You are on page 1of 36

KETRAMPILAN KLINIK

DASAR
KEDOKTERAN KELUARGA

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT –


KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
2023
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

PATIENT CENTERED CARE – PATIENT CENTERED ANAMNESIS


Being patient centered means health care provider take into account the patients
desire for information and for sharing decision making. Patient centered care requires a
thorough explanation of disease to patient an exploration of their feeling, beliefs and
ecpectations. It is the interaction between the clinician and the patient, and yhe clinician’s
ability to use the patient knowledge and experiences to guide the consultation. Patient
centered interviews recognize patient’s needs and preferences by encouraging them to
voice ideas an collaborate in the consultation

FUNDAMENTAL ELEMENTS OF PATIENT CENTER CARE


Elemen fundamental to patient center care are :
1. Respect for individual’s values, expressed needs and preferences
2. Choice → patients have right and responsibility to participate in health care decisions
including treatment and management
3. Access to services requires by the person’s medical condition, including preventive care
4. Support → acknowledging and addressing the person’s emotional and social needs. This
means involving the person’s family and friends (as the patient desires) and considering
educational, cultural, and personel factors affecting the person’s ability to manage their
condition
5. Education and information that is accurate, relevant and answers the person’s concern

PATIENT CENTERED CLINICAL METHODS


1. Clinician’s skills to customize care to specific needs and circumstance of each individual,
that is, to modify care to respond to the person, not the person to the care.
2. Clinicians to think about ways of integrating patient’s perceptions into consultation
3. Focus is on the partnership between patients, families, and provider with
acknowledgement of patient’s treatment and life goal.

2
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

COMPONET OF PATIENT CENTERED CLINICAL METHODS

1. Exploring both the disease and illness experience


2. Understanding the whole person
3. Finding common ground regarding management
4. Incoporating prevention and health promotion
5. Enchancing the doctor patient relationship
6. Being realistic about personal limitations and issues such as the availability of time
resources

SIX INTERACTIVE CENTERED CLINICAL METHODE

1. Exploring both disease and illness experience


o History, physical, laboratory
o Dimension of illness (feeling, ideas, effects of function and expectation)
2. Understanding the whole person
o The person : life history, personal, and developmental issues, life style
o Proximal context : family, employment,and social support
o Distal context : culture, community, ecosystem
3. Finding common ground →mutual decisions
o Problems and
o Goals of the treatment and management
o Roles of patient and doctor
4. Incorporating prevention and health promotion
o Health enhancement
o Risk avoidance
o Risk reduction
o Early identification
o Complication reduction
5. Enhancing doctor-patient relationship
o Compassion
o Power of healing

3
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

o Self awareness
6. Being realistic
o Time
o Team building and team work
o Using all the resources wisely

TUGAS ROLE PLAY UNTUK MAHASISWA

1. Lakukan anamnesis pada seorang laki-laki yang berusia 60 tahun yang datang ke
klinik dokter keluarga dengan keluhan gangguan pada BAKnya..
2. Lakukan anamnesis pada seorang perempuan berusia 35 tahun yang membawa
anaknya yang berusia 5 tahun dengan keluhan pada wajahnya pucat, rentan terhadap
infeksi dan sering mengalami perdarahan
3. Lakukan anamnesis pada seorang perempuan yang berusia 45 tahun dengan keluhan
adanya benjolan di payudara

4
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

PATIENT CENTERED ANAMNESIS


NO PROSEDUR
1 Menyapa pasien
2 Menyambut pasien sambil berdiri
3 Memperkenalkan diri sambil menjabat tangan
4 Menunjukkan wajah ramah
5 Menyilakan pasien duduk
6 Berbasa basi
7 Mendapatkan nama
8 Mendapatkan umur
9 Mendapatkan Pendidikan
10 Mendapatkan suku
11 Mendapatkan status pernikahan
12 Mendapatkan alamat
13 Suara ramah,vokal jelas, kecepatan cukup
14 Sikap tubuh condong ke depan , kaki tidak bersilang
15 Kontak mata dipertahankan 70%
Tidak melakukan gerakan atau hal-hal yang tidak berhubungan dengan tindakan
16
anamnesis
17 Pertanyaan diajukan satu persatu
18 Mengajukan pertanyaan terbuka dan mendalam, selain pertanyaan tertutup
19 Melakukan refleksi isi bila diperlukan
20 Melakukan refelsi perasaan bila diperlukan
MATERI ANAMNESIS
21 Mendapatkan keluhan utama
22 Mendapatkan riwayat penyakit sekarang
23 Mendapatkan riwayat penyakit dahulu
24 Mendapatkan riwayat penyakit keluarga
25 Mendapatkan riwayat social
LAPORAN ANAMNESIS
26 Membuat laporan anamnesis

5
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

KOMUNIKASI DOKTER PASIEN – MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


