You are on page 1of 69

Skenario Transisi Energi

Menuju Net Zero Emission

Herman Darnel Ibrahim


Adjunct Prof. [UNITEN, MY]; Dr. [ITB, ID] M.Sc [UMIST, UK] Ir. [ITB, ID], IPU [BKE, PII]
Anggota Dewan Energi Nasional RI

Fortuga Virtual Gathering

Zoom Meeting, 26 November 2021


Sekilas Tentang HDI
Jabatan Tahun
Anggota DEN [Dewan Energi Nasional] RI 2020-2025
Anggota DPD dan MPR - RI 2014-2019
Anggota DEN RI 2009-2014
Dosen Luar Biasa Universitas Negeri Padang Sejak 2019
Dosen Program S2 FT Universitas Indonesia Sejak 2017
Adjunct Professor, UNITEN Malaysia Sejak 2009
Direktur Transmisi dan Distribusi PLN 2003-2008
Direktur Sistem dan SDM PT Indonesia Power 2000-2003
Direktur Pengembangan dan Niaga PT PLN PJB 1 1998-2000
Komisaris Utama PT Cogindo DayaBersama 1999-2004
Direktur Utama [Pendiri] PT Cogindo DayaBersma 1998-1999
Vice President International Geothermal Association 2013-2016
Chairman CIGRE Asia Oceania
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI
2008-2010
2
Sekilas Tentang Dewan Energi Nasional
Article 1 number 26 of Law No. 30 of 2007: “A national, independent and permanent institution
which is responsible for the national energy policy”
Chairman : President of RI
Vice Chair : Vice President of RI Main Tasks
Daily Chair : Minister of Energy
As Determined by Law
1. Designing and Formulating
the National Energy Policy PP No. 79 Tahun
Member From Government Member From Energy [KEN] 2014 Tentang KEN
As Determined by Law Stakeholder [by Law + Election]
2. Endorsement of the
Minister of Energy [Daily Chair] Academic: Agus Puji Prasetyo Perpres No. 22 Tahun
National Energy General
2017 Tentang RUEN
Plan [RUEN]
Minister of Transport Academic: Musri
3. Stipulating Energy Crisis Perpres No. 41 Tahun
Minister of Industry Industry: Satya Widya Yudha
and Emergency Conditions 2016 Tentang Tata Cara
and their Countermeasures Penetapan Krisdaren
Minister of Agriculture Industry: Herman Darnel Ibrahim

Minister of Environt+ Forestry Consumer: Daryatmo Mardiyanto 4. Supervise the Evaluasi dan
Implementation of Cross- Pengawasan
Minister of Research + Education Consumer: Eri Purnomohadi Sectoral Policies Implementasi KEN

Minister of Planning , BAPPENAS Technology: As Natio Lasman 3. Setting Provisions on Type, R-Perpres Tentang
Amount, Time and Location Cadangan Penyangga
Minister of Finance Enevirontment: Yusra Khan of Energy Buffer Reserves Energi [CPE] Nasional
Seminar IATKI

3
Agenda Presentasi
1. Latar Belakang dan Informasi Umum Tentang Emisi GRK dan
Transisi Energi
2. Sekilas Tentang Pengelolaan dan Realisasi Penyediaan Energi
Indonesia 2020
3. Proses, Strategi, Skenario Umum dan Program Transisi Energi
Menuju NZE
4. Perkiraan Konsumsi Energi dan Skenario Transisi Energi
Indonesia
5. Skenario Penyediaan Tenaga Listrik Menuju NZE
6. Penutup

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 4


Bagian 1:
Latar Belakang dan Informasi Umum Tentang
Emisi GRK dan Transisi Energi

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 5


Latar Belakang Transisi Energi

§ Perjanjian Paris [2015] menyepakati pembatasan kenaikan suhu global


meningkat tidak lebih dari 2 derajat Celsius relatif terhadap pre-industrial
levels.
§ Emisi Karbon [CO2] yang dihasilkan dari proses pembakaran energi fosil
merupakan contributor terbesar penghasil GRK [Gas Rumah Kaca], yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim.
§ Dalam Perjanjian Paris diusulkan untuk mencapai kenaikan suhu tidak
lebih dari 1,5o C, dengan mempercepat penurunan emisi dan mencapai
Net Zero Emission [NZE] pada pertengahan abad 21 ini.
§ Untuk mewujudkan NZE tersebut perlu melakuan Transisi Energi secara
global dari berbasis energi fosil [sekarang 85%] menjadi berbasis energi
terbarukan atau energi bersih [sekarang 11%].

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 6


Perjanjian Paris [Paris Agreement]:
Disahkan Indonesia Dengan UU No. 16 Tahun 2016
§ Perjanjian Paris adalah sebuah kesepakatan internasional yang dinegosiasikan
oleh 196 negara pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-
Bangsa [UNFCC] 2015 di Paris, Prancis.
§ Perjanjian Paris ditandatangani dalam suatu Upacara, pada Hari Bumi, 22
April 2016 di New York. Hingga November 2021, ada 193 negara anggota
UNFCCC yang meratifikasi perjanjian tersebut.
§ Dari empat negara yang belum meratifikasi perjanjian tersebut, satu-satunya
penghasil emisi terbesar adalah Iran. Amerika Serikat menarik diri pada tahun
2020, tetapi bergabung kembali pada tahun 2021.
§ Perjanjian Paris bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para pihak untuk
beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, dan memobilisasi pendanaan
yang memadai.
§ Berdasarkan Perjanjian tersebut, setiap negara harus menetapkan NDC
[National Determined Contribution] yaitu menentukan, merencanakan, dan
secara teratur melaporkan kontribusinya kepada UNFCC.
Aktivis Lingkungan
11.12.2021 by HDI Hidup mengkritisinya
Seminar IATKI sebagai Tidak Cukup Mengikat
7
Emisi GRK Global Berdasar Jenis

§ Carbon Dioxide[CO2] Pembakaran Energi Dalam %


Fosil, Deforestrasi, Land Use, dan Manusia. 6 2
[76%]
16
§ Methane [CH4], Aktivitas Pertanian, Waste
Management, Pembakaran Biomasa [16%]
§ Nitrous Oxide [N2O], Pertanian, 11
Penggunaan pupk, dan Pembakaran Energi 65
Fosil [6%]
§ Fluorinated Gases [F Gases], Proses
Industri, Refrigerator, Penggunaan CO2 Fossil Fuel
Hydrofluorocarbons [HFC] dan Sulfur CO2 Land+Deforestration
Hexafluoride [SF6] CH4 Methane
* Sumber US EPA [Environmental Protection Agency}, epa.gov

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 8


Emisi GRK Global Berdasar Sektor
§ Transportasi: 18% 15%
Emisi GHG pada tarsportasi disebabkan oleh pembakaran energi fosil pada
kendaraan: sepedamotor, Mobil, Bus dan Truk, Kereta Api, Kapal dan 7% 13%
Pesawat Terbang. Lebih 95% bahan bakar yang digunakan berbasis BBM
[petroleum]
18%
§ Produksi Listrik:
29%
Produksi listrik menghasilkan GHG dari pembakaran energi fosil, batubara,
gas dan BBM
§ Industri: Transportasi
GHG yang dihasilkan industry berasal dari pembakaran energi fosil untuk
energi dan juga dari reaksi kimia dalam memproduksi material dan barang. Penyediaan Energi
§ Rumah Tangga dan Komersial:
GHG yang dihasilkan dalam kegiatan bisnis dan rumahtangga berasal dari Industri
pembakaran energi fosil, gas, BBM dan BBM dan juga mpenggunaan produk
yang mengandung GHG. Komersial dan R
§ Pertanian: Tangga
GHG dari pertanian berasal dari peternakan [livestock], tanah pertanian, Pertanian
dan produksi pangan.
Lahan, Hutan dan
§ Area Tanah, Hutan dan Lautan:
Seminar IATKI Limbah
Area tanah dan hutan dapat menjadi penghasil ataupun penyerap emisi
CO2. Di USA sejak 1990 tanah dan hutan menyerap lebih banyak emisi ~ 75% Pembakaran
daripada yang
11.12.2021 by HDIdihasilkan. Energi Fosil9
Negara Penghasil Emisi CO2 Terbesar

