You are on page 1of 12
| PELAKSANAAN PPI || \No. Dokumen :065/025/SOP/1/2022 Ne 0 SOP | Tanggal Terbit :11 ;Halaman 1/42 jena UeTOns PUSKESMAS BAA | Penceg: | mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, | petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan 2 Tujuan ‘Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit secara langsung maupun tidak langsung dari atau kepada pasien di fasilitas Kesehatan 3. Kebijakan ‘Surat Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas Baa Nomor : 445/023/SK/V/2022 Tentang Pembentukan Tim PPI di UPTD Puskesmas Baa. 4. Referensi 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Fasilitas Kesehatan 3. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020 5. Prosedur Alat : « Sarana kebersihan tangan ° APD « Alat Sterilisator * Tempat sampah sesuai dengan kategori Plastik sampah warna kuning, hitam, dan coklat atau diberi label infeksius dan non infeksius * Safety Box Bahan : * Sabun cuci tangan * Cairan handrub berbasis alkohol 70% * Cairan desinfektan 6. Langkah—Langkah |1. Menjaga Kebersihan Tangan @ Dipindai dengan CamScanner a. Petugas kesehatan sudah memahami 5 (lima) momen serta 6 (enam) langkah kebersihan tangan dan mampu melaksanakan dengan benar, yaitu: 1) Sebelum kontak dengan pasien 2) Sebelum tindakan aseptic 3) Setelah terkena cairan tubuh pasien 4) Setelah kontak dengan pasien 5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien Petugas harus memastikan kuku tetap pendek, bersin dan bebas dari pewamaan kuku dan tidak boleh menggunakan kuku palsu, hindari penggunaan asesoris tangan (jam | tangan, perhiasan) | . Jika terdapat luka/ lecet maka tutupi luka dengan pembalut | luka anti air d. Bebaskan area tangan sampai pergelangan tangan jila ‘menggunakan baju lengan panjang (digulung ke atas) | e. Sebelum memegang alatinstrumen invasif, baik ketika | s mengenakan sarung tangan maupun tidak | Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi, | membrane mukosa, kulit yang tidak intak, atau kasa penutup luka g. Ketika berpindah dari satu bagian tubuh yang terkontaminasi ke bagian tubuh lain dari pasien yang sama |. Setelah kontak dengan permukaan objek yang bersentuhan: dengan pasien (termasuk peralatan medis) i. Setelah melepas sarung tangan (steril maupun non steril) j.__Jika tangan tidak terlihat kotor, gunaka pembersih berbahan dasar alkohol (alcohol-based handrub). Jika tangan tidak terlihat kotor namun pembersih yang berbahan dasar alkohol tidak tersedia, cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir. Jika tangan terlihat kotor, atau bila terkena darahicairan | tubuh, atau setelah menggunakan toilet, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. |. Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan makanan, bersihkan tangan dengan pembersih tangan berbahan dasar alkohol atau cuci tangan dengan sbaun dan air mengalir = @ Dipindai dengan CamScanner mm. Bila di fasiitas kesehatan tidak tersedia keran dan alr ‘mengalir,letakkan ember berisi air bersih i tempat yang ccukup tinggi dan berikan keran di dasar ember sehingga air | bisa mengalir keluar untuk cuci tangan, 2. Alat Pelindung Diri (APD) | ‘Adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang | | terhadap penetras! zat, partikel padat, cair atau udara untuk | melindungi pemakainya dari cedera atau penyabaran infeksi | atau penyakit a. Gunakan APD yang sesual dengan rsiko paparan, bila ada kemungkinan terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, | ekskresi dan bahan Kontaminasi, membran mukosa