Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research aims to gain an overview of the underlying aspects of communication in Niknik Kountoro’s novel
of “Di Balik Kerling Saatirah” and to explain the deviations by the characters, thus, there is no communication
based on Habermas’s theory. This research uses descriptive method that is understanding and interpreting the
novel content. this research begins with a reading text to understand the contents of the text. The understanding
is directed to the fundamental communication aspects of the novel. At the end, the author adjusts the validity
of the claims according to Habermas’s communication acts theory. The results of the research indicates that
the communication acts in this novel raises several aspects, namely aspects of domination, emotion, violence,
and ideology. These aspects cause that communication does not work properly. Deviation has been done by the
protagonist and antagonist. Saatirah as the protagonist has made a deviation from the claim of honesty. Andro
as the antagonist has deviated from four claims of Habermas’s theory of communication acts, such as truth,
accuracy, honesty, and comprehensive.
Keywords: Habermas; communication acts; deviations; and claims
Abstrak
Tulisan ini bertujuan memperoleh gambaran tentang aspek-aspek yang mendasari komunikasi dalam novel
“Di Balik Kerling Saatirah” karya Niknik, M. Kuntoro dan menjelaskan penyimpangan yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh, sehingga tidak terjalin komunikasi berdasarkan teori tindakan komunikasi Habermas. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif, yaitu memahami dan menginterpretasi isi novel. Penelitian ini diawali
dengan pembacaan teks untuk memahami isi teks tersebut. Pemaparan diarahkan pada aspek-aspek yang
mendasari komunikasi dalam novel tersebut. Pada tahap akhir, penulis menyesuaikan keabsahan klaim sesuai
teori tindakan komunikasi Habermas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan komunikasi dalam
novel memunculkan beberapa aspek, yaitu aspek dominasi, aspek emosi, aspek kekerasan, dan aspek ideologi.
Aspek-aspek tersebut menyebabkan komunikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Penyimpangan telah
dilakukan oleh toko protagonis dan antagonis. Saatirah sebagai tokoh protagonis telah melakukan penyimpangan
terhadap klaim kejujuran. Andro sebagai toko antagonis telah melakukan penyimpangan terhadap empat klaim
teori komunikasi Habermas, yakni: kebenaran, ketepatan, kejujuran, dan komprehensif.
Kata kunci: Habermas; tindakan komunikasi; penyimpangan; dan klaim
173
Sawerigading, Vol. 23, No. 2, Desember 2017: 173—182
174
Andi Herlina: Penyimpanan Tindakan Komunikasi ...
2012: 93), menemukan hubungan erat antara proses komunikasi adalah terdapatnya gangguan
rasio dan bahasa. Dengan fungsi komunikatifnya, dan kalau ditelisik lebih dalam, mereka
rasio tidak berorientasi pada sasaran, tetapi pada sebenarnya berada dalam kesalahpahaman.
upaya saling memahami (mutual- understanding) Lebih dari itu, interpretasi Habermas tentang
antara satu orang dengan yang lainnya. psikoanalisis sebagai salah satu komponen
Sekaitan dengan hal itu, penulis tertarik bagi teori kecakapan komunikatif digunakan
untuk mengemukakan aspek dan penyimpangan untuk mempertemukan pendapat Gadamer
tindakan komunikasi yang terdapat pada dan Frued. Hal ini memampukannya menolak
novel tersebut dikaitkan dengan teori tindakan klaim hermeneutika atas universalitas dengan
komunikasi Habermas. Tulisan ini bertujuan mengidentifikasikan kondisi-kondisi psikologis
untuk memperoleh gambaran tentang aspek– dan pada akhirnya aksi teoritis yang melatih
aspek yang mendasari komunikasi dalam novel kemampuan komunikatif ini hanya dapat
dan menjelaskan penyimpangan yang dilakukan diperbaiki, namun tidak dapat dijelaskan oleh
oleh tokoh-tokoh, sehingga tidak terjalin refleksi hermeneutik (wordpress, 2008).
komunikasi. Adapun manfaat yang diharapkan Diskursus secara sederhana dapat
agar tulisan ini menjadi salah satu referensi diartikan sebagai perbincangan atau pewacanaan
pengkajian karya sastra. terhadap problem tertentu secara rasional
dan reflektif. Diskursus dilakukan untuk
KERANGKA TEORI memenuhi kemungkinan terjadinya konsensus
Berbicara tentang komunikasi, akan (kesepahaman). Diskursus untuk mencapai
merujuk pada kesepahaman makna yang konsensus atas klaim kebenaran disebut
disampaikan oleh pemberi pesan (komunikator) diskursus teoretis, sedangkan untuk mencapai
dengan penerima pesan (komunikan). konsensus atas klaim ketepatan disebut diskursus
Komunikasi tersebut menggunakan bahasa praktis. Diskursus untuk mencapai konsensus
sebagai medianya. Komunikasi tersebut tidak atas klaim komprehensibilitas disebut diskursus
dapat terjadi tanpa ada kesamaan makna eksplanatif.
