You are on page 1of 12

| 53

UNSUR BUDAYA MINANGKABAU


DALAM NOVEL MENCARI CINTA YANG HILANG
KARYA ABDULKARIM KHIARATULLAH

Diah Irawati
diahirawati_dhyra@yahoo.com

Abstract
This research aims to describe (1) function of "maternal uncle" for his nephew (2) prohibition for
the same tribe marriage (3) the function of maternal uncles for people in one tribe including in
Novel "Mencari cinta yang Hilang" by Abdulkarim Khiaratullah. This research was qualitative
research that used descriptive methode which had characteristic was conten analysis, that is a
research which have done by examining a literature manuscript by looking at a piece of fact or
dialog from the figure that purpose to knowing the element of minangkabau culture that including
in novel. Technique of gathering data in this research use documentation technique and writing a
note technique. Analysis result show that, first, in overal 'maternal uncle' describing in this novel is
responsive and guiding his nephew, its according to rules, which 'maternal uncle' in Minangkabau
People is very important to his nephew life. Only 'maternal uncle' from Rahima, Mak Katik which
did not a right job. Second, problem about forbidding one tribe marriage is still a trouble on
Minangkabau people life, that is reflected in novel that still find a polemic about forbidding one
tribe wedding, tradition agreement which very compoting with one tribe marriage whom judging
as marriage with own family, in other hand based on religion one tribe marriage is not forbidden
thing. Third, this novel also reflect a figure of 'Niniak Mamak' in minangkabau people, there is
finish tradition clash, in this novel 'niniak mamak' also finish a problem of one tribe marriage,
which is Chaniago clan, on discussion which leading by Datuk Rangkayo Sati as people leader has
a decision which a one tribe marriage between Fauzi and Rahima can not continued.
Key Word : Minangkabau culture, maternal uncle, maternal uncle’s,the same tribe marriage,
novel

Pendahuluan yang saling berhubungan yaitu sastra


Membicarakan masalah sastra sebagai seni kreatif, objeknya manusia
memang tidak terlepas dari manusia dan kehidupannya, dan mengunakan
karena manusia yang menjadi subjek dan bahasa sebagai medianya.
objek di dalam sastra. Semi (1988:8) Karya sastra juga dikenal sebagai
mengemukakan bahwa sastra itu dokumentasi budaya. Karya sastra lahir
merupakan suatu bentuk dan hasil dari budaya tertentu. Dapat dikatakan
pekerjaan seni kreatif yang objeknya juga suatu karya sastra lahir atas
adalah manusia dan kehidupannya dorongan dari kebudayaan yang berlaku
dengan menggunakan bahasa sebagai dalam suatu kelompok masyarakat.
medianya. Sebagai seni kreatif yang Budaya tersebut hidup dan berkembang
menggunakan manusia dan segala di tengah-tengah masyarakat, diolah
macam segi kehidupannya maka ia tidak melalui fakta imajinatif. Budaya
saja menggunakan suatu media untuk menyangkut perilaku, sikap dan gagasan.
menyampaikan ide, teori, atau sistem Menurut Endraswara (2011:192),
berfikir manusia. Dengan demikian realitasnya, batas antara sastra, budaya
dalam sastra terdapat tiga komponen dan seni hampir sulit dipisahkan.