dan kulit | yang tidak utuh, Kult utuh yang potensial Kontaminasi | b. Semua APD harus memenuhi standar keamanan ©. Hindari kontak antara APD yang terkontaminasi (bekas) dan permukaan pakaian atau lingkungan pelayanan Kesehatan, buang APD bekas pakai yang sesuai tempat limban dan standar yang ditetapkan | d. Tidak dibenarkan berbagi APD yang sama antara dua | | petugas/ individu | e. Lepas APD secara keselurunan jika tidak digunakan lagi | f. Lakukan kebersihan tangan setiap kali melepas satu jeris | APD, ketika meninggalkan pasien untuk merawat pasien lain atau akan melakukan prosedur lain | g. Pakal sarung tangan sekali pakal atau pakal ulang untuk membersinkan lingkungan h. Gantilah sarung tangan bila berpindah dari area tubuh terkontaminasi ke area bersin i. Pakailah kacamata google untuk melindungi konjungtiva, membran mukosa mata, hidung, mulut —selama melaksanakan prosedur dan aktiftas perawatan pasien yang beresiko terjadi cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi J. Jenis,jenis APD adalah sebagal berikut 1) Pelindung kepata (Topi) Penutup kepala terdiri dari bahan yang digunakan sekall pakai dan yang dapat digunakan kemball, tahan cairan, tidak mudah robet dan ukurannya pas di kepala pemakai. @ Dipindai dengan CamScanner Dengan indikasi pemakaian : operasi kecil (minor surgery), tindakan persalinan, intubasi trakea, penghisapan lendir masif, pembersihan alat kesehatan, dll 2) Kacamata dan pelindung wajah Bertujuan untuk melindungi selaput mukosa mata, hidung, mulut dan fisiko Kontak dengan sekret_pemapasan, percikan darah atau cairan tubuh, sekresi atau ekskresi | pasien 3) Masker = Masker harus melindungi mulut dan hidung, = Masker dindikasikan pada tindakan atau prosedur yang dapat _menghasiikan cipratan darah, cairan tubun, sekresi atau ekskresi atau jika petugas berisiko | menghasilkan cipratan cairan dari selaput lendir rmukosa atau hidung, = Penggunaan masker NOS digunakan pada risiko paparan penularan infeksi melalui udara (Airbone disease) dan harus dilakukan fit test sebelum digunakan 4) Gaun/ apron = Untuk melindungi petugas dari kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril = Gaun/ apron digunakan saat_membersihkan Iuka, tindakan drainase, menuangkan cairan kontaminasi ke pembuangan atau WY toilet ~ Petugas menggunakan gaun/ apron saat menangani | pasien perdarahan masif, tindakan bedah dan | perawatan gigi | | | 5)Sanung tangan | | = Penggunaan sarung tangan harus sesuai dengan | | ukuran tangan dan digunakan pada kedua belah tangan | - Sarung tangan hanya boleh digunakan untuk satu kali | prosedur pada salu pasien, jika rusak atau robek maka harus mengganti dengan sarung tangan yang baru Gunakan sarung tangan steril atau yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) ketika melakukan @ Dipindai dengan CamScanner prosedur bedah, menolong persalinan, memotong tali pusat, menjahit luka episiotomi, dan menjahit robekan perineum Gunakan sarung tangan steril yang panjang (sampai ‘menutup siku) ketika melakukan manual plasenta atau kompresi bimanual interna | Gunakan sarung tangan non steril untuk melakukan pemasangan infus, memberikan obat injeksi, dan pengambilan darah Gunakan sarung tangan rumah tangga saat membersihkan alat dan tempat tidur, mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah dan limbah serta membersinkan darah dan cairan tubuh yang berceceran 6) Sepatu | = Berfungsi untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan yang berisiko melukai kali = Sepatu yang digunakan harus tertutup