You are on page 1of 16

BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan

Volume 3 Nomor 1 (Februari 2022) 1-16


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/banku
ISSN 2723-4347 (Print)
ISSN 2723-4355 (Online)

PENGARUH VARIABEL MONETER TERHADAP INDEKS


HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN
Muhammad Afdha Alif Almughnia,*, Tony Seno Ajib
a,b
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Jl. Lidah Wetan, Surabaya, Indonesia
*muhammadafdha.18011@mhs.unesa.ac.id

Diterima: Januari 2022. Disetujui: Januari 2022. Dipublikasikan: Februari 2022.

ABSTRACT
The financial crisis that occurred in 2008 resulted in a decline in the IHSG and also the exchange
rate of the rupiah against the US dollar soared drastically. In addition, the Covid-19 pandemic entered
Indonesia in 2020. At that time, GDP and also the IHSG experienced a decline. All sectors experienced
a decline but the financial sector experienced an increase. In addition, the financial sector is the key to
boosting the economy. The monetary variables used in this study are the reference interest rate,
inflation, the money supply, and the USD/IDR exchange rate. This study was conducted to analyze the
effect of Interest Rates, Inflation, Money Supply, and the USD/IDR Exchange Rate on the Financial
Sector Stock Price Index partially and simultaneously with quantitative research methods and
secondary data types from 2008 to 2020 on a monthly basis. This study uses multiple linear regression
analysis tools. This study obtained the results that the Reference Interest Rate and Inflation variables
to the Financial Sector Stock Price Index showed no effect. However, the variable Amount of Money in
the Financial Sector Stock Price Index shows a significant positive effect and the Exchange Rate
variable on the Financial Sector Stock Price Index shows a significant negative effect.

Keywords: financial sector stock price index; interest rate; inflation; money supply; exchange rate.

ABSTRAK
Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008 mengakibatan IHSG mengalami penurunan dan juga
nilai kurs rupiah terhadap US dollar melonjak dratis. Selain itu, Pandemi Covid-19 memasuki indonesia
pada tahun 2020. Pada saat itu PDB dan juga IHSG mengalami penurunan. Seluruh sektor mengalami
penurunan namun sektor keuangan mengalami kenaikan. Selain itu sektor keuangan menjadi kunci
untuk meningkatkan perekonomian. Variabel moneter yang dipakai dalam penelitian ini yakni suku
bunga acuan, inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs USD/IDR. Dilakukannya penelitian ini guna
menganalisis pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Kurs USD/IDR kepada Indeks
Harga Saham Sektor Keuangan secara parsial dan simultan dengan metode penelitian kuantitatif serta
jenis datanya data sekunder dari tahun 2008 hingga tahun 2020 secara bulanan. Penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Penelitian ini mendapatkan hasil yakni variabel
Suku Bunga Acuan dan Inflasi kepada Indeks Harga Saham Sektor Keuangan menunjukkan tidak
adanya pengaruh. Namun variabel Jumlah Uang Beredar kepada Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan serta variabel Kurs kepada Indeks Harga Saham
Sektor Keuangan menunjukkan adanya pengaruh yang negatif signifikan.

Kata Kunci: indeks harga saham sektor keuangan; suku bunga; inflasi; jumlah uang beredar; kurs.

1
2
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

mengalami penurunan yang cukup tajam di


PENDAHULUAN awal Januari 2020 hingga April 2020
Amerika Serikat pernah mengalami (Sugiyanto & Robiyanto, 2020). sektor
krisis ekonomi yang bermula saat tahun pertanian, aneka industri, pertambangan,
2007 diakibatkan oleh krisis kredit infrastruktur, dan yang lainnya mengalami
perumahan bermutu rendah. Peristiwa ini penurunan namun sektor keuangan
berdampak pada krisis sektor keuangan mengalami peningkatan (Kusnandar &
yang semakin memburuk. Hal ini Bintari, 2020).
dibuktikan dengan bangkrutnya beberapa Sektor keuangan menjadi peranan
perusahaan lembaga keuangan penting dalam perekonomian negara
internasional yang reputasinya bagus. sebagai penyedia dana utama bagi
Kondisi ini semakin memburuk dan meluas pembiayaan perekonomian serta menjadi
hingga berdampak pada negara maju penggerak pertumbuhan sektor riil. Hampir
maupun negara berkembang seperti semua negara meningkatkan perkembangan
Indonesia dengan merosotnya nilai IHSG sektor keuangan untuk meningkatkan
dan juga kurs rupiah terhadap dollar perekonomian (Rasbin et al., 2015).
Amerika Serikat melemah cukup dalam Dengan semakin berkembangnya sektor
sampai membuat sektor perbankan keuangan diyakini dapat mengurangi
kesulitan dalam likuiditasnya dan bahkan kemiskinan, meredam volatilitas ekonomi
pemerintahan pun mengalami kesulitan makro, dan mendorong pertumbuhan
dalam melakukan pinjaman pada pasar ekonomi (Baroroh, 2012).
keuangan (Sugema, 2012). Indeks saham adalah pencerminan
Pandemi Virus Corona telah harga dari kumpulan beberapa saham yang
menjadi wabah di berbagai negara di dunia. dipilih atas dasar metodologi serta kriteria
Pandemi COVID-19 ini telah melanda lebih tertentu dan juga secara berkala akan
dari 150 negara didunia. Pandemi ini telah dievaluasi. Pada tahun 2019, terdapat 34
banyak mengubah hal seperti bagaimana indeks yang terdaftar dalam Bursa Efek
cara kita belajar, bekerja, bersosialisasi, Indonesia. indeks sektoral yang diterbitkan
beribadah, pola hidup, dan hal lainnya. berdasarkan klasifikasi Jakarta Stock
Dalam upaya menekan penyebaran virus Industrial Classification (JASICA) terdapat
corona, Pemerintah Indonesia 10 indeks sektoral (Bursa Efek Indonesia,
menggalakkan gerakan 3M yaitu menjaga 2019). Namun pada tahun 2021, indeks
jarak (Physical Distancing), memakai yang terdaftar menjadi 37 indeks. Pada
masker, dan mencuci tangan. Kondisi ini indeks sektoral pun mengalami perubahan,
berdampak dalam berbagai bidang salah klasifikasi berubah menjadi IDX Industrial
satunya dalam perekonomian. Pada lingkup Classification (IDX-IC) dan indeks sektoral
keuangan saat pandemi ini investor harus menjadi sebanyak 11 indeks serta Kode
berhati-hati karena bursa saham di seluruh JATS IDX pada indeks sektoral mengalami
dunia rata-rata mengalami penurunan, perubahan (Bursa Efek Indonesia, 2021)
termasuk bursa efek Indonesia. (Tambunan, (Munawar, 2019). Pada saat pandemi,
2020) saham di berbagai sektor mengalami
Produk Domestik Bruto (PDB) yang penurunan namun pada sektor keuangan
menjadi dasar pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan (Kusnandar &
Indonesia mengalami penurunan sebesar Bintari, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa
2,07% (c-to-c), selain itu pada saat triwulan investor percaya kepada saham pada sektor
ke 4 tahun 2020 Pertumbuhan Ekonomi keuangan masih bisa bertahan meskipun
Indonesia mengalami penurunan 2,19% (y- saat pasar modal Indonesia mengalami
to-y) dan turun sebesar 0,42% (q-to-q) penurunan.
(Badan Pusat Statistik, 2021). IHSG
3
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