antara komunikator dengan komunikan. Aksi komunikasi adalah sebuah bentuk
Agar komunikasi dapat berhasil, orang harus interaksi yang tingkat keberhasilannya tergantung
berbicara dengan jelas, benar, jujur, dan pada kedua belah pihak yang berinteraksi dalam
betul, sehingga hubungan antarmanusia yang mencapai persetujuan/kesepakatan dan saling
betul-betul rasional dan bebas tetap dapat pengertian atau hubungan antara subjek dengan
berlangsung. Sebagai contoh, seseorang berasal subjek (dialogis) dan bukan hubungan rasionalitas
dari Surabaya, pertama kali menginjakkan kaki sasaran (monologis). Pada komunikasi dialogis,
di Makassar. Ia bertanya kepada polisi tentang masing-masing pihak berperan aktif. Semua
jalan menuju benteng Somba Opu. Orang itu pihak mengambil alih peran orang lain,
dapat berkomunikasi dengan polisi jika dengan sehingga terjadi hal yang disebut Mead “ideal
jelas mengatakan bahwa ia tidak tahu, dan role-taking.”Pada komunikasi dialogis, saling
memang berkata benar, sesuai yang akan dia pengertian dapat tercapai, sehingga Habermas
katakan. Ia jujur bahwa ia orang Surabaya dan menamakannya rasionalitas komunikatif.
wajar jika tidak tahu jalan di Makassar. Teori tindakan komunikasi Habermas terbagi
Dalam dunia komunikasi tentu banyak menjadi; filsafat seni pembicaraan (speech-act
sekali faktor yang menjadikan proses komunikasi philosophy), sosiolinguistik, dan khususnya
menjadi terdistorsi. Pola-pola komunikasi yang dari ide keterlibatan percakapan (the idea
kelihatannya normal, kata Habermas, bisa of conversational implicature)(Suhartono/
terdistorsi secara sistematis. Sebuah fenomena teori habermas/Teori Kritis Habermas_Satuan
ketidaksadaran para pelaku komunikasi dalam Pemeriksa Internal.htm)
175
Sawerigading, Vol. 23, No. 2, Desember 2017: 173—182
176
Andi Herlina: Penyimpanan Tindakan Komunikasi ...
177
Sawerigading, Vol. 23, No. 2, Desember 2017: 173—182
lahirnya kekerasan dalam rumah tangga. kenyataan sebenarnya dengan reaksi yang
Kekerasan itu berwujud pelecehan, baik dalam ditunjukkan oleh Andro. Dalam komunikasi
bentuk kata-kata maupun fisik. Streotipe Habermas, hal ini menyebabkan tidak ada
terhadap wanita yang dilakukan Andro sering kesepakatan antara dunia alamiah dengan
menyebut Saatirah sebagai orang kampung, objektivitas.
orang yang tidak sopan, tidak santun berbahasa, 1.4 Aspek Ideologi
dan tidak pakai otak. Padahal, tokoh Saatirah Saatirah tidak mampu mengungkapkan
secara intelektual memiliki pendidikan Doktoral. rasa tidak sukanya terhadap kekerasan seksual
Selain itu, ia juga berprofesi sebagai dosen yang yang tidak menyenangkan bagi dirinya karena
merupakan representasi seorang wanita modern ingin melaksanakan nasihat Emak. Hal ini
yang banyak memiliki aktivitas di ruang publik. tergambar pada kutipan berikut.
Dengan menyebutnya sebagai orang kampung,
hal ini merupakan pelecehan terhadap profesi “Kekuatan itu kuperoleh dengan sadar,
senyata-nyatanya, akhirnya aku berkompromi
dan keilmuannya.
dengan diriku sendiri, bila Mas Andro meminta
Selain melakukan pelecehan dengan kata- hal itu lagi,’kan kuizinkan dan kupersilahkan
kata, Andro juga melakukan kekerasan fisik dan menyewa tubuhku untuk sebuah fantasi liar
seksual terhadap Saatirah, seperti yang terdapat yang menari-nari di alam kelelakiannya.
pada kutipan berikut. Terbayang saat Emak menasehatiku”Saatirah,
“Sudah bisa ditebak. Setelah Susan pulang engkau adalah turunan menak (priyayi) Sunda.
dengan kemarahan yang tidak beralasan, Seorang istri menak haruslah sabar dan patuh
malam itu Mas Andro marah besar. Kata- pada suami, mengagumi keperkasaannya,
kata kasar kuterima. Pukulan demi pukulan memaklumi kelemahannya, pasrahlah, dan
menghantam tubuhku. Tendangan demi turutilah kehendak suamimu...! (M.Niknik,
tendangan melayang ke tubuhku. Juga, 2010: 163).”