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


54 |

Ketiganya memuat segala angan-angan, (kekerabatan dan organisasi sosial) dan


sikap hidup dan perilaku manusia. sistem kesenian.
Kebudayaan adalah seluruh Menurut Ratna (2011:405) dalam
sistem gagasan, rasa, tindakan, serta karya sastra masalah yang paling banyak
karya yang dihasilkan manusia dalam diungkapkan adalah sistem
kehidupan bermasyarakat, yang kemasyarakatan terutama sistem
dijadikan miliknya dengan belajar. kekerabatan dengan berbagai
Dengan demikian hampir semua implikasinya. sistem kekerabatan
tindakan manusia adalah “kebudayaan”. melibatkan sistem komunikasi dari
(Koentjaraningrat, 2011:72-73). Hal kelompok manusia yang paling kecil,
serupa juga dikemukakan oleh Ratna sebagai tatap muka hingga kelompok
(2011:393) yaitu semua bentuk karya yang paling besar, sebagai masyarakat
manusia dapat dimasukkan sebagai itu sendiri. Kelompok kecil dalam
kebudayaan, hampir semua ilmu hubungan ini juga termasuk hubungan
pengetahuan, baik momotetis, maupun suami istri, sebagai keluarga inti,
ideografis membicarakan masalah- melaluinya akan berkembang model
masalah kebudayaan sehingga segala hubungan kekerabatan lain yang lebih
sesuatu dapat dijelaskan melalui luas. Model hubungan inilah yang
kebudayaan. mendasari mekanisme penyusunan
Suatu kebudayaan menandakan cerita dalam berbagai bentuknya.
adanya proses berfikir yang dilandasi Berbicara mengenai karya sastra,
semangat hidup dan tersimpul dalam maka bentuk karya sastra yang paling
pandangan hidup yang dilatarbelakangi terkenal dewasa ini adalah novel dan
oleh lingkungan dan kepercayaan yang cerpen (Semi, 1998:32). Menurut
dianut suatu masyarakat. Pandangan itu Damono (1979:71) novel merupakan
akan mengungkapkan bagaimana karya sastra yang berkembang dengan
manusia mencapai hakiki hidup, baik di Indonesia. Di dalam novel
kedudukan yang layak di tengah-tengah pengarang memberikan alternatif pada
manusia lain serta menunaikan manusia untuk menyikapi hidup dan
kewajiban lain terhadap Tuhan. Semua kehidupan manusia melalui tokoh-tokoh
itu tercermin dari hasil kebudayaan yang yang telah ditentukan oleh pengarang.
ada, dalam hal ini adalah seni sastra. Banyak novel yang lahir
(Koenjaraningrat, 2004:29). Menganalisis berlatarkan kebudayaan. Salah satunya
suatu karya sastra dengan sendirinya yaitu budaya Minangkabau. Masalah
juga menganalis masalah-masalah adat istiadat Minangkabau masih terus
kebudayaan yang ada di dalamnya. menjadi pembicaraan, terbukti dengan
Untuk lebih memfokuskan banyaknya novel baru yang masih
koenjaraningrat juga membagi unsur mengangkat tema tentang adat istiadat
kebudayaan menjadi tujuh bagian pokok minangkabau, salah satunya adalah
yaitu sistem religi, sistem bahasa, sistem novel Mencari Cinta yang Hilang karta
peralatan dan perlengkapan hidup, Abdulkarim Khiaratullah (Penerbit, Diva
sistem mata pencaharian,sistem Press).
pengetahuan, sistem kemasyarakatan Novel ini mengandung ajaran dan
nilai-nilai yang memang patut dipahami,

Diah Irawati – Unsur Budaya Minangkabau dalam Novel Mencari Cinta yang Hilang...
| 55

terutama pandangan berbeda atau “Bukankah adat Minangkabau


sebuah protes terhadap aturan adat bersandikan syara’ sedangkan syara’
Minangkabau yang masih berlaku hingga bersandikan pada kitabullah? Jadi
saat ini. Novel ini menceritakan sesuatu yang sesuai dengan Al-Quran
menggambarkan unsur-unsur budaya berarti sesuai dengan adat. Jadi
yang berlaku dalam kehidupan Mamak merupakan sebutan untuk
masyrakat Minangkabau, khususnya saudara laki-laki ibu, dalam masyarakat
sistem kekerabatan. Mengisahkan Minangkabau mamak memiliki peran
kehidupan tokoh Fauzi, yang telah seperti peran seorang Ayah terhadap
ditinggal ayahnya sejak kecil. Ia hidup anaknya. Mamak bertanggungjawab
bersama ibunya, dan dibiayai oleh terhadap kehidupan keponakannya.
mamaknya dari hasil toko pakaian Seperti falsafah Minangkabau anak
peninggalan ayahnya yang sekarang dipangku kemenakan dibimbing yang
diolah seutuhnya oleh Mak Pito. Hingga artinya anak dipangku keponakan
kisahnya menuntut ilmu ke timur tengah, dibimbing. Mamak juga
dan dijodohkan oleh tetangga yang bertanggungjawab penuh terhadap
sudah seperti keluarga sendiri. Jodoh pernikahan keponakannya, apabila tidak
pilihan ibunya yaitu Rohima, anak dari bisa diselesaikan oleh mamak maka
ayah angkatnya yang juga merupakan permasalahan biasanya dilimpahkan
tetangganya. Perjodohan ini lah yang kepada niniak mamak. Permasalahannya,
menjadi puncak penceritaan, di mana menurut pengamatan penulis saat ini
suku Fauzi dan Rohima sama, yaitu kedudukan mamak dalam kehiduapan
Chaniago. Hal ini sangat ditentang dalam masyarakat Minangkabau sudah mulai
adat Minangkabau. Pernikahan sesuku bergeser. Seorang mamak yang
bagi masyarakat minangkabau seharusnya memiliki peranan yang cukup
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan keponakannya
dilarang. sudah jarang sekali terjadi, seorang
Berdasarkan uraian di atas, Novel mamak lebih peduli kepada anaknya
Mencari Cinta yang Hilang karya sendiri, dan terkadang ada juga yang
Abdulkarim Khiaratullah ini menarik tidak peduli dengan keponakannya.
untuk diteliti, karena sebagai generasi Niniak mamak merupakan
muda, Abdulkarim Khiaratulah tertarik gabungan antara mamak-mamak dalam
untuk mengangkat masalah kebudayaan suatu keluarga yang bertugas terhadap
terutama kebudayaannya sendiri, dan kaumnya, kaum dalam masyarakat
mengajak para pembaca merenungkan Minangkabau yaitu kumpulan
kembali kebudayaan yang selama ini masyarakat yang memiliki suku yang
dipakai di dalam masyarakat. Dalam hal sama, mamak berfungsi untuk
ini lebih difokuskan pada salah satu menyelesaikan sengketa atau
unsur kebudayaan yaitu sistem permasalahan dalam kaumnya. Niniak
kekerabatan khususnya peran mamak, mamak diketuai oleh penghulu, yang
niniak mamak dan juga mengenai diberi gelar Datuk. Fenomena saat ini,
pernikahan sesuku yang sebenarnya posisi niniak mamak juga sudah mulai
tidak dilarang oleh agama. Ia berubah. Banyak niniak mamak yang
menekankan kembali kepada pembaca, bersikap tidak adil, yang membedakan