1600.00
1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00

Sumber: Investing.com, diolah


Gambar 1. Pergerakan Harga Indeks Harga Saham Sektor Keuangan Tahun 2008 - 2020

Grafik di atas merupakan nilai Saifi, 2014) (Munawar & Maulana, 2020;
indeks harga saham sektor keuangan sejak Surgawati, Munawar, & Rahmani, 2019)
awal tahun 2008 sampai akhir tahun 2020. Suku bunga menjadi salah satu
Berdasarkan data tersebut indeks harga faktor yang menjadi pengaruh keputusan
saham sektor keuangan mengalami tren ekonomi seseorang serta pengusaha untuk
naik meskipun pada saat memasuki tahun melakukan investasi. Saat suku bunga
2020 mengalami penurunan yang cukup tinggi, masyarakat menjadi cenderung
tajam. Namun pada bulan Mei tahun 2020 meletakkan uangnya di bank dikarenakan
indeks harga saham sektor keuangan mulai memperoleh bunga yang tinggi. Namun
kembali mengalami tren naik. Penurunan ketika suku bunga rendah, masyarakat lebih
yang tajam tersebut diakibatkan oleh memilih tidak lagi meletakkan uangnya di
terjadinya kasus Covid-19 pertama di bank dan akan mengambil uang mereka
Indonesia. Hal tersebut membuat investor demi memperoleh alternatif lain yang lebih
mulai ragu untuk berinvestasi di pasar menguntungkan seperti saham. Suku bunga
modal termasuk di sektor keuangan. acuan di Indonesia menggunakan BI Rate.
Harga saham berlaku yang Namun, Sejak 19 Agustus 2016 Bank
berfluktuasi dipengaruhi faktor internal Indonesia menetapkan suku bunga acuan
serta eksternal. Faktor internal di antaranya baru yakni BI 7-day (Reverse) Repo Rate
yakni penarikan produk baru, perubahan untuk mengganti BI Rate serta disingkat
harga, pergantian manajer, pendanaan, dengan BI7DRR. BI7DRR dijadikan suku
ekspansi pabrik, merger, pengumuman bunga acuan baru karena mampu
laporan keuangan perusahaan dan mempengaruhi sektor riil pasar uang, dan
pemogokan tenaga kerja, dan juga faktor perbankan secara cepat. Instrumen BI7DRR
eksternal yaitu pergejolakan politik di mempunyai kaitan yang lebih kuat terhadap
dalam negeri, kondisi perekonomian, suku bunga pasar uang (Otoritas Jasa
inflasi, suku bunga, kurs valuta asing serta Keuangan, 2019). Sehingga diduga suku
pemerintahan yang melakukan regulasi dan bunga acuan memiliki pengaruh kepada
deregulasi ekonomi (Patar, Darminto, & indeks harga saham sektor keuangan.
4
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

10

Sumber: Bank Indonesia, diolah


Gambar 2. Pergerakan Suku Bunga Acuan Pada Tahun 2008 -2020

Berdasarkan data tersebut, Pada Peningkatan harga yang berlangsung akibat


awal tahun 2008 hingga tahun 2013 faktor musiman, misalnya karena
mengalami tren penurunan. Namun, pada permasalahan penawaran sesaat serta tidak
bulan Juli 2013 mengalami tren naik yang adanya pengaruh berkelanjutan ataupun
berakhir pada bulan Juli tahun 2016. menjelang hari-hari besar, tidak disebut
Setelah itu tren berbalik arah menjadi tren inflasi. Mengontrol stabilitas inflasi
menurun meskipun pada bulan April 2018 menjadi tugas utama bank sentral.
hingga Juni 2019 sempat mengalami Rendahnya inflasi biasanya disertai dengan
kenaikan. Secara garis besar data tersebut rendahnya suku bunga, jadi hal ini membuat
dikatakan mengalami tren penurunan. Hal dunia usaha meningkatkan investasinya
ini bisa dibuktikan dengan titik terbawah guna meningkatkan produksi yang
pada fase tren menurun kedua lebih rendah membuat meningkatnya pertumbuhan
daripada titik terbawah fase tren menurun ekonomi. Dalam dunia usaha, tingginya
pertama dan juga titik tertinggi tren naik inflasi membuat dorongan untuk investasi
pada fase tren naik lebih rendah daripada berkurang, dikarenakan tidak pastinya
titik tertinggi yang sebelumnya dicapai. biaya serta profit di masa mendatang. Jika
Berdasarkan penelitian yang dikerjakan ini berlangsung dalam jangka waktu lama
oleh (Puspitarani, 2016), (Wibisono & akan membuat pertumbuhan ekonomi
Octaviani, 2017), serta (Aristana, 2017) terhambat (Utari, S., & Pambudi, 2015).
yang melihat pengaruh suku bunga acuan Sehingga ketika suku bunga tinggi maka
kepada indeks harga saham sektor akan dibarengi dengan inflasi yang tinggi.
keuangan menunjukkan tidak adanya Saat suku bunga tinggi investor akan lebih
pengaruh. memilih menginvestasikan dananya di
Dalam makroekonomi, definisi bank. Sehingga diduga inflasi memiliki
inflasi yaitu meningkatnya harga barang pengaruh kepada indeks harga saham sektor
serta jasa secara umum serta terus-terusan. keuangan.
15

10

0
Jan-10

Jan-17
Jan-08
Jan-09

Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Jan-15
Jan-16

Jan-18
Jan-19
Jan-20

Sumber: Bank Indonesia, diolah


Gambar 3. Pergerakan Inflasi Pada Tahun 2008 -2020
5
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

