You are on page 1of 12

E-ISSN: 2621-4695

Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443


DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA


PLN AREA IV, TAMAN, SIDOARJO

Tania Amalia Khoirunnisa1, Muchammad Saifuddin2


1,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
email: tania.khoirunnisa@gmail.com
2.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
email: saifuddin@uinsby.ac.id

Abstract
This study aims to determine the financial performance of KPRI PLN Area IV in 2019 - 2020 by using the
Liquidity Ratio, Solvency Ratio, and Profitability Ratio. The elements selected from each ratio are Current
Ratio, Quick Ratio, Equity Ratio to Total Debt, Assets to Debt Ratio, Equity Profitability Ratio, and Asset
Profitability Ratio. This research was conducted at the Indonesian Civil Servant Cooperative (KPRI) PLN
Area IV, Taman District, Sidoarjo Regency. The variable of this research is the financial performance of
cooperatives as measured by a ratio analysis that has been determined based on the report on the Balance
Sheet and Calculation of Business Results of KPRI PLN Area IV in 2019 – 2020. This study applies a
quantitative research method with a descriptive approach. The results of this study indicate that the
Financial Performance produced by the Employee Cooperative of the Republic of Indonesia PLN Area IV
has a weakness, namely the occurrence of over-liquid due to excess current assets that are idle or not
utilized properly. Meanwhile, short-term fund management has been going well. For this reason, there are
several suggestions that must be considered by the KPRI PLN Area IV cooperative.
Keywords: Cooperatives, Financial Ratio Analysis, Financial Performance
1. PENDAHULUAN Juli 1947 di Tasikmalaya, yang kemudian dikenal
Koperasi telah lama dikenal oleh warga sebagai Hari Koperasi Indonesia. koperasi menjadi
negara Indonesia. Badan usaha dengan asas salah satu pilar ekonomi yang penting bagi
kekeluargaan ini telah mendukung peningkatan pendingkatan perekonomian dan pembangunan
perekonomian masyarakat dan pembangunan nasional[1].
nasional. Saat pertama kali dikenalkan kepada Koperasi sebagai sebuah wadah untuk
masyarakat, koperasi mampu membantu usaha bersama dan tempat penanganan masalah
perekonomian masyarakat melalui aktivitas usaha aktivitas ekonomi. Koperasi juga berperan sebagai
yang dilakukan koperasi. Koperasi dikenalkan oleh alat penolong bagi masyarakat dengan tingkat
R. Aria Wiriatmadha di Purwokerto, Jawa Tengah ekonomi ke bawah untuk memperbaiki taraf
di tahun 1896. Perkembangan koperasi selanjutnya hidupnya, misalnya dengan melakukan pemenuhan
diteruskan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia kebutuhan dirinya sendiri atau golongannya.
yang pertama, yakni Moh. Hatta, yang menjadi Sehingga, koperasi menjadi tempat yang harus
Bapak Koperasi Indonesia. Karena beliau diperhatikan dalam sistem perekonomian, karena
mendukung adanya koperasi di Indonesia. Gerakan mampu membawa dampak perubahan dalam sistem
koperasi di Indonesia diresmikan pada tanggal 12 ekonomi[2].

612
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
Namun, kenyataannya di masa kini, keuangan, maka gambaran kondisi keuangan suatu
pertumbuhan dan perkembangan koperasi belum koperasi dapat terlihat[5].
sepenuhnya menunjukkan peran dan wujud Koperasi
keberhasilannya. Sektor swasta dan pariwisata lah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12
yang mendominasi perekonomian Indonesia dan Tahun 1967, Koperasi Indonesia merupakan suatu
sektor koperasi berada di garis terakhir[3]. Oleh lembaga atau organisasi ekonomi masyarakat
sebab itu, koperasi harus meningkatkan kinerja berlatar belakang sosial dan terdiri dari badan
usaha yang efisien dan tangguh, karena itulah cara hukum atau perseorangan yang menjadi struktur
yang dapat dilakukan koperasi dalam ekonomi sebagai usaha bersama atas asas
mempertahankan perekonomian nasional dan kekeluargaan. Menurut Undang-Undang Nomor 25
menjalankan perekonomian masyarakat sebagai Tahun 1992, Koperasi adalah suatu badan usaha
dasar kekuatan. yang terdiri dari beberapa individu badan hukum
Kinerja perusahaan diperlukan untuk berdasarkan prinsip koperasi dan sebagai gerakan
mengetahui seberapa jauh tingkat efisien dan ekonomi masyarakat yang dengan pedoman asas
efektivitas dari kegiatan perusahaan atau lembaga kekeluargaan[6].
yang telah dilakukan pada periode tertentu. Pada Tujuan adanya koperasi adalah membantu
lembaga keuangan, kinerja suatu lembaga akan dan mensejahterakan masyarakat yang menjadi
terganggu dan menyebabkan masalah pada roda anggota koperasi serta mendukung tatanan
perekonomian sebuah negara. Terdapat dua macam perekonomian nasional untuk menciptakan
lembaga keuangan di Indonesia, yakni lembaga masyarakat adil, makmur, dan maju dengan
keuangan non-bank dan lembaga keuangan bank. Pancasila dan Undang-Undang 1945 sebagai
Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan landasannya.
non-bank. Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Beberapa penelitian tentang kinerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia
keuangan koperasi menunjukkan bahawa banyak (KPRI) adalah koperasi yang memiliki anggota
koperasi yang mempunyai kinerja keuangan yang yang terdiri dari pegawai negeri atau karyawan dari
tidak sehat. Penelitian yang dilakukan oleh Astawa, suatu perusahaan[7]. Koperasi ini dapat diciptakan
menunjukkan bahwa kinerja likuiditas pada pada lingkungan instansi maupun departemen.
Koperasi Simpan Pinjam Dharma Asih Sentana Koperasi Pegawai Republik Indonesia memiliki
Jimbaran Bali, berdasarkan Peraturan Menteri tujuan, yaitu melakukan peningkatan kesejahteraan
nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 termasuk dalam anggota koperasi yang tidak lain adalah pegawai
kriteria buruk. Tidak jauh berbeda, hasil penelitian negeri atau karyawan.
yang dilakukan oleh Dwiningwarni & Jayanti, yang Koperasi Pegawai Republik Indonesia
menggunakan analisis rasio keuangan untuk (KPRI) PLN Area IV berdiri pada tanggal 05
mengukur kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Januari 1987 dengan Badan Hukum 6132/ BH/ II/
dengan hasil perhitungan analisis rasio yang 87. Koperasi ini memiliki anggota yang berasal dari
digunakan, yaitu Likuiditas, Profitabilitas, kantor PLN UP2B Jawa Timur. Beberapa usaha
Solvabilitas dan Aktifitas menunjukkan suatu yang dilakukan oleh KPRI PLN Area IV, antara lain
kondisi yang kurang baik[4]. Simpan Pinjam, Pertokoan, Persewaan, dan
Jadi, adanya keberhasilan suatu koperasi Pengadaan Barang atau Jasa. Usaha yang telah
dapat dipengaruhi oleh kinerja keuangan yang berjalan antara lain Unit Pertokoan, Kontrak Sewa
diperoleh melalui laporan keuangan. Laporan Kendaraan dan Pengemudi, Unit Simpan Pinjam,
tersebut menjadi komponen penting untuk Sewa Komputer, Sewa Pendingin Ruangan (AC)
mendapatkan informasi tentang posisi keuangan untuk Ruangan Kantor PT PLN (Persero), dan
dan hasil aktivitas koperasi. Adanya laporan Kontrak Kerja Jasa Borongan.

