You are on page 1of 13

PEMIKIRAN TASAWUF HAMKA DAN RELEVANSINYA

BAGI KEHIDUPAN MODERN

Salihin
Program Studi Filsafat Agama Pascasarjana IAIN Bengkulu
Jl. Raden Fatah Kel. Pagar Dewa Kota Bengkulu, 56144
Email: salihin2016@gmail.com

Abstract: One of the effects of modernization on religious life is a critical attitude toward religion. Religion,
can only be accepted if; First, in accordance with the teachings sensible advancement of Science. Second,
it could difunctional in answering the challenges of modernity. Hamka his popular book Modern Mysticism,
which contains about how to build a happy life as desired by Islam. Thought Sufism Hamka not only meant the
tarikat region alone but more than that, it is understood that Sufism in general can be interpreted according to
its roots, which the teachings of Islam itself. The methodology used in this study were (1) the type of research;
This type of research is the research library (Library Research) (2) of model approaches; Hermeneutic, use
descriptive text or script interpretative against Sufism thought Hamka. While the main source is thought of
Sufism Hamka as outlined in his books are: Modern Mysticism, Sufism development of Century Century and
Mysticism development and purification. The thesis concludes that the essence of Sufism according to Hamka
is aimed at improving the mind and cleanse the mind. Mysticism offered Hamka modern mysticism or Sufism
is positive based on monotheism. Mystical path through the ascetic attitude carried on the official worship,
ascetic attitude, which does not need to be away from normal life. So therefore, thought that dynamic Hamka
Modern Mysticism extremely relevant to today’s modern life for a balance between worldly life and ukhrowi.
Keywords: Mysticism Hamka, Modern Life

Abstrak: Salah satu dampak modernisasi terhadap kehidupan keagamaan adalah sikap kritis terhadap
agama. Agama, baru bisa diterima apabila; pertama, ajarannya masuk akal sesuai dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan. Kedua, bisa difungsional dalam menjawab tantangan kemodernan. Buku Hamka yang terkenal
yaitu Tasawuf Modern, yang berisikan tentang bagaimana seharusnya membangun kehidupan yang bahagia
sebagaimana yang diinginkan oleh Islam. Pemikiran tasawuf Hamka tidak hanya dimaknai pada wilayah tarikat
saja tetapi lebih dari itu, dipahami bahwa tasawuf dapat dimaknai secara umum sesuai dengan akarnya yaitu
ajaran Islam itu sendiri. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) jenis penelitian;
jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research) (2) model pendekatan; Hermeneutik,
menggunakan diskriptif interpretatif terhadap teks atau naskah pemikiran tasawuf Hamka. Sedangkan yang
menjadi sumber utama adalah pemikiran tasawuf Hamka yang dituangkan dalam buku-bukunya yaitu:
Tasawuf Modern,Perkembangan Tasawuf dari Abad Ke Abad danTasawuf Perkembangan dan Pemurniannya.
Tesis ini menyimpulkan bahwa hakekat tasawuf menurut Hamka adalah yang bertujuan untuk memperbaiki
budi dan membersihkan batin. Tasawuf yang ditawarkan Hamka adalah tasawuf modern atau tasawuf positif
berdasarkan tauhid. Jalan tasawufnya melalui sikap zuhud yang di laksanakan dalam ibadah resmi, sikap
zuhud, yang tidak perlu menjauhi kehidupan normal. Maka dengan demikian, pemikiran Tasawuf Modern
Hamka yang dinamis sangat relevan sekali dengan kehidupan modern saat ini untuk menyeimbangkan antara
kehidupan duniawi dan ukhrowi.
Kata Kunci: Tasawuf Hamka, Kehidupan Modern.

179
Manthiq Vol. 1, No. 2, November 2016

A. Pendahuluan masing-masing dengan cara yang berbeda bahkan


Modern sebagai penunjuk waktu mengacu bertolak belakang satu sama lainnya. Ada yang
pada periode perkembangan peradaban Eropa menerima secara antusias, ingin disebut modem,
abad 15–20 (XV-XX). Periode ini dipahami sebagai dengan kagum melakukan peniruan-peniruan.
periode kebangkitan kembali (Renaissance) dan Ada yang menolak secara radikal dengan asumsi
pencerahan (Aufklaarung) bangsa-bangsa Eropa bahwa modernisasi identik dengan sekularisasi
setelah terpuruk dalam zaman gelap (the dark era) dan westernisasi, dan tentunya ada juga yang
abad pertengahan. Periode modern, dalam bidang melakukan adaptasi-adaptasi selektif. Karena itu
agama ditandai dengan reformasi protestanisme sekitar abad XIX bermunculanlah aliran-aliran
dan calvinisme yang menentang hegemoni tirani modern dalam Islam.
Gereja Katolik di bawah imperium kepausan. Di Indonesia menurut Deliar Noer, gerakan
Dalam bidang politik berkembang bentuk “Nation modernisasi Islam mulai berkembang peng-
State” (Negara Bangsa) yang kedaulatannya hujung abad ke XIX dan maju pesat abad ke
bersumber dari manusia (demokrasi, kontrak XX. Pusat gerakan modernisasi Islam di Indonesia
sosial) dan bukan dari Tuhan (Theokrasi). Dalam berkembang di Sumatra Barat, Jakarta, dan Jawa
bidang filsafat dimulai dari munculnya aliran Tengah. Di antara gerakan Islam modernis yang
Rasionalisme yang didirikan oleh Rene Descartes terkenal adalah Jamiat Khair di Jakarta, Persis di
dengan semboyannya “cogito ergo sum” (saya Bandung, dan Muhammadiyah yang didirikan di
berfikir maka saya ada).1 Yogyakarta lalu dengan cepat tersebar keseluruh
Melalui rasionalisme, keberadaaan manusia wilayah Jawa, Sumatera dan Sulawesi.5 Salah
dicirikan oleh kebebasan berpikirnya secara seorang tokoh Muhammadiyah yang berasal
individual dengan meragukan apa saja yang tidak dari Sumatra Barat yang kemudian terkenal di
logis rasional, ajaran ini secara langsung atau Seluruh Nusantara adalah H. Abdul Malik Karim
tidak langsung bertolak belakang dengan ajaran- Amrullah yang lebih dikenal dengan sebutan
ajaran Gereja yang dogmatis doktrinal.2 Sebagai sebagai Buya Hamka.
periode keberadaban dan kebudayaan modern Salah satu dampak modernisasi terhadap
mengacu pada semangat zaman (Zeitgeist) kehidupan keagamaan adalah sikap kritis ter-
yang mengandung muatan, ide-ide humanisme, hadap agama. Agama baru bisa diterima
rasionalime dan sekularlisme.3 apabila Pertama, ajarannya masuk akal sesuai
Ketika bangsa-bangsa Eropa (Itali, Portugis, dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan. Kedua,
Prancis, Inggris, Jerman, Belanda), melaksanakan bisa difungsional dalam menjawab tantangan
ekspansi ke negara-negara Afrika dan Asia, kemodernan. Operasonalisasinya adalah bentuk-
yang sebagian besar wilayahnya merupakan bentuk paham keagamaan yang rasional dan
wilayah Dunia Islam, ide-ide kemodernan puritan yang menginginkan agama itu bersifat murni
tersebut mereka bawa ke negara-negara jajahan. tidak tercampur dengan tradisi-tradisi budaya lokal
Proses modernisasi lalu diperkenalkan secara dan mudah dilaksanakan. Semboyannya adalah
langsung ke tengah peradaban muslim di ber- “kembali kepada Al-Quran dan Sunnah”.
bagai penjuru-penjuru negeri.4 Umat Islam di Hamka sebagai seorang tokoh pembaharu
negeri-negeri jajahan, tidak bisa mengelak dari Islam di Indonesia tentu mengikuti juga
pengaruh peradaban modern yang menyebarkan paradigma pemikiran modernis lainnya termasuk
pengaruhnya bahkan menjadi tradisi dalam pemikiran dalam bidang tasawuf seperti tersebut
peradaban mereka dan bahkan terhadap ke- di atas. Akan tetapi dalam hal ini ada satu
beradaan agama Islam itu sendiri. fenomena yang agak kontroversial, menarik, yaitu
Kaum muslimin, melalui tokoh-tokoh mereka, bahwa Hamka mempelajari secara mendalam
menyikapi proses modernisasi di negeri-negeri Ilmu Tasawuf mengajarkan Ilmu Tasawuf di
perguruan tinggi Islam meninggalkan karya-
1
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah
karya penting dalam bidang Ilmu Tasawuf, yaitu
Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 57. Tasawuf Modern dan Tasawuf perkembangan
2
Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, (Jakarta: Gramedia dan pemurniannya.
Pustaka Utama, 2001), h. 29.
3
Ahmad Asmara, Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali, 2003), h. 37. 5
Deliar Noor, Gerakan Modernisme dalam Islam, (Jakarta:
4
Harun Nasution, Pembaharuan ...., h. 14. LP3ES, 1983), h. 56.

