Professional Documents
Culture Documents
Abstract: PT. X is a company engaged in packaging production, specifically paper core, which was
established in 2001. The production system of PT. X operates on a made-to-order principle,
manufacturing products according to customer orders and specifications. The success of meeting
customer needs is crucial for business progress and sustainability, making quality management
increasingly important in business competition. It can enhance customer satisfaction, maintain
company reputation, reduce production costs, and improve profitability. Production data from
March to April 2023 revealed a 20% defect rate in the grinding, coating, and polishing processes
for paper core production, with "unstuck" being the most common defect type. The DMAIC
methodology is employed to address and provide solutions to reduce this defect percentage. Quality
control processes at PT. X need to be enhanced to achieve higher efficiency and customer
satisfaction. Factors contributing to the "unstuck" defect include machine calibration errors, paper
breakage, raw material inspection processes, and raw material quality. Recommended solutions
include objective recording of paper cutting precision, MTBF analysis to anticipate machine
breakdowns, SOP creation for raw material inspection, procurement of equipment for viscosity
testing of adhesives and paper moisture, vendor agreements on quality, and improved production
planning with humidity control in storage warehouses. Implementation of these solutions is
expected to reduce the production defect rate and enhance quality of paper core products at PT. X.
249
Dikman et al./Analisis Penurunan Tingkat Kecacatan untuk Produk Paper Core…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 2, Juli 2023, pp. 249–256
atau kecacatan akan membutuhkan biaya tambahan Metode pengendalian kualitas yang digunakan
untuk perusahaan untuk tetap bisa memenuhi dalam penelitian ini adalah menggunakan
permintaan pelanggan, seperti lewat mengerjakan metodologi pengendalian kualitas, DMAIC. Berikut
kembali (rework) yang membuat biaya tambahan merupakan tahapan-tahapan dalam penelitian ini,
bagi perusahaan. Melihat fakta ini, perusahaan ingin berdasarkan DMAIC.
mencoba untuk menurunkan tingkat kecacatan
dengan target hingga dibawah 8% sehingga proses DMAIC
produksi menjadi lebih efisien, dan dapat
meningkatkan profitabilitas serta produktivitas dari DMAIC merupakan singkatan dari define, measure,
perusahaan, dengan mengurangi tingkat kecacatan analyze, improve, dan control yang merupakan
produksi yang terjadi. sebuah metodologi dalam six sigma dan bertujuan
Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti sebagai framework atau tahapan sistematis dalam
bertujuan untuk menganalisa dan memberikan hal peningkatan dan pengendalian kualitas.
usulan tindakan yang dapat mengurangi tingkat Tahapan ini dapat digunakan untuk menyelesaikan
kecacatan tersebut. Studi yang dilakukan akan problematika dalam operasi, dengan melakukan
memanfaatkan prinsip metodologi DMAIC sebagai identifikasi masalah, pengukuran kondisi saat ini,
bagian dari instrumen six sigma. Sebuah pendekatan improvement, dan melihat kondisi setelah dilakukan
yang dapat digunakan untuk mendapatkan strategi perbaikan (Subagyo et al. [10]).
atau upaya yang bisa mengurangi biaya produksi
dan meningkatkan produktivitas, yang salah
satunya dengan menekan kemungkinan terjadinya
kecacatan (Breyfogle [5]).
Metode Penelitian
Control
Menurut Western Container [11], paper core Gambar 3. Alur produksi produk paper core
merupakan sebuah tabung silinder yang dibuat dari
gulungan-gulungan kertas (Gambar 2). Produk ini Pemotongan Roll Jumbo dengan Mesin Slitter
sering digunakan sebagai komponen yang penting
dalam berbagai produk industri lain, seperti Pemotongan roll jumbo dilakukan dengan mesin
gulungan selotip, kain, benang, kawat, kertas, dan slitter, diawali dengan memindahkan roll jumbo dari
masih banyak lainnya (iqsdirectory.com [12]). Produk storage ke mesin slitter dengan cara didorong oleh
ini digunakan sebagai kemasan atau wadah untuk pekerja. Mekanisme dari pemotongan ini adalah roll
menjaga agar produk tetap terjaga dan membuat jumbo dipotong dengan mesin slitter menjadi
produk tetap stabil pada bentuk yang diinginkan. beberapa bagian untuk proses spiral winding. Proses
pemotongan ini berlangsung kurang lebih selama 20
menit termasuk dengan proses pemindahan roll yang
sudah dipotong-potong.
