You are on page 1of 7

Adjektiva

Educational Languages and Literature Studies

VOLUME 2 No. 2 (September 2019) Page 70-76

Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya


Karya Syafruddin Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
Indah Anitasari, Meita Setyawati, Jaka Farih Agustian
Universitas Mulawarman
Universitas Mulawarman
Universitas Mulawarman
Email: indahanitasari471@gmail.com

ABSTRACT
The research on the Digdaya novel by Syafruddin Pernyata aims to describe the characters
and characterizations as well as social conflicts that occur in society. Characters and
characterizations, namely Mustaqim, Fajar Kelana, and Bunga Nirwana as the main characters and
there are 36 additional characters, Mustaqim has a protagonist character, Fajar Kelana has a
tritagonist character and Bunga Nirwana has a protagonist character. The results of the Digdaya
novel research can be concluded that the form of social conflict leads to a dispute or conflict
between two forces, namely an argument between Fajar Kelana and his lover Bunga Nirwana
because Fajar asked to marry secretly but Bunga refused. The cause of social conflict occurs
because of the difference in interests between Fajar Kelana and Mustaqim, hearing the requirements
that must be met, according to him, these requirements are unreasonable, causing
misunderstandings between characters. Resolution of conflict of consciousness between characters
to forgive each other through WhatsApp messages sent by Fajar Kelana character. The impact of
social conflict leads to the effects of disputes, namely personality changes. Fajar lived a happy life
and managed to get his dream lover, Bunga Nirwana..

Keywords: novel, characters and characterizations, sociology of literature, social conflict

