You are on page 1of 8

Jurnal Geliga Sains 6(1), 1-8, 2018

 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau


ISSN 1978-502X; e-ISSN 2614-5383

ANALYSIS OF INFLUENCE OF ACTIVATOR CONCENTRATION


ON CHARACTERISTICS OF ACTIVATED CARBON FROM KETAPANG
SHELL (Terminalia Catappa) BASED ON IMAGE PROCESSING METHOD

Herman Aldila*1), Megiyo2), Fitri Afriani3), Yuant Tiandho4)


1,2,3,4)
Department of Physics, University of Bangka Belitung

e-mail: hermanaldila@ubb.ac.id

Abstract

Activated carbon from ketapang shell (Terminalia Catappa) has been successfully synthesized using
dehydration-carbonization method. Activated carbon was conducted by immersing with sulphuric acid and
followed by carbonization at 600oC for 2 hours. Pore characteristics were determined using image-
processing methods of activated carbon micrographs based on parameters of area and caliper length. From
the area approximation method obtained that the maximum pore size estimate was 5,69 μm at activator
concentration 3% while the minimum was 4,88 μm at activator concentration 11% activator concentration
respectively. At the other hands, caliper length approximation method obtained estimation of maximum pore
size that was equal to 9,09 μm at activator concentration 3% and its minimum that was equal to 7,35 μm at
activator concentration 7%. The porosity of the activated carbon from ketapang shell increased with the
increase of sulfuric acid concentration and the highest value reached 24.96%.

Keywords: activated carbon, activator, image processing.

ANALISIS PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR TERHADAP


KARAKTERISTIK PORI KARBON AKTIF TEMPURUNG KETAPANG
(Terminalia Catappa) BERDASARKAN METODE PENGOLAHAN CITRA

Herman Aldila*1), Megiyo2), Fitri Afriani3), Yuant Tiandho4)


1,2,3,4)
Jurusan Fisika, Universitas Bangka Belitung

Abstrak

Karbon aktif tempurung Ketapang (Terminalia Catappa) telah berhasil disintesis dengan menggunakan
metode dehidrasi-karbonisasi. Aktivasi karbon aktif dilakukan dengan menggunakan aktivator asam sulfat
yang dilanjutkan dengan karbonisasi pada temperatur 600oC selama 2 jam. Karakteristik pori ditentukan
menggunakan metode pengolahan citra dari mikrograf karbon aktif berdasarkan parameter luas area dan
panjang kaliper. Berdasarkan metode pendekatan luas area diperoleh estimasi ukuran pori maksimum sebesar
5,69 μm pada konsentrasi aktivator 3% dan minimum sebesar 4,88 μm pada konsentrasi aktivator 11%.
Sedangkan dengan metode pendekatan panjang kaliper diperoleh estimasi ukuran pori maksimum sebesar
9,09 μm pada konsentrasi aktivator 3% dan minimum sebesar 7,35 μm pada konsentrasi aktivator 7%.
Porositas karbon aktif tempurung ketapang semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi asam
sulfat dengan nilai tertinggi sebesar 24,96 %.

Kata kunci: aktivator, analisis citra, karbon aktif.


*1)
Komunikasi Penulis
2 Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi...

