You are on page 1of 22

Faktor-Faktor Yang Berperan Terhadap Implementasi Patient Centered Care Dalam

Meningkatkan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Kelas III RSU
Kabupaten Tangerang

Farli1, Muhammad Hadi2, Suhendar3, Tri Kurniati4, Satinah4

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta


Jalan Cempaka Putih Tengah I No.I Jakarta Pusat 10510,Telp/Fax (021)42800364

email : pererefarly@gmail.com

Abstract
Background: Patient Centered Care (PCC) is an innovative approach to health care planning,
service and evaluation based on mutually beneficial partnerships between health care
providers, patients and families. Several factors influence the implementation of Patient
Centered Care (PCC) on patient satisfaction, namely dignity and respect, information sharing,
participation, and collaboration, where the better these factors play a role, the better the
implementation of Patient Centered Care (PCC) which has an impact on increasing patient
satisfaction at the Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Purpose: This study is to
determine the factors that play a role in the implementation of Patient Centered Care in
increasing patient satisfaction in Class III Internal Medicine Inpatient Rooms at Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang. The research method used quantitative methods with cross
sectional approach correlation study. The study sample was 76 patients. Result: there is no
role of dignity and respect for Patient Centered Care with t-Statistics = 1.129. There is a role
for dignity and respect for patient satisfaction, the score of t-Statistics = 3.003. There is a role
for sharing information on Patient Centered Care with a value of t-Statistics = 2.037. There is
a role for sharing information on patient satisfaction with the value of t-Statistics = 2.106.
There is a role of participation in Patient Centered Care with a value of t-Statistics = 2.395.
There is no role of participation on patient satisfaction with t-Statistics = 0.057. There is no
role for Patient Centered Care with t-Statistics = 1.811. There is a collaborative role on
patient satisfaction with a value of t-Statistics = 2.439. There is a relationship between patient
centered care and patient satisfaction with a value of t-Statistics = 3.111. Conclusion: The
implementation of Patient Centered Care in the hospital is proven to increase patient and
family satisfaction.
Keywords: Patient Centered Care, Patient Satisfaction
Pendahuluan pelayanan kesehatan. Mutu
Dunia kesehatan di Indonesia saat pelayanan yang baik dapat tercapai
ini dalam posisi transisi menuju jika rumah sakit memenuhi standar
perubahan yang dilandasi oleh yang sudah ditetapkan. Untuk
transformasi budaya yang mencapai mutu pelayanan yang
sebelumnya non digital kearah baik, pemerintah menetapkan
digital informasi dan teknologi, standar melalui SNARS Edisi I
sehingga dunia kesehatan harus dalam meningkatkan mutu
bisa mengimbangi dan sinergi pelayanan di Indonesia. SNARS
dalam menyongsong perubahan, di Edisi I mempunyai beberapa
era digital dan milenial dimana kriteria penilaian dalam mencapai
dunia bergerak dengan cepat. mutu pelayanan yang baik bagi
Dalam menyikapi proses pasien dan keluarga sesuai tren
perubahan ini dunia kesehatan di issue dalam SNARS yaitu Patient
Indonesia di tuntut untuk merubah Center Care diantaranya terkait 6
paradigma yang dulu focus (enam) Sasaran Keselamatan
terhadap penyakit beralih kepada Pasien (SKP), Standar Pelayanan
pasien dan keluarga sesuai dengan Berfokus Pasien, Standar
ungkapan dari The Manajemen Rumah Sakit, Program
Picker/Commonwealth program Nasional, Integrasi Pendidikan
for patent center care menciptakan Kesehatan Dalam Pelayanan
istilah patient center care dalam Rumah Sakit. Rumah Sakit bisa
rangka menarik perhatian dokter, melaksanakan keseluruhan dari
staff dan system pelayanan standar yang sudah ditetapkan
kesehatan agar mengalihkan fokus tersebut maka bisa dipastikan
dari penyakit kepada pasien dan kepuasan pasien dan keluarga
keluarga. Patient Centered Care ini sesuai fokus asuhan Patient Center
juga menjadi trend and issue dalam Care bisa dicapai dengan baik yang
Standar Nasional Akreditasi berdampak pada potret rumah sakit
Rumah Sakit (SNARS) Edisi I di mata masyarakat semakin baik.
tahun 2018 tentang pelaksanaan Patient Centered Care (PCC)
asuhan keperawatan pasien adalah inovasi pendekatan dalam
terintegrasi. perencanaan, pelayanan, dan
Pelayanan kesehatan di Indonesia evalusasi perawatan kesehatan
tidak terlepas dari standar yang yang berdasarkan pada kemitraan
sudah ditetapkan oleh pemerintah. yang saling menguntungkan antara
Salah satu standar yang ditetapkan penyedia pelayanan kesehatan,
adalah Standar Pelayanan Minimal pasien, dan keluarga (Keene, n.d.).
Rumah Sakit. Standar pelayanan Institution Of Medicine (IOM)
minimal rumah sakit menjadi dasar (2010) mendefinisikan Patient
untuk acuan keberhasilan suatu Centered Care adalah perawatan
rumah sakit dalam melaksanakan yang ramah dan responsif terhadap
pilihan, kebutuhan, dan nilai pasien Dalam penelitian Bertakis (2011),
secara individual, dan memastikan tentang hubungan penerapan patient
pasien membuat keputusan klinis. centered care terhadap penurunan
Hal ini hampir serupa dengan pemanfaatan layanan kesehatan
pendapat Lauver dkk, (2010) dengan desain penelitian deskiptif
bahwa Patient Centered Care kuantitatif di Rumah Sakit Umum
adalah sejauh mana profesional Daerah Semarang mendapatkan hasil
perawatan memilih dan bahwa ada hubungan antara patient
memberikan intervensi yang centered care dengan penurunan
responsif terhadap kebutuhan pemanfaatan layanan kesehatan di
rumah sakit tersebut.
individual. Pelaksanaan patient
Pagela Pascarella Renta (2016)
centered care di rumah sakit
dengan penelitian yang berjudul
mencerminkan mutu kualitas
Evaluasi Pelaksanaan Catatan
layanan yang baik terhadap pasien
Perkembangan Pasien Terintegrasi
dan dan keluarga. yang merupakan Implementasi dari
patient centered care di Kamar
Mutu pelayanan yang baik dapat Operasi dan Anestesi Rumah Sakit