dan tahan air serta tahan tusukan = Segera lepaskan sepatu jka terkontaminasi darah atau cairan tubuh untuk dilakukan proses pembersihan/ dekontaminasi sesuai ketentuan | | - Sepatu boot digunakan saat prosedur pemulasan jenazah, penanganan limbah, tindakan operasi, pertolongan dan tindakan persalinan, penanganan linen, dan pencucian alat 3. Pengendalian Lingkungan Merupakan upaya mengendalikan lingkungan melalui perbaikan | mutu air, udara/ventilasi, permukaan lingkungan, desain dan | konstruksi bangunan | (1) Air | = Sistem air bersih harus memenuhi persyaratan mutu air bersih, memenuhi syarat fisik, kimia, dan bakteriologis = Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis Tersedia dalam jumlah yang cukup @ Dipindai dengan CamScanner Tersedia sistem pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan ‘Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi dengan penutup dengan bak kontrol untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1% 2) Ventilasi ruangan Penggunaan exhaust © fan_—sebaiknya dara pembuangannya tidak diarahkan ke ruang tunggu pasien atau tempat lalulalang orang = Penggunaan ventilasi alamiah sebaiknya dengan menciptakan aliran udara silang (Cross ventilation) dan pastikan arah angin tidak membahayakan petugas/ pasien tain Bangunan fasilitas kesehatan harus mempunyai pintu bukaan permanen yang dapat dibuka untuk ventilasialami dengan bukaan minimal 15% dari total luas lantai = Ventilasi harus mengatur pertukaran udara sehingga ruangan tidak terasa panas, tidak terjadi kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langitangit |= Aliran udara harusnya dari area bersih ke area | terkontaminasi 3) Konstruksi bangunan - Tata ruang bangunan harus mempertimbangkan sirkulasi udara dan pencahayaan | = Aksesibiitas oi luar dan di dalam bangunan harus mempertibangkan kemudahan bagi semua orang | | termasuk penyandang cacat dan lanjut usia - FTP harus menyediakan lahan parkir yang memadai Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, halus, kedap air dan mudah dibersinkan, tidak icin, permukaan rata, tidak menimbulkan genangan air dan | dianjurkan berwama terang | Dinding harus mudah dibersinkan, tidak mudah berjamur, | tidak berpori dan tidak bersiku yang dapat menyimpan debu Permukaan dinding sebaiknya tidak dipasang asesoris yang menjadi tempat akumulasi debu dan sult @ Dipindai dengan CamScanner dibersihkan, tidak menempelkan kertas informasi di dining (harus dilapisi kaca agar mudah dibersihkan) Komponen langitangit berwama terang dan mudah dibersinkan: Bangunan fasilitas kesehatan harus mempunyai pencahayaan alami dary atau buatan dan didistribusikan rata dalam ruangan Penyimpanan barang harus sesuai jenis barang, misalnya susunan linen, —penyimpanan —alat__-kesehatan, penyimpanan dokumen, dan tidak menempatkan barang sterl bersatu dengan barang kotor dalam satu area Jarak tempat tidur yang stau dengan lainnya minimal 1 meter Pemisahan area bersih dan kotor sehingga tidak terjadi kontaminasi dan risiko kecelakaan kerja Penempatan tempat limbah diruangan pelayanan pasien pada tempat yang aman dan tidak berada didekat pasien atau dibawah meja tindakan atau tempat tidur pasien kecuali pada saat tindakan sedang berlangsung (selesai tindakan segera dibersihkan) Tidak dianjurkan menggunakan karpet atau menempatkan bunga hidup atau bunga plastik atau aquarium di ruang pelayanan Tirai atau gorden harus dari bahan kedap air, dan mudah dibersihkan Pastikan tidak ada tempat masuk atau keluar binatang pengerat atau serangga, terutama