Pendahuluan telah diaplikasikan dalam berbagai bidang


diantaranya untuk penentuan karakteristik pori
Tanaman ketapang (Terminalia (Tiandho, 2017; Aldila, et al., 2017),
Catappa) banyak ditemukan disekitar kampus klasifikasi sel darah merah (Jambhekar, 2011),
Universitas Bangka Belitung sebagai pohon menghitung luas inti eritrosit (Rifano, 2014),
peneduh disepanjang jalan maupun area parkir pendeteksi formalin pada tahu (Hidayat.A, et
kampus. Hampir setiap hari dapat dijumpai al., 2013), penentuan porositas plasma-
buah ketapang yang berguguran dan selalu sprayed coatings (Du, et al., 2005) dan
dibuang sebagai sampah dalam jumlah besar. sebagainya.
Salah satu upaya agar sampah ketapang yang Melalui penelitian ini dianalisis
murah dan berlimpah ini dapat menjadi produk pengaruh konsentrasi aktivator terhadap
yang berguna dan memiliki nilai ekonomis karakteristik pori yang meliputi: ukuran,
dengan dibuat menjadi material karbon aktif. distribusi dan porositas pori karbon aktif
Konversi sampah ketapang menjadi karbon tempurung ketapang (Terminalia Catappa)
aktif diharapkan dapat mengatasi permasala dengan metode analisis citra yang didasarkan
han sampah yang disebabkan oleh ketapang. pada parameter luas area dan panjang kaliper.
Disisi lain dengan adanya konversi ini dapat
diperoleh suatu produk yang memiliki nilai
guna dan ekonomis tinggi karena karbon aktif Bahan dan Metode
banyak digunakan dalam berbagai bidang
industri secara luas. Beberapa penggunaan Bahan utama yang digunakan dalam
karbon aktif antara lain sebagai adsorben, penelitian ini adalah tempurung ketapang
katalisator, elektroda dan lain sebagainya. (Terminalia Catappa) yang diperoleh dari
Tantangan utama dalam sintesis karbon aktif kampus Universitas Bangka Belitung,
adalah mendapatkan produk yang sangat aktivator asam sulfat (H2SO4), dan air suling.
spesifik sesuai dengan kegunaannya. Sintesis Peralatan yang digunakan dalam sintesis
karbon aktif tempurung ketapang telah dilaku karbon aktif berbasis tempurung ketapang
kan oleh beberapa peneliti sebelumnya (Surest, terdiri dari tungku pembakaran, mortar, hot
et al., 2010; Awitdrus, et al., 2016; Megiyo, et plate stirrer ciramec, magnetic stirrer bar,
al., 2017). Akan tetapi belum ada yang crucible porseline, ayakan 200 mesh, pH
menganalisis pengaruh konsentrasi aktivator meter, kertas saring, gelas ukur dan gelas
terhadap karakteristik pori karbon aktif kimia. Alat untuk mengkarakterisasi sampel
tempurung ketapang. digunakan peralatan SEM Merk FEI tipe
Karakteristik pori merupakan bagian Inspect S50 serta perangkat lunak ImageJ.
terpenting dalam menentukan kualitas suatu Sintesis diawali dengan melakukan
karbon aktif. Karakteristik pori suatu karbon preparasi tempurung ketapang yang meliputi
aktif meliputi: ukuran, bentuk geometris, dua tahap yaitu proses pembersihan dan proses
distribusi, porositas dan lain sebagainya. pengeringan. Tempurung ketapang kering
Beberapa metode yang telah digunakan untuk kemudian dibakar dalam tungku pembakaran
menentukan karakteristik pori antara lain hingga menjadi arang (karbon). Arang
melalui metode pengukuran langsung metode tempurung ketapang kemudian digerus dengan
Brunauer, Emmet, and Teller (Goodman, et al., menggunakan mortar kemudian ditapih dengan
2012) dan metode Archimedes (Moradi, et al., menggunakan ayakan ukuran 200 mesh.
2014) serta metode pengolahan citra mikrograf Serbuk karbon berukuran 200 mesh kemudian
(Tiandho, 2017; Aldila, et al., 2017). Metode direndam dengan asam sulfat dengan variasi
pengolahan citra lebih efisien daripada dengan konsentrasi masing-masing 3%, 7% dan 11%
menggunakan metode pengukuran langsung selama satu hari dengan rasio 1 gr karbon : 4
ditinjau dari aspek reproduktivitas, ekonomi, mL asam sulfat. Hasil rendaman ketiga sampel
kesederhanaan, dan fleksibilitasnya. Hal ini karbon dipisahkan dengan filtratnya lalu
didukung dengan pengembangan instrumen diaktivasi dengan cara dipanaskan dalam
pengukuran morfologi permukaan material furnace pada suhu 600oC selama 2 jam.
dalam bentuk digital yang semakin maju Karbon hasil aktivasi dicuci dengan mengguna
(Tiandho, 2017). Metode pengolahan citra kan air suling hingga mencapai pH netral
Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi... 3

