You are on page 1of 90
WASKITA Petr) Profil Proyek Jalan Layang di Atas Laut “Tol Mandara - Bali” 1. UMUM Proyek pembangunan Jalan Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa ini merupakan satu satunya jalan tol di Indonesia yang metintas di atas laut. Pembangunan Jalan tol inidiprakarsai ataskerjasama antara PT Jasa Marga, PT Pelindo Ill dan PT Angkasa Pura | serta PT Pengembangan Pariwisata Bali, Total biaya investasi proyek ini mencapai 2,484 triliun yang sumber dananya 40% adalah dana patungan dari konsorsium pemegang saham dan sisanya dari bank sindikasi yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Permata, Bank BCA. Proyek ini merupakan proyek design and build. Salah satu tantangan besar yang diatami proyek ini adalah proyek ini 100% dikerjakan di atas laut, selama 14 bulan dan desain dikerjakan secara bersamaan dengan fisik. Salah satu kontraktor nasional yang memiliki pengalaman di bidang jalan tol dan dermaga adalah PTWaskita Karya yang i dalam proyek ini mendapat 2 (dua) paket, yaitu: paket 2 dan paket 4. Secara garis besar, pekerjaan jalan tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa ini memiliki tahapan sebagai berikut: a. Struktur Fullstab + Pemancangan di atas laut + Beton Head Of Full Slab + Precast Fullslab + Beton Sambungan Fullstab *+ Parapet, Pengaspalan dan PIU BRIE b. Struktur Jembatan *+ Pemancangan di atas laut + Pile Cap Jembatan + Kotom + Pier head + Girder + Plat beton di atas girder *+ Parapet, pengaspalen dan PIU Total panjang tol di atas taut ini adalah 12,7 km dengan lebar main roadnya 14,8 m x 2 jalur. Konsep desain tol ini adalah struktur tiang pancang kaki seribu dengan mengunakan beton precast fullslab. Keunggulan beton precast fullslab adalah pembuatan beton yang cepat dan bisa dilakukan di tempat lain, pemasangan mudah dan cepat. Pemilihan model kontruksi seperti itu tak lain karena waktu pengerjaannya yang singkat hanya dalam waktu 14 bulan, sehingga diperlukan struktur yang bisa dikerjakan secara cepat, dalam jumlsh yang besar. Selama pelaksanaan terjadi beberapa perubshan desain maupun metode pelaksanaan yang disebabkan karena kondisi lingkungan yang berbeda dengan rencana awal pada saat tender. Faktor kondisi tanah yang berbeda beds menyebabkan pemancangan berbeda dengan kondisi awal, volume pemancangan naik hampir 70% dibandingkan rencana awal. Akibetnya peralatan yang digunakan bertambah dari rencana awal. Kondisi dasar laut yang sebagian besar adalah laut dangkal menjadi tantangan tersendiri. Pada saat surut hampir semua lokasi menjadi daratan, sehingga ponton dan tug boat untuk pekerjaan di laut tidak bisa beroperasi. Kondisi tersebut membuat beberapa metode harus diubah, agar pekerjaan bisa terselesaikan tepat waktu selama 14 bulan. < S a ie = Es = ey ao PandunFlaaaaan eters EP moe 2. LOKAS! TOL NUSA DUA NGURAH RAI BENOA. Lokasi proyek pembangunan Jalan tol nusa dua ngurah rai benoa ini berada didalam perairan dangkal di teluk benoa bali. Tol ini masuk dalam dua kabupaten yaitu kabupaten Badung dan Kodya Denpasar. Tol ini menghubungkan antara Nusa Dua sebagai kawasan Wisata, Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa. Sebelum adanya tol ini, lalu intas dari nusa dua ke arah bandara mdupun ke denpasar hanya dilayani oleh jalan by pass ngurah rai. Dengan adanya tol ini diharapkan bisa mengurai kemacetan, terutama yang sering terjadi di persimpangan bandara dan simpang dewa ruci. Gambar Lokasi Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa 3. URAIAN SINGKAT PROYEK Uraian singkat memberikan gambaran informasi tentang data keseluruhan proyek dan nilai total proyek tanpa dipisahkan terhadap pembagian paket, adalah sebagai berikut: Nama Proyek —_—_: Jalan Tol Nusa Dua ~ Ngurah Rai - Benoa Lokasi Proyek _: Teluk Benoa, Provinsi Bali Permilik + PT Jasamarga Bali Tol (KSO PT Jasa Marga, PT Pelindo Ill, PT Angkasa Pura |, PT Pengembangan Pariwisata Bali) Tanggal Kontrak — : 1 Maret 2012 Sistem Kontrak — : Lumpsum, Design and Build Nilai Proyek + Rp 2.484,000.000.000,00 Sumber Dana _: PT Jasamarga Bali Tol Kontraktor : PT Waskita Karya (Paket 2 dan 4) KSO Wika, Adhi, Hutama (Paket 1 dan 3) Konsultan Spvisi_: PT Cipta Strada (Paket 1 dan 2) PT Yodya Karya KSO (Paket 3 dan 4) Waktu Pekerjaan : 14 bulan kalender ce ee Pe AE, |. casaeneatoasea coc Ove Sedangkan data teknis pekerjaan tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa adalah sebagai berikut: Jenis pondasi : Tiang pencang beton dia 60 cm Mutu B + Fly Ash Jenis struktur atas : Pile On Slab dengan struktur precast fullstab di atas pile head Lebar jalur main road :2%168 m Ukuran fullslab precast 27.5 X 2s X 0,35 meter dengan mutu beton klas AZ Jarak antar as tiang pancang 17.5 meter Jumtah tiang pancang dalam 4 row 2 x Atitik Panjang total pekerjaan 12,7km Panjang pekerjaan di laut 10km Panjang pekerjaan di darat 2.7km Bentang girder pada jembatan : 5x32 meter Jenis girder jembatan Hl girder H 3,7 m 4, KONDISI TANAH PADA AREA PROYEK Lokasi tol Nusa Dua - Ngurah Rai Benoa terletak di daersh Pantai/Teluk Benoa. Berdasarkan pengapatan di lapangan dan peta geologi Bali (Purbo Hadiwidjojo, 1971) lapisan tanah yang terdapat pada trase tol adalah sebagai berikut: + Lapisan tempung lanau, berwarna abu abu tua, konsistensi lunak agak kaku, plastisitas rendah- sedang, mengandung material pasir, di beberapa tempat terdapat sisa cangkang kerang. Ketebalan lapisan sampai akhir pengeboran mencapai 15 m. Hasil pengujian penetrasi (N SPT) berkisar dari 0 sampai 11 pukulan/30 cm + Lapisan pasir, berwarna putih abu abu, berbutir halus-kasar, mengadung kerikit dan material gamping, material lepas. Tebal lapisan pasir berkisar 5 m sampai 27 m. Hasil pengujian penetrasi (N SPT) menunjukkan harga 2 sampai 55 pukulan/30 cm + Lapisan lempung pasiran, abu abu, plastisitas rendah sampai sedang. Terdapat kerikil tang terdiri dari material gamping dan cangkang karang. Tebal lapisan lempung pasiran ini berkisar dari 5 m sampat 20 m + Lapisan batu gamping, berwarna putih kekuningen, mengandung mineral calcite, sedikit lapuk, keras dan padat, terdapat sisa sisa cangkang kereng. Sampai dengan akhir pemboran, tebal lapisan gemping mencapai 18 meter. Hasil pengujian penetrasi (N SPT) menunjukkan sebesar > 60 pukulan/30 cm. Tanah batuan dasar pada trase tol berupa pasir dan batuan gamping, dengan harga N SPT berkisar dari 35 sampai > 60 pukulan/30 cm. Berdasarkan kriteria pengguna jasa, NSPT yang harus dicapai untuk pemancangan adalah 50. Kedalaman rata rata tiang pancang berkisar antara 25 m sampai 27 m di bawah sea bed. al Gambar profil geoteknik 5. KONSEP DESAIN Tipe struktur di jalan tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa ini terdiri dari 2 tipe yaitu struktur pile slab dan struktur jembatan girder. Hampir sebagian besar struktur menggunakan pile slab karena bentuk struktur yang sederhana dan waktu pengerjaan yang cepat. Struktur jembatan girder dipakai untuk jembatan pada alur nelayan, sehingga transportasi laut eksisting tidak terganggu kontruksi jalan tol ini. Proyek tol ini menggunakan sistem kontrak desain and build. Ini merupakan proyek tol pertama dengan sistem tersebut dimana kontraktor selain sebagai pelaksana kontruksi juga bertindak sebagai perencana. Dengen wektu kontruksi yang hanya 14 bulan saja struktur pile slab adalah yang paling memungkinkan. Selain berfungsi sebagai pondasi, tiang pancang juga berfungsi sebagai tieng penyangga (kolom) untuk menyangga struktur lantai. Tiang-tiang dalam satu baris dihubungkan dengan beton pile head yang berfungsi sebagai pengaku antar tiang arah melintang badan jalan. Momen crack pada tiang membatasi {free standing yang diljinkan. Free standing untuk kelompok tiang pancang beton dia. 60 cm klas B dibatasi maksimal hanya 11 meter. Jadi untuk struk di atas 11 meter klontruksi menggunakan pier dengan jembatan girder. Gambar Pemodelan Struktur Pile Slab Ww Kelemahan dari struktur jembatan girder adalah waktu pengerjaan yang lama karena tahap pengerjaan lebih komplek dari mulai pemancangan kelompok tiang, pile cap, pier hingga pier head, ditambah lagi erection girder di atas laut yang tidak mudah. Untuk mengantisipasi hal ini dibuatlah modifikasi struktur pile head dengan menggunakan sabuk pengaku (tie beam). Dengen menggunakan tie beam ini, free standing dapat ditingkatkan menjadi 15 m sehingga bisa mengurangi struktur dengan menggunakan jembatan girder. Prinsip tie beam adalah menambah jepitan pada tiang tiang utama, sehingga lentur dan tekuk (bucking) pada tiang bisa berkurang dan menambah kekakuan struktur pile head. Gambar Pile Head dengan menggunakan Tie Beam Sistem struktur pile slab merupakan struktur pelat beton dengan plat pracetak maupun dengan beton cor insitu sebagai struktur atas. Dengan struktur ini biaya kontruksi bisa diminimatkan dan kecepatan kontruksi bisa ditingkatkan. Hal ini dikarenakan jarak antar tiang pancang dalam 1 row mencapai 7,5 m. Dengan jarak antar tiang yang relatif jauh, gangguan pada ekosistem dapat diminimatkan. Tanaman bakau yang dilewati oleh trase tol bisa tetap tumbuh. Beton plat fullstab yang digunakan dalam proyek ini adalah beton fullslab pracetak dengan bantuan sistem prategang, Klas Beton A1 (Fe 41,5) dengan tambahan fly ash. Fly ash merupakan bahan aditif untuk campuran beton dimana fly ash memiliki kandungan kalsium-silika-alumina. Dengan campuran térsebut, beton memiliki ketahanan lebih terhadap korosi sulfat, mengurangi panas hidrasi dan susut beton dan meningkatkan