You are on page 1of 7

Volume….. Nomor….

Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

CHARACTERISTICS OF CHRONIC PHOTOGRAPH IN CHRONIC OBSTRUCTIVE LUNG


DISEASE (COPD) PATIENTS IN THE RADIOLOGY DEPARTMENT OF TIDORE
KEPULAUAN HOSPITAL, 2020-2021

Fitriani Duwila1*, Dewi Darmayanti2, Ferdian Hidayat3


1
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun
2
Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun
3
Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

*E-mail: fitrianiduwila@icloud.com

ABSTRACT

Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is chronic lung disease characterized by


airflow limitation in the airways that is progressive, non-reversible or partially reversible.
According to WHO, the prevalence of COPD increases with age, with the highest prevalence at
age >60 years. Based on data from the Basic Health Research of the Republic of Indonesia, the
prevalence of COPD in Indonesia ranks second at 3.7%. COPD prevalence is expected to increase
over the next 30 years and by 2030 there could be more than 4.5 million deaths annually from
COPD. Patients aged 46-60 years with a total of 10 patients (33.3%), and the least in patients
aged 40-45 years with a total of 6 patients (20.0%). 17 patients (56.7%), and the female sex group
totaled 13 patients (43.3%). Most COPD patients were patients with chest X-rays of chronic
bronchitis, 8 patients (26.7%). 7 patients (23). .3%) with bronchopneumonia chest X-ray. 5
patients (16.7%) with normal chest X-ray. 5 patients (16.7%) with other chest X-ray. A total of 3
patients (10.0%) had chest X-rays of emphysema and 2 patients (6.7%) had chest X-rays of
pulmonary TB. COPD patients with the most sex group were men with a total of 17 patients
(56.7%), and the female sex group amounted to 13 patients (43.3%). The most COPD patients
were patients with chest radiographs of chronic bronchitis totaling 8 patients. (26.7%). A total of
7 patients (23.3%) with a chest X-ray of bronchopneumonia. A total of 5 patients (16.7%) with a
normal chest X-ray. A total of 5 patients (16.7%) with a chest X-ray etc. A total of 3 patients
(10.0%) had chest X-rays of emphysema and 2 patients (6.7%) had chest X-rays of pulmonary TB.
COPD patients with the most sex group were men with a total of 17 patients (56.7%), and the
female sex group amounted to 13 patients (43.3%). The most COPD patients were patients with
chest radiographs of chronic bronchitis totaling 8 patients. (26.7%). A total of 7 patients (23.3%)
with a chest X-ray of bronchopneumonia. A total of 5 patients (16.7%) with a normal chest X-ray.
A total of 5 patients (16.7%) with a chest X-ray etc. A total of 3 patients (10.0%) had chest X-rays
of emphysema and 2 patients (6.7%) had chest X-rays of pulmonary TB. 3%) with
bronchopneumonia chest X-ray. 5 patients (16.7%) with normal chest X-ray. 5 patients (16.7%)
with other chest X-ray. A total of 3 patients (10.0%) had chest X-rays of emphysema and 2 patients
(6.7%) had chest X-rays of pulmonary TB. 3%) with bronchopneumonia chest X-ray. 5 patients
(16.7%) with normal chest X-ray. 5 patients (16.7%) with other chest X-ray. A total of 3 patients
(10.0%) had chest X-rays of emphysema and 2 patients (6.7%) had chest X-rays of pulmonary TB.