kemudian dikeringkan dengan menggunakan Hasil dan Pembahasan


oven.
Identifikasi mikrostruktur karbon aktif Mikrograf karbon aktif tempurung
hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan ketapang (Terminalia Catappa) dan proses
Scanning Electron Microscope (SEM). pengolahan citra pada mikrograf ditampilkan
Sedangkan untuk menentukan karakteristik pada Gambar 1. Proses pengolahan citra pada
pori meliputi: estimasi ukuran, distribusi makalah ini meliputi proses binerisasi dan
ukuran dan porositas pori digunakan metode proses segmentasi. Proses binerisasi bertujuan
pengolahan citra dengan perangkat lunak untuk memperjelas perbedaan antara pori dan
ImageJ berdasarkan parameter luas area dan matriks karbon aktif dengan menggunakan
panjang kaliper dari mikrograf sampel karbon pola gelap-terang.
aktif tempurung ketapang yang telah disintesis.

A. Mikrograf Karbon Aktif Tempurung Ketapang

Konsentrasi Aktivator 3% Konsentrasi Aktivator 7% Konsentrasi Aktivator 11%

B. Proses Binerisasi pada Mikrograf

C. Proses Segmentasi pada Mikrograf

Gambar 1. Mikrograf karbon aktif tempurung ketapang, proses binerisasi dan segmentasi.
4 Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi...

Setelah dilakukan proses binerisasi, pori sampel lainnya yaitu sebesar 5,69 μm.
terlihat lebih gelap sedangkan matriks terlihat Sedangkan ukuran pori (diameter) rata-rata
lebih terang sehingga perbedaan pori dan terkecil terdapat pada penggunaan konsentrasi
matriks tampak semakin jelas. Proses aktivator 11% yaitu sebesar 4,88 μm.
segmentasi adalah proses mempartisi citra
digital menjadi beberapa segmen untuk
menyederhanakan penyajian data citra ke Tabel 1. Hasil analisis estimasi ukuran pori
sesuatu yang lebih bermakna sehingga dapat berdasarkan parameter luas area
dianalisis. Pada proses ini dilakukan
pendeteksian pori sesuai dengan geometris Parameter Konsentrasi Aktivator
perimeter pori yang terdeteksi. Selanjutnya STDEV 3% 7% 11%
dilakukan perhitungan perimeter pori yang Estimasi Ukuran
terdeteksi pada masing-masing mikrograf. Pori Rata-rata
5,69 4,90 4,88
Dalam hal ini perimeter merupakan panjang (μm)
garis batas antara masing-masing pori dengan STDEV 2,21 2,88 3,14
matriks yang dihitung berdasarkan jumlah
pixel yang terdapat pada daerah tersebut. Sphericity 0,58 0,67 0,59
Sedangkan area merupakan jumlah pixel
penyusun dalam suatu pori yang terdeteksi.
Mikrograf yang digunakan dalam makalah ini Ditinjau dari nilai standar deviasi
memiliki faktor konversi skala piksel untuk (STDEV) pada masing-masing sampel
mikrograf konsentrasi aktivator 3% dan 7% meningkat seiring dengan meningkatnya
sebesar 10,10 μm/piksel dan untuk mikrograf konsentrasi aktivator. Pada sampel yang
konsentrasi aktivator 11% sebesar 20,25 menggunakan konsentrasi aktivator 3%
μm/piksel. memiliki nilai standar deviasi paling rendah
Metode pendekatan penentuan estimasi yaitu 2,21 dan secara statistik menyebabkan
ukuran pori menggunakan perangkat lunak estimasi ukuran pori (diameter) rata-rata pada
ImageJ pada makalah ini didasarkan pada dua sampel menjadi paling besar dari sampel yang
parameter yaitu luas area dan panjang kaliper. menggunakan konsentrasi aktivator 7% dan
Penentuan estimasi ukuran pori menggunakan 11%.
parameter luas area didasarkan pada jumlah Berdasarkan Tabel 1. terdapat data
pixel penyusun dalam suatu pori yang sphericity yang mendeskripsikan geometris
terdeteksi. Selanjutnya geometris pori yang pori yang terdeteksi. Sphericity memiliki
terdeteksi didekati dengan bentuk geometris rentang 0 hingga 1 dimana jika sphericity
lingkaran. Penentuan diameter pori (d) bernilai satu maka pori berbentuk lingkaran.
berdasarkan parameter luas area digunakan Semakin besar nilai sphericity (mendekati
persamaan: satu) maka geometris pori akan mendekati
geometris lingkaran. Nilai sphericity
sebanding dengan akar kuadrat jumlah pixel
dalam pori (luas area) dan berbanding terbalik
dengan jumlah pixel pada daerah batas antara
dengan A adalah luas area pori dan π adalah pori dan matriks (panjang perimeter).
konstanta tak berdimensi yang nilainya 3,14. Penentuan nilai sphericity ( ) memenuhi
Data hasil analisis estimasi ukuran pori persamaan:
berdasarkan parameter luas area disajikan pada
Tabel 1. Dapat diamati bahwa karbon aktif
tempurung ketapang yang berhasil disintesis
memiliki estimasi ukuran pori yang masuk dengan A adalah luas area pori, P adalah panjang
dalam kategori makropori (IUPAC, 1972). perimeter dan π adalah konstanta tak
Sampel yang menggunakan konsentrasi berdimensi yang nilainya 3,14.
aktivator asam sulfat 3% memiliki estimasi
ukuran pori (diameter) rata-rata terbesar dari
Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi... 5

