You are on page 1of 9

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

KAJIAN PUSTAKA: DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA FARINGITIS

Amrullah Muliawan H1*, Eka Arie Yuliyani2

Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram


1
2
Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Email korespondensi: amrullahmuliawanhamdin@gmail.com


*)

__________________________________________________________________

Abstract: Literatur Review: Diagnosis and Treatment of Faringitis.


Pharyngitis is an infectionor inflammation in the pharynx (throat) area. Tube that
conects the nose and mouth to the lungs is called pharynx. Through anamnesis and
physical examination, the diagnosis of acute pharyngitis can be made by looking at
the patient's symptoms and history. The characteristics of pharyngitis caused by
bacteria, viruses and fungi can also be used as a basis for determining the etiology
of pharyngitis. GAS bacteria (group a streptococcus) is the most common cause of
bacterial pharyngitis. GAS and Non-GAS pharyngitis (most often viral) can be
confirmed by carrying out supporting examinations such as bacterial culture, RADT
(Rapid Antigen Detection Testing, Antistreptolysin O Titer Test, and McIsaac
Scoring. Therapy for viral pharyngitis focuses on treating symptomatic complaints
by administering corticosteroids, NSID, and Expectorants. In bacterial pharyngitis,
the aim is to treat complaints and eradicate bacteria using antibiotics. The main
antibiotics of choice for bacterial pharyngitis are penicillin and amoxcillin.
Meanwhile, for fungal pharyngitis, anti-fungals such as nystetin and fluconazole will
be given.
Keywords : Acute pharyngitis, clinical manifestation and management

Abstrak: Faringitis adalah infeksi atau peradangan di daerah faring (tenggorokan).


Faring adalah saluran yang menghubungkan hidung dan mulut menuju paru-paru.
Melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis faringitis akut dapat ditegakkan
dengan melihat gejala-gejala dan riwayat pasien. Karakteristik dari faringitis akibat
bakteri, virus dan jamur juga dapat dijadikan dasar dalam menentukan etiologi
faringitis. Penyebab terbanyak faringitis bakteri adalah bakteri GAS (grup a
streptococcus). Faringitis GAS dan Non-GAS (paling sering virus) dapat dikonfimasi
dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti Kultur bakteri, RADT (Rapid
Antigen Detection Testing, Tes Titer Antistreptolysin O, dan Skoring McIsaac. Terapi
pada faringitis virus terfokus pada menangani keluhan simptomatis dengan
pemberian kortikosteroid, NSID, dan Ekspektoran. Pada faringitis bakteri bertujuan
mengatasi keluhan dan mengeradikasi bakteri dengan menggunakan antibiotik.
Antibiotik pilihan uatama pada faringitis bakteri adalah penicillin dan amoxcillin
Sementara itu pada faringitis akibat jamur maka akan diberikan anti jamur seperti
nystetin dan fluconazole.
Kata Kunci: Diagnosis dan tatalaksana, faringitis.

PENDAHULUAN hidung kemudian paru-paru dan


Faringitis adalah infeksi atau ostenya tidak lebih dari 14 hari disebut
peradangan di daerah faring dengan ISPA (Dhrik et al., 2021).
(tenggorokan). Faring adalah saluran Faringitis menyebabkan 1-2 %
yang menghubungkan hidung dan mulut pasien berkunjung ke poliklinik atau unit
menuju paru-paru. (Tombeng & Cjg, gawat darurat dan diperkirakkan
2022). Faringitis masuk ke dalam pertahun terdapat 11-18 juta pasien
golongan penyakit infeksi pernapasan berkunjung ke layanan kesehatan akibat
akut (ISPA). Infeksi pada saluran faringitis di Amerika Serikat (Mustafa &
pernafasan mulai dari tenggorokan, Ghaffari, 2020). Berdasarkan keluhan