Di dalam kehidupan konflik menjadi


PENDAHULUAN
sesuatu yang positif bagi kebersamaan apabila
Konflik (conflict), yang notabene adalah
tidak berlangsung secara berkepanjangan tidak
kejadian yang tergolong penting akan berupa
adanya suatu penyelesaian. Ada beberapa bentuk
peristiwa fungsional utama dalam
dan kemungkinan arah penyelesaian konflik yaitu
mengategorikan. Konflik merupakan unsur
penghapusan dasar konflik, kemenangan satu
esensial dalam pengembangan plot sebuah teks
pihak atas penerimaan kekalahan oleh pihak lain,
fiksi (Nurgiyantoro, 2019:179). Kemampuan
kompromi, perdamaian, atau bahkan
pengarang untuk memilih dan membangun
ketidakmampuan untuk berdamai.
konflik melalui berbagai peristiwa baik aksi
Ada beberapa faktor kompleks terjadinya
maupun kejadian akan sangat menentukan kadar
konflik mulai dari kekuatan etnis, kelas sosial,
kemenarikan, cerita yang dihasilkan.
ketidaksetaraan, kesempatan politik. Konflik
Seperti kebanyakan, konflik tidak pernah
sendiri sifatnya dinamis sewaktu-waktu dapat
luput dari mata dan pendengaran kita. Konflik
memicu konflik yang kian meluas, tetapi juga
selalu terjadi di dunia, dalam sistem sosial yang
dapat berhenti seketika, tergantung pada tingkat
bernama negara, bangsa, organisasi, dan bahkan
kekerasan, tipe kekerasan, yang ada didalam
dalam sistem sosial yang bernama keluarga dan
konteks wilayah konflik.
pertemanan sehingga konflik terjadi di masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
Indah A., Meita S., Jaka F.A. - Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya Karya Syafruddin
Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
Dalam kajian sosiologi sastra ingin kepercayaan diri seorang Fajar Kelana. Dia tak
mengaitkan penciptaan karya sastra tentang menyangka bahwa untuk bertamu saja sudah tidak
bagaimana masyarakat menyesuaikan diri dengan boleh apalagi menjadikan Bunga Nirwana sebagai
lingkungannya, mekanisme sosialisasi, proses tunangannya.
pembudayaan yang menempatkan anggota Novel Digdaya ini menceritakan
masyarakat ditempatnya masing-masing. Seperti bagaimana konflik antar tokoh Fajar Kelana
halnya sosiologi sastra juga berurusan dengan mengajak kekasihnya Bunga Nirwana untuk
masyarakat, usaha manusia untuk menyesuaikan melakukan kawin lari karena restu orang tua dari
diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat, pihak perempuan namun kekasihnya tidak
perbedaan antara sosiologi dan novel adalah menyetujui hal tersebut.
sosiologi melakukan analisis ilmiah yang objektif Penelitian ini dilakukan dengan rumusan
mengenai keadaan yang sebenarnya, sedangkan masalah dan tujuan untuk mengetahui nilai-nilai
novel menyusup permukaan kehidupan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang akan
mengungkapkan cara-cara manusia menghayati meliputi bentuk konflik, penyebab konflik, proses
masyarakat dengan perasaan tentang hubungan penyelesaian serta keadaan sosial masing-masing
manusia dengan keluarganya, lingkungannya, tokoh yang terlibat dalam novel Digdaya karya
politik, negara dan sebagainya (Damono, 2020: Syafruddin Pernyata. Ada beberapa alasan
6). mendasar yang diulas penulis. Pertama, Penulis