meningkatkan tingkat kepuasan PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pasien dan keluarga terhadap Unit 1, menggunakan desain
pelayanan atau asuhan yang penelitian Kuantitatif dengan
diberikan. Asuhan pasien dalam rancangan cross sectional, dan
SNARS Edisi I adalah asuhan kualitatif dengan studi kasus,
pasien berdasarkan Patient Center pengumpulan data dilakukan dengan
Care sudah mulai di budayakan observasi menggunakan format
dengan adanya asuhan pasien 4.0. telaah rekam medis tertutup dan
Asuhan Pasien 4.0 dalam SNARS wawancara. Dalam penelitian ini,
Edisi I adalah asuhan pasien yang peneliti mendapatkan hasil bahwa
terkini, modern dan terstandar yang kelengkapan dokumen rekam medis
berbasis Patient Centred Care. di Rumah Sakit PKU
Asuhan pasiennya terintegrasi, Muhammadiyah Yogyakarta sesuai
dijalankan oleh Profesional dengan standar akreditasi Rumah
Pemberi Asuhan (PPA) sebagai Sakit tahun 2012.
tim, serta asuhan pasiennya Dwikunto (2014), dalam
penelitiannya tentang Hubungan
didokumentasikan terintegrasi
Konsep Patient Centered Care
melalui IT dalam Sistem Informasi
dalam Menurunkan Angka Kejadian
Rumah Sakit Ala Kars (SIRSAK).
Malpraktek di RSU Daerah
Dalam Asuhan Pasien Centered
Tangerang Selatan Tahun 2014,
Care, terdapat manfaat mengenai
didapatkan hasil bahwa kejadian
tata asuhan pasien yang baik (good malpraktik di RSU Daerah
patient care), tata kelola klinik Tangerang Selatan menurun hingga
yang baik (good clinical 62% sejak diterapkannya konsep
governence), tata kelola rumah patient centered care di rumah sakit
sakit yang baik (good hospital tersebut.
governence).
Rumah Sakit Umum Kabupaten kebutuhan pasien, selalu
Tangerang adalah kelas B melibatkan pasien dan keluarga,
Pendidikan sebagai Rujukan dan meningatkan kolaborasi
Regional sesuai keputusan Direktur dengan tim kesehatan lainnya
Jenderal Bina Upaya Kesehatan dalam pelaksanaan asuhan yang
Nomor HK.02.03/I/0363/2015, saat berfokus pada pasien sehingga
ini Rumah Sakit Kabupaten mutu pelayanan kesehatan di RSU
Tangerang menempati lahan seluas Kabupaten Tangerang menjadi
4,1 hektar dengan jumlah tempat lebih baik lagi ke depannya.
tidur sebanyak 428 tempat tidur Tujuan Penelitian
dan jumlah Sumber Daya Manusia 1. Tujuan Umum :
(SDM) 1.360 pegawai, sudah Tujuan umum penelitian ini
memperoleh Akreditasi Paripurna yaitu untuk mengetahui Faktor-
dari KARS dan sudah menerapkan faktor yang Berperan terhadap
sistem asuhan sesuai SNARS Edisi implementasi Patient Centered
I yang berfokus pada pasien dan Care Dalam Meningkatkan
keluarga salah satunya terkait Kepuasan Pasien di Ruang
pendokumentasian melalui catatan Rawat Inap Penyakit Dalam
perkembangan pasien terintegrasi. Kelas III RSU Kabupaten
Berdasarkan wawancara di bulan Tangerang”.
Desember 2019 dengan kepala 2. Tujuan Khusus :
bidang keperawatan dan bagian a. Diketahuinya faktor martabat
Perbaikan Mutu dan Keselamatan dan hormat yang berperan
Pasien (PMKP) Rumah Sakit terhadap implementasi
Umum Kabupaten Tangerang, asuhan Patient Centered
didapatkan data bahwa pelayanan Care di ruang rawat inap
yang diberikan perawat terhadap penyakit dalam kelas III RSU
pasien belum optimal, hal ini Kabupaten Tangerang
didukung oleh adanya komplain b. Diketahuinya faktor berbagi
dari pasien terkait pelayanan yang informasi yang berperan
diberikan oleh perawat yang terhadap implementasi
dirasakan belum sesuai dengan asuhan Patient Centered
harapan pasien sehingga Care di ruang rawat inap
berdampak pada penurunan tingkat penyakit dalam kelas III RSU
kepuasan pasien. Tingkat kepuasan Kabupaten Tangerang
pasien pada tiga bulan terakhir di c. Diketahuinya faktor
instalasi rawat inap sebesar 76,89 partisipasi yang berperan
% dan belum mencapai standar terhadap implementasi
kepuasan pasien yang ditetapkan asuhan Patient Centered
oleh RSU Kabupaten Tangerang Care di ruang rawat inap
yaitu sebesar 80 %. Dari data penyakit dalam kelas III RSU
tersebut tenaga kesehatan Kabupaten Tangerang
diharapkan agar lebih d. Diketahuinya faktor
memperhatikan aspek-aspek kolaborasi yang berperan
terhadap implementasi Metode Penelitian
asuhan Patient Centered Desain pada penelitian ini adalah
Care di ruang rawat inap penelitian kuantitatif deskriptif, dengan
penyakit dalam kelas III RSU jenis pendekatan cross-sectional yaitu
Kabupaten Tangerang studi yang mengukur beberapa variabel
e. Diketahuinya faktor martabat dalam satu waktu secara sekaligus.
dan hormat yang berperan Penelitian dilakukan untuk mengetahui
Dalam Meningkatkan peran faktor martabat dan hormat, berbagi
Kepuasan Pasien di Ruang informasi, partisipasi dan kolaborasi
Rawat Inap Penyakit Dalam terhadap implementasi patient centered
Kelas III RSU Kabupaten care dalam meningkatkan kepuasan pasien
Tangerang di ruang rawat inap penyakit dalam kelas
f. Diketahuinya faktor berbagi III Rumah Sakit Kabupaten Tangerang.
informasi yang berperan Pada penelitian ini, subjek yang diambil
Dalam Meningkatkan oleh peneliti adalah pasien rawat inap
Kepuasan Pasien di Ruang penyakit dalam kelas III Rumah Sakit
Rawat Inap Penyakit Dalam Kabupaten Tangerang, dengan kriteria; 1)
Kelas III RSU Kabupaten Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
Tangerang a) Bersedia menjadi responden, b) Pasien
g. Diketahuinya faktor atau keluarga bisa membaca dan menulis,
partisipasi yang berperan c) Pasien dengan lama rawat minimal tiga
Dalam Meningkatkan hari. Kriteria eksklusi pada penelitian ini
Kepuasan Pasien di Ruang adalah: 1) Tidak bersedia menjadi
Rawat Inap Penyakit Dalam responden, 2) Terjadi penurunan status
Kelas III RSU Kabupaten kesehatan secara drastis.
Tangerang Lokasi pengambilan sampel diadakan di
h. Diketahuinya faktor ruang rawat inap penyakit dalam kelas III
kolaborasi yang berperan Rumah Sakit Kabupaten Tangerang.
Dalam Meningkatkan Pengambilan sampel dilakukan dengan
Kepuasan Pasien di Ruang teknik purposive sampling yaitu tehnik
Rawat Inap Penyakit Dalam sampling non random sampling. Jumlah
Kelas III RSU Kabupaten perhitungan sampel yang ditentukan
Tangerang dengan mengunakan rumus Slovin
i. Diketahuinya faktor patient sebanyak 76 responden.
centered care yang berperan
Dalam Meningkatkan Hasil
Kepuasan Pasien di Ruang 1. Analisa deskriptif