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


56 |

kemenakan yang kaya dan yang kurang METODE PENELITIAN


berada. Jenis penelitian ini merupakan
Syarat pernikahan menurut penelitian kualitatif. Moleong (2010:6)
agama islam yang paling mutlak, yaitu menjelaskan penelitian kualitatif adalah
seiman dan tidak memiliki hubungan penelitian yang bermaksud untuk
darah. Sedangkan dalam masyarakat memahami fenomena tentang apa yang
Minangkabau terdapat aturan mutlak dialami oleh subjek penelitian misalnya
lain yaitu tidak susuku. Menurut Navis perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
(1986:195) perkawinan pantang ialah dan lain-lain secara holistik dan dengan
perkawinan yang akan merusak sistem cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
adat mereka, yaitu perkawinan orang dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang setali darah menurut stelsel yang alamiah dan memanfaatkan
matrilineal, sekaum dan juga sesuku berbagai metode ilmiah.
mekipun tidak ada hubungan Metode yang digunakan yaitu
kekerabatan dan tidak sekampung metode deskriptif. Metode deskriptif
halaman. yang bersifat content analysis (analisis
Permasalahan pernikahan sesuku isi), yaitu penelitian yang dilakukan
merupakan problema klasik yang sampai dengan menelaah sebuah karya sastra
saat ini masih menuai kontroversi. Suatu dan bertujuan untuk mendeskripsikan
aturan yang bisa membuat seseorang realitas peranan mamak, larangan
diusir dari kampung dan dikeluarkan dari perkawinan sesuku masyarakat
keluarga besar apabila dilanggar. Minagkabau, dan peranan niniak mamak
Karya sastra sebagai dokumentasi yang ada dalam novel Mencari Cinta
budaya tentulah dapat merefleksikan yang Hilang karya Abdulkarim
budaya itu sendiri. Penelitian peranan Khiaratullah. Penelitian ini pun dilakukan
mamak terhadap kemenakan, peranan untuk menganalisis isi dan memberi
niniak mamak terhadap masyarakat makna terhadap novel ini terutama
sesuku dan larangan pernikahan sesuku mendeskripsikan budaya Minangkabau
belum banyak diteliti dalam karya sastra. yang terurai dalam bentuk kata-kata,
Oleh sebab itu, perlu dilakukannnya bukan dalam bentuk angka-angka.
penelitian ini agar dapat memperoleh Data penelitian ini adalah kata,
gambaran adat yang berlaku dalam frase, kalimat maupun paragraf yang
masyarakat Minangkabau baik dalam berhubungan dengan peranan mamak,
novel maupun dalam masyarakat. peranan niniak mamak dan larangan
Penelitian ini juga diharapkan mampu pernikahan sesuku masyarakat
menarik simpati generasi muda untuk Minangkabau. Sumber data penelitian ini
mempelajarinya sebagai wujud adalah novel Mencari Cinta yang Hilang
kepedulian terhadap suatu budaya karya Abdulkarim Khiaratullah, terbitan
khususnya budaya Minangkabau, DIVA Press cetakan pertama Juni 2012,
terutama yang terkandung dalam novel setebal 392 halaman.
Mencari Cinta yang Hilang karya Teknik pengumpulan data yang
Abdulkarim Khairatullah. digunakan dalam penelitian ini adalah:

Diah Irawati – Unsur Budaya Minangkabau dalam Novel Mencari Cinta yang Hilang...
| 57