613
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
Laporan Keuangan Koperasi periode waktu tertentu yang terdiri dari
Untuk mengetahui kinerja keuangan, maka sumper penerimaan kas, sumber
membutuhkan sebuah laporan keuangan yang d. pengeluaran kas, saldo awal kas, dan saldo
dibuat oleh koperasi. Laporan keuangan merupakan akhir kas.
sebuah catatan mengenai informasi keuangan suatu e. Laporan Promosi Ekonomi Anggota,
perusahaan, lembaga, atau organisasi yang adalah sebuah laporan yang
menunjukkan posisi keuangan, arus kas, maupun memperlihatkan manfaat ekonomi yang
unsur keuangan lainnya pada periode tertentu
telah diterima atau diberikan kepada
sebagai wujud pengelolaan keuangan. Laporan
anggota koperasi selama periode waktu
keuangan koperasi adalah catatan mengenai
tertentu.
informasi keuangan sebuah koperasi yang
menunjukkan posisi keuangan, arus kas, sisa hasil Kinerja Keuangan
usaha, dan unsur keuangan lainnya dalam periode Kinerja keuangan adalah hasil dari aktivitas
tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban yang usaha berdasarkan dengan prinsip kesehatan dan
nantinya akan ditunjukkan kepada anggota koperasi kehati-hatian, sehingga mendukung adanya
untuk menggambarkan bagaimana kinerja koperasi pemberian manfaat dan peningkatan kepercayaan
tersebut. pada anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya,
Laporan keuangan koperasi memiliki ini dijelaskan dalam Keputusan Kementerian
tujuan, yaitu menyediakan keterangan atau Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
informasi mengenai keuangan yang ada dalam suatu 96/Kep/M.KUKM/IX/2004[10].
koperasi kepada pihak tertentu, baik pihak internal Dalam melakukan analisis kinerja
maupun pihak eksternal. keuangan koperasi, dapat mengacu pada analisis
Laporan ini merupakan wujud dari laporan rasio keuangan yang telah tercantum. Pada
pertanggungjawaban pengurus dan sistem Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
pelaporan keuangan. Terdapat aturan yang Kecil Menengah Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006
mendasar dalam aktivitas usaha koperasi agar mengenai pedoman penilaian koperasi berprestasi.
berkembang lebih baik untuk penyusunan laporan Peraturan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laba dan Menengah Republik Indonesia Nomor
Rugi[8]. Laporan keuangan terdiri dari beberapa 06/Per/Dep.9/IV/2016 tentang Pedoman Penilaian
laporan, seperti yang dijelaskan dalam Standar Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit
Akuntansi Keuangan Nomor 27 Tahun 2007[9], Simpan Pinjam Koperasi [11].
yaitu: Penilaian Kinerja Koperasi
a. Perhitungan Hasil Usaha, adalah sebuah Penilaian kinerja merupakan sebuah
penentuan efektivitas operasional perusahaan atau
laporan yang memperlihatkan gambaran
lembaga secara berkala yang dilakukan untuk
kemampuan suatu koperasi untuk
mengetahui tingkat keberhasilan. Penilaian kinerja
menghasilkan laba dalam periode waktu
juga menjadi alat ukur kecepatan perubahan seperti
tertentu. alat ukur kecepatan kendaraan.
b. Neraca, adalah sebuah daftar yang Sistem penilaian kinerja yang transparan,
memperlihatkan posisi sumber daya yang komunikatif, objektif, dan mendukung kinerja
dimiliki koperasi dan bagaimana sumber pegawai merupakan wujud dari sistem penilaian
daya tersebut didapatkan oleh koperasi. kinerja yang ideal dan baik[12]. Dengan begitu,
c. Laporan Arus Kas, adalah sebuah laporan akan tercipta pendukung dalam peningkatan
arus kas masuk dan arus kas keluar dalam kualitas koperasi menjadi koperasi yang memiliki
kualitas yang baik.

