Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The spread of hoaxes related to COVID-19 is increasingly happening, along with the increase in
cases of the virus in Indonesia. This is confirmed by data from the Ministry of Communication
and Informatics which found around 1,197 hoax issues related to COVID-19 spread across 4
digital platforms. Various efforts have been made by the Indonesian government to reduce the
spread of hoaxes in society. One of them is by trapping the perpetrators of hoax spreading using
the ITE Law. This study aims to determine the Effectiveness of the Implementation of the ITE
Law on the Perpetrators of the Spread of the COVID-19 Hoax on Social Media. The method used
in this research is normative legal research, which is research on examining the application of the
rules or norms in positive law.The type of data used is secondary data. The results of this study
conclude that the Law of the Republic of Indonesia Number 19 of 2016 concerning Electronic
Information and Transactions has not been effective in ensnaring the criminal act of spreading
fake news or hoaxes related to COVID-19 through digital platforms in Indonesia. This law also
does not fully accommodate cases related to false or hoax information.
Keywords : Hoax, COVID-19, ITE Law.
ABSTRAK
Penyebaran hoaks terkait COVID-19 semakin massif terjadi, seiring dengan meningkatnya
kasus virus tersebut di Indonesia. Hal ini dipertegas oleh data Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang menemukan sekitar 1.197 isu hoaks terkait COVID-19 yang tersebar di 4
platform digital. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam meredam
penyebaran hoaks di masyarakat. Salah satunya adalah dengan cara menjerat pelaku
penyebaran hoaks menggunakan UU ITE. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas
Penerapan Undang-Undang ITE terhadap Pelaku Penyebaran Hoaks COVID-19 di Media Sosial.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif
198
● ZULFAN, LESTARI AKA, DEWI MAYASARI●
(Yuridis Normatif). Yaitu sebuah penelitian yang memfokuskan pengkajian terhadap kaidah-
kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Adapun jenis data yang digunakan adalah data
sekunder. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik belum efektif dalam menjerat
tindak pidana penyebaran berita bohong atau hoaks terkait COVID-19 melalui platform digital
di Indonesia. Undang-Undang ini juga tidak sepenuhnya mengakomodir kasus-kasus terkait
informasi palsu atau hoaks.
Kata kunci : Hoaks, COVID-19, UU ITE.
yakni sebuah informasi yang tidak tepat negatif yang sangat luas. Hal tersebut
namun dibuat tanpa unsur kesengajaan bisa menyebabkan terjadinya
(Natisha, 2020). ketidakpercayaan publik menimbulkan
Contoh hoaks yang beredar kerugian bagi pihak tertentu. Jika hal
tentang COVID-19 yang juga tersebut terus berkembang di dalam
menimbulkan menimbulkan kerugian masyarakat maka sangat dikhawatirkan
beberapa pihak adalah ketika akan menyebabkan kesulitan dalam
beredarnya tangkapan layar sebuah mengatasi penyebaran COVID-19.