keawetan beton secara jangka panjang. Ee ee eee ee ee Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KP Gambar Sistem Precast Fullsiab 6. SISTEM TRANSPORTASI LAUT Lokesi proyek yang berada di perairan dangkal sangat terpengaruh oleh pasang surut. Supply segala material tergantung pada kondisi pasang surut, karena pada saat surut tongkang dan tug boat akan kandas. Tabel pasang surut dari bakorsurtanal dijadikan acuan untuk merencanakan aktivitas ke depan. Dalam 1 hari pasang dan surut terjadi dua kali dan waktunya bergeser secara periodik. Dalam 1 bulan terdapat 5 hari mengalami pasang surut tidak maksimal sehingga aktivitas transportasi dari dermaga ke lokasi proyek sering terkendala. Selain kendala pasang surut, keterbatasan area dermaga untuk loading juga menjadi kendala. Jumlah tongkang yang dipakai untuk transportasi material total ada 11 unit yaitu 5 tongkang material pancang , 3 tongkang untuk sulply material beton dan 3 tongkang untuk suply precast fullslab, sedangkan dermaga hanya cukup untuk 4 tongkang. Sehingga diperlukan pengaturan sandar pada dermaga dan tranportasi ke tokasi proyek. Panduan Pelaksanaan Pekerjaan [7 |PontonPancang7 unit P |Ponton Trans Spun Pile unit F ]Ponton Erection Flldlab=tunit [8 ] Penton Batching Plan 2 unit F | Pont won Trans Fullstab= 3 unit [| Ponton Material Plan- 5 unit Gambar Ponton Transportasi Material dan Jalur Transportasi Untuk menyiasati kondisi pasang surut, dibuatkan mooring ditengah jalur transportasi, sehingga material yang sudah di loading di dermaga bisa di tarik dan ditambatkan ke mooring sebelum di tarik Lagi ke lokasi proyek pada saat air pasang. 7. PABRIK PRECAST Mayor item pekerjaan tol ini selain struktur tiang pancang juga struktur fullslab precast. Kebutuhan precast fullslab dengan dimensi 6,5 x 2,4 x 0,35 m dengan berat rata rata 12,5 ton adalah sebesar 7.957 unit hanya untuk lokasi pekerjaan paket 2 dan 4 saja. Dengan jumlah tersebut akan menjadi kendala jika pembuatan precast dilakukan di luar bali, sehingga diputuskan untuk membuat pabrik precast sendiri dekat dengan lokasi proyek. Gambar Pabrik Precast PT Waskita Karya Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KE wasxrra Pabrik dengan luas lahan sekitar 6000 m? memiliki 8 stressing bed dimana setiap stressing bed dapat memproduksi 9 precast fullslab. Kapasitas produksi pabrik 48 unit per hari dengan cycle time 1.5 hari er unit. Teknologi steam digunakan untuk mempercepat pengerasan beton sehingga dalam waktu 8 jam strand prestension bisa di relase. Selain precast fullslab, material girder juga diproduksi sendiri di pabrik precast PT Waskita Karya. Jumlah girder untuk paket 2 dan 4 sebesar 166 unit terdiri dari girder bentang 30,8 m 42 unit, bentang 26 m 60 unit dan bentang 16 m 42 unit. Dengan waktu yang sempit, memproduksi girder sendiri di lokasi pabrik dekat proyek adalah pilihan yang tepat. 8. METODE KONSTRUKSI Sebagaimana diuraikan dalam lingkup pekerjaan dibagi dalam beberapa metode pekerjaan utama yaitu: ¢. Struktur Fullslab + Pemancangan di atas laut + Beton Head Of Full Slab + Precast Fullslab + Beton Sambungan Fullsiab + Parapet, Pengaspalan dan PJU d. Struktur Jembatan + Pemancangan di atas laut * Pile cap jembatan + Kolom + Pier head + Girder * Plat beton di atas girder + Parapet, pengaspalan dan PIU Dari rencana global, maka masing-masing item pekerjaan dapat dilakukan perencanaan secara detail sehingga dapat dipastikan pekerjaan dilakukan bersamaan atau tersendiri, semakin banyak pekerjaan yang dilakukan bersamaan, maka semakin banyak efisiensi waktu dan biaya yang didapatkan. 8.1. Pemancangan di atas Laut Pemancangan di laut bukanlah hal baru bagi dunia kontruksi, terutama kontruksi dermaga. Yang menarik disini adalah pemancangan berada di laut dangkal dan lokasi dermaga untuk suply material menuju ke lokasi pemancangan jauh, sehingga diperlukan manajemen transportasi yang tepat agar supply material lancar. Pemancangan di laut menggunakan crane pancang di atas ponton. Diesel hammer yang digunakan memiliki kapasitas 55 ton. Jumlah titik yang dipancang untuk paket 2 adalah 3.328 titik dengan rata rata kedalaman 27 m. Dengan waktu kontruksi hanya 14 bulan jumlah jumiah fleet alat pancang yang dibutuhkan adalah 7 unit alat pancang dengan kapasitas produksi rata rata 4 titik per hari per alat. Persiapan 5 2 a Fs wasxrra Ma See @——e Gruppemancangan, total 7 grup Kondisi kandas pada saat surut memberikan keuntungen tersendiri untuk proses pemancangan. Memancang pada saat surut (kandas) akan lebih stabil dibandingkan memancang pada saat pasang. Kondisi ini yang memacu tim pancang untuk memaksimalkan produkst pada saat surut (kandas). Pada saat pasang digunakan untuk loading dan tranport material dari dermage ke ponton pancang. Hasilnya tiang pancang memiliki kelurusan yang lebih sempurna dibandingken memancang pada kondisi pasang (ponton terapung). Gambar Kondisi Pemancangan Pada Saat Surut. Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KP wasnrra Untuk menjamin keakuratan dalam pemancangen, surveyor dibantu dengan bagan-bagan temporary yang terbuat dari cor beton yang dipasang tersebar di beberapa lokasi pemancangen. Bagan untuk posisi survey pada saat mengatur kelurusan pemancangan Rata rata pemancangan laut membutuhkan waktu 120 menit per titik dengan 1 sambungan las. Kunci kecepatan dalam pemancangan adalah waktu untuk pengelasan. Dalam 1 titik pengelasan dipakai 2 tukang las, sehingga pengelasan bisa dilakukan dari dua sisi. Rata rata waktu pengelasan dengan menggunakan 2 tukang las adalah 60 menit per titik las. Adapun siklus pemancangan dapat ditabelkan sebagai berikut: SE aes aa Posisioning dan pemancangan tiang Bottom 30 Menit 2 Pengelasan 60 Menit 2 tukang las 3 Pemancangan tiang Middle 20 Menit 4 Geser dan posisioning titik berikutnya: 10 Menit TOTAL 120 Menit SP | Panduan Petaksanaan Pekerjaan wasnira Dalem satu kali posisioning ponton pancang bisa menghasilkan 1 row (8 titik) tiang pancang terpancang, Pergeseran anter row membutuhkan waktu setengah hari dan dilakukan pada saat air laut pasang. = & 5 rd é orm Gambar Ponton pancang menjangkau 1 row titik pancang 8.2, Pembetonan Head Off Fullslab Proses selanjutnya setelah pemancangan adalah cutting pile sesuai dengen elevasi rencana. Untuk menghemat waktu, proses cutting pile dilakukan setelah klem, H beam dan Bekisting bottom terpasang. Sehingga bekisting bottom bisa sekaligus sebagai platform kerje pada saat pemotongan tiang pancang. Gambar. Bekisting bottom = Gambar. Pemotongan tiang pancang Proses selanjutnya adalah pembesian. Fabrikasi besi dilakukan di darat kemudian dibawa dengan ponton untuk diinstal di lokasi, Adanya beberapa tiang pancang yang eksentris menyebabkan pembesian harus dikoreksi terhadap desain awal. Koreks! tersebut bertujuan untuk mempertahankan kekuatan struktur ‘ager tetap seperti desain awal. Rumusan penambahan besi untuk setiap eksentrisitas adalah sebagai berikut: ie Ree Gambar. Rumus penambahan besi pada tiang pancang yang eksentris Setelah pekerjaan pembesian selesai dan bekisting samping sudah terpasang, tiba saatnya untuk melakukan pengecoran. Pengecoran dengan menggunakan batching plan ponton dengan Kapasitas 50 m°/jam. Karena kondisi i laut yang pergeraltkannya tidak bebas, kapasitas batching plan rata rata hanya 25 m*/jam, Satu set peralatan batching plan ponton terdiri dari beberapa alat sebagai berikut: | Ponton 150 feet Silo Batching Plan CP Long Boom (25 m) wn wn Excavator PC200 1 Unit 2 Unit 30 ton/unit 1 Unit 30 m/jam 1 Unit a unit Tabet Peralatan dalam batching plan ponton. SP | Panduan Pelaksanaan Pekerjaan wasnrra Siklus pengecoran juga harus mengikuti pasang surut, terutama pada saat transport pengambilan ‘material dan pada saat pergeseran cor. Pada awalnya batching plan ponton bergerak dari dermaga ke {okasi cor untuk pengisian material dan pengecoran. Hasilnya siklus produksi dalam 1 kali pengecoran memerlukan waktu 37 jam. Tim proyek mengubah metode dengan menambah 1 ponton transport untuk pengangkutan material. Dan proses loading unloading material dilakukan ditengah laut antar ponton ke ponton, Hasilnya sangat signifikan, siklus produksi dalam 4 kali pengecoran turun menjadi 20 jam. Gambar siklus produksi sesuai pasang surut Proses loading unloading antar ponton ditengh laut bisa dilakukan dengan menggunakan dump truck yang ditaruh di atas ponton transport material. Dump truck bergerak maju-mundur untuk loading material agregat dibantu dengan excavator. Semen dianggkut dengan menggunakan kapsul semen di atas ponton untuk dialirkan ke silo batching plan. Gambar Proses Loading Unloading Mai WASKITA Dalam satu kali positioning ponton, dapat menjangkau 6 row dengan volume beton 6 x 25 m3 per row = 150 m®. Concrete pump yang digunakan menggunakan type long boom dengan jangkauan boom 35 m ager bisa menjangkau keseluruhan row. Proses curing dilakukan untuk menjaga kadar air pada beton. Curing menggunakan plastik cor yang ditutuplan di seluruh struktur pile head. Panas yang ditimbulkan dari proses hidrasi beton yang dihambat keluar oleh plastik cor membuat efek curing dengan penguapan. Gambar Proses Curing dengan plastik cor 8.3. Erection Precast Fullstab Precast fullstab yang diproduksi di pabrik precast diangkut menggunakan ponton untuk dierection di lokasi Proyek. Metoda erection dengan menggunakan crane kap 100 ton di atas ponton 210 feet. Penggunakan crane dengan kapasitas besar bertujuan agar jangkauan instal precast fullslab bisa menjangkau