bagi petugas yang tinggal di lingkungan fasilitas Kesehatan tidak boleh memelihara hewan Fasilitas kesehatan harus melaksanakan prosedur rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukan_ lingkungan | tempat tidur, peralatan disamping tempat tidur dan | pinggirannya, permukaan yang sering tersentuh dan harus diawasi secara rutin dan berkala | Cairan desinfektan harusmemiliki__kemampuan membunuh mikroorganisme misalnya Klorin 0,5% untuk pembersihan tumpahan darah atau cairan tubuh, Klorin 0,05% untuk pembersihan rutin permukaan, detergen atau @ Dipindai dengan CamScanner cairan pemutih (1:99 ce air) atau Hidrogen Peroksida 8% untuk pembersihan rutin Prinsip dasar pembersihan tingkungan + Semua permukaan horizontal disekitar pasien harus | dibersihkan rutin setiap hari atau terlihat kotor dan harus dibersihkan kembali bila pasien sudah keluar atau sebelum pasien baru masuk * Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi, hindari sapu/ kain kering tapi gunakan kain basah * Semua peralatan pembersih harus selalu dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan + Jika ada tumpahan darah atau cairan tubuh atau percikan ludah atau eksudat pada permukaan lantai, dinding atau tirai pembatas dibersihkan menggunakan | spill kit dan harus menggunakan APD yang sesuai * Jika ada tumpahan bahan kimia segera tuangkan air | bersih pada tumpahan lalu keringkan dengan kertas/ koran/ Kain perca kemudian masukan kedalam kantong wama coklat, Tuangkan detergen dan keringkan dengan kertas/ koran’ kain perca dan buang | ke kantong.wama coklat. Berikan label B3 pada plastik | cokiat tersebut | | | - Dekontaminasi ambulance dilakukan secara berkala setiap selesai digunakan, dengan menggunakan | desinfektan yang mengandung 0,5% natrium hipokiort | (yaitu setara dengan 5000 ppm) dengan perbandingan 1 | bagian desinfeksi untuk 9 bagian air. | 4, Pengelolaan limbah hasil pelayanan kesehatan a. Limbah infeksius | _- Dimasukan kedalam tempat yang kuat, tahan air dan mudah | | dibersihkan dengan kode infeksius/ medis, di dalamnya | dipasang kantong berwama kuning | _ Jika sudah menempati % kantong sampah segera diangkat dan diikat kuat dan tidak boleh dibuka lagi, selanjutnya di | bawa ke tempat penampungan sementara - Limbah infeksius, benda tajam harus disimpan pada cold storage dengan suhu < 0°C dalam waktu sampai dengan 90 | @ Dipindai dengan CamScanner Limbah padat famasi dalam jumiah besar_harus dikembalikan kepada distributor atau Gudang Farmasi Kabupaten/Kota, jika dalam jumlah sedikit dan tidak memungkinkan — dikembalikan, dapat dimusnahkan ‘menggunakan insinerator = Limbah 83 cair tidak boleh dibuang ke jaringan pipa pembuangan air limbah karena bersifat toksik pada pengolahan air limbah atau IPAL b. Pengelolaan Limbah Non Infeksius Limbah non infeksius ditempatkan dalam tempat yang kuat, mudah dibersihkan dan berlabel limbah non infeksius - Tempatkan kantong plastik wama hitam atau kantong plastik dengan label non infeksius - Limbah non infeksius harus di angkat dan dikosongkan setelah menempati % kantong kemudian diikat untuk dibawa ke TPS - Pembuangan akhir limbah non infeksius dibuang di TPA yang sudah ditentukan b. Pengelolaan Limbah Tajam - Semua limbah benda tajam dimasukkan ke safety box yang kuat, tahan air, tahan tusukan, berwama kuning atau Kotak benda tajam yang diberi label limbah benda tajam - Safety box ditempatkan pada area yang aman dan mudah | dijangkau atau digantung pada troli tindakan, tidak boleh | ditempatkan di lantai | - Pembuangan safety box