Berdasarkan grafik tersebut, secara bank-bank umum. M1 merupakan yang


garis besar terlihat bahwa data inflasi paling likuid, dikarenakan pemrosesan
mengalami tren penurunan meskipun data untuk merubahnya menjadi uang kas
memiliki volatilitas yang tinggi. Data sangatlah cepat serta tidak adanya kerugian
mengalami kenaikan cukup tinggi hingga nilai. Sedangkan M2 juga termasuk
bulan Oktober 2008, namun langsung deposito berjangka yang membuat
berbalik arah secara tajam. Data tersebut likuiditasnya menjadi lebih rendah. Nilai
memiliki tren naik sejak November 2009 uang dipengaruhi permintaan serta
hingga Desember 2014. Setelah itu data penawaran terhadap uang. Pada dasarnya,
mengalami tren penurunan hingga akhir jumlah uang beredar yang bertumbuh
tahun 2020. Berdasarkan penelitian yang mencerminkan bertumbuhnya
dilakukan oleh (Puspitarani, 2016), perekonomian sebuah negara (Suhendra &
(Farhana, Paramita, & Yatminiwati, 2019), Fakhruddin, 2017). Permintaan akan uang
Serta (Firda, Purnomo, & Murniati, 2018) dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya
yang melihat pengaruh inflasi kepada tingkat harga rata-rata dalam
indeks harga saham sektor keuangan perekonomian. Namun, penawaran akan
menunjukkan tidak adanya pengaruh. uang membuat pendapatan riil menurun
Namun pada penelitian yang dikerjakan hingga membuat produsen meningkatkan
oleh (Wibisono & Octaviani, 2017) dan harga produknya demi menjaga pendapatan
juga (Purba, 2020) yang melihat pengaruh riilnya (Mukhlis & Fakhruddin, 2018).
suku bunga acuan kepada indeks harga Sehingga saat jumlah uang beredar
saham sektor keuangan menunjukkan meningkatkan membuat pendapatan riil
adanya pengaruh yang positif signifikan. masyarakat juga meningkat. Dengan
Uang beredar bisa diartikan menjadi meningkatnya pendapatan membuat
2 arti yaitu arti sempit (M1) terdiri dari uang konsumsi dan investasi juga meningkat.
logam serta uang kertas ditambah dengan Sehingga diduga jumlah uang beredar
simpanan dalam bentuk rekening koran dan menunjukkan adanya pengaruh kepada
juga arti luas (M2) terdiri dari M1 ditambah indeks harga saham sektor keuangan.
tabungan juga deposito berjangka pada
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
Jan-15
Jan-16
Jan-08
Jan-09
Jan-10
Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-14

Jan-17
Jan-18
Jan-19
Jan-20

Sumber: Bank Indonesia, diolah


Gambar 4. Pergerakan Jumlah Uang Beredar Pada Tahun 2008 -2020

Dilihat dari grafik di atas, sudah kepada indeks harga saham sektor
terlihat jelas bahwa data mengalami tren keuangan menunjukkan tidak adanya
naik. Volatilitas datanya pun sangat rendah pengaruh. Namun penelitian yang
sehingga tren datanya lebih mudah dibaca. dikerjakan (Wibisono & Octaviani, 2017)
Berdasarkan penelitian yang dikerjakan serta (Agustina, 2020) yang melihat
(Farhana et al., 2019) menjelaskan yang pengaruh jumlah uang beredar kepada
melihat pengaruh jumlah uang beredar indeks harga saham sektor keuangan
6
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

menunjukkan adanya pengaruh yang positif dengan sendirinya (Wiradhama & Sudjarni,
signifikan. 2016). Semakin besar utang yang dimiliki
Kurs yaitu taraf nilai mata uang saat perusahaan mengakibatkan investor ragu
nilai mata uang domestik dikonversikan ke untuk menginvestasikan dananya kepada
dalam nilai mata uang negara lain. perusahaan tersebut. Sehingga investor
melemahnya kurs mata uang domestik akan akan mencari produk investasi lain untuk
merugikan perusahaan yang mempunyai menginvestasikan dana yang dimiliki.
utang luar negeri namun produknya Sehingga diduga kurs memiliki pengaruh
mayoritas diperdagangkan di dalam negeri. kepada indeks harga saham sektor
sehingga membuat utang luar negeri keuangan.
tersebut menjadi semakin membesar
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Jan-14
Jan-08
Jan-09
Jan-10
Jan-11
Jan-12
Jan-13

Jan-15
Jan-16
Jan-17
Jan-18
Jan-19
Jan-20
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Gambar 5. Pergerakan Kurs USD/IDR Pada Tahun 2008 -2020

Dilihat dari grafik di atas, terlihat pada penurunan pertumbuhan ekonomi dan
tren data tersebut berada dalam tren naik. IHSG. Untuk mengatasi krisis dan
Meskipun data sempat mengalami sideways mencapai stabilitas ekonomi, bank sentral
pada bulan Maret 2010 hingga Juni 2012 mengeluarkan kebijakan moneter. Sektor
namun setelah itu data selalu mengalami keuangan pun menjadi peranan penting
kenaikan. berdasarkan penelitian yang dalam pembangunan ekonomi. Sehingga
dikerjakan (Firda et al., 2018), (Farhana et dengan adanya kebijakan tersebut apakah
al., 2019), serta (Maulana, 2016) yang suku bunga acuan, inflasi, jumlah uang
melihat pengaruh kurs kepada indeks harga beredar, dan kurs mampu mempengaruhi
saham sektor keuangan menunjukkan tidak harga saham pada sektor keuangan. Karena
adanya pengaruh. Namun penelitian yang dalam mengatasi krisis tersebut salah satu
dikerjakan (Purba, 2020) serta (Wibisono & caranya adalah melalui ekonomi
Octaviani, 2017) yang melihat pengaruh moneternya. Dilakukannya penelitian ini
suku bunga acuan kepada indeks harga guna menganalisis pengaruh suku bunga
saham sektor keuangan menunjukkan acuan, inflasi, jumlah uang beredar, dan
adanya pengaruh yang signifikan. kurs kepada Indeks Harga Saham Sektor
Setelah dijelaskan fenomena yang Keuangan secara parsial serta secara
terjadi, peneliti berminat untuk simultan.
menganalisis lebih lanjut tentang suku
bunga acuan BI Rate yang telah diubah
menjadi BI7DRR, inflasi, jumlah uang METODE PENELITIAN
beredar, dan kurs USD/IDR kepada indeks Jenis penelitian yang dipakai
harga saham sektor keuangan. Karena merupakan penelitian kuantitatif memakai
seringkali negara-negara didunia seperti alat analisis regresi linear berganda metode
Indonesia dilanda krisis yang berakibat One Least Square (OLS). Variabel moneter
7
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