whatsapp grup yang memberikan sebuah Berbagai upaya telah dilakukan
peringatan untuk tidak membeli roti oleh pemerintah Indonesia dalam
breadlight yang ada di seputaran daerah meredam penyebaran hoaks di
Peunayong, Banda Aceh karena masyarakat. Salah satunya adalah
menurut penyebar pesan ada tetangga dengan cara menindak tegas pelaku
pemilik toko roti yang sedang terinfeksi penyebaran hoaks tersebut dengan
COVID-19. Faktanya informasi tersebut denda hingga 1 miliar. Pengaturan
menimbulkan keresahan sebagian hukum terkait tindak pidana
masyarakat Banda Aceh, dan setelah penyebaran hoaks atau berita bohong di
diklarifikasi ternyata informasi yang Indonesia juga telah diatur dalam Kitab
beredar di beberapa media sosial Undang-undang Hukum Pidana
tersebut adalah kabar bohong atau (KUHP), Undang-undang Nomor 1
hoaks. Pihak breadlight juga sudah Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum
melaporkan perkara tersebut ke Polda Pidana, dan Undang-undang Republik
Aceh. Selanjutnya pihak yang Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang
berwenang melakukan penyelidikan Perubahan atas Undang-undang Nomor
terhadap pelaku penyebar berita bohong 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
tersebut. Transaksi Elektonik (ITE). Dengan
Selain informasi palsu mengenai demikian peraturan dan Undang-
penyebaran virus corona, beredar pula Undang tersebut memiliki fungsi
sebuah unggahan di facebook yang sebagai alat kontrol negara terhadap
bermuatan video dan tangkapan layar sistem informasi dan transaksi
yang mengklaim bahwa pemakaian elektronik yang bebas. Namun tidak
masker yang terlalu lama dapat dapat dipungkiri bahwa sebesar apapun
menyebabkan penurunan oksigen upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam darah (hypoxia) dan dapat dalam mengkonfimasi kebenaran suatu
menyebabkan kematian karena hoaks, tidak sedikit pula masyarakat
keracunan karbondioksida. Dan setelah yang masih mempercayai berita palsu
dilakukan penelusuran lebih lanjut, tersebut. Hal ini tentu akan
ternyata informasi tersebut tidak benar menimbulkan permasalahan baru dalam
(Kominfo, 2020). menanggulangi dan mencegah
Berita hoaks yang disebarkan penyebaran COVID-19 di Indonesia.
dalam upaya menyesatkan informasi Berdasarkan latar belakang masalah di
publik ini tentu memiliki dampak atas, maka yang menjadi rumusan masalah
201
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020
● EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG ITE TERHADAP PELAKU PENYEBARAN HOAKS
TERKAIT COVID-19 DI MEDIA SOSIAL●
dalam penelitian ini adalah apakah UU ITE palsu yang sengaja atau tidak sengaja
dapat diterapkan secara efektif terhadap dibuat oleh berbagai pihak dan
penyebaran hoaks terkait COVID-19 di dimanfaatkan sebagai tindakan yang
Media Sosial? bisa saja merugikan orang lain dan
Adapun tujuan dari penelitian ini membuat keresahan di masyarakat.
adalah untuk mengetahui dan Penelitian terkait hoaks juga
menjelaskan apakah UU ITE dapat pernah dilakukan oleh Christiany (2018)
diterapkan secara efektif terhadap dengan judul “Interaksi Komunikasi
penyebaran hoaks terkait COVID-19 di Hoaks di Media Sosial Serta
Media Sosial. Antisipasinya”. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa pesan yang
1. STUDI PUSTAKA disebarkan dan dikonsumsi oleh
1.1 Pengertian Hoaks pengirim dan penerima adalah pesan
Kata hoax berasal dari bahasa hoaks yang telah diubah sedemikian
Inggris yang memiliki arti menipu, rupa baik redaksi maupun keterangan
tipuan, berita bohong, kabar palsu yang gambarnya, sehingga tidak sesuai
disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak dengan informasi yang sebenarnya.
bertanggungjawab. Hoaks juga dapat Konten bermuatan hoaks tersebut
diartikan juga sebagai suatu kata atau berdasarkan kemampuan pelaku baik
istilah yang berarti ketidakbenaran menciptakan, mengubah, memodifikasi,
suatu informasi atau berita bohong yang hingga menyebarkan melalui media
tidak memiliki sumber yang jelas (Idris, sosial. Hal tersebut tentu semakin
2018). memperparah mewabahnya penyebaran
Menurut Chen at.al (2014), hoaks berita palsu di Indonesia, ditambah lagi
adalah informasi sesat dan berbahaya dengan kondisi masyarakat yang
karena informasi tersebut dapat dengan sangat mudah mempercayai
menyesatkan persepsi publik dengan informasi yang beredar.
cara menyampaikan informasi palsu Fenomena berita palsu atau hoaks
sebagai kebenaran. Hoaks juga mampu bukanlah suatu hal baru yang terjadi di
mempengaruhi banyak orang dengan masyarakat. Bahkan hoaks kini
merusak suatu citra dan kredibilitas. menyebar bagaikan virus, sehingga
Hoaks merupakan berita bohong yang banyak orang yang dengan atau tanpa
tidak bisa dipertangung jawabkan sadar ikut-ikutan mengkonsumsi dan
kebenarannya dan berita bohong ini menyebarkan informasi yang tidak
dibuat dengan tujuan tidak baik karena dapat dipertanggungjawabkan
berisi informasi yang memang sengaja kebenarannya itu.
