Professional Documents
Culture Documents
DASAR
KEDOKTERAN KELUARGA
2
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
3
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
o Self awareness
6. Being realistic
o Time
o Team building and team work
o Using all the resources wisely
1. Lakukan anamnesis pada seorang laki-laki yang berusia 60 tahun yang datang ke
klinik dokter keluarga dengan keluhan gangguan pada BAKnya..
2. Lakukan anamnesis pada seorang perempuan berusia 35 tahun yang membawa
anaknya yang berusia 5 tahun dengan keluhan pada wajahnya pucat, rentan terhadap
infeksi dan sering mengalami perdarahan
3. Lakukan anamnesis pada seorang perempuan yang berusia 45 tahun dengan keluhan
adanya benjolan di payudara
4
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
5
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
6
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
3. Ketika dokter menahan informasi dari seorang pasien, berarti dokter tersebut sudah
mengurangi otonomi seorang pasien.
4. Apabila pasien akhirnya mengetahui bahwa ternyata ada informasi yang tidak diberikan
padanya, maka akan hilanglah rasa percayanya pada dokter
Berikut ini adalah 6 (enam) langkah dari Robert Buckman yang bisa digunakan sebagai
pedoman dalam menyampaikan berita buruk pada pasien
1 Persiapan 1. Pilih ruangan yang menjamin privacy, dan usahakan
baik dokter maupun pasien bisa duduk dalam posisi
yang nyaman.
2. Tanyakan pada pasien apakah dia menghendaki ada
orang lain yang menemaninya, apakah suami / istri,
anak, atau keluarga lainnya. Biarlah pasien sendiri
yang memutuskan.
3. Mulailah dengan memberikan pertanyaan seperti:
“Bagaimana perasaan anda sekarang ?“.
(Pertanyaan ini untuk mulai melibatkan pasien dan
menunjukkan pada pasien bahwa percakapan
selanjutnya adalah percakapan dua arah. Pasien
tidak hanya mendengarkan dokter bicara).
7
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
8
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
9
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
10
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
perawatan pasien.
2. Buatlah rencana langkah – demi langkah dan Berikan
penjelasan yang lengkap pada pasien tentang apa
saja yang harus dilakukannya pada tiap langkah, dan
apa saja yang mungkin terjadi, dan apa saja yang bisa
membantu mengatasinya bila ternyata muncul hal
yang tidak diinginkan.
Berikut adalah mengenai penjelasan prognosis;
• Ada baiknya dokter mencari tahu tentang harapan
pasien, ataupun alasan pertanyaan mereka.
• Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan.
• Berikut adalah contoh – contoh kalimat ataupun
pertanyaan yang biasa digunakan :
o Jadi, apa sebenarnya yang menjadi kekhawatiran
bapak mengenai pengobatan ?
o Jadi situasinya memang demikian, Ibu... Tetapi
mungkin masih ada sesuatu yang bisa saya bantu
untuk ibu ?...
o Jadi ibu ingin mengetahui tentang berapa persen
kemungkinan putra ibu bisa bertahan ?
HAL–HAL YANG DIANGGAP PENTING OLEH PASIEN DALAM PENYAMPAIAN BERITA BURUK
1. Isi
adalah apa saja yang dibicarakan, dan seberapa banyak informasi atau keterangan yang
diberikan oleh dokter. Item ini sangat berhubungan dengan angapan/ kepercayaan
pasien terhadap kompetensi dokter di bidangnya, juga tentang pengetahuan dokter
mengenai perkembangan terbaru mengenai penyakit/ kasus mereka.
2. Support
Yaitu aspek supportif dalam komunikasi dokter. Jadi apakah dalam penyampaian berita
buruk ini dokter bersikap baik, memberi support/ dukungan yang cukup, dll. Termasuk
11
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
pula di sini apakah dokter bersedia mengkomunikasikan hal – hal yang menyangkut
diagnosis, prognosis, treatment, dll kepada keluarga atau orang lain, dan juga
menyediakan berbagai informasi yang ingin diketahui pasien.
3. Fasilitasi
Yaitu kapan dan di mana informasi diberikan. Apakah dalam ruangan dengan privacy
yang cukup, dokter memperhatikan pasien dengan sungguh – sungguh (tidak sambil lalu
saja). Juga apakah dokter menunggu sampai seluruh hasil diperoleh, sehingga sudah
cukup data untuk menyimpulkan situasi pasien sebelumakhirnya dokter menyampaikan
berita buruk pada pasien.
4. Cara penyampaian
Dalam berkomunikasi dengan pasien, dokter harus memberikan informasi dengan
singkat, jelas, dan jujur sehingga dapat dimengerti oleh pasien. Perlu memperhatikan
intonasi yang lembut, mendengarkan pasien, memberikan support dan meyakinkan
pasien dalam menjalani terapi, tanpa melakukan kontak fisik.