yang dipakai dalam penelitian ini yakni penelitian terdapat residual


suku bunga acuan, inflasi, jumlah uang berdistribusi normal atau tidak.
beredar, dan kurs USD/IDR. Dengan Indeks Residual dikatakan berdistribusi
Harga Saham Sektor Keuangan (JKFINA) normal apabila nilai probabilitas
sebagai variabel dependen (variabel terikat) dari hasil uji normalitas di atas atau
serta Suku Bunga Acuan (SBA), Inflasi sama dengan 0,05 (Siregar, 2019).
(INFLASI), dan Jumlah Uang Beredar
b. Uji Multikolinieritas
(JUB), dan Kurs USD/IDR (KURS) sebagai
Uji multikolinearitas perlu
variabel independen (variabel bebas). Data
yang dikumpulkan merupakan data dilakukan guna mengetahui
sekunder dalam bentuk bulanan dalam terdapat masalah korelasi di antara
periode 2008 - 2020. variabel bebas dalam model
Data Indeks Harga Saham Sektor penelitian atau tidak. Model
Keuangan diambil dari situs investing.com. penelitian yang benar seharusnya
Data Inflasi, Suku Bunga Acuan (BI Rate tak memiliki masalah korelasi di
dan BI7DRR), dan Jumlah Uang Beredar antara variabel bebasnya (Siregar,
didapatkan dari situs Bank Indonesia 2019).
(bi.go.id). Suku bunga memakai BI Rate c. Uji Autokorelasi
sebagai data pada Januari 2008 hingga Juli Uji autokorelasi perlu dilakukan
2016, selanjutnya Suku Bunga guna mengetahui korelasi diantara
menggunakan data BI7DRR sebagai data
anggota serangkaian observasi
mulai dari Agustus 2016 hingga Desember
2020 dikarenakan sejak Agustus 2016 Bank berdasarkan deret waktu (Patar et
Indonesia merubah suku bunga acuan baru al., 2014). Variabel penelitian
yakni BI7DRR (Otoritas Jasa Keuangan, dikatakan terbebas dari korelasi
2019). Jumlah Uang Beredar menggunakan pada anggota observasinya apabila
data M2 dikarenakan M2 sudah mewakili nilai probabilitas pada hasil uji
jumlah uang beredar di suatu negara dalam autokorelasi diatas atau sama
arti luas (Wibisono & Octaviani, 2017). dengan 0,05.
Sedangkan untuk Kurs USD/IDR d. Uji Heteroskedastisitas
menggunakan data kurs tengah yang Uji heteroskedastisitas perlu
didapatkan melalui situs resmi Badan Pusat dilakukan guna memahami pola
Statistik (bps.go.id). sebaran data masing-masing
Tingkat α yang dipakai di penelitian
variabel penelitian. Variabel
ini yaitu sebesar 5%. Adapun kriteria yang
penelitian dikatakan terbebas dari
harus dipenuhi untuk lolos dari uji-uji yang
dilaksanakan di penelitian ini di antaranya: gejala heteroskedastisitas apabila
1. Uji Asumsi Klasik nilai probabilitas dari hasil uji
Tujuan dilakukannya uji asumsi klasik heteroskedastisitas di atas atau
sebelum melakukan analisis regresi sama dengan 0,05 (Siregar, 2019).
guna memastikan model yang 2. Uji Hipotesis
digunakan dalam peneletian memenuhi a. Uji t
asumsi klasik atau tidak (Firda et al., Dilakukannya uji t guna
2018). Adapun uji asumsi klasik mememeriksa parameter yang
dalam penelitian ini adalah: diduga mengestimasi model apakah
a. Uji Normalitas merupakan paramaeter yang benar
Uji normalitas perlu dilakukan atau tidak. Maksudnya parameter
guna menyelidiki dalam model tersebut bisa menerangkan sebagai
variabel bebas yang berpengaruh
8
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

terhadap variabel terikatnya variasi pengaruh semua variabel bebas


(Siregar, 2019). Variabel bebas dalam penelitian terhadap variabel
dinyatakan mempunyai pengaruh terikatnya. untuk mengetahui nilai
terhadap variabel terikatnya saat koefisien determinasi, dapat memakai
nilai t-tabel lebih kecil R-squared atau Adjusted R-square. Jika
dibandingkan nilai t-hitung. hanya satu variabel bebas yang
b. Uji F digunakan dalam penelitian, maka
Dilakukannya uji F guna digunakan nilai R-square. Namun jika
mengetahui estimasi model regresi variabel bebas dalam penelitian lebih
dalam penelitian ini layak dari satu, maka menggunakan nilai
dilakukan. Apa yang layak adalah Adjusted R-Square (Siregar, 2019).
apakah semua variabel independen
penelitian mempengaruhi variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
dependen pada waktu yang sama Berdasarkan hasil analisis dimana
(Siregar, 2019). Model estimasi sebelum mengetahui besarnya pengaruh
dikatakan layak apabila nilai F- antar variabel penelitian berikut penulis
hitung lebih besar daibandingkan sajikan hasil dari uji asumsi klasik:
nilai F-tabel.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) a. Uji Normalitas
Dilakukannya uji koefisien determinasi Hasil analisis berdasar uji
normalitas data adalah sebagai berikut:
guna mendapatkan keterangan tingkat
20
Series: Residuals
Sample 2008M02 2020M12
16 Observations 155

12 Jarque-Bera
1.671272
8

Probability
4
0.433599
0
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah


Gambar 6. Hasil Uji Normalitas

Dilihat dari hasil Uji Jarque Bera b. Uji Multikolinearitas


tersebut dapat ditemukan nilai probabilitas
Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas
jarque-bera sebesar 0,433599. Disebabkan
nilai probabilitas 0,433599 > 0,05 (nilai α). Centered
Variable
Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan VIF
bahwa residual dalam model penelitian ini NSBA 1.376338
NINFLASI 1.218118
terdistribusi normal. Sehingga dengan
NJUB 1.964447
menggunakan data tersebut dapat dilakukan NKURS 1.578476
analisis regresi linear. Sumber: Eviews 10, diolah
9
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

Berdasarkan hasil Uji tersebut dapat dalam bentuk logaritma dengan ρ.