251
Dikman et al./Analisis Penurunan Tingkat Kecacatan untuk Produk Paper Core…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 2, Juli 2023, pp. 249–256
Mesin spiral winding adalah mesin yang yang sudah lulus inspeksi akan diletakkan pada
menggabungkan beberapa roll jumbo menjadi paper palet untuk di package atau troli untuk disimpan.
core. Ujung roll jumbo dimasukkan ke jalur Proses QC dilakukan oleh kepala dari produksi atau
pengeleman untuk menambahkan lem dan pada supervisor GCP.
ujung mesin akan menyatu dengan kertas dari roll
jumbo lainnya. Beberapa kertas tersebut akan Proses Rework
digulung dengan mesin dan menjadi paper core
dengan ketebalan sesuai spesifikasi. Rework atau perbaikan adalah pekerjaan yang
dilakukan untuk memperbaiki produk atau
Proses Cutting Paper Core dengan Mesin Saw mengolah lagi. Pada produk paper core ini tidak
Tender semua kecacatan dapat di rework. Beberapa
kecacatan yang dapat di rework hanya overlap,
Mesin saw tender ini merupakan mesin gabungan dented, bending, dan length short. Paper core yang
dari spiral winding yang terletak di ujungnya. Fungsi terkena defect unstuck tidak bisa dilakukan rework
mesin ini adalah memotong paper core yang karena defect ini menyebabkan kekuatan paper core
ukurannya panjang menjadi ukuran yang sesuai berkurang (mudah pesok). Proses rework biasa
dengan permintaan pelanggan. Pada proses spiral dilakukan dengan cara mengulang kembali
mesin ini menghasilkan paper core yang panjang prosesnya kecuali bending. Rework bending
(menyambung) dan akan dipotong pada mesin saw dilakukan dengan menumpukkan paper core
tender. menjadi beberapa tumpukan dan
diikat/dikencangkan dengan tali agar paper core yang
Pengamplasan Seluruh Bagian Paper Core bending dapat lurus kembali mengikuti ukuran yang
dengan Mesin Grinding ada diatas tumpukan tersebut.
Paper core yang sudah dipotong-potong dibawa ke Pemotongan dengan Mesin Cutting
mesin grinding untuk dihaluskan permukaannya
karena beberapa spesifikasi pelanggan meminta Paper core yang sudah melalui proses GCP akan
permukaan yang halus. Paper core yang di grinding memasuki proses cutting tetapi proses ini dilakukan
biasanya digunakan untuk produk makanan atau apabila ada produk after treatment yang perlu
packaging. Proses grinding ini menggunakan dipotong sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
beberapa mata grinding yang diletakkan di jalur
(conveyor) dan mesin akan melakukan proses Proses Packaging dan Inventory
grinding satu per satu.
Pada departemen ini packaging dilakukan
Pelapisan Paper Core dengan Coating menggunakan palet yang ukurannya sesuai dengan
Menggunakan Mesin Coating panjang paper core. Paper core ditumpuk beberapa
tingkat dan kemudian diikat dengan tali dan
Paper core yang sudah melewati conveyor grinding dikencangkan agar paper core tidak geser. Packaging
akan masuk ke mesin coating untuk dilapis dengani juga menggunakan wrapping bening dan menutupi
coat. Mesin coating ini memiliki 2 alat semprot seluruh permukaan dari paper core agar tidak
coating pada sisi kiri dan kanannya. Conveyor pada terkena polusi atau kotoran dari luar.