614
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
2. METODE PENELITIAN

Koperasi Pegawai Republik


Indonesia (KPRI) PLN Area IV

Indikator: Teknik Pengumpulan


 Kemampuan Likuiditas Jangka Pendek Data:
 Kemampuan Memenuhi Kewajiban Jangka Pendek  Observasi
 Kemampuan Modal Memenuhi Utang  Wawancara
 Pembiayaan Aktiva oleh Utang
 Dokumentasi
 Rentabilitas Asset
 Rentabilitas Modal Sendiri  Sumber Literatur

Analisis Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Rentabilitas

Current Quick Debt to Total Assets to Return on Return on


Ratio Ratio Equity Ratio Debt Ratio Equity Assets

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 1. Desain Penelitian


Desain Penelitian rasio, yaitu Rasio Likuiditas (Current Ratio dan
Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat Quick Ratio), Rasio Solvabilitas (Debt to Equity
beberapa indikator yang dipilih penulis untuk Ratio dan Total Assets to Debt Ratio), dan Rasio
mengukur kinerja keuangan Koperasi Pegawai Rentabilitas (Return on Equity dan Return on
Republik Indonesia (KPRI) PLN Area IV, antara Assets). Setelah mendapatkan hasil analisis rasio
lain: Kemampuan Likuiditas Jangka Pendek, keuangan, penulis akan menjabarkan hasil dan
Kemampuan Memenuhi Kewajiban Jangka Pendek, kesimpulan tentang kinerja keuangan KPRI PLN
Kemampuan Modal Memenuhi Utang, Pembiayaan Area IV.
Aktiva oleh Utang, Rentabilitas Aset, dan Jenis Penelitian
Rentabilitas Modal Sendiri. Dengan beberapa Penelitian ini menerapkan metode
teknik pengumpulan data yang terdiri dari penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan Sumber Penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian yang
Literatur. Terdapat tiga jenis analisis rasio keuangan dinyatakan dalam skala numerik. Sedangkan,
yang dipilih dan masing-masing diambil dua jenis pendekatan deskriptif adalah proses pengumpulan,

615
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
pengelolaan, dan penyajian data hasil observasi agar penulis memilih beberapa teknik analisis data, yaitu
pihak lain mendapatkan hasil maupun gambaran Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio
mengenai karakteristik objek dari data penelitian. Rentabilitas.
Sumber data dalam penelitian ini 1. Rasio Likuiditas
menggunakan data primer dan data sekunder. Data Rasio Likuiditas merupakan rasio yang
primer adalah data yang didapatkan secara langsung mampu mengukur atau menghitung
yang dilakukan peneliti dari objek yang berkaitan. seberapa jauh kemampuan sebuah
Sedangkan, untuk data sekunder adalah data yang perusahaan dalam memenuhi
didapatkan secara langsung dari sumber informasi kewajibannya yang telah jatuh tempo.
yang dikeluarkan sebuah lembaga atau organisasi Manfaat rasio ini, yaitu untuk mengetahui
berupa media tertulis, misalnya seperti jurnal, bagaimana kemampuan perusahaan dalam
thesis, dan sebagainya yang berkaitan dengan topik memenuhi kewajiban atau hutang. Rasio
penelitian[13]. ini mengukur penilaian kinerja keuangan
Data primer dalam penelitian ini berasal berdasarkan rasio lancar dan rasio singkat.
dari hasil dari wawancara secara offline dengan a. Rasio Lancar (Current Ratio)
pengurus koperasi dari pihak Koperasi Pegawai Rasio ini tercipta dari perbandingan
Republik Indonesia PLN Area IV. Sedangkan, data antara jumlah aktiva lancar dengan
sekunder dalam penelitian ini berasal dari data yang kewajiban (hutang) lancar. Tingkat
didapatkan yang meliputi: keamanan (margin of safety) kreditor
1. Neraca Koperasi Pegawai Republik jangka pendek ataupun seberapa jauh
Indonesia PLN Area IV. kemampuan perusahaan dalam
2. Perhitungan Hasil Usaha Koperasi melunasi kewajiban (hutang) yang
Pegawai Republik Indonesia PLN Area dimilikinya ditunjukkan oleh rasio
IV ini.
3. Data lain yang mendukung artikel ini yang b. Rasio Singkat (Quick Ratio)
berasal dari beberapa sumber referensi, Rasio ini tercipta dari pengurangan
seperti laporan pertanggungjawaban persediaan (inventory) dari aktiva
koperasi, artikel, dan jurnal. lancar dan sisanya dibandingkan atau
dibagi dengan kewajiban (hutang)
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah KPRI lancar. Kemampuan koperasi dalam
PLN Area IV, yang berlokasi di Jalan Suningrat, memenuhi kewajiban jangka pendek
Taman, Sidoarjo. tanpa bergantung pada penjualan
persediaan ditunjukkan oleh rasio ini,
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja karena persediaan membutuhkan
Keuangan Koperasi yang diukur dengan analisis jeda waktu yang terbilang tidak
rasio yang telah ditentukan berdasarkan laporan singkat untuk diubah menjadi uang
Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha KPRI PLN kas.
Area IV tahun 2019 – 2020. 2. Rasio Solvabilitas
Definisi Operasional Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan
Kinerja keuangan merupakan penjelasan rasio yang mampu mengukur atau menghitung
mengenai keadaan keuangan koperasi yang seberapa jauh aktiva sebuah perusahaan dapat
dianalisis menggunakan rasio keuangan yang terdiri dibiayai dengan kewajiban atau hutang.
dari beberapa rasio keuangan[14]. Dalam Bagaimana hutang perusahaan memiliki dampak
melakukan analisis kinerja keuangan koperasi, pada pengelolaan aktiva dan bagaimana posisi