sekaligus 1 row jalan. Gambar jangkauan crane 100 ton untuk 4 row precast fullstab Ponton erection bergerak hanya sepanjang trase jalan tol, untuk men-supply material fullslab digunakan ponton transport. Dengan begitu produktifitas erection fullslab bisa meningkat jika dibandingkan dengan ponton erection yang harus bergerak untuk mengambil stok fullslab di dermaga. Dalam 1 kali posisioning, jumlah fullslab yang bisa terpasang sebanyak 42 unit (7 row x 6 unit/row). Dalam ahari dengan 2 kali pasang bisa menghasilkan 2 kali posisioning, sehingga produktivites per hari bisa mencapai 84 unit. Untuk mengantisipasi kandas pada saat surut, dan untuk menambah waktu Kerja, di sisi dalam trase dibuat alur galian selebar ponton, Dengen alur tersebut ponton erection masih bisa bergeser pada saat surut. Gambar Pembuatan Alur gatian sepanjang trase pada satu sisi Dengan waktu yang sangat singkat, galian yang bisa dibuat hanya di satu sisi sehingga untuk proses erection di sisi yang lain masih terkendala pasang surut. Atas gagasan dari lapangan, dibuatlah metoda launching gantry untuk memindahkan fullslab dari satu sisi ke sisi yang lain Gambar Peralatan Launching Gantry Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KE wasxrra Prinsip kerja launching gantry ini adalah memindahkan stok fullslab yang berada di sisi dalam (lokasi yang terjangkau ponton erection) ke Lokasi di sisi lain yang tidak terjangkau ponton. Launcher bisa begerak maju mundur ke kanan dan ke kiri. Dengan adanya launching gantry ini proses erection fullslab bisa lebih cepat Karena tidak terpengaruh pasang surut. Selain itu, jumiah fullslab yang diinstal dan di stok oleh ponton erection meningkat dua kali lipat setiap kali posisioning. Hal ini disebabkan karena selain ponton erection menginstal fullslab di areanya, ponton juga bertuges untuk menyetok fullslab untuk umpan gantry di row sebelahnya. Komponen Launching Gantry terdiri dari: + Main Frame (launcher), yang berfungsi sebagai rel hoist crane. Struktur main frame berupa rangka baja truss yang dimensi dan bentuknya dihitung sesuai dengan berat yang akan diangkat. + Hoist crane, berupa motor dengan roda penggerak berjalan di atas rel, berfungsi untuk mengangkat dan menggeser fullsiab dari satu sisi ke sisi yang lain + Tumpuan di atas fullslab, terdiri dari dua tumpuan dengan ban karet, merupaken tumpuan pada sisi yang sudah terinstal fullsiab dengan ponton erection. Tumpuan ban karet digunakan untuk memudahkan pergeseran gantry tanpa menggunakan temporary support. Selain itu penggunaan ban karet juga dimaksudkan ager fullslab yang dilintasi tidak rusak atau tergores. + Tumpuan di atas pile head, terdiri dari satu tumpuan dengan menggunakan ben karet dan tumpuan dengan tower light, tumpuan ini digunakan di sisi yang belum terinstal fullsiab, ukuran tower light dibuat sedemikian rupa agar ringan, kuat dan mampu menumpu di atas pile head. + Sling dan wihichi, digunakan untuk menggeser launching gantry maju ke row berikutnya. + H Beam 200 digunakan sebagai rel poros tumpuan pada saat gantry bergerak maju ke row berikutnya + Mesin genset 125 Kva, digunakan sebagai sumber tenaga untuk penggerak hoist crane dan whinchi. Gambar. Lauching gantry Gambar Launching gantry tampak samping GRA ee cata raat ‘TAMPAK ATAS) Gambar Gantry Tampak Atas Penggunaan tower light dimaksudkan agar gantry tetap bisa bertumpu kokoh pada lokasi pile head yang sempit. Selain itu dengan bentuk tower light yang kecil dan ringan bisa dengan mudah di bongkar pasang, sehingga proses pergeseran gantry tidak memerlukan waktu yang lama. Gambar. Posisi Tower Leg = Ban karet yang berada di belakang tower light digunakan pada saat perpindahan gantry ke row berikutnya. Fix tower leg digunakan sebagai tumpuan pada saat gantry bekerja memindahkan fullslab ke sisi seberang sehingge gantry menjadi lebish stabil. Pada saat gantry bergeser ke row berikutnya fix tower leg di lepas dan gantry di geserUntuk pergerakan maju bergeser dari satu row ke row yang lain, gantry dibantu dengan kabel sling yang ditarik dengan whinch. Siklus pekerjaan erection fullslab dengan menggunakan gantry adalah sebagai berikut: 1. Stok fullslab yang telah tersusun di sisi A diinstal ke sisi B dengan menggunakan hoist crane, Pengisntalan dimulai dari sisi B paling ujung hingga 6 fullsiab dalam 1 row terinstal. Pada saat instal fuilsiab, semua kaki kaki baik kaki pada ban maupun pada tower leg harus diganjal dengan kayu agar gantry stabil. Tampak samping KP | Panduan Petaksanaan Pekerjaan wasnrra 2, Relase ganjal dengan menggunakan hydrolic jack, kemudian geser gantry ke row berikutnya dengen ‘menjalankan wichie, eae areal 4, Kembali lagi ke proses no 1 yaitu menginstal fullstab dengan menggunakan hoist crane. Satu siklus pergerakan gantry mulai dari posisioning, erection fulstab dan geser ke row berikutnya membutuhkan waktu 1,5 jam dengan hasil 6 fullslab terinstal. Dalam 1 hari selama 10 jam kerja jumlah fullslab yang distal bisa mencapai 42 unit. Launching gantry ini diproduksi di daerah pacitan Jawa Timur, yeng merupakan karya asli Indonesia. Sistem Launching gantry ini sederhana, namun produktivitesnya tidak kalah dibandingkan dengan sistem launching gantry buatan asing memberikan kebanggaan tersendiri bagi tim proyek. Apresiasi juga didapatkan dari pihak owner PT Jasamarge Bali Tol. 8.4. Pembetonan Pile Cap dan Kolom Jembatan Girder Di area tol Nusa dua Ngurah Rai Benoa seksi 2, terdapat 1 jembaten untuk lalu lintas kapal nelayan dengan bentang 5 x 32 m, dengan kontruksi jembatan | Girder. Jembatan ini ditopang oleh pile cap dengan susunan tiang pancang kelompok 9 x 5 titik sejumlah 6 x 2 pile cap. Bure CUE MW | Panduan Pelaksanaan Pekerjaan Gambar Kontruksi Girder Dimensi masing masing pile cap adalah 7,5 x 14,8 x 2,4 m dengan volume beton 266.4 m*. Metode kerja beton pile cap jembatan hampir sama dengan beton head of fullsiab namun dengan volume pengecoran yang jauh lebih banyak. Klem dan bekisting bottom dipasang terlebih dahulu sebelum dilakukan pemotongen kelompok tiang sesuai elevasi rencana. Kemudian dilakukan pemotongan tiang pancang dilanjutken dengan pemasangen besi. Bekisting samping dipasang setelah pembesian selesai dengan perkuaten tie rod. Dengan volume sebesar 266.4 m? pengecoran dilakukan 2 tahap karena kapasitas batching plan ponton hanya 150 m’, Gambar, Proses pembetonan pile cap terdiri dari bekisting bottom, pemotongan tiang, pembesian, pemasangan bekisting samping dan pengecoran. 8.5. Pembesian dan Pembetonan Pier Head Jembatan Girder Pekerjaan pembesian pier head merupakan pekerjaan yang tersulit, selain karena lokasi di ates Perairan, letak pier head yang tinggi dan tulangan yang besar dan rapat menyebabkan kendala pada saat instal besi. Pada awalnya membutuhkan waktu 2 minggu untuk proses instal besi. Kemudian muncul ide untuk merakit besi di workshop kemudian memasang rangkaian besi tersebut dengan menggunakan crane di atas ponton. Hasilnya proses instal besi hanya membutuhkan waktu 2 hari Proses perakitan besi di workshop membutuhkan waktu 4 hari per unit, agar mengimbangi kecepatan instal besi dengan crane, grup perakitan besi ditambah menjadi 2 tim. Sehingga dari total 11 sisa pier head yang belum terpasang besinya dapat terselessikan dalam waktu 2 bulan, Dimensi pier head dengan panjang 14,8 m lebar 2,4 dan tinggi 1,7 m akan membuat besi yang sudah diinstal menjadi lentur saat diangkat dengan crane. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dibuat spreader beam dengan menggunakan baja H beam 200 dengan 5 tumpuan agar titik titik angkat terdistribusi secara merata Fnauan tafeaneen Poe, | SP Gambar. Spreader beam digunakan untuk mendistribusikan titik angkat secara merata, Pengecoran pier head dilakukan dua tahap, pengecoran pertama untuk pier head bagian bawah dan pengecoran berikutnya untuk back wall, Agar efisien, pengecoran dilakuken untuk 4 pier head sekaligus, Posisi batching plan ponton berada di tengah tengah agar lengan CP long boom bisa menjangkau ke empat sisi pier head. 8.6. Erection Girder Metoda erection girder yang dipakai di proyek ini adalah erection girder dengen crane dibantu dengan troly winchi. Diperlukan kehati hatian dan ketelitian di dalam erection ini karena pekerjaan berada di atas laut. Di dalam erection girder kekompakan tim sangat diperlukan dan harus dalam satu garis komando. Girder yang akan di-erection memiliki bentang 30,8 m dengan tinggi 1,7 m dan memiliki berat rata rata 50 ton. Dengan bentang yang cukup panjang dibutuhkan space yang memadahi untuk proses loading girder deri stock yard ke ponton. Atas ijin dari pelindo, tim proyek menggunakan dermaga barat PT Pelindo Ill Cabang Benoa yang biasanya digunakan untuk bongkar muat kontainer. 