Keywords: COPD, Emphysema, Bronchitis, Chest X-Ray, City of Tidore


Volume….. Nomor…. Tahun……, e-ISSN:268-5912

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/kmj

ABSTRAK

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non reversibel atau reversibel
parsial. Menurut WHO prevalensi PPOK meningkat seiring bertambahnya usia, dengan prevalensi
tertinggi di usia >60 tahun. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia,
prevalensi PPOK di Indonesia menempati urutan kedua sebesar 3,7%. Prevalensi PPOK
diperkirakan akan meningkat selama 30 tahun ke depan dan pada tahun 2030 mungkin ada lebih
dari 4,5 juta kematian setiap tahun akibat PPOK. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tidore Kepulauan, diperoleh penderita PPOK
sebanyak 183 kasus selama rentan waktu 2020-2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik foto toraks pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di bagian Radiologi RSUD
Tidore Kepulauan tahun 2020-2021. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif. Teknik pengambilan
data dengan mengumpulkan data sekunder yang di dapatkan dari rekam medis. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait karakteristik foto toraks pada pasien penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) di bagian radiologi RSUD Tidore Kepulauan tahun 2020-2021, dapat di
simpulkan bahwa: Pasien PPOK dengan kelompok umur terbanyak yaitu pada usia >60 tahun
dengan jumlah 14 pasien (46,7%), pasien usia 46-60 tahun dengan jumlah 10 pasien (33,3 %), dan
paling sedikit pada pasien usia 40-45 tahun dengan jumlah 6 pasien (20,0%). Pasien PPOK dengan
kelompok jenis kelamin terbanyak adalah laki laki dengan jumlah 17 pasien (56,7%), dan
kelompok jenis kelamin perempuan berjumlah 13 pasien (43,3%). Pasien PPOK terbanyak adalah
pasien dengan gambaran foto toraks bronkitis kronik sejumlah 8 pasien (26,7%). Sebanyak 7
pasien (23,3%) dengan gambaran foto toraks bronkopneumonia. Sebanyak 5 pasien (16,7%)
dengan gambaran foto toraks normal. Sebanyak 5 pasien (16,7%) dengan gambaran foto toraks
lain-lain. Sebanyak 3 pasien (10,0%) dengan gambaran foto toraks emfisema dan sebanyak 2
pasien (6,7%) dengan gambaran foto toraks TB Paru.

Kata Kunci: PPOK, Emfisema, Bronkitis, Foto Toraks


PENDAHULUAN
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non reversibel atau reversibel
parsial (Kurniati et al., 2015). Hambatan aliran udara pada PPOK terjadi karena perubahan
struktur saluran napas yang disebabkan destruksi parenkim dan fibrosis paru (Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2019). Menurut WHO prevalensi PPOK meningkat seiring
bertambahnya usia, dengan prevalensi tertinggi di usia > 60 tahun. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar Republik Indonesia, prevalensi PPOK di Indonesia menempati urutan kedua
sebesar 3,7%. Prevalensi PPOK diperkirakan akan meningkat selama 30 tahun ke depan dan pada
tahun 2030 mungkin ada lebih dari 4,5 juta kematian setiap tahun akibat PPOK (Global strategy
for the diagnosis, management, 2018). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tidore Kepulauan, diperoleh penderita PPOK sebanyak 183
kasus selama rentan waktu 2020-2021.

METODE
Desain, tempat dan waktu
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di RSUD Tidore
Kepulauan pada Juni 2023.

Jumlah dan cara pengambilan subjek


Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penyakit paru obstruktif kronik
di bagian Radiologi RSUD Tidore Kepulauan tahun 2020-2021.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa rekam medik pasien PPOK di
bagian radiologi RSUD Tidore Kepulauan periode Januari 2020 hingga Desember 2021.
Pengumpulan data penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Pengolahan dan analisis data


Data yang telah dikumpulkan dan telah dikelompokan selanjutnya diolah dan dianalisis
secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis statistic akan
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer/software SPSS (Statiscal Program for Social
Science).

Etik Penelitian
Kerahasiaan dalam setiap data yang akan diambil dari rekam medik pasien akan dijamin
peneliti dengan baik dengan tidak menuliskan nama pasien melainkan hanya menuliskan inisial
dan nomor rekam medik. Selain itu, sebelum melakukan penelitian peneliti akan meminta izin
pada instansi terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang diamati
dalam penelitin ini di bagi dalam kategori usia, jenis kelamin, dan gambaran foto toraks.
1. Usia
Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Usia
Karakteristik Usia Frekuensi Persentase (%)
40-45 Tahun 6 20,0 %
46-60 Tahun 10 33,3 %
>60 Tahun 14 46,7 %
Total 30 100,0
Berdasarkan pada tabel dan gambar 5.1 didapatkan PPOK dengan kelompok umur
terbanyak yaitu pada usia >60 tahun dengan jumlah 14 pasien (46,7%), pasien usia 46-60 tahun
dengan jumlah 10 pasien (33,3 %), dan paling sedikit pada pasien usia 40-45 tahun dengan
jumlah 6 pasien (20,0%).

2. Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
Laki-laki 17 56,7%
Perempuan 13 43,3%
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel dan gambar 5.2 didapatkan pasien PPOK dengan kelompok jenis
kelamin terbanyak adalah laki laki dengan jumlah 17 pasien (56,7%). Dan kelompok jenis
kelamin perempuan berjumlah 13 pasien (43,3%).

3. Gambaran Foto Toraks


Tabel 5.3 Distribusi Berdasarkan Gambaran Foto Toraks
Gambaran Foto Toraks Frekuensi Persentase %
Normal 5 16,7%
Emfisema 3 10%
Bronkitis Kronik 8 26,7%
TB Paru 2 6,7%
Bronkopneumonia 7 23,3%
Lain-lain 5 16,7%
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel dan gambar 5.3 didapatkan pasien PPOK terbanyak adalah pasien dengan
gambaran foto toraks bronkitis kronik sejumlah 8 pasien (26,7%). Sebanyak 7 pasien (23,3%)
dengan gambaran foto toraks bronkopneumonia. Sebanyak 5 pasien (16,7%) dengan gambaran
foto toraks normal. Sebanyak 5 pasien (16,7%) dengan gambaran foto toraks lain-lain. Sebanyak 3
pasien (10,0%) dengan gambaran foto toraks emfisema. Dan sebanyak 2 pasien (6,7%) dengan
gambaran foto toraks TB Paru.

PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan menggambarkan bahwa pasien PPOK dengan kelompok umur
terbanyak yaitu pada usia >60 tahun dengan jumlah 14 pasien (46,7%). Penelitian ini memiliki
hasil yang serupa dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Nisa Aprilen dan Made Bayu
Indratama (2020) tentang profil pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di RSUD Oksibil
tahun 2020, dimana sebagian besar pasien adalah berusia >60 tahun (36%). PPOK sering terjadi
pada orang yang berusia >40 tahun. PPOK umumnya berkembang perlahan dan gejalanya baru
muncul setelah usia 40 atau 50 tahun (Nisa Aprilen dan Made Bayu Indratama 2020).
Usia dapat menyebabkan PPOK karena pada pasien usia lanjut sistem kardiorespirasi
mengalami penurunan daya tahan serta penurunan fungsi. Terjadinya perubahan pada dinding dada
menyebabkan compliance dinding dada berkurang dan terdapat penurunan elastisitas parenkim
paru, bertambahnya kelenjar mukus dan penebalan pada mukosa bronkus (Agusti Alvar P. And
Copd, T. O. 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan pasien PPOK dengan
kelompok jenis kelamin terbanyak adalah laki laki dengan jumlah 17 pasien (56,7%). Penelitian
ini memiliki hasil yang serupa dengan penelitian yang dilaksanakan oleh dr. Mohammad
Afienmukti (2017) pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dimana kriteria penderita PPOK lebih
banyak diderita oleh laki-laki dari pada perempuan dengan masing-masing presentase 84% pada
laki-laki 16% dan pada perempuan. Hal ini dikuatkan oleh hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) yang dilakukan oleh Kemenkes RI (2013) bahwa prevalensi PPOK lebih tinggi terjadi
pada laki-laki dibandingkan wanita. Hal ini disebabkan oleh adanya kebiasaan merokok dan resiko
pajanan di tempat kerja yang lebih besar (Kemenkes 2013). Di Indonesia menurut data dari
SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2011 juga menunjukkan prevalensi PPOK
dominan pada laki-laki (54%) (Badan Pusat Statistik). Kecenderungan merokok pada laki-laki
masih jauh lebih tinggi dibanding pada perempuan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan pasien PPOK terbanyak
adalah pasien dengan gambaran foto toraks bronkitis kronik sejumlah 8 pasien (26,7%). Penelitian
ini memiliki hasil yang tidak serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Novia Kurniyanti dkk
(2023), didapatkan gambaran radiologi terbanyak yaitu gambaran toraks yang normal yaitu 42 dari
83 sampel yang mengalami PPOK (52,6%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Surya (2020) yang mendapatkan hasil gambaran foto thoraks terbanyak adalah emfisema
pulmonum yaitu 9 dari 31 sampel (25,7%).
Sebanyak 5 pasien (16,7%) dengan gambaran foto toraks lain-lain. Lain-lain pada
penelitian ini yaitu pasien pada saat pemeriksaan foto toraks ditemukan gambaran berupa
pembesaran hilus, kardiomegali, dan dilatasi aorta.
Gambaran yang didapat dari pemeriksaan foto toraks dengan diagnosis radiologi pada
semua kasus bronkitis kronis menunjukkan adanya gambaran khas berupa corakan bronkovaskuler
yang meningkat. Pemeriksaan faal paru dengan spirometry merupakan pemeriksaan yang
dianjurkan untuk mendiagnosis PPOK, melihat perkembangan penyakit, dan menentukan
prognosa.
Pemeriksaan radiologi tidak direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis PPOK,
namun dapat membantu untuk menyingkirkan penyakit paru lain yang juga menyebabkan
obstruksi saluran napas. Gambaran radiologi yang dapat ditemukan pada foto thoraks emfisema
antara lain hiperinflasi, hiperlusen, ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, dan jantung
menggantung (jantung pendulum/tear drop/eye drop appearance) (Novia Kurniyanti dkk 2023)