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2924
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

penduduk dan diagnosis tenaga (Lestari et al., 2022). Etiologi bakterial


kesehatan pada hasil riset kesehatan lainnya termasuk Streptokokus grup b
dasar tahun 2013, Prevalensi ISPA di dan c, Mycoplasma pneumoniae,
Indonesia sebesar 25 %. Terdapat 5 Chlamydia pneumoniae, Neisseria
provinsi dengan ISPA tertinggi, Provinsi meningitidis, Haemophilus influenzae,
urutan pertama yaitu NTT (Nusa Neisseria gonorrhoeae, Fusobacterium
Tenggara Timur) (41,7%), kemudian necrophorum, Arcanobacterium
ke-2 Papua (31,1%), ketiga Aceh haemolyticum, dan Corynebacterium
(30,0%), keempat NTB (Nusa Tenggara diphtheriae. Paparan bahan kimia dan
Barat) (28,3%), dan posisi ke 5 yaitu alergi lingkungan juga dapat
Jawa Timur (28,3%) (Kemenkes RI, menyebabkan faringitis akut (Wolford,
2013). Beberapa penyakit yang 2022). Sementara itu etiologi faringitis
digolongkan kedalam ISPA antara lain jamur sering diakibatkan oleh jamur
common cold, faringitis, dan pneumonia candida albicans (Sykes et al., 2020).
(Dhrik et al., 2021). Faringitis bermanifestasi dengan
Pada musim dingin atau musim berbagai gejala seperti sakit tenggorok,
hujan kasus faringitis biasanya demam, limfadenitis, pusing, dan
meningkat. Faringitis menular melalui kadang-kadang terdapat, mual,
sekret pernafasan dan membutuhkan kelelahan, kemerahan pada kulit (ruam)
waktu 2-5 hari masa inkubasi. dan nyeri perut. Dapat ditemukan juga
Penularan infeksi paling tinggi pada fase kemerahan pada dinding saluran nafas
akut (Regoli et al., 2011). Faktor-faktor dan demam yang bisa mencapai lebih
yang mendukung seseorang mengalami dari 38,5°C. (Tombeng & Cjg, 2022).
faringitis antara lain memiliki riwayat Faringitis akut sebagian besar muncul
kontak dengan penderita faringitis, dari virus akan bergejala seperti flu
sering terpapar asap rokok, dan polusi. biasa. Penyakit ini biasanya muncul
Riwayat alergi suhu dingin, bulu dalam bentuk wabah epidemi dengan
binatang, dan debu, serta sering berada gejala virus seperti hidung tersumbat,
di ruangan yang kering, dan memiliki demam ringan, batuk, disfonia, sakit
riwayat sinusitis juga merupakan faktor kepala, dan mialgia. Sementara itu pada
lain penyebab faringitis (Tombeng & faringitis bakterial ditandai dengan
Cjg, 2022). demam tinggi yang akut disertai
Bakteri dan virus merupakan menggigil, odinofagia berat, dan
penyebab utama faringitis. Faringitis disfagia, dan jarang ditemukan gejala
yang diakibatkan oleh virus dapat gejala virus yang umum (Cots et al.,
sembuh sendiri (self- limiting) (Lestari 2015).
et al., 2022). Gejala virus akibat infeksi Faringitis biasanya bersifat self
berbagai macam virus di tenggorokan limiting atau dapat sembuh sendiri.
mencangkup sekitar 50% hingga 80% Akan tetapi jika gejala berlangsung
kasus faringitis. Etiologi faringitis virus lebih dari satu minggu dan disertai
didominasi oleh rhinovirus, influenza, dengan demam, pembengkakan
adenovirus, parainfluenza, dan kelenjar getah bening, atau muncul
coronavirus. Virus lain penyebab ruam pada kulit, kemungkinan
faringitis namun jarang terjadi termasuk komplikasi sudah terjadi. Demam
virus herpes, human immunodeficiency rematik (demam yang disertai
virus (HIV), coxsackievirus dan virus peradangan pada sendi, dan kerusakan
Epstein-Barr. pada katup jantung) dan peradangan
Faringitis virus dapat berkembang ginjal (glomerulonephritis paska infeksi
menjadi faringitis bakteri yang streptococcus) merupakan komplikasi
cenderung lebih parah. (Tombeng & yang dapat terjadi akibat faringitis
Cjg, 2022). Streptococcus grup A adalah (Lestari et al., 2022).
bakteri yang penyebab tertinggi kasus Demam scarlet juga biasanya
faringitis bakteri. Bakteri ini menjadi terjadi pada pasien faringitis dengan
penyebab 15-30% faringitis akut pada manifestasi adanya ruam kemerahan
anak-anak dan 10% pada orang dewasa pata tubuh biasanya pada faringitis

