You are on page 1of 12

Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik (JMIAP)


Volume 2 Nomor 1Tahun 2020
ISSN : 2684-818X (Online), ISSN : 2338-7378 (Print), http://jmiap.ppj.unp.ac.id

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN DALAM MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PESISIR SELATAN
(Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan Masyarakat)

Hasanatul Rahmi1(a), Jumiati2(b)


1
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
2
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
a)
hasanatulrahmi29@gmail.com, b)jumiati.upik1962@gmail.com

ABSTRACT – The purpose of this study is to find out the implementation of food security policies to
improve welfare through food reserve management programs. The aim is to increase the volume of
group food reserves to ensure access and adequate food for its members and increase group capital
through productive economic endeavors. This study uses qualitative research with a normative-
empirical and phenomenal approach. The informants in this study were determined by purposive
sampling with a total of 4 people, namely the Head of Planning, the Head of Food Security, the Mayor
of Nagari and the Community. The data used are primary data and secondary data, derived from field
observations or observations, interviews and documentation studies. This data is tested for validity using
source triangulation techniques which are then analyzed with qualitative data analysis techniques. The
results showed that the process of implementing food security policy in its implementation still needed
some improvements such as in terms of resources involved, characteristics of the ruling institutions and
responses from implementers. Supporting factors in the implementation of food security policies are
built by the government food storage (granary) which is built by the special allocation fund (DAK) in
agriculture and is given a budget in replenishing community food reserves. Whereas the saving factor
is the lack of community understanding of how the system in managing community food reserves which
causes internal problems in groups such as people who borrow grain / rice in storage (granaries) do
not return loans according to the agreement. Efforts made by the Department of Food directly met with
members of the group to request that loans be returned in accordance with the agreement that had been
made so that the stock of community food reserves could still be available in storage areas (granaries).
Keywords : Implementation of Food Security Policies, Public Welfare, Food Reserve Management
Corresponding author. Email. hasanatulrahmi29@gmail.com, jumiati.upik1962@gmail.com
How to cite this article. Rahmi, H & Jumiati. (2020). Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan
Cadangan Pangan Masyarakat). Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik (JMIAP) Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, Volume 2 (1), Hal. 12-23.
http://jmiap.ppj.unp.ac.id
ISSN : 2684-818X (Online), ISSN : 2338-7378 (Print)
Copyright©2020. Published by Pusat Kajian-Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (PK-P2M) FIS
UNP Padang

12 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

PENDAHULUAN Disini peneliti lebih memfokuskan


Kondisi terpenuhinya pangan bagi penciptaan ketahanan pangan dengan
negara sampai dengan perorangan yang implementasi kebijakan ketahanan pangan
dapat tercermin dari tercukupinya melalui sistem pengelolaan cadangan
ketersediaan pangan baik jumlah maupun pangan masyarakat dilakukuan dengan
mutunya, aman, beragam, bergisizi, merata dalam rangka pemberdayaan dan
serta terjangkau dan tidak bertentangan perlindungan masyarakat dari kerawanan
dengan agama, keyakinan dan budaya pangan, dengan memfasilitasi
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, pembangunan fisik lumbung, pengisian
dan produktif secara berkelanjutan cadangan pangan dan penguatan lembaga
(Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 kelompok.
tentang Pangan). Tidak tersedianya pangan Untuk cadangan pangan masyarakat
dalam jumlah yang cukup serta mutu yang melalui program pengembangan lumpung
memadai dapat diartikan sebagai tidak pangan adanya (Peraturan Pemerintah
sejahteranya kehidupan dan terjadinya No.68 tahun 2002 tentang Ketahanan
kemiskinan. Pangan pasal 8)menjelaskan bahwa :
Dalam upaya menekan angka “masyarakat mempunyai hak dan
kemiskinan, berpedoman kepada (Undang- kesempatan seluas-luasnya dalam
Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang mewujudkan cadangan pangan masayrakat
Pangan )menyatakan bahwa pemerintah dan yang dilakukan secara mandiri serta sesuai
pemerintah daerah melaksanakan kebijakan dengan kemampuan masing-masing”.
dan bertanggung jawab terhadap Selanjutnya pasal pasal 14 menegaskan
penyelenggaraan ketahanan pengan bahwa “masyarakat memilki kesempatan
diwilayahnya masing-masing dengan yang seluas-luasnya dalam mewujudkan
memperhatikan pedoman, norma, standard ketahanan pangan, dimana peran
dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah masyarakat dapat berupa : a. Melaksanakan
Pusat. Pemerintahan daerah dan produksi, perdagangan, distribusi dan
pemerintahan nagari diikut sertakan sebagai konsumsi pangan, b. Menyelenggarakan
pendorong keiukutsertaan masyarakat cadangan pangan masyarakat dan, c.
dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. Melakukan pencegahan dan
Selain itu ketahanan pangan juga diatur penanggulangan serangan hama dan
lebih lanjut di dalam peraturan pemerintah penyakit, banjir dll.
republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 Cadangan pangan masyarakat melalui
tentang Ketahanan Pangan dan gizi. kelembagaan lumbung pangan ada
Dalam rangka menciptakan ketahanan beberapa tahapan, yaitu tahap penumbuhan,
pangan untuk meningkatkan kesejahteraan tahap pengembangan dan tahap
masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pesisir kemandirian. Pada tahap penumbuhan
Selatan melalui Dinas Pangan telah kegiatan yang dilakukan adalah idintivikasi
berupaya dalam meningkatkan ketahanan kelompok, pemberiaan sosialisasi, seleksi
pangan daerah melalui implementasi kemudian jika kelompok lulus dalam
kebijakan ketahanan melalui cadangan seleksi maka akan ditetapakan dana untuk
pangan masyarakat dengan melakukan pembangunan fisik tempat penyimpanan
pemberdayaan masyarakat untuk dapat (lumbung pangan) bagi anggota kelompok.
mengelola cadangan pangan mereka Kemudian pada tahap pengembangan
sendiri, mempercepat penganekaragaman kegiatan yang dilakukan adalah verivikasi,
konsumsi pangan pangan, membentuk pemberian sosialisasi kegiatan usaha,
dewan ketahanan pangan dan pemberiaan pelatihan bagi anggota,
pengembangan desa mandiri pangan. penyusunan rencana kegiatan usaha,
penyaluran dana BANSOS kemudian