180
Salihin: Pemikiran Tasawuf Hamka dan Relevansinya

Hamka di satu sisi dikenal sebagai ulama yang tuangkan juga merujuk pada buku-buku tasawuf
berhaluan reformis (pembaharu atau modernis) (klasik), akan tetapi hal itu dimaksudkan untuk
yang tipologi pemikiran keagamaannya bersifat mengetengahkan ilmu tasawuf yang telah di-
rasional dan puritan serta cenderung bersifat permodern.
kritis terhadap tasawuf. Bagi kalangan modernis Di dalam catatan pendahuluan buku ini di-
tasawuf dianggap merupakan suatu penyimpangan. sebutkan bahwa meletakkan rubrik ‘Tasawuf
Tasawuf, terutama tarikat dianggap sebagai praktek Modern’ itu pun menjadi bukti bahwasanya ia juga
heterodoks apabila ditinjau dari aspek syari’at. Di mencintai hidup di dalam tasawuf, yaitu tasawuf
sisi lain, sebagaimana diakuinya sendiri dalam yang diartikan dengan kehendak memperbaiki
pendahuluan bukunya Tasawuf Modern, bahwa budi dan men-shifa’-kan (membersikan) batin.
beliau “juga mencintai hidup di dalam Tasawuf”.6 Hal yang menurutnya sebagai ‘keterangan yang
Pemikiran-pemikirannya tentang tasawuf antara modern’ meskipun asalnya terdapat dari buku-
lain terdapat dalam buku-buku ; 1) Tasawuf buku tasawuf juga. Jadi Tasawuf Modern yang
Modern (1996), 2) Perkembangan Tasawuf dari dimaksud ialah keterangan ilmu tasawuf yang
Abad ke Abad (1952), 3) Mengembalikan Tasawuf dipermodern, serta relevan dengan kehidupan
Ke Pangkalannya (1958). Buku kedua dan ketiga ini modern.
kemudian digabungkan menjadi satu buku dengan Buku Hamka ini berisikan tentang bagaimana
judul Tasawuf perkembangan dan Pemurniannya. seharusnya membangun kehidupan yang bahagia
Mengenai hubungan Hamka dan tasawuf serta sebagaimana yang diinginkan oleh Islam. Di
kedudukannya sebagai seorang pembaharu, dalamnya banyak dikutip pikiran dan pendapat-
Nurcholis Madjid dalam Tradisi Islam, Peran pendapat dari banyak sumber, baik tokoh-tokoh
dan Fungsinya dalam pembangunan di Indonesia filsafat Timur maupun tokoh-tokoh tasawuf Barat
memberikan komentar sebagai berikut: dengan yang kemudian isinya di bandingkan kembali
Posisi pemikiran Hamka sebagai pembaharu yang dengan barometer al-Quran dan al-Sunnah.
menganut aliran reformasi Islam, namun dengan Dengan demikian pemikiran tasawuf Hamka
minat intelektual yang besar sekali terhadap dalam konteks ini tidak hanya dimaknai pada
tasawuf mengantarkan pribadinya menjadi sosok wilayah tarikat saja tetapi lebih dari itu dipahami
yang sangat unik dan penuh pesona dalam jajaran bahwa tasawuf dapat dimaknai secara umum
tokoh pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. sesuai dengan akarnya yaitu Islam itu sendiri.
Hamka merupakan salah satu tokoh ulama Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas
Islam yang berhasil mempengaruhi pemikiran dan sesuai dengan konteks tugas akhir studi
keislaman Indonesia melalui konsep dan ide yang dalam bidang pemikiran Islam pada Prodi Filsafat
dihasilkannya. Ini terlihat dari tulisan-tulisan yang Agama di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
pernah dituangkannya di dalam salah satu rubrik Bengkulu penulis mengajukan penelitian Tesis
pada majalah Pedoman Masyarakat dengan judul ini dengan judul “Pemikiran Tasawuf Hamka dan
“Bahagia”, yang kemudian dibukukan dengan Relevansinya bagi Kehidupan Modern”.
judul Tasawuf Modern, mendapat tempat di
hati pembacanya. Tulisan-tulisan tersebut mulai
B. Rumusan Masalah
disusun pada tahun 1937 dan berakhir pada nomor
ke-43 tahun 1938, baru kemudian dibukukan atas Dari beberapa uraian di latar belakang di
permintaan sahabat Hamka yang bernama Oei atas, maka rumusan dan batasan masalah dalam
Ceng Hein, salah seorang mubaligh yang terkenal penelitian ini adalah sebagai berikut:
di Bintuhan.7 1. Bagaimana pemikiran Hamka tentang tasawuf?
Sebagaimana yang tertera dalam pengantar 2. Bagaimana karakteristik tasawuf dalam
cetakan pertama, Hamka memberikan keterangan pemikiran Hamka?
tentang mengapa rubrik yang dipakai di dalam 3. Bagaimana relevansi pemikiran tasawuf
menuangkan tulisannya itu bernama Tasawuf Hamka bagi kehidupan Modern?
Modern. Menurutnya, meskipun tulisan yang ia
C. Tujuan
6
Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta:Pustaka Panji Mas, 1996),h. v. 1. Untuk mendeskripsikan pemikiran Hamka
7
Hamka, Tasawuf .... h. 17. tentang hakikat tasawuf