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2925
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

akibat infeksi Streptococcus pyogenes


(Wessel 2016). METODE
Faringitis dapat dicegah dengan Pada tinjauan pustaka ini
menghindari penyebab dan pemicunya. menggunakan metode naratif riview.
Kebiasaan hidup yang bersih dan sehat Sumber yang digunakan besaral dari
sangat penting dilakukan sebagai upaya pustaka dengan bahasa Indonesia dan
pencegahan. Berikut merupakan kiat Ingris. Pencarian sumber pustaka
yang dapat dilakukan pada kehidupan menggunakan kata kunci yaitu Acute
sehari-hari, seperti mencuci tangan pharyngitis, clinical manifestation and
menggunakan sabun dan air mengalir, management, diagnosis dan
ketika sebelum dan sesudah makan, tatalaksana, faringitis. Sumber yang
setelah batuk atau bersin, serta setelah digunakan adalah berbagai jenis artikel
ke toilet, kemudian tidak menyentuh mulai dari case report, original article,
wajah dengan tangan yang tidak buku, maupun artikel riview yang
higenis, menutup mulut dan hidung dipublikasi dalam 15 tahun terakhir.
dengan tangan atau tisu ketika batuk, Seleksi sumber yang digunakan
tidak menggunakan peralatan yang diseleksi secara manual sesuai judul,
sama dengan penderita faringitis tinjauan pustaka: diagnosis dan
khususnya peralatan makan dan minum tatalaksana faringitis.
atau mandi, tidak merokok, serta
menjauhi paparan polusi dan asap rokok HASIL
(Sykes et al., 2020). Meskipun faringitis
dapat sembuh sendiri namun dianjurkan A. Diagnosis
dilakukan pengobatan untuk meredakan Untuk mendiagnosis suatu
gejala dan keluhan yang dialami pasien. penyakit selalu diawali dengan
Pengobatan pada pasien faringitis anamnesis, pemeriksaan fisik, kemudian
ditujukan untuk mengatasi peradangan, pemeriksaan penunjang. Pada
menekan penyebaran faringitis dan anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa
yang paling penting yaitu mencegah didapatkan berbagai gejala seperti sakit
komplikasi yang dapat terjadi (Tombeng tenggorok, pusing, demam, limfadenitis,
& Cjg, 2022). dan kadang-kadang terdapat, mual,
Kejadian faringitis memiliki kasus kelelahan, kemerahan pada kulit (ruam)
yang sangat banyak dan terjadi pada dan nyeri perut. Dapat ditemukan juga
seluruh kalangan umur dan dapat kemerahan pada dinding saluran nafas
memungkinkan terjadinya epidemi. dan demam yang bisa mencapai lebih
Faringitis juga memiliki komplikasi yang dari 38,5°C. Terdapat juga temuan lain
sangat berbahaya jika tidak cepat pada pasien seperti sakit saat menelan,
didiagnosis dan ditatalaksana dengan batuk, suara purau apabila radang
tepat. Etiologi faringitis menjadi mencapai plika vokalis, dan pembesaran
tantangan tersendiri bagi klinisi dalam kelenjar getah bening pada leher.
mendiagnosis dan memberikan Sangat penting untuk mengetahui
tatalaksana yang tepat. Uraian di atas etiologi faringitis untuk memberikan
menjadi dasar bagi penulis untuk tatalaksana yang tepat (Best, 2022).
mengulas lebih lanjut mengenasi
diagnosis dan tatalaksana faringitis.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2926
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Tabel 1. Gambaran kllinis Infeksi faringitis virus dan bakteri


(Shulman et al., 2012).