Sumber :UNCTAD, 2021


11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 10
Istilah Seputar Net Zero Emission
§ Karbon Netral [Carbon Neutral]
Carbon Neutral adalah keadaan suatu entitas [layanan, produk, atau
peristiwa], di mana emisi karbon yang disebabkan oleh kegiatan
mereka telah diseimbangkan dengan mendanai jumlah karbon yang
setara di tempat lain.
§ Puncak Emisi [Peak Emission]
Adalah emisi GHG tertinggi yang tercapai atau scenario emisi tertinggi
yang ditargetkan akan tercapai oleh suatu negara dalam proses
mencapai penurunan emisinya menuju Emisi Nol Bersih .
§ Emisi Nol [Zero Emission]
Adalah proses-proses yang mengacu kepada permesinan, motor, dan
pemanfaatan energi lainnya yang tidak menghasilkan emisi yang
mengotori [merusak] lingkungan dan mempengaruhi iklim.
§ Emisi Nol Bersih [Net Zero Emission]
Adalah kondisi tercapainya keseimbangan jumlah emisi yang
dihasilkan dengan jumlah emisi yang mampu diserap. ENB adalah
suatu target yang disepakati pada Paris Agreement untuk dicapai
pada11.12.2021
2050. by HDI Seminar IATKI 11
Rumusan Net Zero Emission [NZE]
According to the Science Based Target initiative [SBTi], “Net Zero Emissions are
achieved when anthropogenic emissions of greenhouse gases to the atmosphere are
balanced by anthropogenic removals over a specified period.”
[www.nationalgrid.com]
“Menurut the Science Based Target initiative [SBTi], “Emisi Nol Bersih dicapai ketika
emisi gas rumah kaca antropogenik [aktivitas manusia] ke atmosfer seimbang
dengan penghilangan antropogenik selama periode tertentu.”

Emisi yang Dihasilkan = Emisi yang Diserap

Emisi GHG Emisi GHG Emisi GHG Emisi GHG Penyerapan


Terkait + Kegiatan + Waste dan + Lahan dan = Emisi oleh
Energi Fosil Pertanian Gases Deforestrasi Hutan

• Emisi GHG Listrik


• Emisi GHG Transportasi Fosil Non Listrik
• Emisi GHG Industri Fosil Non Listrik
• Emisi GHG R. Tangga dan Komersial Fosil Non Listrik
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 12
Bagian 2:
Sekilas Tentang Pengelolaan dan Realisasi
Penyediaan Energi Indonesia 2020

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 13


Peranan KEN dan RUEN:
Dalam Pengelolaan Energi
UU Energi No 30 Tahun 2007 Arahan Pokok Undang Kecukupan
Undang Penyediaan
Sumberdaya
KEN PP No 79 Tahun 2014 Sasaran, Kebijakan,
dan Strategi
Kecukupan
Rencana Umum Infrastruktur
RUEN Perpres No 22 Tahun 2017 Nasinal dan Provinsi
Energi

Peraturan [Policy and Plans] Peraturan Pendukung


Kebijakan dan Kekuatan
Cadangan
RUPTL PLN, and Non-Electricity Rencana Detil Operasional
Energy Supply Plan Penyediaan Energi
Cadangan
Sekuriti dan Penyangga &
Ketahanan Energi Nasional Kemandirian Penyediaan Strategis
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 14
Tujuan Pengelolaan Energi Nasional
Sesuai Pasal UU No 30 Tahun 2007 Tentang Energi
1. Tercapainya kemandirian pengelolaan energi
2. Terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri
3. Tersedianya sumber energi untuk memenuhi segala kebutuhan termasuk
untuk bahan baku
4. Terjaminnya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu dan
berkelanjutan.
5. Termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor
6. Tercapainya peningkatan akses masyarakat terhadap energi
7. Tercapainya pengembangan kemampuan industri dan jasa energi dalam negeri
dan meningkatkan profesionalisme SDM
8. Terciptanya lapangan kerja
9. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup

NDC dan Transisi Energi Menuju NZE belum termasuk didalam UU Energi ini
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 15
Arah Kebijakan Penyediaan Energi
Sesuai PP No 79 Tahun 2014 Tentang KEN

Arah Kebijakan Penyediaan Energi sesuai KEN PP 79 Tahun


2014:
• Konservasi dan Efisiensi Energi sebagai Dasar
• Maksimalkan Energi Terbarukan
• Minimumkan Minyak Bumi [BBM]
• Optimalkan Gas
• Batubara sebagai Tulang Punggung untuk mengamankan pasok
• PLTN sebagai Pilihan Terakhir
KEN yang akan datang [Revisi], perlu memuat kebijakan terkait NDC dan
Transisi Energi Menuju NZE [Bagian utama KEN yang akan datang adalah
Kebijakan tentang Transisi Energi]
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 16
Energi Flow Indonesia:
Masih Didominasi Fosil
Dalam MTOE [Million Ton Oil Equivalent]
Sumber:Produksi dan Impor Penggunaan: Domestik dan Ekspor
Ekspor
Energi Ekspor Batubara
Batubara Primer 197
255 266
Produksi [60%]
Ekspor Gas Alam
Energi
Produksi 41
Fosil
Gas Alam Nasional
373
74 389 Pasokan Ekspor Minyak Bumi 28
2008: 51% [Crude dan Product]
Total
Minyak 445 Batubara 58
Konsumsi Pembangkit Listrik
Bumi [33%]
Domestik 56
44 Gas Alam 33
179

Copyright ® H Darnel Ibrahim


Hydro 5 [40%] [18%] Industtri
[Final*] 31
Geotermal. Biomasa 11 Minyak Bumi 72
Transportasi
[40%]
Impor Minyak Bumi 56 [Final*]44
[Termasuk LPG] 2008:49%
Energi Terbarukan R Tangga +
16 [9%] Komersial* 48

1 MTOE = 11.62 TWh [Terawatt hours]; 1 MTOE = 6.85 MBOE [Million Barrel Oil Equivalent]
Sumber: Data Statistik Kementerian ESDM 2016. * Konsumsi Energi Final Non Listrik
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 17
Konsumsi Energi Primer Indonesia
Dan Dunia Geothermal Hydro Others
10 Mtoe 5 Mtoe 1 Mtoe
6% 3% 0.5%

Natural Gas Petroleum


33 Mtoe 72 Mtoe
19% 41%

Coal
58 Mtoe
33%

Fossil Fuel 91%, Renewable 9%

Konsumsi Energi Dunia 2015: Konsumsi Energi Indonesia 2016:


13.160 MTOE, Fossil 85% dan ET 11% 179 MTOE, Fossil 91% dan ET 9%

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 18


Realisasi Target KEN 2020:
Semua Dibawah Target
Aspek Target Realisasi§ Karena target KEN yang sangat tinggi [asumsi
Sasaran KEN 2020 2020 pertumbuhan ekonomi ~8% per tahun], pandemi
covid 19, dan alasan lain konsumsi energi
Konsumsi
Listrik [TWh]
375 300 Indonesia pada tahun 2020 jauh di bawah target.
§ Konsumsi Energi Primer Nasional tahun 2020
Konsumsi
Energi Final 201 160 hanya berkisar 200 MTOE, jauh di bawah proyeksi
[MTOE] KEN yang sebesar 295 MTOE
Konsumsi § Konsumsi Energi Final nasional pada tahun 2020
Energi Primer 295 200 hanya berkisar 160 MTOE dan KEN
[MTOE] memproyeksikannya ~201 MTOE.
Bauran Energi
§ Bauran Energi Terbarukan dalam Energi Primer
Terbarukan 14 11
2020 hanya 11%, dan Target KEN adalah 14%.
[%]
Konsumsi § Konsumsi listrik per kapita nasional pada tahun
Listrik per 1450 1130 2020 baru sebesar 1100 kWh, dan sasaran KEN
Kapita [kWh] adalah 1450 kWh [Rata rata dunia 2500 kWh]
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 19
Realisasi Emisi GRK Indonesia 2000 -2019