mesin GCP ini berputar sehingga proses yang
dilakukan akan merata ke setiap permukaan. Fase Define
Polishing untuk Menghaluskan dan Pada fase define atau identifikasi masalah, dilakukan
Meratakan Hasil dari Coating observasi langsung dan wawancara dengan pihak
perusahaan serta karyawan di pabrik, untuk dapat
Paper core yang sudah melewati mesin coating akan mengetahui secara rinci dan lengkap, mengenai
masuk ke mesin polishing. Mesin ini fungsinya untuk permasalahan yang ada pada proses produksi
meratakan coating pada paper core. Letak mesin ini perusahaan. Saat ini, perusahaan melakukan proses
bersebelahan dengan coating, oleh karena itu proses produksi dengan menggunakan prinsip made by
ini dilakukan bersamaan. order, sehingga ukuran dari produk dapat bervariasi,
sesuai dengan kebutuhan dari pelanggan. Masalah
Proses Inspeksi yang dialami oleh perusahaan adalah berkaitan
dengan beberapa kecacatan produksi yang muncul,
Inspeksi dilakukan setelah proses GCP selesai. dimana kecacatan ini dapat menghasilkan proses
Inspeksi dilakukan dengan cara melihat dimensi, tambahan (rework) atau pembuangan produk cacat,
ketebalan, dan hasil dari GCP tersebut. Paper core yang tentunya dapat meningkatkan biaya produksi
252
Dikman et al./Analisis Penurunan Tingkat Kecacatan untuk Produk Paper Core…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 2, Juli 2023, pp. 249–256
perusahaan. Hasil dari wawancara perusahaan, Selanjutnya, akan dilakukan pembuatan diagram
menyatakan bahwa ada 5 jenis kecacatan yang dapat pareto untuk bisa mengetahui penyebab kecacatan
terjadi pada produk paper core, yang meliputi: yang paling besar, sehingga perbaikan yang
diusulkan dapat secara signifikan, menurunkan
Dented persentase tingkat kecacatan secara signifikan.
Langkah awal sebelum membuat pareto adalah
Defect ini terjadi karena ada masalah pada mesin dengan melakukan agregasi untuk data kecacatan,
sehingga menyebabkan papercore cuil/dent. Defect sehingga didapatkan jumlah total kecacatan untuk
jenis ini juga bisa terjadi karena produk mengalami tiap jenis kecacatan seperti pada Tabel 1.
benturan dengan benda di sekitar misalkan
tertabrak forklift. Tabel 1. Rekapitulasi jumlah kecacatan
Jenis Kecacatan Jumlah Defect
Length Short
Unstcuck 1063
Defect jenis ini terjadi karena kesalahan operator
Length Short 65
atau mesin. Defect ini terjadi apabila produk yang
Overlap 42
diproduksi terlalu panjang atau pendek sehingga Dented 14
tidak memenuhi standar pelanggan. Bending 3
Unstuck Gambar 4 merupakan diagram pareto dan dapat
dilihat bahwa jenis kecacatan unstuck merupakan
Defect ini terjadi karena kertas-kertas tidak
jenis kecacatan yang menyumbang persentase
menempel dengan baik sehingga menyebabkan
kecacatan terbesar pada proses produksi
kertas seperti menggantung pada bagian dalam perusahaan, yaitu sebesar 89.6%. Sesuai dengan
paper core. Salah satu faktor yang menyebabkan prinsip pareto (80/20), kita bisa melakukan
defect ini terjadi adalah kualitas lem yang kurang perbaikan pada 80% kecacatan produksi, dengan
baik. Lem merupakan komponen yang penting pada jenis kecacatan 20%, atau dalam kasus ini hanya 1
produk paper core karena berguna untuk jenis kecacatan. Setelah dilakukan diskusi dan
merekatkan kertas-kertas menjadi satu. wawancara dengan pihak perusahaan, variabilitas
dari ukuran produk tidak akan mempengaruhi
Bending kualitas dari produk, dikarenakan setiap variasi
memiliki proses yang sama dan dinyatakan tidak
Jenis defect ini adalah produk yang dihasilkan berpengaruh. Sehingga, analisa untuk penurunan
bengkok dan biasanya terjadi pada ukuran-ukuran tingkat kecacatan produksi akan difokuskan pada
yang panjang yang melebihi troli seperti 2300mm pengendalian kecacatan jenis unstuck, karena
dan 2475mm. Kecacatan ini dapat terjadi karena merupakan jenis kecacatan yang paling sering
pada saat proses dry diletakan pada troli dan panjang muncul berdasarkan frekuensi kejadiannya.
paper core melebihi troli sehingga terkena gravitasi
dan menyebabkan bengkok.