8 Adi oe ee ee ee ee Gambar proses pengangkutan girder ke dermaga menggunakan boogie trailer Boogie trailer Ponton 210 feet Tug Boat 450 PK Crawler Crane kap 100 ton Mobile Crane kap 50 ton Trolly whinchi Hydrolic jack kap 50 ton Rel segmental @ 2m Aisan Panduan Pelaksanaan Pekerjaan lapun peralatan yang digunakan dalam proses erection girder adalah sebagai berikut: = unit 2 unit = 2 unit (masing masing di depan dan belakang) Unit (posisi di atas tongkang) = 2 unit (posisi di stock yard girder) unit 8 unit 28 unit = 4 unit Siklus pekerjaan erection girder adalah sebagai berikut: a. Penyetingan ponton dan crane Penyetingan posisi crane di atas ponton memerlukan kehati hatian. Untuk erection di atas laut, ponton yang digunakan adalah ponton 210 feet dan 2 crawler crane kapasitas 100 ton. Posisi crane harus berada di as ponton agar ponton seimbang. Agar girder di atas ponton stabil, diperlukan sekat dari baja | WF 150. Diharapkan dengan adanya sekat tersebut, jika ponton terkena benturan, girder tidak akan roboh, Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | WP WASKITA IWF 150 IWF 450 sebagai sekat pengaku girder +. Pengangkutan girder ke dermaga Girder diangkut menuju ke dermaga dengan menggunakan boogie trailer. Di proyek ini lokasi stressing girder tidak berada dalam satu tempat karena keterbatasan lahan, sehingga untuk pengangkatan girder ke atas bogie trailer harus menggunakan 2 unit mobile crane kap 50 ton ager mobilitasnya lebih mudah. © Posisioning girder di atas.ponton Penyusunan girder harus sesuai dengan urutan erection. Untuk menjaga keseimbangen, girder diangkat dari sisi tepi menuju ke tengah, sedangkan urutan pemasangan di atas pier head, girder diinstal mulai dari girder paling ujung kemudian mendekat ke arah ponton, 1ABCDE FG ABCDEFG E ry Urutan Girder diatas ponton Posisi girder diatas pier head Gambar posisi perletakan ler di atas ponton dan pier head . Penarikan ponton Ponton ditarik dengan menggunakan 2 unit kapal tug boat 450 PK, dua tug boat ini berada di Posisi depan dan belakang. Tug boat di depan sebagai penarik dan tug boat di belakang sebagai Pendorong dan assist untuk mengemudikan laju ponton. Proses penarikan tongkang dilakukan setelah air laut mencapai pasang maksimal, sehingga arus laut berlawanan dengan laju ponton. Jika arus laut searah dengan laju ponton, pengereman saat ponton sudah mendekat di lokasi Jembatan sangat sulit, sehingga resiko tumbukan dengan pilecap jembatan sangat besar. Tabel. pasang surut laut diperlukan untuk menentukan waktu keberangkatan tongkang. Gambar. Dua tug boat bergerak di depan dan di belakang ponton €. Posisioning ponton mendekati jembatan Posisioning dilakukan saat arus air berlawanan dengan laju pontom (seseet setelah pasang maksimal). Untuk mencegah benturan antara dinding ponton dan pile cap jembatan, dipasang ban bekas di sepanjang dinding pile cap. Untuk menjaga stabilitas ponton, selain dipasang jangkar, ponton juga diikatkan ke pier yang terdekat dengan ponton. jambar. Ponton merapat ke jembatan wasnrra J. Erection Girder Tahapan erection girder dimulai dengan memasang bantalan rel disepanjang pier head yang akan diinstal girder. Rel tersebut berfungsi sebagai bantalan roda trolly wichi. Rel dibuat per 2 meter agar mudah bongkar pasangnya. Gambar Pemasangan Rel Trolly winchi diposisikan di ujung bantalan rel. Trolly dikendalikan oleh 2 tim dengan satu garis komando. Setelah posisi ke dua trolly sudah sesuai rencana, girder diangkat dan diposisikan di kedua badan trolly. Girder digeser dengan menggunakan trolly, proses pergeseran trolly di kedua ujung girder harus kompak agat girder tidak miring, Gambar Pengangkatan girder ke atas trolly. WP | Panduan Petaksanaan Pekerjaan wasnrra Setelah sampai di posisinya, trolly di lepas dengan menggunakan jack hydrolik kapasitas 50 ton, untuk sementara girder duduk di atas temporary support. PIER a Gambar pemasangan temporary support Proses pengangkatan girder sampai dengan instal di atas temporary support dilakukan secara berulang. hingga seluruh girder di dalam ponton habis. Pelepasan temporary support dilakukan saat ponton ditarik ke dermaga sehingga waktu bisa lebih efisien dan konsentrasi tim bisa lebih fokus ke satu hal saja Pelepasan temporary support dengan menggunakan 2 unit hydrolic jack yang dipasang di sisi kanan dan kiri girder dibantu dengan Aisan. Aisan adalah struktur baja plat tebal berbentuk U, yang digunakan untuk mengangkat girder di lokasi yang sempit dan dibawah girder susah dijangkau oleh hydrolic jack. Proses pelepasan temporary suport ini dilakukan satu per satu di salah satu ujung girder agar kestabilan girder tetap terjaga. 9. Kembali ke Dermaga Ponton yang sudah kosong ditarik lagi ke dermaga untuk proses loading girder tahap selanjutnya. Satu siklus erection girder dalam 1 ponton membutuhkan waktu 2-3 hari. Kondisi pasang surut sangat berpengeruh terhadap jadwal pelaksanaan erection girder ini. oe ae ee ee ee wasxrra 9. INOVASI DAN IMPROVEMENT Inovasi dan improvement pada pelaksanaan pembangunan jalan tol di atas laut Nusa Dua Ngurah Rai . Benoa diarahkan untuk efisiensi terhadap biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Berikut hasil inovasi dan improvement yang telah dilakukan pada peleksanaan pembangunan Jalan Tol Nusa Dua | Ngurah Rai Benos a TT : 4 Ketergantungan dari pasang surut berkurang, 4 Penggelian alur di samping trase tol Sane as ee Meningkatkan produksi batching plan ponton Penggunaan ponton material batching plan ? dan proses loading ditengah laut Mengurangi resiko kandas batching plan ponton 3. Erection fullslab dengan gantry Mempercepat proses instal fullsiab pergeseran ponto fullslab tidak tertalu banyak Pembesian pier head dengan sistem 4 prefabrikasi di darat dan instal di laut dengan crane Penghematan wakty instal besi hingga 7 kali lipat Proses erection bisa lebih cepat karena ponton 5 Sistem erection girder dengan trolly whinci_ _pengangkut girder hanya bersandar di satu sisi Jembatan Mengubah jembatan bentang 16 m pada 6 extended slab dengan kontruksi pile head dengan perkuatan tie beam Biaya kontruksi lebih murah dan waktu pengerjaan lebih cepat 10. KENDALA PELAKSANAAN DAN SOLUS! Kondisi perairan di teluk benoa yang relatif dangkal ditambah dengan kondisi pasang surut dengan amplitudo yang relatif tinggi merupakan kendala utama di proyek Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa ini, Periode pasang surut yang singkat yaitu dalam 1 hari terdapat dua kali masa pasang surut menyebabkan arus laut kencang. Waktu yang terbatas pada saat tender membuat tim proyek kurang tepat memprediksikan kondisi alam Kecelakaan yang pernah terjadi akibat kondisi pasang surut adalah ketika ponton transport menabrak tiang pancang pada saat mendekat lokasi proyek. Kesalahan memprediksi arus laut menjadi faktor utama kecelakaan tersebut. Beruntung kecelakaan tersebut tidak menimbulkan Korban jiwa namun menimbulkan ecah tiang pancang di beberapa titik pemancangan. Gambar. Kerusakan pada ing pancang akibat tertabrak ponton GRAIN rc cairns ree wasnrra Metoda perbaikan yang dilakukan pada kerusakan tiang tersebut adalah dengan memberi tulangan ‘tambahan di dalam tiang pancang, grouting keseluruhan tieng panceng dan membalut tiang pancang dengan Fiber Reinforced Plate (FRP). Permasalahan lain yang timbul akibat arus pasang surut adalah seringnya ponton erection fullslab membentur pile head. Kondisi ini disebabkan karena jarak dinding ponton ke pile head sangat dekat sehingga pada saat terjadi arus pasang, dinding ponton menabrak beton pile head. Gambar Pilehead tertabrak ponton. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut berulang, ponton diberi tambahan pensil dari pipa baja tebal yang ditancapkan ke sea bed pada saat sudah posisi erection fullstab. Pensil yang menancap membuat ponton tidak bisa bergeser sehingga proses erection menjadi lebih aman. AV Gambar Pensit tambahan dari pipa baja untuk stabilitas ponton Ketidak pahaman kapten tug boat terhadap batimetry Lautan menjadi kendala juga. Sering kali tug boatdan ponton kandas karena salah mengambil jalan dan salah memprediksi waktu surut. Untuk mengantisipasi hal itu dibuat patok patok jalur perairan dalam di sepanjang area proyek. Gambar Ponton yang kandas dan patok patok jalur perairan dalam 11, PENYELESAIAN PROYEK Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa telah diselesaikan pada bulan Juli 203 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 September 2013 yang lalu. Pada tanggal tersebut Presiden memberi nama Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa ini dengan nama Tol Bali Mandara Gambar Pidato Peresmian Jalan Tot oleh Presiden Republik Indonesia Upacara peresmian dilakukan di Gerbang Tol Nusa Dua dengan penekanan sirine oleh Presiden Republik Indonesia, Menteri Pekerjaan Umum, Dirut Jasa Marga. Acara dilanjutkan dengan pembayaran tol oleh Presiden SBY. IR Vicar seen core Gambar penekanan tombol dan pembayaran karcis tol oleh presiden Tol Nusa dua Ngurah Rai Benoa, merupakan jalan tol terpanjang di atas perairan, yang dikerjakan 100% oleh anak bangsa, 100% bahan baku dari dalam negeri memberikan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Mengerjakan proyek dengan tingkat kesulitan tinggi, bekerja dalam jadwal yang super ketat, lokasi di atas laut, juge ditengeh arus lalu lintasmemperhitungkan gangguan cuaca dan harus menjaga lingkungan sekitarnya tetap bersih, PT Waskita Karya tetap membuktikan sebagai kontraktor yang mampu mewujudken karya-karya besar dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia Gambar, Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa dari udara oe ee ee ee wasxrra 12. KESIMPULAN DAN SARAN 12.1. Kesimpulan 1. Pemilihan metode kerja pembangunan jalan di atas laut sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu: a. Kedalaman dasar laut b. Kondisi pasang surut laut Lingkungan di sekitar pembangunan jalan 2. Dalam pekerjaan pembangunan jalan di atas laut metode kerjanya saling berhubungan, jadi jika terjadi masalah keterlambatan pada salah satu pekerjaan pasti akan menyebabkan kemunduran pada ekerjean yang selanjutnya. 3. Beberapa langkahimprovement yang telah dipraktekkan pada pembangunan Jalan Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa terbukti mampu mempercepat pekerjaan. 