diketahui nilai Varian Inflation Factor Transformasi data dilakukan dengan rumus:
(VIF) pada tiap variabel bebas. Seluruh
Nilai VIF pada variabel bebas tak ada 𝑛𝑋 = 𝐿𝑜𝑔(𝑋) − 𝜌 × 𝐿𝑜𝑔(𝑋(−1)) (1)
satupun nilainya lebih besar daripada 10. Dimana:
Jadi bisa disimpulkan variabel bebas dalam 𝑛𝑋 = nama variabel baru
penelitian ini terbebas dari gejala hasil transformasi
multikoliniearitas. 𝐿𝑜𝑔(𝑋) = hasil tranformasi data
bentuk logaritma pada
c. Uji Autokorelasi variabel
Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi 𝜌 = nilai ρ
𝐿𝑜𝑔(𝑋(−1)) = nilai lag hasil
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: tranformasi data bentuk
Prob. F(2,149) 0.0000 logaritma pada variabel
Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Dengan rumus nilai ρ
Sumber: Eviews 11, diolah 𝐷𝑊
𝜌 =1− (2)
2
Berdasarkan hasil Serial Dimana:
Correlation LM Test nilai Probabilitas Chi- 𝜌 = nilai ρ
Square sebesar 0,0000. Disebabkan nilai DW = nilai durbin-watson
probalitas 0,0000 < 0,05 (nilai α) sehingga statistik pada
bisa disimpulkan data model dalam transformasi data
penelitian ini mengandung gejala logaritma
autokorelasi. Sehingga peneliti mencoba
menyembuhkan gejala tersebut dengan Transformasi data dengan rumus
menggunakan transformasi data ke dalam tersebut dilakukan pada seluruh varibel
bentuk logaritma dan dilakukan uji dalam penelitian ini. Setalah itu dilakukan
kembali. uji kembali dengan menggunakan data hasil
tranformasi tersebut.
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi Setelah
Transformasi Data LOG Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Setelah
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: Transformasi Data LOG dengan ρ
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Prob. F(2,149) 0.0000
Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Prob. F(2,148) 0.6991
Durbin-Watson Stat 0.242382 Prob. Chi-Square(2) 0.6880

Sumber: Eviews 11, diolah Sumber: Eviews 11, diolah

Berdasarkan hasil Serial Correlation Berdasarkan hasil Serial


LM Test sesudah transformasi data dalam Correlation LM Test sesudah transformasi
bentuk logaritma nilai Probabilitas Chi- data dalam bentuk logaritma dengan ρ nilai
Square sebesar 0,0000. Disebabkan nilai Probabilitas Chi-Square sebesar 0,6880.
probabilitas 0,0000 < 0,05 (nilai α) Disebabkan nilai probalitas 0,6880 < 0,05
sehingga bisa disimpulkan data model (nilai α) sehingga bisa disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini masih mengandung data model dalam penelitian ini telah
gejala autokorelasi. Sehingga peneliti terbebas dari gejala autokorelasi.
mencoba menyembuhkan gejala tersebut
dengan menggunakan transformasi data ke
10
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

d. Uji Heteroskedastisitas 0,3879 > 0,05 (nilai α). Ini menjelaskan


secara parsial Suku Bunga Acuan
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas kepada Indeks Harga Saham Sektor
Heteroskedasticity Test: Harvey Keuangan menunjukkan tidak adanya
pengaruh.
Prob. F(4,150) 0.1393
2. Variabel Inflasi (INFLASI) diperoleh
Prob. Chi-Square(4) 0.0503
nilai t-hitung -0,682742 dan nilai
Sumber: Eviews 11, diolah probabilitas 0,4958. Dikarenakan nilai
t-hitung 0,682742 < 1,65494 (nilai t-
Berdasarkan hasil uji tabel) dan juga nilai probabilitas 0,4958
hederoskedastisitas dengan menggunakan > 0,05 (nilai α). Ini menjelaskan secara
metode harvey tersebut didapatkan nilai parsial Inflasi kepada Indeks Harga
Probabilitas Chi-Square yakni 0,l380. Saham Sektor Keuangan menunjukkan
Dikarenakan nilai probabilitas 0,1380 > tidak adanya pengaruh.
0,05 (nilai α) sehingga bisa disimpulkan 3. Variabel Jumlah Uang Beredar (JUB)
data penelitian ini tidak menunjukkan diperoleh nilai t-hitung 14,96862 dan
gejala heteroskedastisitas. nilai probabilitas 0,0000. Karena nilai t-
hitung 14,96862 > 1,65494 (nilai t-
Uji Hipotesis tabel) dan juga nilai probabilitas 0,0000
Pengujian hipotesis akan berfokus < 0,05 (nilai α). Ini menjelaskan secara
pada hasil regresi linear berganda untuk parsial Jumlah Uang Beredar kepada
dilakukan Uji t dan Uji F yang tersaji tabel Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
dibawah ini menunjukkan adanya pengaruh yang
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linear positif signifikan.
Berganda 4. Variabel Kurs USD/IDR (KURS)
diperoleh nilai t-hitung -10,57647 dan
Variable Coefficient t-Statistic Prob. nilai probabilitas 0,0000. Karena nilai t-
C -0.642786 -3.452873 0.0007
NSBA -0.102756 -0.865869 0.3879
hitung 10,57647 > 1,65494 (nilai t-
NINFLASI -0.024981 -0.682742 0.4958 tabel) dan juga nilai probabilitas 0,0000
NJUB 1.737245 14.96862 0.0000 < 0,05 (nilai α). Ini menjelaskan secara
NKURS -1.529561 -10.57647 0.0000 parsial Kurs USD/IDR kepada Indeks
R-squared 0.679289 Harga Saham Sektor Keuangan
Adjusted R-
squared
0.670737 menunjukkan adanya pengaruh yang
F-statistic 79.42769 negatif signifikan.
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews 11, diolah Uji F
Dilihat dari tabel 6, didapatkan nilai
Uji t F-statistik yakni 79,42769 serta nilai
Dilihat dari tabel 6, dapat ditemukan probabilitas F-statistik sebesar 0,000000.
nilai t-statistik serta nilai probabilitas pada Dalam model penelitian ini didapatkan nilai
semua variabel bebas. Nilai t-tabel dalam F-tabel sebesar 2,66. Karena nilai F-statistik
penelitian ini didapatkan sebesar 1,65494. 79,42769 > 2,66 (nilai F-tabel) dan juga
Sehingga pengujian hipotesis dapat nilai probabilitas 0,00000 < 0,05. Jadi
dilakukan sebagai berikut: disimpulkan model regresi dalam penelitian
1. Variabel Suku Bunga Acuan (SBA) yang diestimasi pantas dipakai dan mampu
diperoleh nilai t-hitung -0,865869 serta menerangkan secara simultan suku bunga
probabilitas sebesar 0,3879. acuan, inflasi, jumlah uang beredar, dan
Dikarenakan nilai t-hitung 0,865869 < kurs mampu mempengaruhi indeks harga
1,65494 (nilai t-tabel) serta probabilitas saham sektor keuangan.
11
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

