You are on page 1of 8

BAB IV

Metodologi Penelitian
4.1 Ruang Lingkup
Metode penelitian menurut Sugiyono (2005) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Penelitian ini
menggunakan metode survei (kerlinger dalam sugiyono, 2005) yaitu penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
populasi yang ada, sehingga ditentukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-
hubungan antar variabel.
penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang analisis
pengaruh elemen brand ekuitas seperti kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek,
dan persepsi kualitas terhadap pengaruh keputusan pembelian produk smartphone.
4.2 Variabel dan Definisi Operasional Variable
4.2.1 variabel penelitian
Variable penelitian menurut sugiyono (2007) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya, secara teoritis variable sendiri dapat
diartikan dengan sebuah atribut seseorang atau objek dengan objek yang lainnya.
Adapun jenis-jenis variable adalah sebagai berikut(sujarweni,2015):
a) Variable independent merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen
b) Variable dependen merupakan variable yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya
variable bebas
c) Variable moderator merupakan variable yang mempengaruhi(memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variable independent dengan dependen
d) Variable intervening(antara) merupakan hubungan antara atau mediasi yang
digunakan untuk memediasi hubungan antara variable independent dan dependen
e) Variable control merupakan variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variable independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor
luar yang tidak teliti.
Berdasarkan penelitian ini, variable penelitian yang digunakan adalah variable dependen
(Y) yaitu keputusan pembelian dan variable independent (X) yaitu:
- Kesadaran merek
- Asosiasi merek
- Loyalitas merek
- Persepsi merek
4.2.2 Definisi Operasional Variable
Penelitian ini menggunakan dua variable yaitu bebas yang meliputi variable
ekuitas merek dan variable terikat yaitu keputusan pembelian. Definisi operasional
variable dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
a. Variable Bebas (X)
1. Asosiasi merek
Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan tentang merek dalam ingatan.
Asosiasi tidak hanya eksis, namun juga mempunyai tingkat kekuatan di
dalamnya. Maka yang menjadi indicator-indikator adalah sebagai berikut:
- Mampu mengenali merek tersebut dari logonya
- Memakai merek tersebut manambah rasa percaya diri
- merek tersebut memiliki tampilan yang menarik
- Menggunakan merek tersebut sebagai salah satu penunjang gaya hidup
2. Loyalitas merek
Loyalitas merek merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek.
Dengan adanya loyalitas merek maka akan menjadi sebuah indicator kesetiaan
seseorang terhadap suatu mereknya. Indicator-indikator loyalitas merek sebagai
berikut:
- Merasa puas dengan pemakaian merek tersebut
- Memiliki keinginan untuk membeli merek tersebut
- Merekomendasikan merek tersebut untuk orang lain
- Lebih memilih untuk membeli merek tersebut ketimbang smartphone lain
3. Kesadaran merek
Kesadaran merek adalah kemampuan seseorang untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk
tertentu (aaker dalam simamora,2001). Oleh karena itu indicator-indikator
kesadaran merek sebagai berikut:
- Saat ditanya produk smartphone, merek tersebut yang pertama dibenak saya
- Saya mampu mengenali merek tersebut dari cirinya dengan mudah
- Saya terkadang membandingkan smartphone dengan produk smartphone
lain
4. Persepsi kualitas
Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan
suatu produk atau layanan ditinjau dari fungsinya secara relative dengan produk-
produk lain. Indicator-indikator persepsi kualitas sebagai berikut:
- merek tersebut memiliki fitur-fitur yang lengkap
- merek tersebut dapat dihandalkan untuk memenuhi kebutuhan saya
- merek tersebut mempunyai ketahanan produk yang baik
- Kinerja merek tersebut sangatlah baik
b. Variable terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen yang merupakan keputusan terakhir yang dilakukan oleh consumen
setelah adanya berbagai proses pemikiran dan pertimbangan dalam pembelian
produk. Berikut adalah indicator-indikator terkait keputusan pembelian:
- Pertimbangan dalam membeli produk yang diinginkan
- Kemantapan konsumen dalam pembelian
- Mempunyai rencana untuk membeli merek tersebut
- Memiliki keinginan untuk membeli merek tersebut
-
Table 4.1 Indikator Variable