4, Dengan semangat dan keyakinan yang kuat kita telah membuktikan bahwa kita mampu menyelesaikan pekerjaan jelan tol di atas laut terpanjang dengan hasil yang memuaskan. 12.2. Saran 1, Senantiasa meningkatkan kreativitas dan inovasi untuk membaca peluang dan membuat improvement- improvement yang bisa mempercepat pekerjaan dalam setiap perubahan di lapangan. 2. Segala permasalahan dan solusinya dalam penyelesaian Jalan Tol di atas Laut Nusa Dua Ngurah Rai Benoa, bisa dijadikan pedoman penyelesaian proyek sejenis. ee eee oe ee A WW Metode Konstruksi Jalan (Flexible Pavement) 1. MOBILISASI 1. Mobitisasi/demobitisasi peralatan 2. Pembuatan fasilitas kontraktor 3. Fasilitas laboratorium dan layanan ( perabot, dan peralatan lapangan). Untuk job mix, baik aspat maupun aggregat menggunakan fasilitas Laboratorium Pengujian Provinsi. 4. Mobilisasi/demobilisasi personel, papan proyek, Program K3, as built drawing, dokumentasi dan pelaporan. Pembayaran item mobilisasi dilakukan dalam tiga tahap: |. 50%, bila mobilisasi telah mencapai 50% dan pelayanan atau fasilitas Laboratorium telah lengkap dimobitisasi |, 20%, bila semua peralatan utama berada dilapangan. Ill, 30%, bila demobitisasi telah selesai 2. GALIAN SELOKAN & SALURAN AIR Definisi: + Merupakan pekerjaan galian untuk membuat saluran yang berguna untuk mengelirkan air hujan dan air tanah agar tidak tergenang yang bisa mengakibatkan kerusakan badan jalan. + Jenis pekerjaan maupun pembayarannya berupa galian tanah sesuai hasil opname lapangan dengan pihak direksi, Pengukuran dan Pembayaran: ( Spesifikasi Seksi 2.1.4 & 3.1.3 ) Lokasi: + Lokasi pekerjaan setempat - setempat sesuai dengen gambar rencana, Metode Pelaksanaan: + Penggatian dilakukan secara manual, memakai tenaga kerja. + Hasil galian harus dibuang dan diratakan dilokasi yang ditunjuk oleh direksi Panduan Pelaksanaan Pekerj Diagram Pelaksanaan: > HAULING ‘eee sate Hasil Galian = f LOKASI Pembuangan { 3. PASANGAN BATU DENGAN MORTAR Definisi: + Pasangan batu dengan mortar adalah pasangen batu yang diisi/diselimuti dengan adukan, adukan disini merupakan campuran semen dan pasir dengan takaran yang telah ditentukan. + Pasangan batu dengan mortar dialokasikan untuk pekerjaan saluran air, tembok kepala gorong-gorong dan tembok pendukung gorong-gorong plat beton. Pengukuran dan Pembayaran: ( Spesifikasi Seksi 2.1.4 & 2.2.4 ) Lokasi: + Lokasi pekerjaan, pada tempat yang telah ditunjuk oleh direksi. WP | Panduan Petaksanaan Pekerjaan wasnrra Metode Pelaksanaan: + Setelah galian tanah membentuk saluran air sesuai ukuran yang dipersyaratkan, lalu dipasang bawplank untuk pekerjaan pasangan saluran sesuai gambar kerja, + Lapisan terbawah dari pasangan harus diisi adukan/campuran setebal 4 cm lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu di atasnya. + Batu harus selatu tertanam dan tersetimuti oleh campuran, bahan adukan harus dipasang untuk mengisi rongga yang ada diantara batu. + Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus dimulai dari dasar kearah atas, permukaan akhir yang bersebelahan dengan bahu jalan diratakan dan dibentuk sesuai kondisi agar air lancar untuk mencegah terjadinya gerusan pada tepi perkerasan. Persiapan Diagram Pelaksanaan: PASANG. { FINISHING | & —— eal tual! plesteran3 cm pasangan lantai pasangan dinding saluran saluran ce oe ee ee een eases cater | KP wasnrra 4. GALIAN BIASA Definisi: + Pada proyek ini pekerjaan galian tanah biasa direncanakan untuk pembayaran pada pekerjaan golian pondasi talud, galian cross drain, pemotongan tepi badan jalan untuk kedudukan dinding pene..0/ talud. Lokasi: + Lokasi pekerjaan setempat-setempat sesuai dengan letak/posisi pekerjaan talud dan cross drain. Metode Pelaksanaan: + Untuk jumiah volume besar pada dinding penahan yang berfungsi sebagai struktur dilakukan menggunakan alat excavator + Penggalian dilakukan secara manual memakai tenaga pekerja. (tidak ada pembayaran) Diagram Pelaksanaan: LOKASI Pembuangan t ez KZ. | nicer pean 5. PENYIAPAN BADAN JALAN Definisi: + PB) mencakup pekerjaan penyiapan, penggaruan dan pemadetan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama atau lapis penetrasi macadam yang rusak berat untuk penghamparan Lapis Pondasi Aggregate. Lokas + Lokasi pekerjaan pada lokasi badan jalan lama yang rusak atau lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh direksi, Quality Controt: + Seluruh permukaan akhir harus cukup haluas dan rata dan memi menjamin bertakunya aliran bebas dari air permukaan. + Toleransi ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari ketebalan yang disyaratkan. kelandaian cukup untuk Metode Pelaksanaan: + Lakukan survey pengukuran dan pemasangan patok untuk menentukan elevasi permukaan tanah dasar yang akan dibentuk. Jika kondisi tanah dasar jelek takukan penggaruan/digali atau material yang jelek tersebut diganti dengan material tanah yang lebih baik sesuai spesifikasi pekerjaan ini. Penggarvan/penggalian disesuaikan dengan gambar dan seijin Direksi, dan hasil galian dibuang keluar areal pekerjaan. Setelah itu lakukan pemadatan sesuai ketentuan spesifikasi + Kemudian, disarankan agar setelah pemadatan tanah dasar selesai dan memenuhi ketentuan spesifikasi, maka segera dilanjutkan ke pekerjaan di atasnya (urugan pilihan, agg. Kis A, dst) agar supaya tanah dasar yang sudah padat tidak rusak. Diagram Pelaksanaan: Pemadatan Tidak Ya — > Perapihan > eee ee eee ee ee wasnara + Lakukan pemadaan + Lakukan Penyiraman + Tanah dasar di Grading/ denge Vibro Roller dengan Tangki air dirataka dengan Motor Grader 6. LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS B Definisi: + Pekerjaan lapis pondasi Agregat Kelas B pada proyek ini merupakan pekerjaan urugan untuk bahu jalan dan perkerasan jalan, + Bahan Agregat kelas B dicampur/di-blending di base camp, sebelumnya sirtu kali disaring/di-screen langsung di quarry dan batu glondong dipecah menjadi batu pecah dengan ukuran sesuai kebutuhan dengan menggunakan stone crusher di base camp. Pengukuran dan Pembayaran: (Spesifikasi Seksi 4.2.2 & 5.1.2) Lokasi: + Lokasi pekerjaan Agregat Kelas B di kanan kiri perkerasan aspal sepanjang ruas jalan. Metode Pelaksanaan: + Bahan sirtu kali diambil dan disaring ltangsung di quarry/kali * Sirtu saring dan batu glondong diangkut memakai dump truck ke base camp, pengangkutan diatur sesuai lahan stafel batu glondong dan lokasi proses pencampuran (blending). + Batu glondong dipecah memakai stone crusher di base camp. * Setelah material siap dilakukan pencampuran (blending) sirtu saring dan batu pecah memakai wheel loader untuk Agregat Kelas B dengan komposisi sesuai JMF. * Selanjutnya bahan Agregat Kelas B hasil blending diangkut memakai dump truck ke lokasi penghamparan, sesampai dilokasi timbunan/penghamparan yang telah ditentukan bahan diatur dengan baik sesuai kebutuhan. + Lokasi penghamparan ini adalah kanan kiri perkerasan aspal sepanjang ruas jalan. + Setelah hamparan mencapai ketebalan yang disyaratkan, hamparan disiram dengan tangki air dan banyaknya air ditentukan dengan melakukan beberapa kali percobsan, sehingga didapatkan kadar air optimum, + Hamparan yang kadar airnya telah mencapai optimum, dipadatkan dengan menggunakan vibro roller sampai didapatkan/dicapai kepadatan optimum seperti yang disyaratkan didalam spesifikasi. Banyaknya lintasan pemadatan ditentukan dengan percobaaan-percobaan lain. + Untuk mengetahui derajet kepadatan yang dicapai dilakukan pengetesan kepadatan dengan menggunakan Metode Kerucut Pasir (Sand Cone Methode), * Selama penghamparan dan pemadatan sekelompok pekerja merapikan tepi hamparan, menambah kekurangan bahan pada badan jalan dan meratakan permukaaan dengan mengunakan motor grader. rou) Diagram Pelaksanaan: ee ms Prosentase sesuai IMF Prosentase sesuat IMF ‘Test Gradasi @ PI an Ret eey poston ‘BLENDING AGGREGAT KLS B = ee ee oe + Material Aggregat B diangkut dengan menggunakan dumptruck. + Material Aggregat B diratakan dengan menggunakan Motor Grader. ‘MOTOR GRADER + Material Aggregat B yang sudah diratakan disiram dengan tangki air WATER TANK + Pemadatan dengan menggunakan Tandem Roller. ee ee ee ee Eur thes 7. LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A. Definisi: + Agregate adalah kumpulan material yang terdiri atas fraksi kasar dan fraksi halus yang telah memenuhi persyaratan teknis, yang dicampur dengan perbandingan komposisi tertentu sampai homogen/menyatu. + Fraksi kasar adalah batu pecah/krikil yang tertahan ayakan 4.75 mm, yang berupa material keras dan awet dan tidak kurang dari 100% beratnya mempunyai minimal 1 bidang pecah. + Fraksi halus adalah partikel pasir alami, batu pecah halus, material selected dan partikel halus lainnya yang lolos ayakan 4.75 mm. + Kelas aggregate adalah tingkatan mutu aggregate yang dibedakan sesuai peruntukan pelaksanaan konstruksinya dilapangan. Kelas A adalah mutu aggregate yang diperuntukkan bagi suatu lapisan pondasi aggregate dibawah lapisan beraspal. + Lapis Pondasi aggregate Kelas A adalah konstruksi lapis pondasi aggregate di bawah lapisan beraspal yang menggunakan material aggregate yang dihampar dan dipadatkan di atas badan jalan sesuai ketentuan teknis yang disyaratkan dan berfungsi untuk memperkuat badan jalan. Pengukuran dan Pembayaran: (Spesifikasi Seksi 5.1.4) Lok jokasi pekerjaan pada tempat-tempat tertentu pada lokasi telah ditentukan oleh direksi Metode Pelaksanaan: 1. Sebelumnya quarry material dan contoh material yang akan dipakai sebagai bahan aggregate sudah dites kualitasnya dan disetujui oleh Direksi Teknis 2. Batu giondong dipecah memakai alat Stone Crusher/Aggregate Plant di base camp menjadi batu pecah ukuran 3/5 cm (fraksi kasar). 