siraman air mengguyur tubuhku yang terluka. Salah satu hal yang membuat Saatirah
Perih. Letih. Legam. Memar. Tak cukup. rela menerima pelecehan yang dilakukan
Tak puas. Tidak itu saja yang dilakukan.
oleh Andro adalah menyakini bahwa seorang
Di sela-sela rintihanku menahan sakit, Mas
Andro menindihku. Meraup kenikmatan istri harus ikhlas dan bersedia berkorban
di atas deritaku. Kudengar samar-samar demi membahagiakan suami. Keadaan ini
ia memanggil-manggil nama perempuan menyebabkan ia harus rela diperlakukan seperti
yang amat kubenci, perempuan yang ketika seorang pelacur yang harus melayani tamunya,
namanya disebut, langsung menyobek-nyobek meskipun hatinya tidak rela. Sebagai seorang
hatiku. Shintia (M.Ninik, 2010: 163).” istri, ia berkewajiban memahami dan menerima
Andro representasi dari seorang suami setiap kondisi suaminya. Konsekuensinya adalah
yang seharusnya menjaga kehormatan dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Andro
melindungi istrinya. Pada awalnya Andro sosok harus diterima sebagai bentuk pengabdiannya
suami yang selalu melindungi dan mendukung sebagai istri. Sebagai seorang berpendidikan,
karir istrinya. Namun, semuanya berubah saat ia Saatirah dapat saja melakukan perlawanan
berhubungan dengan Shintia. Perbuatan Andro kepada suaminya dengan melaporkannya ke
terhadap Saatirah merupakan pelampiasan pihak berwajib, namun ia berpegang pada
kemarahannya karena menganggap istrinya paham terhadap eksistensi seorang menak
berselingkuh. Perbuatan Andro yang melakukan yang menempatkan seorang perempuan yang
pelecehan kepada istrinya merupakan refleksi sudah menikah sebagai objek penderita dalam
dari ketidakmampuan Andro untuk mengakui pernikahan. Enferioritas Saatirah menjadikannya
perselingkuhannya dengan Shintia. Realitas sebagai perempuan yang seolah tidak memiliki
ini menunjukkan tidak ada kesesuaian antara kekuatan. Doktrin yang telah ditanamkan oleh
178
Andi Herlina: Penyimpanan Tindakan Komunikasi ...
179
Sawerigading, Vol. 23, No. 2, Desember 2017: 173—182
180
Andi Herlina: Penyimpanan Tindakan Komunikasi ...
adanya penyimpangan pada klaim ketepatan menguntungkan kedua belah pihak. Andro
karena Andro sebagai bagian dari masyarakat melakukan penipuan agar dapat memenuhi
tidak mematuhi norma yang berlaku. Akibatnya, tuntutan Shintia. Hubungan Andro dengan Shintia
setiap kali Saatirah berusaha menyadarkannya, telah menjadi penyebab Andro meninggalkan
justru dianggap sebagai pembangkangan seorang kewajibannya sebagai suami. Ia seharusnya
istri. menjaga keselamatan dan kehormatan keluarga,
bukan sebaliknya membuat rumah tangganya
4) komprehensif (comprehensibility) hancur karena keegoisannya.
Penyimpangan terhadap klaim kejujuran, Dalam sebuah interaksi, komunikasi dapat
kebenaran, dan ketepatan menyebabkan dikatakan sukses apabila kedua belah pihak
komunikasi yang terjadi antara Saatirah berada pada posisi yang menguntungkan. Tidak
dengan Andro tidak terjalin dengan baik. ada salah satu pihak yang dirugikan. Saatirah
Hal itu terungkap ketika ia telah menyesali sebagai orang yang dirugikan karena pandangan
perbuatannya pada istrinya. Tindakan Andro terhadap peran sebagai istri yang ideal membuat
yang memanipulasi kenyataan bahwa Saatirah dirinya menjadi lemah dan tidak berdaya
berbuat untuk menyelamatkan dirinya, justru dihadapan suaminya dan Andro mendominasi
mengintimidasi Saatirah dengan mengatakan dalam rumah tangga. Akibat ketidakjujuran,
bahwa ia telah membuat malu, hanya ketidakjelasan dan ketidaktepatan dalam
menginginkan harta, dan berasal dari kampung komunikasi menyebabkan secara keseluruhan
yang tidak tahu-menahu, seperti yang terungkap potensi untuk terjalinnya komunikasi menjadi
pada kutipan berikut. buntu. Komunikasi yang buntu menyebabkan
“Oh ya, Rah. Aku merasa berdosa padamu dan tokoh-tokoh keluar dari jalur untuk mencapai
anak-anak. Hasil penjualan tanah yang kita jual kesepahaman dan kesepakatan antara dua belah
pada Didit dan Susan tanpa sepengetahuanmu pihak. Akibat dari kebuntuan komunikasi,
kugunakan untuk membeli rumah dan mobil terjadilah praktek kekerasaan dan pemaksaan
Shintia. Maaf, waktu itu dia mendesak aku kehendak sebagai orang yang superior. Ia telah
agar permintaannya dikabulkan. Aku juga memanfaatkan sikap Saatirah.