Karya sastra adalah ungkapan yang beranggapan objek ini sangat menarik untuk
diciptakan oleh pengarang dengan menggunakan diteliti dan dianalisis mengingat novel ini sangat
seperangkat tertentu, untuk menampilkan masa inspiratif, karena disetiap alur ceritanya
sosial dalam dunia rekaannya lengkap dengan memotivasi dan mengajarkan kesuksesan dengan
kesadaran dan tujuannya. Sastra karya pengarang ilmu kedigdayaan yaitu kekuatan pikiran dan
besar melukiskan kecemasan, harapan, dan kekuatan hati nurani. Kedua, dalam novel Digdaya
aspirasi manusia untuk mengukur tanggapan penulis memandang adanya konflik sosial yang
manusia terhadap kekuatan sosial (Damono, terjadi pada kekuasaan ayah melindungi
2020: 31). kehormatan putrinya sehingga terjadi perbedaan
Novel Digdaya merupakan novel kedua kepentingan.
belas Syafruddin Pernyata. Sebelumnya Jenis penelitian yang digunakan dalam
Syafruddin Pernyata menulis novelnya yang penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
berjudul Aku mencintaimu Shanyuan. Novel menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data
Syafruddin Pernyata yang berjudul Aku yang digunakan di dalam peneltian ini adalah
mencintaimu Shanyuan ini merupakan novel berupa kutipan-kutipan novel yang berkaitan
karya keduanya mengisahkan pertentangan dengan masalah di dalam novel Digdaya. Sumber
keyakinan dan etnis budaya China, sedangkan data primer yang digunakan dalam penelitian ini
novel Digdaya merupakan novel yang akan adalah novel Digdaya karya Syafruddin Pernyata.
dibahas peneliti. Novel ini berkisah tentang Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri
adanya kekuasaan seorang ayah melindungi berbekal seperangkat konsep dari teori yang
putrinya dari kehormatannya. Berawal dari berhubungan dengan masalah yang ada. Teknik
seorang Fajar kelana yang mempunyai latar pengumpulan data adalah teknik membaca dan
belakang sebagai anak orang kaya yang mencatat. Teknik analisis data yaitu reduksi data,
mempunyai usaha tekstil di Samarinda. Niat hati penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
seorang Fajar yang merasa bahwa dirinya adalah
bersikap lelaki terhadap calon mertuanya yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
Mustaqim. Fajar Kelana terlalu percaya diri
disangkanya hidup berlatar belakang keluarga Berkaitan dengan rumusan masalah hasil
kaya menjadi kunci agar bisa masuk ke dalam penelelitian ini mendeskripsikan (a) tokoh dan
kehidupan Mustaqim. Mustaqim memberi penokohan novel Digdaya serta (b) bagaimana
tanggapan “Berlayarlah dulu engkau ke banyak konflik yang terjadi di masyarakat dalam novel
negeri. Ilmu yang ada padamu kuanggap belum Digdaya karya Syafruddin Pernyata, berikut
cukup untuk menjadi suami Bunga Nirwana. pembahasan pada penelitian ini.
Jangan engkau datang ke sini sebelum
mendapatkan ilmu dari para petinggi di tiga bukit Tokoh dan Penokohan
dan gunung, para sesepuh di tiga lembah dan Tokoh utama dalam novel Digdaya karya
sungai, para jawara di tiga air terjun, para pelaut Syafruddin Pernyata adalah Fajar Kelana,
tangguh di tiga pesisir.” Itulah jawaban terhadap Mustaqim, dan Bunga Nirwana. Fajar Kelana,