3. Fraksi halus diperoleh dari pasir alam, partikel halus lainnya atau material selected (tanah putih) yang diolah di Aggregate Plant/Crusher sehingge lolos ayakan 4.75 mm. 4, Sample masing-masing fraksi kasar dan fraksi halus tersebut dikirim ke Lembaga Pengujian untuk 1% Pemadatan dari bagian rendah ke Bagian “superelevasi” bagian tinggi Pemadatan bagian yang tak terjangkau alat berat Pemadatan dipakai alat tumbuk dil + Persyaratan Pengujian 1 2 3 4 t 5 Sand Cone 1 Per 200m’ = SS Diagram Pelaksanaan: &- opener! 1 Stpestatea cata Blending! 1 Kenpo [> Pencampuran < Tetetnoyean 475 7 Stock Pite iamatrtnatbsan Tidal ‘Aggregate eon ss EE — « eacreanangn Lapangan an Dropping) _- voumesaniara ropeing Gs Material + Redtmencsnesy tens Penghamparan Pemadatan Tidak AP | Panduan Pelaksanaan Pekerjaan + Material Aggregat A diangkut dengan menggunakan dump truck. eet DUMP TRUCK + Material Aggregat A diratekan dengan menggunaken Motor Grader. MOTOR GRADER *+ Material Aggregat A yang sudah diratakan disiram dengan tangki air. WATER TANK Bich) + Pemadatan dengan menggunakan Tandem Roller. TANDEM ROLLER PITT EU) Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KP wasKrra 8. LAPIS PEREKAT- ASPAL CAIR Definisi: * Lapis perekat adalah campuran aspal dan minyak tanah dengan komposisi tertentu yang dipanaskan sampai suhu 110° C~120 C dicampur hingga homogen. + Lapis perekat merupakan campuran aspal cair yang disemprotkan pada permukaan aspal lama atau aspal baru (hotmix/penetrasi) sebelum dilaksanakan penghamparan hotmix dan berfungsi sebagai perekat, Pengukuran dan Pembayaran: (Spesifikasi Seksi 6.1.7) Lokasi: Di atas perkerasan aspal lama dan di atas HRS base. Metode Pelaksanaan: 1. Aspal dan minyak tanah dimasukan ke Asphalt Distributor sesuai komposisinya, kemudian dipanaskan sampai bersuhu 1100C ~ 1200C dalam Asphalt Ditributor sehingga menjadi campuran homogen yang sigp untuk disemprotkan ke permukaan aspal tama (hotmix/penetrasi). 2. Permukaan badan jalan/aspal lama yang akan dilapis dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran dengan memakai air compressor. 3. Sebelum dilaksanakan penyemprotan dilakukakan trial ketebalan yang akan digunakan sesuai desain, dengan cara sebagai berikut: + Timbang lemberan serap untuk lahan penguji selebar 25 cm x 25 cm sebelum dilaksanakan pengujian (min 3 Lembar) + Letakan lembar penguji di atas / dipermukaan aspal. + Lintaskan semprotkan aspal cair dari Asphalt Distributor di atas lembar penguji. + Timbang lembaran serap/penguiji yang telah terlapisi oleh aspal cai. + Perbedaan berat dipakai untuk menentukan takaran kandungen aspal cair tiap m2. 4, Setelah didapatkan ketebalan penyemprotan, dilakukan penyemprotan untuk seluruh lahan yang telah siap 5. Angkutan aspal, minyak tanah dan menarik asphalt distributor digunakan truk GRE scl vssiaesar ras ae Diagram Pelaksanaan: ompossompuran 00 bagan spat 30 PEMBAKARAN eo { PENYIRAMAN ~fcxnan eyaman dtr seemion . di Site bi 4 Gambar Pelaksanaan Pekerjaan: a a oe ee + Setelah lahan dibersihkan dengan air compressor, lahan disiram take coat dengan menggunakan asphalt distributor ASPHALT DISTRIBUTOR oo =e 9. LAPIS RESAP PENGIKAT Definisi: Lapis resap pengikat adalah campuran aspal dan minyak tanah dengen komposisi tertentu yang dipanaskan sampai bersuhu 150°C-165°C. Lapis resap pengikat merupakan campuran aspal cair yang disemprotkan pada permukaan pekerjaan Agregat Kelas A dan berfungsi sebagai bahan pengikat. Pengukuran dan Pembayaran: (Spesifikasi Seksi 6.1.7) Lokasi: Lokasi pekerjaan pada tempat - tempat tertentu dimana pekerjaan Agregat Kelas A dilaksanakan Metode Pelalsanaan: 1. Aspal dan minyak tanah dimasukan ke aspal sprayer sesuai komposisinya kemudian dipanaskan pada sampai bersuhu 150°C~165°C, sehingga menjadi campuran homogen yang siap untuk disemprotkan ke permukaan Agregat Kelas A dilapangan. 2. Permukaan Agregat Kelas A yang akan dilapis/disemprot dibersinkan dahulu dari debu dan kotoran dengan memakai Compressor. 3. Permukaan Agregat yang akan disemprot kering atau mendekati kering. 4. Sebelum dilaksanakan penyemprotan dilakuakan trial ketebalan yang akan digunakan sesuai dengan Design, dengan cara sebagai berikut: + Timbang lembaran serap untuk lahan penguji selebar 25 cm x 25 cm sebelum dilaksanakan Pengujian (min. 3 lembar), + Letakan lembar penguii di atas permukaan agregat kelas A. + Lintaskan semprotkan Aspal cair dari Aspal sprayer di atas lembar penguii. + Timbang lembaran serap/penguji yang telah terlapisi oleh aspal cair. + Perbedaan berat dipakai untuk menentukan takaran kandungan aspal tiap m*. 5. Setelah didapatkan ketebalan penyemprotan, dilakukan penyemprotan untuk seluruh lahan yang telah siap, 6. Lapis Perekat disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis aspal berikut di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat. 7. Lintasan penyemprotan minimum sepanjang 200 m, aspal sprayer dijalankan £5 meter sebelum daerah yang akan disemprot dengan kecepatan tetap. 8. Bila diperintahkan lintasan penyemprotan harus satu lajur atau setengah lebar badan jalan , maka harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm. 9. Benda uji paper test (kertas wuran 25 x 25 cm ) diletakkan minimum 3 buah melintang x 5 buah memanjang dalam jarak 200 m’. Kertas paling tepi berjarak min. 0,50 m dari tepi bidang yang disemprot dan berjarak 10 m’ dari titik awal penyemprotan. 10, Bahan yang berlebihan/tergenang di atas permukaan harus diratakan dengan alat pemadat karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet. WP | Panduan Pelaksanaan Pekerj 11, Permukaan jalan tama yang sudah selesai disemprot , dilindungi dari kerusakan dan talu lintas dengan memasang tanda/rambu-rambu. 12, Rambu-rambu dibuka setelah akan dilakukan penghamparan hotmix di atas permukaan yang sudah di-tack coat tersebut. Peryaratan Spesifika + Aspal dan Minyak Tanah ‘Aspal emulsi jenis Rapid Setting 1 _| -Aspal semen pen 60/70 atau 80/100 Des ores! 2 Minyak Tanah bersih = minyak tanah 80 bagian per 100 baglan aspal 3 Komposisi campuran Lapis Resap Pengikat ee meet : = aspal + Pengendalian Mutu: + Pemakaian Rata-rata Aspal Cair Diagram Pelaksanaan: ae ieriinnceaneine oe Fiat tana Sesh Pam man RR wen cone ene * Meenas Distibter Se Y ORE on + Reece, a é “ orion aos oe ee ee coe fe Panduan Pelaksanaan Pel | i + Setelah lahan dibersihken dengan air compressor, lahan disiram prime coat dengan menggunakan asphalt Distributor + Setelah lahan dibersihkan dengan air compressor, lahan disiram take coat dengan menggunakan asphalt Distributor ASPHALT DISTRIBUTOR 10 Lataston Lapis Aus (AC-WC) Definisi: Lapis pondasi AC-WC adalah campuran material Pasir, Abu batu, 8P 2/3", Batupecah 1/2" dan aspal dengan komposisi tertentu sesuai dengan Jobmix Formula dalam AMP. yang dipanaskan dan diproses. hinge bersuhu max 165°C, hingga terbentuk campuran yang homoge. Lapis pondasi AC-WC berfungsi sebagai lapis perata dan lapis aus yang bergunakan memperkuat keawetan, fleksibilitas dan ketahanan Konstruksi badan jalan. Lokasi: Lokasi pekerjaan, seluruh target panjang effecktif yang telah ditunjuk oleh direksi. Metode Pelaksanaan: 1. Aspal dicairkan dan dipanaskan dalam Ketel sampai bersuhu max 165° C dan dipompa kedalam termos AMP. 2, Material agregat kasar (BP 2/3" dan 1/2") dan agregat halus (pasir dan abu batu) ditempatkan terpisah dalam cold bin/hopper masing-masing yang selanjutnya dibawa ke driyer dengan menggunakan conveyor untuk proses pemanasan sampai dengan suhu 155°C-175°C. 3. Jumlah material yang dikeluarkan dari hopper/cold bin ditentukan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentulan dalam IMF yang dilakukan dengan menyetel bukaan hopper, dimana sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kalibrasi ‘4, Setelah bahan dipanaskan dalam driyer dengan suhu 155°C-175°C, material dibawa dengan hot elevator ke screen vibrator untuk dipisahkan berdasarkan besarnya yang kemudien ditampung/ dimasukkan kedalam hot bin masing-masing material sesuai tekarannya. 5. Sebelum material dimasukan dalam unit pencampuran, kebutuhan masing-masing material ditimbang dengan menggunakan timbangan AMP sesuai JMF. 6. Setelah masing-masing material telah ditimbang sesuai dengan JMF, material agregat tersebut dicampur dalam unit pencampur sampai campuran homogen. ese u) re eee 7. Campuran agregat yang telsh homogen ditambahkan aspal yang telah ditimbang terlebih dahulu untuk kemudian diaduk/dicampur hingga didapatkan campuran yang homogen dengan ‘menggunakan unit pencampuran di AMP. 8 Aggregat dan aspal yang telah dicampur secara homogen dituangkan dalam Dump Truck untuk kemudian dibawa ke lokasi penghamparan dengan suhu 135°C-150°C. 9. Sesampainya dilokasi penghamparan hotmix (AC-WC) dihampar dengan ketebalan sesuat yang disyaratkan dengan menggunakan Asphalt Finisher, sementara itu sekelompok pekerja merapikan tepi hamparan, 110. AC-WC yang telah dihampar dan telah bersuhu antara 125°C~145°C dipadatkan dengan Tandem Roller sebanyak 4 Lintasan (Break Down = 0-10 mnt), 11, Selanjutnya setelah suhu mencapai 100°C~125*C hamparan dipadatkan dengan Tire Roller, banyak lintasan sesuai hasil percobaan/trial (Intermedit = 10-20 mnt). 