13 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

pengisian cadangan pangan serta penguatan Pengisian stok cadangan pangan


kelembagaan dan stok cadangan pangan masyarakat telah di anggarkan oleh
masyarakat. Dan pada tahap kemandirian, pemerintah, untuk pengisiain gabah/beras
anggota masih dibantu dengan dana yang nantinya kelompoklah yang akan
BANSOS,penguatan kelembagaan mengembangkan secara mandiri stok
lumbung pangan anggota dan penguatan pangan tersebut agar terciptanya usaha
cadangan pangan anggota serta pemberiaan ekonomi produktif untuk penambahan
pelatihan kepada anggota kelompok dalam pendapatan anggota kelompok. Jika tidak
menunjang keberlanjutan program terjadianya perkembangan dalam
cadangan pangan dan usaha ekonomi pengelolaan cadangan pangan masayrakat
produktif anggota dengan diberikan tersebut maka tidak akantercapainya
pendampingan. kemudahan dan ketersediaan akan pangan
Namun dalam realitanya implementasi secara berkelanjutan bagi anggota
kebijakan ketahanan pangan melalui kelompok.Setelah anggaran diturunkan
pengelolaan cadangan pangan masyarakat kelembagaan diberikan wewenang untuk
dalam penguatan kelembagaan di dapat mengembangkan cadangan pangan
kabupaten pesisir selatan tidak berjalan mereka sendiri dan pengembangan usaha
dengan baik dan tidak mampu ekonomi produktif kelompok agar
menyediakan kebutuhan akan kemudahan terpenuhinya ketersediaan pangan bagi
akses pangan bagi anggota kelompok. anggota kelompok dan peningkatan modal
Karena beberapa cadangan pangan kelompok.Berdasarkan permasalahan inilah
masyarakat melalaui kelembagaan lumbung penulis merumuskan masalah sebagai
pangan ada beberapa lumbung pangan yang berikut : Pertama bagaimana implementasi
sudah tidak aktif lagi.(Suryati, 2014). kebijakan ketahanan pangan untuk
Dalam kontek pembangunan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
implementasi kebijakan ketahanan pangan Kabupaten Pesisir Selatan (pengelolaan
melalui cadangan pangan masyarakat cadangan pangan masyarakat). kedua, Apa
merupakan bagian dari kebijaka publik. faktor pendukung dan penghambat dari
Namun kebijakan yang sudah berjalan dari implementasi kebijakan ketahanan pangan
beberapa tahun belakangan belum mampu untuk meningkatkan kesejahteraan
menunjukkan adanya tingkat ketersedian masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan
pangan bagi masyarakat petani dan (pengelolaan cadangan pangan
mencukupi konsumsi pangan. Hal ini masyarakat). ketiga, Bagaimana upaya
dikarenakan kurangnya pemahaman pemerintah untuk mengatasi kendala untuk
anggota dalam pengelolaan cadangan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
pangan dan penegembangan usaha ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan (pengelolaan
produktif yang dijalankan, yang cadangan pangan masyarakat).
mengakibatkan terjadinya
permasalahankurang pahamnya anngota TINJAUAN PUSTAKA
kelompok dengan sistem peminjaman Konsep Implementasi Kebijakan
bahan pangan yang dapat dipinjamkan Implementasi berasal dari bahasa inggris
kepada anggota, yang mengakibatkan yaitu to implement yang berarti
banyak anggota yang tidak mengembalikan mengimplementasikan.Implementasi pada
pinjaman sesuai dengan kesepakatan yang kamus Webster’s dalam (Wahab, 2014)
telah ditentukan. Jika pinjaman tidak pengertian implementasi dirumuskan secara
dikembalikan akan mengakibatkan stok pendek bahwa “to implement”
cadangan pangan anggota pun (mengimplementasikan) berarti “ to provide
menipis.(Suryati, 2014). means for carrying out (menyediakan
sarana untuk melaksanakan sesuatu) to give