Overlap
Fase Measure
Gambar 4. Diagram pareto
Pada tahapan measure, akan dilakukan
pengumpulan dan pengolahan data awal untuk Fase Analyze
mendukung penelitian, serta untuk melihat kondisi
terkini mengenai permasalahan kecacatan hasil Pada fase ketiga DMAIC adalah analyze, untuk
produksi yang telah di define pada tahap menemukan penyebab dan akar masalah dari
sebelumnya. Data akan dikumpulkan dengan kecacatan yang terjadi sebelumnya. Fase ini
melakukan rekapitulasi pada laporan kecacatan setara dengan identifikasi penyebab masalah
produksi, periode Maret hingga April 2023 pada yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada
bagian GCP atau grinding, coating, dan polishing. tahapan ini akan menggunakan bantuan quality
253
Dikman et al./Analisis Penurunan Tingkat Kecacatan untuk Produk Paper Core…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 2, Juli 2023, pp. 249–256
tools berupa fishbone atau Ishikawa diagram, kekentalan sebesar 1000 - 1300. Pada faktanya,
pada Gambar 5. perusahaan tidak melakukan uji coba kembali pada
kualitas lem yang sudah dibeli oleh perusahaan dan
langsung menggunakannya pada proses produksi.
Hal tersebut dapat menyebabkan penggunaan bahan
baku yang tidak sesuai standar dan merusak
kualitas produk, apabila lem tidak dilakukan
inspeksi, dan ternyata lem yang digunakan termasuk
dalam kualitas buruk, maka akan menyebabkan
produk lembek dan mudah pesok, karena lem dengan
kualitas buruk yang cenderung basah dan tidak
kental. Selain itu, untuk bahan baku, juga belum
ditemukan adanya SOP yang terdokumentasi,
sehingga pada praktiknya, proses pengujian dan
Gambar 5. Diagram ishikawa inspeksi bahan baku hanya dilakukan secara
subjektif oleh para pekerja di lapangan, hal ini
Man
tentunya akan menghasilkan bias, dimana hasil
inspeksi yang dilakukan antar pekerja, tentunya
Dalam identifikasi faktor kecacatan dari faktor
akan berbeda-beda, tergantung kapabilitas pekerja
tenaga kerja atau man, ditemukan bahwa potensi
tersebut, apabila tidak adanya suatu SOP yang
penyebab kecacatan unstuck dapat terjadi,
terdokumentasi dan objektif.
dikarenakan adanya kesalahan pekerja dalam
melakukan pengaturan terhadap mesin. Contoh Material
kesalahan dalam mesin ini dapat ditemukan pada
kesalahan pengaturan derajat sudut mesin saat Untuk faktor material, terdapat 2 penyebab utama
melakukan proses pemotongan di mesin cutting. yang dapat menyebabkan kecacatan unstuck pada
Normalnya, sudut yang digunakan pada mesin produk akhir, yaitu pada bahan baku lem dan kertas
adalah 17 derajat, namun terkadang, pekerja papertech, untuk lem, potensi akar masalah dari
melakukan sedikit kesalahan, sehingga derajat kurangnya kualitas lem adalah pada faktor
potong dari mesin tidak sama dengan 17 derajat. pengadaan bahan baku yang terkadang kurang
Hasil dari produk yang melewati proses yang tidak sesuai dengan standar perusahaan (kekentalan lem
standart ini, tentunya akan membuat kualitas 1000-1300), pada beberapa kasus, lem yang dibeli
produk menjadi turun, khususnya terjadi kecacatan tidak memenuhi standar kekentalan lem, dan
berupa unstuck. menyebabkan kertas menjadi basah dan mudah
rusak. Bahan baku kedua, yaitu dari sisi kertas
Machine papertech, dimana akar masalah yang dapat
menyebabkan kualitas kertas yang buruk, adalah
Faktor kecacatan kedua adalah dari segi mesin atau dari segi kelembaban, dimana standar kelembaban
machine, pada tahapan produksi paper core, yang dibutuhkan perusahaan adalah 7.
