Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The financial crisis that occurred in 2008 resulted in a decline in the IHSG and also the exchange
rate of the rupiah against the US dollar soared drastically. In addition, the Covid-19 pandemic entered
Indonesia in 2020. At that time, GDP and also the IHSG experienced a decline. All sectors experienced
a decline but the financial sector experienced an increase. In addition, the financial sector is the key to
boosting the economy. The monetary variables used in this study are the reference interest rate,
inflation, the money supply, and the USD/IDR exchange rate. This study was conducted to analyze the
effect of Interest Rates, Inflation, Money Supply, and the USD/IDR Exchange Rate on the Financial
Sector Stock Price Index partially and simultaneously with quantitative research methods and
secondary data types from 2008 to 2020 on a monthly basis. This study uses multiple linear regression
analysis tools. This study obtained the results that the Reference Interest Rate and Inflation variables
to the Financial Sector Stock Price Index showed no effect. However, the variable Amount of Money in
the Financial Sector Stock Price Index shows a significant positive effect and the Exchange Rate
variable on the Financial Sector Stock Price Index shows a significant negative effect.
Keywords: financial sector stock price index; interest rate; inflation; money supply; exchange rate.
ABSTRAK
Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008 mengakibatan IHSG mengalami penurunan dan juga
nilai kurs rupiah terhadap US dollar melonjak dratis. Selain itu, Pandemi Covid-19 memasuki indonesia
pada tahun 2020. Pada saat itu PDB dan juga IHSG mengalami penurunan. Seluruh sektor mengalami
penurunan namun sektor keuangan mengalami kenaikan. Selain itu sektor keuangan menjadi kunci
untuk meningkatkan perekonomian. Variabel moneter yang dipakai dalam penelitian ini yakni suku
bunga acuan, inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs USD/IDR. Dilakukannya penelitian ini guna
menganalisis pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Kurs USD/IDR kepada Indeks
Harga Saham Sektor Keuangan secara parsial dan simultan dengan metode penelitian kuantitatif serta
jenis datanya data sekunder dari tahun 2008 hingga tahun 2020 secara bulanan. Penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Penelitian ini mendapatkan hasil yakni variabel
Suku Bunga Acuan dan Inflasi kepada Indeks Harga Saham Sektor Keuangan menunjukkan tidak
adanya pengaruh. Namun variabel Jumlah Uang Beredar kepada Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan serta variabel Kurs kepada Indeks Harga Saham
Sektor Keuangan menunjukkan adanya pengaruh yang negatif signifikan.
Kata Kunci: indeks harga saham sektor keuangan; suku bunga; inflasi; jumlah uang beredar; kurs.
1
2
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16
1600.00
1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
Grafik di atas merupakan nilai Saifi, 2014) (Munawar & Maulana, 2020;
indeks harga saham sektor keuangan sejak Surgawati, Munawar, & Rahmani, 2019)
awal tahun 2008 sampai akhir tahun 2020. Suku bunga menjadi salah satu
Berdasarkan data tersebut indeks harga faktor yang menjadi pengaruh keputusan
saham sektor keuangan mengalami tren ekonomi seseorang serta pengusaha untuk
naik meskipun pada saat memasuki tahun melakukan investasi. Saat suku bunga
2020 mengalami penurunan yang cukup tinggi, masyarakat menjadi cenderung
tajam. Namun pada bulan Mei tahun 2020 meletakkan uangnya di bank dikarenakan
indeks harga saham sektor keuangan mulai memperoleh bunga yang tinggi. Namun
kembali mengalami tren naik. Penurunan ketika suku bunga rendah, masyarakat lebih
yang tajam tersebut diakibatkan oleh memilih tidak lagi meletakkan uangnya di
terjadinya kasus Covid-19 pertama di bank dan akan mengambil uang mereka
Indonesia. Hal tersebut membuat investor demi memperoleh alternatif lain yang lebih
mulai ragu untuk berinvestasi di pasar menguntungkan seperti saham. Suku bunga
modal termasuk di sektor keuangan. acuan di Indonesia menggunakan BI Rate.