Sumber: Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MRV Nasional 2020, Ditjen PPI KLHK
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 20
NDC Indonesia:
National Determined Contribution
Penurunan Unconditional
Indonesia secara sukarela
berkomitmen untuk
menurunkan emisi GRK
dengan kemampuan sendiri
sebesar 29% dibandingkan
skenario BAU pada tahun
2030
Penurunan Conditional
Indonesia dapat meningkatkan
kontribusinya dalam
menurunkan emisi GRK
sampai dengan 41% pada
tahun 2030, tergantung
kepada ketersediaan
dukungan internasional dalam
bentuk pendanaan, transfer
Sumber: Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MRV Nasional 2017,
Ditjen PPI KLHK dan pengembangan teknologi
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI serta peningkatan kapasitas.
21
Perkiraan Pencapaian NDC 2030
2020 2030
§ Emisi BAU 2030 yang dijadikan
14 27 26 sebagai Basis NDC : 2.869 Juta T
% 33 % %
295 % 480 CO2 terlalu besar [Asumsi
KEN pertumbuhan ekonomi KEN 8 %]
32 MTOE MTOE
PP 79 % 23
21 24
% % 1.107
§ Perkiraan realisasi Konsumsi
%
Juta T CO2 Energi Primer 2030 hanya ~ 350
MTOE atau hanya 60% dari
22% 19% konsumsi BAU yang digunakan
13
% 29 [580 MTOE]. Emisi CO2 Energi
BAU
% 580 2030 ~885Juta Ton.
330
MTOE
KEN 38 MTOE 21%
§ Komitmen Indonesia untuk FOLU
% 20
% 38% 1.548
2030 adalah Net Zero Emission
Juta T CO2 atau sudah Carbon Neutral.
11
§ Dengan demikian Emisi Total
24 26
% 32 % % 2030 akan sebesar 885 {energi]
200 % 350 +60 [Gases]+150 [Waste]+100[
REALISASI 38 MTOE MTOE Agri]+0 [FOLU] = 1200 Juta Ton [
% 19
19
31 885
% 619 %
Juta T CO2
42% BAU] jauh melebihi
Juta T CO2 %
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI komitmen 41%. 22
Bagian 3:
Proses, Strategi Skenario Umum dan
Program Transisi Energi Menuju NZE

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 23


Proses Transisi Energi Menuju NZE
Today Energy Mix NZE Energy Mix
[90% Fossil] [90% RE]
Sti
ll G
row
in g

to e nsition
Today
Total

gs*

k
Pea
n
ldin s io 5 }

Tra
10 % RE is 0 4
Bui
16 [9%] m
E 0- 2
y* 90% k
a 4
tr
s Pe 20
du

Fos
33 [18%] I n Fossil [~

s il
MTOE

Pha
* n
72
ta tion a nsitio

se
r T r
[40%] s po ZE
Tran to N

Out
58
[33%]
Today 90 % ~90 %
Fossil Electricity RE] NZE
10 % Fossil [~ 2060]
Energy
Renewable
Petrol

Natural Gas
Coal

Petrol
Coal

Energy
Renewable
Natural Gas
*Non Electricity
Data 2016
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 24
Proses Transisi Energi Menuju NZE:
Peak Dulu Baru Transisi Menuju NZE
§ Sebelum Peak Menurunkan
Emisi Intensitas Emisi dengan
1. Umumnya Negara Negara Maju Peak Emission nya meningkatkan Bauran ET.
CO2
sudah dicapai [sudah terjadi] jauh sebelum 2021, § Peak dicapai kalau seluruh
karena konsumsi energi relative tidak tumbuh lagi pertumbuhan dapat
[UK,1973; EU,1979; USA, 2007;Jepang, 2004] dipenuhi dengan ET, atau
pertumbuhan sudah
mendekati nol.
§ Setelah Peak menggantikan
2. Negara Low-Midle Income energinya masih akan energi fosil dengan ET,
tumbuh besar sejalan dengan upaya sampai NZE tercapai.
menumbuhkan ekonomi, Peak Emission baru akan
terjadi 15-25 tahun mendatang [Cina, 2030; India
2030-2050]

Copyright ® H Darnel Ibrahim


X : Tahun Peak Emission Y : Tahun NZE
X1 ß 2021 X2=2030-2050 Y1=2050 Y2=2060-2080

Seminar IATKI

11.12.2021 by HDI 25
Strategi Dasar Menuju Emisi Puncak
§ Tiga variabel dasar yang menentukan peningkatan emisi:
• Pertumbuhan produk domestik bruto PDB [GDP]
• Laju perubahan intensitas energi primer [PE/GDP], PE = Primary energi
• Laju perubahan intensitas emisi energi primer [EM/PE], EM= Emisi CO2
§ Secara Matematis besarnya emisi di ekspresikan sebagai berikut:
EM = GDP x [PE/GDP] x [EM/PE]

EM = GDP x PE/GDP x EM/PE

§ Dengan demikian secara strategi yang harus diupayakan adalah :


• Menurunkan Intensitas Energi [TOE EP per Juta USD GDP]
• Menurunkan Intensitas Emisi [Ton CO2 per MTOE EP]

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 26


Strategi Dasar Mencapai NZE
Sebagian besar pertumbuhan Seluruh pertumbuhan energi
energi dipenuhi dengan ET
Posisi [Belum perlu phaseout Fosil] Tahun XXXX dipenuhi dengan ET+ Phaseout Tahun
Fosil digantikan dengan ET
Keadaan Puncak YYYY Emisi
Sesudah ini Intensitas Sesudah ini Emisi akan
Awal Emisi akan Turun sampai Puncak Emisi Turun sampai Nol Bersih Nol Bersih
Di Negara Low- Seluruh Total Emisi GHG
Midle Income pertumbuhan yang dihasilkan=
Pertumbuhan energi dipenuhi Emisi yang diserap
Energi Masih Besar dengan ET

Konservasi dan Efisiensi Energi serta “Transisi Energi” dari berbasis Energi
Fossil menjadi berbasis Energi Terbarukan:
§ Konservasi Energi disegala kegiatan [Menurunkan PE], PE = Primary energi
§ Efisiensi Energi di segala kegiatan [Meningkatkan FE/PE], FE = Final energi

Copyright ® H Darnel Ibrahim


§ Menurunkan Intensitas Energi [Menurunkan PE/GDP]
§ Menurunkan laju pertumbuhan energi fosil [Menurunkan EM/PE], EM = Emisi
CO2
§ Meningkatkan laju pertumbuhan penggunaan ET [Menurunkan EM/PE]
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 27
Skenario Transisi Energi Negara Maju
Dan China [Emisi GHG Terbesar]
Developed Countries § China GDP per Capita
Description Unit 2020 USD 11000, saat
China USA EU Japan UK
Emission Peaking Year NA 2030 2007 1979 2004 1973 Tahun Peak
Per Capita CO2 emission Ton proyeksinya mencapai
in Peak Year CO2 9,3 19,2 9,84 9,88 11,7 USD 29000+
Five Year Real GDP CAGR § Negara maju USA, EU
Post Peak Year % 3 0,7 1,5 -0,4 1,1 Jepang dan Inggris
Per Capita Income [2017 sudah Makmur dengan
USD, PPP] in Peaking Year USD 29438 55916 NA 36994 NA GDp per kapita diatas
USD 35000
Net Zero Emission Year
NA 2060 2050 2050 2050 2050 § Karena sudah Makmur
Years between Peak and pertumbuhan
NZE NA 30 43 71 46 77 ekonominya rendah.
Five Year Real GDP CAGR
§ Mencapai Peak
Post NZE % 0,5 1 1,3 0,6 NA Emission sudah lama,
Per Capita Income [2017 karena konsumsi
USD, PPP] in NZE Year USD 57139 88459 64753 64558 NA energinya relative
sudah tidak tumbuh.
* Sumber: Vaibhav Chaturvedi, Council on energi, Environtment and Water [CEEW] India 2021,ceew.in
CAGR = Compound Annual Growth
Rate