Rawat Inap Penyakit Dalam Sebelum menjelaskan hasil uji
Kelas III RSU Kabupaten hipotesis penelitian, peneliti
Tangerang. menggambarkan terlebih dahulu
karakteristik responden antara lain
usia, jenis kelamin, pendidikan dan
lama hari rawat sebagai berikut:
Tabel 5.1 lebih berperan aktif dalam
Distribusi Frekuensi karakteristik menjalankan tugas.
responden di ruang rawat inap penyakit Pada tabel 5.1 diatas terlihat juga
dalam kelas III RSU Kabupaten bahwa responden yang berusia > 25
Tangerang tahun lebih banyak dibandingkan
(n=175) dengan responden dengan usia <25
Karakteristik Frekue Persen tahun. Presentase responden
Responden nsi tase dengan usia >25 tahun sebanyak
(%)
Jenis Laki-laki 45 59,2 72,4% sedangkan responden
Kelamin dengan usia <25 tahun sebanyak
Perempu 31 40,8
an 36,8%.
SD 19 25,0 Pada tabel 5.1 diatas terlihat juga
Pendidikan
SMP 24 31,6 bahwa responden yang lama hari
SMA 31 40,8 rawatnya 3-5 hari lebih banyak
S1 2 2,6 dibandingkan dengan responden
Usia <25 21 27,6
yang lama hari rawatnya > 5 hari.
Tahun Presentase responden yang lama
>25 55 72,4
Tahun
hari rawatnya 3-5 hari sebanyak
Lama hari 3-5 Hari 48 63,2 63,2% sedangkan responden yang
rawat
>5 hari 28 36,8 lama hari rawatnya > 5 hari
sebanyak 27,6%.
Pada tabel 5.1 diatas terlihat 2. Deskripsi variabel penelitian
terlihat bahwa responden berjenis Analisis statistik deskriptif variabel
kelamin laki-laki lebih banyak penelitian digunakan untuk
dibandingkan dengan responden mengetahui kecenderungan
berjenis kelamin perempuan. jawaban pada kuesioner atau sejauh
Dengan presentase laki-laki 59% mana respon responden sesuai
sedangkan perempuan sebanyak kategori pilihan jawaban dengan
40,8%. menggunakan skala likert terhadap
Pada tabel 5.1 diatas terlihat bahwa pernyataan-pernyataan setiap
responden dengan pendidikan variabelnya. Data yang terkumpul,
terakhir SMA dominan lebih kemudian ditabulasi untuk
banyak dibandingkan yang mengetahui distribusi jawaban
berpendidikan SD, SMP dan S1. responden dari masing-masing
Presentase jumlah responden indikator pada setiap variabel
dengan pendidikan SMA sebanyak penelitian seperti terlihat pada
40,8%, SMP 31,6%, SD 25% dan lampiran. Deskripsi vaiabel
S1 sebanyak 2,6%. Pada tabel 5.1 penelitian ini dapat dilihat pada
diatas terlihat bahwa responden tabel dibawah ini :
dengan umur 26 – 35 lebih banyak, Tabel 5.2
hal ini disebabkan karena pada usia Deskripsi Variabel Penelitian di Ruang
produktif berpengaruh terhadap Ranap Penyakit Dalam Kelas III RSU
daya tangkap pada pola pikir dan Kabupaten Tangerang (n = 76)
Variabel P- Keeratan
Variabel Mean Std n
Value
Deviasi
19,85 4,59479 76 Martabat dan hormat- 0.259 Lemah
Martabat
>Patient Centered Care
dan hormat
Berbagi 16,48 76 Martabat dan hormat- 0,003 Kuat
4,11337
informasi >Kepuasan pasien
Partisipasi 15,25 3,22542 76 Berbagi informasi- 0,042 Kuat
Kolaborasi 16,96 4,11644 76 >Patient Centered Care
Patient 76 Berbagi informasi- 0.036 Kuat
Centered 15,75 >Kepuasan pasien
3,70270
Care Partisipasi->Patient 0,017 Kuat
Kepuasan 15,97 3,70216 76 Centered Care
Pasien Partisipasi->Kepuasan 0,955 Lemah
pasien
Dari tabel 5.2 di atas, menunjukan Kolaborasi-> Patient 0,071 Lemah
Centered Care
bahwa nilai mean dari tiap-tiap Kolaborasi->Kepuasan 0,004 Kuat
variabel penelitian yang diisi oleh pasien
Patient Centered Care- 0,002 Kuat
76 responden. Nilai mean pada >Kepuasan pasien
faktor martabat dan hormat yaitu
19,85. Nilai mean pada faktor Dari hasi uji korelasi pada tabel 5.3
berbagi informasi yaitu 16,48. Nilai dapat disimpulkan bahwa variabel
mean pada faktor partisipasi yaitu yang paling berhubungan dengan
15,25. Nilai mean untuk faktor nilai r terbesar atau signifikan
kolaborasi yaitu 16,96. Nilai mean paling kuat yaitu peran patient
untuk faktor patient centered care centered care dalam meningkatkan
yaitu 15,75 dan nilai mean untuk kepuasan pasien. Dan terdapat
variabel kepuasan pasien yaitu variabel yang tidak mempunyai
15,97. keeratan yang kuat, dengan kata
3. Analisa bivariat lain mempunyai signifikansi lemah
Analisis ini menggunakan uji yaitu peran martabat dan hormat
korelasi dengan hasil sebagai terhadap implementasi patient
berikut: centered care, peran partisipasi
Tabel 5.3 dalam meningkatkan kepuasan
Analisis keeratan peranan antar pasien dan peran kolaborasi
variable laten X terhadap vaiabel terhadap implementasi patient
laten Y di Ruang Ranap Penyakit centered care.
Dalam Kelas III RSU Kabupaten 4. Analisa Inferensial
Tangerang (n = 76) Penelitian ini menggunakan tehnik
analisis uji model PLS (Partial
Least Square) dengan dua evaluasi
mendasar, 1) evaluasi model
pengukuran (outer model) untuk
mengetahui validitas dan
reliabilitas indikator terhadap
konstruk variabel (variabel laten),
dan 2) evaluasi model struktur
(inner model) untuk mengetahui
ketetapan model.
4.1 Evalusi Model Pengukuran penelitian yaitu matabat dan hormat,
(Outer Model) berbagi informasi, partisipasi, kolaborasi,
Pada Tabel 5.4 dibawah dapat patient centered care, dan kepuasan pasien,
diketahui bahwa seluruh memiliki indikator-indikator dari masing-
indikator pada variabel masing variabel tersebut. Pada tabel 5.4
memiliki outer loading <0,5. diatas, variabel martabat dan hormat,
Suatu indikator dikaitkan valid berbagi informasi, partisipasi, kolaborasi,
yang baik jika nilai indikator patient centered care, dan kepuasan pasien
lebih besar dari 0,5, sedangkan mempunyai nilai outer loadingnya
outer loading yang nilainya terhadap tiap-tiap indikator >0,5. Nilai
dibawah 0,5 maka akan dihapus outer loading yang tinggi menunjukan
dari model. bahwa indikator-indikator tersebut bekerja
Tabel 5.4 dengan baik terhadap konstruknya.
Nilai Loading Factor indikator Dengan kata lain, semua dinyatakan
penelitian di ruang Ranap Penyakit kuesioner valid. Dibawah ini hasil
Dalam Kelas III RSU Kabupaten realibilitas instrumen penelitian :
Tangerang (n = 76) Tabel 5.5
Variabel Indikator Outer Evaluasi reliabilitas outer model dari
loadings
variabel penelitian di ruang Ranap
Martabat dan Peduli 0,915
hormat Perhatian 0,928
Penyakit Dalam Kelas III RSU Kabupaten
Menghargai 0,942 Tangerang (n = 76)
Empati 0,919