71
Indah A., Meita S., Jaka F.A. - Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya Karya Syafruddin
Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
Mustaqim dan Bunga Nirwana disebut sebagai Mustaqim merupakan lelaki yang tegas
tokoh utama karena tokoh tersebut paling sering dalam melindungi putrinya. Mustaqim berhati
muncul di setiap alur cerita. Selain itu, tokoh ini lembut, ia selalu kuat dan sabar dalam menghadapi
terlibat di dalam konflik, serta paling banyak berbagai cobaan dan musibah kehidupan.
berinteraksi dengan tokoh lain membutuhkan Mustaqim merasa iba terhadap musibah yang
waktu peceritaan yang banyak. terjadi menimpa korban lainnya, sehingga ia tak
mampu menahan air matanya.
Fajar Kelana
Fajar digambarkan sebagai seorang yang Bunga Nirwana
selalu percaya diri. Fajar Kelana merasa bahwa Bunga Nirwana merupakan tokoh utama
dirinya sudah pantas untuk mendapat Bunga karena tokoh yang paling banyak diceritakan,
Nirwana ia datang kepada Mustaqim untuk tokoh ini memiliki watak protagonis. Bunga
mengenalkan diri. Dia pun menjelaskan bahwa Nirwana memiliki paras cantik ia sosok pekerja
sudah setahun menjalin hubungan dengan Bunga keras dan tidak mudah menyerah.
Nirwana. Bunga Nirwana merupakan perempuan
Fajar memiliki watak selalu berburuk cerdas, dan tegas sehingga ketika kekasihnya
sangka sehingga ia kecewa, ketika mendengar mengajak untuk melakukan pernikahan secara
tanggapan ayah Bunga Nirwana, sehingga Fajar diam-diam ia pun menolak dan menasehati
Kelana berniat untuk menculik Bunga Nirwana kekasihnya, dengan kelembutan dan pemaafnya
akibat rasa kecewanya terhadap ayah Bunga bunga ia pun memaaf kan kekasihnya yang telah
Nirwana yaitu Mustaqim. Ketika fajar melakukan kesalahan dan bersikeras menolak
mengajukan pernyataan untuk melakukan permintaan kekasihnya untuk menikah diam-diam.
pernikahan diam-diam, bunga pun menolak dan
kecewa dengan sikap fajar yang dianggapnya Latar Belakang Sosial Budaya
salah sehingga bunga pun memintanya untuk Berdasarkan latar belakang sosial Budaya
pergi dan meninggalkannya. Fajar Kelana merasa terdapat 5 kutipan dalam novel Digdaya yang
kaget dan makin kecewa ketika melihat menunjukan kebudayaan masyarakat khas Bugis
kekasihnya sedang pergi bersama laki-laki lain Bone:
sontak membuat fajar pun emosi dan mulai Terdapat Falsafah hidup dalam orang
mencari cara untuk mendapatkan bunga dengan Bugis:
melakukan ke berbagai kota untuk mencari ilmu Bukan begitu. Bangsa yang besar bangsa
sesuai yang diinginkan oleh mustaqim. Ketika yang menghargai sejarah dan budayanya. Ke Balla
fajar telah memahami maksud dan tujuan Lompoa bukan untuk mencari ilmu untuk
mustaqim dalam perkataannya untuk mencari melumpuhkan atau mengalahkan ilmu ayah Bunga
ilmu ke para petinggi, fajar pun menyadari bahwa Nirwana. Kita ke sana rekreasi sambil belajar
dirinya tak lebih dari pemuda lebay, mau menang budaya. Aku penasaran dengan falsafah hidup
sendiri dan menganggap bahwa gelar sarjana dan orang Bugis, Mandar, Makassar yang disebut
berkecukupan harta adalah segalanya, sehingga ‘Tallu Cappa’. Kamu tahu itu?” (halaman 80
setelah menyadari bahwa dirinya salah fajar pun paragraf 1)
memulai dengan kesadaran dalam diri Fajar
Kelana bahwa seorang yang bijaksana dalam Berdasarkan kutipan percakapan halaman
menggunakan ilmu yang dimilikinya dapat 80, menunjukkan falsafah hidup orang Bugis
menciptakan kedamaian bagi dirinya sendiri dan ‘Tallu Capa’ adalah wasiat atau pesan orang-orang
orang lain serta tetap rendah hati kepada siapa Bugis, yang berarti ujung lidah berkaitan dengan
saja. kecerdasan dalam persoalan dan mengetahui benar
akibatnya.
Mustaqim Terdapat alat badik yang menunjukan
Mustaqim adalah tokoh utama sebagai pedang ciri khas dari masyarakat Bugis Bone.
ayah Bunga Nirwana karena tokoh sering muncul Sementara itu Badik Bugis disebut kawali,
pada cerita selain itu tokoh Mustaqim merupakan seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong
salah satu pelaku dalam konflik. Mustaqim (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah)
memiliki watak protagonis, karena berperilaku yang pipih, bagian ujung agak melebar serta
rendah hati meskipun ia menyadari mempunyai runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi
keturunan atau silsilah kerajaan Bone, ia tetap yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki
hidup sederhana dan bekerja keras. bagian-bagian: penghulu (ulu), bessi (bilah) dan
banoang (sarung). (Halaman 82 paragraf 3)