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 28


Skenario Transisi Energi India
[Emisi Terbesar ke 3, Banyak Mirip Indonesia]
India § India adalah salah satu
Description Unit China USA ekonomi dengan
Scenario1 Scenario2 Scenario3 Scenario4
Emission Peaking Year pertumbuhan tercepat
NA 2030 2007 2050 2040 2030 2030
di dunia.
Per Capita CO2 emission Ton
§ Emisi karbon dioksida
in Peak Year CO2 9,3 19,2 3,71 3,02 2,29 1,96
per kapita, 1,82 ton CO2
Five Year Real GDP CAGR
di 2016, jauh dibawah
Post Peak Year % 3 0,7 4,1 5,6 7,1 7,1
rata-rata global sebesar
Per Capita Income [2017
4,55 tCO2 [Bank Dunia]
USD, PPP] in Peaking Year USD 29438 55916 25682 15979 8779 8779 § India adalah penghasil
Net Zero Emission Year NA 2060 2050 2080 2070 2060 2050 emisi tertinggi keempat
Years between Peak and pada tahun 2017 [UNEP
NZE NA 30 43 30 30 30 20 2019].
Five Year Real GDP CAGR § Karena emisinya besar,
Post NZE % 0,5 1 1,5 2,2 3,1 4,1 trategi mitigasi
Per Capita Income [2017 emisinya dan target
USD, PPP] in NZE Year USD 57139 88459 63135 49974 37172 25682 sangat penting dalam
* Sumber: Vaibhav Chaturvedi, Council on Energy, Environtment and Water [CEEW] India 2021,ceew.in debat iklim global.

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 29


Catatan India Untuk Mencapai NZE 2050
Skenario NZE di tahun 2050 dapat tercapai dengan berbagai upaya dan
tantangan, antara lain:
§ Persentase bauran energi fosil dikurangi hingga menjadi 5% dari 73% di
2015
§ 83% listrik dibangkitkan dari sumber energi terbarukan [non-hydro] di
2050 dari 10,1% di 2015
§ Komposisi bahan bakar terdiri dari biofuel 98% dan BBM 2% di 2050
§ Dua pertiga konsumsi energi di sektor industri dan kendaraan telah
dielektrifikasi [konsumsi listrik 20,3% tahun 2015]
§ Fokus paradigma pertumbuhan ekonomi pada infrastruktur hijau dan investasi
berkelanjutan
§ Membatasi penguncian aset pembangkit ber-bahan bakar fosil jangka panjang
§ Menghadapi kritik trade-off [pergeseran geopolitik perdagangan energi dan
transisi energi]
§ PHK pekerja pertambangan, tantangan fiskal, naiknya biaya energi.
Sumber: Vaibhav Chaturvedi, 2021

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 30


Program Utama Transisi Energi
§ Konservasi dan Efisiensi Energi di Semua Sektor: Mulai dari Tata Ruang,
Perencanaan Wilayah dan Kota [Smart City], Smart Building dan
sustainability program [ESG] pada perusahaan.
§ Energi Sektor Transportasi: Dari sebagian besar BBM, kedepan menuju
NZE sebagian besar listrik, BBN dan hanya sedikit BBM.
§ Energi Non Listrik Sektor Industri: Sekarang masih banyak menggunakan
Energi Fosil [Coal dan Gas] kedepan menuju NZE, semaksimalnya akan
digantikan dengan listrik sehingga Fosilnya minimum.
§ Energi Non Listrik Sektor Rumah Tangga dan Komersial: Sekarang lebih
banyak menggunakan gas, kedepan menuju NZE semaksimalnya digantikan
dengan listrik dan Fosilnya minimum.
§ Energi Primer Listrik: Sekarang 80-85 % menggunakan energi Fosil,
kedepan menuju NZE sebagian besar [85%] dipasok dengan Energi
Terbarukan [Zero Emission Energy].

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 31


Net Zero Emission Dunia Sesudah 2050:
Kapankah Akan Tercapai?
55
Emisi CO2, Giga Ton

X : Peak Emission X3
50 1997, Kyoto Protocol
X2
45
2020 X1
40
35 GT
35
30 2016 Paris Agreement
25

Copyright ® H Darnel Ibrahim


20
15 1990
20 GT Y1 Y2 Y3
10
5 Y : Net Zero Emission
0
1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050 2060 2070 2080 2090 2100
Kegiatan UNFCCC sudah berlansung hampir 30 tahun sejak 1992, nyatanya Emisi CO2 masih
meningkat dari 20 GT pada 1990 menjadi 35 GT pada 2020. Akankah Net Zero Emission
dapat terwujud? dan akankah kenaikan suhu bumi maksimum 2 C akan berhasil dicapai?
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 32
Bagian 4:
Perkiraan Konsumsi Energi dan Skenario
Transisi Energi Indonesia

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 33


Skenario Umum Transisi Energi:
Basis Energi, Teknologi, dan Pelaku
§ Transisi konsumsi Non Listrik [Fosil] di berbagai sector
menjadi konsumsi listrik [Listriknya nanti dari sumber ET]
§ Transisi dari penyediaan energy dari berbasis energy fosil
menjadi berbasis Energi Terbarukan dan Energi Bersih [EB].
§ Transisi dari penyediaan yang hanya dilakukan oleh Utilitas
Energi menjadi yang juga dilakukan banyak pihak, swasta dan
konsumen.
§ Transisi penyediaan [listrik] dari yang lebih terpusat menjadi
yang lebih terdistribusi [Distributed Generation]
§ Transisi dari technologi yang konvensional menjadi technologi
berbasis digital [Smart Grid dan berbagai Smart lainnya].

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 34


Peningkatan Besar Porsi Listrik
Dalam Energi Final
§ Untuk menurukan emisi menuju NZE, penggunaan energi fosil dalam
Transportasi, Industri, Rumahtangga dan Komersial, sebagian besar akan
digantikan dengan listrik.
§ Kendaraan berbahan bakar BBM, sebagian besar digantikan oleh
kendaraan listrik berbasis batere dan energi fosil gas rumah tangga akan
digantikan dengan kompor listrik.
§ Proses-proses lainnya yang menggunakan energi fosil sebagai sumber
energinya semaksimalnya akan digantikan dengan energi listrik.
§ Jika sekarang listrik hanya sekitar ~15-20% dari energi final, ini akan
bergeser menjadi sebaliknya dimana sekitar 80-85% energi final adalah
listrik.
§ Transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission akan bertumpu pada
listrik, dan listriknya tentulah dari sumber energi terbarukan, terutama
PLTS [untuk Indonesia].
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 35
Sektor Listrik Akan Menjadi Bagian
Utama Transisi Energi
Bauran Energi Primer Bauran Energi Primer Net
Sekarang [90% Fosil] Zero Emission [90% ET]

Total

Kom ngga
il *
Total

Kom ngga
l*

ers
ersi

a
~90 %

RT
R Ta

16 [9%] ET *
MTOE

ri
* tri
us
t
d us
33 [18%]
In
d 10% In Fosil ~10%
Fosil ET ~5%
72 [40%]
rtas
i*
p ortasi*
p o s
Tra ns Tran
58 [33%]
EPListrik
[90%]:
~ Memasok
Listrik 85%
Transportasi,
Terbarukan
Energi
Minyak Bumi

