulama.
umat Islam dewasa ini. Oleh karena itu para Bandung: Mizan.
teolog klasik mencoba mengkaji ulang Van Bruinessen, Martin. 1999. Kitab
kembali teologi klasik yang berkembang Klasik. Jakarta: Bulan Bintang.
pada masa lalu. Dari sekian banyak teologi Cahyani, Ririn Dwi, and Hendra Naldi.
yang ditawarkan oleh para pemikir Islam, 2020. “Madrasah Tarbiyah
maka teologi sunnatullah adalah teologi Islamiyah (MTI) Canduang:
yang terbaik diterapkan di zaman modern Gerakan Modernisasi Lembaga
ini, karena teologi ini tidak hanya
Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |189
Pendidikan Islam Di Sumatera “Trilogi Sistem Pendidikan
Barat (1907–1928).” Jurnal Kronologi Pesantren Muhammadiyah: Suatu
2(2):98–110. Pengantar.” Al-Muaddib: Jurnal
Dahlan, Zaini. 2AD. “Khazanah Kitab Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman
Kuning: Membangun Sebuah 4(1):116–35.
Apresiasi Kritis.” ANSIRU PAI: Wahab, Muhbib Abdul. 2016.
Pengembangan Profesi Guru “Standarisasi Kurikulum
Pendidikan Agama Islam 1(2018):1– Pendidikan Bahasa Arab Di
19. Perguruan Tinggi Keagamaan
Kasim, Muhammad. 2012. “Strategi Islam Negeri.” Arabiyat: Jurnal
Politik Hukum Orde Baru Pendidikan Bahasa Arab Dan
Terhadap Pembaharuan Hukum Kebahasaaraban 3(1):32–51.
Islam Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah
Al-Syir’ah 10(1).
Khaer, Misbakhul. 2020. “UPAYA
MENTRADISIKAN KITAB
GUNDUL (TURĀTH) SEBAGAI
WARISAN ULAMA
NUSANTARA MELALUI
METODE PEMBIMBINGAN DI
PONDOK MODERN DARUL
HIKMAH, TULUNGAGUNG.”
Spiritualita 4(1):31–42.
Madjid, Nurcholish. 1992. Islam: Doktrin
Dan Peradaban. Jakarta: Yayasan
Wakaf Paramadina.
Sholehuddin, Ach, and Mualim Wijaya.
2019. “Implementasi Metode
Amtsilati Dalam Meningkatkan
Kemampuan Maharah Qiro’ah.”
Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab
3(1):47–64.
Sholikha, Mahma Amila. 2020.
“Implementasi Metode Manhaji
Dalam Pembelajaran Nahwu
Shorof Di Manhaji Course.”
Academica: Journal of
Multidisciplinary Studies 2(1):179–
88.
Tampubolon, Ichwansyah. 2019.

Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2021 |190

You might also like