1. Teknik dokumentasi Untuk mempermudah proses


Menurut Hikmat (2011: 83) penelitian digunakan Instrumen
teknik dokumentasi adalah pelusuran penelitian dalam bentuk format
dan perolehan data yang diperlukan pencatatan data. Peneliti membaca,
melalui data yang telah tersedia. mencatat, memahami, menghayati,
Dokumen merupakan catatan peristiwa mengidentifikasi dari bentuk-bentuk
yang sudah berlalu. Dokumen bisa realitas perkawinan sesuku masyarakat
berbentuk gambar, karya-karya Minangkabau dalam novel Mencari Cinta
monumental dari seseorang, atau yang Hilang karya Abdulkarim
tulisan/ teks (misalnya: novel, cerpen, Khiaratullah dengan menggunakan tabel
puisi, dan lain-lain). Dalam penelitian inventarisasi data. Data tersebut tentang
yang akan dilakukan ini, dokumentasinya perilaku tokoh dalam novel Mencari
berupa novel yang akan dianalisis yaitu Cinta yang Hilang karya Abdulkarim
novel Mencari Cinta yang Hilang. Khiaratullah diinventarisasi secermat-
2. Teknik catat cermatnya.
Menurut Muhammad (2011: Analisis data dalam penelitian ini
211), teknik catat adalah pencatatan dilakukan dengan cara kualitatif dengan
yang dilakukan pada kartu data yang langkah-langkah sebagai berikut:
telah disediakan atau akan disediakan. 1. Membaca teks novel Mencari Cinta
Catatan dibuat dalam bentuk kata-kata yang Hilang karya Abdulkarim
kunci, singkatan, pokok-pokok utama Khiaratullah.Membuat tabulasi data
saja, kemudian dilengkapi dan yang berhubungan dengan peranan
disempurnakan pada tahap analisis mamak dan pernikahan sesuku
nanti. Muhammad menyatakan ada kiat dalam novel Mencari Cinta yang
dalam mencatat data, yaitu garis bawahi, Hilang karya Abdulkarim Khiaratullah.
cetak tebal, dan cetak miring. Dalam 2. Mengklasifikasi hasil tabulasi
penelitian ini, teknik yang digunakan terhadap peranan mamak dan
yaitu dengan cara menggarisbawahi pernikahan sesuku dalam novel
data-data yang dianggap perlu dalam Mencari Cinta yang Hilang karya
novel Mencari Cinta yang Hilang karya Abdulkarim Khiaratullah.
Abdulkarim Khiaratullah setelah itu baru 3. Menginterpretasikan data didasarkan
memindahkan ke tabel yang telah peranan mamak dan pernikahan
disiapkan sebagai instrumen penelitian. sesuku dalam novel Mencari Cinta
Lincolh (dalam Moleong, 2013: 216) yang Hilang karya Abdulkarim
dokumen ialah setiap bahan tertulis Khiaratullah.
ataupun film. Dari pengertian tersebut, 4. Penyajian data hasil penelitian
dapat disimpulakan bahwa teknik mengenai peranan mamak dan
dokumentasi yang digunakan dalam pernikahan sesuku dalam novel
penelitian ini yaitu dengan mencatat dan Mencari Cinta yang Hilang karya
mengumpulkan seluruh temuan dari Abdulkarim Khiaratullah.
novel yang sesuai dengan masalah yang 5. Menarik kesimpulan dari hasil
akan diteliti dengan bantuan daftar dan penelitian.
tabel data.

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


58 |

Pembahasan beraja kepada alur dan patut yang


Tali kekerabatan mamak dan artinya seorang keponakan belajar
kemenakan merupakan hubungan antara kepada mamaknya, seorang mamak
seorang anak laki-laki dan saudara laki- belajar kepada penghulunya, datuk
laki ibunya, atau hubungan seorang laki- belajar kepada musyawarah,
laki dengan anak-anak saudara musyawarah beraja kepada alur dan
perempuannya. Berhubung mamak ketentuan.
merupakan fungsi laki-laki, maka Berdasarkan paparan di atas,
hubungan mamak dengan kemenakan baik buruknya seorang kemenakan
adalah hubungan yang memerankan ditentukan oleh kepemimpinan
tanggung jawab terhadap kewajiban. mamaknya dan juga penghulunya.
Kewajiban mamak di Minangkabau sama Kemenakan menyandarkan nasibnya
atau bahkan melebihi tugas seorang kepada mamak dan juga Mamak wajib
ayah pada masyarakat non untuk membimbing keponakannya demi
Minangkabau. Berbeda dengan ayah kemajuan dan perbaikan nasib
seorang mamak akan berhadapan lebih kemenakannya. Mamak, diharapkan
banyak kemenakan jika mamak itu mampu mencari jalan keluar bila ada
banyak saudara perempuannya (Navis, persoalan yang dialami oleh kemenakan
1986:233). dan anggota kerabatnya. Tetapi tentu
Budaya Minangkabau menganut saja ada juga mamak yang tidak bisa
sistem matrilineal, yaitu garis keturunan ditaati karena tidak bijaksana dalam
diambil dari garis Ibu. Dari sistem ini, memimpin dan hanya mementingkan diri
masyarakat Minangkabau menggunakan sendiri. Seorang mamak merupakan
nama suku yang diambil dari suku Ibunya pusat dan inti dari sistem matrilineal dan
sebagai penanda suatu kaum. Penataan rumah gadang sebagai basis tempat
sistem ini menempatkan mamak yaitu tinggal anggota keluarga secara meluas.
saudara laki-laki ibu sebagai penentu Di sebuah rumah gadang inilah,
keputusan dari suatu rumah gadang. eksistensi seorang mamak akan diakui
Dalam arti luas mamak adalah semua oleh semua anggota keluarga. Semua
kaum laki-laki. Sedangkan kemenakan aktivitas yang berhubungan dengan
adalah anak dari saudara perempuan, rumah gadang harus melibatkan mamak.
dapat juga diartikan anak dari saudara Dapat disimpulkan lelaki Minangkabau
perempuan yang sepersukuan. Seorang memiliki dua peran, yaitu sebagai
mamak adalah pemimpin terhadap seorang Ayah dari anak-anaknya dan
kemenakannya. juga sebagai seorang Mamak dari
Seorang mamak merupakan kemenakannya. Seorang leleaki
pemimpin terhadap kemenakannya. Minangkabau selain bertanggung jawab
Dalam suatu rumah gadang, dipilih satu kepada anaknya juga wajib
mamak yang diangkat menjadi penghulu bertanggungjawab kepada
dengan gelar Datuk. Seperti dalam keponakannya. Posisi anak dan
pepatah minang berikut ini, kemenakan kemenakan bagi laki-laki Minangkabau
beraja kepada mamak, mamak baraja yaitu Anak di pangku kemenakan
kepada penghulu, penghulu beraja dibimbing yang artinya anak dipangku,
kepada musyawarah, musyawarah keponakan dibimbing.