NO VARIABEL KETERANGAN
1 ASOSIASI MEREK (AM1) MAMPU MENGENALI DARI LOGONYA
(AM2) MEMAKAI merek tersebut MENAMBAH RASA
PERCAYA DIRI
(AM3) IPHONE MEMILIKI TAMPILAN YANG MENARIK
(AM4) MENGGUNAKAN MEREK TERSEBUT SEBAGAI
SALAH SATU PENUNJANG GAYA HIDUP
2 LOYALITAS MEREK (LM1) merek tersebut MERUPAKAN SMARTPHONE
PILIHAN UTAMA SAYA
(LM2) MEMILIKI KEINGINAN UNTUK MEMBELI KEMBAli
merek tersebut
(LM3) MEREKOMENDASIKAN merek tersebut UNTUK
ORANG LAIN
(LM4) MERASA PUAS DENGAN MENGGUNAKAN merek
tersebut
3 KESADARAN MEREK (KM1) SAAT DITANYA SMARTPHONE, merek tersebut
YANG PERTAMA DI BENAK SAYA
(KM2) SAYA MAMPU MENGENALI merek tersebut DARI
CIRINYA DENGAN MUDAH
(KM3) SAYA TERKADANG MEMBANDINGKAN merek
tersebut DENGAN MEREK SMARTPHONE LAIN
4 PERSEPSI KUALITAS (PK1) IPHONE MEMILIKI FITUR-FITUR YANG LENGKAP
(PK2) IPHONE DAPAT DIHANDALKAN UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN SAYA
(PK3) merek tersebut MEMILIKI KETAHAN PRODUK
YANG BAIK
(PK4) KINERJA merek tersebut SANGAT BAIK
5 KEPUTUSAN PEMBELIAN (KP1) MEMILIKI KEMANTAPAN UNTUK MEMBELI merek
tersebut
(KP2) MEMPERTIMBANGKAN UNTUK MEMBELI merek
tersebut DIBANDINGKAN DENGAN MEREK LAIN
(KP3) KEMUDAHAN UNTUK MENDAPATKAN ATAU
MEMPEROLEH merek tersebut
(KP4) MEMPUNYAI RENCANA UNTUK MEMBELI
KEMBALI merek tersebut

4.3 Skala Likert


Pengukuran skala pada variabel yang akan diteliti yaitu dengan skala Likert. Skala Likert
menurut Indriantoro dan Supomo (1999) adalah merupakan metode yang mengukur
sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau
kejadian tertentu. Skala Likert umumnya menggunakan lima angka penelitian, yaitu: (1)
sangat setuju, (2) setuju, (3) netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan
setuju atau tidak setuju dapat dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan
sangat setuju.
Skala Likert ini memperlihatkan alternatif yang akan digunakan dalam penyusunan
kuesioner terhadap variabel independen dan variabel dependen, yaitu:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = cukup setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan Skala Likert, variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai tolak ukur untuk menyusun butir-butir pertanyaan. Jika sangat setuju lebih dari
setuju dan setuju lebih besar dari ragu-ragu, maka skala Likert adalah ordinal; namun
jika skala jaraknya sama atau konstan, maka skala tersebut merupakan skala interval
(Ghozali, Imam, 2020).

4.4. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai :

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2012 : 76), validitas mencerminkan sejauh mana suatu
instrumen pengukuran dapat mengukur konsep yang dimaksudkan. Dalam hal peneliti
ingin mengukur validitas kuesioner dalam proses pengumpulan data penelitian, maka
penting bahwa kuesioner yang dirancang harus mampu mengukur dengan tepat konsep
yang dimaksudkan. Walau kuesioner telah dirancang dan telah mengalami uji validitas, itu
belum menjamin bahwa data yang dikumpulkan akan otomatis valid. Ada banyak faktor
lain yang dapat mengurangi validitas data, seperti apakah pewawancara telah
mengumpulkan data sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam kuesioner. Adapun
formulasi penghitungan yang digunakan dalam uji validitas ini adalah sebagai berikut :

r = Σ(x − x)¿ ¿
Dimana Dalam rumus ini:

r adalah koefisien korelasi Pearson.

X adalah variabel pertama.

x adalah rata-rata dari variabel pertama.


Y adalah variabel kedua.

y adalah rata-rata dari variabel kedua.


Sebuah skala pengukuran yang tidak valid, pada dasarnya, tidak memberikan manfaat
yang signifikan bagi peneliti karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya, sehingga
melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, dengan kriteria yang sebagai berikut:

1. Apabila hasil uji (Rhit) > angka kritis (Rtab), maka pertanyaan tersebut dianggap valid.
2. Jika hasil uji (Rhit) < angka kritis (Rtab, maka pernyataan tersebut dianggap tidak valid.
b. Uji Reliabitas

Situmorang dan Lufti (2012 : 79) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah ukuran sejauh
mana suatu instrumen pengukuran dapat dianggap konsisten dan dapat diandalkan. Dalam
kasus di mana instrumen pengukuran digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang
sama, dan hasil pengukuran tersebut menunjukkan tingkat konsistensi yang baik, maka
instrumen tersebut dapat dianggap sebagai instrumen yang reliabel. Untuk mengukur
reliabilitas diigunakan formulasi sebagai berikut

2
N σ1
α= (1-Σ( 2)
N−1 σT

Dalam rumus ini:

α adalah Alpha Cronbach, yang merupakan ukuran reliabilitas internal.

N adalah jumlah total item atau pertanyaan dalam alat ukur.

σi^2 adalah varian dari setiap item atau pertanyaan.