(a) (b) (c)


Gambar 2. Histogram distribusi estimasi ukuran pori berdasarkan parameter luas area pada
konsentrasi aktivator: (a) 3%, (b) 7% dan (c) 11%.

Data sphericity untuk masing-masing sampel Histogram sebaran estimasi ukuran pori
memiliki kisaran rentang nilai sebesar 0,58 – pada sampel (Gambar 3.) menunjukkan bahwa
0,67. Hal ini menunjukkan bahwa geometris pola sebaran estimasi ukuran pori. Pola yang
pori tidak lingkaran. Nilai sphericity terbesar sama ditunjukkan pada metode parameter
terdapat pada sampel yang mengguna kan panjang kaliper bahwa nilai standar deviasi
konsentrasi aktivator 7% yaitu sebesar 0,67. meningkat seiring dengan peningkatan konsen-
Sebagai pembanding digunakan metode trasi aktivator. Akan tetapi secara rata-rata
pendekatan penentuan estimasi ukuran pori nilai standart deviasi dengan menggunakan
yang didasarkan pada parameter panjang metode panjang kaliper lebih besar daripada
kaliper. Berbeda dengan metode pendekatan metode luas area. Hal ini menunjukkan bahwa
sebelumnya yang didasarkan pada geometris pada hasil penelitian ini metode panjang
lingkaran, metode pendekatan panjang kaliper kaliper akan mendeteksi ragam ukuran pori
ini didasarkan pada panjang kaliper dari lebih banyak daripada metode luas area.
masing-masing pori yang terdeteksi. Panjang
kaliper merupakan jarak terjauh antara tepi- Tabel 3. Hasil analisis estimasi ukuran pori
tepi suatu pori. Panjang kaliper setiap pori dan porositas karbon aktif tempurung
secara otomatis telah dihitung oleh komputer ketapang
apabila morfologi dari perimeter telah sesuai.
Konsentrasi Estimasi Ukuran
Porositas
Aktivator Pori (μm)
Tabel 2. Hasil analisis estimasi ukuran pori MLA MPK
(%)
(%)
berdasarkan parameter panjang
kaliper 3 5,69 9,09 5,62
7 4,90 7,35 19,88
Konsentrasi Aktivator
Parameter 11 4,88 7,45 24,96
3% 7% 11%
Estimasi Ukuran
Pori Rata-rata 9,09 7,35 7,45 Secara ringkas hasil analisis estimasi ukuran
(μm) pori dari kedua metode pendekatan yang telah
STDEV 3,20 4,13 5,81 dilakukan ditampilkan pada Tabel 3.
Berdasarkan data hasil analisis ukuran
pori berdasarkan pada metode luas area (MLA)
Estimasi ukuran pori rata-rata pada dan metode panjang kaliper (MPK) tersebut
sampel konsentrasi aktivator 3% memiliki nilai dapat diamati respon antara ukuran pori
terbesar dibandingkan dengan sampel terhadap konsentrasi aktivator.
konsentrasi aktivator 7% dan 11% (Tabel 2). Pada metode pendekatan parameter luas
Sedangkan estimasi ukuran pori rata-rata area menunjukkan bahwa semakin besar
terkecil terdapat pada sampel konsentrasi konsentrasi aktivator asam sulfat yang
aktivator 7%. digunakan maka estimasi ukuran pori akan
6 Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi...