181
Manthiq Vol. 1, No. 2, November 2016

2. Untuk menganalisis karakteristik tasawuf Selalu ingat pada Allah Swt sebagai sang Khaliq.
dalam pemikiran Hamka Ketika kekuasaan Islam makin meluas. Ketika
3. Untuk menganalisis relevansi pemikiran kehidupan ekonomi dan sosial makin mapan,
tasawuf Hamka bagi kehidupan modern. mulailah orang-orang lalai pada sisi ruhani. Budaya
hedonisme pun menjadi fenomena umum. Saat
D. Metode Penelitian itulah timbul gerakan tasawuf (sekitar pertengahan
abad 2 Hijriah). Gerakan yang bertujuan untuk
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
mengingatkan tentang hakikat hidup.11
(library research) yaitu penelitian yang berusaha
mendapatkan dan mengolah data-data kepustakaan Mayoritas ahli sejarah berpendapat bahwa tema
untuk dapat menjawab dari masalah-masalah tasawuf dan sufi adalah sebuah tema yang muncul
pokok yang diajukan dalam sebuah penelitian.8 setelah abad II Hijriah. Sebuah tema yang sama
Dalam penelitian sangat tergantung pada sumber- sekali baru dalam agama Islam. Pakar sejarah juga
sumber data yang dikumpulkan, baik sumber sepakat bahwa yang mula-mula menggunakan
data primer maupun sumber data sekunder istilah ini adalah orang-orang yang berada di kota
yang berkaitan dengan Tasawuf menurut Hamka. Bagdad-Irak. Pendapat yang menyatakan bahwa
Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian tema tasawuf dan sufi adalah baru serta terlahir
kualitatif. Aplikasinya adalah menggunakan metode dari kalangan komunitas Bagdad merupakan satu
deskriptif, berupa kata-kata tertulis dari seseorang pendapat yang disetujui oleh mayoritas penulis
penulis,9 yang dalam hal ini tulisan-tulisan Hamka buku-buku tasawuf.
sendiri (baca: data primer) maupun pandangan
atau hasil penelitian yang dilakukan berkaitan F. Pembahasan
dengan pemikiran Hamka (baca: data sekunder). Berikut karakteristik pemikiran Hamka tentang
tasawuf modern yang menjadi ciri khas dari
E. Landasan Teori pemikirannya tersebut, yang meliputi konsep
Mengenali sejarah tasawuf sama saja dengan hawa nafsu dan akal, ikhlas, qona’ah, tawakal,
memahami potongan-potongan sejarah Islam dan dan kesehatan jiwa, serta konsep malu.
para pemeluknya, terutama pada masa Nabi.
Sebab, secara faktual, tasawuf mempunyai 1. Konsep Hawa Nafsu dan Akal
kaitan yang erat dengan prosesi ritual ibadah Hawa diartikan Hamka dengan “angin” atau
yang dilaksanakan oleh para Sahabat di bawah “gelora”, yang terdapat disetiap manusia.12 Dalam
bimbingan Nabi. Kenapa gerakan tasawuf baru perjuangan melawan hawa nafsu, terdapat tiga
muncul pasca era Sahabat dan Tabi’in? Kenapa tingkatan manusia. Tingkatan pertama ialah yang
tidak muncul pada masa Nabi? Jawabnya, saat kalah dirinya oleh hawa nafsu, ditahan dan
itu kondisinya tidak membutuhkan tasawuf. diperbudak oleh hawa nafsu tersebut, sampai
Perilaku umat masih sangat stabil. Sisi akal, dijadikannya menjadi Tuhan. Tingkatan kedua
jasmani dan ruha ni yang menjadi garapan ialah apabila terjadi peperangan antara keduanya
Islam masih dijalankan secara seimbang. Cara secara berganti-ganti, kalah dan menang, jatuh
pandang hidupnya jauh dari budaya pragmatisme, dan tegak. Seorang inilah yang menurut Hamka
materialisme dan hedonisme.10 layak disebut sebagai “Mujahid”. Apabila ia
Tasawuf sebagai sebuah perlawanan terhadap mati dalam perjuangan tersebut, maka matinya
budaya materialisme belum ada, bahkan tidak ialah syahid. Tingkatan ketiga ialah orang yang
dibutuhkan. Karena Nabi, para Shahabat dan dapat mengalahkan hawa nafsunya, sehingga
para Tabi’in pada hakikatnya sudah sufi: sebuah ia yang memerintah hawa nafsu bukan hawa
perilaku yang tidak pernah mengagungkan ke- nafsu yang memerintahnya, serta tidak bisa
hidupan dunia, tapi juga tidak meremehkannya. mengutak-atikkannya, ia yang raja, ia yang
kuasa, ia merdeka, serta tidak terpengaruh dan
8
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, diperbudak oleh hawa nafsu.13
(Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 28.
9
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.
11
Abd. Hakim Hasan, Al-Tasawuf Fi Syi’r al-Arabi..., h. .28.
12
10
Abu al-Wafa al-Ghanimi al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Hamka, Tasawuf Modern..., h. 42.
13
Zaman, (Bandung: Pustaka, 1977), h. 54. Hamka, Tasawuf Modern...., h. 120-124

182
Salihin: Pemikiran Tasawuf Hamka dan Relevansinya

Hawa nafsu lebih condong membawa sesat baik, dari pada memilih perkara yang mudah
dan tidak berpedoman, berbeda dengan akal yang namun berakibat buruk.
dapat menjadi pedoman menuju keutamaan dan Orang yang berakal selalu menaksir harga
kemuliaan. Perbedaan antara keduanya sangat dirinya, yakni dengan menilik hari-hari yang telah
sulit. Dengan akal, dapat berakibat mulia dan dilaluinya, apakah dipergunakan untuk perbuatan
utama, tetapi jalannya sukar. Sebaliknya, dengan yang terpuji atau tercela, serta hari esok akan
hawa nafsu dapat mengakibatkan bahaya tetapi dilaluinya dipergunakan untuk apa. Selain itu,
jalannya sangat mudah. Jadi, apabila menghadapi orang yang berakal pula tidak berdukacita
dua perkara, hendaklah dipilih yang lebih sukar yang diakibatkan karena adanya cita-cita yang
namun baik akibatnya. Selain itu, hawa nafsu tidak tercapai, atau karena adanya nikmat yang
juga mampu menyuruh orang untuk melamun meninggalkannya. Ia menerima apa yang terjadi
atau berangan-angan, sedangkan akal mampu atas dirinya dengan tidak merasa kecewa dan
menyuruh orang untuk menimbang. 14 Hal ini tetap berusaha semaksimal mungkin.18
dipertegas lagi dengan keterangan dari Imam
Oleh karena itu, agama Islam sangat meng-
al-Ghazali yang menyebutkan bahwa:15
hormati akal. Hal ini dibuktikan dengan mulai
“Apabila seseorang menganggap baik setiap diperintahkan umat Islam akan taklif perintah
keburukan nafsu dan tidak lagi dapat melihat agama ketika orang tersebut telah berakal.
aibnya, padahal sudah jelas bahwa nafsu (dalam arti bukan anak-anak ataupun orang gila).
adalah musuh yang berbahaya baginya,
maka hampir tidak dipastikan, nafsu itu akan
2. Konsep Ikhlas
menjerumuskannya ke dalam kehinaan dan
kebinasaan, sementara ia tidak merasa, kecuali Ikhlas diartikan dengan bersih, tidak ada
jika Allah menjaga dan memperhatikannya campuran. Ibarat emas murni yang tidak ter-
dengan karunia dan rahmatNya”.16 campur dengan perak berapa persen pun.
Pekerjaan yang bersih terhadap sesuatu bernama
Terlepas dari bahayanya hawa nafsu, tidak
ikhlas. Lawan dari ikhlas adalah isyrak yang
selamanya hawa nafsu itu tercela. Terdapat hawa
berarti berserikat atau bercampur dengan yang
nafsu yang terpuji, yaitu perbuatan Allah yang
lain. Menurut Hamka, antara ikhlas dengan isyrak
dianugerahkan kepada manusia, supaya ia dapat
tidak dapat dipertemukan, seperti halnya gerak
membangkitkan kehendak untuk mempertahan-
dengan diam. Apabila ikhlas telah bersarang
kan diri, dan hidup menangkis bahaya, berikhtiar
dalam hati, maka isyrak tidak kuasa masuk,
mencari makan dan minum serta kediaman. Tidak
begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, tidaklah
lain, hawa nafsulah yang mendorongnya. Hawa
salah apabila disebutkan bahwa tempat keduanya
nafsu yang tercela ialah yang terbit dari kehendak
adalah di hati.19
nafsu jahat (nafsu amarah), kehendak terhadap
sesuatu yang berlebihan dari keperluan. Apabila seorang berniat mengerjakan sesuatu
pekerjaan, ketika ia sudah mulai melangkah
Mengenai akal, Hamka mengartikannya
bersamaan dengan itu sudah dapat ditentukan
dengan “ikatan”.17 Hal ini dimaksudkan bahwa
pula kemana tujuan dan bagaimana dasarnya.
akal lah yang mengikat manusia. Dengan akal,
Misalnya saja, ada seorang yang berniat hendak
manusia mampu membedakan antara perkara
menolong fakir dan miskin. Pekerjaan memberi
yang terpuji dengan perkara yang tercela. Dengan
pertolongan tersebut adalah baik, tetapi belum
akal, manusia mampu memahami makna hidup,
tentu baik apabila dasarnya tidak subur. Pekerjaan
dan memiliki pandangan yang luas terhadap
tersebut dapat dikatakan baik apabila didasarkan
sesuatu yang berakibat baik atau buruk kepada
kepada ikhlas, yakni menolong fakir dan miskin
dirinya serta orang lain. Ia lebih cenderung
karena Allah, bukan karena semata mengharap
memilih perkara yang sulit namun berakibat
pujian dan sanjungan dari sesama manusia.
Oleh sebab itu, ikhlas terpakai hanya terhadap
14
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 125-128 Allah semata.
15
Imam al-Ghazali, Minhaj al-‘Abidin, (Semarang: Maktabah
al-‘Alawiyah, tt), h. 25.
16
Imam al-Ghazali, Minhaj al-‘Abidin, Terjemah. Moh. Syamsi
18
Hasan, (Surabaya: Penerbit Amelia, 2006), h. 92. Hamka, Falsafah Hidup...., h. 43
17 19
Hamka, Falsafah Hidup...., h. 30. Hamka, Tasawuf Modern...., h. 128-12