Diah Irawati – Unsur Budaya Minangkabau dalam Novel Mencari Cinta yang Hilang...
| 59

Dalam novel Mencari Cinta yang Dalam novel ini, menggambarkan


Hilang karya Abdulkarim Khiaratullah ini permasalahan yang tidak bisa diputuskan
mencerminkan peran mamak pada oleh mamak saja, tetapi harus
masyarakat Minangkabau. Secara diselesaikan dengan niniak mamak.
keseluruhan peranan mamak dalam Sesuai dengan fungsinya, niniak mamak
novel ini sudah berjalan sebagai mana berkewajiban menyelesaikan
mestinya. Mak Palito merupakan mamak permasalahan yang berhubungan
dari Fauzi, di sini peran Mak Palito yaitu dengan nama baik suku atau kaumnya.
mamak yang sangat bertanggung jawab niniak mamak melaksanakan rapat atau
kepada kemenakannya. Sejak Ayah Fauzi musyawarah di Balai adat untuk
meninggal dunia, kehidupan Fauzi dan memutuskan perkara yang menimpa
Ibunya dibantu oleh Mak Palito, Mak keponakannya. Permasalahannya dalam
Palito membantu meneruskan usaha dari novel ini yaitu pernikahan sesuku,
Ayah Fauzi, bahkan di tangan Mak Palito sehingga kedua belah pihak memiliki
usaha tersebut semakin maju. Impian penghulu yang sama yaitu Datuk
Fauzi untuk melanjutkan pendidikan ke Rangkayo Sati.Dalam novel ini,
negeri Arab pun disetujui oleh Mak menggambarkan permasalahan yang
Palito, sebagai Mamak yang bertanggung tidak bisa diputuskan oleh mamak saja,
jawab, Mak Palito bernegosiasi untuk tetapi harus diselesaikan dengan niniak
menjual sebidang tanah warisan mamak. Peranan niniak mamak secara
keluarga untuk menanggung biaya keseluruhan juga sudah berjalan dengan
pendidikan Fauzi di Arab nanti. baik. Misalnya pada kasus Fauzi yang
Gambaran Mak Palito sebagai mamak telah terlanjur melaksanakan
memang mencerminkan peranan mamak pertunangan dengan Rahima yang
yang seharusnya di Minangkabau. memilki suku yang sama dengannya.
Mamak yang mengayomi keponakannya, Mak Palito sebagai mamak Fauzi tidak
kesejahteraan keponakannya, bahkan bisa memutuskan hal yang sangat
Mak Palito juga sangat mendukung ditentang oleh adat ini secara sepihak.
keponakannya. Mak Palito memintak pendapat dari
Selanjutnya mengenai peranan niniak mamak. Tidak sampai disana
niniak mamak terhadap kaum atau keputusan juga tidak bisa diambil dari
masyarakat sesuku dalam novel ini sudah niniak mamak Fauzi saja, tetapi harus
menggambarkan peranan niniak mamak ada rundingan dari niniak mamak kedua
seperti seharusnya. Menurut Navis belah pihak.
(1986:223) tali kerabat antara mamak Dalam novel ini juga memberikan
dan kemenakan merupakan tali kerabat penjelasan mengenai suasana rapat
yang ditumbuhkan bagi keperluan niniak mamak ketika melakukan rapat
kesinambungan dan kestabilan atau musyawarah di Balai adat untuk
kepemimpinan di lingkungan sosial, sejak memutuskan perkara yang menimpa
dari rumah, kampung sampai ke nagari. keponakannya. Permasalahannya dalam
Fungsi kepemimpinan itu pada tingkat novel ini yaitu pernikahan sesuku,
yang lebih tinggi dan yang lebih luas sehingga kedua belah pihak memiliki
disebut penghulu. penghulu yang sama yaitu Datuk
Rangkayo Sati.