Harga saham berlaku yang Namun, Sejak 19 Agustus 2016 Bank
berfluktuasi dipengaruhi faktor internal Indonesia menetapkan suku bunga acuan
serta eksternal. Faktor internal di antaranya baru yakni BI 7-day (Reverse) Repo Rate
yakni penarikan produk baru, perubahan untuk mengganti BI Rate serta disingkat
harga, pergantian manajer, pendanaan, dengan BI7DRR. BI7DRR dijadikan suku
ekspansi pabrik, merger, pengumuman bunga acuan baru karena mampu
laporan keuangan perusahaan dan mempengaruhi sektor riil pasar uang, dan
pemogokan tenaga kerja, dan juga faktor perbankan secara cepat. Instrumen BI7DRR
eksternal yaitu pergejolakan politik di mempunyai kaitan yang lebih kuat terhadap
dalam negeri, kondisi perekonomian, suku bunga pasar uang (Otoritas Jasa
inflasi, suku bunga, kurs valuta asing serta Keuangan, 2019). Sehingga diduga suku
pemerintahan yang melakukan regulasi dan bunga acuan memiliki pengaruh kepada
deregulasi ekonomi (Patar, Darminto, & indeks harga saham sektor keuangan.
4
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16
10
10
0
Jan-10
Jan-17
Jan-08
Jan-09
Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Jan-15
Jan-16
Jan-18
Jan-19
Jan-20
Jan-17
Jan-18
Jan-19
Jan-20
Dilihat dari grafik di atas, sudah kepada indeks harga saham sektor
terlihat jelas bahwa data mengalami tren keuangan menunjukkan tidak adanya
naik. Volatilitas datanya pun sangat rendah pengaruh. Namun penelitian yang
sehingga tren datanya lebih mudah dibaca. dikerjakan (Wibisono & Octaviani, 2017)
Berdasarkan penelitian yang dikerjakan serta (Agustina, 2020) yang melihat
(Farhana et al., 2019) menjelaskan yang pengaruh jumlah uang beredar kepada
melihat pengaruh jumlah uang beredar indeks harga saham sektor keuangan
6
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dengan sendirinya (Wiradhama & Sudjarni,
signifikan. 2016). Semakin besar utang yang dimiliki
Kurs yaitu taraf nilai mata uang saat perusahaan mengakibatkan investor ragu
nilai mata uang domestik dikonversikan ke untuk menginvestasikan dananya kepada
dalam nilai mata uang negara lain. perusahaan tersebut. Sehingga investor
melemahnya kurs mata uang domestik akan akan mencari produk investasi lain untuk
merugikan perusahaan yang mempunyai menginvestasikan dana yang dimiliki.
utang luar negeri namun produknya Sehingga diduga kurs memiliki pengaruh
mayoritas diperdagangkan di dalam negeri. kepada indeks harga saham sektor
sehingga membuat utang luar negeri keuangan.
tersebut menjadi semakin membesar
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Jan-14
Jan-08
Jan-09
Jan-10
Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-15
Jan-16
Jan-17
Jan-18
Jan-19
Jan-20
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Gambar 5. Pergerakan Kurs USD/IDR Pada Tahun 2008 -2020
Dilihat dari grafik di atas, terlihat pada penurunan pertumbuhan ekonomi dan
tren data tersebut berada dalam tren naik. IHSG. Untuk mengatasi krisis dan
Meskipun data sempat mengalami sideways mencapai stabilitas ekonomi, bank sentral
pada bulan Maret 2010 hingga Juni 2012 mengeluarkan kebijakan moneter. Sektor
namun setelah itu data selalu mengalami keuangan pun menjadi peranan penting
kenaikan. berdasarkan penelitian yang dalam pembangunan ekonomi. Sehingga
dikerjakan (Firda et al., 2018), (Farhana et dengan adanya kebijakan tersebut apakah
al., 2019), serta (Maulana, 2016) yang suku bunga acuan, inflasi, jumlah uang
melihat pengaruh kurs kepada indeks harga beredar, dan kurs mampu mempengaruhi
saham sektor keuangan menunjukkan tidak harga saham pada sektor keuangan. Karena
adanya pengaruh. Namun penelitian yang dalam mengatasi krisis tersebut salah satu
dikerjakan (Purba, 2020) serta (Wibisono & caranya adalah melalui ekonomi
Octaviani, 2017) yang melihat pengaruh moneternya. Dilakukannya penelitian ini
suku bunga acuan kepada indeks harga guna menganalisis pengaruh suku bunga
saham sektor keuangan menunjukkan acuan, inflasi, jumlah uang beredar, dan
adanya pengaruh yang signifikan. kurs kepada Indeks Harga Saham Sektor
Setelah dijelaskan fenomena yang Keuangan secara parsial serta secara
terjadi, peneliti berminat untuk simultan.