semakin mengecil. Sedangkan pada metode diperoleh dari kedua metode tersebut mirip.
pendekatan parameter panjang kaliper Pada konsentrasi aktivator 7% misalnya
menunjukkan pola yang fluktuatif terhadap terdapat pemusatan distribusi estimasi ukuran
estimasi ukuran pori dimana penggunaan pori pada satu ukuran walaupun ukuran yang
konsentrasi aktivator pada rentang 3% hingga dimaksud tidak sama persis. Ditinjau dari
7% mengalami penurunan sedangkan pada selisih estimasi ukuran pori hasil analisis
rentang 7% hingga 11% mengalami kenaikan. kedua metode tersebut, nilai selisih terkecil
Estimasi ukuran pori maksimum yang terdapat pada sampel yang menggunakan
diperoleh berdasarkan analisis kedua metode konsentrasi aktivator 7%. Hal ini dikarenakan
pendekatan tersebut tercapai pada penggunaan pada sampel ini memiliki nilai sphericity yang
konsentrasi aktivator 3% yaitu untuk metode paling besar dibandingkan dengan sampel
luas area sebesar 5,69 μm dan metode panjang yang lainnya yaitu sebesar 0,67 sehingga
kaliper 9,09 μm. Sedangkan estimasi ukuran memungkinkan pendekatan geometris
pori minimum yang tercapai untuk masing- morfologi pori dalam hal ini luas area (MLK)
masing metode pendekatan berbeda-beda. dengan panjang kaliper (MPK) tidak jauh
Estimasi ukuran pori minimum untuk masing- berbeda.
masing metode yaitu 4,88 μm untuk metode Pengaruh konsentrasi terhadap luas
luas area pada penggunaan konsentrasi permukaan pori bergantung pada temperatur
aktivator 11% dan 7,35 μm untuk metode karbonisasi, rasio perbandingan antara
panjang kaliper pada penggunaan konsentrasi aktivator terhadap karbon (arang) yang akan
aktivator 7%. diaktivasi dan lama waktu perendaman karbon
Terdapat perbedaan hasil analisis yang (arang) dengan aktivator (Kwaghger &
cukup signifikan dari penggunaan dua metode Ibrahim, 2013). Dalam penelitian yang
tersebut dari sisi estimasi ukuran pori karbon dilakukan oleh Kwaghger terkait dengan
aktif yang terdeteksi. Hal ini dikarenakan optimasi sintesis karbon aktif dari tempurung
pengambilan pendekatan geometris lingkaran biji mangga diperoleh bahwa seiring dengan
pada metode luas area kurang sesuai. Nilai peningkatan konsentrasi aktivator HCl (25%;
sphericity menunjukkan bahwa ketiga sampel 50%; 75% dan 100%) maka luas permukaan
memiliki nilai yang tidak sama dengan satu. pori juga akan semakin meningkat. Akan tetapi
Jelas hal ini menyebabkan perbedaan hasil dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa
antara kedua metode tersebut karena geometris belum dicapai kondisi maksimum. Hal ini
pori tidak berupa lingkaran sempurna. Akan ditandai dengan peningkatan luas permukaan
tetapi pola distribusi estimasi ukuran pori yang pori yang relatif cukup rendah.