183
Manthiq Vol. 1, No. 2, November 2016

3. Konsep Qona’ah sabar, apabila tidak berhasil maka hadapi dengan


Dalam pandangan Hamka, qana’ah ialah jalan kedua yaitu mengelakkan diri. Apabila tidak
menerima dengan cukup, dan didalamnya berhasil, maka hadapi dengan jalan ketiga yaitu
mengandung lima perkara pokok, yakni (1) menangkis. Apabila jalan ketiga tidak berhasil
menerima dengan rela akan apa yang ada, (2) juga, maka bukanlah dinamakan tawakal lagi,
memohon tambahan yang sepantasnya kepada tetapi sia-sia.
Allah yang dibarengi dengan usaha, (3) menerima Ia memberi gambaran bahwa yang termasuk
dengan sabar akan ketentuan Allah, (4) bertawakal perilaku tawakal diantaranya ialah berusaha
kepada Allah, dan (5) tidak tertarik oleh tipu daya menghindarkan diri dari kemelaratan, baik yang
dunia.20 Hal ini dimaksudkan karena inti sari dari menimpa diri harta benda, atau keturunannya;
ajaran Islam ialah qana’ah, bukan qana’ah dalam mengunci pintu rumah apabila hendak bepergian;
ikhtiar, melainkan qana’ah dalam hati. Sebagai mengobati penyakit yang dideritanya. Menderita
seorang Muslim, diharuskan untuk percaya adanya sakit, kepedihan hidup dan kesukaran yang
kekuasaan yang melebihi kekuasaan manusia, senantiasa datang bertubi-tubi dan dihadapinya
bersabar menerima ketentuan Ilahi yang tidak dengan sabar dan tahan juga dapat disebut
menyenangkan dan bersyukur terhadap nikmat dengan tawakal. Apabila bertambah berat
yang diberi-Nya. Serta diiringi dengan bekerja bahaya dan bencana yang diterimanya, tidak
dan berusaha sekuat tenaga. akan sanggup menggoyangkan iman dari seorang
Qana’ah merupakan modal yang paling yang tawakal. Hal ini disebabkan karena rasa
teguh untuk menghadapi kehidupan, yang dapat cintanya kepada Allah, serta segenap perhatian
menimbulkan semangat untuk mencari rezeki, yang telah tercurahkan sepenuhnya kepada Allah.
dengan tetap memantapkan pikiran, meneguhkan
hati, bertawakal kepada Allah, mengharapkan 5. Konsep Kesehatan Jiwa
pertolongan-Nya, serta tidak putus asa ketika ada Selain keempat konsep diatas, dalam meng-
keinginan yang tidak berhasil atau tidak dapat uraikan konsep tasawufnya, Hamka juga me-
diwujudkan. Apabila timbul keraguan dalam nyebutkan bahwa hal yang perlu diperhatikan
hidup, maka obat yang paling tepat ialah dengan ialah memelihara kesehatan jiwa. Dimana untuk
tetap berikhtiar, dan percaya terhadap takdir. mencapai kesehatan jiwa diperlukan empat sifat
Qana’ah bukan hanya dengan pasrah dan utama, yakni syaja’ah (berani pada kebenaran,
berpangku tangan menerima suatu keadaan, takut pada kesalahan), ‘Iffah (pandai menjaga
namun qana’ah dapat difungsikan untuk men- kehormatan batin), Hikmah (tahu rahasia dari
jaga kesederhanaan agar hati tetap dalam pengalaman kehidupan), dan ‘Adalah (adil walau-
ketenteraman, terhindar agar tidak tenggelam pun kepada diri sendiri).22
dalam gelombang dunia, dan berorientasi Keempat sifat ini merupakan pusat dari segala
hanya kepada harta benda saja. Walaupun budi pekerti dan kemuliaan. Dari keempat sifat
bergelimangan harta benda, ia dapat dikatakan ini muncul beberapa sifat yang lain, keempat
sebagai zahid karena tidak dipengaruhi oleh sifat ini disebut dengan sifat keutamaan. Masing-
kekayaan hartanya, melainkan dengan hartanya ia masing sifat tersebut mempunyai dua tepi. Syaja’ah
dapat mempergunakan dengan benar, diantaranya mempunyai tepi Tahawwur (berani, nekad), dan
ialah untuk menyokong segala keperluan hidup Jubun (pengecut). ‘Iffah mempunyai tepi Syarah
dan ibadah serta dapat menolong sesamanya. (tidak ada kunci, banyak bicara), dan Khumud
(tidak peduli, acuh). Hikmah mempunyai tepi Safah
4. Konsep Tawakal (selalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan),
Hamka menjelaskan bahwa tawakal ialah dan Balah (Dungu, Kosong Pikiran). Adalah mem-
menyerahkan keputusan segala perkara, ikhtiar, punyai tepi sadis atau zalim, dan Muhanah (hina
dan usaha kepada Allah. Apabila datang bahaya hati, walaupun sudah berkali-kali teraniaya tidak
yang mengancam, terdapat tiga jalan dalam bangun semangatnya).23 Masing-masing tepi
menghadapinya.21 Pertama hadapi dengan jalan berasal dari empat sifat utama. Dari keempat sifat
20 22
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 231-244. Hamka, Tasawuf Modern..., h. 154
21 23
Hamka, Tasawuf Modern..., h. 245-259 Hamka, Tasawuf Modern...., h. 155