setelah kotak terisi 2/3 dengan | menutup rapat permukaan lubang box agar jarum tidak dapat keluar. = Pembuangan akhir limbah benda tajam dapat dilakukan melalui pembakaran di insenerator atau dikelola sama dengan limbah B3 lainnya ¢. Pengelolaan Limbah Cair - Limbah cair harus diolah melalui unit pengelola limbah cair (IPAL) Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien dan Alat Medis Lainnya Peralatan kesehatan dibedakan berdasarkan penggunaan dan risiko infeksinya, sebagai berikut ane RED Serena Wee chen | @ Dipindai dengan CamScanner pees es —— Peralatan Kritikal ] Merupakan peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan tunak Semua peralatan kritikal wajib distrilisasi dengan menggunakan panas, contoh. semua instrumen bedah, periodontal scalier,heacting set dil Peralatan Semi-kritikal Merupakan alat yang kontak dengan membran mukosa ‘Semua peralatan semi kritikal wajib dilakukan minimal Desinfeksi Tingkat Tinggi (OTT) atau jka terdapat alat tanan panas, maka dapat dilakukan sterilisasi_ menggunakan panas, contoh Ambu bag, ETT, speculum | — Peralatan Non Kritikal | Merupakan peralatan yang saat digunakan hanya j menyentuh permukaan kulit saja, contoh tensimeter, stethoscope, all. Semua peralatan ini didesinfeksi dengan ‘menggunakan alkohol swab 70%, detergen atau disemprot dengan cairan klorin 0,05% 6. Penatalaksanaan Linen = Pencucian linen bersih, steril dan kotor dilakukan terpisah melalui pintu masuk yang berbeda atau satu arah. — Cuci linen dengan suhu 70 °C dalam waktu 25 menit atau 95 | °C dalam waktu 10 menit dengan menggunakan detergen = Petugas yang melakukan pencucian linen harus menggunakan APD yang sesuai 7. Penyuntikan Yang Aman — Penyuntikan yang aman dilaksanakan dengan prinsip satu spuit, satu jenis obat dan satu prosedur penyuntikan — Petugas melakukan tindakan asepsik sebelum penyuntikan — Setelah digunaken gera buang jarum suntik ke safety box tanpa di recaping = Simpan obat multidose sesuai rekomendasi pabrikan = Petugas menggunakan APD yang sesuai 8. Kebersihan Pernapasan atau Etika Batuk = Petugas, pasien dan pengunjung melakukan etika batuk jika ‘mengalami gangguan pemapasan, batuk, atau bersin ~ Gunakan masker bedah atau tisu, saputangan yang Jangsung dibuang setelah digunakan ~ Lakukan kebersihan tangan sesuai standar @ Dipindai dengan CamScanner 9 Penempatan Pasien Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat yang terpisah Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip pemisahan tetap terjadi Penempatan pasien di ruang triase harus diberi jarak minimal 1 meter |10. Perlindungan Kesehatan Petugas — Semua petugas kesehatan menggunakan APD sesuai indikasi = Semua petugas melakukan tindakan kebersihan tangan sesuai dengan 5 momen dan 6 langkah WHO = Jika terkena pajanan darah, sekret atau cairan tubuh pasien, segera cuci dengan air mengalir dan dilaporkan untuk proses tindak lanjut Menjaga Kebersihan Tangan Alat Pelindung Diri (APD) ¥ | Dekontaminasi Peralatan Perawatan | Pasien ¥ Pengendalian Lingkungan ¥ Penatalaksanaan Linen ¥ Kesehatan Karyawan ¥ Penempatan Pasien Y Hygiene Respirasi/ Etka Batuk y Praktek Menyuntik yang Aman Pengelolaan ah ‘8. Hal-hal yang perlu_|1. Kepatuhan PPI petugas, pasien dan pengunjung diperhatikan ea pba ait 7. Diagram Alir | @ Dipindai dengan CamScanner on ‘Sarana penunjang kebersihan tangan \ Sarana APD Lokel/ Pendaftaran | Poli Umum/ MTBS \ Kamar Bersalin \ Poli KIAKB \ Poli Gigi \ Laboratorium Farmasi | NO@GBRONoS diubah @ Dipindai dengan CamScanner

You might also like