(a) (b) (c)

Gambar 3. Histogram distribusi estimasi ukuran pori berdasarkan parameter panjang kaliper pada
konsentrasi aktivator: (a) 3%, (b) 7% dan (c) 11%.
Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi... 7

Disisi lain dalam penelitian yang mengurai hemiselulosa dan lignin karena
dilakukan oleh Djeni Hendra dan Saptadi selulosa lebih tahan terhadap hidrolisis asam
Darmawan menghasilkan hal yang sebaliknya. (Jagtoyen & Derbyshire, 1998). Asam akan
Peningkatan konsentrasi aktivator H3PO4 (0%; menghidrolisis rantai glikosidik pada
2,5%; 5% dan 7,5%) dalam sintesis karbon lignoselulosa dan memutus ikatan eril eter
aktif tempurung kemiri menghasilkan pola pada lignin yang disertai oleh transformasi
yang fluktuatif terhadap uji daya serap pada kimia yang menyebabkan terbentuknya pori
uap kloroform (Hendra & Darmawan, 2007). baru (Kwaghger & Ibrahim, 2013). Selain itu
Pola daya serap karbon aktif kemiri terhadap peningkatan konsentrasi asam mengakibatkan
uap kloroform pada rentang 0% hingga 5% peningkatan aktivitas devola-tilisasi pada
mengalami peningka tan dan pada penggunaan arang sehingga struktur pori awal yang
konsentrasi 7,5% mengalami penurunan. sebelumnya tertutup komponen-komponen
Dalam penelitian tersebut dijelaskan hubungan volatil akan terbuka.
antara daya serap karbon aktif terhadap luas
permukaan pori dimana semakin besar daya
serapnya maka karbon aktif tersebut memiliki Kesimpulan dan Saran
luas permukaan pori yang besar.
Hasil analisis ukuran pori dengan Penentuan estimasi ukuran pori
metode analisis citra pada penelitian ini dan menggunakan metode pengolahan citra dengan
kedua penelitian sebelumnya jelas bahwa parameter luas area dan panjang kaliper
konsentrasi aktivator tidak memiliki pola linier menghasilkan estimasi ukuran pori karbon
terhadap pembentukan luas permukaan pori aktif tempurung ketapang rata-rata yang
maksimum. Melainkan pembentukan luas berbeda. Pendekatan geometris lingkaran pada
permukaan pori maksimum akan tercapai pada metode pendekatan luas area kurang tepat
suatu kondisi konsentrasi aktivator tertentu dikarenakan nilai sphericity yang diperoleh
(kondisi optimum). Penentuan kondisi ini akan tidak sama dengan satu. Nilai sphericity
menjadi sangat kompleks apabila terdapat maksimum terdapat pada sampel dengan
variabel-varibel lain dalam proses sintesis konsentrasi aktivator 7% yaitu sebesar 0,67.
seperti jenis bahan baku, ukuran bahan baku Konsentrasi aktivator asam sulfat berpengaruh
(powdered, granular, maupun extruded), jenis terhadap ukuran pori karbon aktif tempurung
aktivator, rasio perendaman, konsentrasi ketapang (Terminalia Catappa). Analisis
aktivator, temperatur dan lama waktu kar- estimasi ukuran pori dengan metode
bonisasi. pendekatan luas area diperoleh estimasi ukuran
Perhitungan presentase pori didasarkan pori maksimum sebesar 5,69 μm pada
pada perbedaan warna antara pori dengan konsentrasi aktivator 3% dan minimum
matriks karbon pada proses binerisasi sebesar 4,88 μm pada konsentrasi aktivator
mikrograf. Warna pori tampak lebih gelap 11%. Sedangkan dengan metode pendekatan
dibandingkan dengan warna matriks karbon panjang kaliper diperoleh estimasi ukuran pori
aktif. Presentase pori diperoleh dari per- maksimum sebesar 9,09 μm pada konsentrasi
bandingan jumlah piksel pori yang terdeteksi aktivator 3% dan minimum sebesar 7,35 μm
(Ngelap) dengan jumlah piksel total mikrograf pada konsentrasi aktivator 7%. Estimasi
(Ntotal). ukuran pori karbon aktif tempurung ketapang
(Terminalia Catappa) yang diperoleh ter-
masuk dalam kategori makropori. Porositas
pori karbon aktif meningkat seiring dengan
peningkatan konsentrasi aktivator dengan
Porositas pori karbon aktif meningkat persentase tertinggi sebesar 24,96%.
seiring peningkatan konsentrasi aktivator yang
digunakan dengan presentase porositas ter-
besar 24,96% (Tabel 3). Hal ini kemungkinan Daftar Pustaka
disebabkan oleh reaksi antara lignoselulosa
dalam arang tempurung ketapang dengan asam Adel, A., Abd El-Wahab, Z., Ibrahim, A., &
sulfat sesaat setelah dicampur kan. Asam akan Al-Shemy, M., 2010. Characterization
8 Herman Aldila, Megiyo, Fitri Afriani, Yuant Tiandho Analisis Pengaruh Konsentrasi...

