You are on page 1of 13

ANALISIS EFEK PENDIDIKAN, PELATIHAN BAKAT DAN TEKNOLOGI

TERHADAP KOMPETENSI PADA KARYAWAN DENGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI


VARIABEL MODERASI

ABSTRACT
This research aims to analyze the effects of education, talent training and technology on
employee competency with personality as a moderating variable.
Personality or psyche includes all thoughts, feelings and behavior, consciousness and
unconsciousness. Personality guides people to adapt to the social environment and physical
environment. From the beginning of life, personality is a unit or has the potential to form a unit.
Competence is a deep and inherent part of a person's personality and behavior that can be
predicted in various situations and work tasks. Employees who have good work competencies
will certainly find it easy to carry out all work responsibilities, be able to read situations and
problems that occur at work and can provide appropriate responses and have good adjustments
to their environment.
Qualitative research according to Bogdan and Taylor in Moleong (2010: 4) is "a research
procedure that produces descriptive data in the form of written or spoken words from people
and observable behavior". Qualitative research relies on a holistic natural background,
positions humans as research tools, carries out inductive data analysis, prioritizes the process
rather than the results of the research carried out agreed upon by the researcher and research
subjects
This research was conducted by collecting data through primary and secondary sources.
Primary data is data obtained directly from the object being studied without going through
intermediaries, namely in the form of interview results (Kuncoro, 2003). The primary data in
this research is the result of distributing questionnaires to the sample
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Efek Pendidikan, Pelatihan Bakat Dan Teknologi
Terhadap Kompetensi Pada Karyawan Dengan Kepribadian Sebagai Variabel Moderasi.
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku,
kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau
berpotensi membentuk kesatuan.
Kompetensi merupakan bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta
prilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaaan. Pegawai yang
mempunyai kompetensi kerja yang baik tentu akan mudah untuk melaksanakan semua tanggung
jawab pekerjaan, mampu membaca situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan serta
dapat memberikan respon yang tepat dan memiliki penyesuaian diri yang baik dengan
lingkungannya.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010: 4) adalah “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang dapat diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah
secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara
induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh
peneliti dan subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui sumber primer dan sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yag diteliti tidak melalui perantara yaitu
berupa hasil wawancara (Kuncoro, 2003). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan
hasil penyebaran kuisioner pada sampel.