12, AC-WC yang telah dipadatkan dengan Tire Roller setelah bersuhu antara >95°C dipadatkan Kembali dengan Tandem Roller sebanyak 4 Lintasan (Finishing < 45 mnt) ‘Semua proses pemadatan dimulai dari tepi hamparan menuju tengah hamparan. Persyaratan spec * Gradasi campuran adalah senjang + Sisa rongga udara min 3% pada kepadatan membal (refusal density) + Aggregat kasar: > Abrasi max 40% > Kelekatan aggregat terhadap aspal min 95% > Partikel pipih & lonjong max 10% > Angularitas/bidang pecah lebih dari satu atau lebih > Partikel lolos # no. 200 (0,075 mm) harus < 1% + Aggregat halus: > Terdiri dari pasir & ayakan batu pecah lolos # no. 8 (2,36 mm) > Pasir dapat digunakan dalam campuran aspal max 15% > Bersih, keras dan bebas dari lempung > Partikel lolos # no. 200 (0,075 mm) harus < 8% > Angularitas/bidang pecah lebih dari satu atau lebih min 40% + Filler: (ika dipertukan) > Partikel lolos # no. 200 (0,075 mm) min 75% terhadap berat berupa debu batu kapur, PC, abu terbang atau abu batu, abu tenur semen atau bahan non plastis lainnya + Aspat: > Pen 40/50, Pen 60/70, Pen 80/100 + Syarat Gradasi: wasnrra Quality Controt + Test yang dilakukan: > Abrasi Setiap 5000 m= > Gradasi di stock pile 1 | Setiap 1000 ms > Gradasi di hot bin Setiap 250 m* Campuran AC-WC > Suhu di AMP Setiap jam > Gradasi & kadar aspal Per 200 ton > Kepadatan, stabilitas, Per 200 ton kelelehan, Marshal quotient, Per 200 to! rongga dim campuran 75 uN tumbukan| Per 200 ton Per 200 ton > Rongga dim campuran pada kepadatan membat > Core Per 200 m panjang > Mix Design Setiap perubahan aggregat/rancangan Setiap 3000 ton Gambar Petaksanaan: nhasilcruhing test grades, abrasi& day elt = Pasir ditest product © Pt “hapa itet sonal ope Sunu hotmicharus max 265°C ert tantraltermsaap seluruh proses Rancangan campuransesu MF HAULING |—___. - sutu notmix setome perfalanen horus dingn Setlapkendorssn hares dilengkap! terpl penutup Sunw hotmix 850°C-150°¢ rman hamparanyg sushi prime cost ata tack cost harue bers do otoran [———> _ PENGHAMPARAN ‘ PEMADATAN Pemagatan dlatur ebb: Bemadatan pertama (reakdown) suhu 125-245°C = 4 Pemadatan kedua intermediate) suhu 200-425 "C = 12 Pemadatan aie (ishing) sunu 95°C = lee Not WP | Panduan Pelaksanaan Pekerjaan GAMBAR PELAKSANAAN PEKERJAAN: 11. LATASTON LAPIS PONDASI (AC-BC) (GRADASI SENJANG DAN SEMI SENJANG). Defi Lapis Pondasi AC-BC adalah campuran material FillerPasir, Abu batu, BP 2/3, BP 1/2" dan aspal dengan komposisi tertentu sesuai Jobmix Formula, yang dipanaskan dan diproses di AMP dengan bersuhu max 1650C hingga terbentuk campuran yang homogen. Lapisan ini terletak di atas jalan eksisting . Lataston - Lapis Pondasi (HRS - Base) ini mempunyai tebal bervariasi sesuai kebutuhan di lapangan, sedemikian rupa sehingga didapatkan permukaan yang sesuai rencana untuk penghamparan lapisan di atasnya, Pengukuran dan Pembayaran: (Spesifikasi Skh 6.3(4a)) Metode Pelaksanaan: ds EIU ciy & eos = 3 a. Sebelum dimulai produksi harus diperhatikan bahwa kondisi cuaca memungkinkan untuk kelancaran kerja Kondisi semua peralatan dipastikan siap kerja. Aspal dicairkan dan dipanaskan dalam ketel samp: termos AMP. Material agregat kasar (BP 2/3" dan 1/2") dan agregat halus (pasir dan abu batu) ditempatkan terpisah dalam cold bin/hopper masing-masing yang selanjutnya dibawa ke driyer dengan ‘menggunakan conveyor untuk proses pemanasan sampai dengan suhu 145°C-155°C. Jumlah material yang dikeluarkan dari hopper/cold bin ditentukan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan dalam JMF yang dilakukan dengan menyetel bukaan hopper, dimana sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kalibrasi. Setelah bahan dipanaskan dalam driyer dengan suhu 145°C-150°C, material dibawa dengan hot elevator ke screen vibrator untuk dipisahkan berdasarkan besarnya yang kemudian ditampung/ dimasukkan kedalam hot bin masing-masing material sesuai takarannya, Asbuton butir disuplai dari tempat penyimpanan menggunakan alat pemasok berupa ban berjalan (belt conveyor) Sebelum material dimasukan dalam unit pencampuran, kebutuhan masing-masing material ditimbang dengan menggunakan timbangan AMP sesuai JMF. jersuhu max 165° C dan dipompa kedalam PanguonPaloknnean Patersan | KE Ses 9. Kecepatan pemasokan asbuton butir ini harus diatur sedemikian rupa sesuai porsi yang dibutuhkan, 10. Sebelum material dimasukan datam unit pencampuran, kebutuhan masing-masing material ditimbang dengan menggunakan timbangan AMP sesuai JMF. 14, Setelah_masing-masing material telah ditimbang sesuai dengan JMF, material agregat tersebut dicampur dalam unit pencampur sampai campuran homogen. 12. Campuran agregat yang telah homogen ditambahkan aspal penetrasi dan asbuton butir yang telah ditimbang terlebih dahulu untuk kemudian diaduk/dicampur hingga didapatkan campuran yang homogen dengan menggunaken unit pencampuran di AMP. 13. Aggregat, aspal dan asbuton butir yang telah dicampur secara homogen dituangkan dalam Dump Truck untuk kemudian dibawa ke lokasi penghamparan dengan suhu 135°C-150°C. 14, Sesampainya dilokasi penghamparan hotmix (AC-BC) dihampar dengan ketebalan sesuai yang disyaratkan dengan menggunakan Asphalt Finisher, sementara itu sekelompok pekerja merapikan tepi hamparan. 15. Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan compressor dan dibantu dengan cara manual bila dipertukan. Sebelumnya lokasi yang akan dihampar harus sudsh dilpais dengan Lapis Perekat. 16. AC-BC Levelling yang telah dihampar dan telah bersuhu antare 125°C~145°C dipadatkan dengan Tandem Roller sebanyak 4 Lintasan (Break Down = 0-10 mnt). 17, Selanjutnya setelah suhu mencapai 90°C~125°C hamparen dipadatkan dengan Tire Roller, banyak lintasan sesuai hasil percobaan/trial. Kecepatan maksimum 10 km/jam 18. AC-BC Levelling yang telah dipadatkan dengan Tire Roller setelah bersuhu antara 70 - 90°C dipadatkan kembali dengan Tandem Roller sebanyak 4 Lintasan. 19. Semua jenis operasi penggilasan dilaksanakan secara terus menerus untuk memperoleh pemadatan yang merata saat material AC-BC Levelling masih dalam kondisi mudsh dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidakrataan dapat dihilangkan. 20, Roda alat pemadat harus dibasahi secara mengkabut terus menerus untuk mencegah pelekatan material AC-BC Levelling pada roda alat pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Untuk menghindari lengketnya butiran-butiran halus material AC-BC Levelling pada roda karet. 21. Kepadatan AC-BC Levelling ini tidak boleh kurang dari 98% Kepadatan Standar Kerja 22, Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada satu lapis tidak terletak segaris dengan sambungan lapis di bawahnya. ‘Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa ager sambungan pada lapisan teratas harus berada di pemisah jalur atau pemisah lajur talu tintas. 23. Semua proses pemadatan dimulai dari tepi hamparan menuju tengah hamparan. Not oe ee ee ee ee MP | Panduan Petaksanaan Pekerjaan wasnera Diagram Pelaksanaan: = a: an Produksi HRS Base Levelling , |__» _ PENGHAMPARAN { PEMADATAN ' Yes! GAMBAR PELAKSANAAN PEKERJAAN: 8 ° tu pecah hat rushing dist gradas,abrasi cay hat terhadoparpol test grades © PL “ Aspal Pen dan Asbuton Butrditert sezual spe + Su hotmix sama peratanan har djogs ‘Setiapkendaraanharus dilenghaplterpal penutup + Suh hotmbx harue man 265°C + ertu Kontrol terhadap seluruh proses + Rancangan campuran sesual MF Suu hotmix 40°C 40°C “Petmukaan hemparan yg sudah a prime coat tau ‘ack coat harus bersin dart ketoran PPemadatan dlatursbb: = Pemadatan pertama (breakdown) sub 40-130 °C Pemadatan kedua (intermediate) suhu 130-102 wasKrra 12. PASANGAN BATU Definisi: Pekerjaan pasangan batu disini didefinisikan sebagai pekerjaan struktur yaitu pasangan batu tembok penahan, kepala gorong - gorong dan tembok pendukung gorong - gorong plat beton. Pengukuran dan Pembayaran: (Spesifikasi Seksi 7.9.4) Lokasi: Bahu jalan yang labiU/rawan longsor, tebing bahu jalan yang sempit dan dalam, dan lokasi2 lainnya yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan untuk dikonstruksi pasangan batu. Metode Pelaksanaan: 1. Lokasi yang akan dipasang batu dibersihkan dari pohon-pohon, kayu, rumput/semak2 perdu dll dan kemudian dipasang profi/bouwplank untuk acuan bentuk dan tinggi pasangan batu serte penampang galian pondasinya. 2. Lakukan penggalian pondasi pasangan sesuai dimensi galian. Tanah hasil galian dibuang disamping, atau dipakai sebagai timbunan biasa jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan 3, Setelah galian selesai, pasangan dimulai dengan memberi adukan setebal min 3 cm pada dasar galian sebagai landasan pasangen batu lapis dasar. 4, Pasangan batu lapis dasar menggunakan batu-batu besar dan dipasang dengan rapi dan presisi, kemudian dilanjutkan pemasangan batu pada lapis berikutnya/di atasnya. Rongga-rongga diantare batu harus terisi penuh adukan. 5. Setelah pasangan sampai di atas , seluruh permukaan top pasangan dfinishing dengan plesteran setebal 2 cm hingga permukaan tersebut rata, dapat mengalirkan air hujan dan sudut yang dibulatkan, 6, Pasangan batu yang sudah selesai difinishing tersebut harus dilskuken penimbunan dibelakang pasangan, setelah pasangan tersebut berumur min 14 hari Peryaratan Spesifikasi: 2. Batu harus keras, bersih, dan memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 1.5 x tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari 1.5 x lebarnya terkecuali ditunjukkan lain oleh Direksi 2. Pasir dan air untuk adukan bersih. 