184
Salihin: Pemikiran Tasawuf Hamka dan Relevansinya

utama tersebut, apabila berlebihan maka akan punyai kehormatan diri. Rasa kehormatan adalah
menimbulkan sifat yang bahaya dan bisa menjadi pusat kebahagiaan bersama dan tenteramnya
penyakit zalim. Apabila kekurangan, maka dapat perhubungan. Pokok teguh memegang janji, teguh
menimbulkan sifat hina. Namun, apabila tegak memegang kepercayaan. Dari malu timbul perasaan
ditengah, itulah kesehatan jiwa sejati. mempertahankan diri, mempertahankan bangsa,
Lebih lanjut, Hamka menjelaskan betapa negeri dan keyakinan. Menimbulkan kemajuan
pentingnya sifat syaja’ah. Dengannya, seorang pesat, berkejar-kejar berebut mencari kehormatan
muslim memiliki keberanian karena benar, dan dan kemuliaan dalam lapangan perjuangan hidup.
takut karena salah.24 Apabila keberanian tersebut Tidak mau kalah, malu tertinggal, malu tercicir,
berlebihan menurut pertimbangan akal sehat, sehingga menghasilkan kebahagiaan bersama-
hal tersebut tidak diperbolehkan, keberanian sama juga, malu menghasilkan kekayaan, ilmu
seperti ini sangat berbahaya, karena timbul akibat dan fikiran baru. Malu menyebabkan orang tidak
marah darah yang mendidih, yang timbul dari mau mundur dalam perjuangan.
nafsu pembalasan. Keberanian ini disebut dengan Sifat malu membawa orang mengarungi lautan
tahawwur, dan untuk mengobatinya hendaklah besar, memasuki rimba belantara, ditimpa susah
orang yang terjangkit penyakit ini sadar akan dan kepayahan untuk mencapai keutamaan. Sifat
akibat yang akan ditempuh apabila tahawwur-nya malu menyebabkan manusia sanggup menahan
diteruskan. Menyadari bahayanya, dan memaksa nafsu, mengekang dirinya dan menempuh halangan
diri untuk surut ke belakang. lantaran menghindarkan diri dari perangai durjana.
Apabila sifat keberaniannya terlalu rendah, Dia juga yang menyebabkan orang tidak redha
maka akan mengakibatkan sifat jubun, yakni menerima kebodohan dan kedunguan.
pengecut, mati hati, yang disebabkan oleh rendah Kedua, Amanah (dipercayai). Boleh dipercaya
gengsi, tidak ada martabat, serta kurang kemauan, atau lurus adalah tiang kedua dari masyarakat
sehingga menyebabkan sifat pemalas. Hal inilah yang utama. Sebab kalau bernama ‘hidup’,
yang menurut Hamka menjadi pangkal segala tidaklah manusia boleh hidup sendiri. Dia mesti
perangai yang tercela. Untuk mengobati penyakit mempertalikan hidupnya dengan hidup orang lain.
ini ialah dengan jalan menimbulkan watak-watak Hamka mengutip ungkapan Herbert Spencer
yang terpendam di dalam diri, yang sejatinya yang menyatakan bahwa hidup itu ialah ke-
belum hilang dari jiwanya. Apabila orang pengecut lancaran hubungan manusia dengan manusia
memberanikan diri melawan suatu hal walaupun lainnya. Nasi yang manusia makan memiliki
dengan hati berdebar, maka dapat menimbulkan peran orang banyak dan manusia yang berperan
kebiasaan, dan hilanglah penyakit tersebut. itu karena terjadi saling percaya satu sama lain.26
Supaya masyarakat teratur, perlu berdiri pe-
6. Konsep Malu, Amanah dan Benar merintahan. Segala mazhab dan firqah dalam
Malu, Amanah dan Jujur menurut Hamka Islam mengakui perlunya pemerintahan, baik Ahli
sebagai modal dasar manusia dalam beragama. Sunnah Wal Jamaah, atau Syiah yang memastikan
Berikut ini penjelasan tentang konsep tersebut25: di tangan keturunan Ali. Demikian juga kaum
Pertama, sifat malu, malu sangat besar Muktazilah, dan seterusnya. Hanya Khawarij yang
pengaruhnya dalam mengatur pergaulan hidup. mengatakan pemerintahan itu di tangan Allah
Malu itulah yang membuat orang berakal enggan saja. Tetapi setelah pergaulan bertambah maju,
mengerjakan perbuatan jahat. Sebelum orang terpaksa mereka mengangkat seorang ‘Imam’
mempergunakan undang-undang lebih dahulu untuk mengatur pemerintahan. Di zaman kemajuan
orang telah dilindungi oleh hukum malu yang ini pun demikian pula, pemerintahan berbentuk
telah melekat di dalam budi pekerti. Ia merasa kerajaan, atau republik, atau raja yang diikat oleh
malu namanya akan menjadi buah mulut orang. undang-undang dasar, atau majelis perwakilan
Merasa malu kepercayaan orang akan hilang. rakyat, namun pemerintahan mesti ada dan harus
berlaku adil agar dapat dipercaya umatnya.
Rasa malu tidak akan hidup di dalam budi
pekerti seorang manusia, kalau dia tidak mem- Menurut Hamka apabila amanah telah runtuh,
runtuhlah pemerintahan, artinya runtuhlah ma-
24
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 156-157.
25
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 37-42. 26
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 43.

185
Manthiq Vol. 1, No. 2, November 2016

syarakat dan umat. Huru-hara terjadi setiap mengaku sendiri dalam Tasawuf Modern-nya itu,
hari, pembunuhan, penggelapan terjadi tiap bahwa itu bukan ciptaan otaknya karena beliau
saat. Sehingga akhir kelaknya pemerintah itu waktu itu masih muda dan sedikit pengetahuannya.
akan runtuh, digantikan oleh pemerintah lain Tetapi di lihat dari buku karangan ahli filsafat dan
yang lebih dapat memegang amanah. Tidaklah tasawuf Islam di bandingkan dengan al-Quran dan
boleh satu pemerintahan berdiri jika tidak ada hadist. Corak pemikiran Hamka belum ada kepastian
persatuan, dan persatuan itu tidak akan tercipta sebagaimana tasawufnya para sufi lain. Hamka
kalau tidak dengan amanah.27 tidak memiliki pengalaman kesufian. Hanya Hamka
Ketiga, Siddiq atau Benar. Hamka menyatakan mereformulasikan konsep ilmu tasawuf dengan
bahwa manusia banyak hajatnya, orang miskin caranya sendiri karena tidak ingin melihat ekonomi
dan kaya sekalipun mulia atau hina, hajat dan Islam lemah, maka beliau merumuskan tasawuf
keperluannya sama banyaknya. 28 Segala hajat modern yang sama sekali tidak meningggalkan
itu tidak tercapai semuanya, hanya sebagian. keduniaan. Tasawuf Hamka merupakan solusi agar
Manusia diciptakan di muka bumi, datang dari umat Islam tidak menyalahartikan zuhud yang harus
alam ghaib yang tidak diketahuinya menuju ke meninggalkan dunia.29
alam yang belum difahaminya. Mula-mula dia
tegak di dunia, laksana orang bingung, laksana G. Relevansi Tasawuf Hamka bagi Kehidupan
ayam yang dikisarkan kandangnya di malam Modern
gelap. Tidak tahu sama sekali ke mana dia akan Tasawuf dan masa modern dia sintesiskan
dibawa. Mulai datang kedunia, harus berjuang menjadi pemikiran originalnya. Pada bagian
menuntut kehidupan, berebut keperluan makan pertama, tasawuf dia maknai terlebih dahulu.
minum, pakaian dan tempat diam. Alat yang Adapun kaitannya dengan modern, Hamka ber-
ada padanya hanya alat-alat yang lima yaitu pandangan bahwa tasawuf dan perkembangan
penglihatan mata, pendengaran, penciuman selayaknya berjalan beriringan. Bila tasawuf
hidung, perasaan lidah dan perasaan kulit, yang bertahan dengan karakter lamanya, maka manusia
dinamai ‘pancaindera yang lima’. akan dipaksa untuk ditarik ke masa lalu, padahal
Maka bertambah lama hidupnya di dunia, kodratnya mereka menjalani kehidupan di
bertambah perlu mendapat pertolongan dari masanya. Tasawuf menyesuaikan konteks zaman,
manusia yang lain, baik pertolongan ilmu atau dalam artian mengarahkan masyarakat agar tidak
pertolongan akal, baru sempurna keperluan terjerumus dalam kesengsaraan dan celaka.
hidupnya. Semuanya tidak pula akan tercapai, Hamka mengutip 20 ungkapan al-Hallaj ketika
kalau pertolongan itu tidak diterima dari sumber dia telah disiksa karena dianggap orang yang
yang benar. Manusia akan sesat jika dia bertanya sesat: Tasawuf ialah yang Engkau lihat dengan
kepada temannya jalan ke kanan ditunjukkan ke matamu ini, inilah dia tasawuf.30
kiri, jika dia meminta obat diberi penyakit. Sebab
Dilihat dari sisi silsilah keluarganya, Hamka
itu kebenaran inilah tiang ketiga dari masyarakat.
merupakan keturunan keluarga yang me-
Hamka mengutip salah satu kebijakan yang di-
naruh perhatian lebih pada tasawuf, terutama
lakukan oleh Solon, seorang ahli pemerintahan
tasawuf amali dan pengikut ajaran tarekat yang
bangsa Yahudi memberikan hukuman bunuh
cukup serius. Ternyata Hamka menunjukkan
kepada siapa yang berdusta walaupun kecil
perhatiannya pada tasawuf juga namun dengan
dustanya. Hal ini mengingatkan pentingnya
cara yang berbeda.
kebenaran dalam bermasyarakat.
Dalam pandangannya tasawuf adalah suatu
Dari beberapa konsep tasawuf yang ditawarkan
bidang ilmu tersendiri. Di dalamnya, manusia diberi
Hamka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tuntunan untuk membersihkan diri (tazkiyah al-
karakteristik atau corak pemikiran Hamka mengacu
nafs). Itulah tasawuf dari sisi globalnya. Ia bukan
kepada tasawuf falsafi. Karena konsepsi tentang
tuhan merupakan perkembangan lebih lanjut dari tentang suatu arahan khusus untuk mendekatkan
pemikiran para ahli kalam dan filsuf. Hamka pun diri seraya menyucikan diri yang tak bisa dirubah