14 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

practical effect to“ (menimbulkan dalam melaksanakan suatu kebijakan


dampak/akibat terhadapsesuatu). harus didukung dengan adanya
Implementasi merupakan tindakan yang pelaksana yang memiliki kompetensi
dilakukan setelah kebijakan publik dan kualitas yang baik.
ditetapkan, untuk mencapai tujuan e) Sumberdaya yang dilibatkan. Sumber
apataupun sasaran yang ingin dicapai. daya yang dilibatkan menjadi tolak
ukur keberhasilan suatu implementasi,
Model Merilee S. Grindle karena dengan sumberdaya yang
Model Grindle dikenal dengan berkualitas, implementasi akan
“Implementation As A Political and bejalan dengan baik.
Administrative Process”. Grindle (1980) 2. Variabel lingkungan
dalam (Haeder 2008:7) menyatakan bahwa a) Seberapa besar kekuasaan,
keberhasilan suatu kebijakan publik diukur kepentingan, dan strategi yang
dari proses pencapaian hasil akhir, yaitu dimiliki oleh para aktor yang terlibat
tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin dalam implementasi kebijakan. Hal
diraih. Grindle juga mengemukakan bahwa ini berkaitan dengan proses
implementasi dipengaruhi oleh dua variabel implementasi, suatu kebijakan perlu
besar, yakni isi kebijakan dan lingkungan diperhitungkan kekuasaan,
implementasi, kedua hal tersebut harus kepentingan, dan strategi yang
didukung oleh program aksi dan proyek dimiliki guna kelancaran
individu yang didesain dan dibiayai implementasi.
berdasarkan tujuan kebijakan. b) Karakteristik lembaga penguasa.
1. Variabel isi kebijakan Yakni bagaimana keberadaan
a) Kepentingan-kepentingan kelompok lembaga dimana lingkungan tempat
sasaran. Berkaitan dengan berbagai kebijakan tersebut
kepentingan yang mempengaruhi diimplementasikan.
implementasi kebijakan Indikator ini c) Tingkat kepatuhan dan adanya
berargumen bahwa suatu kebijakan respon dari pelaksana. Yaitu sejauh
dalam pelaksanaannya melibatkan mana kelompok sasaran mematuhi
banyak kepentingan, dan sejauh mana kebijakan tersebut dan bagaimana
kepentingan-kepentingan itu respon pelaksana menanggapi
berpengaruh terhadap kelompok kebijakan tersebut.
sasaran. d) Konsep Ketahanan Pangan. Karsin
b) Tipe manfaat. Yaitu jenis manfaat apa (2004) dalam (Supriyanto,
yang diterima oleh kelompok sasaran. 2014:9),pangan merupakan
Manfaat kebijakan ini mempunyai kebutuhan dasar yang paling
maksud untuk menjelaskan bahwa di esensial bagi manusianuntuk
dalam sebuah kebijakan, terdapat mempertahankan hidup dan
manfaat yang diperoleh kelompok kehidupan. Pangan sebagai sumber
sasaran saat implementasi kebijakan. zat gizi(karbohidrat, lemak, protein,
c) Derajat perubahan yang diinginkan. vitamin, mineral dan air) menjadi
Yakni sejauh mana perubahan yang landasan utamamanusia untuk
diinginkan dengan adanya suatu mencapai kesehatan dan
kebijakan, derajat perubahan kesejahteraan sepanjang siklus
menunjukkan seberapa besar kehidupan.Janin dalam kandungan,
perubahan yang hendak dicapai bayi, balita, anak, remaja, dewasa
dengan adanya kebijakan tersebut. maupun usia lanjutmembutuhkan
d) Pelaksana program. Yakni siapa aktor makanan yang sesuai dengan syarat
pelaksana implementasi kebijakan, gizi untuk mempertahankanhidup,

15 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

tumbuh dan berkembang, serta beragam, bergizi seimbang dan aman


mencapai prestasi kerja. (B2SA) berbasis sumber daya lokal;
Ketersediaan pangan dapat diwujudkan e) Promosi dan edukasi kepada
melalui proses kedaulatan pangan dan masyarakat untuk memanfaatkan
penganekaragaman pangan. Pemenuhan pangan B2SA berbasis sumber daya
kebutuhan pangan merupakan hak negara lokal;
dan bangsa yang secara mandiri f) Penanganan keamanan dan mutu
menentukan kebijakan Pangan yang pangan segar.
menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan 2. Tujuan Implementasi Kebijakan
yang memberikan hak bagi masyarakat Ketahanan Pangan
untuk menentukan sistem pangan yang Adapun tujuan dari implementasi
sesuai dengan potensi sumber daya lokal. kebijakan ketahanan pangan menurut
Ketahanan pangan merupakan bagian (Dewan Ketahanan Pangan 2015 )adalah
terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sebagai berikut :
sekaligus merupakan salah satu pilar utama a) Meningkatkan ketersediaan pangan
hak asasi manusia.Ketahanan pangan juga melalui peningkatan produksi
merupakan bagian yang sangat penting dari domestik, pengembangan cadangan
ketahanan nasional.Distribusi panganyang pangan, pengaturan perdagangan
tidak merata menjadi kendala untuk pangan berdasarkan kepentingan
mewujudkan ketahanan pangan di tingkat nasional, dan pengembangan produksi
nasional. pangan lokal dan olahan.
Kebijakan ketahanan pangan dalam b) Memperkuat keterjangkauan pangan,
aspek ketersediaan pangan, difokuskan melalui efisiensi fasilitasi pemasaran,
pada: (a) peningkatan ketersediaan pangan sistem logistik pangan, stabilisasi
yang beranekaragam berbasis potensi pasokan dan harga pangan,
sumberdaya lokal; dan (b) memantapkan penanganan kerawanan pangan
penanganan kerawanan pangan untuk darurat, dan bantuan pangan bagi
mengurangi jumlah penduduk miskin dan keluarga miskin.
kelaparan. c) Mengembangkan pemanfaatan
1. Arah kebijakan pemantapan kebijakan pangan, melalui pola promosi
ketahanan pangan tersebut dilakukan konsumsi pangan B2SA,
dengan 5 (lima) strategi utama, pengembangan diversifikasi konsumsi
meliputi: pangan berbasis pangan lokal,
Memprioritaskan pembangunan perbaikan gizi masyarakat, dan
ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan peningkatan keamanan pangan segar
untuk: dan olahan.
a) Meningkatkan kapasitas d) Penguatan kelembagaan pangan dan
produksi pangan domestik; penguatan koordinasi ketahanan
b) Menyediakan lapangan kerja; dan pangan melalui sinergi program dan
c) Meningkatkan pendapatan pelibatan seluruh stakeholders dalam
masyarakat, Pemenuhan pangan bagi pembangunan pangan dan gizi serta
kelompok masyarakat terutama dukungan kebijakan kementerian/
masyarakat miskin kronis dan transien lembaga.
(akibat bencana alam, sosial dan
ekonomi) melalui pendistribusian Konsep Kesejahteraan
bantuan pangan; Menurut Undang-undang No. 11 Tahun
d) Pemberdayaan masyarakat supaya 2009(dalam Sodiq, 2016), tentang
mampu memanfaatkan pangan Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan
masyarakat adalah kondisi terpenuhinya