3. Semen portland Type | atau sesuai petunjuk Direksi, 4 Sebelum dipasang batu dibasahi dengan air dan saat dipasang batu harus saling mengun rongga-rongga terisi adukan. rapat dan 5. Pembuatan adukan tidak diperbolehkan di atas permukaan aspal, bila ada adukan yang tercecer di permukaan aspal harus segera dibersihkan. + Gambar ShopDrawing disetuju Direksi + Lokasi Bersih dati pohon-pohon/ potongan kayu dt Tidak Baa + Profi kuat ' Galian + Batu saling mengunci 4 | Xe Pasangan Batu ———3—* Dengan Campuran Tidak k Pontel Oe & Dining BN = ~ ss ee coe ee a Diagram Pelaksanaan: Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dengan sesungguhnya dan menjadi bahan acuan perusahaan dalam penyelesaikan pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas. Eeeene ens Panduan Pelakannann Pearean | SP wasnrra Diagram Alir Metode Pelaksanaan Konstruksi Jalan Hotmix | 50s | caster tac so ao cia i wasnira Syarat Keberterimaan: lengan ketentuan campuran K-50. CEK | Yes Ww SP | Panduan Pelaksanaan Pekerjaan Cie tli eo 4) ore eee Cecacuin erin MCE rotate elec Clean Re Tia ole e Tan eye} oe oe ee eo Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KP wasnrra yi 6 Galian Biasa (Widening) a) | cata narra en wasnira SVT Tae Pengujian Aggregat di lakukan setiap memproduksi 1000 m? dan beberapa tes yang harus dilakukan meliputi: Pee eee cra Old ea seni ca Peis (0-40 %) *spesifikasi Ma CM Cee es Tee Cie Bere eek . Tes Sand Cone min.95 % ce ie ee ee ee Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | KP wasnrra ees la May s4 Syarat Keberterimaan: Tel AU LCL Nee ore Ta Cle cl ancy) ST cert eee Eilers lek en ety harus dilakukan meliputi 1. Tes Indeks Plastisitas (0 -10)* Dac] 2. Tes Abrasi (0-40 %) *spesifikasi 3. Tes Gradasi Partikel 4. Tes CBR min.60 % 5. Tes Sand Cone min.97 % | = eye Cld | BVT alec Pengujian Lapis Resap Pengikat Meliputi: SI Cea ote Lay CoD UL) cola or CoP eA Clee = 10 Laston Lapis Antara ( AC- BC ) Siete Collate Pengujian Laston Lapis Antara ( AC- BC ) Meliputi: ella Beh ilayregttarhadapaTiannsoTUm don uae etait Sh54072008 Maks. 2296 CampiranAC borgadslasar Maks 3096 Abra dengan meso Los ele Semvajeniscempuren aspat SNI2427:2008 = bergradasi lsinnya, Males alka arog etc apa swi24392000 Mi.95% Anguartas(adalaman dar permulaan <0 cm) ete Senet : reset apes eas: MeiosPTM goyyga sth 04704 Pert Ph an Loring TMDATOS ala 10% Materia Lolos Ayala No. 200 Sw 03-6242-1906 _ Maks 1% Seeker ad el Kader spa fei) Ninn $4 43° 45 40 40S enyerapn spl) aks 2 ula tblan pean 2 aa Rongga dalar 1%) (2) ae a Pee dalam cpu — ~ Ronee dam Agegtt MANO) M8 1 5 song Tris spa ) Mi 5 sin 200 28000 Stablitas Marshat (kg) Mate. 3 Pelelehan (mm) Min, 3 ase Marsal uoren (nm) in 250 300 Stabiias Maret ia (96) sea, = perendamanstama thjomeore™ MN Rong dalam campuran (96) pada yp, op Kepadatan membal (refusal) CEK vs eS | Panduan Pelaksanaan Pekerjaan wasxira eee bee ale cle Bieler ences Laie el einer cane aties 1. Tes Paper dengan pemakaian aspal 0,15 - 0,35 liter/m? ee ee ee WASKITA Bea Crater! Pengujian Laston Lapis Antara (AC- WC Leveling) Meliputi: ce een Kekekalan bentuk agregar terhadap larutan natrlum dan = Jaesie tai ‘SNI3407:2008 Maks. 126 CCampuran AC bergradast kasar Males 3096 ‘Abrastdenganmesinios

—_ — mee a Membentuk tepian dan ssambungan ‘ Pekerjaan finishing (trowelling dan grooving) Penurunan ketidakrataan : permukean dengan gerinda jongkar | Pembuatan cetah Pembuatan celah arah 5 di atas dowel longitudinal a Pekerjaan joint sealant ' Pembersihan a ee ee oe ee nd 3.2.1. Tahapan Pelaksanaan ‘2. Persiapan Mesin Slipform Paver Pengecekan mesin yang dilakukan metiputi pensettingan alat, pengecekan sensor gerak dan elevasi, pengisian bahan bakar dan pelumas mesin serta pengecekan mengenai terdapat tidaknya kerusakan pada mesin slipform paver tersebut. UnitPengendali dengan Mesin Diesel fi uang Operator o Perkerasan Baru i Roda Kelabang Dowel bar inserter opin) Roda b. Pembersihan Area Kerja Pembersihan dilakukan untuk menyingkirkan material-material yang tidak diharapkan untuk terdapat pada area yang akan dilakukan pengecoran, misalnya tanah, debu, sampah dan lain sebageinya sehingga material-material tersebut tidak ikut di cor, we c. Pemasangan Stringline Stringline merupakan kabel yang terbuat dari baja yang direntangkan di samping mesin stiprom paver dan dipasang di sepanjang trase jalan yang akan dilakukan pengecoran. Stringline berfungsi sebagai acuan bagi sensor elevasi dan gerak yang terdapat pada mesin slipform paver. Stringline ini ‘akan menentukan pergerakan mesin slipform paver agar bisa bergerak mengikuti alur dari stringline yang telah dipasang. 4. Pemasangan Dowel Bar + Pemasangan dowel basket dilakukan pada saat pengecoran slab beton dilaksanakan, biasanya beberapa menit sebelum beton segar dituangkan. *+ Dowel basket memitiki panjang selebar satu segmen perkerasan yaitu 4 meter dan dipasang setiap 5 meter ay Bru ECT e. Penghamparan dan Pemadatan Beton Dengan memarkir truck mixer di depan mesin slipform paver, truck mixer menuangkan beton segar dengan seorang pekerja menggerakkan chute truck mixer untuk mengarahkan dan meratakan penuangan beton. Mesin slipform paver akan mulai berjalan dan beton segar yang telah dituang akan diratakan ke seluruh tebar perkerasan dengan menggunakan spreading auger yang berputar dengan tingkat kecepatan yang dapat diatur, proses ini disebut dengan istilah screeding, Kemudian akan dipadatkan oleh satu set vibrator yang ‘akan memadatkan seluruh bagian beton segar yang telah melalui proses screeding, getaran yang diberikan kepada beton segar tergantung dari mix design dan ketinggian slab yang akan dibuat, umumnya berkisar antara 7000-9000 getaran per menit. Beton segar dipadatkan/ditekan dengan menggunakan papan perata/screed yang akan menyingkirkan porsi beton yang berlebihan dan menjadikan ketinggian slab pada ketinggian yang mendekati ketinggian akhir. Umumnya mesin slipform paver akan beroperasi pada kecepatan 0,6 meter/menit. Dengan menggunakan finishing beam, beton yang telah dipadatkan ini akan diatakan dan diatur kemiringannya yang akan menghasilkan bentuk akhir dari slab beton. Pada akhirnya, permukaan slab yang baru selesai tersebut akan digosok lagi dengan menggunakan super smoother secara perlahan untuk lebih menghaluskan permukaan slab. Pada bagian paling belakang mesin slipform paver dipasang selembar geotextil dengan lebar yang sama dengan lebar slab beton yang di padatkan, ujung geotextit ini menyentuh permukaan slab beton dan ‘menyapu permukaan slab beton. Hal ini dilskukan sebagai proses microtexturing pada permukaan beton. f. Pemasangan Tie Bar Le a ee oe Pemasangan tie bar dilakukan secara manual dengan menggunaken tenaga manusia. Tulangan tie bar dipasang pada setiep jarak 50 cm dengan cara dipukul dengan menggunakan palu. Pekerjaan ini dilakukan tepat setelah mesin stipform paver selesai memadatkan beton segar. PTT wasKrra & Grooving Grooving merupakan bagian dalam pelaksanaan perkerasan kaku yang merupakan proses macrotexturing, yeitu suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan permukaan kasar pada perkerasan kaku. Grooving dilakukan dengan menggunakan grooving tool yang menyerupai sisir yang ditempelican dan ditarik secara metintang pada perkerasan kaku. 528 ati eee ctr wasnira hh. Curing Compound dan Air Proses curing pertama-tama menggunakan cairan compound yang terbuat dari bahan sika antisol. Cairan compound disemprotkan ke seluruh permukaan beton yang telah selesai dikerjakan. Curing compound ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegeh menguapnya air yang terdapat di dalam beton secara prematur. Proses curing kemudian dilanjutkan dengen menggunakan air setelah 8 jam berlalu. Pada proses curing dengan menggunakan ait, permukaan beton akan ditutup dengan menggunakan geotextil yang kemudian disiram dengan air Panduanaatansan otarzan | XPS wasnira 3.3. Quality Controt 3.5.1. Slump 1. Kerucut diisi 1/3 adukan kemudian ee dipadatian 25% / 5.Tekan pegangan kerueut kemudian diangkat secara vertikat 2. Dis Lagi hingga 2/3 kerucut kemudian winateseae 6. Dudukan kerucut | terbalik disebelah cotakan beton kemudian ‘kur penururan yang teriadi 3. Kerucut diist hingga penuh dan kembali dipadatkan 25% ; 7. Pengukuran dilakukan pada 5 titik kemudian diambil rata-rotanya. 4, Adukan diratakan 3.3.2. Kuat Tekan (Lab) Acuan SNI 03-1974-1990 ™ METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON ‘Kuat Tel Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda ujibeton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Tyjuan Metoda ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di lapangan. IR JENIS PERKERASAN KAKU Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP) * Crack Control = Contraction joint, baik tranversal maupun longitudinal. + Joint Spacing Umumnya berkisar aantara 3,7 sampai 6,1 meter. Karena biasanya slab beton dengan panjang melebihi 6,1 m akan retak di tengah. + Tulangan = Tidak ada. + Load Transfer = Agregate interlock dan dowel bar. | soon Gating een | ‘Tampak Atas Typleal Spacing: _ 3.7 - 6.1 m (12 - 20 ft.) Transverse Joint Tampak Samping PCN Pewee cry wasKrra Tahapan Produktivitas Pengecoran: 545 m?/hari — Lean Concrete 4. PEKERJAAN SAMBUNGAN 4.1. Volume & Alat 1. Total panjang sambungan = .079,4 m> 2. Peralatan yang digunakan + 1 unit concrete cutter + 1 unit mesin slipform paver 3. Jumlah pekeria = 2 orang pekerie GP | etal alstenear pues wasnrra 4,2, Tahapan Produktivitas Pemotongan LC: 96 m/hari eee Panduan Pelaksanaan Pekerjaan | Ree wasKrra Aa Cuca

You might also like