616
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
perusahaan terhadap kewajiban pada pihak lain akan dihasilkan dari setiap rupiah
dapat dilihat menggunakan rasio ini. dana yang tertanam dalam total
a. Rasio Modal Sendiri dengan Total modal.
Hutang (Debt to Equity Ratio) b. Return on Assets (ROA)
Rasio ini tercipta dari pembagian Rasio ini tercipta dari perbandingan
total modal dengan total kewajiban Laba Bersih atau Sisa Hasil Usaha
(hutang). Pemakaian total modal (SHU) dengan total aktiva. Rasio ini
sebagai penjaminan total kewajiban dimanfaatkan untuk mengukur
(hutang) dapat ditunjukkan oleh rasio kemampuan perusahaan dengan
ini. keseluruhan dana yang ditanamkan
b. Rasio Aktiva dengan Utang (Total dalam aktiva yang dimanfaatkan
Assets to Debt Ratio) untuk operasional perusahaan dalam
Rasio ini menonjolkan seberapa menciptakan keuntungan. Selain itu,
penting pendanaan kewajiban manfaat dari rasio ini adalah untuk
(hutang) dengan cara menampilkan mengukur seberapa besar jumlah sisa
bentuk presentasi aktiva perusahaan hasil usaha yang akan dihasilkan dari
yang didukung oleh pendanaan setiap rupiah dana yang tertanam
hutang. Seberapa banyak kewajiban dalam total aktiva.
(hutang) perusahaan yang dapat Teknik Pengumpulan Data
ditutupi oleh aktiva perusahaan Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
tersebut. Semakin tinggi risiko maka beberapa cara, yakni sebagai berikut:
semakin besar risiko keuangan dan 1. Observasi
sebaliknya. Observasi dilakukan dengan cara
3. Rasio Rentabilitas meninjau obyek penelitian secara
Rasio Rentabilitas atau Rasio langsung, yakni penulis langsung
Profitabilitas merupakan rasio yang mendatangi KPRI PLN Area IV. Dengan
mampu mengukur atau menghitung membuat janji temu terlebih dahulu dan
kemampuan perusahaan dalam mencari tetap menerapkan protokol kesehatan.
keuntungan. Efektivitas manajemen suatu 2. Dokumentasi
perusahaan ditunjukkan oleh rasio ini, Pengumpulan data yang berasal dari bukti
karena itu juga mampu menunjukkan catatan dan foto bersama narasumber dari
bagaimana efisiensi suatu KPRI PLN Area IV.
perusahaan[15]. 3. Sumber Literatur
a. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Penulis mengumpulkan beberapa sumber
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri literatur sebagai referensi tambahan untuk
(Return on Equity) tercipta dari mendukung artikel ini. Sumber literatur
pembagian Laba Bersih atau Sisa berasal dari laporan pertanggungjawaban
Hasil Usaha (SHU) dengan modal koperasi KPRI PLN Area IV, jurnal,
(ekuitas) sendiri. Rasio ini skripsi, dan lainnya
dimanfaatkan untuk mengetahui 4. Wawancara
bagaimana kontribusi modal dalam Wawancara dilakukan dengan
menghasilkan laba bersih atau sisa narasumber dari KPRI PLN Area IV.
hasil usaha. Selain itu, seberapa besar
Narasumber tersebut merupakan salah
sisa hasil usaha yang akan dihasilkan
satu pengurus KPRI PLN Area IV
dari setiap rupiah dana yang nantinya

617
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
.
.
Teknik Analisis Data Tabel 1. Kriteria Penilaian Koperasi Berprestasi
Berikut teknik analisis data yang digunakan Komponen Standar Kriteria
penulis, yaitu: Rasio Likuiditas
1. Rasio Likuiditas 200% - 250% Sangat Baik
a. Rasio Lancar (Current Ratio) 175% - <200% atau >250% - 275% Baik
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 Current Ratio 150% - <175% atau >275% - 300% Cukup Baik
× 100% (1)
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 125% - <150% atau >300% - 325% Kurang Baik
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) <125% - >325% Buruk
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 200% - 250% Sangat Baik
× 100%(2)
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
175% - <200% atau >250% - 275% Baik
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Quick Ratio 150% - <175% atau >275% - 300% Cukup Baik
a. Rasio Modal Sendiri dengan Total 125% - <150% atau >300% - 325% Kurang Baik
Hutang (Debt to Equity Ratio) <125% - >325% Buruk
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Rasio Solvabilitas
× 100% (3)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
149% - 165% Sangat Baik
b. Rasio Aktiva dengan Utang (Total
120% - 148% atau ≥165% Baik
Assets to Debt Ratio) Debt to Equity
120% - 148% Cukup Baik
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 Ratio
× 100% (4) 110% - 119% Kurang Baik
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
3. Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio) ≤110% Buruk
151% - 170% Sangat Baik
a. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
𝑆𝐻𝑈
121% - 150% atau ≥ 171% Baik
× 100% (5) Total Assets to
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 121% - 150% Cukup Baik
Debt Ratio
b. Return on Assets (ROA) 110% - 149% Kurang Baik
𝑆𝐻𝑈 ≤110% Buruk
× 100% (6)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 Rasio Rentabilitas
Hasil dari perhitungan rasio akan ≥21% Sangat Baik
mempermudah melihat gambaran kondisi kinerja 15% - 20% Baik
Return on Equity 10% - 14% Cukup Baik
keuangan selama tiga tahun terakhir dengan
3% - 9% Kurang Baik
standar penilaian yang sudah ditetapkan. Untuk
<3% Buruk
mengetahui keberhasilan koperasi, perlu
>10% Sangat Baik
mengetahui tingkat kesehatan usaha dari koperasi
7% - <10% Baik
tersebut. Berikut adalah standar penilaian koperasi Return on Assets 3% - 6% Cukup Baik
berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi Usaha 1% - 2% Kurang Baik
Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang <1% Buruk
dijabarkan dalam Tabel 1. Sumber: Referensi Literatur
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Analisis Rasio Likuiditas
Tabel 2. Current Ratio KPRI PLN Area IV Tahun 2019-2020
a. Rasio Lancar (Current Ratio) Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current
(Rp) (Rp) Ratio (%)
Berdasarkan Tabel 2 di atas, bahwa pada 2019 Rp 7.391.623.455 Rp 159.601.885 463,1
tahun 2019, nilai Current Ratio KPRI PLN Area 2020 Rp 6.111.260.601 Rp 622.403.279 98,2
IV sebesar 463,1% yang berarti setiap Rp 1,00 Sumber: Data diolah oleh Penulis