Gas Alam
Batubara

Batubara
*Non Listrik

Bumi
Minyak

Gas Alam

Terbarukan
Energi
Industri dan
Rumah
Tangga

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 36


Skenario Transisi Energi Indonesia:
Asumsi Asumsi Untuk Perkiraan Konsumsi
• Pertumbuhan ekonomi dekade 2020-2030 rata-rata 5,8% per
tahun, dan menurun menjadi 4% pada 2040-2050 dan tinggal 1,5
% pada 2070-2080.
• Elastisitas konsumsi energi 0,9 sampai 2030 dan mengecil secara
mulus menjadi 0,2 pada 2080.
• Rasio energi primer listrik terhadap total meningkat [bertransisi]
dari 33% pada 2020 dan menjadi 80% pada saat NZE dicapai.
• Bauran energi fosil menurun [bertransisi] dari 90% pada 2020
menjadi sekitar 10-15% saat NZE dicapai [2060 atau 2070].
• Saat NZE dicapai energi fosil masih digunakan sekitar 100 MTO
yang emisinya diasumsikan akan diserap oleh hutan seluas 15-20
juta hektar.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 37
Skenario Transisi Energi NZE 2060:
Perkiraan Konsumsi Energi Primer dan Listrik
Diskripsi Satuan 2020 2030 2040 2050 2060 2070 § Konsumsi Energi Primer
Penduduk Juta 270 294 318 343 368 392 2060 diperkirakan ~700
GDP Milyar USD 1058 1895 3086 4568 6140 7484
MTOE [RUEN 1000
Pertumbuhan GDP % NA 5,8 5 4 3 2
GDP per Capita USD 3919 6448 9699 13323 16698 19078 MTOE] dan 766 MTOE
Elastisitas Konsumsi Energi Tanpa NA 0,9 0,8 0,6 0,4 0,3 pada 2080
Pertumbuhan Konsumsi Energi § Dengan Program
% NA 5,2 4,0 2,4 1,2 0,6
Primer Transisi Energi,
Konsumsi Energi Primer MTOE 200 331 490 622 700 743 Elektrifikasi
Energi Primer per Kapita TOE 0,7 1,1 1,5 1,8 1,9 1,9
Transportasi, Industri
Rasio EP Listrik Transisi
Energi*
% 33 40 55 70 80 85 dan Rumah Tangga,
Konsumsi Listrik Transisi Konsumsi Listrik 2050
TWh 268 616 1410 2275 2930 3305
Energi diperkirakan ~2300
Listrik per Kapita Transisi TWh
kWh 994 2096 4431 6635 7968 8424
Energi § Dengan Skenario ini
Bauran Energi Fosil % 90 70 50 30 14 13 ET Harus Tumbuh
Penyediaan Fosil** MTOE 180 232 245 186 100 100
Pertumbuhan Fosil % NA 3 1 -3 -6 0,0
Double Digit sampai
Penyediaan ET MTOE 20 99 245 435 600 643 2040 dan Peak
Pertumbuhan ET [E Bersih] % NA 17 9 6 3 0,7 Emission akan dicapai
Catatan: pada 2040.
* Transisi energi dengan pengembangan kendaraan listrk dan elektifikasi industri dan rumahtangga, NZE 2050
** Pada saat NZE konsumsi NZE yang seimbang dengan penyerapan emeisi sekitar 100 MTOE
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 38
Skenario Transisi Energi NZE 2060:
ET Harus Meningkat Secara Eksponensial Tajam
700
Primary Energy, MTOE

CO2 Emission ~ linear to Fossil Consumption 643 § Peak Emission harus


600
600 Peak Ermission : dicapai ~ 2040 Fosil
Fossil Energy Maximum maximum [245 MTOE]
500 Emission Maksimum § Jumlah Energi Primer
435
ET pada 2030 akan 5
400
kali lipat EP ET pada
300 2020. Ini belum
245
232 tercermin dalam
186
200 180
RUEN maupun RUPTL
99 100 100 2021-2030.
100 § Setelah Emisi Puncak
20
0 pada ~2040-an,
seluruh delta konsumsi
2020 2030 2040 2050 2060 2070
dipasok oleh ET dan
Year sebagian Fosil
Fosil RE NZE
digantikan oleh ET.
Sampai Peak Emission tercapai Energi [~2040] Fosil masih tumbuh. § Phase out energi Fosil
Dan setelah 2040-an energi fosil [batubara] mulai di phase out. Hal [Batubara] akan
ini memerlukan pertumbuhan ET secara eksponensial tajam , yang terjadi mulai 2040.
cukup11.12.2021
beratby untuk
HDI dicapai. Seminar IATKI 39
Skenario Transisi Energi NZE 2070:
Perkiraan Konsumsi Energi Primer dan Listrik
Diskripsi Satuan 2020 2030 2040 2050 2060 2070 2080 § Konsumsi Energi
Penduduk Juta 270 294 318 343 368 392 416 Primer 2070
GDP Milyar USD 1058 1895 3086 4568 6140 7484 8686
Pertumbuhan GDP % NA 5,8 5 4 3 2 1,5
diperkirakan ~743
GDP per Capita USD 3919 6448 9699 13323 16698 19078 20855 MTOE dan 766 MTOE
Elastisitas Konsumsi Energi Tanpa NA 0,9 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2 pada 2080
Pertumbuhan Konsumsi
% NA 5,2 4,0 2,4 1,2 0,6 0,3 § Dengan Program
Energi
Transisi Energi,
Konsumsi Energi Primer MTOE 200 331 490 622 700 743 766
Energi Primer per Kapita TOE 0,7 1,1 1,5 1,8 1,9 1,9 1,8
Elektrifikasi
Rasio EP Listrik terhadap Transportasi, Industri
% 33 35 50 65 75 80 85
Total EP,Transisi Energi* dan Rumah Tangga,
Konsumsi Listrik Transisi Konsumsi Listrik
TWh 268 539 1282 2113 2746 3110 3405
Energi
Listrik per Kapita Transisi
2050 diperkirakan
kWh 994 1834 4029 6161 7470 7928 8176 2100+ TWh
Energi
Bauran Energi Fosil % 90 80 63 50 30 13 13 § Dengan Skenario ini
Penyediaan Fosil ** MTOE 180 265 309 311 210 100 100 ET Harus Tumbuh
Pertumbuhan Fosil % NA 4 2 0 -4 -7 0,0
Double Digit sampai
Penyediaan ET MTOE 20 66 181 311 490 643 666
Pertumbuhan ET [E Bersih] % NA 12,7 10,6 5,5 4,7 2,8 0,3
2030-2040 dan Peak
Catatan: Emission akan
* Transisi energi dengan pengembangan kendaraan listrk dan elektifikasi industri dan rumahtangga, NZE 2070
** Pada saat NZE konsumsi NZE yang seimbang dengan penyerapan emeisi sekitar 100 MTOE dicapai pada 2050
11.12.2021 by HDI
EP = Energi Primer Seminar IATKI 40
Skenario Transisi Energi NZE 2070:
ET Harus Meningkat Secara Eksponensial
700
Emisi CO2 ~ linier dengan Konsumsi Fosil 643
666 § Peak Emission ~2050
Fosil maximum [~311
600 Peak Ermission :
MTOE]
Energi Fosil
Energi Primer, MTOE

500
490 § Tantangan besar
Maksimum~
Emisi Maksimum adalah membuat
400 pertumbuhan ET
309 311 311
EKSPONENSIAL.
300 265 § Sebelum Emisi Puncak,
210 hanya sebagian delta
200 180 181 konsumsi dipasok
100 100
dengan ET, Sebagian
100 66 masih oleh Fosil.
20 § Setelah Emisi Puncak
0 seluruh delta konsumsi
2020 2030 2040 2050 2060 2070 2080 dipasok oleh ET dan
Tahun sebagian Fosil
digantikan oleh ET.
Fosil ET NZE § Phase out energi Fosil
Sampai Peak Emission tercapai Energi [2050] Listrik ET harus [Batubara], baru akan
tumbuh EKSPONENSIAL, dan listrik Fosil juga masih tumbuh. diperlukan setelah
Sampai 2050 pembangkit listrik fosil [termal Gas] diperkirakan Peak Emission. [2050]
masih akanby bertambah.
11.12.2021 HDI Seminar IATKI 41
Kebutuhan Dan Tren Penyediaan
Energi Terbarukan [Zero Emission Energy]
1200

1000
Skenario NZE 2060,
980
ET harus tumbuh
Eksponensial Tajam
800
740 743
700
MTOE

622 643
600 600

480 490 490


400 i Fosil 435

331 nerg Skenario NZE 2070,


295 E 311
245 ET juga harus tumbuh
200 200 181 Eksponensial [tapi
99 lebih landau]
66
0 20

2020 2030 2040 2050 2060 2070


Tahun
ET NZE 2070 ET NZE 2060 EP Total New Est EP KEN PP 79
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 42
Skenario Penyediaan Energi Primer:
800
Untuk Transisi Energi Menuju NZE 2060
743
700 700
643
For all Scenarios maximazing the hydro,
600
622
600
geothermal and wind potential [~600
500 490 rgy TWh]. The remaining will be fulfilled by:
Ene
MTOE

l 435

ssi § Scenario 1: Rely on Solar PV


400
331 Fo
300
245 Minimum CCUS and Minimum Biofuel
200 200 Renewable Energy or
Zero Emission Energy Challenges: Storage Technology and Price,
100 99