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait karakteristik foto toraks
pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di bagian radiologi RSUD Tidore Kepulauan
tahun 2020-2021, dapat di simpulkan bahwa: pasien PPOK dengan kelompok umur terbanyak
yaitu pada usia >60 tahun dengan jumlah 14 pasien (46,7%), pasien usia 46-60 tahun dengan
jumlah 10 pasien (33,3 %), dan paling sedikit pada pasien usia 40-45 tahun dengan jumlah 6
pasien (20,0%). Pasien PPOK dengan kelompok jenis kelamin terbanyak adalah laki laki dengan
jumlah 17 pasien (56,7%). Kelompok jenis kelamin perempuan berjumlah 13 pasien (43,3%).
Pasien PPOK terbanyak adalah pasien dengan gambaran foto toraks bronkitis kronik sejumlah 8
pasien (26,7%). Sebanyak 7 pasien (23,3%) dengan gambaran foto toraks bronkopneumonia.
Sebanyak 5 pasien (16,7%) dengan gambaran foto toraks normal. Sebanyak 5 pasien (16,7%)
dengan gambaran foto toraks lain-lain. Sebanyak 3 pasien (10,0%) dengan gambaran foto toraks
emfisema. Sebanyak 2 pasien (6,7%) dengan gambaran foto toraks TB Paru.