Berbagi Komunikati 0,917 Variabel Cronbach's Composite


Informasi f Alpha Reliability
Edukatif 0,930 Martabat dan 0,939 0,956
hormat
Kejelasan 0,950
Berbagi 0,925 0,952
Partisipasi Aspiratif 0,878 informasi
Keterlibata 0,918 Partisipasi 0,912 0,938
n Kolaborasi 0,943 0,964
Harapan 0,929
Patient Centered 0,933 0,952
Motivasi 0,865 Care
Kolaborasi Kesepakata 0,961 Kepuasan pasien 0,946 0,958
n
Konsistensi 0,937
Sikap 0,945 Menurut Ghozali (2015) pengujian
ramah
composite reliability bertujuan
Profesional 0,918
Patient Kenyamana 0,911 untuk menguji reliabilitas
Centered Care n pasien instrument dalam suatu model
Kualitas 0,914
lingkungan penelitian. Apabila seluruh nilai
Keterlibata 0,908 variabel laten memiliki nilai
n keluarga
Kehandalan 0,901 composite reliability > 0,7 dan
Kepuasan Kesesuaian 0,910 cronbach’s alpha > 0,7 hal itu
Pasien Kinerja 0,908
Service 0,880
berarti bahwa konstruk memiliki
ability reliabilitas yang baik atau
Menurut Ghozali, suatu indikator reflektif kuesioner yang digunakan sebagai
dinyatakan valid jika mempunyai nilai alat dalam penelitian ini telah andal
outer loading >0,5. Dari 6 (enam) variabel atau konsisten. Pada tabel 5.5
diatas, kuesioner dinyatakan Keterlibatan 42.026 Signifikan
pasien dan
reliabel atau konsisten karena keluarga<- Patient
semua nilai cronbach’s alpha nya > Centered Care
Kehandalan<- 34.668 Signifikan
0,7. Kepuasan pasien
4.2 Uji hipotesis Kesesuaian<- 48.539 Signifikan
Kepuasan pasien
Untuk melihat uji hipotesis Kinerja<- 32.775 Signifikan
terhadap indikator dari variabel Kepuasan pasien
Service ability<- 29.384 Signifikan
yang diteliti, dapat dilihat Kepuasan pasien
melalui tabel berikut ini:
Tabel 5.6 Dari tabel 5.6 diatas menunjukkan
Evaluasi Refleksi Nilai T-Statistik terhadap hasil pengukuran nilai t-statistik dari
indikator dari variabel penelitian penelitian setiap indikator ke variabel lebih
di ruang Ranap Penyakit Dalam Kelas III besar dari 1.96 dengan tingkat
RSU Kabupaten Tangerang (n = 76) kepercayaan 95% (α = 0.05). hal ini
Indikator T- Kriteria Uji
Statistics >1.96
berarti, semua indikator berpengaruh
Peduli<-Martabat 36.035 Signifikan signifikan terhadap variabel yang
dan hormat
Perhatian<- 45.239 Signifikan
diteliti. Sementara itu, untuk melihat
Martabat dan hasil uji hipotesis pada penelitian ini,
hormat
dapat dilihat melalui tabel berikut :
Menghargai<- 57.564 Signifikan
Martabat dan Tabel 5.7
hormat
Hasil Pengukuran T-Statistik (t>1.96) dan
Empati<- Martabat 44.821 Signifikan
dan hormat P-Value (P<0,05) antar Variabel Laten
Komunikatif<- 35.568 Signifikan dalam Structural Model Penelitian di ruang
Berbagi informasi
Edukatif<- 41.297 Signifikan Ranap Penyakit Dalam Kelas III RSU
Berbagi informasi Kabupaten Tangerang (n =76)
Kejelasan 59.434 Signifikan
Hubungan t>1.96 P<0,05 Keteranga
informasi<-
Antar n
Berbagi informasi
Variabel
Aspiratif<- 28.636 Signifikan
Martabat dan 1.137 0,259 Tidak
Partisipasi
hormat- Signifikan
Keterlibatan<- 44.215 Signifikan
>Patient
Partisipasi
Centered
Harapan<- 44.772 Signifikan Care
Partisipasi
Martabat dan 3.003 0,003 Signifikan
Motivasi<- 24.776 Signifikan hormat-
Partisipasi >Kepuasan
Kerjasama<- 94.539 Signifikan pasien
Kolaborasi Berbagi 2.037 0,042 Signifikan
Komunikasi 48.219 Signifikan informasi-
efektif<- >Patient
Kolaborasi Centered
Sikap ramah<- 50.493 Signifikan Care
Kolaborasi Berbagi 2.106 0,036 Signifikan
Profesional<- 35.932 Signifikan informasi-
Patient Centered >Kepuasan
Care pasien
Kenyamanan 36.694 Signifikan Partisipasi- 2.395 0,017 Signifikan
fisik<- Patient >Patient
Centered Care Centered
Kualitas 40.044 Signifikan Care
lingkungan<- Partisipasi- 0.057 0,955 Tidak
Patient Centered >Kepuasan signifikan
Care
pasien variabel Patient Centered Care
Kolaborasi-> 1.811 0,071 Tidak
Patient signifikan dengan nilai T Statistics >1.96.
Centered 6. Variabel faktor Partisipasi
Care
Kolaborasi- 2.439 0,015 Signifikan tidak berperan signifikan
>Kepuasan dalam meningkatkan Kepuasan
pasien
Patient 3.111 0,002 Signifikan pasien dengan nilai T Statistics
Centered <1.96.
Care-
>Kepuasan 7. Variabel Faktor Kolaborasi
pasien Tidak berperan signifikan
terhadap variabel Patient
Tabel 5.7 menunjukkan hasil Centered Care dengan nilai T
perhitungan PLS yang Statistics <1.96.
menyatakan pengaruh atau 8. Variabel Faktor Kolaborasi
peranan langsung antar variabel. berperan signifikan dalam
Dikatakan ada peran langsung meningkatkan Kepuasan
jika nilai T Statistics > 1.96 dan pasien dengan nilai T Statistics
dikatakan tidak ada peran jika T >1.96.
Statistics < 1.96. Berdasarkan 9. Variabel Faktor Patient
tabel diatas maka data hasil dapat Centered Care berperan
dinyatakan sebagai berikut : signifikan dalam
meningkatkan Kepuasan
1. Variabel Faktor Martabat dan
pasien dengan nilai T Statistics
hormat tidak berperan
>1.96.
signifikan terhadap variabel
Patient Centered Care dengan Pembahasan
nilai T Statistics <1.96. Peran faktor martabat dan hormat
2. Variabel Faktor Martabat dan terhadap implementasi Patient Centered
hormat berperan signifikan Care
dalam meningkatkan Kepuasan Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor
pasien dengan nilai T Statistics martabat dan hormat tidak berperan
>1.96. signifikan terhadap pengimplementasian
3. Variabel Faktor Berbagi patient centered care di ruang Rawat Inap
informasi berperan signifikan penyakit dalam kelas III Rumah Sakit
terhadap variabel Patient Umum Kabupaten Tangerang, dengan nilai
Centered Care dengan nilai T t = 1.129. Dimana untuk indikator
Statistics >1.96. penyusun variabel nya yaitu sikap peduli,
4. Variabel Faktor Berbagi perhatian, menghargai dan empati. Dimana
informasi berperan signifikan indikator-indikator tersebut berkontribusi
dalam meningkatkan Kepuasan tidak langsung sebagai penyusun variabel
pasien dengan nilai T Statistics martabat dan hormat terhadap
>1.96. implementasi patient centered care.
5. Variabel faktor Partisipasi Aspek martabat dan respek dalam konsep
berperan signifikan terhadap patient centered care adalah perilaku
seorang perawat yang mencerminkan sikap
caring saat melaksanakan pelayanan penyusun variabel nya yaitu sikap
kesehatan. Perilaku caring mengandung 3 komunikatif, edukatif dan kejelasan
hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu informasi. Dimana indikator-indikator
perhatian, tanggung jawab dan dilakukan tersebut berkontribusi langsung sebagai
dengan ikhlas (Dwiyanto, 2014). Perilaku penyusun variabel faktor berbagi informasi
caring memiliki inti yang sama yaitu sikap terhadap implementasi patient centered
peduli, menghargai dan menghormati care.
orang lain, memberi perhatian dan Faktor berbagai informasi mengenai
mempelajari kesukaan seseorang serta cara perkembangan pasien antar profesi
berpikir dan bertindak. kesehatan di rumah sakit merupakan
Penelitian ini didukung oleh Marti, komponen Patient Centered Care yang
Andarini, dan Lestari (2015) dalam fundamental dalam perawatan pasien
penelitiannya didapatkan hasil bahwa (Riesenberg, 2010). Alvarado, et al. (2011)
sikap menghargai harkat dan martabat mengungkapkan bahwa ketidakakuratan
pasien dan keluarga dalam penerapan PCC informasi dapat menimbulkan dampak
yang menyatakan bahwa sebagian besar yang serius pada pasien, hampir 70%
perawat belum mendapatkan pembelajaran kejadian sentinel yaitu kejadian yang
terkait nilai dan hak-hak pasien. Oleh mengakibatkan kematian atau cidera yang
sebab itu program-program terkait nilai, serius di rumah sakit disebabkan karena
preferensi dan hak pasien tidak mencapai buruknya komunikasi.
tingkat kualitas yang memadai. Menurut Pickter Institute (2013), Pasien
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan cenderung ingin mendapat informasi
bahwa tidak ada peran yang signifikan mengenai kondisi kesehatan mereka dan
dari faktor martabat dan hormat terhadap terlibat dalam setiap pengambilan
implementasi patient centered care. Hal keputusan. Penelitian ini didukung oleh
ini disebabkan karena Rumah Sakit Umum penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Kabupaten Tangerang masih dalam proses Cut Safitri (2015) tentang pengaruh faktor
transisi ke pelayanan yang berfokus ke berbagi informasi terhadap pelaksanaan