29
Lihat http://amir14.wordpress.com/tasawuf-hamka/(12
27
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 37-42. November 2015)
28 30
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 49. Hamka, Tasawuf Modern..., h.16.

186
Salihin: Pemikiran Tasawuf Hamka dan Relevansinya

sebagaimana yang ajarkan oleh tarekat-tarekat. buku beliau yang berjudul Tasawuf Modern begitu
Tasawuf tidak lepas dari konteks zaman. Sehingga, laris di pasaran.
tasawuf juga memiliki nilai rasional yang filosofis Dalam konteks merelevansikan pemikiran
pula. Dia melihat bahwa tasawuf juga mengalami Hamka dengan kehidupan modern ada baiknya
perkembangannya sendiri. Karyanya yang berjudul dijelaskan beberapa ciri masyarakat modern
Tasawuf dari Abad ke Abad adalah salah satu atau masyarakat saat ini yaitu: Secara garis besar
ulasannya. Pada dasarnya sejak awal perkembangan ciri-ciri masyarakat modern antara lain; bersikap
Islam, gerakan tasawuf mendapat sambutan luas terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru
di kalangan umat Islam. Bahkan penyebaran dan penemuan-penemuan baru, sikap menerima
Islam di Indonesia lebih mudah berkat dakwah perubahan setelah menilai kekurangan yang
menggunakan pendekatan tasawuf. Penekanan dihadapinya, peka terhadap masalah-masalah yang
pada sisi esoterik agama (hal-hal yang bersifat terjadi di lingkungannya, berorientasi ke masa
batiniah dari agama) lebih mengundang daya tarik kini dan masa yang akan datang, menggunakan
ketimbang eksoteriknya (formalitas ritual agama). perencanaan dalam segala tindakannya, yakin
Salah satunya disebabkan oleh adanya per- akan manfaat IPTEK, menghormati hak, kewajiban
singgungan antara sisi esoterik dengan pergulatan dan kehormatan pihak lain (HAM), tidak mudah
eksistensi manusia. Kecenderungan animisme menyerah atau pasrah terhadap nasib.33
dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda- Di antara pemikiran Hamka tentang tasawuf
benda yang mengandung keramat dan ruh-ruh yang relevan dalam konteks modern antara lain
leluhur yang bisa menjadi perantara kepada adalah:
Tuhan), misalnya, menyiratkan ketertarikan yang
besar terhadap sisi esoterik itu.
1. Hidup Bahagia dengan Zuhud
Faktor seperti inilah yang mendorong Hamka
Hamka memperingatkan agar cermat dalam
meneliti tasawuf, sebagaimana dia jelaskan
mengelola kenikmatan dunia dan juga me-
dalam bukunya: ‘’Tidaklah dapat diragukan lagi
ngelola diri demi penyucian diri. Bila tidak adil
bahwasanya tasawuf adalah salah satu pusaka
melakukannya, malah cenderung pada dunia,
keagamaan terpenting yang mempengaruhi pe-
maka bisa terjatuh menjadikan jiwa manusia
rasaan dan pikiran kaum Muslimin’’.31
kotor, nilai keislaman pun makin jauh. Atau,
Luasnya pengaruh tasawuf dalam hampir bisa juga terlalu fokus pada diri sendiri sendiri
seluruh episode peradaban Islam menandakan sehingga malah melemahkan Islam. Muslim yang
tasawuf relevan dengan kebutuhan umat Islam. kuat adalah yang memahami makna zuhud secara
Menurut Hamka, tasawuf ibarat jiwa yang meng- proposional. Dengan begitu, Islam mencapai
hidupkan tubuh dan merupakan jantung dari puncak kebahagiaan dan kejayaannya.34
keislaman. Dalam masyarakat modern, fenomena
Sekian lamanya kaum muslimin membenci
ketertarikan terhadap pengajian bernuansa tasawuf
dunia dan tidak menggunakan kesempatan
mencerminkan adanya kebutuhan untuk mengatasi
sebagaimana orang lain. Lantaran itu mereka
problem alienasi yang diakibatkan modernitas.
menjadi lemah. Akan berkorban, tidak ada yang
Modernitas memberikan kemudahan hidup, tetapi
akan dikorbankan karena harta benda dunia telah
tidak selalu memberikan kebahagiaan.
dibenci. Akan berzakat, tidak ada yang dizakatkan
Dalam refleksinya, Hamka sering memper- karena mencari harta dikutuki. Orang lain maju
kenalkan konsep neo-zuhud, yaitu ajaran yang di dalam lapangan penghidupan, mereka mundur
menyatakan kecintaan terhadap dunia yang tidak dan bila ada yang berusaha mencari harta benda,
proporsional merupakan kenistaan.32 Pendekatan
mereka dikatakan telah jadi orang dunia.35
tasawuf semacam ini sangat relevan dalam
mengatasi krisis eksistensi masyarakat modern, Tasawuf yang seperti demikian tidaklah
agar dapat menormalkan cara pandangnya tentang berasal dari ajaran Islam. Zuhud (meninggal-
relasi dirinya (manusia) dengan sesamanya, kan keduniaan) yang melemahkan itu bukan-
pekerjaannya, dan eksistensinya. Tidak heran
33
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta;
RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 144.
31 34
Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 81. Hamka, Tasawuf Modern...., h. 131.
32 35
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 85. Hamka, Tasawuf Modern...., h. 21