BREAKING BAD NEWS
Berita buruk adalah suatu situasi di mana tidak ada harapan lagi, adanya ancaman
terhadap kesejahteraan fisik dan mental seseorang, sesuatu yang menuntut perubahan gaya
hidup yang sudah menjadi kebiasaan, sesuatu yang membuat seseorang memiliki lebih
sedikit pilihan dalam hidupnya atau setiap “informasi negatif” tentang masa depan
seseorang.
Berita buruk ini sering sekali diasosiasikan dengan penyakit-penyakit terminal yang
sudah tidak mungkin lagi disembuhkan, seperti kanker, namun sebenarnya bukan itu saja
karena ada beberapa situasi atau kondisi yang dapat dikategorikan sebagai berita buruk
yaitu :
1. Diagnosis penyakit kronis (contoh : diabetes melitus).
2. Cacat atau hilangnya suatu fungsi (contoh : impotensi, hemiplegia, kebutaan, dll).
3. Adanya kebutuhan perawatan atau pengobatan yang memberatkan / menyakitkan / mahal
Berita buruk juga dapat berasal dariinformasi yang sering dianggap “netral” oleh dokter,
tapi merupakan kabar buruk bagi pasien, contoh :
1. Hasil USG pada seorang wanita hamil yang memverifikasi kematian janin.
2. Hasil MRI pada seorang wanita paruh baya yang menegaskan diagnosis Multiple
Sclerosis.
3. Diagnosis yang datang pada waktu yang tidak tepat, misalnya : seseorang terdiagnosis
menderita Unstable Angina yang memerlukan tindakan angioplasty pada minggu
pernikahan putrinya
4. Suatu diagnosis yang menyebabkan seseorang menjadi tidak sesuai dengan bidang kerja
atau pendidikannya. Misalnya : diagnosis buta warna pada calon mahasiswa kedokteran;
atau tremor kasar pada seorang dokter ahli bedah kardiovaskular, dan lain lain.

MENGAPA PENTING MENGUNGKAPKAN INFORMASI/BERITA BURUK PADA PASIEN?


1. Sebagian besar pasien memang ingin mengetahui apa yang sedang terjadi pada dirinya.
2. Sebagian besar pasien ingin mengetahui kemungkinan apa saja yang bisa terjadi pada
dirinya, termasuk terapi apa saja yang bisa diperoleh, prognosis, dan efek samping
terapi.

6
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

3. Ketika dokter menahan informasi dari seorang pasien, berarti dokter tersebut sudah
mengurangi otonomi seorang pasien.
4. Apabila pasien akhirnya mengetahui bahwa ternyata ada informasi yang tidak diberikan
padanya, maka akan hilanglah rasa percayanya pada dokter

KESULITAN-KESULITAN DALAM MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


Ada beberapa hal yang sering dikeluhkan oleh dokter saat harus menyampaikan berita
buruk pada pasien :
1. Bagaimana cara yang tepat untuk bisa jujur pada pasien tanpa mengurangi harapan
mereka?
2. Bagaimana cara menghadapi dan menangani emosi pasien saat mereka mendengar
berita buruk mengenai dirinya. Apakah saya sanggup ?
3. Kapankah waktu yang tepat untuk menyampaikan berita buruk pada pasien ?
4. Bagaimana memilih metode komunikasi yang tepat bagi pasien sesuai dengan latar
belakang dan kepribadiannya?

Berikut ini adalah 6 (enam) langkah dari Robert Buckman yang bisa digunakan sebagai
pedoman dalam menyampaikan berita buruk pada pasien
1 Persiapan 1. Pilih ruangan yang menjamin privacy, dan usahakan
baik dokter maupun pasien bisa duduk dalam posisi
yang nyaman.
2. Tanyakan pada pasien apakah dia menghendaki ada
orang lain yang menemaninya, apakah suami / istri,
anak, atau keluarga lainnya. Biarlah pasien sendiri
yang memutuskan.
3. Mulailah dengan memberikan pertanyaan seperti:
“Bagaimana perasaan anda sekarang ?“.
(Pertanyaan ini untuk mulai melibatkan pasien dan
menunjukkan pada pasien bahwa percakapan
selanjutnya adalah percakapan dua arah. Pasien
tidak hanya mendengarkan dokter bicara).

7
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

2 Mencari tahu sebanyak Mulailah mengajukan pertanyaan untuk menggali


apa informasi yang sudah informasi dari pasien supaya anda dapat mulai
dimiliki pasien memahami.
1. Apakah pasien sudah tahu mengenai penyakitnya/
situasinya. Contoh : "Saya menderita kanker paru-
paru, dan saya memerlukan pembedahan".
2. Seberapa banyak dia tahu ? Darimana dia tahu ?
("dokter A mengatakan ada sesuatu kelainan yang
ditemukan di foto roentgen dada saya")
3. Tingkat pengetahuan pasien ("Dok, saya terkena
Adenocarcinoma T2N0 ")
4. Situasi emosional pasien ("Saya takut jangan –
jangan saya terkena kanker, Dok … sampai – sampai
seminggu ini saya jadi susah tidur").
Terkadang pasien atau keluarga pasien (orang tua pada
pasien anak) mungkin tidak bisa menjawab atau
merespon pertanyaan anda, dan mungkin memang
tidak mengetahui sama sekali mengenai penyakit
mereka.
Pada kasus – kasus seperti itu , teknik yang bisa
digunakan untuk menstimulasi diskusi adalah dengan
menanyakan kembali tentang hal – hal yang sudah
mereka ketahui seperti riwayat penyakit dan hasil
pemeriksaan atau hasil test yang telah dilakukan
sebelumnya
3 Mencari tahu seberapa 1. Penting untuk menanyakan pada pasien seberapa
banyakkah informasi yang detil informasi yang ingin didengarnya. Apakah
ingin diketahui sangat detil, atau hanya gambaran besarnya saja ?
2. Perlu diperhatikan bagaimana cara bertanya, dan
kemungkinan reaksi pasien. (Setiap pasien tidak
akan sama , bahkan pada pasien yang sama