618
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
dikurangi Persediaan sebesar Rp 5.336.200 dibagi
dengan Hutang Lancar sebesar Rp 622.403.279.
hutang lancar akan dijamin oleh aktiva Rasio ini menunjukkan nilai Quick Ratio KPRI PLN
lancar sebesar Rp 463,1. Hal ini karena Aktiva Area IV pada tahun 2020 termasuk dalam kriteria
Lancar sebesar Rp 7.391.623.455 dibagi dengan Buruk karena termasuk dalam standar <125% -
Hutang Lancar sebesar Rp 159.601.885. Rasio ini >325%.
menunjukkan nilai Current Ratio KPRI PLN Area Adanya keadaan seperti ini dapat dikatakan
IV pada tahun 2019 termasuk dalam kriteria bahwa jumlah aktiva lancar dan persediaan
Buruk karena termasuk dalam standar <125% - menurun namun hasil pengurangan dari kedua
>325%. unsur masih terlalu banyak untuk menutupi hutang
Pada tahun 2020, nilai Current Ratio KPRI lancar, hal ini terjadi pada tahun 2019 maupun tahun
PLN Area IV sebesar 98,2% yang berarti setiap Rp 2020.
1,00 hutang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar 2) Analisis Rasio Solvabilitas
sebesar Rp 98,2. Hal ini karena Aktiva Lancar a. Debt to Equity Ratio
sebesar Rp 6.111.260.601 dibagi dengan Hutang
Lancar sebesar Rp 622.403.279. Rasio ini Tabel 4. Debt to Equity Ratio KPRI PLN Area IV Tahun 2019-2020
menunjukkan nilai Current Ratio KPRI PLN Area Tahun Total Hutang Total Modal Debt to Equity
IV pada tahun 2020 termasuk dalam kriteria Buruk (Rp) (Rp) Ratio (%)
karena termasuk dalam standar <125% - >325%. 2019 Rp 8.510.510.435 Rp 4.193.394.113 203
Adanya keadaan seperti ini dapat dilihat 2020 Rp 7.063.654.079 Rp 3.877.425.180 182
pada tahun 2019, kondisi keuangan KPRI PLN Area Sumber: Data diolah oleh Penulis
IV mengalami over liquid yang artinya adanya
kelebihan aktiva lancar yang dimanfaatkan koperasi Berdasarkan Tabel 4 di atas, pada tahun
dalam menutupi hutang jangka pendeknya dan 2019, nilai Debt to Equity Ratio koperasi KPRI PLN
sebagian aktiva lancar tidak dimanfaatkan dengan Area IV sebesar 203%. Lalu, pada tahun 2020, nilai
baik, sehingga berdampak pada tahun 2020. Debt to Equity Ratio koperasi KPRI PLN Area IV
sebesar 182%. Dapat dilihat bahwa untuk analisis
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Debt to Equity Ratio koperasi KPRI PLN Area IV
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat mengalami penurunan sebesar 21%.
bahwa pada tahun 2019, nilai Quick Ratio KPRI
PLN Area IV sebesar 462,8% yang berarti setiap Rp Pada tahun 2019, nilai Debt to Equity Ratio
1,00 hutang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar KPRI PLN Area IV sebesar 203% yang berarti
sebesar Rp 462,8 setelah dikurangi persediaan. Hal setiap hutang sebesar Rp 1,00 dijamin oleh modal
ini karena Aktiva Lancar sebesar Rp 7.391.623.455 milik sendiri sebesar Rp 203. Hal ini terjadi karena
dikurangi Persediaan sebesar Rp 5.336.200 dibagi total hutang sebesar Rp 8.510.510.435 dibagi
dengan Hutang Lancar sebesar Rp 159.601.885. dengan total modal sebesar Rp 4.193.394.113.
Rasio ini menunjukkan nilai Quick Ratio KPRI PLN Rasio ini menunjukkan nilai Debt to Equity Ratio
Area IV pada tahun 2019 termasuk dalam kriteria KPRI PLN Area IV pada tahun 2019 termasuk
Buruk karena termasuk dalam standar <125% - dalam kriteria Baik karena termasuk dalam standar
>325%. 120% - 148% atau ≥165%.
Pada tahun 2020, nilai Quick Ratio KPRI Kemudian, pada tahun 2020, nilai Debt to
PLN Area IV sebesar 98,1% yang berarti setiap Rp Equity Ratio KPRI PLN Area IV sebesar 182%
1,00 hutang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar yang berarti setiap hutang Rp 1,00 dijamin oleh
sebesar Rp 98,1 setelah dikurangi persediaan. Hal modal milik sendiri sebesar Rp 182. Hal ini karena
ini karena Aktiva Lancar sebesar Rp 6.111.260.601 total hutang sebesar Rp 7.063.654.079 dibagi