187
Manthiq Vol. 1, No. 2, November 2016

lah bawaan Islam. Islam mengajarkan untuk dunia, karena dengan meninggalkan dunia umat
semangat berkorban dan bekerja, bukannya Islam akan mundur dan tidak akan mencapai
malas, lemah, dan melempem.36 Kenikmatan kemakmuran dan kebahagiaan, serta manusia
duniawi bukanlah untuk ditolak mentah-mentah telah melanggar fungisnya sebagai khalifah di
sehingga dengan begitu manusia bisa terlepas bumi.39 Zuhud kepada dunia, untuk tetap meng-
dari belenggu nafsu duniawi. Selama hati manusia anggap dunia sebagai alat bukan tujuan. Zuhud
tidak terpaut untuk menjadikannya kiblat tujuan dalam konteks masyarakat modern sangat penting,
hidup, maka kekayaan layak untuk manusia, dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
karena manusia tidak dalam rangka meraih manusia ditetap menguatkan tauhid kepada Allah
kekayaan untuk memenuhi dorongan nafsu. dan menjalankan sunnah Rasulullah saw sesuai
Mengenai hal ini, Hamka mengatakan: ‘’Setelah dengan al-Quran dan Hadits.
manusia menurutkan jalan kecepatan pengaruh Misalnya manusia tetap bekerja dengan ikhlas,
hidup benda itu (materialisme), timbullah pada sikap sederhana, membelanjakan harta untuk
mereka satu perasaan yang ganjil sekali. Di mana- berzakat, bersedekah, infaq dan sedekah, bahkan
mana telah timbul perasaan tidak puas dengan manusia untuk memiliki sikap malu. Malu tidak
kemajuan hidup kebendaan ini. Kapal terbang, ibadah, malu tidak ikhlas, malu tidak belajar,
radar, piring terbang, bom atom, bom hidrogen malu meminta-minta, malu korupsi, dan malu
yang lebih dahsyat, radio, televisi, dan beratus berbuat maksiat.
macam alat pendapatan baru untuk kemewahan Dengan demikian, masyarakat akan mencapai
dan kesenangan hidup, semuanya sudah dapat kejayaan dan kesuksesan bersama tidak terjebak
dikuasai, tetapi diri masih terasa kurang.37 pada kehidupan glamor, berpoya-poya, acuh tak
Hidup menurutkan perintah kebendaan belaka, acuh, pergaulan bebas, hidup tanpa nilai, tanpa
sendirinya telah menimbulkan jemu atau bosan. agama dan tanpa tuhan. Jadi, Hamka mengajak
Siang hari kerja keras mencari keuntungan dan masyarakat untuk memahami secara teoritis
kekayaan dengan semboyan time is money dan mengamalkannya secara praktis makna
(waktu itu adalah uang). Tetapi, ternyata manusia tasawuf yang substansial, yaitu membersihkan
sesamanya telah memperebutkan waktu untuk jiwa, memperhalus perasaan, menghidupkan hati,
sebanyak-banyaknya uang bagi diri sendiri, biarpun menyembah Tuhan, dan mempertinggi derajat
merugikan orang lain. Siapa yang tidak sigap budi; menekan segala kelobaan dan kerakusan,
mengejar waktu, tersingkirlah dia ke tepi dan memerangi syahwat yang berlebih dari keperluan
habislah umurnya untuk itu. Semata-mata hidup untuk kesentosaan diri.
kebendaan ternyata hanya menimbulkan rasa
kebencian dan kedengkian sesama manusia. Baik 2. Pendidikan Akhlak dan Rasa Malu
dengan orang seorang, apalagi di antara bangsa
Hamka membedakan makna pendidikan
yang lebih banyak mendapat benda dengan
dan pengajaran. Menurutnya pendidikan adalah
bangsa yang mendapat sedikit’’.38
serangkaian upaya yang dilakukan pendidik untuk
Dengan kata lain, kekayaan hanya alat untuk mendidik membantu membentuk watak budi
mencapai kebahagiaan hakiki, namun juga tidak akhlak dan kepribadian peserta didik, sedangkan
boleh menjauhi dunia atau bahkan membenci pengajaran yaitu upaya untuk mengisi intelektual
dunia. Dengan kesederhaan dan memiliki sikap peserta didik dengan sejumlah ilmu pengetahuan.
dan sifat malu manusia akan bahagia dunia dan Keduanya memuat makna yang integral dan saling
kebahagiaan dunia akan mendorong manasia melengkapi dalam rangka mencapai tujuan yang
mencapai kebahagiaan akhirat. Kekayaan harus sama, sebab setiap proses pendidikan didalamnya
di manfaat sesuai dengan ajaran Allah dan terdapat proses pengajaran. Demikian sebaliknya
rasulnya, melalui Al-Quran dan al-Hadits. proses pengajaran tidak akan banyak berarti apabila
Dalam konteks inilah menurut Hamka zuhud tidak dibarengi dengan proses pendidikan.40
bekan berarti meninggalkan dunia dan membenci Menurut Hamka ada tiga term yang digunakan
36
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 19. 39
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 85.
37
Hamka, Tasawuf Modern....., h. 30 40
Ramayulis & Syamsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan
38
Hamka, Tasawuf Modern..., h. 82 Islam (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), h. 226.