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


60 |

Rapat ini dihadiri oleh Mamak- paling menentang pernikahan Fauzi dan
mamak dari Fauzi dan juga Rahima. Dari Rahima. Ternyata, Mak Katik melakukan
pihak Fauzi yaitu Mak palito dan Mak semua ini karena ingin menjadikan
Ujang, dari pihak Rahima hadir Mak Rahima sebagai menantunya. Agung
Katik, Mak Pakiah dan Mak Lelo. Dalam anak dari Mak Katik menyukai Rahima,
Rapat ini lah permasalahan di angkat, sehingga ia meminta Ayahnya untuk
dan setiap orang berhak mengeluarkan meminang Rahima. Hal ini tentu saja
pendapat berdasarkan pandangan melenceng dari peran mamak yang
masing-masing. Seperti Mak Katik yang seharusnya. Karena Mak Katik lebih
sangat menentang pertunangan mengutamakan keinginan anaknya dari
keduanya. Ada juga Mak Lelo dan Mak pada kebahagiaan kemenakannya.
Pakiah yang lebih bijaksana yang masih Pada kenyataannya, memang
meminimkan kemudharatan dari peranan mamak sudah mulai bergeser,
permasalahan ini. Mak Palito tetap saja, sebagian mamak hanya mementingkan
merupakan Mamak yang bijaksana, yang urusan rumah tangganya saja, tanpa
lebih memandang dari kedua sisi, baik memperdulikan kemenakannya.
agama maupun adat. Setelah semuanya Mamakkemenakan dibimbing anak
mengeluarkan pendapat, barulah dipangku sudah jarang digunakan lagi.
penghulu yaitu Datuk Rangkayo Sati yang Mamak hanya tinggal mamak. Bahkan
menyimpulkan dan mengambil banyak mamak yang rela menjual harta
keputusan. pusaka, dan lain-lain.
Keputusan yang diambil penghulu Selanjutnya akan dibahas
tidak bisa diganggu gugat lagi. Semua mengenai pernikahan sesuku dalam
yang hadir di rapat harus menyetujinya. masyarakat Minangkabau. Pernikahan
Karena penghulu merupakan orang sesuku merupakan pernikahan yang
nomor satu disuatu kaum. Pemilihan sangat dilarang oleh masyarakat
seorang Datuk juga tidak mudah, melalui Minangkabau. Pernikahan sesuku terus
proses dan kesepakatan bersama, menjadi polemik dalam masyarakat
seorang Datuk harus merupakan orang Minangkabau. Adat basandi syara’, syara’
yang cerdas, yang sangat paham dengan basandi kitabullah yang merupakan
adat. Dalam novel ini, keputusan Datuk falsafah Minangkabau yang membuat
Sati yaitu membatalkan pernikahan. Jadi salah satu penyebab pertentangan dalam
pernikahan tidak bisa dilanjutkan. permasalahan ini.
Keputusan Datuk Sati juga diterima oleh Adat bersendi syariat, sedangkan
semua yang hadir, meskipun Fauzi dan syariat bersendikan Al-Quran, sehingga
Rahima sangat kecewa terhadap sesuatu yang dibuat oleh adat itu
keputusan mamaknya. Tetapi karena tumpang tindih dengan Al-Quran.
menghormati keputusan niniak mamak Pernikahan sesuku, dilarang karena
fauzi rela pernikahannya dengan Rahima dianggap menikah dengan saudara
dibatalkan. sendiri, padahal sesuku bukan berarti
Dalam novel ini juga, memiliki pertalian darah. Sedangkan
menggambarkan seorang mamak yang pernikahan yang yang dilarang oleh
mementingkan diri sendiri. Seperti Mak agama yaitu pernikahan yang memiliki
Katik, Mak Katik adalah orang yang pertalian darah.

Diah Irawati – Unsur Budaya Minangkabau dalam Novel Mencari Cinta yang Hilang...
| 61