12
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
13
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
NO PROSEDUR
Menilai apakah yang telah diketahui oleh pasien tentang masalah yang akan
3
disampaikan, dan perasaan pasien
9 Mengenali dan menanggapi tanda-tanda non verbal yang ditunjukkan oleh pasien
Memberikan waktu pada pasien untuk bereaksi (dengan cara hening atau berdiam
10
diri sejenak)
Menunjukkan perilaku non verbal yang baik (kontak mata, posisi dan postur tubuh
14
yang sesuai, gerakan tubuh, ekspresi wajah, suara termasuk kecepatan dan volume)
14
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
15
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
16
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
Penentuan lokasi klinik dokter keluarga yang akan dibangun dan alasan-alasannya
Jenis pelayanan yang akan tersedia Susunan organisasi dalam manajemen klinik
17
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
PENGERTIAN
Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli.
Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus
penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.
KLASIFIKASI RUJUKAN
Rujukan Medis
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah kedokteran
Tujuan : untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien
Jenis-jenis Rujukan Medis
1. Rujukan pasien (transfer of patient), penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau
sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut
2. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), pengiriman dokter/ tenaga
kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya,
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
3. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens), pengiriman
bahanbahan pemeriksaan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya,
Rujukan Kesehatan
Pelimpahan wewenang & tanggungjawab untuk masalah kesehatan masyarakat • Tujuan:
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di
masyarakat.
Jenis-jenis Rujukan Kesehatan
1. Rujukan tenaga, pengiriman dokter/ tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan
yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk
18
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
19
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
20
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
SURAT RUJUKAN
Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien;
2. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang) yang
telah dilakukan;
3. Diagnosis kerja;
4. Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
5. Tujuan rujukan; dan
6. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
21
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
Kop Surat
KLINIK PRATAMA ..................................................................................................
Alamat ...................................................................................
______________________________________________________________________________
SURAT PENGANTAR RUJUKAN
Nomer : .........................
Kepada Yth.
................................................
................................................
Dengan ini kami mengirimkan pasien :
Nama : ................................................ Jenis kelamin : .................................
Tanggal lahir : ................................................ Pekerjaan : .................................
Alamat : ...................................................................................................................
dengan :
Anamnesis : ...........................................................................................
Pemeriksaan fisik : ...........................................................................................
Pemeriksaan penunjang : ...........................................................................................
Diagnosis kerja : ...........................................................................................
Terapi dan / atau tindakan yang telah diberikan :..............................................................
Tujuan rujukan : ...........................................................................................
Terimakasih.
Tanggal dan waktu : ................................................
Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan ...............................................................................
Catatan :
Rujukan telah mendapatkan Persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan Penjelasan,
meliputi: diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan; alasan dan tujuan
dilakukan rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; ransportasi
rujukan; danrisiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.
22
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
NO PROSEDUR
9 Wajah ramah
10 Senyum
11 Suara jelas
SURAT RUJUKAN
13 Tulisan jelas
14 Tulisan Lengkap
23
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
KASUS 1
Pria: 40 tahun, datang dengan keluhan sulit bernapas sejak 1 hari yang lalu. 2 hari
sebelumnya pasien mengalami batuk, pilek, demam dan sudah diobati dengan obat warung.
Demam disertai dengan pusing, nyeri dada, keringat dingin. Tidak ditemukan adanya
riwayat asma pada pasien sebelumnya. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 25 tahun
lalu dan sering mengalami batuk berdahak yang hilang setelah diobati dengan obat yang ada
di rumah sakit. Pasien memelihara bebek di rumahnya dan baru-baru ini salah satu
bebeknya mati mendadak. Pasien mengaku selalu cuci tangan sebelum dan sesudah
bersihkan kandang bebeknya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BP 120/80 mmhg, RR 28x
/ menit, HR 100x/minute, Temp. 380C. Paru: Vesikular, Ronkhi -/-, Wheezing -/-, Slam + / +.
Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.
Peragakan pemberian informed consent kepada pasien (dan, keluarga) bahwa dokter
berencana untuk merujuk pasien ke dokter spesialis karena dokter mencurigai pasien
mengalami penyakit flu burung (suspek) yang memerlukan penatalaksanaan lanjut.
KASUS 2
Seorang pasien lama anda wanita, 56 tahun datang ke tempat praktek, dengan
keluhan penglihatan buram terutama pada mata kiri. Pasien merupakan pasien DM yang
selama ini kontrol gula darah secara teratur. Sejak 2 bulan Penglihatan tertutup secara
perlahan-lahan seperti tertutup awan putih. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD
130/90 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 18x/menit. BB 77 Kg dan TB 165 Cm. Pada pemeriksaan
mata didapatkan kedua lensa mata batas normal dan visus kirı 1/300, visus kanan 3/60.