terkadang ada mesin yang mengalami error berupa Ketidaksesuaian dengan kelembaban ini, dapat
tersangkut atau stuck, sehingga dapat menyebabkan terjadi pada saat pengadaan barang dari vendor
kertas yang sedang berjalan akan terhambat, dan (barang datang sudah dengan kondisi lembab), atau
kemudian putus. Kertas yang putus ini sebenarnya kelembapan akibat penyimpanan bahan baku yang
dapat dilakukan penyambungan kembali, namun terlalu lama di gudang, sehingga menyebabkan
hasil dari penyambungan ini cenderung kertas menjadi lebih lembab.
menghasilkan kualitas produk yang buruk, yaitu
tidak simetris dan tidak silindris, sehingga kejadian Fase Improve
dari mesin ini akan menyebabkan naiknya potensi
dari kecacatan unstuck dapat terjadi. Pada fase ini merupakan tahapan improve, yang
setara dengan tahapan untuk melakukan
Measurement perancangan usulan perbaikan, terhadap akar
penyebab masalah yang telah didapatkan pada fase
Pada faktor measurement, didapati fakta bahwa sebelumnya. Dalam menentukan solusi pemecahan
potensi penyebab kecacatan unstuck, disebabkan masalah juga diperhatikan aspek feasibility dan
oleh tidak adanya proses inspeksi bahan baku, kesesuaian konteks dalam perusahaan (verifikasi
khususnya untuk bahan baku lem, yang mana untuk dan validasi), sehingga saran yang diberikan, tidak
melakukan produksi paper core yang baik dan sesuai hanya secara teoritis, namun secara praktik dapat
standar perusahaan, diperlukan lem dengan diaplikasikan untuk perbaikan proses dalam
254
Dikman et al./Analisis Penurunan Tingkat Kecacatan untuk Produk Paper Core…/Jurnal Titra, Vol. 11, No. 2, Juli 2023, pp. 249–256
produksi yang lebih baik, sehingga akan menguji kekentalan lem dan kelembaban kertas.
meminimalisir adanya work in process dalam proses Perusahaan juga dapat membuat kesepakatan
produksi, yang harus disimpan pada inventory atau dengan vendor bahan baku untuk memastikan
gudang perusahaan, lebih jauh, diharapkan kualitas yang diinginkan. Terakhir, perencanaan
perusahaan dapat menerapkan prinsip produksi just- produksi yang lebih baik dengan prinsip just-in-time
in-time, yang merupakan sebuah prinsip dalam dapat mengurangi masalah kelembaban bahan baku
produksi manufaktur, yang mana dalam melakukan dengan mengontrol tingkat kelembaban di gudang
produksi, perusahaan hanya akan melakukan pada dan melakukan pengawasan rutin.
saat ada permintaan dari konsumen, dengan begitu,
biaya dan barang pada inventory dapat ditekan Daftar Pustaka
sehingga tidak ada penumpukan material, yang
dapat menyebabkan kerusakan pada material, 1. Kołakowski, Z., Szewczyk, W., Bieńkowska, M. J.,
khususnya kertas. Selanjutnya, untuk penumpukan and Czechowski, L. New Method for Evaluation of
material yang tidak bisa dihindarkan, usaha yang Radial Crush Strength of Paper Cores.
dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan Mechanika, 24(2), 2018.
melakukan controlling terhadap tingkat kelembaban 2. Saniuk, A., and Waszkowski, R. Make-to-order
manufacturing - new approach to management of
ruangan pada gudang, dengan melakukan
manufacturing processes. IOP Conference Series:
controlling rutin, dan mengecek apakah ruangan Materials Science and Engineering, 2016.