Uji Koefisien Determinasi (R2) bunga acuan, inflasi, dan kurs dianggap
Dilihat dari tabel 6, ditemukan nilai tetap.
Adjusted R-Squared yakni 0,670373. Ini 5. Nilai Koefisien regresi variabel kurs
menjelaskan proporsi pengaruh variabel adalah sebesar -1,529561 maksudnya
suku bunga acuan, inflasi, jumlah uang saat kurs naik 1 rupiah mengakibatkan
beredar, dan kurs kepada variabel indeks indeks harga saham sektor keuangan
harga saham sektor keuangan sebesar turun 1,529561 rupiah. Dengan asumsi
67,03%. Namun lebihannya yakni 32,97% suku bunga acuan, inflasi, dan jumlah
dipengaruhi variabel lainnya yang tidak uang beredar dianggap tetap.
termasuk dalam penelitian ini.
Pengaruh Suku Bunga Acuan Terhadap
Analisis Regresi Linear Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
Dilihat dari tabel 6, didapatkan Hasil penelitian ini menyatakan
persamaan model regresi yakni: secara parsial Suku Bunga Acuan kepada
𝐼𝐻𝑆𝑒𝑘𝐾𝑒𝑢 = −0,643786 Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
+ (−0,102756)𝑆𝐵𝐴 menunjukkan tidak adanya pengaruh. Hasil
+ (−0,024981)𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 tersebut mempunyai kesamaan hasil
+ 1,737245𝐽𝑈𝐵 penelitian yang dikerjakan oleh
+ (−1,529561)𝐾𝑈𝑅𝑆 + 𝜀 (Puspitarani, 2016), (Wibisono &
Berdasarkan persamaan regresi di Octaviani, 2017), serta (Aristana, 2017).
atas, bisa dijelaskan bahwa: Tidak berpengaruhnya suku bunga
1. Nilai Konstanta sebesar -0,643786 acuan diakibatkan karena dalam sudut
maksudnya apabila suku bunga acuan, pandang investor naik turunnya suku bunga
inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs hanya digunakan untuk mengendalikan laju
dianggap tetap ataupun tak mengalami inflasi dan juga kurs. Suku bunga sendiri
perubahan maka indeks harga saham diatur oleh bank sentral dimana perusahaan
sektor keuangan nilainya sebesar - bidang jasa keuangan harus menyesuaikan.
0,643786. sehingga perusahaan bidang jasa keuangan
2. Nilai Koefisien regresi variabel suku sudah terbiasa menghadapi naik turunnya
bunga acuan adalah sebesar -0,102756 suku bunga dan telah mengetahui strategi
maksudnya saat suku bunga acuan naik yang harus dilakukan saat suku bunga
1% membuat indeks harga saham sektor acuan mengalami perubahan. Sehingga
keuangan turun 0,102756 rupiah. kinerja keuangannya pun terjaga meskipun
Dengan asumsi inflasi, jumlah uang suku bunga acuan mengalami perubahan.
beredar, dan kurs dianggap tetap. Sedangkan salah satu cara investor untuk
3. Nilai Koefisien regresi variabel inflasi melakukan analisa saham suatu perusahaan
adalah sebesar -0,024981 maksudnya cukup menganalisa kinerja keuangan
saat inflasi naik 1% membuat indeks perusahaan tersebut (Andes,
harga saham sektor keuangan turun Puspitaningtyas, & Prakoso, 2017).
0,024981 rupiah. Dengan asumsi suku Selain itu salah satu sub sektor
bunga acuan, jumlah uang beredar, dan dengan emiten terbanyak dari sektor
kurs dianggap tetap. keuangan yakni sub sektor perbankan tidak
4. Nilai Koefisien regresi variabel jumlah langsung merespon ketika suku bunga
uang beredar adalah 1,737245 acuan mengalami perubahan. Hal ini dapat
maksudnya saat jumlah uang beredar dibuktikan dengan berita online yang
naik 1 milyar rupiah maka indeks harga dipublikasikan oleh CNBC Indonesia yang
saham sektor keuangan meningkat menyatakan bahwa menurut Juda Agung
1,737245 rupiah. Dengan asumsi suku selaku Kepala Departemen Kebijakan
Makroprudensial Bank Indonesia
12
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

menegaskan penurunan suku bunga bank karena bank sentral Indonesia sendiri
sentral cepat atau lambat akan berfokus dalam mengendalikan laju inflasi
ditransmisikan ke suku bunga bank namun (Andes et al., 2017).
hal tersebut memerlukan waktu (Asmara,
2019). Selain itu pendapat ini didukung Pengaruh Jumlah Uang Beredar
oleh penelitian yang dikerjakan oleh Terhadap Indeks Harga Saham Sektor
(Audina, 2018) dengan hasil penelitiannya Keuangan
yang menjelaskan suku bunga acuan Hasil penelitian ini menyatakan
mampu menurunkan suku bunga kredit secara parsial Jumlah Uang Beredar kepada
bank umum namun dibutuhkan lagi waktu Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
tiga bulan. menunjukkan adanya pengaruh yang positif
signifikan. Hasil tersebut mempunyai
Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks kesamaan hasil penelitian yang dikerjakan
Harga Saham Sektor Keuangan oleh (Wibisono & Octaviani, 2017) serta
Hasil penelitian ini menyatakan (Agustina, 2020).
secara parsial Inflasi kepada Indeks Harga Ketika investor yang
Saham Sektor Keuangan menunjukkan menginvestasikan modalnya dalam saham
tidak adanya pengaruh. Hasil tersebut sektor keuangan melihat jumlah uang
mempunyai kesamaan hasil penelitian yang beredar sebagai tolak ukurnya sebagai
dikerjakan oleh (Puspitarani, 2016), keputusan berinvestasi. Sehingga ketika
(Farhana et al., 2019), Serta (Firda et al., jumlah uang beredar mengalami
2018). peningkatan akan menjadi sinyal positif
Dilihat dari tingkat keparahannya, untuk para investor yang akhirnya membuat
inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi para investor menambah porsi investasinya
ringan (ketika inflasi berada di bawah maupun investor baru untuk masuk ke
10%), inflasi sedang (ketika inflasi berada dalam saham sektor keuangan. Ini
di antara 10% hingga 30%), inflasi berat diakibatkan saat jumlah uang beredar naik
(ketika inflasi berada di antara 30% hingga menjadi pertanda naiknya produktivitas
100%), dan hyper inflasi (ketika inflasi perekonomian Indonesia yang membuat
berada di atas 100%) (Fadilla, 2017). Tidak banyak lapangan kerja tersedia serta
berpengaruhnya inflasi dikarenakan inflasi membuat pendapatan masyarakat
selalu di bawah 10% meskipun pada bulan meningkat. Sehingga dengan naiknya
Mei 2008 hingga Desember 2008 sempat jumlah uang beredar akan membuat
naik pada 10% ke atas namun setelah itu ketidakseimbangan portofolio.
inflasi tidak pernah menembus 10%. Ketidakseimbangan portofolio yang
Sehingga sejak tahun 2008 – 2020 inflasi di dimaksud adalah uang kas yang dipegang
Indonesia tergolong inflasi ringan. menjadi berlebih (Rahmatika, 2019). Hal
Sedangkan dalam sudut pandang investor ini dibuktikan dengan teori persediaan kas
ketika inflasi masih berada di bawah 10% oleh Alfred Marshall yang menyatakan
masih dikatakan dalam kondisi yang wajar jumlah persediaan kas disimpan dari
dan juga bukan hal penentu atau penjelas sebagian pendapatan. Persediaan kas
yang akan merubah return akan saham. tergantung pada jumlah pendapatan dan
Oleh karena itu investor lebih melihat tingkat suku bunga pasar. Sehingga
langkah perusahaan dalam meningkatkan pendapatan, persediaan kas, dan harga
labanya agar memberikan return yang barang berbanding lurus dengan jumlah
tinggi untuk para investor. Selain itu uang beredar (Nursasi, 2015). Uang kas
investorpun percaya bahwa perusahaan jasa yang berlebih akan memicu investor untuk
keuangan mempunyai langkah khusus menggunakan dananya sebagai dana
dalam menghadapi inflasi di Indonesia investasi pada saham. Sehingga ketika
13
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