8
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

kemungkinan akan berubah permintaannya selama


dalam satu sesi percakapan).
3. Beberapa pertanyaan yang sering digunakan pada
tahap ini misalnya :
• Bapak/ ibu, bila nanti situasi atau kondisi/ hasil
test menunjukkan sesuatu yang serius, apakah
saya bisa memberitahukan pada anda mengenai
masalah tersebut?
• Apakah bapak / ibu ingin saya menjelaskan secara
rinci atau hanya garis besar dari kondisi bapak /
ibu sekarang?
• Bapak / Ibu, hasil test anda sudah keluar. Apakah
saya bisa menjelaskan pada bapak / ibu, atau
bapak / ibu ingin agar saya menjelaskan kondisi
anda pada keluarga?
• dll
4 Berbagi informasi Penting untuk mempersiapkan segala data sebelum
anda bertemu dengan pasien.
1. Topik pada tahap ini biasanya adalah mengenai
diagnosis, terapi / penanganan, prognosis, serta
dukungan / fasilitas apa saja yang bisa diperoleh
oleh pasien dan keluarganya.
2. Berikan informasi dalam potongan kecil, dan
pastikan untuk berhenti menjelaskan (beri jeda di
antara potongan – potongan informasi itu) untuk
memastikan bahwa pasien paham dengan yang kita
jelaskan.
3. Ingatlah untuk menerjemahkan istilah medis ke
dalam bahasa Indonesia, dan jangan mencoba untuk
mengajar patofisiologi (jelaskan dengan lebih
sederhana).

9
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Beberapa contoh bahasa yang bisa digunakan untuk


menyampaikan berita buruk :
• Pak Harun, saya khawatir bahwa kabar yang akan
saya sampaikan ini adalah kabar yang kurang baik.
Hasil test anda ternyata menunjukkan bahwa anda
positif terkena HIV.
• Bu Siti, mohon maaf saya terpaksa menyampaikan
kabar ini. Hasil biopsi benjolan pada payudara ibu
menunjukkan bahwa ibu terkena kanker
payudara.
• Bu Dinar, hasil test putri anda sudah keluar, dan
ternyata hasilnya tidak seperti yang kita harapkan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa putri anda
terkena leukemia.
• dll
5 Menanggapi perasaan Jika anda tidak memberikan tanggapan terhadap emosi
pasien yang muncul pada pasien, anda sama saja seperti
“meninggalkan urusan sebelum urusan tersebut selesai
..”. Selain itu Anda juga bisa dianggap sebagai seorang
dokter yang tidak memiliki kepedulian pada pasien.
Kalimat – kalimat yang bisa digunakan pada tahap ini :
• Saya tahu bahwa hasil ini adalah hasil yang tidak kita
harapkan
• Saya tahu bahwa kabar ini adalah kabar yang tidak
mengenakkan
• Setelah mengetahui hasilnya, kira –kira hal apakah
yang bisa saya bantu ?
• dll…..
6 Perencanaan dan tindak 1. Pada titik ini Anda perlu mensintesis rasa
lanjut kekhawatiran pasien dan isu-isu medis ke dalam
rencana konkret yang dapat dilakukan dalam rencana

10
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

perawatan pasien.
2. Buatlah rencana langkah – demi langkah dan Berikan
penjelasan yang lengkap pada pasien tentang apa
saja yang harus dilakukannya pada tiap langkah, dan
apa saja yang mungkin terjadi, dan apa saja yang bisa
membantu mengatasinya bila ternyata muncul hal
yang tidak diinginkan.
Berikut adalah mengenai penjelasan prognosis;
• Ada baiknya dokter mencari tahu tentang harapan
pasien, ataupun alasan pertanyaan mereka.
• Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan.
• Berikut adalah contoh – contoh kalimat ataupun
pertanyaan yang biasa digunakan :
o Jadi, apa sebenarnya yang menjadi kekhawatiran
bapak mengenai pengobatan ?
o Jadi situasinya memang demikian, Ibu... Tetapi
mungkin masih ada sesuatu yang bisa saya bantu
untuk ibu ?...
o Jadi ibu ingin mengetahui tentang berapa persen
kemungkinan putra ibu bisa bertahan ?

HAL–HAL YANG DIANGGAP PENTING OLEH PASIEN DALAM PENYAMPAIAN BERITA BURUK
1. Isi
adalah apa saja yang dibicarakan, dan seberapa banyak informasi atau keterangan yang
diberikan oleh dokter. Item ini sangat berhubungan dengan angapan/ kepercayaan
pasien terhadap kompetensi dokter di bidangnya, juga tentang pengetahuan dokter
mengenai perkembangan terbaru mengenai penyakit/ kasus mereka.
2. Support
Yaitu aspek supportif dalam komunikasi dokter. Jadi apakah dalam penyampaian berita
buruk ini dokter bersikap baik, memberi support/ dukungan yang cukup, dll. Termasuk

11
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

pula di sini apakah dokter bersedia mengkomunikasikan hal – hal yang menyangkut
diagnosis, prognosis, treatment, dll kepada keluarga atau orang lain, dan juga
menyediakan berbagai informasi yang ingin diketahui pasien.
3. Fasilitasi
Yaitu kapan dan di mana informasi diberikan. Apakah dalam ruangan dengan privacy
yang cukup, dokter memperhatikan pasien dengan sungguh – sungguh (tidak sambil lalu
saja). Juga apakah dokter menunggu sampai seluruh hasil diperoleh, sehingga sudah
cukup data untuk menyimpulkan situasi pasien sebelumakhirnya dokter menyampaikan
berita buruk pada pasien.
4. Cara penyampaian
Dalam berkomunikasi dengan pasien, dokter harus memberikan informasi dengan
singkat, jelas, dan jujur sehingga dapat dimengerti oleh pasien. Perlu memperhatikan
intonasi yang lembut, mendengarkan pasien, memberikan support dan meyakinkan
pasien dalam menjalani terapi, tanpa melakukan kontak fisik.