188
Salihin: Pemikiran Tasawuf Hamka dan Relevansinya

para ahli untuk menunjukkan istilah pendidikan Setelah dia besar dan sampai umur baru timbul
Islam: pertama, ta’lim: Aspek-aspek pengetahuan dalam hatinya sifat malu. Waktu itulah terletak
dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang di atas bahunya seruan agama. Sebab itu dari
dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang kecil harus dipupuk rasa malu. Binatang tidak
baik; kedua, tarbiyah: Pengembangan ilmu bermalu dijadikan pengangkut beban. Seribu ekor
dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni kambing tidak malu digembalakan oleh seorang
pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik anak gembala. Binatang-binatang tidak mendapat
pribadi; ketiga, ta’dib: Penguasaan ilmu yang perintah dan larangan, tidak diikat oleh peraturan
benar dalam diri seseorang agar menghasilkan agama dan hukum.
kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.41 Malu menjadi sebab orang akan mencapai
Dari ketiganya Hamka lebih condong dalam agama, dengan agama yang benar manusia akan
istilah Tarbiyah, karena menurutnya tarbiyah mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan juga di
kelihatannya mengandung arti yang lebih kom- dapat dengan mengetahui atau berilmu. Ilmu
prehensif dalam memaknai pendidikan Islam, merupakan sesuatu hal yang sangat penting
baik vertikal maupun horizontal (hubungan dalam mencapai kebahagiaan. Ilmu tidak hanya
ketuhanan dan kemanusiaan). Adapun prosesnya didapat melalui pendidikan formal saja tetapi
adalah pemeliharaan dan pengembangan seluruh belajar dan belajar merupakan kunci mencapai
potensi (fitrah) peserta didik, baik jasmaniah kebahagiaan dunia dan akhirat.
maupun rohaniah. Dari beberapa penjelasan di atas dapat
Dengan demikian, menurut Hamka pendidikan disimpulkan bahwa dalam kehiudpan modern
adalah sarana untuk mendidik watak pribadi. Tasawuf harus menjadi alat untuk mencapai
Manusia tidak hanya untuk mengenal apa yang kebahagiaan antara salah satu substansi pokok
di maksud dengan baik dan buruk tapi juga dari tasawuf, yaitu penyucian jiwa. Tasawuf
beribadah kepada Allah dan berguna untuk merupakan ilmu tersendiri yang mengajarkan
sesama dan lingkungan. Karena itu sistem manusia untuk mebersihkan diri (tazkiyah al-nafs),
pendidikan modern harus di imbangi dengan sehingga manusia bisa selamat dari kesengsaraan
pendidikan agama.42 Tasawuf modern tersebut dan celaka dunia yang hanya hidup untuk makan.
sangat membekas pada warga Muhammadiyah Mungkin di antara manusia merasa bahwa
dan gerakan modernis lainnya.43 pengasingan diri merupakan upaya terbaik untuk
Misalnya dalam memahami konsep malu mencegah diri dari hawa nafsu sehingga jiwa
Hamka selalu mengingatkan bahwa malu adalah pun tersucikan, karena dunia merupakan sumber
pondasi dalam beragama. Menurut Hamka jika dorongan jiwa pada keburukan seperti godaan
suatu masyarakat tidak punya rasa malu, sebab harta, hura-hura, perselisihan, kekuasaan, dan
kurangnya pendidikan terhadap anak bangsanya martabat, dan lain-lain. Tapi bagaimanapun juga,
itu, maka bukanlah budi yang lebih kuat dan manusia saat ini adalah anak zaman. Islam tidak
teguh menghubungkan mereka tetapi hukum mengajarkan manusia untuk mengupayakan
atau hukuman kejam. Kaum atau masyarakat itu kebahagiaan hakiki yang seperti itu. Manusia
akan tertinggal dari masyarakat lain, namanya diharapkan mampu mengendalikan hawa
tidak tersebut di dalam Safhatul Wujud. nafsu dengan zuhud yang didukung oleh ilmu
Agama ditaklifkan (diperintahkan) kepada orang pengetahuan.
yang berakal dan orang yang baligh (sampai umur),
sebab dia mengajarkan rasa malu. Orang tidak H. Kesimpulan
berakal, atau orang gila, tidak kena memerintah Dari beberapa penjelasan pada bab sebelum-
memegang agama. Bertelanjang bulat di hadapan nya tentang konsep tasawuf modern menurut
orang ramai, tidak kena hukum, kerana dia tak Hamka, maka penelitian ini dapat disimpulkan
bermalu. Anak kecil, belum sanggup menahan sebagai berikut:
diri dari kehendak darahnya masih muda itu. 1. Hamka mengartikan tasawuf sesuai dengan
41
arti yang aslinya, yaitu keluar dari budi
Hamka, Tasawuf Modern...., h. 37-42.
42
pekerti yang tercela dan masuk kepada budi
Harry Mohammad, Tokoh Tokoh Islam,(Jakarta:Gema
Insani, 2006), h. 64. pekerti yang terpuji. Menurut Hamka hakekat
43
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Anda Utama,1993), h. 345. tasawuf adalah untuk memperbaiki budi dan

189
Manthiq Vol. 1, No. 2, November 2016

membersihkan batin. Artinya tasawuf adalah Anwar, Syamsul. “Paradigma Fiqih Kontemporer:
alat untuk membentengi dari kemungkinan Mencari Arah Baru Telaah Hukum Islam, Teori
seseorang melakukan keburukan, intinya dan Metodologi”, makalah matakuliah Ushul
berzuhud sebagaimana teladan hidup yang Fiqh (tidak di-publish),Yogyakarta, 2001.
dicontohkan Rasulullah lewat sunnah yang Armando, Nina. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ikhtiar
sahih. Tasawuf yang di tawarkan Hamka Baru, 2005.
adalah tasawuf modern atau tasawuf positif Asmara, Ahmad. Filsafat Umum, Jakarta: Rajawali,
berdasarkan tauhid. Jalan tasawufnya melalui 2003.
sikap zuhud yang di laksanakan dalam ibadah Asmuni, Yusran. Pengantar Studi Pemikiran dan
resmi sikap zuhud, yang tidak perlu menjauhi Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam.
kehidupan normal. Penghayatan tasawufnya Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.
berupa pengalaman takwa yang dinamis bukan Bagus, Loren. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia
ingin bersatu dengan tuhan dan refleksinya Pustaka Utama, 2002.
berupa kenampakan kepekaan sosial Burhani, Ahmad Najib. Sufisme Kota. Jakarta:
2. Karakteristik Tasawuf Hamka. Karakteristik Serambi, 2001
atau corak pemikiran Hamka belum ada Damami,Mohammad. Tasawuf Positif dalam
kepastian sebagaimana tasawufnya para sufi Pemikiran Hamka. Yogyakarta: Fajar Pustaka
lain. Hamka mereformulasikan konsep ilmu Baru, 2000.
tasawuf dengan caranya sendiri karena tidak Dewan Redaksi Endiklopedi Islam. Ensiklopedi
ingin melihat ekonomi Islam lemah, maka Islam. Jakarta.PT.Ichtiar Baru Van Joeve),
beliau merumuskan tasawuf modern yang 1993.
sama sekali tidak meningggalkan keduniaan. Donohoe, John D & John L Esposito, Islam dan
Dan tasawuf Hamka merupakan solusi agar Pembaharuan; Ensiklopedi masalah-masalah,
umat Islam tidak menyalahartikan zuhud yang ab. Machnun Husein, Jakarta: Rajawali 2005.
harus meninggalkan dunia. Effendi, Djohan. Sufisme dan Masa Depan Agama.
3. Relevansi Tasawuf Hamka bagi kehidupan Jakarta; Pustaka Firdaus, 1993
Modern yaitu Hamka tidak mengharapkan _____, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Anda
masyarakat modern meninggalkan dunia, tetapi Utama,1999.
manusia harus mencapai bahagia melalui Fananai, Muhyar. Konsep Qoth’i Zanni dan
zuhud yang benar sesuai dengan al-Quran Pentingnya Bagi Metode Istinbath Hukum
dan Hadits. Hidup dengan sederhana, ikhlas, di Era Modern: Studi Perbandingan Antara
malu, amanah, dan benar (jujur). Hamka Jumhur Ulama dan Al Syatibi, Skripsi
juga mengingatkan juga tentang pentingnya Sarjana,Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1996.
pendidikan dalam mencapai kebahagiaan, Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta:
karena ilmu manusia akan mulia dan bahagia. Yayasan Penerbitan Psikologi UGM, 1996.
Hamka. Perkembangan Tasawuf dari Abad Ke
I. Daftar Pustaka Abad. Jakarta: Pustaka Islam, 1962.
Aceh, Abu Bakar.Pengantar Sejarah Sufi dan Hamka, Lembaga Hidup. Jakarta: Pustaka
Tasawuf, Solo: Ramadlani, 1984. Panjimas, 1986.
Al-Ghazali, Khuluq al-Muslim, terjemahan Al- Hamka. Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya.
Kuds. Bandung: Al-Bayan, 1970. Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1990.
Al-Ghazali, Minhaj al-‘Abidin, Terjemah. Moh. Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Da’wah Islam.
Syamsi Hasan. Surabaya: Penerbit Amelia, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.
2006. Hamka, Tasauf Modern. Jakarta: Pustaka
Ali Margosim Chaniago, “Mengenang Seratus Tahun Panjimas, 1996.
Prof. Dr. Haji Abdul Malik KarimAmrullah Hamka, Prof. Dr. Tasawuf Modern ;Bahagia Itu
(HAMKA)”, http://alimargosimchaniago. dekat Dengan Kita, Ada dalam diri Kita, edisi
blogspot.com/2009/02/100-tahun-mengenang- Revisi. Jakarta: Republika, 2015.
buya-hamka.html, diakses 10 Januari 2015. Hamka, Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: PT.
Amir Hamka, Junus. Hamka Sebagai Pengarang Bulan Bintang, 1992.
Roman. Jakarta: Mega-Bookstore, 1964. Hamka, Tasawuf Modern. Jakarta: Kencana, 2007.

You might also like