merasa bersalah karena telah menutup mata,
pura-pura tidak tahu saat Teh Wati menagih
PENUTUP
utangmu. Seharusnya aku sadar, kamu
melakukan semua ini demi aku, demi utang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kartu kreditku yang membengkak. Semoga tindakan komunikasi dalam novel “Di Balik
kamu ikhlas. Sebagai penggantinya, kuberikan Kerling Saatirah” memunculkan beberapa
semua harta yang kita miliki untukmu dan aspek, yaitu aspek dominasi, aspek emosi, aspek
anak-anak (M.Niknik, 2010: 180).” kekerasan, dan aspek ideologi. Aspek-aspek
Teks tersebut menunjukkan bahwa inilah yang menyebabkan komunikasi tidak
Andro telah mengingkari fakta bahwa hal berjalan sebagaimana mestinya.
yang dilakukan oleh Saatirah hanyalah untuk Novel ini mencerminkan gambaran
menyelamatkan keluarganya. Tuntutan Shintia komunikasi gagal karena tidak mencapai
membuat hasil penjualan tanah yang seharusnya kesepahaman dan kesepakatan. Di antara tokoh-
dibagi dua, justru digunakan untuk membeli tokoh dalam novel, tidak tercapai interaksiyang
rumah dan mobil. Pada kutipan tersebut, Andro saling menguntungkan antara dua pihak dan
telah melakukan penipuan. Ia seolah-olah telah yang ada adalah pihak yang dirugikan. Hal ini
menemukan solusi terbaik buat dirinya dan disebabkan adanya penyimpangan terhadap
Saatirah. klaim–klaim yang mendukung komunikasi
Apabila dikaitkan dengan tindakan menurut Habermas. Dalam novel tersebut,
komunikasi Habermas, perbuatan Andro penyimpangan telah dilakukan oleh tokoh
181
Sawerigading, Vol. 23, No. 2, Desember 2017: 173—182
protagonis dan antagonis. Saatirah sebagai tokoh Ayu, Aning Kusumawati. (2012). Cerpen
protagonis telah melakukan penyimpangan Gendhis karya Abidah El Khaliqy
terhadap klaim kejujuran. Hal ini dilakukan dalam Perspektif Tindakan Komunikasi
karena ia ingin menjadi istri yang ideal, Harbemas. Widyaparwa.Volume 40, No. 1,
namun pada akhirnya ternyata tidak sanggup Jurnal Ilmiah kebahasaan dan Kesastraan.
mewujudkannya. Hardiman, F.Budi. (2009). Menuju Masyarakat
Tokoh Andro adalah representasi Komunikasi.Yogyakarta:Kanisius.
penyimpangan terhadap empat klaim teori Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian
tindakan komunikasi Habermas, yakni: Kualitatif, Bandung: PT Rosda.
kebenaran, ketepatan, kejujuran, dan Niknik, Kuntoro. 2010, Di Balik Kerling
komprehensif. Hal ini terjadi karena sejak Saatirah, Jakarta: Grasindo.
awal Andro telah mendominasi dalam rumah Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian
tangganya. Andro telah melakukan manipulasi Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada
fakta agar keinginannya tercapai. Pelanggaran University Press.
norma sosial yang dilakukan oleh Andro Rafiek, 2010. Teori Sastra: Kajian Teori dan
berusaha dibenarkan dengan cara memosisikan Praktik. Bandung: Refika Aditama.
Saatirah menjadi orang yang bersalah dengan Rhina. Judul, Diambil dari http: //repository.
jalan menjatuhkan mentalnya. Saatirah unej.ac.id/handle/123456789/65200rhina.
merespon dengan mengeluarkan kata-kata (diakses pada tanggal 16 Maret 2017).
kutukan. Pelanggaran keempat klaim oleh kedua Suhartono. http: //teori habermas/Teori Kritis
tokoh menyebabkan komunikasi tidak terjalin Habermas_Satuan Pemeriksa Internal.
sebagaima mestinya. htm.Diakses pada tanggal 15 Maret 2017.
Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik, sebuah
DAFTAR PUSTAKA Metode Filsafat, Edisi Revisi. Yogyakarta:
Anonim.https://moxeeb.wordpress. Kanisius.
com/2008/04/30/hermeneutika-kritis-
habermas/30Apr 2008. Diakses 2 April
2017.
182