terlalu lembab atau tidak, sehingga dapat 3. Dhafr, N., Ahmad, M., Burgess, B., and
meminimalisir kerusakan bahan baku. Canagassababady, S. (2006). Improvement of
quality performance in manufacturing
Simpulan organizations by minimization of production
defects. Robotics and Computer-integrated
Proses pengendalian kualitas produk di PT. X perlu Manufacturing, 22(5–6), 2006, pp. 536–542.
ditingkatkan karena kecacatan pada proses grinding, 4. Alghamdi, H., and Bach, C. Quality As
coating, dan polishing pada produksi produk paper Competitive Advantage. International Journal of
core mencapai 20% dari total produksi. Analisa Management and Information Technology, 8(1),
2013, pp. 1265–1272.
dengan metodologi DMAIC mengidentifikasi
5. Breyfogle, F. W., and Gardner, M. M.
kecacatan unstuck sebagai penyumbang terbesar Implementing Six Sigma: Smarter Solutions
kecacatan tersebut. Terdapat empat faktor utama Using Statistical Methods. Technometrics, 42(3),
yang menyebabkan kecacatan ini, yaitu kesalahan 2000, p. 309
dalam mesin, kertas putus, proses inspeksi bahan 6. Juran, J. M. Quality-Control Handbook. Journal
baku, dan kualitas lem dan kertas papertech. Setelah of the American Statistical Association, 47(258),
menggunakan fishbone diagram, akar masalah 1952, p. 317
untuk faktor-faktor tersebut teridentifikasi. Untuk 7. Smith, G. R. The meaning of quality. Total Quality
kesalahan dalam mesin, akar masalahnya adalah Management, 4(3), 1993, pp. 235–244.
kesalahan pekerja dalam menentukan derajat 8. Assauri, S. Manajemen Produksi dan Operasi,
pemotongan kertas pada proses cutting. Faktor Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2008.
kertas putus disebabkan oleh anomali mesin error
9. Gasperz, and Vincent. Total Quality Control, PT.
yang tidak dapat diprediksi. Faktor inspeksi terjadi
Gramedia Pustaka Utama, 2005.
karena tidak adanya proses dan SOP inspeksi bahan 10. Subagyo, I. E., Saraswati, D., Trilaksono, T., and
baku yang jelas dan terdokumentasi. Faktor kualitas Kusmulyono, M. S. Benefits And Challenges Of
bahan baku kertas dipengaruhi oleh penyimpanan Dmaic Methodology Implementation In Service
yang lama di gudang dan pengadaan bahan baku lem Companies: An Exploratory Study. Jurnal
yang tidak sesuai dengan standar kekentalan yang Aplikasi Manajemen, 18(4), 2020, pp. 814–824.
dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah ini, 11. Western Container Corporation, What are
perusahaan dapat mengambil langkah-langkah Paper Cores?, n.d. retrieved from
berikut. Pertama, melakukan pencatatan derajat ttps://www.westerncontainercorp.com/what-
pemotongan kertas pada masing-masing ukuran are-paper-cores.html on 05 June 2023.
untuk menjalankan proses penentuan derajat secara 12. Iqosdirectory, Paper Tube: What Is It? How Is It
Made? Types, Uses, n.d. retrieved from
objektif dan terdokumentasi. Kedua, melakukan
https://www.iqsdirectory.com/articles/cardboard-
analisa terhadap mean time between failure (MTBF) tube/paper-tube.html on 05 June 2023.
pada mesin untuk memprediksi periode mesin yang 13. Daniel, D. D, Nurutami, S. D., and Daulay, I. N.
berpotensi mengalami kegagalan. Ketiga, membuat Analysis Maintenance Reliability Terhadap
standar operasional prosedur (SOP) untuk inspeksi MTBF (Mean Time Between Failures) Facilities
bahan baku dan menggunakan alat pengetesan pada Industri Pulp & Paper. Jurnal Ekonomi
seperti viscometer dan paper moisture meter untuk Universitas Riau, 2014, 21(04), p. 8707.
256