HAL LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


Ada banyak faktor yang mempengaruhi cara penerimaan pasien terhadap “berita
buruk“. Hal tersebut antara lain : jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, kematangan
pribadi, jenis kepribadian, faktor sosial budaya, cara pandang tentang hidup itu sendiri, dll.
Sebelum berkomunikasi dengan pasien, sangat penting bagi seorang dokter untuk
mengenali pasiennya, atau paling tidak mengetahui latar belakang pasiendan keluarganya
sebab dalam hal penerimaan berita buruk, kita tidak bisa mengharapkan reaksi yang sama
dari setiap pasien. Faktor – faktor yang disebutkan di atas memang akan sangat
berpengaruh. Informasi tentang pasien, terutama usia, jenis kelamin, sosial ekonomi dan
budaya dapat diketahui dengan mempelajari rekam medis, sedangkan jenis kepribadian
dapat dinilai melalui interaksi yang dilakukan dengan pasien.
Kehadiran anggota keluarga pasien juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Pasien
Asia dilaporkan lebih memilih untuk didampingi oleh anggota keluarga saat menerima berita
buruk daripada pasien dari negara-negara Amerika Utara atau Eropa.

12
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN DALAM MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


1. Menyampaikan berita buruk bukan di tempat yang menjamin privacy, misalnya
disampaikan di lorong rumah sakit, di pintu IGD, dll.
2. Interupsi / pemberian penjelasan terpotong atau terganggu karena suatu hal (misalnya
menerima atau menjawab telepon, HP berbunyi, ada perawat meminta tanda tangan,
dll).
3. Penyampaian kabar buruk melalui telepon. Hindari hal ini karena dokter tidak tahu
bagaimana situasi dan kondisi pasien saat menerima kabar buruk tersebut.
4. Dokter terlalu banyak bicara (biasanya karena dokter sendiri merasa tidak nyaman atau
nervous).
5. Efek iatrogenik yaitu berita buruk yang disampaikan memperburuk kondisi pasien baik
secara fisik maupun psikologis atau bahkan menimbulkan gangguan baru secara fisik
atau fisiologis (misalnya, pasien pria mendapat berita buruk tentang mengidap diabetes
melitus, penjelasan tentang akibat diabates yang salah satunya impotensi menyebabkan
pasien cemas sehingga menjadi impotensi psikogenik).

13
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

BREAKING BAD NEWS

NO PROSEDUR

1 Menyapa pasien dan keluarganya

2 Menjelaskan tujuan pertemuan

Menilai apakah yang telah diketahui oleh pasien tentang masalah yang akan
3
disampaikan, dan perasaan pasien

Memperlihatkan perilaku verbal dan non verbal kepada pasien yang


4 mengindikasikan bahwa informasi yang akan disampaikan selanjutnya adalah
informasi yang penting

5 Memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses berikutnya

6 Berusaha mengetahui informasi tambahan yang dibutuhkan oleh pasien

7 Memberikan penjelasan yang terorganisir

Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tidak menggunakan


8
jargon medik dan kalimat yang membingungkan

9 Mengenali dan menanggapi tanda-tanda non verbal yang ditunjukkan oleh pasien

Memberikan waktu pada pasien untuk bereaksi (dengan cara hening atau berdiam
10
diri sejenak)

11 Mendorong pasien untuk memberikan tanggapan, keprihatinan dan perasaannya

12 Mencermati perasaan, keprihatinan dan nilai-nilai yang dianut pasien

Menggunakan empati untuk mengkomunikasikan apresiasi terhadap perasaan dan


13
kesusahan yang dialami oleh pasien

Menunjukkan perilaku non verbal yang baik (kontak mata, posisi dan postur tubuh
14
yang sesuai, gerakan tubuh, ekspresi wajah, suara termasuk kecepatan dan volume)

Menyatakan dukungan kepada pasien ( contohnya mengekspresikan keprihatinan,


15
pengertian dan keinginan untuk menolong)

14
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

TUGAS MAHASISWA UNTUK MELAKUKAN ROLE PLAY

1. Penyampaian diagnosis Ca prostat pada pada seorang laki-laki berusia 60 tahun.


2. Penyampaian diagnosis leukemia kepada orang tua yang memiliki anak umur 8 tahun
yang didiagnosis leukemia.
3. Penyampaian diagnosis Ca Mammae yang pada seorang perempuan yang berusia 45
tahun.