Virus Bakteri
Musim Segala musim Awal musim gugur dan musim
dingin
Umur Usian kurang dari 4 dan lebih dari 45 antara 5 sampai 15 Tahun
tahun
Keluhan Sakit menelan sedang, demam ringan Sakit menelan parah, demam tinggi
Utama
Onset Muncul bertahap Muncul tiba-tiba

Keluhan Mata merah, batuk, diare, myalgia, Pusing, mual dan muntah, rash
Lain rhinitis, viral exanthema, discrete (scarlatiniform rash), nyeri
ulcerative stomatis, abdomen, , platal petechiae
Mukosa Eksudat (65%) dan Eritema, Eksudat (70%) (tonsillofaringeal
Tenggorok exsudates), radang berat,
an
Adenopati Banyak, kecil bahkan tidak ada Ukuran membesar (adenitis dan
es tendinitis anterior cervical), keras
Faktor pernah terkena faringitis
Lain streptococcus

Gambar 1. Temuan-temuan pada orofaringitis bakteri, virus dan jamur


(Sykes et al, 2020)

Dari tabel 1. dapat dilihat memastikan ada tidaknya kemerahan


perbedaan faringitis yang diakibatkan dan pembengkakan pada faring guna
oleh bakteri dan virus. Sementara itu menegakkan diagnosis faringitis
faringitis yang diakibatkan oleh jamur (gambar 1). Namun dari anamnesis dan
biasanya memberikan gejala hilang rasa pemeriksaan umum saja tidak cukup
pada makanan/minuman, kebas pada untuk mengetahui etiologi dari faringitis
mulut, plak putih seperti dadih pada sehingga diperlukan pemeriksaan
orofaring, patches merah lembut pada penunjang seperti swab tenggorok dan
orofaring dan angular cheilitis (gambar kultur bakteri (Sykes et al., 2020).
1) (Sykes et al., 2020). Bakteri Grup a streptococcus
Pada pemeriksaan fisik diawali (GAS) adalah etiologi paling sering
dengan penilaian vital sign, untuk faringitis dan memiliki komplikasi
memastikan demam pada pasien. berupa penyakit jantung rematik (PJR)
Kemudian pada pasien dilakukan dan demam rematik (DR), sehingga
pemeriksaan THT (Telinga hidung bakteri GAS harus mendapat perhatian
tenggorokan). Pada pemeriksaan khusus. Fokus terapi antibakteri pada
tenggorokan ditujukan untuk infeksi faring akibat bakteri gas

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2927
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