pasien. Oleh karena itu perlu dilakukannya Patient Centered Care di RSUD kota
seminar dan pelatihan terkait PCC dan Banda Aceh menyatakan bahwa dimensi
pelaksanaannya nanti perlu dilakukan informasi dan pendidikan di Rumah Sakit
supervisi secara berkala agar pelaksanaan Umum Kota Banda Aceh berada pada
PCC dapat dilaksanakan secara katagori terlaksana sebanyak 97 responden
berkelanjutan di ruangan. (85,1%). Menurut Picker Institute (2013)
Peran faktor berbagi informasi pasien sering merasa ketakutan jika
terhadap implementasi Patient Centered informasi yang mereka dapat tidak
Care sepenuhnya diberitahukan dan tidak
Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor dijelaskan terkait prognosis penyakit yang
berbagi informasi berperan signifikan mereka alami.
terhadap pengimplementasian Patient Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
Centered Care di ruang Rawat Inap bahwa faktor berbagi informasi merupakan
penyakit dalam kelas III Rumah Sakit satu-satunya faktor yang berperan
Umum Kabupaten Tangerang, dengan nilai langsung dan tidak langsung terhadap
t = 2.037. Dimana untuk indikator variabel patient centered care dan variabel
kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU Patient Centered Care karena disitulah
Kabupaten Tangerang. Dengan kata lain, tempat bagi pasien dan keluarga dalam
faktor berbagi informasi berperan mengemukakan aspirasi, motivasi dan
signifikan terhadap implementasi patient harapan untuk kesembuhannya.
centered care dalam meningkatkan Pada penelitian Agrivia (2014) tentang
kepuasan pasien di ruangan. faktor-faktor yang berperan pada
Peran faktor partisipasi terhadap implementasi PCC, dalam Dimensi
implementasi Patient Centered Care keterlibatan pasien, keluarga dan teman di
Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor Rumah Sakit Umum Kota Banda Aceh
partisipasi berperan signifikan terhadap berada pada katagori terlaksana sebanyak
pengimplementasian Patient Centered 95 responden (83,3%). Dalam penelitian
Care di ruang Rawat Inap penyakit dalam ini, peneliti menemukan bahwa faktor
kelas III Rumah Sakit Umum Kabupaten partisipasi merupakan salah satu faktor
Tangerang, dengan nilai t = 2.395. Adapun selain faktor berbagi informasi yang
indikator penyusun variabel nya yaitu berperan signifikan atau berperan langsung
aspiratif, keterlibatan, harapan dan terhadap implementasi patient centered
motivasi. Dimana indikator-indikator care di ruang rawat inap penyakit dalam
tersebut berkontribusi langsung sebagai kelas III RSU Kabupaten Tangerang.
penyusun variabel faktor partisipasi yang Dengan kata lain, faktor partisipasi sangat
berperan terhadap implementasi patient berperan penting dalam
centered care. pengimplementasian patient centered care
Keterlibatan atau partisipasi adalah status di ruangan.
motivasi yang menggerakkan serta Peran faktor kolaborasi terhadap
mengarahkan proses kognitif dan perilaku implementasi Patient Centered Care
konsumen pada saat mereka mengambil Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor
keputusan (Nugroho J. setiadi, 2013). kolaborasi tidak berperan signifikan
Partisipasi menurut Isbandi (2012) adalah terhadap pengimplementasian Patient
keikutsertaan seseorang dalam proses Centered Care di ruang Rawat Inap
pengidentifikasian masalah dan potensi penyakit dalam kelas III Rumah Sakit
yang ada di lingkungannya, pemilihan dan Umum Kabupaten Tangerang, dengan nilai
pengambilan keputusan tentang alternative t = 1.811. Dimana untuk indikator
solusi untuk menangani masalah, penyusun variabel nya yaitu kesepakatan
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan kerjasama, komunikasi efektif, dan sikap
ketertiban seseorang dalam proses ramah petugas kesehatan. Dimana
mengevaluasi perubahan yang terjadi. indikator-indikator tersebut tidak
Partisipasi pada patient centered care berkontribusi langsung terhadap
dimaksudkan untuk memberikan implementasi patient centered care.
kemandirian pada pasien dan keluarga Dalam kolaborasi sangat erat kaitannya
dalam proses mencapai kesembuhhannya. dengan kinerja tenaga kesehatan.
Didalam hal berpartisipasi, pasien Kolaborasi mengharuskan para tenaga
mempunyai hak untuk mengemukakan kesehatan saling bekerja sama dan
aspirasi nya terkait kondisi kesehatan yang meningkatkan efektifitas komunikasi.
diharapkan kedepannya. Oleh karena itu, Komunikasi adalah faktor terpenting
faktor partisipasi sangat berpengaruh pada dalam membina hubungan interprofesional
tenaga kesehatan, media komunikasi yang antara kolaborasi dengan patient centered
baik dapat meningkatkan hubungan care menurut perspektif pasien. Kolaborasi
kerjasama, sehingga tenaga kesehatan lebih menekankan pada kerja sama atau
menjadi nyaman dalam bekerja. kinerja antar tenaga kesehatan yang
Komunikasi merupakan faktor penting dari dampaknya akan meningkatkan kepuasan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, pasien. Oleh karena itu dalam penelitian
serta dalam mengkomunikasikan profile ini kolaborasi jika di ukur dari perspektif
organisasi. Efektivitas komunikasi perlu pasien lebih mengarah pada outputnya
ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yaitu kepuasan pasien dan keluarga atas
yang baik antar jabatan dalam suatu layanan kesehatan yang diberikan tenaga
organisasi. Komunikasi yang jelas dan kesehatan. Disamping itu, Rumah Sakit
efektif akan meningkatkan kinerja tenaga Umum Kabupaten Tangerang masih dalam
kesehatan sehingga dapat menguntungkan proses transisi ke pelayanan yang berfokus
rumah sakit. Komunikasi efektif juga dapat ke pasien. Oleh karena itu perlu
meningkatkan kinerja antar profesi dilakukannya seminar dan pelatihan terkait
kesehatan. Kinerja merupakan suatu PCC dan pelaksanaannya nanti perlu
kondisi yang harus diketahui dan dilakukan supervisi secara berkala agar
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu pelaksanaan PCC dapat dilaksanakan
untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil secara berkelanjutan di ruangan.
suatu instansi dihubungkan dengan visi Peran faktor martabat dan hormat
yang diemban suatu organisasi atau dalam meningkatkan kepuasan pasien
perusahaan serta mengetahui dampak Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor
positif dan negatif dari suatu kebijakan martabat dan hormat berperan signifikan
operasional. Lingkungan kerja yang dalam meningkatkan kepuasan pasien di
menyenangkan mungkin menjadi kunci ruang Rawat Inap penyakit dalam kelas III
pendorong bagi tenaga kesehatan untuk Rumah Sakit Umum Kabupaten
menghasilkan kinerja puncak, bila tenaga Tangerang, dengan nilai t = 3.003. Dimana
kesehatan gagal berperan dengan wajar, untuk indikator penyusun variabel nya
seorang manajer dalam hal ini manajer yaitu sikap peduli, perhatian, menghargai
keperawatan harus menilai dan dan empati. Dimana indikator-indikator
menganalisis keadaan-keadaan yang tersebut berkontribusi langsung sebagai
terlibat dalam kinerja yang tidak penyusun variabel martabat dan hormat
memuaskan, seorang manajer dapat dalam meningkatkan kepuasan pasien.
menggunakan langkah-langkah strategi- Aspek martabat dan respek dalam konsep
strategi yang tepat untuk meningkatkan patient centered care adalah perilaku
hasil kerja para tenaga kesehatan agar seorang perawat yang mencerminkan sikap
dapat memenuhi standar. Prestasi tenaga caring saat melaksanakan pelayanan
kesehatan di bawah standar mungkin kesehatan. Perilaku caring mengandung 3
disebabkan sejumlah factor, misalnya hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu
ketrampilan kerja yang buruk, motivasi perhatian, tanggung jawab dan dilakukan
yang rendah, atau bias lingkungan kerja dengan ikhlas (Dwiyanto, 2014). Perilaku
yang buruk (Handayani 2011). caring memiliki inti yang sama yaitu sikap
Dalam penelitian ini, peneliti tidak peduli, menghargai dan menghormati
menemukan hubungan yang signifikan orang lain, memberi perhatian dan
mempelajari kesukaan seseorang serta cara sehingga berdampak pada peningkatan
berpikir dan bertindak. kepuasan pasien.
Penelitian Suweko (2012) tentang Peran faktor berbagi informasi dalam