619
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
dengan total modal sebesar Rp 3.877.425.180. sebesar Rp 7.063.654.079. Rasio ini
Dengan hasil seperti ini, dapat dijelaskan bahwa memperlihatkan seberapa jauh aktiva mampu
nilai Debt to Equity Ratio KPRI PLN Area IV tahun menutupi hutang yang dimiliki. Hasil dari nilai
2020 termasuk dalam kriteria Baik karena termasuk Total Assets to Debt Ratio KPRI PLN Area IV
dalam standar 120% - 148% atau ≥165%. tahun 2020 termasuk dalam kriteria Sangat Baik
Rasio Debt to Equity ini menunjukkan karena termasuk dalam standar 151% - 170%.
sejauh mana pemakaian modal untuk menjamin Rasio ini menunjukkan sejauh mana
jumlah hutang yang dimiliki. Pada tabel di atas, perbandingan aktiva atau aset dengan hutang
terlihat bahwa adanya penurunan modal dan total yang dimiliki. Pada tabel di atas, terlihat bahwa
hutang. Ini berarti koperasi KPRI PLN Area IV adanya penurunan aktiva lancar dan hutang
terbilang mampu untuk menutupi hutang atau lancar di kedua tahun yang tertera. Ini berarti
kewajiban yang dimiliki dengan modal yang koperasi KPRI PLN Area IV dalam keadaan
dimiliki koperasi. mampu untuk menutupi hutang atau kewajiban
yang dimiliki dengan aktiva yang dimiliki
b. Total Assets to Debt Ratio koperasi.

Tabel 5. Total Assets to Debt Ratio KPRI PLN Area IV Tahun 2019-2020 3) Analisis Rasio Rentabilitas
Tahun Total Aktiva Total Hutang Total Assets to a. Rentabilitas Modal Sendiri
(Rp) (Rp) Debt Ratio (%)
2019 Rp 12.703.904.548 Rp 8.510.510.435 149 Tabel 6. Return On Equity KPRI PLN Area IV Tahun 2019-2020
2020 Rp 10.941.079.259 Rp 7.063.654.079 155 Tahun SHU (Rp) Total Modal (Rp) Return On Equity (%)
Sumber: Data diolah oleh Penulis 2019 Rp 591.230.708 Rp 4.193.394.113 14,10
2020 Rp 432.311.317 Rp 3.877.425.180 11,15
Berdasarkan Tabel 5 di atas, bahwa pada Sumber: Data diolah oleh Penulis
tahun 2019, nilai Total Assets to Debt Ratio
koperasi KPRI PLN Area IV sebesar 149%. Lalu, Berdasarkan Tabel 6 di atas, bahwa pada tahun
pada tahun 2020, nilai Total Assets to Debt Ratio 2019, nilai rasio return on equity KPRI PLN Area
koperasi KPRI PLN Area IV sebesar 155%. Dapat IV sebesar 14,10% yang berarti setiap Rp 1,00
dilihat bahwa untuk analisis Debt to Equity Ratio modal menghasilkan keuntungan sebesar Rp 14,10.
koperasi KPRI PLN Area IV mengalami Hal ini karena Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp
peningkatan presentase sebesar 6%. 591.230.708 dibagi dengan Total Modal sebesar Rp
Pada tahun 2019, nilai Total Assets to Debt 4.193.394.113. Rasio ini menunjukkan kemampuan
Ratio KPRI PLN Area IV sebesar 149% yang KPRI PLN Area IV dengan modal milik sendiri
berarti setiap Rp 1,00 hutang dijamin sebesar Rp untuk menghasilkan keuntungan. Laba atau
149 dari aktiva. Hal ini karena Total Aktiva sebesar keuntungan yang didapatkan berasal dari
Rp 12.703.904.548 dibagi dengan Total Hutang pendapatan jasa dan pendapatan lainnya dikurangi
sebesar Rp 8.510.510.435. Hasil dari nilai Total dengan biaya pengeluaran dari pembelian barang
Assets to Debt Ratio KPRI PLN Area IV tahun 2019 dan biaya usaha, sedangkan nominal untuk modal
termasuk dalam kriteria Sangat Baik karena berasal dari simpanan pokok, khusus, wajib dan
termasuk dalam standar 151% - 170%. lainnya. Nilai return on equity KPRI PLN Area IV
Pada tahun 2020, nilai Total Assets to Debt pada tahun 2019 termasuk dalam kriteria Cukup
Ratio KPRI PLN Area IV sebesar 155% yang Baik.
berarti setiap Rp 1,00 hutang dijamin sebesar Rp Pada tahun 2020, nilai rasio return on
155 dari aktiva. Hal ini karena Total Aktiva sebesar equity KPRI PLN Area IV sebesar 11,15% yang
Rp 10.941.079.259 dibagi dengan Total Hutang berarti setiap Rp 1,00 modal menghasilkan