terutama untuk menghindari munculnya 3. Tes Titer Antistreptolysin O


komplikasi tersebut. Penilaian klinis saja Tes titer antistreptolysin O
tidak cukup untuk mendiagnosis digunakan untuk pasien dengan dugaan
faringitis gas diakibatkan tumpang komplikasi supuratif akibat infeksi
tindih antara gejala klinis faringitis GAS streptococcus grup A. Namun, test ini
dan faringitis Non-GAS(terutama virus). tidak dianjurkan pada penyakit akut,
Hal tersebut menimbulkan kasus karena penanda serologis mencapai
faringitis GAS overestimate yang puncaknya 3 hingga 8 minggu setelah
mengarah ke over-prescribing antibiotik timbulnya gejala (Sykes et al., 2020).
(Damayanti et al., 2016). 4. Skoring McIsaac
Berikut merupakan beberapa Skoring McIsaac merupakan metode
pemeriksaan untuk mengetahui sederhana untuk diagnosis faringitis
Faringitis GAS dan Non GAS. streptococcus grup A, skoring ini
menggunakan beberapa tanda atau
1. Kultur Swab Tenggorokan gejala klinis, yaitu suhu >38°C, adanya
Pemeriksaan standar untuk edema atau eksudat di tonsil,
memastikan manifestasi klinis dan pembengkakan kelenjar getah bening
diagnosis infeksi bakteri GAS adalah leher anterior, ada tidaknya batuk dan
kultur swab. Sensitivitas kultur swab ditambah 1 nilai untuk kelompok usia
mencapai angka 90-95% dan spesifitas (tabel. 2) (McIsaac, 1998). Apabila hasil
di angka 97-100 % dalam mendeteksi skoring nilai 0-1, pasien tidak perlu
bakteri GAS, dengan catatan mendapat terapi antibiotika dan tidak
pemeriksaan kultur dilakukan sesuai dibutuhkan kultur tenggorokan. Jika
prosedur. Namun untuk mendapatkan didapatkan nilai 2-3, maka
hasilnya memerlukan waktu yang cukup dibutuhkankan kultur dan bila hasilnya
lama, hal itu menjadi kekurangan utama positif makan pasien akan diberikan
metode ini (Cots et al., 2015). terapi antibiotik. Bila diperoleh nilai 4-5,
2. Rapid Antigen Detection Testing maka bisa langsung mendapatkan
(RADT) antibiotika tanpa dikultur terlebih
Pemeriksaan ini juga memerlukan dahulu (Lestari et al., 2022).
waktu cukup lama yaitu 1 hari atau Berdasarkan penelitian yang dilakukan
lebih untuk mendapatkan hasilnya. oleh (Damayanti et al., 2016)
Mekanisme pemeriksaan RADT disimpulkan bahwa, jika pasien
dikembangkan dengan mendeteksi memperoleh skoring McIsaac <4,
antigen virus maupun bakteri pada kemungkinan 96,61% pasien tersebut
tenggorokan menggunakan dipstick tidak terkena faringitis GAS, sehingga
dengan sampel eksudat atau sekret tidak perlu antibiotik. Sementara itu
pada tonsil atau pada orofaring pasien dengan skoring 4 membutuhkan
posterior. Spesifisitas RADT mencapai pemeriksaan kultur bakteri untuk
95 % dan spesifisitas di angka 70-90%. mengonfirmasi faringitis GAS sebelum
Hasil RADT negatif pada anak-anak dan terapi antibiotik. Kemudian
remaja harus dikonfirmasi lagi kemungkinan pasien 98,8 % GAS positif
menggunakan swab tenggorokan, jika didapat skoring McIsaac 5, sehingga
namun tidak perlu dilakukan pada orang dapat langsung diberikan antibiotik
dewasa. Pada orang dewasa hasil RADT tanpa melakukan melakukan kultur
positif sudah sangat spesifik sehingga bakteri.
tidak perlu dikonfirmasi lagi
menggunakan kultur swab tenggorokan
(Lestari et al., 2022).

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2928
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Tabel 2. McIsaac Score (Lestari et al., 2022)