16 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

kebutuhan material, spiritual, dan sosial Sumber data yang digunakan dalam
warga negara agar dapat hidup layak dan penelitian ini menggunakan data primer dan
mampu mengembangkan diri, sehingga sekunder, yang diambil langsung melalui
dapat melaksanakan fungsi sosialnya. proses wawancara dan observasi ke
Menurut Kolle (dalam Rosni, 2017), lapangan serta dari sumber bacaan dan
kesejahteraan dapat diukur dari beberapa berita. teknik untuk menguji keabsahann
aspek kehidupan: data yang dipakai dalam penelitian ini
a. Dengan melihat kualitas hidup dari segi menggunakan triangulasi sumber, yakni
materi, seperti kualitasrumah, bahan mengecek data yang diperoleh melalui
pagan dan sebagainya; beberapa sumber. kemudian dianalisis
b. Dengan melihat kualitas hidup dari segi dengan cara mereduksi data, penyajian data
fisik, seperti kesehatan tubuh,lingkungan serta menarik kesimpulan.(Moleong, 2013).
alam, dan sebagainya;
c. Dengan melihat kualitas hidup dari segi HASIL DAN PEMBAHASAN
mental, seperti fasilitas pendidikan, Implementasi Kebijakan Ketahanan
lingkungan budaya, dan sebagainya; pangan untuk Meningkatkan Ketahanan
d. Dengan melihat kualitas hidup dari segi Pangan Masyarakat Kabupaten Pesisir
spiritual, seperti moral, etika, keserasian Selatan
penyesuaian, dan sebagainya. Mengacu oada model implementasi yang
Indikator kesejahteraan diatas dikemukakan oleh Grindel (dalam Header
menjelaskan bahwa untuk 2008) yang menyaakan bahwa keberhasilan
mengukurkesejahteraan dilihat dari segi implementasi suatu kebijakan ditentukan
materi, segi fisik, segi mental dan segi oleh dua aspek yaitu isi kebijakan (content
spiritual.Dengan demikian bahwa of policy) dan lingkungan kebijakan
kesejahteraan bukan saja dilihat dari (context of implementation). isi kebijakan
keseluruhan kebutuhan tanpa terganggunya tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut :
kebituhan yang lain. kepentingan yang terpengaruh oleh
kebijakan, jenis manfaat yang dihasilkan,
METODE PENELITIAN derajat perubahan yang diinginkan, siapa
Penelitian ini merupakan penelitian pelaksana program, dan sumber daya yang
kualitatif dengan menggunakan metode dilibatkan. sedangkan lingkungan kebijakan
deskriptif. tujuannya untuk mencakup : kekuasaan, kepentingan dan
menggambarkan dan menjelaskan strategi akator yang terlibat, karakteristik
fenomena yang diamati secara langsung dan lembaga dan penguasa serta kepatuhan daya
menghasilkan data deskriptif berupa kata- tanggap.
kata tertulis berbentuk naratif.(Sugiyono, a. Aspek Isi Kebijakan
2012). 1) Kepentingan kelompok sasaran
Metode ini diharapkan dapat Kelompok sasaran dalam kebijakan
menejelaskan dan menggambarkan tentang ketahanan pangan ini adalah masyarakat
implementasi Kebijakan Ketahanan pangan petani yang tergabung dalam kelompok
untuk Meningkatkan Kesejahteraan untuk mengelolaa cadangan pangan mereka
Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan. sendiri. Kepentingan dari masayrakat ini
penelitian ini dilakukan di Kabupaten adalah tercapainya keadilan akan terpenuhi
Pesisir Selatan. pemilihan informan, kebutuhan pangan mereka sehari-hari dan
menggunakan teknik purposive sampling terbabas dari kerwanan pangan agar
yakni pihak-pihak yang memilki infromasi tercapainya kehidupan yang sejahtera bagi
sesuai kebutuhan peneliti, diantarnya masyarakat petani. Masyarakat petani juga
Kasubag Perencanaan, Kasi Ketahanan akan dilakukan pemberdayaan agar
pangan, Wali Nagari dan Masyarakat. memilki usaha ekonomi produktif yang