15
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

PENDIRIAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA


Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic). Pada
bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik
yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family
clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik
keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit
tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk perencanaan pendirian Klinik Kedokteran
Keluarga
1. Menentukan lokasi tempat klinik tersebut berdiri dengan pertimbangan -
pertimbangan tertentu termasuk demografi penduduk, jenis penyakit yang
terbanyak pada daerah tersebut, jenis layanan kesehatan lain yang sudah terdapat di
daerah tersebut, dan social ekonomi masyarakat setempat.
2. Merancang jenis pelayanan kesehatan yang akan diselenggarakan di Klinik Dokter
Keluarga sebagai pusat layanan kedokteran strata pertama (tingkat primer) yang
menyelenggarakan pelayanan kedokteran secara paripurna (comprehensive),
menyeluruh (holistic), terintegrasi (integrated) dan berkesinambungan (continuum)
3. Merancang susunan organisasi untuk manajemen Klinik Dokter Keluarga.
4. Merancang kebutuhan sumber daya manusia baik provider kesehatan maupun non
provider kesehatan
5. Merancang bangunan klinik beserta fasilitasnya dengan memperhatikan standart
ideal sesuai Standar Praktik Dokter Keluarga Indonesia, namun juga memperhatikan
efektifitas dan efisiensi biaya yang hatus disediakan

16
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

PENDIRIAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA

Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" JAKARTA


Peserta kelompok
1) 7)
2) 8)
3) 9)
4) 10)
5) 11)
6) 12)

Penentuan lokasi klinik dokter keluarga yang akan dibangun dan alasan-alasannya

Jenis pelayanan yang akan tersedia Susunan organisasi dalam manajemen klinik

Rancangan bangunan klinik dan fasilitasnya

Tanda tangan Fasilitator

17
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

KONSULTASI DAN RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

PENGERTIAN
Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli.
Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus
penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.

KLASIFIKASI RUJUKAN
Rujukan Medis
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah kedokteran
Tujuan : untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien
Jenis-jenis Rujukan Medis
1. Rujukan pasien (transfer of patient), penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau
sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut
2. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), pengiriman dokter/ tenaga
kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya,
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
3. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens), pengiriman
bahanbahan pemeriksaan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya,
Rujukan Kesehatan
Pelimpahan wewenang & tanggungjawab untuk masalah kesehatan masyarakat • Tujuan:
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di
masyarakat.
Jenis-jenis Rujukan Kesehatan
1. Rujukan tenaga, pengiriman dokter/ tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan
yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk

18
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk


pendidikan dan latihan
2. Rujukan sarana, pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk
menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut
3. Rujukan operasional, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke
strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak
lanjut

KARAKTERISTIK KONSULTASI DAN RUJUKAN


1. Ruang lingkup kegiatan, konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga.
Rujukan, melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang
sedang dihadapi kepada pihak ketiga Karakteristik konsultasi & rujukan
2. Kemampuan dokter, konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli dan atau yang
lebih pengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak
3. Wewenang dan tanggung jawab, konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap pada
dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.

MANFAAT KONSULTASI DAN RUJUKAN


1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan
yang seharusnya)
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work)

MASALAH KONSULTASI DAN RUJUKAN


1. Rasa kurang percaya pasien terhadap dokter (bila rujukan/ konsultasi inisiatif dokter)
2. Rasa kurang senang pada diri dokter (bila rujukan/ konsultasi atas permintaan pasien)
3. Bila tidak ada jawaban dari konsultasi Masalah konsultasi dan rujukan.
4. Bila tidak sependapat dengan saran/ tindakan dokter konsultan
5. Bila ada penghalang (sikap/perilaku, biaya, transportasi)
6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.

19
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

TATA CARA KONSULTASI DAN RUJUKAN


Dasar : kepatuhan thd kode etik profesi yg telah disepakati bersama, dan sistem kesehatan
terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku
Tata cara konsultasi (McWhinney, 1981):
1. Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasi
2. Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, form khusus, catatan di
rekam medis, formal/ informal lewat telepon
3. Keterangan lengkap tentang pasien
4. Konsultan bersedia memberikan konsultasi
Tata cara rujukan :
1. Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja
2. Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan
3. Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

PEMBAGIAN WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB


1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya
kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu
tersebut dokter tersebut tidak ikut menanganinya
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

20
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

SURAT RUJUKAN
Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien;
2. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang) yang
telah dilakukan;
3. Diagnosis kerja;
4. Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
5. Tujuan rujukan; dan
6. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

21
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Kop Surat
KLINIK PRATAMA ..................................................................................................
Alamat ...................................................................................
______________________________________________________________________________
SURAT PENGANTAR RUJUKAN
Nomer : .........................
Kepada Yth.
................................................
................................................
Dengan ini kami mengirimkan pasien :
Nama : ................................................ Jenis kelamin : .................................
Tanggal lahir : ................................................ Pekerjaan : .................................
Alamat : ...................................................................................................................
dengan :
Anamnesis : ...........................................................................................
Pemeriksaan fisik : ...........................................................................................
Pemeriksaan penunjang : ...........................................................................................
Diagnosis kerja : ...........................................................................................
Terapi dan / atau tindakan yang telah diberikan :..............................................................
Tujuan rujukan : ...........................................................................................
Terimakasih.
Tanggal dan waktu : ................................................
Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan ...............................................................................

Catatan :
 Rujukan telah mendapatkan Persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
 Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan Penjelasan,
meliputi: diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan; alasan dan tujuan
dilakukan rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; ransportasi
rujukan; danrisiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.

22
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

KONSULTASI DAN RUJUKAN

NO PROSEDUR

PERILAKU TENAGA KESEHATAN

1 Memberikan informasi benar mengenai indikasi rujukan

2 Memberikan informasi jelas mengenai indikasi rujukan

3 Memberikan informasi lengkap mengenai indikasi rujukan


4 Memberikan kesempatan pasien bertanya
5 Memberikan kesempatan pasien berpikir

6 Mempersilakan klien berbicara secara bebas

7 Dokter tidak memaksakan kehendak

8 Berempati kepada pasien

9 Wajah ramah

10 Senyum

11 Suara jelas

12 Posisi tubuh baik

SURAT RUJUKAN

13 Tulisan jelas

14 Tulisan Lengkap

15 Tanda tangan dan nama jelas

23
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

KASUS KONSULTASI RUJUKAN


Bacalah kasus-kasus di bawah ini, serta peragakan informed consent serta tuliskan surat
rujukannya kepada fasilitas layanan kesehatan tingkat sekunder.