Nilai Kriteria
+1 Temperatur naik
+1 Tanpa batuk
+1 Tender anterior cervical adenopathy
+1 Bengkak dan terdapat eksudat pada tonsil
+1 umur 3-14 tahun
+1 umur 15-44 tahun
-1 umur ≥ 45 tahun
B. Tatalaksana Menurut (Cots et al., 2015) berikut
Penatalaksanaan klinis tergantung merupakan tujuan pemeberian
pada penyebab faringitis serta antibiotik pada pasien faringitis:
digolongkan ke dalam terapi simtomatik
dan antimikroba. Mempertahankan a. Untuk mempersingkat perjalanan
kondisi elektrolit pasien juga sangat penyakit. Perawatan antibiotik
penting pada apapun jenis terapi yang telah terbukti efektif spesifik
diberikan (Sykes et al., 2020). Istirahat dalam 16 jam sudah mulai
dianjurkan saat sedang demam, mengeradikasi bakteri GABHS
pastikan kebutuhan cairan tercukupi, (Group A Beta Hemolitic
berkumur menggunakan air garam Streptococcus) . Dampaknya
hangat dan hindari agen iritan (Cots et terlihat lebih besar pada remaja
al., 2015) dan dewasa muda, karena
Tatalaksana pada faringitis virus pengobatan antimikroba dapat
bersifat konservatif karena biasanya mengurangi gejala pada kelompok
bersifat self limiting (Sembuh sendiri). ini dalam 2 hari.
Terapi faringitis virus terfokus pada b. Untuk membasmi kuman tersebut.
terapi simptomatis. Dapat diberikan Dalam perawatan primer, penting
kortikosteroid oral 1-2x sehari untuk untuk mengidentifikasi faringitis
mengatasi keluhan odynophagia. yang disebabkan oleh GABHS,
Lozenges dan benzocaine atau lidocain karena pasien yang mengalaminya
untuk mengurangi nyeri pada orofaring. mendapat manfaat dari
NSAD seperti ibuprofen dan pengobatan antimikroba.
acetaminophen dapat digunakan untuk c. Pencegahan kasus baru atau
mengatasi demam pada pasien anak menekan penularan. Pada 24 jam
dan dewasa. Asam asetilsalisilat pertama pemberian antibiotic pada
memiliki kontraindikasi pada anak 97% kasus akan menjadikan test
karena obat ini dapat mengakibatkan kultur menjadi negatif, sehingga
reye syndrome (Sykes et al., 2020). sesorang tidak akan menularkan
Ambroksol 20 mg juga untuk faringitis ke orang lain.
mengurangi gejala batuk pada pasien d. Menghindari komplikasi. Beberapa
(Cots et al., 2015) penelitian menunjukkan
Tatalaksana pada faringitis bakteri pengobatan antibiotik pada
ditujukan untuk mengeradikasi bakteri faringitis yang disebabkan oleh
penyebab, dimana bakteri GABHS telah mengurangi kejadian
Streptococcus grup A menjadi penyebab komplikasi supuratif akut dan non-
faringtis tersering (Dhrik et al., 2021). supuratif, seperti demam rematik.
Sangat dianjurkan terap antibiotik pada e. Untuk memperbaiki gejala. Pada
faringitis akibat streptococcus grup a pasien faringitis sebaiknya
untuk menghilangkan keluhan akut menggunakan obat untuk
serta mencegah komplikasi. (Lestari et mengurangi gejala utama, sakit
al., 2022). tenggorokan, menggunakan obat
antiinflamasi dan/atau analgesik
yang tepat.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2929
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Tabel 3. Regimen terapi pada infeksi bakteri streptococcus grup A Menurut


Infectious Diseases Society of America (IDSA) (Amber Randel, 2013)
Rekomendasi
Obat Durasi
Dosis pemberian
(Hari)
kualitas bukti
Pasien yang tidak memiliki alergi penicillin
Amoxicillin, via oral 50 mg/kg 1 kali/hari (max 1000 mg) 10 Hari Kuat tinggi
Alternatif: 25mg/kg 2 kali/hari (max
500 mg)
Penicillin V, via oral Anak-anak: 250 mg 2-3 kali/hari 10 Hari Kuat, tinggi
Dewasa: 250 mg 4 kali/hari atau 500
mg 2 kali/hari
Penicillin G, < 60 lb (27 kg): 600.000 U Singgle Kuat Tinggi
benzathine, ≥ 60 lb: 1.200.000 U dose
intramuscular
Pasien yang memiliki alergi penicillin
Cephalexin, oral 20 mg/kg/dose 2 kali sehari (max 500 10 Hari Kuat, tinggi
mg/dose)
Clindamycin, oral 7 mg/kg/dose 3 kali sehari (max 300 10 Hari Kuat sedang
mg/dose)

Azithromycin 12 mg/kg 1 kali sehari (max 500 mg) 5 Hari Kuat, sedang
(Zithromax), oral
Cefadroxil, oral 30 mg/kg sekali sehari (max 1 g) 10 Hari Kuat tinggi
Clarithromycin 7,5 mg/kg/dose 2 kali sehari (max 250 10 Hari Kuat, sedang
(Biaxin), oral mg/dose)

Pengobatan faringitis bakteri sampai 48 jam setelah gejala hilang.