72
Indah A., Meita S., Jaka F.A. - Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya Karya Syafruddin
Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
antar sepupu merupakan tujuan untuk menyatukan
Berdasarkan kutipan novel halaman 82, dua keluarga agar perjodohan baik atau serasi atau
menunjukkan badik khas Bugis. Seperti kawali sering di sebut siang massappokadua.
raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu).
Terdapat simbol keberanian di dalam Jenis dan tipe konflik
masyarakat Bugis Bone. Berdasarkan studi pustaka diperoleh jenis-
Cappa badi atau ujung badik adalah jenis konflik sosial sebagai berikut:
simbol keberanian. Yang dimaksud keberanian Konflik laten (konflik tertutup) adalah
tidak selalu mereka pahami sebagai keberanian suatu keadaan yang didalamnya terdapat banyak
tidak selalu mereka pahami sebagai keberanian persoalan, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat
dalam menggunakan badik atau membunuh. Bagi ke permukaan agar bisa ditangani. Kehidupan
mereka keberanian itu laksana permata yang masyarakat yang tampak stabil dan harmonis
harus dimiliki. Keberanian dalam arti ada belum tentu merupakan jaminan bahwa di dalam
kemampuan membela, menjaga atau masyarakat tidak terdapat permusuhan dan
mempertahankan harga diri dan martabat pertentangan. Hal ini dibuktikan ketika Orba dan
keluarga. (halaman 85 paragraf 4) struktur kekuasaannya runtuh, berbagai konflik
laten dalam dimensi etnis, keagamaan, dan
Berdasarkan kutipan novel halaman 85, separatisme merebak seperti jamur di musim hujan
menunjukkan simbol keberanian dalam suku (Susan, 2019: 77).
Bugis yaitu dalam kemampuan membela, Berdasarkan kutipan percakapan pada
menjaga, atau mempertahankan. novel Digdaya, dapat disimpulkan bahwa terjadi
Terdapat simbol perkawinan di dalam konflik tertutup yaitu suatu keadaan di dalamnya
masyarakat Bugis. terdapat banyak persoalan, sifatnya tersembunyi
Sementara Cappa Kabura’nean atau dan perlu diangkat ke permukaan agar bisa
ujung kemaluan adalah simbol perkawinan ditangani. Kehidupan Bunga Nirwana tampak
kekuasaan atau kekayaan itu dalam perspektif tu- stabil dan harmonis belum tentu merupakan
riolo Bugis Makassar dapat diperoleh, diperluas jaminan bahwa di dalam masyarakat atau keluarga
dan diperbanyak dengan adanya perkawinan. Itu tidak terdapat konflik dan pertentangan. Bunga
pula sebabnya dulu, banyak yang Nirwana merupakan sosok penurut dan patuh
mengungkapkan bahwa banyak kali kawin, terhadap kedua orang tuanya, sehingga tokoh
banyak kali harta, makin banyak anak makin Bunga Nirwana takut mengungkapkan isi hatinya.
banyak harta. (halaman 86, paragraf 3) Ia sebenarnya tidak ingin menerima perjodohan
dengan sepupunya karena Sapto lebih dianggap
Berdasakan kutipan novel halaman 86, kakaknya abangnya.
menunjukkan simbol perkawinan. Makin banyak Konflik terbuka adalah situasi ketika
kawin, makin banyak anak, makin banyak harta. konflik sosial muncul ke permukaan yang berakar
Terdapat perjodohan dari orang tua dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai
Bunga Nirwana bermaksud menjodohkan tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan
putrinya dengan seorang laki-laki yang masih ada berbagai efeknya. Pada situasi konflik terbuka
hubungan kerabat persepupuan, hal ini muncul pihak-pihak berkonflik yang semakin
merupakan kebudayaan masyarakat Bugis. banyak dan aspirasi yang berkembang cepat
“Ingatlah, pak. Mereka kan sepupu tiga bagaikan epidemi (Susan, 2019: 77).
kali saya. Ada Bang Fajar, bang Sapto, Dik Yuli Fajar merasa putus asa hatinya sudah gelap
yang masih SMA dan Dik Tina si bungsu. ia bermaksud mengajak Bunga untuk menikah
(halaman 156 paragraf 5) diam-diam. Ia menganggap maksud ayahnya
“Kamu benar. Bang Fajar kan sudah sebagai penolakan.
menikah dengan anak gadis dari Magelang. Nah, “Berpengalaman apa? Nasihat ayahmu
Bang Sapto baru selesai kuliahnya di Jogja. Dia tidak masuk akal. Apa maksudnya harus mencari
ini yang... mau dijodohkan dengan kamu oleh dan medapatkan ilmu dari petinggi di tiga bukit
Om Ghofar.” (halaman 156 paragraf 6) dan gunung, para sesepuh di tiga lembah dan
sungai, para jawara di tiga air terjun, para pelaut
Berdasarkan percakapan halaman 156, tangguh di tiga pesisir? Apa maksudnya itu?
menunjukkan tokoh ayah bermaksud ingin Memang ini zaman kuno? Apa saat ini adalah
mejodohkan putrinya dengan sepupu dua kalinya kehidupan 500 tahun lalu? Itu penolakan!”
yaitu anak dari pasangan Abdul Ghofar dan Sari (halaman 40, paragraf 3)
Agustina. Di dalam masyarakat bugis perkawinan