KASUS 1
Pria: 40 tahun, datang dengan keluhan sulit bernapas sejak 1 hari yang lalu. 2 hari
sebelumnya pasien mengalami batuk, pilek, demam dan sudah diobati dengan obat warung.
Demam disertai dengan pusing, nyeri dada, keringat dingin. Tidak ditemukan adanya
riwayat asma pada pasien sebelumnya. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 25 tahun
lalu dan sering mengalami batuk berdahak yang hilang setelah diobati dengan obat yang ada
di rumah sakit. Pasien memelihara bebek di rumahnya dan baru-baru ini salah satu
bebeknya mati mendadak. Pasien mengaku selalu cuci tangan sebelum dan sesudah
bersihkan kandang bebeknya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BP 120/80 mmhg, RR 28x
/ menit, HR 100x/minute, Temp. 380C. Paru: Vesikular, Ronkhi -/-, Wheezing -/-, Slam + / +.
Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.
Peragakan pemberian informed consent kepada pasien (dan, keluarga) bahwa dokter
berencana untuk merujuk pasien ke dokter spesialis karena dokter mencurigai pasien
mengalami penyakit flu burung (suspek) yang memerlukan penatalaksanaan lanjut.

KASUS 2
Seorang pasien lama anda wanita, 56 tahun datang ke tempat praktek, dengan
keluhan penglihatan buram terutama pada mata kiri. Pasien merupakan pasien DM yang
selama ini kontrol gula darah secara teratur. Sejak 2 bulan Penglihatan tertutup secara
perlahan-lahan seperti tertutup awan putih. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD
130/90 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 18x/menit. BB 77 Kg dan TB 165 Cm. Pada pemeriksaan
mata didapatkan kedua lensa mata batas normal dan visus kirı 1/300, visus kanan 3/60.
Pemeriksaan jantung, paru, dan abdomen dalam batas normal. Arteri dorsalis pedis kiri-
kanan teraba, sensibilitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan GDS 145 mg / dl dengan
obat glibenklamid 2 x 5 mg dan metformin 2 x 500 mg. Peragakan informed consent kepada

24
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

pasien (dan keluarga) bahwa dokter berencana untuk merujuk pasien ke dr spesialis karena
dokter juga mengalami retinopati diabetik yang membutuhkan lebih lanjut

KASUS 3
Pria berusia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri dan berdarah pada saat buat air
kecil. Keluharan disertai dengan sering merasa sakit di pinggang kiri dan sakit dirasakan
tumpul dan tidak terlalu berat. Pasien pernah mengalami kecing berpasir. Riwayat DM (-)
PJK (-), HT (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dan status generalis dbn. Pada
status lokalis pada regio CVA ; inspeksi dalam batas normal, palpasi dalam batas normal,
nyeri ketok kiri (+). Pada pemeriksaan RT : dalam batas normal fungsi liver, DPL dan masa
pembekuan darah dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan Pemerikaaan lab
darah ureum dan kreatinin meningkat. Pada urinalisa ditemukan eritrosit urin +++
Peragakan informed consent kepada pasien (dan keluarga) bahwa dokter datang ke
dokter spesialis untuk dilakukan pemeriksaan BNO-IVP karena dokter mencurigai pasien
mengalami nefrolitiasis

KASUS 4
Wanita 32 tahun karyawati, datang kepada anda dengan keluhan nyen perut bawah
kanan hilang sejak 3 hari dan makin lama makin bertambah hebat. Haid terakhir 7 hari yang
lalu. Pasien tidak mengeluh demam, mual, atau muntah, Pasien sudah menikah 2 tahun
yang lalu namun belum dikaruniai anak. Perneriksaan fisik KU tampak kesakitan. keringat
dingin, TD 110/80 mmHg, nadı 100 x / menit, suhu 36,5 celcius, napas 24 menit.
Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pada pemeriksaan perut ditemukan
nyeri tekan di perut kanan bawah, tanda psoas (+), tanda obturator (+) Pemeriksaan DPL
ditemukan lekosit 21.000. Peragakan informed consent kepada pasien (dan keluarga) bahwa
dokter berencana untuk pasien ke dokter spesialis untuk dilakukan tindakan operasi
apendektomi karena dokter pasien mengalami apendisitis akut

KASUS 5
Wanita, 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas. Keluhan disertai dengan kedua
kakinya bengkak. Sejak 2 bulan yang lalu pasien merasakan sesak nafas pada saat berjalan