620
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
keuntungan sebesar Rp 11,15. Hal ini karena Sisa Lalu, pada tahun 2020, nilai rasio return on
Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 432.311.317 dibagi assets KPRI PLN Area IV sebesar 3,95% yang
dengan Total Modal sebesar Rp 3.877.425.180. berarti setiap Rp 1,00 modal menghasilkan
Menurunnya Sisa Hasil Usaha disebabkan karena keuntungan sebesar Rp 3,95. Hal ini karena Sisa
berkurangnya nominal pendapatan dan Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 432.311.317 dibagi
meningkatnya pengeluaran sedangkan modal dengan Total Aktiva sebesar Rp 10.941.079.259.
sendiri juga ikut menurun karena berkurangnya sisa Namun, nilai return on assets KPRI PLN Area IV
hasil usaha yang terdapat pada modal sendiri. pada tahun 2019 tetap termasuk dalam kriteria
Namun, nilai return on equity KPRI PLN Area IV Cukup Baik.
pada tahun 2020 tetap termasuk dalam kriteria Adanya penurunan dari Sisa Hasil Usaha
Cukup Baik. karena jumlah pendapatan usaha hampir sama
Meski mengalami penurunan pada jumlah dengan jumlah beban biaya yang dikeluarkan,
Sisa Hasil Usaha dan Modal, KPRI PLN Area IV sehingga jumlah Sisa Hasil Usaha lebih sedikit
tetap memiliki hasil nilai return on equity yang daripada asset atau aktiva yang ada. Hal tersebut
cukup baik, ini menunjukkan bahwa koperasi KPRI dapat terjadi karena timbulnya ketidakmaksimalan
PLN Area IV tidak memiliki kesulitan dalam penggunaan aset dalam aktivitas dan operasional
meghasilkan keuntungan. Keuntungan bisa berasal koperasi yang menyebabkan total aktiva masih
dari pendapatan operasional, misalnya seperti kurang maksimal menghasilkan Sisa Hasil Usaha.
pendapatan usaha jasa sewa, dan pendapatan Meski begitu, hasil KPRI PLN Area IV tetap
lainnya. Selain itu, nominal untuk modal didapatkan memiliki hasil nilai return on assets yang cukup
dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan baik.
khusus, dan lainnya. 4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah
b. Return on Assets dilakukan, bahwa Kinerja Keuangan dengan
Analisis Rasio yang terdiri dari Rasio Likuiditas,
Tabel 7. Return On Assets KPRI PLN Area IV Tahun 2019-2020 Rasio Solvabilitas, dan Rasio Rentabilitas pada
Tahun SHU (Rp) Total Aktiva (Rp) Return On Assets (%) KPRI PLN Area IV tahun 2019-2020 untuk jangka
2019 Rp 591.230.708 Rp 12.703.904.548 4,65 pendek termasuk dalam kategori belum optimal.
Pada rasio likuiditas, yakni current ratio dan quick
2020 Rp 432.311.317 Rp 10.941.079.259 3,95
ratio KPRI PLN Area IV termasuk dalam kriteria
Sumber: Data diolah oleh Penulis buruk atau over liquid. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan Tabel 7 di atas, bahwa pada adanya kelebihan aktiva lancar yang dimanfaatkan
tahun 2019, nilai Return on Assets koperasi sebesar koperasi dalam menutupi hutang jangka pendeknya,
4,65%. Lalu, pada tahun 2020, nilai Return on tetapi terdapat sebagian aktiva lancar yang
Assets koperasi sebesar 3,95%. Jadi, untuk analisis menganggur atau tidak dimanfaatkan dengan baik.
Return on Assets KPRI PLN Area IV mengalami
Pada perkembangan rasio solvabilitas, yaitu
penurunan sebesar 0,7%.
Debt to Equity Ratio menunjukkan kriteria baik
Nilai rasio return on assets KPRI PLN Area
karena termasuk dalam standar 120% - 148% atau
IV sebesar 4,65% yang berarti setiap Rp 1,00 modal
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 4,65. Hal ini ≥165% dan Total Assets to Debt Ratio menunjukkan
karena Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp kriteria sangat baik karena termasuk dalam
591.230.708 dibagi dengan Total Aktiva sebesar Rp termasuk dalam standar 151% - 170%. Hal ini
12.703.904.548. Nilai return on assets KPRI PLN menunjukkan bahwa koperasi KPRI PLN Area IV
Area IV pada tahun 2019 termasuk dalam kriteria dalam keadaan mampu untuk menutupi hutang atau
Cukup Baik.

