You are on page 1of 4

MBK

Nama : NEVORY AGUNG NUGRAHA

NRP. : D11200387

Lecture notes on:

SUCCESSION: CONTINUING ENTREPRENEURSHIP AND THE NEXT GENERATION

1. Members of the next generation of family business owners are taking over from their
predecessors in record numbers and are willing to make the sacrifices necessary to be
responsible leaders.
2. Early in their career development, many next-generation members work outside the family
business, where results are more objectively and exclusively attributable to their personal
performance, unbiased by family influences.
3. The right fit between a next-generation member’s capabilities and the firm’s needs is essential.
Crafting development plans and career paths that support the discovery process with regard to
mutual fit in a feedback-rich environment is also critical. The process of deciding whether the
potential successor is right for the job, for the company, and for the company’s strategic needs
involves years of experience and assessment.
4. Next-generation members are rewarded for joining the family business through the career
opportunities they enjoy relative to the challenge faced by other career launchers whose
families do not own firms. Another immediate reward is the speedier learning curve that results
from the transfer of knowledge taking place over years of membership in the family in business.
5. The shadow of the founder, incongruent hierarchies between family and firm, and questions
about next-generation members’ capabilities (rooted in much more data than is ever available
on a nonfamily candidate for a similar position) all represent challenges to next-generation
leaders.
6. Resistance to change and the frequent imperative to rejuvenate the family firm often challenges
next-generation members to perform the difficult and demanding role of change agents.
7. Ownership education is becoming increasingly important in the successor-development process.
8. Coaches and mentors, both inside and outside the family, are an important feature of the
developmental journey.
9. A board of directors, a committee of that board made up primarily of independent outsiders, or
an advisory board can be extremely helpful in the appointment of a successor.
10. Heirs to the family business must learn early in their lives that they will earn a position in the
business rather than inherit it. They should also learn to manage their own money at an early
age.
11. When a team of siblings or cousins is chosen for the leadership position, the CEO must establish
common goals, carefully create different posts with clearly differentiated roles, reflect those
roles in an organizational chart, develop processes that support teamwork and disciplined
communication, and transfer ownership with full recognition that the next-generation CEO
needs to have the ability to lead.
12. Next-generation members have to prove themselves capable of managing the firm, managing
the money (shareholder value and returns), and managing the family relationship. Running the
business successfully is not sufficient.
SUKSES: MELANJUTKAN KEWIRAUSAHAAN DAN GENERASI BERIKUTNYA
1. Anggota pemilik bisnis keluarga generasi berikutnya mengambil alih dari pendahulunya dalam
jumlah besar dan bersedia melakukan pengorbanan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin
yang bertanggung jawab.
2. Di awal pengembangan karier mereka, banyak anggota generasi berikutnya bekerja di luar
bisnis keluarga, di mana hasil lebih obyektif dan eksklusif dikaitkan dengan kinerja pribadi
mereka, tidak bias oleh pengaruh keluarga.
3.Kesesuaian yang tepat antara kemampuan anggota generasi mendatang dan kebutuhan
perusahaan sangat penting. Menyusun rencana pengembangan dan jalur karier yang
mendukung proses penemuan terkait kesesuaian timbal balik dalam lingkungan yang kaya akan
umpan balik juga penting. Proses memutuskan apakah calon penerus tepat untuk pekerjaan itu,
untuk perusahaan, dan untuk kebutuhan strategis perusahaan melibatkan pengalaman dan
penilaian selama bertahun-tahun
4. Anggota generasi berikutnya diberi penghargaan karena bergabung dengan bisnis keluarga
melalui peluang karier yang mereka nikmati relatif terhadap tantangan yang dihadapi oleh
peluncur karier lain yang keluarganya tidak memiliki perusahaan. Imbalan langsung lainnya
adalah kurva pembelajaran yang lebih cepat sebagai hasil dari transfer pengetahuan yang terjadi
selama bertahun-tahun keanggotaan dalam keluarga dalam bisnis.
5.Bayangan pendiri, hierarki yang tidak selaras antara keluarga dan perusahaan, dan pertanyaan
tentang kemampuan anggota generasi berikutnya (berakar pada lebih banyak data daripada
yang pernah tersedia pada kandidat non-keluarga untuk posisi yang sama) semuanya
merupakan tantangan bagi para pemimpin generasi berikutnya.
6. Resistensi terhadap perubahan dan keharusan yang sering untuk meremajakan perusahaan
keluarga sering kali menantang anggota generasi berikutnya untuk melakukan peran agen
perubahan yang sulit dan menuntut.
7. Pendidikan kepemilikan menjadi semakin penting dalam proses pengembangan penerus.
8. Pelatih dan mentor, baik di dalam maupun di luar keluarga, merupakan fitur penting dari
perjalanan perkembangan.
9.Dewan direksi, komite dari dewan tersebut yang sebagian besar terdiri dari pihak luar
independen, atau dewan penasihat dapat sangat membantu dalam menunjuk penggantinya.
10.Pewaris bisnis keluarga harus belajar sejak dini bahwa mereka akan mendapatkan posisi
dalam bisnis daripada mewarisinya. Mereka juga harus belajar mengelola uang mereka sendiri
sejak usia dini.
11. Ketika tim saudara kandung atau sepupu dipilih untuk posisi kepemimpinan, CEO harus
menetapkan tujuan bersama, secara hati-hati membuat pos berbeda dengan peran yang
dibedakan dengan jelas, mencerminkan peran tersebut dalam bagan organisasi,
mengembangkan proses yang mendukung kerja tim dan komunikasi yang disiplin, dan
mentransfer kepemilikan dengan pengakuan penuh bahwa CEO generasi berikutnya perlu
memiliki kemampuan untuk memimpin.
12. Anggota generasi berikutnya harus membuktikan diri mereka mampu mengelola
perusahaan, mengelola uang (nilai dan keuntungan pemegang saham), dan mengelola
hubungan keluarga. Menjalankan bisnis dengan sukses tidaklah cukup.