menganalisis lebih lanjut tentang suku
bunga acuan BI Rate yang telah diubah
menjadi BI7DRR, inflasi, jumlah uang METODE PENELITIAN
beredar, dan kurs USD/IDR kepada indeks Jenis penelitian yang dipakai
harga saham sektor keuangan. Karena merupakan penelitian kuantitatif memakai
seringkali negara-negara didunia seperti alat analisis regresi linear berganda metode
Indonesia dilanda krisis yang berakibat One Least Square (OLS). Variabel moneter
7
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16
12 Jarque-Bera
1.671272
8
Probability
4
0.433599
0
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10
Uji Koefisien Determinasi (R2) bunga acuan, inflasi, dan kurs dianggap
Dilihat dari tabel 6, ditemukan nilai tetap.
Adjusted R-Squared yakni 0,670373. Ini 5. Nilai Koefisien regresi variabel kurs
menjelaskan proporsi pengaruh variabel adalah sebesar -1,529561 maksudnya
suku bunga acuan, inflasi, jumlah uang saat kurs naik 1 rupiah mengakibatkan
beredar, dan kurs kepada variabel indeks indeks harga saham sektor keuangan
harga saham sektor keuangan sebesar turun 1,529561 rupiah. Dengan asumsi
67,03%. Namun lebihannya yakni 32,97% suku bunga acuan, inflasi, dan jumlah
dipengaruhi variabel lainnya yang tidak uang beredar dianggap tetap.
termasuk dalam penelitian ini.
Pengaruh Suku Bunga Acuan Terhadap
Analisis Regresi Linear Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
Dilihat dari tabel 6, didapatkan Hasil penelitian ini menyatakan
persamaan model regresi yakni: secara parsial Suku Bunga Acuan kepada
𝐼𝐻𝑆𝑒𝑘𝐾𝑒𝑢 = −0,643786 Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
+ (−0,102756)𝑆𝐵𝐴 menunjukkan tidak adanya pengaruh. Hasil
+ (−0,024981)𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 tersebut mempunyai kesamaan hasil
+ 1,737245𝐽𝑈𝐵 penelitian yang dikerjakan oleh
+ (−1,529561)𝐾𝑈𝑅𝑆 + 𝜀 (Puspitarani, 2016), (Wibisono &
Berdasarkan persamaan regresi di Octaviani, 2017), serta (Aristana, 2017).
atas, bisa dijelaskan bahwa: Tidak berpengaruhnya suku bunga
1. Nilai Konstanta sebesar -0,643786 acuan diakibatkan karena dalam sudut
maksudnya apabila suku bunga acuan, pandang investor naik turunnya suku bunga
inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs hanya digunakan untuk mengendalikan laju
dianggap tetap ataupun tak mengalami inflasi dan juga kurs. Suku bunga sendiri
perubahan maka indeks harga saham diatur oleh bank sentral dimana perusahaan
sektor keuangan nilainya sebesar - bidang jasa keuangan harus menyesuaikan.
0,643786. sehingga perusahaan bidang jasa keuangan
2. Nilai Koefisien regresi variabel suku sudah terbiasa menghadapi naik turunnya
bunga acuan adalah sebesar -0,102756 suku bunga dan telah mengetahui strategi
maksudnya saat suku bunga acuan naik yang harus dilakukan saat suku bunga
1% membuat indeks harga saham sektor acuan mengalami perubahan. Sehingga
keuangan turun 0,102756 rupiah. kinerja keuangannya pun terjaga meskipun
Dengan asumsi inflasi, jumlah uang suku bunga acuan mengalami perubahan.
beredar, dan kurs dianggap tetap. Sedangkan salah satu cara investor untuk
3. Nilai Koefisien regresi variabel inflasi melakukan analisa saham suatu perusahaan
adalah sebesar -0,024981 maksudnya cukup menganalisa kinerja keuangan
saat inflasi naik 1% membuat indeks perusahaan tersebut (Andes,
harga saham sektor keuangan turun Puspitaningtyas, & Prakoso, 2017).