73
Indah A., Meita S., Jaka F.A. - Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya Karya Syafruddin
Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
Berdasarkan kutipan percakapan tersebut para pelaut tangguh di tiga pesisir bukan untuk
dapat disimpulkan bahwa adanya konflik terbuka menjadi pendekar sakti, adapun makna ilmu
yaitu situasi konflik muncul ke permukaan kedigdayaan adalah kekuatan pikiran dan kekuatan
dengan sangat nyata, dan memerlukan tindakan hati nurani melihat tentang bagaimana kuat
untuk mengatasi penyebabnya. Tokoh Fajar bertahan hidup, Harta bisa habis. Orang tua bisa
Kelana merupakan sosok keras kepala ia meninggal tapi ilmu, pengalaman adalah harta tak
bersikeras untuk mengajak kekasihnya menikah benda untuk bekal hidupnya.
diam-diam setelah itu mereka pindah ke Pulau
Jawa, namun kekasihnya menolak ia sangat kaget Hubungan Cerita Novel Digdaya dengan
dan marah karena hal tersebut sama saja Kehidupan Masyarakat
merendahkan dirinya persoalan itu melanggar Novel ini berlatarkan wilayah kota
adat, mendurhakai orang tua. Bunga Nirwana Samarinda dengan menambah latar wilayah
sangat membenci lelaki pengecut terhadap Sulawesi Selatan dan Banjarmasin sebagai latar
tantangan. Ia salah menilai. Ia menilai bahwa kebudayaan dari alur cerita. Diketahui cerita yang
Fajar Kelana adalah lelaki yang gampang diangkat merupakan tokoh seorang suku Bugis
menyerah sebelum melakukan dan yang merantau ke wilayah Kalimantan. Digdaya
mengusahakan. Fajar tak lebih dari lelaki merupakan rangkaian kumpulan cerita dengan
kebanyakan. Mau enaknya sendiri. melihat keadaan kota Samarinda khususnya
Konflik permukaan memiliki akar yang kehidupan masyarakat Pasar Pagi. Adapun makna
dangkal atau berakar dan muncul hanya karena Digdaya yaitu ilmu sakti, namun sakti yang
kesalahpahaman mengenai sasaran, yang dapat dimaksud merupakan ilmu kekuatan pikiran dan
diatasi dengan meningkatkan komunikasi. kekuatan hati yang hanya dimiliki oleh mahluk
Contoh perkelahian antar-SMA. Konflk Allah bernama manusia.
kekerasan yang muncul seringkali hanya Kehidupan masyarakat Pasar Pagi pada
disebabkan oleh kesalahpahaman komunikasi. umumnya banyak masyarakat yang berasal dari
Saling melirik ketika mereka berpapasan dijalan berbagai macam wilayah dan menetap. Tidak
bisa menjadi permasalahan yang berkembang ke heran, ditemukan banyak pedagang berbagai
tawuran masal. suku/ras yang berbeda-beda. Banyak pedagang
Fajar merasa nasihat ayah Bunga yang tekstil berasal dari suku Banjar, sedangkan suku
diberikan tidaklah masuk akal, baginya itu Bugis kebanyakan berdagang sembako atau
sebagai alasannya saja menolak kehadirannya warung kelontongan 24 jam di sepanjang jalan
dikehidupan Bunga Nirwana. kota Samarinda. Hal ini dapat terjadi karena
“Berpengalaman apa? Nasihat ayahmu adanya mental dan watak pada suku Banjar atau
tidak masuk akal. Apa maksudnya harus mencari Bugis. Mental dan Watak suku Bugis
dan medapatkan ilmu dari petinggi di tiga bukit kebudayaannya dapat ditelusuri dalam falsafah
dan gunung, para sesepuh di tiga lembah dan hidup orang Bugis. Berani dan tabah dalam
sungai, para jawara di tiga air terjun, para pelaut menghadapi tantangan-tantangan hidup,
tangguh di tiga pesisir? Apa maksudnya itu? mengutamakan harga diri sebagai sesuatu yang
Memang ini zaman kuno? Apa saat ini adalah bernilai baginya, setia kawan yang sukar
kehidupa 500 tahun lalu? Itu penolakan!” dikhianati, serta berwatak keras.
(halaman 40, paragraf 3) Kemudian, tentang perkawinan tujuan
perkawinan pada masyarakat Bugis adalah
Berdasarkan kutipan percakapan tersebut mengutuhkan atau menyatukan, jadi bagi
dapat disimpulkan adanya jenis konflik di masyarakat Bugis orang yang belum kawin
permukaan, yaitu permasalahan dangkal atau dianggap belum utuh. Perkawinan merupakan
tidak berakar dan muncul hanya karena adanya timbal-balik walaupun mereka berasal dari status
kesalahpahaman mengenai maksud dan sasaran sosial berbeda, setelah menjadi suami istri mereka
yang dapat diatasi dengan meningkatkan merupakan mitra. Perkawinan ideal pada
komunikasi. Dalam hal ini, konflik permukaan masyarakat Bugis bahwa seorang laki-laki maupun
terjadi karena adanya kesalahpahaman yang di wanita diharapkan untuk mendapatkan jodohnya
alami tokoh Fajar Kelana dalam menafsirkan dengan lingkungan keluarganya baik dari pihak
pesan atau syarat dari tokoh Mustaqim (ayah ibu maupun dari pihak ayah. Maka tak heran jika
Bunga Nirwana) untuk mendapatkan kekasihnya. di Samarinda banyak ditemukan suku Bugis
Maksud dari mendapatkan ilmu dari para petinggi karena hubungan keluargaannya begitu erat.
di tiga bukit dan gunung, para sesepuh di tiga
lembah dan sungai, para jawara di tiga air terjun,