20
VRE Integration Technology
0
2020 2030 2040 2050 2060 2070 § Scenario 2: Rely on CCUS, Moderate
Year
RE NZE 2060 PE Total New Est
Biofuel and Moderate Solar PV
• Skenario 1: Jika elektrifikasi transport Challenges : CCUS Technology and Price,
dan industri maksimum konsumsi Dedicated Land for Biofuel,
listrik 2060 akan mencapai 2900 TWh. § Scenario 3 : Rely on Maximum
• Skenario 2: Jika elektrifikasi transport Biofuel, Solar PV and CCUS
dan industri moderate konsumsi listrik Challenges: Dedicated Land for Biofuel
2060 akan mencapai 2700 TWh. and Investment and Price of Nuclear
• Skenario 3: Jika elektrifikasi transport Power
dan industri minimum konsumsi
listrik 2060
11.12.2021 by HDI akan mencapai 2500 TWh. Seminar IATKI 43
Peranan Energi Fosil Sampai Peak Emission
• Kedua scenario NZE memerlukan pertumbuhan ET yang
eksponensial, dengan pertumbuhan double digit sampai 2040.
• Sampai Emisi Puncak terjadi , pembangkit energi fosil
diperkirakan masih akan tumbuh [terutama PLTGU gas].
• Dengan Skenario NZE 2070 konsumsi energi fosil diperkirakan
masih meningkat hampir 2 kali lipat, dari 180 MTOE pada 2020,
menjadi ~311 MTOE pada 2050.
• Dengan Skenario NZE 2060 konsumsi energi fosil diperkirakan
masih meningkat mencapai ~ 245 MTOE pada 2040, sekitar1,5
kali konsumsi 2020.

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 44


Perkiraan Yang Akan Terjadi:
§ Mencapai Emisi Puncak pada 2040 dan NZE pada 2060, cukup berat dan
besar tantangannya, dan ada kemungkinannya target itu tidak dapat
dicapai.
§ Perkiraan saya sampai 2050 yang mungkin dicapai adalah Peak Emission
dengan bauran ET yang mencapai ~ 50 % konsumsi energi primer. Ini
juga perlu dukungan penemuan teknologi, termasuk teknologi integrasi
VRE aekitar 50%.
§ Yang lebih ringan untuk mencapai NZE adalah tahun 2070. Ini juga tidak
akan semudah yang dibayangkan, karena masih harus menyediakan
energi [listrik] dari sumber ET yang sangat besar secara eksponensial.
§ Peranan energi fosil masih cukup besar sampai tahun 2050, dan jika
aplikasi teknologi CCUS berhasil dilakukan, dapat terus berlanjut sesudah
2050 [Keberhasilan CCUS dapat mempertahankan keberadaan sebagian
PLTU batubara]
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 45
Bagian 5:
Skenario Penyediaan Tenaga Listrik
Menuju NZE 2060

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 46


Prediksi Penurunan Biaya Produksi Listrik
PLTS dan PLTB Telah Menjadi Kenyataan

* Prof Gustav Grob, President of ISEO: “Biaya dan Harga ET Semakin Turun”

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 47


Energi Terbarukan Yang Paling Banyak
dan Luas Tersedia Adalah Tenaga Surya

§ Tanpa PLTS secara besar besaran tidak mungkin mencapai NZE pada 2060
dan juga 2070 [~90% ET ].
§ Tantangan pengembangan PLTS adalah solusi teknologi untuk penetrasi
[integrasi] yang melebihi 50% pada 2040 dan ~ 90% menuju NZE
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 48
Pemenuhan Pasokan Listrik 2050:
Keseimbangan Security, Affordability dan Acceptability
A: B: Konsumsi Bruto 2050 : ~2300 TWh
Security Affordability Konsumsi per kapita : ~ 6500 kWh
Keamanan AB: Keekonomian
Pasok PLTU Coal Harga Pasokan Listrik:
PLTGU Gas PLTU coal 35 GW: 250 TWh [125 juta T ~ 60 MTOE]
A: ABC: PLTGU Gas 250 TWh [2 TCF gas~50 MTOE]
PLTU BBM PLTA: 300 TWh PLTA dan PLTP, PLTB, PLTBm maksimum: 700 TWh
-
PLTGU BBM PLTP: 150 TWh Total Penyediaan diluar PLTS dan BBN : 1200 TWh
AC**: PLTBm: 140 TWh
Kekurangan terhadap konsumsi: 1100 TWh
PLTN Jumlah: 590 TWh BC:
PLTS +Storage PLTS* dengan fosil dibatasi harus dipenuhi dengan ET
PLTB+Stotage PLTB* dan EB [Bersih].
PLTGU hydrogen dan syn gas Pemenuhan Pasokan Berbasis Surya:
C: C**:
PLTS Atap, Tanpa Storage : 200 TWh
Acceptability PLTLaut PLTS + Storage : 800 TWh
Rendah PLTX [BBN,H2, dll] : 100 TWh
Karbon Jumlah TWh : 1100 TWh
** tidak [belum] ekonomis

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 49


Penyediaan Listrik Akan Bertumpu
Pada VRE PLTS
§ Konsumsi bruto listrik 2050 diperkirakan ~ 2300 TWh, sampai 2050 tersebut
pembangkit fosil diperkirakan masih akan memasok dengan PLTU coal 250 TWh
[35 GW] dan PLTG gas 250 TWh [35 GW]
§ Sampai 2050 semua potensi PLTA dan PLTP yang jumlahnya sekitar 100 GW,
dimanfaatkan maksimal, dengan kontribusi PLTA 300 TWh [75 GW] dan PLTP 150
TWh [25 GW].
§ Peluang tambahan kapasitas untuk pembangkit base load adalah PLTGU dengan
bahan bakar hydrogen atau gas sistetis lainnya [yang sedang tahap R&D], PLTP EGS
[yang juga masih tahap R&D].
§ Untuk pemenuhan konsumsi tersebut dengan fosil minimum, dan tanpa PLTN
[yang menurut IEA akan meredup], opsi yang paling memungkinkan adalah
dengan bertumpu pada PLTS [Surya Atap dan PLTS terkonsentrasi].
§ Tantangan untuk memanfaatkan energi surya secara maksimum adalah
pengembangan teknologi solar cell, batere dan teknologi inverter dalam negeri
serta teknologi operasi untuk memungkinkan operasi dengan 75 -80 %.VRE
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 50
Penyediaan Listrik Skenario 1:
Elektrifikasi Maksimum, Berbasis PLTS
Net Zero Emission 2060

2030 : 600 TWh 2050: 2300 TWh 2060 : 2900 TWh [NZE]
Fosil 260 TWh [75%] Fosil: 500 TWh [23%]
Fosil: 250 TWh [14 %]
Coal : 350 TWh Coal : 250 TWh [35 GW]
Gas : 250 TWh [ 35 GW]
Gas : 100 TWh Gas : 250TWh [ 35 GW]
ET : 2650 TWh [86 %]
ET 90 TWh [25%] ET : 1800 TWh [77%]
Hidro: 300 TWh [75GW]
Hidro: 50 TWh Hidro: 300 TWh [75GW]
Geotermal : 150 TWh [25 GW]
Geotermal: 45 TWh Geotermal : 150 TWh [25 GW]
Bayu :100 TWh [40 GW]
Surya: 45 TWh ?? Bayu :100 TWh [40 GW]
Biomasa dll: 150 TWh [30 GW]
Bayu: 5 TWh?? Biomasa dll: 150 TWh [30 GW]
Surya: 1950 TWh [1300 GW]
Lainnya : 5 TWh Surya: 1100 TWh [700 GW]
Asumsi:
§ Energi Primer Listrik saat NZE 2060 ~85% Total
§ Total Teknologi CCUS berhasil dan layak, teknologi PLTS dan battery semakin murah.
§ Tersedia teknologi operasi untuk integrasi VRE ~ 60%
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 51
Penyediaan Listrik Skenario 2:
Elektrifikasi Moderate, Mengandalkan CCUS
Net Zero Emission 2060