0,024981 rupiah. Dengan asumsi suku Selain itu salah satu sub sektor
bunga acuan, jumlah uang beredar, dan dengan emiten terbanyak dari sektor
kurs dianggap tetap. keuangan yakni sub sektor perbankan tidak
4. Nilai Koefisien regresi variabel jumlah langsung merespon ketika suku bunga
uang beredar adalah 1,737245 acuan mengalami perubahan. Hal ini dapat
maksudnya saat jumlah uang beredar dibuktikan dengan berita online yang
naik 1 milyar rupiah maka indeks harga dipublikasikan oleh CNBC Indonesia yang
saham sektor keuangan meningkat menyatakan bahwa menurut Juda Agung
1,737245 rupiah. Dengan asumsi suku selaku Kepala Departemen Kebijakan
Makroprudensial Bank Indonesia
12
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16
menegaskan penurunan suku bunga bank karena bank sentral Indonesia sendiri
sentral cepat atau lambat akan berfokus dalam mengendalikan laju inflasi
ditransmisikan ke suku bunga bank namun (Andes et al., 2017).
hal tersebut memerlukan waktu (Asmara,
2019). Selain itu pendapat ini didukung Pengaruh Jumlah Uang Beredar
oleh penelitian yang dikerjakan oleh Terhadap Indeks Harga Saham Sektor
(Audina, 2018) dengan hasil penelitiannya Keuangan
yang menjelaskan suku bunga acuan Hasil penelitian ini menyatakan
mampu menurunkan suku bunga kredit secara parsial Jumlah Uang Beredar kepada
bank umum namun dibutuhkan lagi waktu Indeks Harga Saham Sektor Keuangan
tiga bulan. menunjukkan adanya pengaruh yang positif
signifikan. Hasil tersebut mempunyai
Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks kesamaan hasil penelitian yang dikerjakan
Harga Saham Sektor Keuangan oleh (Wibisono & Octaviani, 2017) serta
Hasil penelitian ini menyatakan (Agustina, 2020).
secara parsial Inflasi kepada Indeks Harga Ketika investor yang
Saham Sektor Keuangan menunjukkan menginvestasikan modalnya dalam saham
tidak adanya pengaruh. Hasil tersebut sektor keuangan melihat jumlah uang
mempunyai kesamaan hasil penelitian yang beredar sebagai tolak ukurnya sebagai
dikerjakan oleh (Puspitarani, 2016), keputusan berinvestasi. Sehingga ketika
(Farhana et al., 2019), Serta (Firda et al., jumlah uang beredar mengalami
2018). peningkatan akan menjadi sinyal positif
Dilihat dari tingkat keparahannya, untuk para investor yang akhirnya membuat
inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi para investor menambah porsi investasinya
ringan (ketika inflasi berada di bawah maupun investor baru untuk masuk ke
10%), inflasi sedang (ketika inflasi berada dalam saham sektor keuangan. Ini
di antara 10% hingga 30%), inflasi berat diakibatkan saat jumlah uang beredar naik
(ketika inflasi berada di antara 30% hingga menjadi pertanda naiknya produktivitas
100%), dan hyper inflasi (ketika inflasi perekonomian Indonesia yang membuat
berada di atas 100%) (Fadilla, 2017). Tidak banyak lapangan kerja tersedia serta
berpengaruhnya inflasi dikarenakan inflasi membuat pendapatan masyarakat
selalu di bawah 10% meskipun pada bulan meningkat. Sehingga dengan naiknya
Mei 2008 hingga Desember 2008 sempat jumlah uang beredar akan membuat
naik pada 10% ke atas namun setelah itu ketidakseimbangan portofolio.
inflasi tidak pernah menembus 10%. Ketidakseimbangan portofolio yang
Sehingga sejak tahun 2008 – 2020 inflasi di dimaksud adalah uang kas yang dipegang
Indonesia tergolong inflasi ringan. menjadi berlebih (Rahmatika, 2019). Hal
Sedangkan dalam sudut pandang investor ini dibuktikan dengan teori persediaan kas
ketika inflasi masih berada di bawah 10% oleh Alfred Marshall yang menyatakan
masih dikatakan dalam kondisi yang wajar jumlah persediaan kas disimpan dari
dan juga bukan hal penentu atau penjelas sebagian pendapatan. Persediaan kas
yang akan merubah return akan saham. tergantung pada jumlah pendapatan dan
Oleh karena itu investor lebih melihat tingkat suku bunga pasar. Sehingga
langkah perusahaan dalam meningkatkan pendapatan, persediaan kas, dan harga
labanya agar memberikan return yang barang berbanding lurus dengan jumlah
tinggi untuk para investor. Selain itu uang beredar (Nursasi, 2015). Uang kas
investorpun percaya bahwa perusahaan jasa yang berlebih akan memicu investor untuk
keuangan mempunyai langkah khusus menggunakan dananya sebagai dana
dalam menghadapi inflasi di Indonesia investasi pada saham. Sehingga ketika
13
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16
variabel yang lebih variatif seperti PDB, Fadilla. (2017). Perbandingan Teori Inflasi
Dana Pihak Ketiga, dan lainnya. Dalam Perspektif Islam dan
Konvensional. Islamic Banking, 2(2),
1–14.