σT^2 adalah varian dari total skor alat ukur.

Alpha Cronbach mengukur sejauh mana item-item dalam alat ukur saling konsisten dan
mengukur konsep yang sama. Semakin tinggi nilai Alpha Cronbach, semakin tinggi reliabilitas
alat ukur tersebut, dan nilai Alpha Cronbach yang baik biasanya di atas 0,60, tetapi bisa
bervariasi tergantung pada konteks pengukuran. Alpha Cronbach memungkinkan peneliti atau
pengembang instrumen untuk menilai sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dalam mengukur
variabel yang dimaksud. Pertanyaan-pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas
dianggap reliabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka dianggap reliabel.


2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60, maka dianggap tidak reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heterokedasitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji asumsi bahwa variasi faktor
pengganggu dalam data pengamatan adalah konstan, sehingga dikenal sebagai
homoskedastisitas. Jika asumsi homoskedastisitas tidak terpenuhi, maka dapat terjadi
penyimpangan yang disebut sebagai heteroskedastisitas, yang menunjukkan bahwa
variasi faktor pengganggu berbeda-beda di antara pengamatan (Maziyya, Sukarsa,
dan Asih, 2015). Untuk mengidentifikasi heteroskedastisitas, terdapat beberapa
metode, termasuk:

a) Melakukan plot grafik antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan
residu (SRESID). Heteroskedastisitas dapat terdeteksi dengan melihat pola
hubungan antara ZRESID dan ZPRED, di mana sumbu Y adalah nilai yang diprediksi
dan sumbu X adalah residu.

b) Analisis dasar juga dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas.


Jika terdapat pola tertentu di mana titik-titik membentuk pola teratur, ini
mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas,
dan titik-titik tersebar secara acak di atas dan di bawah nol, ini menunjukkan bahwa
heteroskedastisitas tidak terjadi. Dengan kata lain, data tersebut memenuhi asumsi
klasik heteroskedastisitas dan dapat digunakan dalam penelitian (Maziyya, Sukarsa,
dan Asih, 2015).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas oleh Ghozali (2006) dijelasakan sebagai bentuk uji statistika
yang digunakan untuk mengevaluasi apakah dalam model regresi terdapat korelasi
antar variabel bebas (independen). Idealnya, dalam model regresi, variabel
independen tidak saling berhubungan atau berkorelasi, sehingga variabel-variabel ini
dianggap ortogonal, artinya tidak memiliki korelasi antara satu sama lain.
Multikolinearitas dapat terdeteksi dengan memeriksa nilai Variance Inflation Factor
(VIF), yang seharusnya kurang dari 10, dan nilai tolerance, yang seharusnya tidak
kurang dari 0,1. Jika VIF meningkat, maka tolerance akan menurun. Dengan demikian,
jika nilai-nilai ini memenuhi kriteria tersebut, maka model dikatakan bebas dari
masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut

Perhitungan VIF

VIF = 1 / (1 - R^2)
Di mana R2 adalah koefisien determinasi dari model regresi yang melibatkan variabel
yang sedang diuji sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen lainnya
dianggap sebagai variabel independen dalam model. Sedangkan nilai tolerance
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Tolerance = 1 - R^2

Dalam konteks penelitian ini, uji multikolinearitas digunakan untuk memastikan


bahwa variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi yang
signifikan antara satu sama lain. Hal ini penting untuk menjaga validitas hasil analisis
regresi.

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji regresi linear
berganda. Dimana regresi linear berganda merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antara variabel independen (penjelas) dan variabel dependen (yang akan dijelaskan). Ini
digunakan untuk memahami bagaimana perubahan dalam satu atau beberapa variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.

Metode regresi linear berganda adalah ekstensi dari regresi linear sederhana, di mana hubungan
antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3, dll.) dan satu variabel dependen (Y)
dieksplorasi. Persamaan regresi berganda menjadi lebih kompleks:

Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + ... + BnXn + ε

Y adalah variabel dependen.

X1, X2, X3,..., Xn adalah variabel independen.

B0 adalah intercept (potongan garis regresi saat semua variabel independen = 0).

B1, B2, B3,..., Bn adalah koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen.

ε adalah kesalahan acak.

Daftar Pustaka :

Bhuono , A. N. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS .
Yogyakarta: Andi.

Humphreys, R. K., Puth, M.-T., Neuhäuser, M., & Ruxton, G. D. (2018). Underestimation of
Pearson’s product moment correlation statistic. Oecologia, 189(1), 1–7.
https://doi.org/10.1007/s00442-018-4233-0
Maziyya, P. A., Sukarsa, I. K. G., & Asih, N. M. (2015). Mengatasi Heterokedastisitas Pada
Regresi Dengan Menggunakan Metode Weighted Least Square. E-Jurnal Matematika,
4(1), 20. https://doi.org/10.24843/mtk.2015.v04.i01.p083

You might also like