Assignment

My father is a good business man. AGREE or DISAGREE? Why?

Setuju. Ayah saya tidak memang tidak memiliki bisnis tetapi ayah saya kadang membantu dalam bisnis
usaha adiknya atau om saya. Bahkan nantinya ketika pensiun mungkin saja ayah saya akan membuka
bisnis usaha yang akan dilakukan sama seperti om saya. Beberapa rancangan itu sudah pernah
diutarakan kepada saya sebagai pekerjaan nantinya dan mendapat penghasilan ketika sudah pensiun
dari tempat kerja yang sekarang. Bahkan tidak menutup kemungkinan saya juga ikut andil nantinya
dalam bisnis ayah saya kelak.

My mother is a good business woman. AGREE or DISAGREE? Why?

Tidak setuju. Karena ibu saya belum memiliki pengalaman yang cukup di dunia bisnis. Memang
terkadang sesekali beliau mencoba berjualan sesuatu namun ditengah jalan selalu berhenti padahal
yang dilakukan itu sudah cukup berhasil. Mungkin kelak jika saya sudah lulus dan kerja saya akan
mencoba membuatkan bisnis untuk ibu saya sebagai pekerjaan agar tidak hanya menganggur di rumah
saja. Hal ini karena ibu saya ingin punya bisnis dan bisa berjualan sesuatu untuk mengurangi kegiatan
yang tidak berguna sehari-harinya.

One of my parents is the role model for an entrepreneur for me. AGREE or DISAGREE? Why?

Tidak setuju. Meskipun ayah saya kelak berencana membuka bisnis sendiri tetapi rasanya masih belum
bisa digunakan sebagai acuan. Ayah dulu pernah berbisnis bersama dengan adiknya atau om saya tadi,
tetapi kemudian memilih bekerja sebagai karyawan swasta. Yang bisa dilakukan apabila bisnisnya nanti
benar-benar bisa berjalan dan dampak yang dihasilkan dari bisnis itu sendiri baru bisa dikatakan sebagai
acuan kepada saya dalam mendirikan bisnis sendiri.

Although I am not the successor of the business, I intend to stay in my family business and help my
sibling to grow the business. AGREE or DISAGREE? Why?

Setuju. Meskipun orang tua saya saat ini tidak memiliki bisnis tetapi kakak saya sudah mempunyai bisnis
sendiri. Dan saya pun juga sudah terjun di dalam bisnisnya. Mungkin untuk beberapa bulan ke depan
bisnis yang ada akan diserahkan kepada saya untuk benar-benar saya kelola sepenuhnya, dikarenakan
kakak saya juga mulai fokus pada bisnisnya sendiri yang baru dan untuk kedepannya juga berencana
membuka bisnis lagi yang bergerak di bidang minuman. Dari itulah meskipun untuk saat ini saya belum
menjadi suksesor kakak saya tetepi untuk beberapa waktu ke depan saya akan lebih banyak terlibat
dalam bisnis itu agar lebih siap nantinya jika benar-benar di berikan bisnis itu kepada saya.

I don’t like my family business so I intend to make my own business or work for a big company. AGREE
or DISAGREE? Why?

Setuju. Meskipun saya sendiri saat ini sedang membantu mengelola bisnis kakak saya tapi untuk
kedepan yang saya inginkan adalah bisa bekerja di perusahaan besar. Tujuannya sederhana untuk
mencari relasi-relasi yang mungkin bisa dibutuhkan yang dimana nantinya dapat saya gunakan untuk
mengembangkan bisnis yang ada menjadi lebih besar lagi. Saya berkeinginan bisnis yang ada saat ini
nantinya saya gunakan sebagai sampingan saja tetapi tetap dengan profit yang besar. Sehingga
kedepannya jika bisnis ini benar-benar sudah besar maka saya akan mundur dari pekerjaan saya dan
akan lebih berkecimpung di dunia bisnis itu sendiri.

You might also like