of Microcrystalline Cellulose Prepared Kwaghger, A. & Ibrahim, J. S., 2013.


from Lignocellulosic Materials. Optimization of Condition for the
Bioresource Technology, Volume 101, Preparation of Activated Carbon from
pp. 4446-4455. Mango Nuts using HCl. American
Aldila, H., Indriawati, A., Tiandho, Y., Journal of Engineering Research, 2(7),
Afriani, F., Megiyo., 2017. Analisis pp. 74-85.
Karakteristik Pori berdasarkan Megiyo, Aldila, H., Afriani, F., Mahardika, R.
Pengolahan Citra menggunakan G., & Enggiwanto, S., 2017. Sintesis
Wolfram Mathematica dan ImageJ. Karbon Aktif Tempurung Ketapang
Palembang, AVoER IX Fakultas Teknik (Terminalia Catappa) sebagai Adsorben
Universitas Sriwijaya. Minyak Jelantah. Surakarta, SNFA
Awitdrus, Rukmana, D. V., Farma, R., & Universitas Sebelas Maret.
Iwantono, 2016. Pengaruh Waktu Moradi, A., Pramanik, S., Ataollahi, F.,
Perendaman dalam Pembuatan Karbon Kamarul, T., & Murphy, B., 2014.
Aktif Cangkang Buah Ketapang dengan Archimedes revisited: computer assisted
Pengaktifan Kimia Berbantuan Iradiasi micro-volumetric modification of the
Gelombang Mikro. Komunikasi Fisika liquid displacement method for porosity
Indonesia, pp. 870-875. measurement of highly porous light
Du, H., Shin, J., & Lee, S., 2005. Study on materials. Analytical Methods, pp. 4396-
porosity of plasma-sprayed coatings by 4401.
digital image analysis method. Journal Goodman, P., Li, H., Gao, Y., Lu, Y., Stenger-
of thermal spray technology, 14, pp. Smith, J., & Redepenning, J., 2012.
453-461. Preparation and Characterization of
Hidayat, A., Alfitri, N., Hendrick, Ramiati., & High Surface Area, High Porosity
Bahtiar, B., 2013. Aplikasi pengolahan Carbon Monoliths from Pyrolyzed
citra mikroskop untuk pendeteksi Bovine Bone and their Performance as
formalin pada tahu menggunakan Supercapacitor Electrodes. Carbon, 55,
kamera CCD (Charge Couple Device). pp. 291-298.
Padang, Politeknik Negeri Padang. Rifano, R., 2014. Aplikasi ImageJ untuk
Hendra, D. & Darmawan, S., 2007. Sifat menghitung perubahan luas inti eritrosit
Arang Aktif dari Tempurung Kemiri. bebek akibat larutan hipotonis. IPB,
Forest Product Research, 86, pp. 1-18. Bandung.
IUPAC, 1972. Manual of Symbols and Surest, A. H., Permana, I., & Wibisono, R. G.,
Terminology for Physicochemichal 2010. Pembuatan Karbon Aktif dari
quantities and Units. Butterworths, Cangkang Biji Ketapang. Jurnal Teknik
London. Kimia, 17, pp. 1-11.
Jagtoyen, M. & Derbyshire, F., 1998. Tiandho, Y., 2017. Analisis Kuantitatif Pori
Activated Carbon from Yellow Poplar Berdasarkan Pengolahan Citra
and White Oak by H3PO4 Activation. Menggunakan Wolfram Mathematica.
Carbon, 36, pp. 1085-1097. Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer, 4, pp.
Jambhekar, N., 2011. Red Blood Classification 15-23.
Using Image Processing. Science
Research, 3, pp. 151-154.

You might also like