621
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
kewajiban yang dimiliki dengan modal dan aktiva aktiva lancar dan hutang lancar agar tidak terjadi
yang dimiliki oleh koperasi. over liquid yang timbul karena adanya kelebihan
Pada perkembangan rasio rentabilitas, yaitu aktiva lancar yang menganggur. Ketiga, koperasi
Return On Equity dan Return On Assets. Return On KPRI PLN Area IV perlu memperhatikan
Equity menunjukkan kriteria cukup baik karena pengendalian dan penggunaan modal dan aset
termasuk dalam standar 10% - 14%, yang berarti seoptimal mungkin dengan cara laba atau
bahwa koperasi KPRI PLN Area IV tidak penghasilan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya,
mengalami kesulitan dalam menghasilkan ataupun menekan seluruh biaya operasional
keuntungan. Return On Assets menunjukkan koperasi, agar terjadi peningkatan nilai Sisa Hasil
kriteria cukup baik karena termasuk dalam standar Usaha (SHU) dan dapat memberikan jaminan
3% - 6% yang berarti bahwa koperasi KPRI PLN terhadap hutang yang lebih besar di tahun
Area IV belum maksimal untuk penggunaan aset berikutnya.
dalam aktivitas dan operasional koperasi yang Bagi peneliti selanjutnya, harap tidak
menyebabkan total aktiva masih kurang maksimal terpaku pada rasio yang telah digunakan dalam
menghasilkan Sisa Hasil Usaha. Namun, nilai artikel ini dan diharapkan dapat menambahkan
Return On Assets koperasi KPRI PLN Area IV faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja
masih dalam kriteria yang cukup baik. keuangan koperasi. Disarankan untuk peneliti
Secara keseluruhan, Kinerja Keuangan selanjutnya untuk lebih teliti dalam melakukan
berdasarkan analisis rasio, yaitu Rasio Likuiditas, perhitungan laporan keuangan koperasi. Selain itu,
Rasio Solvabilitas, dan Rasio Rentabilitas yang sebaiknya analisis arus kas tidak sekedar fokus pada
dihasilkan oleh Koperasi Pegawai Republik analisis kas dari aktivitas operasi, tetapi juga pada
Indonesia PLN Area IV terdapat kelemahan, yakni analisis arus kas investasi dan pendanaan agar
terjadinya over liquid karena adanya kelebihan pengambilan keputusan dan kebijakan pihak
aktiva lancar yang menganggur atau tidak manajemen lebih akurat.
dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan pengelolaan
dana untuk jangka pendek sudah berjalan dengan
5. REFERENSI
baik. Hal ini dikarenakan total modal dan total
aktiva dimanfaatkan untuk membayar atau menutup [1] W. Yuliyanto and U. Hasanah, “Analisis
hutang atau kewajibannya. Selain itu, KPRI PLN Laporan Keuangan Terhadap Kinerja
Area IV mampu menghasilkan Sisa Hasil Usaha Keuangan KP-RI XYZ Periode 2015-
yang baik. 2018,” J. E-Bis, vol. 3, no. 2, pp. 152–
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat 167, 2019, doi: 10.37339/e-
beberapa saran yang harus diperhatikan oleh bis.v3i2.209.
koperasi KPRI PLN Area IV. Pertama, sebaiknya [2] D. Setiawan, “Analisis Kinerja Laporan
koperasi KPRI PLN Area IV melakukan analisis Keuangan Koperasi X Kota Cirebon,”
arus kas setiap tahunnya, untuk mengetahui INKUBIS J. Ekon. dan Bisnis, vol. 2, no.
seberapa jauh tingkat kinerja keuangan yang 2, pp. 1–9, 2020.
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan [3] A. Tolong, H. As, and S. Rahayu,
manajemen dalam pengambilan keputusan pada “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi
tahun berikutnya. Kedua, perlu adanya perhatian Simpan Pinjam Pada Koperasi Suka
dari pengurus koperasi KPRI PLN Area IV berupa Damai,” Jambura Econ. Educ. J., vol. 2,
peningkatan kemampuan manajemen dalam no. 1, pp. 25–33, 2020, doi:
pengelolaan aktiva lancar dan penyeimbangan 10.37479/jeej.v2i1.4455.

622
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 2 Desember 2021 ISSN: 2620-7443
DOI 10.37600/ekbi.v4i2.397
[4] S. P. Ediwijoyo and C. Kamala, Akunt., vol. 3, no. 2, pp. 168–184, 2019,
“Analisis Rasio Arus Kas terhadap doi: 10.31851/neraca.v3i2.3832.
Kinerja Keuangan KP-RI Tulus
Kabupaten Kebumen,” J. E-Bis, vol. 5, [12] T. F. P. Ponamon, O. O. Sumampouw,
no. 1, pp. 144–156, 2021, doi: and M. J. N. Potolau, “Analisis Kinerja
10.37339/e-bis.v5i1.418. Keuangan Koperasi Pegawai Republik
Indonesia ( KPRI ) Gelora Pendidikan
[5] W. Marlini and Nurjanah, “Analisis Tomohon,” vol. 12, no. 1, pp. 123–135,
Kinerja Keuangan Terhadap Perolehan 2019.
Laba Pada KPRI ‘SEHAT’
Buluspesantren Kabupaten Kebumen [13] A. Gobai, T. M. Tumbel, and D. Keles,
Tahun 2013-2015,” J. E-Bis, vol. 4, no. “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi
2, pp. 287–300, 2020, doi: 10.37339/e- Unit Desa Langgeng Desa Inauga
bis.v4i2.393. Kecamatan Mimika Baru Kabupaten
Mimika,” J. Adm. Bisnis, vol. 8, no. 1, p.
[6] B. A. Dedali, “Analisis Rasio Keuangan 107, 2019, doi:
untuk Menilai Kinerja Keuangan pada 10.35797/jab.8.1.2019.23506.107-114.
KPRI SMESA Karya Kota Surabaya,”
AIRLANGGA UNIVERSITY, 2020. [14] N. Mutmainnah, “Analisis Kinerja pada
KPRI ‘SIPAKATAU’ Kecamatan
[7] Suratiningsih, “Analisis Kinerja Bontonompo Kabupaten Gowa,” pp. 1–
Keuangan pada KPRI KOKELGAM 17.
Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
Tahun 2013-2017,” J. Perilaku dan [15] W. Lestari, “Analisis Kinerja Keuangan
Strateg. Bisnis, vol. 7, no. 1, pp. 76–90, pada Koperasi Pegawai Republik
2019. Indonesia (KPRI) Kayuh Baimbai di
Banjarmasin,” pp. 1–16.
[8] Y. D. Betri, Gusnardi, and Hendripides,
“Analisis Laporan Keuangan untuk
Menilai Kinerja pada Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Univesitas
Riau di Pekanbaru,” pp. 1–11.
[9] Lasminiasih and Mulatsih, “Analisis
Kinerja Keuangan Koperasi Kasih
Indonesia Berdasarkan Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, dan Rentabilitas,” UG J.,
vol. 14, no. 2, pp. 38–50, 2020.
[10] A. A. Darmawan, “Analisis Kinerja
Keuangan pada Koperasi Konsumen
Pegawai Negeri Republik Indonesia
(KPRI) Bung LLDIKTI Wilayah IX
Makassar,” Econ. Bosowa J., vol. 7, no.
2, pp. 235–246, 2021.
[11] Sakdia, “Analisis Rasio Keuangan
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Bakti Guru Palembang,” J.
Neraca J. Pendidik. dan Ilmu Ekon.

623

You might also like