permintaan terus mengalami peningkatan dimana pada perusahaan yang terlibat


maka akan membuat harga saham langsung dengan ekspor impor saat kurs
mengalami kenaikan. Selain itu jumlah melemah membuat meningkatnya ekspor
uang beredar terdiri dari uang giral, uang yang kemudian akan meningkatkan
kartal, uang kuasi, dan surat berharga. profitabilitasnya. Dengan meningkatnya
Peningkatan pada uang kuartal menandakan profitabilitas membuat harga sahamnya
bahwa meningkatnya konsumsi masyarakat mengalami peningkatan (Wibisono &
akibat naiknya pendapatan tersebut. Octaviani, 2017).
Sementara saat uang kuasi, uang giral, dan
surat berharga meningkat menjadi pertanda
bahwa dengan meningkatnya jumlah uang SIMPULAN
beredar memperlihatkan masyarakat yang Penelitian ini bertujuan untuk
menyisihkan pendapatannya untuk melihat apakah suku bunga acuan, inflasi,
ditabung dan atau diinvestasikan jumlah uang beredar, dan kurs mampu
(Rahmatika, 2019). mempengaruhi indeks harga saham sektor
keuangan baik secara parsial maupun
Pengaruh Kurs Terhadap Indeks Harga simultan. Setelah dilakukan analisis
Saham Sektor Keuangan memakai alat analisis regresi linier
Hasil penelitian ini menyatakan berganda, kemudian ditemukan hasil
secara parsial Kurs kepada Indeks Harga penelitian secara parsial suku bunga acuan
Saham Sektor Keuangan menunjukkan dan inflasi kepada indeks harga saham
adanya pengaruh yang negatif signifikan. sektor keuangan menunjukkan tidak adanya
Hasil tersebut mempunyai kesamaan hasil pengaruh. Secara parsial jumlah uang
penelitian yang dikerjakan oleh (Wibisono beredar kepada indeks harga saham sektor
& Octaviani, 2017) serta (Puspitarani, keuangan menunjukkan adanya pengaruh
2016). yang positif signifikan. Namun secara
Ketika investor yang parsial kurs kepada indeks harga saham
menginvestasikan modalnya dalam saham sektor keuangan menunjukkan adanya
sektor keuangan melihat kurs sebagai tolak pengaruh yang negatif signifikan. Secara
ukurnya sebagai keputusan berinvestasi. simultan suku bunga acuan, inflasi, jumlah
maka saat kurs terdepresiasi menjadi uang beredar, dan kurs mampu
sentimen negatif untuk investor yang mempengaruhi indeks harga saham sektor
akhirnya membuat para investor lebih keuangan secara signifikan.
memilih keluar dari saham sektor Penelitian ini bisa dijadikan bahan
keuangan. Hal ini terjadi ketika emiten yang pertimbangan investor untuk membuat
masuk dalam sektor keuangan memiliki keputusan berinvestasinya. Penelitian ini
liabilitas dalam bentuk US dollar dan menggunakan indeks sektor keuangan.
produk didominasi oleh konsumen dalam Diharapkan pada penelitian yang akan
negeri sehingga liabilitas semakin datang bisa memakai indeks lain guna
membesar dengan sendirinya akibat kurs memperoleh penjelasan yang lebih lengkap
yang terdepresiasi. Dengan meningkatnya tentang tiap sektor yang ada di Bursa Sahan
liabilitas tersebut membuat investor Indonesia. serta disektor keuangan
mempertimbangkan untuk keluar dari didominasi oleh sub sektor perbankan
saham tersebut maupun untuk tidak sehingga diharapkan bagi penelitian
membeli saham dalam sektor keuangan. selanjutnya untuk meneliti sektor keuangan
Hal ini akan mengakibatkan melemahnya tanpa memasukkan sub sektor perbankan
harga saham sektor keuangan. Selain itu agar dapat mendapatkan hasil yang lebih
perusahaan sektor keuangan tidak berkaitan jelas lagi pada sektor keuangan. Diharapkan
langsung dengan kegiatan ekspor impor, pada penelitian selanjutnya ditambahkan
14
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