disesatkan lalu kemudian informasi ini Menurut Dewan Pers, adapun
dibuat seolah-olah sebagai kebenaran ciri-ciri dari informasi yang
(Jafar, 2018). mengandung hoaks adalah sebagai
Dari beberapa pengertian di atas berikut :
dapat dipahami bahwa hoaks 1. Menimbulkan kecemasan, kebencian
merupakan suatu informasi atau berita dan permusuhan
202
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020
● ZULFAN, LESTARI AKA, DEWI MAYASARI●
203
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020
● EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG ITE TERHADAP PELAKU PENYEBARAN HOAKS
TERKAIT COVID-19 DI MEDIA SOSIAL●
Undang No. 19 Tahun 2016 tentang lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
Informasi dan Transaksi Eletronik paling banyak sebesar 750 Juta. Dari
terdapat aturan terhadap penyebar uraian tersebut dapat diketahui bahwa
berita seputar virus corona (COVID-19) perbuatan menyebarkan informasi
yang berdampak pada pencemaran seputar yang bermuatan pencemaran
nama baik yang dilakukan melalui nama baik atau fitnah melalui sistem
sistem elektronik seperti media sosial. elektronik COVID-19 dapat dipidana
Aturan tentang hal ini terdapat di dalam berdasarkan ketentuan UU ITE dan
Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang perubahannya. Ketentuan tersebut
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi merupakan delik aduan. Seseorang
dan Transaksi Elektronik yang berbunyi maupun instansi yang merasa dirugikan
: Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa karena dicemarkan nama baiknya atau
hak mendistribusikan dan/atau difitnah atas penyebaran berita seputar
mentransmisikan dan/atau membuat virus corona (COVID-19) dapat
dapat diaksesnya informasi elektronik mengadukan dugaan tindak pidana
dan/atau dokumen elektronik yang tersebut kepada pihak yang berwajib.
memiliki muatan penghinaan dan/atau Demikian halnya dalam hal tindak
pencemaran nama baik. Lebih lanjut penyebaran berita bohong, di dalam
terkait dengan penyebaran informasi Pasal 45A ayat 1 disebutkan bahwa
bohong di sosial media terdapat pada isi setiap orang yang dengan sengaja dan
pasal 28 ayat (1) disebutkan juga bahwa tanpa hak menyebarkan berita bohong
setiap orang yang dengan sengaja dan dan menyesatkan yang mengakibatkan
tanpa hak menyebarkan berita bohong kerugian konsumen dalam Transaksi
dan menyesatkan yang menyebabkan Elektronik sebagaimana dimaksud
kerugian konsumen dalam transaksi dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan
elektronik. pidana penjara paling lama 6 (enam)
Berdasarkan penjelasan yang tahun dan/atau denda paling banyak
terdapat di dalam Undang-Undang Rp. 1 Milyar (hukumonline.com).