SARAN
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian yaitu sebagai berikut: bagi
rumah sakit, diharapkan dapat memperbagus sistem penyimpanan rekam medis pasien dan bagi
peneliti selanjutnya, diharapkan dapat membuat penelitian selanjutnya dengan metode dan variabel
yang berbeda. Misalnya meneliti berbagai variabel yang memiliki hubungan dengan penyakit paru
yang lain.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agusti Alvar P. And Copd, T. O. (2020) ‘Pocket Guide To Copd 2020 Report A
Guide For Health Care Professionals’.
Arrias, J. C., Alvarado, D. And Calderón, M. (2019) ‘Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Penyakit Paru Obstruktif Kronik’, Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Chiles, C. (2012) Radiologic Clinics Of North America. Doi:
10.1016/J.Rcl.2005.03.001.
Díez-Manglano, J. And García, F. L. (2020) ‘Management Of The Copd Patient With
Comorbidities : An Experts Recommendation Document’, Pp. 1015–1037.
Ellis M.Stephen And Flower, Cristopher (2006)’ The WHO manual of diagnostic
imaging Radiographic Anatomy and Interpretation of the Chest and the
Pulmonary System.
Global Strategy For The Diagnosis, Management, And Prevention Of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease: 2018 R. (2018) ‘Global Initiative For
Chronic Obstructive’, Gold, Global Obstructive Lung Disease, Pp. 1–123.
Available At: Https://Goldcopd.Org/Wp-Content/Uploads/2017/11/Gold-
2018-V6.0-Final-Revised-20-Nov_Wms.Pdf.
Gundry, S. (2019) ‘Copd 1pathophysiology,Diagnosis And Prognosis.’, Copd 1:
Pathophysiology, Diagnosis And Prognosis, 116(4), Pp. 27–30.
Id, J. S. A. Et Al. (2020) ‘Prevalence , Severity And Mortality Associated With Copd
And Smoking In Patients With Covid-19 : A Rapid Systematic Review And’,
Pp. 1–13. Doi: 10.1371/Journal.Pone.0233147.
Jones, C. (2011) ‘Interpreting Chest X-Rays’, Radiography, 17(2), P. 175. Doi:
10.1016/J.Radi.2010.12.003.
Kartik S. Viswanatha Et Al (2021) ‘ A Comparative Study of Invasive Modalities for
Evaluation of Pulmonary Arteriovenous Fistula after Bidirectional Glenn hunt.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) ‘Riset Kesehatan Dasar’, Riset
Kesehatan Dasar.
Kementerian Kesehatan Ri (2017) Profil Penyakit Tidak Menular, Journal Of
Chemical Information And Modeling.
Kurniati, I. D. Et Al. (2015) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Lenz, Richard, Wayne Vogl, Adam W. M. M. (1955) ‘Gray’s Anatomy Of The
Human Body’, The American Journal Of Surgery, 90(4), P. 698. Doi:
10.1016/0002-9610(55)90561-4.
Mac Nee W. (2016) Chronic obstructive pulmonary disease: Epidemiology,
physiologi and clinical evaluation.
Nisa Aprilen and Made Bayu Pratama (2020) ' Profil pasien penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) di RSUD Oksibil tahun 2020'. Jurnal Penyakit Dalam
Udayana. ISSN Cetak: 2580-2925 ISSN Daring: 2580-2933.
Novia Kurniyanti dkk (2023) ' Karakteristik Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar'. Fakumi Medical Journal: Jurnal
Mahasiswa Kedokteran Vol.3 No.5 (Mei, 2023): E-ISSN: 2808-9146.
Patel PR. Lecture notes radiologi (2nd ed). Jakarta: Erlangga, 2007; p. 49.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2019) ‘Akreditasi Ristekdikti Nomor:
2/E/Kpt/2015 Tanggal 1 Desember 2015, Terakreditasi A Website:
Http://Www.Jurnalrespirologi.Org’, 39(2).
Perez, T. et al. (2015) ‘Modified medical research council scale vs baseline dyspnea
index to evaluate dyspnea in chronic obstructive pulmonary disease’,
International Journal of COPD, 10(1), pp. 1663–1672. doi:
10.2147/COPD.S82408.
Pdpi (2021) ‘Panduan Umum Praktik Klinis Penyakit Paru Dan Pernapasan’,
Panduan Umum Praktik Klinis Penyakit Paru Dan Pernapasan, P.
Https://News.Ge/Anakliis-Porti-Aris-Qveynis-Momava.
Santus, P. Et Al. (2019) ‘The Airways ’ Mechanical Stress In Lung Disease :
Implications For Copd Pathophysiology And Treatment Evaluation’, 2019.
Doi: 10.1155/2019/3546056.
Whiteside, M. And Herndon, J. (2018) ‘Aerosolized Coal Fly Ash: Risk Factor For
Copd And Respiratory Disease’, Journal Of Advances In Medicine And
Medical Research, 26(7), Pp. 1–13. Doi: 10.9734/Jammr/2018/41627.

You might also like