25
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

<50 m atau ketika mandi dan membaik dengan istirahat. Tidak ada nyeri dada. Pasien tidur
dengan 3 bantal ditumpuk. Pasien juga mengeluh adanya batuk kering, tidak ada demam
kemudian pasien berobat ke Puskesmas 2 minggu lalu dan mendapat obat, tetapi keluhan
tidak membaik Pasien yang merasakan keluhan sesak sejak 5 tahun yang lalu. Awainya
pasien hanya merasakan sesak nafas pada aktivitas berat seperti naik tangga atau berjalan
lebih dari 100 meter. Keluhan hilang sepanjang tahun, membaik bila pasien beristirahat atau
meminum jamu yang dibeli pasien dari tukang jamu. Pasien mengaku tidak pernah
memeriksakan gula darah atau tekanan darah sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang, TD 190/100 mmHg, nadi 100x /
menit, RR 36x / menit, suhu 37,1 ° C, BB / TB 56 kg / 159cm, JVP 5 + 1 cmH; Pada
pemeriksaan paru : retraksi ICS (+), sonor di seluruh lapang paru, suara nafas Vesikuler +/+,
Ronkhi + / + basal (posisi duduk), wheezing -, Pada pemeriksaan jantung didapatkan iktus
tidak tampak, kordis teraba di sela iga ICS VI linea aksilaris anterior sinistra, batas kanan
jantung di ICS IV linea parasternalis dextra, apeks jantung di ICS VI linea aksilaris anterior
sinistra, dan pinggang jantung di ICS IV parasternalis sinistra , bunyi jantung l-Il normal,
murmur (-), gallop (-) Inspeksi. Pada pemeriksaan abdomen membuncit: Lemas, hati dan
limpa tidak teraba, nyeri tekan (-): Timpani (), shifting dullness (+) Bising usis (+). Ektremitas:
akral nangat, perfusi perifer cukup, edema tungkai + / +
Peragakan infcrmed consent kepada pasien (dan keiuargaj bahwa dokter berencana untuk
pasien ke d: spesialis untuk perawatan labih lanjut karena dökter rmencurigai pásien telah
mengalami Gagal jantung kongestif.

26
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

PERTEMUAN KELUARGA
Langkah-langkah lengkap pertemuan keluarga
PRA PERTEMUAN
A. Persiapan
1. Pilih contac person dalam keluarga
2. Sampaikan rasional / alasan pertemuan
3. Tentukan siapa saja yang diharapkan turut serta
4. Tentukan waktu pertemuan
B. Telaah program
1. Siapkan atau revisi genogram dengan data terbaru
2. Catat dan perhatikan siklus kehidupan pasien dan keluarga
3. Kembangkan hipotesa
a. Tentukan tujuan pertemuan
b. Kembangkan hipotesa sementara
c. Kembangkan strategi untuk menjalankan pertemuan

PERTEMUAN
A. Fase basa basi
1. Memberi salam
2. Antar ke ruangan pertemuan
3. Berbicara dengan masing-masing anggota keluarga yang hadir
B. Fase mengembangkan target-target
1. Menanyakan ke keluarga target yang ingin dicapai hari ini
2. Terjemahkan penyampaian keluarga menjadi kalimat yang jelas, terarah dan realistis
3. Terkadang sangat berguna bila ditulis di papan tulis
4. Ajukan target lain yang dirasa penting tapi belum tersembuhkan
5. Tentukan prioritas bila target hari ini lebih dari 2
C. Fase mendiskusikan masalah
1. Persilahkan setiap anggota keluarga memberi pandangan mengenai masalah
tersebut

27
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

2. Persilahkan keluarga untuk bertanya kepada dokter keluarga mengenai informasi


kesehatan yang berhubungan dengan masalah tersebut
3. Tanyakan pengalaman keluarga menghadapi masalah tersebut
D. Fase mengindentifikasi sumber-sumber
1. Identifikasi sumber yang dimiliki dan kekuatan yang ada
2. Identifikasi pelayanan kesehatan
3. Identifikasi sumber yang ada di masyarakat
E. Fase menyusun rencana berikut
1. Menanyakan rencana selanjutnya
2. Menekankan kesepakatan masing-masing anggota keluarga terhadap rencana yang
ada
3. Menanyakan apakah ada pertanyaan dari anggota keluarga
4. Bila diperlukan anggota keluarga dapat memiliki rekaman pertemuan tersebut
5. Ucapkan terima kasih dan kesimpulan pertemuan

PASCA PERTEMUAN
A. Revisi genogram
B. Revisi hipotesa
C. Tulis laporan pertemuan
1. Daftar hadir
2. Daftar masalah
a. Masalah yang diajukan keluarga
b. Masalah yang diajukan dokter keluarga
3. Penilaian fungsi keluarga
a. Bentuk keluarga
b. Proses yang terjadi di keluarga
c. Tahapan siklus kehidupan keluarga
4. Sumber dan faktor penunjang yang dimiliki keluarga
5. Rencana penatalaksanaan selanjutnya
a. Medika mentosa
b. Peran serta pasien dan keluarga

28
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

PERTEMUAN KELUARGA

1 Memberikan salam

2 Berbicara dengan masing-masing anggota keluarga

3 Menyampaikan tujuan atau target pertemuan dengan jelas, terarah dan sistematis

4 Menyampaikan materi pertemuan dengan jelas

Mempersilahkan setiap anggota keluarga memberikan pandangan mengenai apa


5
yang akan dibahas

Mempersilahkan anggota keluarga menanyakan informasi kesehatan yang


6
berhubungan dengan materi yang akan dibahas

Menanyakan keluarga pengalaman keluarga dalam menghadapi masalah yang akan


7
dibahas

Mencari kemungkinan sumber daya dan faktor pendukung dalam keluarga mengenai
8
masalah ini