tersebut, seseorang yang melanggar Selain upaya penerapan sanksi
ketentuan Pasal 27 ayat (3) UU ITE pidana, pemerintah berupaya
diancam atas tindak pidana meminimalisir penyebaran disinformasi
berdasarkan pasal 45 ayat (3) UU melalui sanksi-sanksi administratif
19/2016 yang menyatakan bahwa: dengan cara bekerja sama dengan
Setiap orang yang dengan sengaja dan beberapa platform media sosial seperti
tanpa hak mendistribusikan dan/atau Facebook, Twitter dan Youtube agar
mentransmisikan dan/atau membuat menurunkan (takedown) konten-konten
dapat diaksesnya Informasi Elektronik yang bermuatan hoaks terkait COVID-
dan/atau Dokumen Elektronik yang 19 (Farisha,2020). Dalam hal ini, jika
memiliki muatan penghinaan dan/atau platform menolak maka akan dikenakan
pencemaran nama baik sebagaimana sanksi administrasi berupa teguran
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) tertulis, denda administratif, pemutusan
dipidana dengan pidana penjara paling akses dan penghentian atau
205
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020
● EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG ITE TERHADAP PELAKU PENYEBARAN HOAKS
TERKAIT COVID-19 DI MEDIA SOSIAL●
209
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020
● EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG ITE TERHADAP PELAKU PENYEBARAN HOAKS
TERKAIT COVID-19 DI MEDIA SOSIAL●
hukum di dunia siber. Hal tersebut payung hukum yang lebih spesifik
dapat dilihat dari semakin marak dan dalam menjerat pelaku penyebaran isu-
meningkatnya kasus-kasus penyebaran isu atau berita palsu yang memberikan
isu corona di tengah masyarakat dampak negatif terhadap kehidupan
Indonesia yang tentu saja menimbulkan bernegara.
berbagai dampak negatif terhadap
penanganan virus itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet
Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia. 2018. Laporan Survei
Republik Indonesia melalui laman Penetrasi dan Profil Prilaku
www.kominfo.go.id, diketahui bahwa Pengguna Internet Indonesia. Di
per tanggal 4 Oktober 2020 total isu https://apjii.or.id (akses 20 Oktober
hoaks terkait virus corona di Indonesia 2020).
mencapai 1173 isu.
Di dalam undang-undang ITE Bramy, Biantoro. 2016. Empat Bahaya
Nomor 19 Tahun 2016 pada pasal 28 Mengintai dari Kabar Hoax di Dunia
ayat 1 dan pasal 45 A ayat 1 hanya Maya. Merdeka.com. Diakses dari
disebutkan “setiap orang dengan https://www.merdeka.com
sengaja dan tanpa hak menyebarkan Chen, Y. Y., Yong, S.-P., & Ishak, A.
berita bohong dan menyesatkan yang 2014. Email Hoax Detection System
mengakibatkan kerugian konsumen Using Levenshtein Distance Method.
dalam Transaksi Elektronik, maka akan Journal of computers, 9 (2).
dipidana dengan hukuman penjara Farisha, Fitria Chusna. 2020.
paling lama enam tahun penjara dan Menkominfo Ingatkan Sanksi
denda paling banyak sebesar 1 Milyar Hukum Bagi Penyebar Hoaks Virus
Rupiah. Dalam undang-undang tersebut Corona. Kompas.com. Diakses dari
tidak disebutkan secara terperinci https://nasional.kompas.com/
mengenai hukuman minimal, sehingga Idris, Idnan A. (2018). Klarifikasi Al-
tidak memberikan kepastian hukum Quran Atas Berita Hoax.
yang jelas bagi pelaku tindak pidana Jakarta:Kompas Gramedia.
hoaks terkait COVID-19 ini. Hal tersebut Jafar, Wahyu Abdul. 2018. Sanksi
tentu menjadi salah satu penyebab Penyebar Hoaks Perspektif Hukum
maraknya penyebaran hoaks di tengah Pidana Islam. Jurnal Ilmiah Mizani
masyarakat. Wacana Hukum, Ekonomi dan
Disarankan bahwa perlu adanya Keagamaan. 5 (2).
kesadaran hukum di tengah masyarakat Juditha, Christiany. 2018. Interaksi
Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan Komunikasi Hoaks di Media Sosial
melalui penyelenggaraan sosialisasi Serta Antisipasinya. Jurnal
terkait dampak yang ditimbulkan oleh Pekommas, 3 (1).
penyebaran informasi palsu itu sendiri. Kominfo. 2020. Laporan Isu Hoaks.
Selain itu pemerintah juga diharapkan Diakses dari
dapat membentuk suatu regulasi atau https://www.kominfo.go.id
210
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020
● ZULFAN, LESTARI AKA, DEWI MAYASARI●
211
JURNAL TRANSFORMASI ADMINISTRASI ● VOLUME 10 ● NOMOR 02 ● TAHUN 2020