Pemeriksaan jantung, paru, dan abdomen dalam batas normal. Arteri dorsalis pedis kiri-
kanan teraba, sensibilitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan GDS 145 mg / dl dengan
obat glibenklamid 2 x 5 mg dan metformin 2 x 500 mg. Peragakan informed consent kepada
24
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
pasien (dan keluarga) bahwa dokter berencana untuk merujuk pasien ke dr spesialis karena
dokter juga mengalami retinopati diabetik yang membutuhkan lebih lanjut
KASUS 3
Pria berusia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dan berdarah pada saat buat air
kecil. Keluharan disertai dengan sering merasa sakit di pinggang kiri dan sakit dirasakan
tumpul dan tidak terlalu berat. Pasien pernah mengalami kecing berpasir. Riwayat DM (-)
PJK (-), HT (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dan status generalis dbn. Pada
status lokalis pada regio CVA ; inspeksi dalam batas normal, palpasi dalam batas normal,
nyeri ketok kiri (+). Pada pemeriksaan RT : dalam batas normal fungsi liver, DPL dan masa
pembekuan darah dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan Pemerikaaan lab
darah ureum dan kreatinin meningkat. Pada urinalisa ditemukan eritrosit urin +++
Peragakan informed consent kepada pasien (dan keluarga) bahwa dokter datang ke
dokter spesialis untuk dilakukan pemeriksaan BNO-IVP karena dokter mencurigai pasien
mengalami nefrolitiasis
KASUS 4
Wanita 32 tahun karyawati, datang kepada anda dengan keluhan nyen perut bawah
kanan hilang sejak 3 hari dan makin lama makin bertambah hebat. Haid terakhir 7 hari yang
lalu. Pasien tidak mengeluh demam, mual, atau muntah, Pasien sudah menikah 2 tahun
yang lalu namun belum dikaruniai anak. Perneriksaan fisik KU tampak kesakitan. keringat
dingin, TD 110/80 mmHg, nadı 100 x / menit, suhu 36,5 celcius, napas 24 menit.
Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pada pemeriksaan perut ditemukan
nyeri tekan di perut kanan bawah, tanda psoas (+), tanda obturator (+) Pemeriksaan DPL
ditemukan lekosit 21.000. Peragakan informed consent kepada pasien (dan keluarga) bahwa
dokter berencana untuk pasien ke dokter spesialis untuk dilakukan tindakan operasi
apendektomi karena dokter pasien mengalami apendisitis akut
KASUS 5
Wanita, 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas. Keluhan disertai dengan kedua
kakinya bengkak. Sejak 2 bulan yang lalu pasien merasakan sesak nafas pada saat berjalan
25
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
<50 m atau ketika mandi dan membaik dengan istirahat. Tidak ada nyeri dada. Pasien tidur
dengan 3 bantal ditumpuk. Pasien juga mengeluh adanya batuk kering, tidak ada demam
kemudian pasien berobat ke Puskesmas 2 minggu lalu dan mendapat obat, tetapi keluhan
tidak membaik Pasien yang merasakan keluhan sesak sejak 5 tahun yang lalu. Awainya
pasien hanya merasakan sesak nafas pada aktivitas berat seperti naik tangga atau berjalan
lebih dari 100 meter. Keluhan hilang sepanjang tahun, membaik bila pasien beristirahat atau
meminum jamu yang dibeli pasien dari tukang jamu. Pasien mengaku tidak pernah
memeriksakan gula darah atau tekanan darah sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang, TD 190/100 mmHg, nadi 100x /
menit, RR 36x / menit, suhu 37,1 ° C, BB / TB 56 kg / 159cm, JVP 5 + 1 cmH; Pada
pemeriksaan paru : retraksi ICS (+), sonor di seluruh lapang paru, suara nafas Vesikuler +/+,
Ronkhi + / + basal (posisi duduk), wheezing -, Pada pemeriksaan jantung didapatkan iktus
tidak tampak, kordis teraba di sela iga ICS VI linea aksilaris anterior sinistra, batas kanan
jantung di ICS IV linea parasternalis dextra, apeks jantung di ICS VI linea aksilaris anterior
sinistra, dan pinggang jantung di ICS IV parasternalis sinistra , bunyi jantung l-Il normal,
murmur (-), gallop (-) Inspeksi. Pada pemeriksaan abdomen membuncit: Lemas, hati dan
limpa tidak teraba, nyeri tekan (-): Timpani (), shifting dullness (+) Bising usis (+). Ektremitas:
akral nangat, perfusi perifer cukup, edema tungkai + / +
Peragakan infcrmed consent kepada pasien (dan keiuargaj bahwa dokter berencana untuk
pasien ke d: spesialis untuk perawatan labih lanjut karena dökter rmencurigai pásien telah
mengalami Gagal jantung kongestif.