REFERENSI Farhana, S., Paramita, R. W. D., &
Agustina, L. D. (2020). Pengaruh Indikator Yatminiwati, M. (2019). Pengaruh
Makroekonomi Terhadap Return Kurs Valuta Asing, Inflasi Dan Jumlah
Indeks Saham Sektor Keuangan di Uang Beredar Terhadap Indeks Harga
Bursa Efek Indonesia Periode 2011- Saham Sektor Keuangan Pada
2015. Jurnal Riset Ekonomi Dan Perusahaan Bank Konvesional Yang
Manajemen, 18(1), 27–43. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Andes, S. L., Puspitaningtyas, Z., & Periode 2014 – 2017. Counting:
Prakoso, A. (2017). Pengaruh Inflasi, Journal of Accounting, 2(2), 48–54.
Kurs Rupiah dan Suku Bunga terhadap Firda, F., Purnomo, H., & Murniati, W.
Return Saham Perusahaan (2018). Pengaruh Kurs Valuta Asing
Manufaktur. Jurnal Akuntansi dan Inflasi Terhadap Indeks Harga
Keuangan Dan Bisnis, 10(2), 8–16. Saham Sektor Keuangan (Pada
Aristana, C. (2017). Pengaruh Variabel- Perusahaan Perbankan Konvensional
Variabel Makro Ekonomi Terhadap yang Terdaftar di BEI). Jurnal Riset
Indeks Harga Saham Gabungan di Akuntansi, 1(2), 162–171.
Sektor Keuangan Tahun 2006 - 2016. Kusnandar, D. L., & Bintari, V. I. (2020).
Universitas Pelita Harapan. Perbandingan Abnormal Return
Asmara, C. G. (2019, September 21). Saham Sebelum dan Sesudah
Bunga Acuan BI Turun, Bunga Bank Perubahan Waktu Perdagangan
Kapan? Retrieved November 19, Selama Pandemi Covid-19. Jurnal
2021, from CNBC Indonesia website: Pasar Modal Dan Bisnis, 2(2), 195–
https://www.cnbcindonesia.com/mark 202.
et/20190921182627-17- Maulana, D. (2016). Pengaruh Nilai Tukar
101220/bunga-acuan-bi-turun-bunga- IDR/USD dan Indeks Harga Saham
bank-kapan Gabungan (IHSG) Terhadap Indeks
Audina, R. (2018). Efektivitas Suku Bunga Harga Saham Sektoral (IHSS) (Studi
Acuan Kebijakan Moneter BI 7-Days Pada Sektor Keuangan dan Property
Reverse Repo Rate Terhadap & Real Estate Tahun 2012-2015).
Penurunan Suku Bunga Kredit UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Perbankan di Indonesia. Universitas MAULANA MALIK IBRAHIM
Padjadjaran. MALANG.
Badan Pusat Statistik. (2021). Pertumbuhan Mukhlis, F., & Fakhruddin. (2018). Studi
Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020. Literatur Velositas Uang. Jurnal
Jakarta. Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi,
Baroroh, U. (2012). Analisis Sektor 3(1), 31–39.
Keuangan Terhadap Pertumbuhan Munawar, A. H. (2019). Firm Age
Ekonomi Regional di Wilayah Jawa: Memoderasi ROE dan DER terhadap
Pendekatan Model Levine. Jurnal Kebijakan Dividen Berdasarkan
Etikonomi, 11(2), 180–195. Indeks IDX High Dividend 20.
Bursa Efek Indonesia. (2019). IDX Stock JURNAL AKUNTANSI, 14(1).
Index Handbook V1.1. Jakarta. Munawar, A. H., & Maulana, Y. S. (2020).
Bursa Efek Indonesia. (2021). IDX Stock Analisis Kinerja Saham Sebagai
Index Handbook V1.2. Jakarta. Dampak Dari Determinasi Non
Performing Loan Terhadap
15
Muhammad Afdha Alif Almughni, Tony Seno Aji/ BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 3 (1) (Februari 2022) 1-16