2030 : 600 TWh 2050: 2200 TWh 2060 : 2700 TWh [NZE]
Fosil 260 TWh [75%] Fosil: 500 TWh [23%] Fosil: 250 TWh [14 %]
Coal : 350 TWh Coal : 250 TWh [35 GW] Gas : 250 TWh [ 35 GW]
Gas : 100 TWh Gas : 250TWh [ 35 GW] ET [ZEE]: 2450 TWh [86 %]
ET 90 TWh [25%] ET [ZEE] : 1700 TWh [77%] Hidro: 300 TWh [75GW]
Hidro: 50 TWh Hidro: 300 TWh [75GW] Geotermal : 150 TWh [25 GW]
Geotermal: 45 TWh Geotermal : 150 TWh [25 GW] Bayu :100 TWh [40 GW]
Surya: 45 TWh ?? Bayu :100 TWh [40 GW] Biomasa dll: 150 TWh [30 GW]
Bayu: 5 TWh?? Biomasa dll: 150 TWh [30 GW] PLT CCUS: 400 TWh 60GW]
Lainnya : 5 TWh PLT CCUS: 200 TWh [30GW] Surya: 1350 TWh [900 GW]
PLTSurya: 800 TWh [500
GW]
Asumsi:
§ Energi Primer Listrik saat NZE 2060 ~80% Total
§ Total Teknologi CCUS berhasil dan layak, teknologi PLTS dan battery semakin murah.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 52
§ Tersedia teknologi operasi untuk integrasi VRE ~ 50%
Penyediaan Listrik Skenario 3:
Elektrifikasi Minimum, Transportasi Andalkan BBN
Net Zero Emission 2060

2030 : 600 TWh 2050: 2100 TWh 2060 : 2500 TWh [NZE]
Fosil 260 TWh [75%] Fosil: 500 TWh [23%] Fosil: 250 TWh [14 %]
Coal : 350 TWh Coal : 250 TWh [35 GW] Gas : 250 TWh [ 35 GW]
Gas : 100 TWh Gas : 250TWh [ 35 GW] ET [ZEE]: 2250 TWh [86 %]
ET 90 TWh [25%] ET [ZEE] : 1600 TWh [77%] Hidro: 300 TWh [75GW]
Hidro: 50 TWh Hidro: 300 TWh [75GW] Geotermal : 150 TWh [25 GW]
Geotermal: 45 TWh Geotermal : 150 TWh [25 GW] Bayu :100 TWh [40 GW]
Surya: 45 TWh ?? Bayu :100 TWh [40 GW] Biomasa dll: 150 TWh [30 GW]
Bayu: 5 TWh?? Biomasa dll: 150 TWh [30 GW] PLT CCUS: 250 TWh
Lainnya : 5 TWh PLT CCUS: 100 TWh Surya: 1300 TWh [900 GW]
PLTSurya: 800 TWh [500
GW]
Asumsi:
§ Energi Primer Listrik 75% Total
§ Teknologi CCUS berhasil dan layak, teknologi PLTS dan battery semakin murah.
§ Tersedia
11.12.2021 teknologi
by HDI operasi untuk integrasi VRE ~ 50%
Seminar IATKI 53
Masa Depan PLTU Batubara:
PLTU Batubara Sebagai ”Contingency”
§ Kapasitas pembangkit batubara PLN sekarang adalah ~ 32 GW atau 50% total
kapasitas. Dalam 10 tahun kedepan masih akan ada tambahan 14 GW sehingga
total menjadi 46 GW.
§ Dengan deklarasi moratorium PLTU batubara baru, sesudah 2030 kapasitas
produksi PLTU batubara yang 46 GW adalah 350 TWh, ini akan mengkonsumsi
batubara sekitar 175 juta Ton [ ~90 MTOE] per tahun
§ Jika Teknologi CCUS berhasil dan layak secara ekonomis, PLTU batubara akan
bertahan sampai 2050 dan bisa bertambah sesudahnya.
§ Jika penyediaan oleh PLTS, PLTGU bersih dan PLTX tidak mencukupi, atau
teknologi integrase VRE belum aman, ada kemungkinan muncul kebutuhan
untuk PLTU batubara lagi sebagai pengaman.

Masih banyak “KETIDAK PASTIAN” [uncertainty] pada faktor-faktor yang


menentukan Transisi Energi. Karena itu PLTU batubara akan tetap menjadi kuda
hitam, sebagai contingency, untuk mengamankan penyediaan listrik.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 54
Phase Out Batubara Secara Otomatis:
Belum Perlu Ditetapkan Tahunnya?
• Phase out PLTU Batubara di negara maju yang energinya sudah tidak tumbuh
[USA, Uni Eropa] lebih mudah disbanding di negara yang energinya masih
tumbuh besar.
• Pengendalian dan penurunan tingkat emisi di suatu negara memerlukan suatu
biaya yang lumayan besar.
• Komitmen suatu negara seadilnya adalah Kuota Emisi yang dibagi dengan
mempertimbangkan, Jumlah Penduduk, Luas Daratan, Tingkat Ekonomi [GDP],
bukan besarnya penurunan, dan juga bukan phase out PLTU batubara.

Kuota Emisi Skenario Transisi Energi:


Berdasar: Penyediaan Energi: Maksimumkan ET,
Penduduk, Luas, Sekuriti, Ekonomi, Phase Out Coal
GDP Emisi CO2 Secara Otomatis
Untuk Sementara
Indikator: Biaya Penurunan sampai Revisi KEN dan
Intensitas Emisi, Emisi dan RUEN selesai, Cukup
[Bukan % Harga Energi menyatakan
Penurunan] Terjangkau, Moratorium, belum
perlu menetapkan
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI Tahun Phase Out.
55
Phase Out Batubara Negara Anggota G-20
§ Perancis, Italia, Inggris dan
Kanada sesuai dengan target
kenaikan suhu 1,5°Cpada
tahun 2030 atau lebih awal.
§ Jerman diperkirakan dapat
menghentikan penggunaan
batubara pada tahu 2038.
§ Anggota G20 yang memiliki
ketergantungan tinggi terhadap
batubara termasuk Cina, India,
USA, Afrika Selatan, dan
Indonesia, belum memiliki
target penghentian batubara.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @kesdm KementerianESDM

Sumber: Climate Transparency Report, 2020


11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 56
Strategi Menghadapi Tekanan Dunia:
Untuk Phase Out PLTU Batubara
§ Membuat komitmen pengendalian emisi karbon dalam bentuk lain seperti
Penurunan Intensitas Emisi Ton CO2 per juta USD GDP dan atau Ton CO2
per TOE energi primer dan TWh listrik.
§ Membuat komitmen [berdasar suatu studi] untuk menurunkan laju
pertumbuhan konsumsi batubara.
§ Mengikuti kebijakan phaseout PLTU batubara negara lain terutama Cina
[yang sekarang 70+ % listriknya dari batubara dengan konsumsi batubara
3,5 milyar ton per tahun], India, dan Rusia.
§ Menunjukan komitmen dan keseriusan kepada dunia dalam
pengembangan energi terbarukan [PLTS] dan energi bersih lainnya.
§ Melakukan diplomasi international melalui COP dan jalur diplomatik
untuk memberi ruang [kuota] energi batubara yang adil terutama bagi
negara-negara yang perekonomiannya membutuhkan batubara.

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 57


Bagian 6 : Penutup

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 58


Dari COP 26 Glasgow:
Deklarasi Tentang Deforestrasi dan Lahan
§ Yang pertama, Deklarasi Pemimpin
Glasgow tentang Hutan dan
Penggunaan Lahan, ditandatangani oleh
lebih dari 130 negara yang berjanji
untuk “bekerja secara kolektif untuk
menghentikan dan membalikkan
hilangnya hutan dan degradasi lahan
pada tahun 2030”.
§ Yang kedua, Pernyataan tentang Hutan,
Pertanian, dan Perdagangan Komoditas
[FACT] baru, dipimpin bersama oleh
Inggris dan Indonesia dan bertujuan
untuk mendukung perdagangan
berkelanjutan antara negara penghasil
dan konsumen komoditas.