Larangan pernikahan sesuku menyukai Rahima. Fauzi dan Rahima


dianggap hablum minanas, agar tidak berdekatan rumah, sejak kecil rahima
terjadi pergunjingan di kampung. dan Fauzi sudah sering bergaul dan main
Paradigma masyarakat akibat dari bersama, Rahima dan adik-adiknya
pernikahan sesuku yaitu siap-siap akan sudah seperti saudara bagi Fauzi. Selama
menjadi bahan cemoohan orang satu Fauzi menempuh pendidikan Rahima dan
kampung dan juga jika tetap dilakukan keluarganya lah yang turut menjaga Ibu
rumah tangga diprediksi tidak akan Fauzi.
membentuk keluarga yang sakinah, Pak Zaidan dan Ibu Fauzi lebih
mawadah dan warahma, diprediksi tidak memandang dari segi agama, karena
akan memiliki keturunan, kalaupun ada antara Fauzi dan Rahima tidak terdapat
akan memiliki anak yang cacat mental pertalian darah. Sedangkan hubungan
maupun cacat fisik karena dianggap keluarga sangat dekat, jadi meraka ingin
memiliki genetika yang sama. Selain itu mendekatkan lagi kekeluargaan ini
juga memilki anak yang berkelakuan dengan menikahkan keduanya. Setelah
buruk, dan juga mereka yang kawin kepulangannya ke Indonesia, barulah
sesuku dianggap sebagai pelopor masalah ini di angkat dengan mamak
kerusakan hubungan dalam kaumnya. masing-masing. Sesuai dengan aturan
Apabila seseorang merani melakukan pernikahan sesuku pada umumnya,
pernikahan sesuku, konsekuensinya yaitu pernikahan mereka berdua juga
di usir dari kampung dan dikeluarkan dari mengalami masalah. Sehingga harus
keluarga besar. hal ini tentu saja diadakan rapat di Balai Adat yang
merupakan sesuatu yang harus di dihadiri masing-masing pihak. Rapat
hindari. niniak mamak ini berlangsung rumit.
Dalam novel Mencari Cinta yang Tentu sada dalam musyawarah
Hilang karya Abdulkarim Khiaratullah ini terdapat pro dan kontra, dalam novel ini
mengangkat masalah pernikahan sesuku. mencerminkan realitas yang terjadi pada
Pernikahan yang dianggap sesuatu yang masyarakat minangkabau tentang
sangat tabu dan harus dihindari. Di sini, perbedaan pandangan antara agama dan
mengisahkan tentang orang yang adat. Yang menyetujui pernikahan tentu
mendalami ibu agama ingin menikahi saja dengan berlandaskan agama, bahwa
wanita yang memiliki suku yang sama antara Fauzi dan Rahima tidak memiliki
dengannya. Polemik ini dimulai ketika pertalian darah. Dan juga larangan
Pak Zaidan menyusul Fauzi ke Arab di pernikahan sesuku juga sudah tidak bisa
samping untuk menunaikan ibadah dipakai lagi pada kondisi saat ini.
kepada Allah. Pak Zaidan melamar Fauzi Dalam novel ini berpendapat,
untuk dijadikan menantunya dengan mungkin saja larangan pernikahan
menikahi Rahima putrid pertamanya. sesuku dilakukan karena dulu
Fauzi sebenarnya sangat terkejut karena masyarakat Minangkabau masih sangat
ia tahu bahwa ia dan Rahima memiliki sedikit sehingga untuk membedakan
suku yang sama. Tetapi sebagai orang hubungan persaudaraan ditandai dengan
yang mendalami agama, Fauzi tidak suku. Tetapi sekarang penduduk
menemukan kesalahan dari segi agama. Minangkabau sudah jutaan. Sehingga
Di tambah lagi Fauzi memang sejak dulu

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


62 |

belum tentu memiliki suku yang sama dunia. Ternyata Mak Katik yang sangat
berarti memilki pertalian darah. menentang pernikahan keduanya,
Dalam novel ini juga memberikan meskipun ada solusi yang diberikan oleh
solusi, jika saja pernikahan ini terus adat memiliki maksud terselubung yaitu
dilakukan, bisa dengan membayar denda ingin menikahkan anaknya dengan
yaitu menyembelih seekor kerbau untuk Rahima.
dipersembahkan kepada niniak mamak Jika kita hubungkan dengan
atau keluar dari kampung. Alasan dari kenyataan sekarang, pernikahan sesuku
niniak mamak yang melarang pernikahan mamang tetap menjadi sesuatu yang
sesuku dalam novel ini sama dengan tabu dan juga dilarang oleh agama.
kenyataan yang berlaku di Masyarakat Tetapi sudah banyak solusinya, selain
Minangkabau, yaitu menikah sesuku solusi yang sudah dikemukakan dalam
adalah menikahi saudara sendiri, ia novel Mencari Cinta yang Hilang karya
memegang dalil Al-Quran surat An-nissa Abdulkarim Khiaratullah yaitu keluar dari
yaitu dilarang menikah dengan saudara kampung atau menyembelih kerbau, ada
sendiri. Padahal jika dikaji, saudara solusi lagi yang bisa diberlakukan yaitu
seperti apa yang dimaksud, yaitu saudara keluar dari suku dan mengaku mamak
yang memilki pertalian darah, itu jugalah dan suku lain di luar daerahnya dengan
alasan yang dibahas di novel ini. kosekuensi seluruh haknya di rumah
Keputusan final dari novel gadang habis.
dengan alasan meminimalkan
kemudharatan yaitu, pertunangan harus Simpulan
dibatalkan karena apabila dilanjutkan Berdasarkan hasil penelitian dan
akan menjadi gunjingan orang-orang pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
kampung, akan mencoreng suku 1. Peranan mamak terhadap
Chaniago, dan perkataan niniak mamak kemenakan yang digambarkan dalam
Caniago tidak akan didengar lagi dalam novel ini, menggambarkan peranan
musyawarah kampung. Kepatuhan mamak yang sudah sesuai dengan
terhadap aturan adat tetap dilaksanakan, kenyataan, yaitu ada mamak yang
karena meskipun melaksanakan solusi berperan seperti seharusnya yang
yaitu dengan menyembelih kerbau atau bertanggung jawab penuh kepada
keluar dari kampung tetap saja kemenakannya yaitu Mak Palito,
mencoreng kaum Chaniago. Sehingga mamak dari Fauzi. Dan juga
penghulu memutuskan untuk tidak digambarkan watak mamak yang
melaksanakan pernikahan. lebih mengutamakan anaknya dari
Dampak dari pembatalan pada kemenakan seperti mamak dari
pernikahan sesuku dalam novel ini malah Rahima yaitu Mak Katik.
menjadi malapetaka. Fauzi akhirnya 2. Larangan pernikahan sesuku dari segi
pergi menenangkan diri ke Jakarta. agama dan adat. Dari segi agama
Sedangkan Rahima dinikahkan dengan yang sebenarnya bukan menjadi
anak mamaknya yaitu Agung, anak dari suatu masalah, sedangkan dari adat
Mak Katik. Karena kepedihan hatinya yang dianggap sangat menimbulkan
yang sangat mencintai Fauzi, akhirnya masalah yaitu mempermalukan kaum
Rahima sakit-sakitan hingga meninggal karena dianggapp menikah dengan