variabel yang lebih variatif seperti PDB, Fadilla. (2017). Perbandingan Teori Inflasi
Dana Pihak Ketiga, dan lainnya. Dalam Perspektif Islam dan
Konvensional. Islamic Banking, 2(2),
1–14.
REFERENSI Farhana, S., Paramita, R. W. D., &
Agustina, L. D. (2020). Pengaruh Indikator Yatminiwati, M. (2019). Pengaruh
Makroekonomi Terhadap Return Kurs Valuta Asing, Inflasi Dan Jumlah
Indeks Saham Sektor Keuangan di Uang Beredar Terhadap Indeks Harga
Bursa Efek Indonesia Periode 2011- Saham Sektor Keuangan Pada
2015. Jurnal Riset Ekonomi Dan Perusahaan Bank Konvesional Yang
Manajemen, 18(1), 27–43. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Andes, S. L., Puspitaningtyas, Z., & Periode 2014 – 2017. Counting:
Prakoso, A. (2017). Pengaruh Inflasi, Journal of Accounting, 2(2), 48–54.
Kurs Rupiah dan Suku Bunga terhadap Firda, F., Purnomo, H., & Murniati, W.
Return Saham Perusahaan (2018). Pengaruh Kurs Valuta Asing
Manufaktur. Jurnal Akuntansi dan Inflasi Terhadap Indeks Harga
Keuangan Dan Bisnis, 10(2), 8–16. Saham Sektor Keuangan (Pada
Aristana, C. (2017). Pengaruh Variabel- Perusahaan Perbankan Konvensional
Variabel Makro Ekonomi Terhadap yang Terdaftar di BEI). Jurnal Riset
Indeks Harga Saham Gabungan di Akuntansi, 1(2), 162–171.
Sektor Keuangan Tahun 2006 - 2016. Kusnandar, D. L., & Bintari, V. I. (2020).
Universitas Pelita Harapan. Perbandingan Abnormal Return
Asmara, C. G. (2019, September 21). Saham Sebelum dan Sesudah
Bunga Acuan BI Turun, Bunga Bank Perubahan Waktu Perdagangan
Kapan? Retrieved November 19, Selama Pandemi Covid-19. Jurnal
2021, from CNBC Indonesia website: Pasar Modal Dan Bisnis, 2(2), 195–
https://www.cnbcindonesia.com/mark 202.
et/20190921182627-17- Maulana, D. (2016). Pengaruh Nilai Tukar
101220/bunga-acuan-bi-turun-bunga- IDR/USD dan Indeks Harga Saham
bank-kapan Gabungan (IHSG) Terhadap Indeks
Audina, R. (2018). Efektivitas Suku Bunga Harga Saham Sektoral (IHSS) (Studi
Acuan Kebijakan Moneter BI 7-Days Pada Sektor Keuangan dan Property
Reverse Repo Rate Terhadap & Real Estate Tahun 2012-2015).
Penurunan Suku Bunga Kredit UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Perbankan di Indonesia. Universitas MAULANA MALIK IBRAHIM
Padjadjaran. MALANG.
Badan Pusat Statistik. (2021). Pertumbuhan Mukhlis, F., & Fakhruddin. (2018). Studi
Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020. Literatur Velositas Uang. Jurnal
Jakarta. Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi,
Baroroh, U. (2012). Analisis Sektor 3(1), 31–39.
Keuangan Terhadap Pertumbuhan Munawar, A. H. (2019). Firm Age
Ekonomi Regional di Wilayah Jawa: Memoderasi ROE dan DER terhadap
Pendekatan Model Levine. Jurnal Kebijakan Dividen Berdasarkan
Etikonomi, 11(2), 180–195. Indeks IDX High Dividend 20.
Bursa Efek Indonesia. (2019). IDX Stock JURNAL AKUNTANSI, 14(1).
Index Handbook V1.1. Jakarta. Munawar, A. H., & Maulana, Y. S. (2020).
Bursa Efek Indonesia. (2021). IDX Stock Analisis Kinerja Saham Sebagai
Index Handbook V1.2. Jakarta. Dampak Dari Determinasi Non
Performing Loan Terhadap
15
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

Profitabilitas. AdBispreneur, 4(2). (1st ed.; C. M. Firdausy, Ed.). Jakarta:


https://doi.org/10.24198/adbispreneur. P3DI Setjen DPR RI dan Azza
v4i2.19365 Grafika.
Nursasi, C. (2015). Keefektifan Siregar, R. (2019). Pengaruh Deviden Per
Pembelajaran Kooperaif Tipe Think Share, Net Profit Margin dan Return
Pairand Share (TPS) Terhadap On Equity Terhadap Harga Saham
Kemampuan Berpikir Kritis Materi Perusahaan Manufaktur yang
Permintaan Dan Penawaran Uang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Periode 2014-2016. Jurnal Education
Rembang KABUPATEN and Development, 7(2), 29–38.
PURBALINGGA TAHUN Sugema, I. (2012). Krisis Keuangan Global
PELAJARAN 2014/2015. Universitas 2008-2009 dan Implikasinya pada
Negeri Semarang. Perekonomian Indonesia. Jurnal Ilmu
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Perbankan Pertanian Indonesia, 17(3), 145–152.
Seri Literasi Keuangan (2nd ed.). Sugiyanto, S. C., & Robiyanto. (2020).
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Integrasi Dinamis Pasar Modal
Patar, A., Darminto, & Saifi, M. (2014). Indonesia dengan Pasar Modal
Faktor Internal dan Eksternal yang International pada Masa Pandemi
Mempengaruhi Pergerakan Harga Covid-19. AFRE (Accounting and
Saham (Studi Pada Saham-Saham Financial Review), 3(2), 143–151.
Indeks LQ45 Periode 2009 - 2013). https://doi.org/10.26905/afr.v3i2.5551
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Suhendra, N., & Fakhruddin. (2017). Studi
11(1), 1–9. Literatur Pentingnya Stabilitas Pasar
Purba, F. Y. (2020). Analisis Pengaruh Keuangan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Laju Inflasi, Kurs Dan Straits Times (JIM), 2(3), 12–26.
Index Terhadap Indeks Harga Saham Surgawati, I., Munawar, A. H., & Rahmani,
Sektor Keuangan yang Terdaftar di D. A. (2019). Firm Size Memoderasi
BEI Periode 2005-2015. Pengaruh Return on Equity Terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA Harga Saham. Jurnal Ekonomi
UTARA. Manajemen Universitas Siliwangi,
Puspitarani, S. (2016). Analisis Pengaruh 5(1).
Inflasi, Bi Rate, Kurs Rupiah/US$, dan Tambunan, D. (2020). Investasi Saham di
Harga Emas Dunia Terhadap Indeks Masa Pandemi COVID-19. Widya
Harga Saham Sektor Keuangan Pada Cipta, Jurnal Sekretari Dan
Bursa Efek Indonesia Periode 2010- Manajemen, 4(2), 117–123.
2014. UNIVERSITAS Utari, G. A. D., S., R. C., & Pambudi, S.
DIPONEGORO. (2015). Inflasi di Indonesia :
Rahmatika, N. (2019). Pengaruh Jumlah Karakteristik dan Pengendaliannya.
Uang Beredar, Kurs US Dollar Dan Jakarta: BI Institute.
Indeks Harga Konsumen Terhadap Wibisono, B. S., & Octaviani, D. (2017).
Indeks Harga Saham Sektor Analisis Pengaruh Variabel
Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia. Makroekonomi Terhadap Indeks
Media Ekonomi, 25(2), 93. Harga Saham Properti Dan Keuangan
https://doi.org/10.25105/me.v25i2.48 di Indonesia. Media Ekonomi, 25(2),
92 133–146.
Rasbin, Ginting, A. M., Mauleny, A. T., Wiradhama, M. S., & Sudjarni, L. K.
Sayekti, N. W., Lisnawati, & Satya, V. (2016). Pengaruh Tingkat Suku
E. (2015). Peran Sektor Keuangan Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs
Terhadap Perekonomian Indonesia Rupiah Dan Produk Domestik Bruto
16
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16

Terhadap Return Saham. E-Jurnal


Manajemen Universitas Udayana,
5(6), 3392.

You might also like