17 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

dapat menambah pendapatan anggota masyarakat petani memilki keuntungan dan


kelompok. Usaha ekonomi produktif tidak dirugikan.
dilakukan dengan perputaran stok cadangan 4) Pelaksanaan program
pangan kelompok itu bisa di jual kepada Dilihat dari Undang-Undang tentang
masyarakat umum yang nantinya pangan pelaksana kebijaka ketahanan
keuntungan di bagi sama rata dengan pangan pemerintah provinsi menugaskan
anggota kelompok lain. Kemudian juga pemerintah daerah dan mengikut instansi
sistem tunda jual dimaksudkan apabila saat lain dalam pengimplementasian kebijakan
musim panen raya tiba namum harga gabah ini. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan
turun maka masyarakat dibina untuk menugaskan dan memberikan wewenang
menyimpan gabahnya terlebih dahulu di kepada Dinas Pangan untuk menjalankan
tempat penyimpanan (lumbung) yang pada kebijakan dan mengawasi keberlangsungan
saat harga gabah naik maka petani bisa kebijakan di dalam masyarakat.Pelaksana
menjual dan mendapatkan keuntungan yang kebijakan haruslah yang memilki
lebih besar dari pada menjual gabah pada kompetensi, kualitas yang baik serta
saat harga gabah turun. memahami maksud dan tujuan dari
2) Tipe manfaat kebijakan ini.
Dilihat dari isi kebijakan ketahanan 5) Sumber daya yang dilibatkan
pangan melalaui program pengelolaan Dalam kebijakan ini sumber daya yang
cadangan pangan masyarakat dijelaskan dilibatkan adalah pemerintahan nagari yang
bahwa dengan adanya kegiatan ini juga ikut berpartisipasi dalam mengawasi
masyarakat petani mendapatkan bantuan jalannya kebijakan ini di tingkat nagari,
pembangunan fisik tempat penyimpanan kemudian adanya sarana dan prasarana
(lumbung) pangan yang diperuntukan pembangunan tempat penyimpanan
kepada masyarakat petani agar dapat (lumbung) yang dibangun oleh pemerintah
mengelola cadangan pangan mereka sebagai tempat penyimpanan stok cadangan
sendiri.Pengelolaan cadangan pangan pangan bagi masyarakat.Serta partisipasi
masyarakat juga di fasilitasi dengan dari masyarakat petani itu sendiri sebagai
anggaran pengisian untuk mengisi stok kelompok sasaran dalam kebijakan.
cadangan pangan di dalam tempat
penyimpanan (lumbung) yang diberikan b. Aspek Lingkungan
oleh pemerintah.Pengelolaan cadangan 1) Seberapa besar kekuasaan,
panga masyarakat memilki manfaat unutuk kepentingan dan strategi yang
meningkatkan volume cadangan pangan dimiliki oleh para aktor yang terlibat
kelompok untuk menjamin akses dan dalam implementasi kebijakan
kecukupan pangan bagi anggotanya dan Dinas Pangan memilki strategi untuk
meningkatkan modal kelompok melalui mensosialisasikan kagiatan pengelolaan
usaha ekonomi produktif di bidang pangan. cadangan pangan masyarakat ini dengan
3) Derajat perubahan yang diinginkan mengadakan penyuluhan mengenai
Kebijakan ketahanan pangan melalui kegiatan dan sosialisasi kepada masyarakat
cadangan pangan masyarakat dikeluarkan petani dan menjelaskan maksud dan tujuan
ditujukan agar tercapainya keadilan akan program ini serta member tahu kepada
kemudahan akses pangan bagi seluruh masyarakat bagaimana sistem pengelolaan
masyarakat. Dan kebijakan ini juga cadangan pangan masyarakat yang baik
melakukan pembinaan dan pemebrian agar terjadinya kelancaran program dan
sosialisasi kepada masyarakat petani bahwa keberlanjutan program.
pada saat harga jual gabah turun sebaiknya 2) Karakteristik lembaga penguasa
dilakukan sistem tunda jual sampai Pemerintah daerah sebagai
terjadinya peningkatan harga gabah, agar penyelenggara kebijakan di daerah bersama