74
Indah A., Meita S., Jaka F.A. - Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya Karya Syafruddin
Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Konflik Sosial Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
pada Tokoh novel Digdaya karya Syafruddin
Damono, Sapardi Djoko. 2020. Sosiologi Sastra.
Pernyata (kajian Sosiologi Sastra) yang diperoleh Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
penulis, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu Darmawati, Uti. 2014. Prosa Fiksi Pengetahuan dan
tokoh utama yang terdapat pada novel ini adalah Apresiasi. Klaten: PT Intan Pariwara.
tokoh Fajar Kelana, yang memiliki penokohan Endraswara, Suwardi. 2011. Metodelogi Penelitian
selalu percaya diri dengan apa yang dilakukan, Sosiologi Sastra. Yogyakarta: C A P S Kav.
ceroboh, egois, pesimis terhadap sesuatu yang Madukusmo.
belum tentu jawabannya sama dengan apa yang Faruk. 2019. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
ia fikirkan. Tokoh Mustaqim juga merupakan Pustaka Pelajar.
tokoh utama yang memiliki penokohan yaitu Ibrahim, dkk. 2003. Perecanaan Pengajaran. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
tegas, penyayang, bertanggung jawab, pekerja
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang
keras, sabar menghadapi cobaan, serta berhati Filsafat. Yogyakarta: Pradigma.
lembut. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Kapojos, S. M., & Wijaya, H. (2018). Mengenal
kehidupan merantaunya serta bagaimana Budaya Suku Bugis. Matheteuo: Jurnal
ketegasannya dalam melindungi putrinya Bunga Ilmiah Interdisipliner, 6(2), 153–174.
Nirwana. Bunga Nirwana adalah wanita berparas Kolip, Usman dan Elly M. Setiadi. 2011. Pengantar
cantik dan pintar, juga merupakan tokoh utama Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
yang memiliki penokohan mempunyai watak Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan
pekerja keras, lemah lembut, penyayang, sering Pemecahannya. Yogyakarta: K E N C A N A
kali berprasangka buruk, jujur, baik dan Prenadamedia Group.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan
sederhana. Amanat yang terdapat pada novel ini
Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT
yaitu kita sebagai anak muda hendaknya banyak Raja Grafindo Persada.
mencari pengalaman hidup dan mendapatkan Maliki, Zainuddin. 2008. Sosiologi Pendidikan.
ilmu untuk bekal menjalani kehidupan agar dapat Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
bertahan hidup dan terhindar dari kesengsaraan. Nurgiyantoro, Burhan. 2019. Teori Pengkajian Fiksi.
Jenis sosiologi sastra yang dikaji dalam Yogyakarta: Gadjah Mada Uniersity Press.
novel ini adalah sosiologi karya sastra yang Pernyata, Syafruddin. 2019. Digdaya. Yogyakarta:
mencakup konflik sosial dalam novel Didgaya Kalika Sleman.
karya Syafruddin Pernyata digambarkan Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Jakarta:
berdasarkan bentuk konflik sosial berupa Nalar.
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian
bersitegang dan perselisihan antara Mustaqim
Sastra Perkenalan Awal terhadap Sastra.
(ayah Bunga Nirwana) dan Fajar Kelana Yogyakarta: Graha Ilmu.
berkaitan dengan hak dan kekuasaan seorang Setiadi, Elly M., dkk. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya
ayah dalam melindungi kehormatan anaknya, Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
penyebab konflik sosial berupa kesalahpahaman Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar Teori Sastra.
maksud dan tujuan masing-masing tokoh Fajar Yogyakarta: Aditya Media Publishing.
memiliki pendirian dan tujuan yang dimaksud Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar.
dalam konflik ini adalah keyakinan Fajar Kelana Jakarta: Rajawali Pers.
untuk mengenalkan diri kepada Mustaqim (ayah Subadi, Tjipto. 2009. Sosiologi dan Sosiologi
Bunga Nirwana) untuk mengenal lebih dekat. Pendidikan Suatu Kajian Boro dari Perspektif
Sosiologis Fenomenologis. Surakarta: Fairuz
Fajar sangat bingung dan kecewa mendengar
Media Duta Pertama Ilmu.
persyaratan yang harus ia penuhi, penyelesaian Sumardi, Mulyanto. 2001. Kemiskinan Daerah Urban.
konflik berupa kesadaran dan perjuangan yang Jakarta: Rajawali Pers.
dilakukan oleh tokoh Fajar Kelana agar bisa Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kualitatif Bidang
mendapatkan kekasihnya Bunga Nirwana, Filsafat. Bandung: Alfabeta.
dampak yang diperoleh Fajar mendapat ilmu Susan, Novri. 2019. Sosiologi Konflik Teori-teori dan
berharga dan manjadikan Fajar sadar setelah Analisis. Jakarta: Prenadamedia Group.
menyaksikan pengalamannya melihat masyarakat Wulandari, B. W., & Maridja, Y. (2018). Konflik
sekitarnya berjuang untuk bertahan hidup. Sosial Dalam Novel Entrok Karya Okky
Madasari: Pendekatan Sosiologi Sastra. Caraka,
5(1), 154.
https://doi.org/10.30738/caraka.v5i1.4011
REFERENSI Wellek, Rene dan Austin Warren. 2016. Teori
Al Barry, M. Dahlan Yacub. 1994. Kamus Ilmiah Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Populer. Surabaya: Arloka. Utama.

75
Indah A., Meita S., Jaka F.A. - Analisis Konflik Sosial Pada Tokoh Novel Digdaya Karya Syafruddin
Pernyata: Kajian Sosiologi Sastra
Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi.
Yogyakarta: Garudhawaca..

76

You might also like