hubungan perilaku caring perawat terhadap meningkatkan kepuasan pasien
kepuasan pasien di RSUD Gambiran Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor
Kediri menunjukkan adanya hubungan berbagi informasi berperan signifikan
yang signifikan antara perilaku caring dalam meningkatkan kepuasan pasien di
perawat dengan kepuasan pasien di rumah ruang Rawat Inap penyakit dalam kelas III
sakit. Menurut sebuah penelitian Rumah Sakit Umum Kabupaten
menyatakan bahwa Perilaku caring Tangerang, dengan nilai t = 2.106. Dimana
perawat di Poli VCT RSUD Gambiran untuk indikator penyusun variabel nya
Kediri dinilai oleh pasien HIV/ AIDS pada yaitu sikap komunikatif, edukatif dan
tingkat “tidak care” 6 orang (12%), “cukup kejelasan informasi. Dimana indikator-
care” sebanyak 14 orang (28%), “care” indikator tersebut berkontribusi langsung
sebanyak 18 orang (36%) dan “sangat sebagai penyusun variabel faktor berbagi
care” sebanyak 12 orang (24%), Kepuasan informasi dalam meningkatkan kepuasan
pasien “tidak puas” sebanyak 2 orang pasien di rumah sakit.
(4%), “cukup puas” sebanyak 10 orang Penelitian Eko Waluyo (2010) tentang
(20%), “puas” sebanyak 17 orang (34%), pengaruh pendidikan kesehatan dalam
“sangat puas” sebanyak 21 orang (42%), upaya meningkatkan kualitas layanan
ada hubungan antara perilaku caring terhadap kepuasan pasien di di RSUD
perawat dengan kepuasan pasien HIV/ Madiun didapatkan hasil bahwa edukasi
AIDS di Poli VCT RSUD Gambiran pasien sangat berhubungan dengan
Kediri dengan nilai r=0,000 dan rs=0,498. meningkatnya kepuasan pasien. Salah satu
Berdasarkan hasil uji statistik spearman faktor yang meningkatkan kepuasan pasien
rho menunjukkan bahwa ada hubungan yaitu informasi yang didapat pasien dari
antara perilaku caring perawat dengan edukasi perawat yang berdampak baik bagi
kepuasan pasien HIV/ AIDS yang berobat menurunnya kecemasan pasien.
di Poli VCT RSUD Gambiran Kediri dikarenakan berkurangnya kecemasan
dengan nilai signifikansi p-value=0,000 pasien terhadap penyakitnya.
(Aring, 2016). Dalam penelitian ini, faktor berbagi
Dalam penelitian ini, faktor martabat dan informasi merupkan satu-satunya faktor
hormat sangat berperan dalam yang berperan signifikan secara langsung
meningkatkan kepuasan pasien. Hal ini dan tidak langsung terhadap
didukung oleh penelitian-penelitian diatas pengimplementasian patient centered care
yang menyatakan bahwa faktor martabat dalam meningkatkan kepuasan pasien di
dan hormat sangat erat kaitannya dengan ruang rawat inap penyakit dalam kelas III
sikap caring petugas kesehatan. Sikap RSU Kabupaten Tangerang. Hal ini
caring petugas kesehatan sangat erat didukung oleh penelitian-penelitian diatas
kaitannya dengan kepuasan pasien sebagai yang menyatakan bahwa faktor berbagi
output dari sikap atau tindakan caring. informasi erat kaitannya dengan kepuasan
Semakin baik pelaksanaan caring petugas pasien atas informasi yang diberikan oleh
kesehatan di ruangan, maka semakin baik tenaga kesehatan. Semakin baik informasi
kualitas pelayanan yang diberikan yang diberikan maka semakin baik pula
pelaksanaan patient centered care di kenyataannya tidak semua pasien dan
ruangan yang berdampak pada keluarga dapat berpartisipassi mungkin
peningkatan kepuasan pasien. dikarenakan oleh rasa cemas akan tindakan
Peran faktor partisipasi dalam medis yang dijalani. Perasaan cemas
meningkatkan kepuasan pasien biasanya berkaitan dengan kurangnya
Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor edukasi dari tenaga kesehatan kepada
partisipasi tidak berperan signifikan dalam pasien tentang penyakitnya (Dwiyanto,
meningkatkan kepuasan pasien di ruang 2014).
Rawat Inap penyakit dalam kelas III Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
Rumah Sakit Umum Kabupaten bahwa faktor partisipasi tidak berperan
Tangerang, dengan nilai t = 0.057. Adapun signifikan dalam meningkatkan kepuasan
indikator penyusun variabel nya yaitu pasien. Hal ini disebabkan karena
aspiratif, keterlibatan, harapan dan partisipasi lebih erat kaitannya dengan
motivasi. Dimana indikator-indikator pelaksanaan patient centered care. Pasien
tersebut berkontribusi langsung sebagai merasa bahwa keterlibatannya sangat
penyusun variabel faktor partisipasi penting dalam pelayanan yang berfokus ke
terhadap implementasi Patient Centered pasien sehingga mereka dapat
Care dan tidak berkontribusi langsung mengeluarkan aspirasi atau harapannya
dalam meningkatkan kepuasan pasien. terkait kesembuhannya.
Hetifah (dalam Handayani 2011:39) Peran faktor kolaborasi dalam
berpendapat, partisipasi sebagai meningkatkan kepuasan pasien
keterlibatan orang secara sukarela tanpa Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor
tekanan dan jauh dari pemerintah kolaborasi berperan signifikan dalam
kepentingan eksternal. Menurut meningkatkan kepuasan pasien di ruang
Histiraludin (dalam Handayani 2011:39- Rawat Inap penyakit dalam kelas III
40) “Partisipasi lebih pada alat sehingga Rumah Sakit Umum Kabupaten
dimaknai partisipasi sebagai keterlibatan Tangerang, dengan nilai t = 2.439. Dimana
seseorang secara aktif dalam keseluruhan untuk indikator penyusun variabel nya
proses kegiatan, sebagai media yaitu kesepakatan bekerjasama,
penumbuhan kohesifitas antar pasien, komunikasi efektif, dan sikap ramah
keluarga dan tenaga kesehatan. petugas kesehatan. Dimana indikator-
Partisipasi pada PCC dimaksudkan untuk indikator tersebut berkontribusi langsung
memberikan kemandirian pada pasien dan sebagai penyusun variabel faktor berbagi
keluarga dalam proses mencapai kolaborasi dalam meningkatkan kepuasan
kesembuhhannya. Didalam hal pasien.
berpartisipasi, pasien mempunyai hak Penelitian Noor Ariyani (2015) tentang
untuk mengemukakan aspirasi nya terkait praktek kolaborasi tenaga kesehatan di
kondisi kesehatan yang diharapkan rumah sakit dengan meggunakan
kedepannya. Oleh karena itu, faktor komunikasi efekif dalam upaya
partisipasi sangat berpengaruh pada meningkatkan kualitas layanan, didapatkan
Patient Centered Care karena disitulah hasil yang menunjukan peningkatan
tempat bagi pasien dan keluarga dalam kualitas layanan yang berdampak pada
mengemukakan aspirasi, motivasi dan meningkatnya kepuasan pasien. Kerja
harapan untuk kesembuhannya. Pada sama tim dan kolaborasi mengharuskan
perawat mampu berkomunikasi secara kualitas lingkungan dan keterlibatan pasien
efektif dengan tim kesehatan, pasien, dan dan keluarga. Dimana indikator-indikator
perawat untuk mengintegrasikan tersebut berkontribusi besar sebagai
perawatan yang aman dan efektif. Salah penyusun variabel patient centered care
satu kompetensi inti dalam melakukan dalam meningkatkan kepuasan pasien.
kolaborasi adalah dengan melakukan Patient Centered Care berperan atau
komunikasi efektif dimana untuk berpengaruh langsung dalam
melakukan kolaborasi dan kerja tim meningkatkan kepuasan pasien di rumah
perawat harus mampu berkomunikasi sakit.
secara efektif dengan tim kesehatan Penelitian ini didukung oleh Penelitian
lainnya sehingga dapat mengintegrasikan Ahmad Fauzan (2018) tentang Hubungan
perawatan yang aman dan efektif bagi Pelaksanaan Patient Centered Care
pasien dan tenaga kesehatan lainnya terhadap peningkatan kepuasan Pasien di
(ANA, 2010). Rumah Sakit Umum Sari Mulia
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan Banjarmasin. Didapatkan hasil dari 77
bahwa faktor kolaborasi berperan responden yang diteliti oleh peneliti 72
signifikan dalam meningkatkan kepuasan (93.5%) responden menyatakan
pasien. Hal ini disebabkan karena mempunyai pengalaman yang baik dan
kolaborasi lebih menekankan pada kerja merasa puas akan pelayanan yang
sama atau kinerja antar tenaga kesehatan diberikan. Karena perawat Melakukan
yang dampaknya akan meningkatkan pelaksanaan Patient Centered Care dengan
kepuasan pasien. Oleh karena itu dalam baik sehingga menimbulkan kepuasan
penelitian ini kolaborasi jika di ukur dari yang meningkat pula. sedangkan dari 5
perspektif pasien lebih mengarah pada responden (6,5%) mengatakan tidak puas
outputnya yaitu kepuasan pasien dan terhadap pelayanan yang diberikan.
keluarga atas layanan kesehatan yang Sejalan dengan penelitian-penelitian
diberikan tenaga kesehatan. Dalam sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini,