PENDAHULUAN
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku,
kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau
berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha
mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian. Adapun kepribadian
merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris personality. Kata personality sendiri berasal dari
Bahasa Latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu
permainan atau pertunjukan
Menurut Sobur yang mengutip definisi kepribadian dari Allport sebagai berikut:
“Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems
that determine his unique adjustment to his environment”
Maksud definisi dari Allport bahwa kepribadian adalah organisasiorganisasi dinamis dari sistem-
sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya).
Kompetensi merupakan bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta
prilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaaan. Pegawai yang
mempunyai kompetensi kerja yang baik tentu akan mudah untuk melaksanakan semua tanggung
jawab pekerjaan, mampu membaca situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan serta
dapat memberikan respon yang tepat dan memiliki penyesuaian diri yang baik dengan
lingkungannya. Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan
dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya (Sutrisno, 2011).
Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan. Kata
dasarnya sendiri, yaitu kompeten, tentu saja berarti cakap, mampu, atau terampil (Zainal et al.,
2014). Sementara itu definisi lain menjelaskan bahwa kompetensi dapat didefinisikan sebagai
bakat yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dasar dan untuk meningkatkan kinerja
ke tingkat yang lebih tinggi (Mohd Noor & Dola, 2009). Kemudian Spencer & Spencer (1993)
menyatakan bahwa, “a competency is an underlying characteristic of individual that is related to
criterion-referenced effective and/or superior performance in a job or situation”
Selanjutnya, dalam memasuki Era Revolusi Industri 5.0, organisasi dituntut untuk
mengalokasikan anggaran yang cukup besar pada investasi dalam teknologi informasi, hal ini
dipandang perlu sebagai upaya untuk mengambil keuntungan pada persaingan secara global.
Investasi pada teknologi informasi dewasa ini menjadi fokus utama para manajer berdasarkan
imbalan keuntungan yang akan diperoleh. Pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan
secara efektif jika anggota dalam organisasi dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik.
Pemanfaatan teknologi secara efektif akan meningkatkan kinerja (Muzakki et al., 2016). Hal
tersebut sesuai dengan model penerimaan teknologi (technology acceptance model/TAM). TAM
(Technology Acceptance Model) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dapat
meningkatkan kinerja. Kinerja itu sendiri berkaitan dengan pencapaian prestasi kerja individu di
dalam organisasi yang merupakan hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan
karakteristik pribadi serta persepsi terhadap perannya pada pekerjaan itu (Sutrisno, 2011)
Teknologi mampu meningkatkan kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan yang
prima dan memangkas birokrasi yang rumit (Sachs, 2015). Perkembangan tata kelola elektronik
juga diharapkan dapat memberikan energi kepada birokrat agar bertindak lebih gesit, lincah dan
merubah pola pikir lama karena selama ini disinyalir birokrasi yang ada bersifat lambat dan
hanya menjalankan business as usual semata (Lauranti et al., 2017). Teknologi informasi
memiliki peranan penting dalam dunia kerja. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi, dan
konektivitas komputer serta teknologi internet dapat meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran. Haag & Keen (1996) mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah
seperangkat alat untuk membantu dalam memudahkan pelaksanaan tugas melalui proses
informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi, harus ditunjang oleh kemampuan seorang pegawai dalam hal
kemampuan membaca dan mengetik. Hal tersebut menunjukan bahwa komunikasi melalui media
komputer menurut keterampilan menggunakan media komunikasi komputer dari individu, baik
yang bertindak sebagai pengirim maupun penerima pesan (Darmawan, 2012). Disisi lain,
berdasarkan pernyataan dari SIBIS (Statistical Indicators Benchmarking the Information