18 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

dinas pangan berkoordinasi dan bekerja Faktor pendukung dalam


sama dengan pemerintahan nagari dalam implementasi kebijakan ketahanan pangan
mengawasi jalannya kebijakan di dalam melalui cadangan pangan masyarakat
masyarakat. dilihat dari derajat perubahan yang
3) Tingkat kepatuhan dan adanya diungkapan oleh Grindel (dalam Haeder
respon dari pelaksana 2008) adanya perubahan yang terjadi dalam
Dalam implementasi kebijakan kehidupan masyarakat, kegiatan
ketahanan pangan melalui program pengelolaan cadangan pangan masyarakat
pengelolaan cadangan pangan masyarakat, ini adalah sebuah kegiatan untuk
Dinas Pangan sebagai pelaksana yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ditugaskan pemerintah daerah untuk d) Pelaksana program
mengawasi kebijakan telah menjalankan Berdasarakan (Peraturan Pemerintah
dan mematuhi isi-isi dari kebijakan No.68 Tahun 2002) pasal 8 tentang
tersebut, Dinas Pangan telah melakukan ketahanan pangan menjelaskan bahwa
pendampingan dan memberikan sosialisasi masyarakat memilki hak dan kesempatan
serta telah mengakses anggaran untuk seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan
pelaksanaan program tersebut. cadangan pangan masyarakat yang
dilakukan secara mandiri serta sesuai
Faktor pendukung dan penghambat dengan kemampuan masing-masing,
dalam implementasi kebijakan kemudian pada pasal 14 menegaskan bahwa
ketahanan pangan masyarakat memilki kesempatan seluas-
a. Faktor pendukung luasnya dalam mewujudkan ketahanan
1. Aspek Isi Kebijakan pangan. dimana peran masyarakat dapat
a) Kepentingan kelompok berupa melaksanakan prosuksi,
sasaran perdagangan, distribusi dan konsumsi
Ini merupakan salah satu faktor pangan kemudian menyelenggarakan
pendukung menurut teori yang di cadanganan pangan masyarakat dan
kemukakan oleh Grindel (dalam Haeder melakukan pencegahan dan
2008) yang mana faktor pendukung dari penanggulangan masalah pangan.
implementasi dari kebijakan ini adalah e) Sumber daya yang
adanya anggaran yang disediakan oleh dilibatkan
pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan, Dalam memberikan sosialisasi kepada
kemudian juga adanya pembangunan masyarakat terkait Implementasi kebijakan
tempat penyimpanan (lumbung) yang ketahanan pangan melalui cadangan pangan
diperuntukan kepada masyarakat petani dan masyarakat, Dinas Pangan bekerja sama
digunakan sebagai tempat penyimpanan dengan pemerintahan nagari dalam
stok cadangan pangan masyarakat. melakukan pengawasan dan pemberian
b) Tipe manfaat sosialisasi kepada masyarakat petani akan
Hal ini sesuai dengan pendapat Grindel maksud dan tujuan program tersebut
(dalam Haeder 2008) bahwa di dalam
sebuah kebijakan harus dijelaskan terkait 2) Aspek Lingkungan
manfaat yang akan diterima kelompok a) Seberapa besar kekuasaan,
sasaran nantinya, maka faktor pendukung kepentingan dan strategi yang
dari tipe manfaat ini adalah disediakan staf dimiliki oleh para aktor yang
pendamping dan penyuluh untuk terlibat dalam implementasi
mengawasi jalannya kebijakan di dalam kebijakan
masyarakat. Pemerintah Daerah mengutus Dinas
c) Derajat perubahan yang Pangan menggunakan strategi dengan
diinginkan membetuk staf pendamping dan penyuluh

19 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

dan koordinasi dengan pemerintahan nagari penyuluh tidak memberikan pemahaman


sebagai perpanjangan tangan dari Dinas yang lebih jelas kepada masyarakat yang
Pangan untuk mensosialisasikan kebijakan membuat masyarakat masih belum
kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengerti bagaiman jalalnya kebijakan
memudahkan pelaksanaan pembinaan dan tersebut.Hal ini pun mengakibatkan
memfasilitasi sekaligus membina pengelolaan tidak berjalan denga baik dan
masyarakat petani agar memperkuat masyarakat pun belum mandapatkan
kemampuannya dalam penyediaan dan manfaat dari kebijakan tersebut.
pengelolaan cadangan pangan. c) Derajat perubahan yang
b) Karakteristik lembaga penguasa diinginkan
Menurut Grindel (dalam Haeder 2008) Dalam pengimplementasian kebijakan
lingkungan tempat lembaga berada adanya faktor penghambat seperti
merupakan salah satu faktor pendukung masyarakat tidak begitu memahami
yang mempengaruhi kebijakan.lembaga bagaimana sistem pengelolaan cadangan
penguasa kebijakan adalah pemerintah pangan yang baik dan mengembangkan
daerah, pemerintahan daerah kemudian usaha ekonomi nya.
menugaskan dan memberikan wewenang d) Pelaksanaan program
kapada Dinas Pangan sebagai lembaga Dalam pelaksanaan program adanya
katahanan pangan untuk menjalankan masalah yang menjadi pengambat dalam
kebijakan implementasi program yaitu keterbatasan
c) Tingkat kepatuhan dan adanya SDM yang dimiliiki dan jarak antara
respon dari pelaksana instansi pengawas dengan tempat-tempat
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh yang melaksanakan kebijakan berjauahan
Grindel ( dalam Haeder, 2008) bahwa yang mengakibatkan monitoring ataupun
tingkat kepatuhan kelompok sasaran sosialisasi tidak dilakukan secara rutin.
dengan pelaksana juga menjadi salah satu e) Sumber daya yang dilibatkan
unsur lancarnya suatu kebijakan. Dalam kebijakan ini sumber daya yang
Kelompok sasaran kebijakan jika ingin menjadi faktor penghambat adalah
kebijakan berjalan dengan baik dan lancar kekurangan anggaran.Dalam penelitian
harus nya mengikuti dan melakukan kelapangan peneiti menemukan keluhan
pengelolaan cadangan pangan dengan pengurus kelompok bahwasanya anggaran
sistem yang telah disosialisasikan oleh yang diturunkan tidak mencukupi untuk
pelaksana. pemenuhan stok cadangan pangan.
b. Faktor Penghambat 2) Aspek Lingkungan
1) Aspek Isi Kebijakan a) Seberapa besar kekuasaan,
a) Kepentingan kelompok sasaran kepentingan dan strategi yang
Berdasarkan teori model Grindel (dalam dimilki oleh para aktor yang
Haeder 2008) dilihat dari unsure terlibat dalam implementasi
kepentingan kelompok sasaran yang kebijakan.
menjadi faktor penghambat dalam Strategi aktor penguasa untuk mengatasi
implementasi kebijakan ketahanan pangan masalah dalam pelaksanaan program dinas
malalui pengelolaan cadangan pangan pangan telah berupaya memberikan
masyarakat adalah kurangnya pengetahuan penyuluhan, sosialisasi terhadap
dan pemahaman anggota kelompok masyarakat bahkan pengurus pun telah
terhadap sistem pengelolaan cadangan diberikan pelatihan-pelatihan bagaiaman
pangan yang baik. dapat pengelolaan cadangan pangan dan
b) Tipe manfaat usahan ekonomi produktif masyarakat
Pada tipe ini tidak sesuai dengan manfaat tersebut dapat berkembang dan
yang seharusnya staf pendamping dan berkelanjutan.