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 59


Dari COP 26 Glasgow:
Komitmen Tentang Energi [Batubara]
§ Indonesia menargetkan untuk mencapai NZE
2060 dengan catatan adanya dukungan
internasional untuk pendanaan dan teknologi
dan tidak mengganggu availability dan
affordability.
§ Dalam janji yang dibuat pada COP26, lbih dari
40 negara [termasuk Indonesia] telah
berkomitmen untuk beralih dari batu bara,
§ Disepakati untuk menghentikan pembangkit
listrik tenaga batu bara pada 2030-an untuk
negara-negara maju, dan 2040-an untuk negara-
negara miskin.
§ Beberapa negara yang bergantung pada batu
bara terbesar di dunia, termasuk India, China
dan AS, tidak ikut menandatangani.
§ Dalam komitmen terpisah, 20 negara, termasuk
AS, berjanji untuk mengakhiri pembiayaan
publik untuk proyek bahan bakar fosil pada
akhir 2022.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 60
Faktor Faktor Yang Menentukan
Proses dan Keberhasilan Transisi Energi
§ Potensi sumber energi yang dimiliki
§ Teknologi yang dimiliki dan dikuasai
§ Kondisi penyediaan energi dan capaian Bauran Energi saat ini
§ Infrastruktur energi yang telah ada dan sedang dibangun saat ini
§ Kondisi geografi dan demografi negara
§ Kondisi social dan politik negara
§ Kondisi perekonomin negara
§ Kemampuan negara untuk mendukung investasi yang diperlukan
§ Kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat
§ Tersedianya bantuan pendanaan dan teknologi international
Faktor-factor tersebut kondisinya berbeda antara satu negara dengan yang lainnya.
Karena itu kemampuan, strategi dan proses implementasi transisi energinya juga
akan 11.12.2021
berbeda by HDI antara satu dengan lainnya.
Seminar IATKI 61
Penutup
§ Kesepakatan Paris untuk mencapai NZE sekitar 2050 adalah sebuah “keinginan”
untuk menjaga agar kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5o C.
§ Sebagian besar negara maju yang menyatakan akan mencapai NZE 2050 telah
mencapai Peak Emission sebelum tahun 2020 bahkan sebelum tahun 2000.
§ Sementara ini Indonesia ”menargetkan” untuk mencapai NZE pada 2060 dengan
catatan jika ada dukungan dana dan teknologi dari internasional dan tidak
mengganggu Ketahanan Energi [Availability dan Affordability].
§ Listrik akan menjadi bagian terbesar dari konsumsi energi final. Transisi Energi
Indonesia menuju NZE diperkirakan akan bertumpu pada PLTS [Surya], yang
potensinya mencukupi dan tersedia sepanjang tahun.
§ Untuk mendapat manfaat ekonomi dari Transisi Energi Indonesia perlu
membangun industry sell surya, batere, inverter, sepeda motor dan mobil listrik
§ Tantangan besar dari pada transisi energi adalah tersedianya dana dan teknologi
yang ekonomis dan layak untuk penyediaan listrik yang sangat besar [80-85%]
dari sumber ET.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 62
Biodata Herman Darnel Ibrahim
Herman Darnel Ibrahim yang akrab dipanggil HDI, lahir di Payakumbuh tahun 1954. HDI adalah
Anggota DEN periode 2020-2025 dan periode 2009-2014. Beberapa jabatan penting sebelumnya
adalah Anggota DPD RI 2014-2019 [PAW], Direksi PT. PLN [2003-2008] dan Direksi PT. Indonesia
Power [1998-2003]. Aktivitas lainnya adalah sebagai Analis dan Advisor dalam bidang listrik dan
energi, dan juga sebagai Dosen Program S2 pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Setelah tamat SMA di Payakumbuh akhir tahun 1972, HDI melanjutkan pendidikan ke ITB Bandung, dan lulus
S1 [Ir.] Elektro pada 1978. Tamat ITB ia langsung bekerja di PLN dan pada tahun 1986 ia memperoleh
beasiswa program S2 di University of Manchester Inggris dan lulus sebagai Master of Science dalam bidang
Sistem Ketenagalistrikan pada 1988. Pada tahun 1995 sambil tetap menjadi eksekutif puncak PLN ia
mengikuti program S3 di ITB dan lulus sebagai Doktor pada 2004. Dari 2006 sampai 2011 beliau menjadi
Dosen Program S2 Teknologi dan Manajemen Ketenagalistrikan, STEI ITB. Pada 2009 ia diangkat sebagai
Adjunct Professor di UNITEN [Universiti Tenaga Nasional] Malaysia.
Selama hampir 30 tahun dari tahun 1978 sampai tahun 2008, HDI berkarier di PT PLN Persero. Dengan jabatan
terakhir Direktur Transmisi dan Distribusi PLN pada 2003-2008. Beberapa posisi penting yang pernah dipegangnya di
PLN adalah: Direktur Niaga PT Indonesia Power [anak perusahaan PLN] dari tahun 1998 sampai tahun 2000, dan
Direktur SDM dan Organisasi PT Indonesia Power, dari tahun 2000 sampai tahun 2003, serta Dirut PT Cogindo
DayaBersama [anak perusaan PT Indonesia Power] dari 1998 sampai 1999.
HDI aktif dalam berbagai organisasi profesi nirlaba bidang Energi diantaranya pernah menjadi Ketua API, Asosiasi
Panasbumi Indonesia [2001-2004], dan saat ini ia masih duduk sebagai Ketua Dewan Pakar MASKEEI, Masyarakat
Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia, Dewan Pembina METI, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia; Dewan
Penasehat API; Dewan Pakar MKI, Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia; Dewan pakar BKE PII, Dewan Penasehat
ASELI, Asosiasi Energi Laut Indonesia; Dewan Pakar AESI, Asosiasi Energi Surya Indonesia.
HDI juga aktif pada organisasi tingkat Internasional yaitu sebagai Chairman Indonesian National Committee of
CIGRE [International Council of Large Electric sistems] sejak 2006, Ketua CIGRE Regional Asia dan Oceania
2008-2010 danbyVice
11.12.2021 HDI President IGA, International Geothermal Association [2013-2016].
Seminar IATKI 63
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 64


Lampiran 1: Tahapan Peningkatan Integrasi VRE
Laporan IEA Power System in Transition
§ Kajian IEA menyatakan
bahwa ada 6 tahapan
[phase], tingkat
pengintegrasian VRE ke
Sistem Tenaga Listrik.
§ Untuk mencapai
penetrasi VRE [ET] ~
100%, pengembangan
sistem dan
pengintegrasinya sudah
mencapai tahap 6.
§ Sekarang baru mencapai
tahap 3, yaitu penetrasi
VRE yng lebih besar ke
sistem tenaga listrik.
§ Perkiraan IEA Penetrasi
VRE baru akan
mencapai 45% pada
Sumber: Laporan IEA Power sistem in Transition
tahun 2040.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 65
Lampiran 2: PLTN Akan Meredup
Laporan IEA Tentang Transformasi Ketenagalistrikan

Dengan tidak adanya tambahan investasi


untuk lifetime extensions, kapasitas PLTN
yang beroperasi di negara maju akan
menurun dua pertiga pada tahun 2040, dari
sekitar 280 GW pada tahun 2018 menjadi
lebih dari 90 GW pada tahun 2040. Uni Eropa
akan melihat penurunan terbesar pangsa
nuklir dalam bauran energi listrik menjadi
hanya 4%. Pangsa di Amerika Serikat akan
turun menjadi 8%, dan di Jepang pangsanya * Sumber: Power sistem in Transition, IEA Report 2020, www.iea.org
akan turun menjadi 2% - jauh di bawah target
2030 mereka 20-22%.
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 66
Lampiran 3: Emisi Berbagai Sumber Energi

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 67


Lampiran 4: Rencana Natural Retirement
PLTU Batubara

Sumber: Materi Presentasi Kementerian Investasi pada Plenary 4 EBTKE CONEX 24.11.2021

11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 68


Lampiran 5: Perkiraan Kebutuhan Investasi
Transisi Energi Menuju NZE

Sumber: Kementerian ESDM [Dikutip dari Presentasi Kementerian Investasi pada Plenary 4 EBTKE CONEX 24.11.2021
11.12.2021 by HDI Seminar IATKI 69

You might also like