perspektif pasien pada penelitian ini, faktor peneliti menemukan jika faktor patient
kolaborasi antar tenaga kesehatan dan centered care berperan dalam
pasien serta keluarga sebagai subyek meningkatkan kepuasan pasien. Dengan
pelayanan dianggap sudah baik, sehingga kata lain, semakin baik pelaksanaan patient
pasien merasa puas dengan kolaborasi centered care di ruangan maka semakin
yang sudah dilakukan. baik pula kualitas layanan yang diberikan
Peran patient centered care dalam yang berdampak pada meningkatnya
meningkatkan kepuasan pasien kepuasan pasien di ruangan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa Kesimpulan
implementasi Patient Centered Care
berperan signifikan dalam meningkatkan A. Berdasarkan hasil penelitian di ruang
kepuasan pasien di ruang Rawat Inap rawat inap penyakit dalam kelas III
penyakit dalam kelas III Rumah Sakit RSU Kabupaten Tangerang, maka
Umum Kabupaten Tangerang, dengan nilai peneliti menarik kesimpulan bahwa :
t = 3.111. Dimana untuk indikator a) Tidak ada peran martabat dan
penyusun variabel nya yaitu hormat terhadap implementasi
profesionalisme, kenyamanan fisik, patient centered care.
b) Ada peran martabat dan hormat terhadap pelaksanaan patient
dalam meningkatkan kepuasan centered care menurut
pasien perspektif pasien.
c) Ada peran berbagi informasi 2) Diharapkan bagi tenaga
terhadap implementasi patient kesehatan agar
centered care. mempertahankan bahkan
d) Ada peran berbagi informasi meningkatkan lagi perilaku
dalam meningkatkan kepuasan caring pada faktor martabat dan
pasien. hormat yang selama ini sudah
e) Ada peran partisipasi terhadap baik pelaksanaannya di ruangan
implementasi patient centered sehingga kepuasan pasien bisa
care terus ditingkatkan.
f) Tidak ada peran partisipasi dalam 3) Diharapkan bagi para tenaga
meningkatkan kepuasan pasien. kesehatan agar
g) Tidak ada peran kolaborasi mempertahankan bahkan
terhadap implementasi patient meningkatkan lagi faktor
centered care berbagi informasi terhadap
h) Ada peran kolaborasi dalam pengimplementasian patient
meningkatkan kepuasan pasien. centered care yang selama ini
i) Ada peran patient centered care dirasakan pasien dan keluarga
dalam meningkatkan kepuasan sudah sangat baik
pasien. 4) Diharapkan bagi para tenaga
j) Variabel yang berperan langsung kesehatan agar
terhadap implementasi patient mempertahankan bahkan
centered care yaitu variabel meningkatkan lagi faktor
berbagi informasi dan partisipasi. berbagi informasi dalam
k) Satu-satunya variabel yang meningkatkan kepuasan pasien
berperan langsung dan tidak yang selama ini dirasakan
langsung terhadap implementasi pasien dan keluarga sudah
patient centered care dalam sangat baik sehingga
meningkatkan kepuasan pasien berdampak pada meningkatnya
yaitu variabel berbagi informasi kepuasan pasien secara
Saran berkelanjutan kedepannya.
a. Bagi Manajemen Rumah Sakit 5) Diharapkan bagi tenaga
Umum Kabupaten Tangerang kesehatan agar
(Kabid Keperawatan) mempertahankan bahkan lebih
1) Diharapkan bagi manajemen meningkatkan partisipasi pasien
rumah sakit agar giat terhadap pengimplementasian
melaksanakan seminar dan patient centered care yang saat
pelatihan secara terjadwal ini sudah baik pelaksanaannya
terkait PCC agar tenaga diruangan.
kesehatan lebih memahami dan 6) Diharapkan bagi manajemen
mampu melaksanakan peran rumah sakit agar giat
faktor martabat dan hormat melaksanakan seminar dan
pelatihan secara terjadwal 8) Diharapkan bagi tenaga
terkait PCC sehingga tenaga kesehatan agar
kesehatan lebih memahami dan mempertahankan bahkan lebih
mampu melaksanakan faktor meningkatkan kolaborasi yang
partisipasi dalam meningkatkan selama ini dirasakan pasien
kepuasan pasien. Tenaga sudah sangat baik dalam
kesehatan harus mampu meningkatkan kepuasan pasien
mengedukasi terkait pentingnya selama perawatan di ruangan.
keterlibatan pasien untuk 9) Diharapkan bagi tenaga
wadah menyalurkan aspirasi kesehatan agar lebih
dan harapannya terkait meningkatkan dan
perkembangan kesehatannya mempertahankan pelaksanaan
kedepan. Disamping itu, tenaga Patient Centered Care (PCC)
kesehatan harus berkomitmen yang selama ini sudah baik
terhadap aspirasi dan harapa yang berdampak pada
yang sudah disampaikan pasien peningkatan mutu pelayanan di
dan keluarga sehingga suatu rumah sakit sehingga konsumen
saat kepuasan pasien dapat selalu merasa puas atas
dicapai. pelayanan yang diberikan oleh
7) Diharapkan bagi manajemen tenaga kesehatan.
rumah sakit agar giat 10) Faktor berbagi informasi
melaksanakan seminar dan merupakan satu-satunya faktor
pelatihan secara terjadwal yang berperan langsung dan
terkait PCC agar tenaga tidak langsung secara signifikan
kesehatan lebih memahami dan terhadap pengimplementasian
mampu melaksanakan faktor patient centered care dalam
kolaborasi, bukan hanya meningkatkan kepuasan pasien.
kolaborasi interprofesional Oleh sebab itu, diharapkan bagi
tenaga kesehatan saja setiap tenaga kesehatan di
melainkan kolaborasi dengan ruangan agar mempertahankan,
pasien dan keluarga sangat bahkan lebih meningkatkan lagi
diperlukan terhadap faktor berbagi informasi yang
pengimplementasian patient saat ini dirasakan pasien dan
centered care agar kedepannya keluarga sudah sangat baik
bisa menjadi lebih baik lagi pelaksanaannya, agar pelayanan
dalam mengedukasi dan yang berfokus ke pasien dalam
meningkatkan kepercayaan meningkatkan kepuasan pasien
pasien dan keluarga atas bisa terus dicapai kedepannya.
kerjasama yang sudah 11) Diharapkan bagi pihak
dilakukan. Disamping itu, manajemen rumah sakit agar
pelaksanaan patient centered perlu melaksanakan seminar
care lebih efektif lagi terhadap tenaga kesehatan
kedepannya. terkait konsep patient centered
care agar tenaga kesehatan
lebih memahami konsep sehingga berdampak pada
tersebut. Disamping itu, kualitas layanan yang diberikan
diharapkan bagi rumah sakit ke pasien dan keluarga.
agar aktif melaksanakan b. Bagi Peneliti Selanjutnya
pelatihan terkait patient 1) Hasil penelitian ini dapat
centered care bagi para tenaga dijadikan data awal bagi
kesehatan. Dalam peneliti selanjutnya dalam
pelaksanaannya nantinya, mengembangkan penelitian
diharapkan juga pihak rumah serupa dengan desain berbeda
sakit rutin melaksanakan dan menemukan faktor lain
supervisi secara berkala melalui dalam pengimplementasian
kepala-kepala ruangan terkait patient centered care di rumah
pelaksanaan patient centered sakit.
care di ruangan, sehingga apa 2) Diharapkan adanya penelitian
yang sudah dijalankan dapat lanjutan dengan desain
dilaksanakan secara kualitatif dalam melihat faktor-
berkelanjutan dan dampaknya faktor Patient Centered Care
akan semakin baik bagi kualitas (PCC) yang lain yang
mutu pelayanan khususnya di berhubungan dengan
ruangan rawat inap penyakit meningkatnya kepuasan pasien
dalam kelas III, dan secara di rumah sakit.
umum di Rumah Sakit Umum 3) Melakukan penelitian lanjutan
Kabupaten Tangerang. dengan memperluas area
12) Diharapkan bagi pihak penelitian tidak hanya berfokus
manajemen rumah sakit, dalam pada rawat inap saja,
hal ini yaitu kabid keperawatan melainkan di area-area lain di
agar melaksanakan rumah sakit seperti instalasi
gathering/pertemuan yang rutin rawat jalan, rawat khusus, dan
dan terjadwal dengan para instalasi yang lainnya.
petugas kesehatan atau Daftar Pustaka
perwakilan dari petugas
Agrivia (2014). Patient Centered Care Is
kesehatan untuk berdiskusi
Associated With dimension of
terkait pelaksanaan PCC di
participation at RSUD Banda
ruangan.
13) Diharapkan bagi manajemen Aceh. Jurnal Of Nursing
rumah sakit khususnya kabid Ahmad Fauzan (2018). Correlation of
keperawatan dapat memberikan Patient Centered Care With
penghargaan berupa waktu patient satisfaction at Rumah
libur untuk refreshing bagi Sakit Umum Sari Mulia
beberapa perawat dengan Banjarmasin. Jurnal Of
kinerja baik agar kedepannya Nursing
lebih meningkat lagi kepuasan
kerja perawat ditengah beban
kerja perawat yang tinggi
Azwar, (2010). Analisa Tingkat Kepuasan Depkes RI (2010). Konsep Pelayanan
Pelanggan Dalam Pelayanan. Kesehatan Di Rumah Sakit. Jurnal
Jakarta : Salemba Empat Kedokteran FKUI