20 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

b) Karakteristik lembaga penguasa 3) Derajat perubahan yang


Dinas pangan yang telah diberikan diinginkan
kekuasaan oleh pemerintah derah untuk Dinas Pangan terus berupaya untu
dapat menjalankan dan mengawasi jalannya menghidupkan kembali pengelolaan
kebijakan di dalam masyarakat di anggkap cadangan pangan masyarakat yang tidak
kurang memberikan respon yang cepat aktif lagi dengan berupa memberikan
terhadap permasalahan yang dikeluhkan sosialisasi kembali kepada kelompok
oleh anggota kelompok yang sasaran dan mencari alternative jalan keluar
mengakibatkan masalah tidak teratasi terhadap permasalahan yang terjadi.
bahkan berdampak ketidak berkelanjutan 4) Pelaksanaan program
program. Dalam pelaksanaan kebijakan pastinya
c) Tingkat kepatuhan dan adanya ada kendala yang dihadapi diharapkan
respon dari pelaksana respon dari lembaga penguasa lebih cepat
Dinas Pangan selaku pengawas dalam tanggap dalam menanggapi permasalahan
implementasi kebijakan dan anggota dan keluhan kelompok sasaran.
kelompok tani selaku pelaksana kebijakan 5) Sumber daya yang dilibatkan
implementasi ketahanan pangan melalui Dinas Pangan mengimbangi
pengelolaan cadangan pangan masyarakat pengimplementasian program dengan
harus menciptakan komunikasi yang baik dibangunnya sebuah tempat penyimpanan
dan untuk Dinas Pangan sebagai pengawas (lumbung) yang diperuntukan oleh
kebijakan jika ada keluhan-keluhan dari kelompok sasaran untuk menyimpan hasil
masyarakat harusnya di tanggapi dengan panen mereka pada saat harga gabah turun
cepat agar permasalah dapat dicarikan jalan dan sebagai tempat penyimpanan stok
keluarnya. cadangan pangan bagi anggota kelompok
sasaran.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi b. Aspek Lingkungan
kendala dalam implementasi kebijakan 1) Seberapa besar kekuasaan,
ketahanan pangan dalam meningkatkan kepentingan dan strategi yang
kesejahteraan masyarakat kabupaten dimilki oleh para kator yang
pesisir selatan terlibat dalam implementasi
a. Aspek Isi Kebijakan kebijakan
1) Kepentingan kelompok sasaran Adapun upaya yang dilakukan mengenai
Adapun upaya yang dilakukan untuk permasahan peminjaman gabah/beras pada
menunjang kelancaran pelaksanaan stok cadangan pangan masyarakat, staf
kebijakan ini adalah dengan memberikan Dinas Pangan turun langsung untuk
sosialisasi serta penyuluhan kepada menemui anggota kelompok yang
kelompok sasaran agar aspek isi kebijakan meminjam agar mengembalikan penjaman
ketahanan pangan ini dapat berjalan dengan sesuai dengan yang telah disepakati
lancar dan kelompok sasaran pun sebelumnya secacar bersama-sama dengan
mendapatkan keadilan akan terpenuhinya angota kelompol lainnya.
kebutuhan akan pangan. 2) Karakteristik lembaga penguasa
2) Tipe manfaat Untuk kelancaran jalannya kebijakan
Dinas Pangan sebagai pengawas lembaga penguasa bekerja sama dengan
kebijakan malakukan upaya untuk pemerintahan nagari dalam mengawasi
memberikan informasi kepada masyarakat pengelolaan cadangan pangan masyarakat.
terkait akan manfaat dan keuntungan yang Dan jika ada masalah dalam jalannya
akan di dapat dengan adanya kegiatan kebijakan pemerintahan nagari juga ikut
program pengelolaan cadangan pangan terlibat dalam penyelesaian masalah
melalui dengan memberikan sosialisai. tersebut.