Society), kurangnya kemampuan menggunakan komputer dan berinternet dapat menjadi
penghalang bagi penggunaan teknologi internet pada tingkat individu dan pada akhirnya kinerja
pegawai kurang maksimal (SIBIS, 2003)
Kajian Pustaka
Pendidikan
Ilmu pengetahuan dan filsafat tentang hakikat manusia, dijadikan dasar untuk pembinaan
kepribadian manusia. Mengerti struktur jiwa dan hakikat manusia, pembinaan aspek-aspek
kepribadian menjadi lebih terarah pada sasaran yang tepat, serta pendidikan sebagai prasarana
usaha pembinaan kepribadian itu. Peranan pendidikan dalam pembinaan kepribadian terutama
tersimpul dalam usahanya merealisasikan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan secara umum,
terutama untuk membina kepribadian manusia yang sempurna. Pengertian dan kriteria sempurna
itu ditentukan oleh dasar pandangan masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa, pada suatu
tempat dan waktu. Oleh karena itu,penentuan tujuan pendidikan bersumber atau ditentukan oleh
asas-asas pandangan ontologis dan axiologis. Jadi, penetapan itu berlatar belakang filosofis.
Konsekuensinya, pastilah aka nada variasi interpretasi, baik mengenai makna pengertian
sempurna, maupun aspek-aspek lain dari pada rumusan tujuan Pendidikan.
Pendidikan yang terutama dianggap sebagai proses pengoperasian kebudayaan, pengembangan
ilmu pengetahuan berarti membina pribadi manusia untuk mengerti, berpengetahuan dalam arti
seluas-luasnya. Berpengetahuan atau tahu adalah asas utama untuk kebaikan menuju
kesempurnaan. Pandangan demikian ditanamkan oleh Socrates bahwa pengetahuan adalah
kebajikan. Socrates mensinthesakan ilmu dan nilai dalam prinsip bahwa ilmu (tahu) adalah kunci
kabajikan, sedangkan ilmu hanya mungkin dimiliki melalui pendidikan, baik belajar melalui
pendidikan formal maupun informal. Sedemikian jauh, ilmu pengetahuan mempunyai nilai-bina
atas kepribadian. Dengan ilmu, sikap kritis-rasional, broadmindedness (lapang dada), obyektif,
akan berkembang. Di samping itu, ilmu pengetahuan selalu mengandung nilai-nilai praktis di
dalam kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Pendidikan dalam wujudnya, selalu bertujuan membina kepribadian manusia, baik demi
ultimate-goal maupun bagi tujuan-tujuan dekat. Tujuan akhir pendidikan adalah kesempurnaan
pribadi. Prinsip ini terutama berpangkal pada asas self-realisasi, yakni merealisasi potensi-
potensi yang sudah ada di dalam martabat kemanusiaannya. Potensipotensi itu, baik berupa
potensi-potensi intelektual, mental, rasa, karsa, maupun kesadaran moral, bahkan juga aspek-
aspek keterampilan phisik dan perkembangan jasmaniah. Essensia kepribadian manusia yang
tersimpul dalam aspek-aspek: individualitas, sosialitas, dan moralitas hanya mungkin menjadi
realita (tingkah laku, sikap) melalui pendidikan yang diarahkan kepada masing-masing essensia
itu. Harga diri, kepercayaan pada diri sendiri, rasa tanggung jawab, dan sebagainya juga akan
tumbuh dalam kepribadian manusia melalui proses pendidikan. Dunia dan kebudayaan modern
tidak sedikitpun meragukan nilai pendidikan bagi kehidupan umat manusia. Kepemimpinan
suatu bangsa dan proses regenerasi mereka tidak mungkin tanpa pendidikan. Bahkan secara
individual, tiada pekerjaan di dalam kehidupan manusia yang akan efektif dilaksanakan
seseorang termasuk bahasa/bicara, berjalan, tanpa melalui proses pendidikan. Hal tersebut akan
lebih-lebih berlaku bagi suatu pekerjaan sosial, profesi, dalam semua bidang dan semua
tingkatan. Dalam membina kepribadian, pendidikan mematangkan kepribadian yang tersimpul
dalam derajat integritas dan kebijaksanaan sebagai tingkat ideal. Ilmu pengetahuan mempercepat
proses itu
Pelatihan Bakat
Menurut Hadari (2005:208) Pelatihan adalah program- program untuk memperbaiki kemampuan
melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan atau berdasarkan jenjang jabatan
dalam organisasi atau perusahaan, Menurut Dessler (2011) pelatihan berarti memberikan
keterampilan yang dibutuhkan bagi karyawan baru atau karyawan yang sudah ada untuk
menyelenggarakan pekerjaannya. Dari beberapa pendapat mengenai pelatihan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pelatihan merupakan proses dimana karyawan mendapatkan tambahan
kemampuan dan keterampilan kerja dalam menjalankan tanggung jawap pekerjaannya.
Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali
dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang
kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan,
sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam perjalanan, dan mengendalikan
lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak,
telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan
memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai. Pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat
telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Kata teknologi bermakna perkembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
bahasa sehari-hari, kata teknologi berdekatan dengan artinya dengan istilah tata cara. Teknologi
merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata cara atau sistem tertentu dan
menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam hidupnya. Sebagai contoh, seorang anak
yang berada jauh dari orang tuanya dapat menyampaikan pesan rindunya dengan cara
mengirimkan pesan lewat surat, SMS, telegram, telepon, atau mengirim email lewat internet.
Jadi, anak tadi sebenarnya sudah menggunakan teknologi dalam informasi dan komunikasi.
Kompetensi
Spencer dan Spencer dalam Palan, 2007 : 6 kompetensi adalah karakteristik yang mendasari
perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi, konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan
atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul di tempat kerja. Menurut Wibowo
(2007: 86) kompetensi yaitu Suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan
bahwa kompetensi adalah suatu keahlian atau kemampuan dari dalam diri yang dimiliki
karyawan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Kepribadian
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-kuno prosopon atau persona
yang artinya “topeng”, yang biasa dipakai artis dalam teater. Jadi, konsep awal dari pengertian
personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan pada lingkungan
sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan social
(Alwisol., 2009) Agar dapat memahami kepribadian manusia secara tepat dan mendalam, kita
harus mempelajari dengan faktor yang membatasi kepribadian. Para ilmuwan psikologi modern
mempelajarinya dengan cermat berbagai mengamati kebiasaan faktor biologis, sosial, dan
kebudayaan. Namun, mereka mengabaikan studi tentang ruh (inti) manusia dan dampaknya
terhadap kepribadian. Kita tidak dapat memahami kepribadian manusia secara jelas tanpa
mengetahui hakikat seluruh faktor yang membatasi kepribadian, baik yang material maupun
immaterial (Syauqi., 2014)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, temperamen, ciri-ciri khas dan prilaku
seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang
jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan perilaku yang
baku, atau berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang dihadapi,
sehingga menjadi ciri khas pribadinya. Salah satu teori kepribadian yang sering digunakan untuk
menjelaskan kepribadian seseorang adalah The Big Five Personality. Dalam The Big Five
Personality terdapat lima dimensi kepribadian, yaitu Extraversion (E), Agreeableness (A),
Conscientiousness (C), Neuroticism (N), dan Openness to New Experience (O)
Kepribadian conscientiousness dan agreeableness diasosiasikan dengan penyesuaian diri
sosiokultural yang lebih baik, kesehatan psikologis, dan kesejahteraan individu. Selain itu,
agreeableness penting untuk hubungan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Sedangkan kepribadian neuroticism diasosiasikan dengan mudahnya individu mengalami
depresi, penyalahgunaan zat dan obat-obatan, permasalahan dalam penyesuaian diri, dan lain-
lain. Maka dari itu, individu yang memiliki skor tinggi dalam neuroticism akan lebih rentan
mengalami permasalahan dalam penyesuaian diri (Hogan, 1986). Kepribadian neuroticism dan
extraversion berhubungan dengan penyesuaian diri psikologis dan sosiokultural, sedangkan
kepribadian agreeableness dan conscientiousness dihubungkan dengan kesejahteraan individu
dan juga penyesuaian diri sosiokultural. Kepribadian di masa sekarang dalam lingkungan
masyarakat di kesehariannya sudah bergeser dari berkumpul secara langsung, bermain langsung,
bertemu dan saling bercanda dan lain sebagainya, namun sekarang sudah bergeser dengan cara
bersosisal media ketemu dengan cara menggunakan chatting, voice call, video call, bahkan
streaming dengan banyak orang, yang berakibat timbulnya kepribadian gaya baru dengan
bersosial media
Kerangka Konseptual