terfokus pada pemberantasan bakteri Fluconazole adalah antijamur oral
GAS. Pemberian amoksisilin selama 6 sintetik (bistriazol spektrum luas) yang
hingga 10 hari merupakan pilihan utama secara selektif menghambat
bagi pasien yang memerlukan terapi alfademetilasi jamur CYP-450 dan sterol
antimikroba. Dosis tunggal benzatin C-14 (Acerra et al., 2022).
penisilin G intramuskular dapat Pengobatan untuk faringitis jamur
digunakan sebagai alternatif jika gejala ringan dan awal adalah dengan
kepatuhan dipertanyakan. Data historis Nystatin. Nystatin adalah anti jamur
sebelum tahun 1975 juga menunjukkan topikal yang banyak digunakan untuk
bahwa antibiotik mengurangi risiko mengobati kandidiasis mulut, tersedia
demam rematik sebesar 67%, namun dalam bentuk pastille, obat kumur, dan
diperlukan penelitian yang lebih baru suspensi oral. Cara pemberian suspensi
untuk menyelidiki komplikasi ini. oral nistatin (100.000 unit/mL) yaitu 5
Bersamaan terapi antibiotik- mL per oral empat kali sehari (dikumur
kortikosteroid tidak dianjurkan, karena selama beberapa menit lalu ditelan) dan
kortikosteroid tidak mengurangi rasa dilakukan selama 2 minggu (Taylor,
sakit dan mungkin menunda pemulihan 2023). Pada faringitis jamur sedang-
dari faringitis bakterial (Sykes et al., berat, direkomendasikan flukonazol 200
2020). mg per oral single dose, kemudian 100
Tatalaksana pada faringitis jamur mg per oral 1x sehari selama 1-2
paling sering menggunakan Nystatin minggu. Untuk faringitis jamur yang
dan Fluconazole. Nystatin efektif sulit disembuhkan dapat diterapi
melawan berbagai jenis jamur dengan itraconzole 200 mg 1x sehari selama 28
mengubah permeabilitas membran sel hari, vorikonazol 200 mg oral 2x sehari
jamur setelah berikatan dengan sterol selama tiga hari dan verikonazole 200
membran sel, menyebabkan isi sel mg oral 2x sehari selama 28 hari, atau
bocor. Pengobatan harus dilanjutkan suspensi posaconazole 400 mg oral 2x

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2930
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

sehari selama 3 hari kemudian 400 mg Otorrinolaringologica (English


per hari selama 28 hari. Edition), 66(3), 159–170.
https://doi.org/10.1016/j.otoeng.2
KESIMPULAN 015.05.003
Melalui anamnesis dan Damayanti, E., Iriani, Y., & Yuwono, Y.
pemeriksaan fisik diagnosis faringitis (2016). Ketepatan Skoring
akut dapat ditegakkan dengan melihat McIsaac untuk Mengidentifikasi
gejala-gejala dan riwayat pasien. Faringitis Group A Streptococcus
Karakteristik dari faringitis akibat pada Anak. Sari Pediatri, 15(5),
bakteri, virus dan jamur juga dapat 301.
dijadikan dasar dalam menentukan https://doi.org/10.14238/sp15.5.2
etiologi faringitis. Penyebab terbanyak 014.301-6
faringitis bakteri adalah bakteri GAS Dhrik, M., Prasetya, A. A. N. P. R., &
(grup a streptococcus). Faringitis GAS Errawan, G. A. P. E. (2021). Pola
dan Non-GAS (paling sering virus) dapat Penggunaan Obat Pada Pasien
dikonfimasi dengan melakukan Faringitis Dewasa di Praktek
pemeriksaan penunjang seperti Kultur Dokter Bersama Apotek Kimia
bakteri, RADT (Rapid Antigen Detection Farma Teuku Umar. Acta Holist.
Testing, Tes Titer Antistreptolysin O, Pharm, 3(August), 10.
dan Skoring McIsaac. Terapi pada Kaplan YC, Koren G, Ito S, Bozzo P.
faringitis virus terfokus pada menangani Fluconazole use during
keluhan simpomatis dengan pemberian breastfeeding. Can Fam Physician.
kortikosteroid, NSID, dan Ekspektoran. 2015 Oct;61(10):875-6. PMID:
Pada faringitis bertujuan mengatasi 26759844; PMCID: PMC4607332
keluhan dan mengeradikasi bakteri Kementrian Kesehatan RI. 2019. Pusat
dengan menggunakan antibiotik. Statistik dan Kesehatan Indonesia.
Antibiotik pilihan uatam pada faringitis Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
bakteri adalah penicillin dan amoxcillin Lestari, D. L. P. A., Jayanti, N. P. S. D.,
Sementara itu pada faringitis akibat Putra, T. W., Fridayanthi, P. U.,
jamur maka akan diberikan anti jamur Tjahyadi, I. G. K. D. P. P.,
seperti nystetin dan fluconazole. Maharani, L. G. S., & Cahyawati,
P. N. (2022). Diagnosis Dan
DAFTAR PUSTAKA Tatalaksana Faringitis
Acerra, J. R., Jeter, & Taylor, P. (2022). Streptococcus Group a.
Pharyngitis. Medscap, 1–20. WICAKSANA: Jurnal Lingkungan
https://emedicine.medscape.com/ Dan Pembangunan, 6(2), 88–95.
article/764304-print https://doi.org/10.22225/wicaksa
Amber Randel. (2013). Practice na.6.2.2022.88-95
Guidelines IDSA Updates Guideline McIsaac WJ, White D, Tannenbaum D,
for Managing Group A. American Low DE. A clinical score to reduce
Academy of Family Physicians, 88, unnecessary antibiotic use in
5. patients with sore throat. CMAJ.
Best S. Pharyngitis [Internet]. Johns 1998 Jan 13;158(1):75-83. PMID:
Hopkins Medicine. 2022 [cited 20 9475915; PMCID: PMC1228750.
May 2022]. Available from: Mustafa, Z., & Ghaffari, M. (2020).
https:// Diagnostic Methods, Clinical
www.hopkinsmedicine.org/health/ Guidelines, and Antibiotic
conditions-and- Treatment for Group A
diseases/pharyngitis Streptococcal Pharyngitis: A
Cots, J. M., Alós, J.-I., Bárcena, M., Narrative Review. Frontiers in
Boleda, X., Cañada, J. L., Gómez, Cellular and Infection
N., Mendoza, A., Vilaseca, I., & Microbiology, 10(October), 1–10.
Llor, C. (2015). Recommendations https://doi.org/10.3389/fcimb.202
for Management of Acute 0.563627
Pharyngitis in Adults. Acta