21 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

3) Tingkat kepatuhan dan adanya Permalasahan eksternalnya adalah


respon dari pelaksana masalah penggunaan lahan untuk
Menurut Grindel ( dalam Haeder, 2008) pembangunan tempat penyimpanan
menyatakan bahwa respon pelaksana (lumbung) pangan sedangkan
diperlukan untuk menilai pelaksanaan dari permasalah internalnya adalan anggota
suatu kebijakan. jika kendala tersebut dapat kelompok itu sendiri, pengelolaan
cepat di atasi dengan baik maka kabijakan cadangan pangan masyarakat memang
akan berjalan dengan baik lagi, dan adanya sistem peminjaman gabah/beras
kebijakan pun akan mengalami pada stok penyimpanan cadangan
perkembangan kea rah yang lebih pangan masyarakat, namun adannya
baik.(Grindel dalam Haeder 2008). masyarakat yang tidak mengembalikan
pinjaman sesuai dengan kesepakatan
PENUTUP yang disepakati secara bersama-sama
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan anggota kelompok lain.
pembahasan yang dilakukan maka dapat Bahwasannya gabah/beras yang
diatarik kesimpulan yaitu : dipinjam adalah milik bersama anggota
1. Proses Implementasi kebijakan kelompok, anggota kelompok lain pu
ketahanan pangan melalui pengelolaan berhak untuk juga meminjam jika
cadangan pangan masayarakat di atur terjadinya gagal penen yang membuat
dalam (Undang-Undang No 18 tahun anggota kelompok merugi dan susah
2012 tentang Pangan )yang menyatakan untuk membeli kebutuhan pangan di
bahwa pemerintah dan pemerintah pasaran jika terjadinya lonjakan harga
daerah melaksanakan implementasi kebutuhan akan pangan. Dan adanaya
kebijakan ketahanan pangan dan pengelolaan cadangan panan masyaraka
bertanggung jawab terhadap yang sudah tidak aktif lagi. Kemudian
penyelenggaraan kebijakan ketahanan diperlukan lah upaya yang diharapkan
di wilayahnya masih-masing dengen dapat membantu anggota masayrakat
memperhatikan pedoman, norma, kelompok petani agar tetap bisa
standard dan kriteria yang ditetapkan memenuhi kebutuhan pangan walaupun
pemerintah pusat. Kemudian harga pangan di pasaran terjadi
pemerintah daerah dan pemerintah peningkatan harga dan upaya untuk
nagari diikut sertaka sabagai pendorong menghidupkan kembali seluruh
keiukutsertaan masyarakat dalam cadangan pangan masayrakat yang
penyelenggaraan katahanan pangan. sudah tidak aktif lagi.
2. Faktor pendukung dari implementasi 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kebijakan ketahan panga melalui permasalah yang timbul dalam
cadangan pangan masyarakat adalah implementasi kebijakan ketahanan
adanya anggaran yang disediakan untuk pangan melalui pengelolaan cadangan
pembelian pengisian cadangan pangan pangan masyarakat, baik permasalahan
anggota kelompok yang kemudian eksternal maupun internal kelompok.
disimpan di tempat penyimpanan Untuk mengatasi masalah eksternal
(lumbung) yang telah dibangun juga kelompok tentang penggunaan lahan
oleh pemerintah melalai dana alokasi tersebut Dinas Pangan dan
Khusus (DAK) bidang pertanian denga pemerintahan nagari berkooridinasi
dilengkapi lantai jemur dan peralatakan dengan pemilki tanah agar mau
penggilingan gabah. Namun dalam menghibahkan tanahnya untuk
pelaksanaan program ini masih dibangunya tempat penyimpanan
terjadinya permasalah eksternal (lumbung) pangan bagi masyarakat,
maupun internal kelompok. yang pemilik tanah pun merangkap

22 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)
Hasanatul Rahmi, Jumiati|Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus Pengelolaan Cadangan Pangan
Masyarakat)

menjadi ketua pengurus cadanngan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.


pangan masyarakat. Kemudian upaya (2002). Peraturan Pemerintah
yang dilakuakn untuk anggota yang Republik Indonesia Nomor 68 tahun
meminjam gabah/beras namun tidak 2002 Tentang Ketahanan Pangan.
dikembalikan Dinas Pangan terjun (57).
langsung menenui anggota tersebut
untuk mengingatkan bahwa apa yang Rosni, R. (2017). Analisis Tingkat
dipijam dari penyimpanan (lumbung) Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di
cadangan pangan harus dikembalikan Desa Dahari Selebar Kecamatan
sesuai dengan kesepakatan yang telah Talawi Kabupaten Batubara. Jurnal
ditentukan bersama-sama. Kemudian Geografi, 9(1), 53.
upaya yang dilakukan untuk
menghidpkan kembali cadangan pangan Sodiq, A. (2016). Konsep Kesejahteraan
masyarakat dinas pangan berpaya unuk Dalam Islam. Equilibrium, 3(2), 380–
kembali memberikan sosialisasi dan 405.
penyuluhan kepada kelompok cadangan
pangan masyarakat yang sudah tidak Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
aktif lagi agar cadangan pangan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
kelompoknya kembali diaktifkan. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Supriyanto, T. (2014). Analisis Tingkat


Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Akib, H., & Tarigan, A. (2008). Artikulasi Tani Desa Mandiri Pangan Di
Konsep Implementasi Kebijakan. Kecamatan Karanggede Kabupaten
Jurnal Baca, Vol. 1 A. Boyolali. Surakarta: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.
Dewan Ketahanan Pangan 2015. (n.d.).
Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi Suryati. (2014). Implementasi Kebijakan
2015-2019. Ketahanan Pangan Daerah (Studi
pada program peningkatan produksi
Moleong, L. (2013). Metode Penelitian
beras nasional 9P2BN Kabupaten Kota
Kualitatif (EdisiRevisi). Bandung: PT.
Waringin Barat). Program Pasca
Remaja Rosda karya.
Sarjana Universitas Terbuka.
Pemerintah Republik Indonesia. (2012).
Wahab, S. A. (2014). Analisis Kebijakan
Undang-Undang Republik Indonesia
dari Formulasi ke Penyusunan Model-
Nomor 18 Tahun 2012 (pp. 1–25). pp.
Model Implementasi Kebijakan.
1–25.
Jakarta: Bumi Aksara.

23 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 12-23)

You might also like