Pendidikan
H1

H8
Pelatihan
H2 H7
Kompetensi
H6

Bakat H3

H5

H4
Teknologi

Kepribadian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu :
H1 : Terdapat pengaruh langsung positif pendidikan terhadap kompetensi.
H2 : Terdapat pengaruh langsung positif pelatihan terhadap kompetensi.
H3 : Terdapat pengaruh langsung positif bakat terhadap kompetensi.
H4 : Terdapat pengaruh langsung positif teknologi terhadap kompetensi.
H5 : Terdapat pengaruh langsung positif pendidikan kerja terhadap kepribadian.
H6: Terdapat pengaruh langsung positif pelatihan kerja terhadap kepribadian.
H7: Terdapat pengaruh langsung positif bakat kerja terhadap kepribadian.
H8: Terdapat pengaruh langsung positif teknologi kerja terhadap kepribadian.
Metode Penelitian
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010: 4) adalah “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang dapat diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah
secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara
induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh
peneliti dan subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui sumber primer dan sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yag diteliti tidak melalui perantara yaitu
berupa hasil wawancara (Kuncoro, 2003). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan
hasil penyebaran kuisioner pada sampel.
Pembahasan
a. Pengaruh pendidikan terhadap kompetensi.
teori yang dikemukakan oleh Spencer dan Spencer (dalam Priansa, 2014: 258) yang
menjelaskan pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu cara untuk memperoleh
kompetensi. Kompetensi terbentuk dari lima karakteristik yang terdiri atas motif (motive),
konsep diri (self concept), watak (traits), keterampilan (skill), dan pengetahuan
(knowledge), Sikula (dalam Sutrisno, 2009: 67). Dari kelima karakteristik tersebut,
pengetahuan dan keterampilan merupakan faktor yang lebih menonjol dibandingkan
karakteristik lainnya. Tujuan utama dari pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk
memperoleh materimateri maupun pengetahuan yang berkaitan teknis kerja, sehingga
seorang karyawan semakin terampil dalam melaksanakan pekerjaannya dalam menangani
tiap jobdesk pekerjaannya. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Notoatmodjo (2009: 16)
bahwa pelatihan adalah bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang.
b. Pengaruh pelatihan terhadap kompetensi.
Tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti mencerminkan jenis keterampilan
dan kemampuan intelektual yang dimiliki setiap orang yang bersangkutan (Siagian, 2001:
127). Kompetensi seorang karyawan akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya
pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti. Kompetensi yang perlu ditingkatkan oleh
karyawan berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan pekerjaan
serta akan meningkatkan kinerja karyawan tsb .
Tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti mencerminkan jenis keterampilan
dan kemampuan intelektual yang dimiliki setiap orang yang bersangkutan (Siagian, 2001:
127). Kompetensi seorang pramuwisata akan meningkat seiring dengan semakin
banyaknya pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti. Kompetensi yang perlu
ditingkatkan oleh pramuwisata berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan dalam
menjalankan pekerjaan serta akan meningkatkan kinerja pramuwisata.
c. Pengaruh bakat terhadap kompetensi.
Perbedaan bakat atau intelegensi akan sangat berpengaruh pada gaya belajar, hal ini akan
berpengaruh pada keberhasilan dalam pencapaian hasil belajar. Ada tiga gaya belajar yaitu:
Visual, Auditorial dan Kinestetik. Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga
gaya visual, auditorial, dan kinestetik, hampir semua orang cenderung pada salah satu gaya
belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi.
Gaya visual mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Seseorang dengan
gaya visual memiliki ciri sebagai berikut: a).Teratur, memperhatikan segala sesuatu,
menjaga penampilan, b). Mengingat dengangambar, lebih suka membaca dari pada
dibacakan dan c). Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail:
mengingat apa yang dilihat.
Menurut penelitian Dunn pelajar jenis kinestetis paling mengalami kesulitan di
sekolahsekolah tradisional. Sebagian besar mereka mengalami kegagalan dalam belajar
karena sekolah-sekolah tradisional tidak mengakomodasi gaya belajar mereka. Sekolah
tradisional pada umumnya melaksanakan proses pembelajaran secara visual dan auditorial,
sementara pelajar kinestetik membutuhkan gerak, menyentuh, atau bertindak sehingga
mereka merasa tidak terlibat, ditinggalkan dan bosan. Mereka tidak tahan duduk berjam-
jam hanya untuk mendengarkan. Sebagian besar guru pun tidak memahami gaya alami
mereka, sehingga mereka sering dicap siswa nakal, bermasalah, kesulitan belajar. Di dalam
kelas mereka sering mendapat teguran dan kena marah guru karena dianggap tidak mau
memperhatikan. Ketika mereka berusaha untuk mengikuti pelajaran dengan mencatat setiap
kalimat yang diucapkan guru saat menjelaskan, mereka sering kena tegur karena dianggap
tidak memperhatikan. Sebagian besar guru menginginkan siswanya duduk manis
menyimak yang dia katakan saat menjelaskan
d. Pengaruh teknologi terhadap kompetensi.
Teknologi Informasi yang diindikasikan dengan TI menjadikan pekerjaan lebih mudah,
bermanfaat, menambah produktifitas, mempertinggi efektifitas dan mengembangkan
kinerja pekerjaan terbukti meningkatkan kinerja pegawai yang diindikasikan dengan
Target, Kualitas, Ketepatan penyelesaian tugas, Tingkat Kehadiran dan Kerjasama antar
pegawai. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani, Runtuwene,
and Sambul (2018) bahwa variabel penguasaan teknologi informasi ada pengaruh
signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Sedangkan Artha, Sinarwati, dan Yuniarta
(2016) yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi mempunyai pengaruh
negatif tetapi signifikan terhadap kinerja karyawan. Indikator tertinggi pada variabel
Tehnologi Informasi adalah Menambah produktifitas (increase productivity) sedangkan
indikator tertinggi variabel kinerja SDM adalah tingkat kehadiran. Hasil ini menunjukkan
bahwa semakin baik produktivitas kerja yang memanfaatkan tehnologi akan mempertinggi
kedisiplinan tingkat kehadiran dari pegawai. Indikator terendah pada variabel Tehnologi
Informasi adalah Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier) sedangkan
indikator terendah variabel kinerja SDM adalah ketepatan penyelesaian tugas. Hasil ini
mengimplementasikan bahwa Ketika kehadiran pemanfaatan Tehnologi Informasi
membuat pekerjaan menjadi semakin mudah maka akan meningkatkan penyelesaian tugas
yang dijalankan.

e. Pengaruh pendidikan kerja terhadap kepribadian.