9 Mencari kemungkinan sumber daya di masyarakat yang dapat dipergunakan

10 Menanyakan layanan kesehatan yang telah diperoleh berkaitan dengan masalah ini

11 Mencari kemungkinan menggunakan sumber daya masyarakat untuk masalah ini

12 Menanyakan rencana keluarga

13 Meminta kesepakatan anggota keluarga untuk rencana ini

14 Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya lagi

15 Menyampaikan kesimpulan

16 Mengucapkan terima kasih

29
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

KASUS PERTEMUAN KELUARGA

Skenario Pertemuan Keluarga


Nona M usia 16 tahun dengan keluhan batuk-batuk di diagnosis tersangka TB setelah
menjalani pemeriksaan termasuk roentgen paru. Selain itu, pasien juga anemia dan
underweight. Dari ibu pasien informasi bahwa ayah pasien juga batuk-batuk karena
kebiasaan merokok pasien merencanakan pertemuan keluarga untuk mencari sumber
kontak, anggota keluarga yang juga terinfeksi TB dan mengajak partisipasi keluarga dalam
tata laksana. Dokter juga ingin kebiasaan merokok di keluarga tersebut berhenti. Pasien
mempunyai (kamar tidur) satu kakak dan satu adik.
CATATAN untuk keluarga:
1. Pengobatan TB minimal 6 bulan minum obat secara teratur serta gizi kalori tinggi dan
tinggi protein
2. Keluarga diharapkan mengingatkan pasien untuk minum obat
3. Seluruh anggauta keluarga diharapkan skrining foto toraks dan yang gejala gejala
memeriksakan sputum.

30
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

LEMBAR UNTUK TUTOR


jangan diberikan untuk yang berperan sebagal Dokter dan Asisten Dokter

PERAN AYAH
• Ayah tidak peduli akan kesehatan, punya kebiasaan merokok 2 bungkus / jam,
selama 25 tahun
• Batuk2 sudah 3 bulan, karena batuk karena merokok, sudah 1 bulan merokok 4-5
batang / hari.
PERAN IBU
• Pengetahuan tentang gizi, tumbuh kembang remaja dan penyakit TB kurang.
• Memiliki keinginan kuat untu membuat keluarganya sehat.
PERAN KAKAK
• Mempunyai perhatian terhadap adik, tetapi tidak punya waktu bersama keluarga
• Ada yang sudah merokok tanpa sepengetahuan orang tua
PERAN ADIK
• Ada yang juga mulai batuk batuk 1 mingu yang lalu, tetapi merasa itu hal yang tidak
penting.

CATATAN
Bila dokter tidak sensitif, keluarga bisa menjadi keluarga yang keras kepala.

31
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

TEKNIK KOMUNIKASI: PENYULUHAN IMUNISASI

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan


menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Azwar, 1983). Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang
oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk
yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang
berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi,
sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk.,
2002). Dengan pemahaman seperti ini maka petugas kesehatan harus menguasai ilmu
komunikasi dan meteri pesan yang akan disampaikan.
Untuk dapat penyuluhan dengan optimal, sebaiknya dibuat perencanaan penyuluhan
berdasarkan:
1. Masalah kesehatan yang ditanggulangi
2. Program kesehatan yang ditunjang
3. Daerah masyarakat yang menjadi sasaran
4. Sarana yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan
penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
sebagai berikut (Effendy, 1998):
1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan
masyarakat.
4. Menyusun perencanaan penyuluhan :
a. Menetapkan tujuan
b. Penentuan sasaran
c. Menyusun materi / isi penyuluhan
d. Memilih metoda yang tepat

32
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

e. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan


f. Penentuan kriteria evaluasi.
g. Pelaksanaan penyuluhan
h. Penilaian hasil penyuluhan

IMUNISASI
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diphteri, Pertusis,
Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian anak di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Agar target nasional dan global untuk
mencapai eradikasi, eliminasi dan reduksi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi
harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai tingkat Population Immunity
(kekebalan masyarakat) yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi
yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I.
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk
zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk
melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam
tubuh.. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya
tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi
pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum
mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi
terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya,
pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau
vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit
penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio
atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga
kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada

33
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya
melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak

Kepustakaan:
1. http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2877
2. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=en&pg=15

JADWAL IMUNISASI IDAI 2020

34
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

1. Cari masalah di lingkungan tsb yang relevan thdp masyarakat


2. Program mana saja yang relevan dan ditunjang pemerintah
3. Sasaran (Who and Where) : (Demografi dan Geografi)

* kalo pake grafik dan analisa statistik epidemiologi dan kasus lebih ke evaluasi impact (long term) ga relevant untuk
evaluation method dari penyuluhan dan kegiatan. sama halnya dengan metode penilaian kualitatif (i.e. perilaku,
environment risk, dll) : (mid term range / outcome)

PENYULUHAN IMUNISASI

No. PROSEDUR

PERSIAPAN

1 Kesiapan materi penyuluhan

2 Kesiapan Alat peraga

PRESENTASI

3 Mengucapkan salam kepada masyarakat

4 Memperkenalkan diri

5 Menyampaikan tujuan penyuluhan

6 Menjelaskan isi penyuluhan dengan menarik

7 Posisi berdiri

8 Kontak mata dengan peserta penyuluhan

35
Ketrampilan Klinik Dasar - Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

9 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta penyuluhan

10 Memberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab

11 Memberikan jawaban pertanyaan dengan baik

12 Memberi kesimpulan

13 Salam penutup

MATERI IMUNISASI

1 Pengertian Imunisasi

2 Tujuan Imunisasi

3 Macam imunisasi

4 Cara pemberian imunisasi

5 Jadwal imunisasi

6 Kontraindikasi pemberian imunisasi

7 Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

36

You might also like