Diah Irawati – Unsur Budaya Minangkabau dalam Novel Mencari Cinta yang Hilang...
| 63

saudara sendiri. Novel ini lebih 4. Bagi bidang ilmu pendudukan


menggambarkan betapa kuatnya khususnya pembelajaran sastra, Jika
adat Meskipun ada solusi yang dibisa disesuaikan dengan pembelajaran di
dilakukan yaitu keluar dari kampung kelas pada kurikulum 2013 hasil
atau menyembelih kerbau untuk penelitian ini bisa digunakan untuk
dipersembahkan kepada niniak kelas XII dengan indikator
mamak. menginterpretasi makna teks novel
3. Peranan niniak mamak terhadap dalam hal ini novel Mencari Cinta
kaum atau masyarakat sesuku dalam yang Hilang karya Abdulkarim
novel ini juga menggambarkan Khiaratullah yang menggangkat
realitas yang terjadi di masyarakat budaya Minangkabau dan juga siswa
Minangkabau. Niniak mamak khususnya kelas XII di wilayah
bertanggung jawab terhadap Sumatera Barat masih sangat butuh
permasalahan yang menimpa terhadap pengetahuan budaya dan
kaumnya, dalam hal ini pernikahan aspek-aspek maupun pesan budaya
sesuku. yang bisa diteladani dalam kehidupan
sehari-hari.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan Daftar Pustaka
kesimpulan, ada beberapa saran yang Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi
dapat diberikan penulis yaitu: Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.
Jakarta : Pusat Pembinaan dan
1. Bagi pengarang, diharapkan dapat Pengembangan Bahasa.
menciptakan karya sastra lagi
terutama mengangkat unsur budaya Endaswara, Suwardi. 2011. Metodelogi
Minangkabau yang lainnya pada Penelitian Sosiologi Sastra.
karya selanjutnya. Yogyakarta: CAPS.
2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok
menambah minat baca terhadap Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
karya sastra dan dapat menangkap Rakyat.
maksud dan amanat yang
disampaikan dan mampu Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu
mengaplikasikan nilai-nilai dalam Antropologi. Jakarta: Rineke
novel Mencari Cinta yang Hilang Cipta.
karya Abdulkarim Khiaratullah ke Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan
dalam kehidupan nyata. Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
3. Bagi peneliti sastra, penelitian ini Gramedia.
dapat memperkaya wawasan sastra
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi
sehingga bermanfaat bagi
Sastra Peranan Unsur-unsur
perkembangan karya sastra yang ada
Kebudayaan dalam Proses
di Indonesia dan diharapkan dapat
Kreatif. Yogyakarta: Pustaka
melanjutkan penelitian mengenai
Pelajar.
unsur budaya daerah lainnya yang
terdapat dalam novel-novel yang ada Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra.
di Indonesia. Padang: Angkasa Raya.

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


64 |

Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Moleong, Lexy. 2010. Metodologi


Sastra. Bandung: Angkasa Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosda.
Muhammad. 2011. Metode Penelitian
Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Navis, AA. 1986. Alam Takambang Jadi
Media. Guru. Jakarta: Grafini Press.

Diah Irawati – Unsur Budaya Minangkabau dalam Novel Mencari Cinta yang Hilang...

You might also like