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2931
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Regoli, M., Chiappini, E., Bonsignori, F., Taylor M, Brizuela M, Raja A. Oral
Galli, L., & De Martino, M. (2011). Candidiasis. [Updated 2023 Jul 4].
Update on the management of In: StatPearls [Internet]. Treasure
acute pharyngitis in children. Island (FL): StatPearls Publishing;
Italian Journal of Pediatrics, 37(1), 2023 Jan-. Available from:
1–7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/boo
https://doi.org/10.1186/1824- ks/NBK545282/
7288-37-10 Tombeng, J. A., & Cjg, Z. (2022).
Shulman, S. T., Bisno, A. L., Clegg, H. Diagnostik Holistik Pasien
W., Gerber, M. A., Kaplan, E. L., Faringitis Fengan Hipertensi di
Lee, G., Martin, J. M., & Van Puskesmas Bahu. Jurnal
Beneden, C. (2012). Executive Kedokteran Komunitas Dan Tropik,
summary: Clinical practice 10(1), 383–386.
guideline for the diagnosis and Wessels MR. Pharyngitis and Scarlet
management of group a Fever. 2016 Feb 10 [Updated 2016
streptococcal pharyngitis: 2012 Mar 25]. In: Ferretti JJ, Stevens
update by the infectious diseases DL, Fischetti VA, editors.
society of America. Clinical Streptococcus pyogenes : Basic
Infectious Diseases, 55(10), Biology to Clinical Manifestations
1279–1282. [Internet]. Oklahoma City (OK):
https://doi.org/10.1093/cid/cis847 University of Oklahoma Health
Sykes, E. A., Wu, V., Beyea, M. M., Sciences Center; 2016-. Available
Simpson, M. T. W., & Beyea, J. A. from:
(2020). Pharyngitis: Approach to https://www.ncbi.nlm.nih.gov/boo
diagnosis and treatment. Canadian ks/NBK333418/
Family Physician, 66(4), 251–257.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 10, Oktober 2023 2932

You might also like