Kamil (2012:4) mengemukakan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2005, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik merupakan masukan
(input), setelah mengalami proses pendidikan dengan memanfaatkan tujuan pendidikan
yaitu sumber daya dan kurikulum yang ada, menghasilkan keluaran (output) berupa
kemampuan tertentu, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah
laku termasuk didalamnya pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan dan sebagainya.
f. Pengaruh pelatihan kerja terhadap kepribadian.
Mathis dan Jackson (2003:301) berpendapat bahwa pelatihan adalah sebuah proses dimana
orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional.
Manfaat dari pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Peningkatan kemampuan karyawan tersebut akan dapat
meningkatkan kinerja mereka. Pada akhirnya pelatihan bermanfaat dalam menjaga
stabilitas perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan
g. Pengaruh teknologi terhadap kepribadian
Perkembangan teknologi yang sangat pesat membawa perubahan dalam kehidupan.
Perkembangannya tidak dapat dihindarkan. Masalah sumberdaya manusia masih menjadi
sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi.
Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi
tanpa dukungan sumberdaya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan
terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan
kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok,
sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Namun demikian ketidakmampuan karyawan dalam mengikuti perkembangan teknologi
akan menjadi penyebab terjadinya stress kerja. Menurut Jackson dan Mathis (2009:144)
pencapaian kinerja dapat diperoleh melalui pelatihan dan pengembangan, peralatan dan
teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja. Berkaitan dengan permasalahan
pada penelitian ini salah satu pencapai kinerja dapat diperoleh dengan pemanfaatan
teknologi informasi. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pencapaian kinerja
karyawan dapat ditunjukkan dari kemampuan karyawan dalam mengendalikan stres kerja
serta adanya dukungan teknologi yang digunakan
Kesimpulan
Teknologi pada era saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Seiring dengan kemajuan
teknologi yang mengglobal telah berpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik bidang
ekonomi, politik, seni dan kebudayaan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi manusia dan juga memberikan banyak kemudahan serta berbagai cara dalam
melakukan aktifitas manusia. Kemajuan teknologi walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
Semua hal tersebut bisa terjadi tergantung siapa yang menggunakan teknologi tersebut.
Teknologi tentunya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama peradaban manusia
masih ada, teknologi akan terus menjadi hal terpenting dalam kehidupan. Era saat ini yang
sedang menjadi trend dan ramai diperbincangkan adalah teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) yang mana merupakan salah satu hal terpenting di abad ini. Tidak dapat dipungkiri kalau
teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari
anak kecil hingga orang tua, pedagang kecil hingga pengusaha besar, baik disadari maupun tidak
sudah begitu tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi

Daftar Pustaka
Abdi, N., & Wahid, M. (2018). Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai. PARADOKS: Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(1), 66-81.
Afandi, Pandi. (2018). Manajemen Sumberdaya Manusia Teori Konsep dan Indikator.
Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Agustian, F. A., Poenormo, D., & Puspitaningtyas, Z. (2018). Pengaruh Kompetensi dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Majalah Ilmiah ”DIAN ILMU”. 17
(2) ISSN Cetak 0853-2516. ISSN Online 2620-7451.
Ali, M. (2020). Pengaruh Kompetensi Dimoderasi oleh Teknologi Informasi Komunikasi
Terhadap Kinerja Pelayanan Publik. SEBATIK, 24(1), 81-86.

Rahmat.A & Sinaulan.J.H (2016). Pengaruh Komitmen Organisasi, Kepribadian Dasar,


Kompetensi Dosen, Budaya Mikro, dan Social Capital Terhadap Kinerja Dosen Di Universitas
Negeri Gorontalo: Jurnal Manajemen/ Volume xx No. 01, Februari 2016: 102-120

Faiza Nurmasita, A. H. (2010). Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Lingkungan Kerja Terhadap
kualitas Pelayanan. Jurnal Skripsi.

Gusriadi, E. (2017). Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan.
Jurnal Skripsi.
Hasibuan, M. S. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Manganti, F. (2015). Pengaruh Karakteristik Kepribadian, Motivasi dan Komitmen Terhadap


Sikap Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Lingkungan Solo Raya. Naskah
Publikasi.

Priyatno. (2014). Pengelola Data Terpraktis SPSS 22. Yogyakarta: Andi.

Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Edisi Kesatu.
Yogyakarta: Andi.

Respatiningsih. (2015). Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi, Kapabilitas Dan Kepuasan


Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang Vol. 4 No. 3, ISSN : 2302-
2752,

Supiyanto. Y. (2015). Pengaruh Pemberian Kompensasi, Kompetensi dan Komitmen


Organisasional Terhadap Kepuasan dan Kinerja. Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 2.

Yamali. F. R. (2017).Pengaruh Kompensasi dan Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi


serta Implikasinya Pada Kinerja Kenaga Ahli Perusahaan Jasa Konstruksi di Provinsi Jambi.
Jurnal of Economics and Business Vol.1 No.1

You might also like