26
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
PERTEMUAN KELUARGA
Langkah-langkah lengkap pertemuan keluarga
PRA PERTEMUAN
A. Persiapan
1. Pilih contac person dalam keluarga
2. Sampaikan rasional / alasan pertemuan
3. Tentukan siapa saja yang diharapkan turut serta
4. Tentukan waktu pertemuan
B. Telaah program
1. Siapkan atau revisi genogram dengan data terbaru
2. Catat dan perhatikan siklus kehidupan pasien dan keluarga
3. Kembangkan hipotesa
a. Tentukan tujuan pertemuan
b. Kembangkan hipotesa sementara
c. Kembangkan strategi untuk menjalankan pertemuan
PERTEMUAN
A. Fase basa basi
1. Memberi salam
2. Antar ke ruangan pertemuan
3. Berbicara dengan masing-masing anggota keluarga yang hadir
B. Fase mengembangkan target-target
1. Menanyakan ke keluarga target yang ingin dicapai hari ini
2. Terjemahkan penyampaian keluarga menjadi kalimat yang jelas, terarah dan realistis
3. Terkadang sangat berguna bila ditulis di papan tulis
4. Ajukan target lain yang dirasa penting tapi belum tersembuhkan
5. Tentukan prioritas bila target hari ini lebih dari 2
C. Fase mendiskusikan masalah
1. Persilahkan setiap anggota keluarga memberi pandangan mengenai masalah
tersebut
27
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
PASCA PERTEMUAN
A. Revisi genogram
B. Revisi hipotesa
C. Tulis laporan pertemuan
1. Daftar hadir
2. Daftar masalah
a. Masalah yang diajukan keluarga
b. Masalah yang diajukan dokter keluarga
3. Penilaian fungsi keluarga
a. Bentuk keluarga
b. Proses yang terjadi di keluarga
c. Tahapan siklus kehidupan keluarga
4. Sumber dan faktor penunjang yang dimiliki keluarga
5. Rencana penatalaksanaan selanjutnya
a. Medika mentosa
b. Peran serta pasien dan keluarga
28
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
PERTEMUAN KELUARGA
1 Memberikan salam
3 Menyampaikan tujuan atau target pertemuan dengan jelas, terarah dan sistematis
Mencari kemungkinan sumber daya dan faktor pendukung dalam keluarga mengenai
8
masalah ini
10 Menanyakan layanan kesehatan yang telah diperoleh berkaitan dengan masalah ini
15 Menyampaikan kesimpulan
29
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
30
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
PERAN AYAH
• Ayah tidak peduli akan kesehatan, punya kebiasaan merokok 2 bungkus / jam,
selama 25 tahun
• Batuk2 sudah 3 bulan, karena batuk karena merokok, sudah 1 bulan merokok 4-5
batang / hari.
PERAN IBU
• Pengetahuan tentang gizi, tumbuh kembang remaja dan penyakit TB kurang.
• Memiliki keinginan kuat untu membuat keluarganya sehat.
PERAN KAKAK
• Mempunyai perhatian terhadap adik, tetapi tidak punya waktu bersama keluarga
• Ada yang sudah merokok tanpa sepengetahuan orang tua
PERAN ADIK
• Ada yang juga mulai batuk batuk 1 mingu yang lalu, tetapi merasa itu hal yang tidak
penting.
CATATAN
Bila dokter tidak sensitif, keluarga bisa menjadi keluarga yang keras kepala.
31
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
32
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
IMUNISASI
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diphteri, Pertusis,
Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian anak di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Agar target nasional dan global untuk
mencapai eradikasi, eliminasi dan reduksi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi
harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai tingkat Population Immunity
(kekebalan masyarakat) yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi
yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I.
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk
zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk
melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam
tubuh.. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya
tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi
pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum
mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi
terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya,
pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau
vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit
penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio
atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga
kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada
33
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya
melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak
Kepustakaan:
1. http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2877
2. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=en&pg=15
34
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
* kalo pake grafik dan analisa statistik epidemiologi dan kasus lebih ke evaluasi impact (long term) ga relevant untuk
evaluation method dari penyuluhan dan kegiatan. sama halnya dengan metode penilaian kualitatif (i.e. perilaku,
environment risk, dll) : (mid term range / outcome)
PENYULUHAN IMUNISASI
No. PROSEDUR
PERSIAPAN
PRESENTASI
4 Memperkenalkan diri
7 Posisi berdiri
35
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
12 Memberi kesimpulan
13 Salam penutup
MATERI IMUNISASI
1 Pengertian Imunisasi
2 Tujuan Imunisasi
3 Macam imunisasi
5 Jadwal imunisasi
36