Australian Commision On Safety Nd Dwiyanto (2010), Hubungan Konsep


Quality In Health Care, Patient Centered Care Dalam
(2001). Patient Centered Care Menurunkan Angka Kejadian
For Nursing Collaboration. Malpraktek, Jurnal Of Nursing
Journal Of Pendidikan
Eko Waluyo (2010). Impact of nursing
Keperawatan.
education with implementation
Bertakis, Dkk (2011). Patient Centered of patient centered care.
Care Is Associated With Jurnal of nursing
Decreased Health Care
Fifi Sofiyanti (2010). Impact of nursing
Utilizatio. Jurnal Of Nursing
education with implementation
Budiastuti (2012). Faktor Kepuasan of patient centered care at RS
Pasien Terhadap Jasa Romani Semarang. Jurnal of
Pelayanan Kesehatan. Jakarta nursing
: Salemba Medika
Frampton, Et Al, (2010). Concept Patient
Committee On Quality Of Health Care In Centered Care For Medical. Jurnal
America (2010). Responsive Kedokteran
Performance Of Patient
Centered Care For Patients. Gerson, (2011). Penilaian Kepuasan
Jurnal Of Nursing Pelanggan. Jakarta, PPM

Cliff, (2012). Model Perawatan Patient Ghozali, 2015. Analisa data SEM dengan
Centered Care By Plantree. Aplikasi SmartPLS. Jakarta : EGC
The American Journal Of
Managed Care. Handayani, 2011. Pengaruh motivasi
terhadap kinerja tenaga kesehatan. Jurnal
Cut Safitri (2015). Factor of information of nursing
and corelation with patient
centered care. Jurnal Of Heriandi, 2011. Kemudahan Akses Dan
Nursing Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Klien. Jurnal Of
Dunbar dan Poole (2014). Correlation of
Nursing Management
Patient Centered Care With
patient satisfaction , Long of Herianto, Dkk (2005). Indikator Kepuasan
stay and service ability. Jurnal Dalam Pencapaian Kualitas
Of Nursing Mutu Layanan. Jakarta : EGC
Depkes RI, (2010). Konsep Patient Safety
Hetifah (dalam Handayani 2011:39).
Dari Patient Centered Care.
Konsep partisipasi dalam
Jakarta : Salemba Medika
organisasi. Jakarta : Erlangga
Indarjati (2012). Pencapaian Kepuasan Marti, Andarini, dan Lestari (2015)
Pelanggan. Jakarta : Gramedia Pustaka Correlation of respect for
patient With patient
Institute For Patient-Family Centered satisfaction in patient centered
Care, (2012). Patient Centered care. Jurnal Of Nursing
Care With Planning,
Implementation And Merisdawati et al., (2015). Correlation of
Evaluation. Jornal Of Nursing Patient Centered Care With
: FIK UI participating of patient and
family. Jurnal Of Nursing
Institution Of Medicine. Pure Concept Of
Nico Lumenta, 2015 (Dalam Sutoto,
Patient Centered Care For
2018). Konsep Patient Centered Care.
Hospital. Jurnal Kedokteran
Noor Ariyani (2015). Correlation of
International Alliance Of Patients
nursing collaboration in
Organization. Deklarasi
effective communication With
Patient Centered Care For
Patient Centered. Jurnal Of
Healthcare. Jornal Of Medical
nursing
Isbandi (2012) Konsep partisipasi dalam
organisasi. Jakarta : Erlangga Notoatmodjo, (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Johnson, (2010). Dimension of Patient Cipta
Centered Care for health service quality
Nugroho J. Setiadi, (2013). Partisipasi
Kotler, (2010). Dasar-Dasar Pemasaran,
Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan.
Edisi Kesembilan. Jakarta : Gramedia
Nurachmah (2011). Manajemen Dan
Kuntoro, (2010). Konsep Pelayanan
Perilaku Terhadap Kepuasan Pasien.
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Jogjakarta : BPFE
Kusnanto (2011). Konsep Pelayanan
Nursalam, (2012). Konsep Dan
Keperawatan Terhadap
Metodologi Penelitian Ilmu
Kualitas Mutu Layanan.
Keperawatan. Jakarta :
Jakarta : Salemba Medika
Salemba Medika
Kusumaningrum, (2009). Kolaborasi
Antar Profesi Pada Pelayanan Nursalam (2013). Manajemen
Yang Berfokus Terhadap Keperawatan. Aplikasi Dalam
Pasien Dan Keluarga. Praktek Keperawatan
Professional. Jakarta :
Lauver dkk, (2010), Patient Centered Care
Salemba Medika
implemetation of Proffesional
Nursing
Pagela Pascarella Renta (2016). Evaluasi
Lindaa, dkk (2012), Pelaksanaan Catatan Pelaksanaan Catatan
Perkembangan Pasien Perkembangan Pasien
Terintegrasi Implementasi Terintegrasi Implementasi
Dari Patient Centered Care Dari Patient Centered Care Di
Kamar Operasi Dan Anestesi Menaikkan Pangsa Pasar,
RS PKU Muhammadiyah Cetakan Keempat. Penerbit :
Yogyakarta Unit 1. Journal Of PT. Rineka Cipta Jakarta
Nursing
Suryawati Dkk, (2006). Measuring
Riesenberg, (2010). Komponen Customer Satisfaction. Gramedia Pustaka
Fundamental Patient Centered Utama : Jakarta
Care. Jakarta : Salemba
Suweko (2012). Correlation of caring for
Medika
patients satisfaction at RSUD
Silow, Et All (2010). Patient Centered Gambiran Kediri. Jurnal of
Care Sebagai Inisiatif Untuk nursing
Meningkatkan Pelayanan Yang
The Picker/Commonwealth, (1988).
Bervariasi.
Program For Patient-Centered
Sjarifuddin (2018). Effective of Patient Care (The Picker Institute)
Centered Care for anxiety and
Tjiptono (2010). Strategi Pemasaran,
satisfaction of cataract
Edisi 2, Andi Offset, Yogyakarta
patients. Jurnal of nursing
Tumbuan et al., (2017). Impact of
Sugiarto, (2012). Psikologi Pelayanan
teraupeutic communication for
Dalam Industri Jasa. Jakarta :
patient satisfaction. Jurnal of
PT. Gramedia Pustaka Utama
nursing
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian
Walter Dan White (Dalam Haryanti,
Kuantiutatif Kualitatif Dan R&D.
2010). Manajemen Mutu
Bandung : Alfabeta
Pelayanan Kesehatan.
Sumijatun, (2010). Konsep Dasar Menuju Surabaya : Universitas
Keperawatan Profesional. Jakarta : TIM Airlangga

Supranto, (2011). Pengukuran Tingkat


Kepuasan Pelanggan Untuk

You might also like