You are on page 1of 10

Ekologia, Vol. 11 No.

2 , Oktober 2011: 36-45

VALIDASI METODE ANALISIS KADAR AMBROKSOL HIDROKLORIDA


DALAM SEDIAAN TABLET CYSTELIS
SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Ade Heri Mulyati1), Sutanto2) dan Dewi Apriyani3)


1,2,3)
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pakuan Bogor

ABSTRACT

Cystelis® tablet is an expectorant medicine which contain 30 mg/tablet of Ambroxol


Hydrochloride. To ensure the safety and effectiveness of the medicine must be well controlled
especially the analytical methode which used to determined the actived ingredient in the
medicine. This analytical methode must resulting the amount of Ambroxol Hydrochloride
which can be trusted. The purpose of this research are to test and proof the result of
determination Ambroxol Hydrochloride in Cystelis® tablet could be trusted in daily test in
laboratorium. Analytical methode validation is a effort to get and documented proof that the
result of test methode can be trusted with some specification. The Parameters of analytical
methode validation are precision, linearity, accuracy, range, selectivity, and stability test
(robustness). Analytical methode that used in pharmacy specially High Performance Liquid
Chromatography (HPLC), using mobile phase metanol : buffer potassium dyhidrogen
phosphate 0,01 M (70:30) pH 6,0 and stationary phase C18 Symmetry (150 mm x 4,6 mm)
with particle size 5m, flow rate 1,0 mL/minute, injection volume 10,0 L and measured at
wavelength 247 nm. Analytical results showed that the placebo did not gived any analytical
respons in selectivity test. Accuracy which know as % recovery showed the average of %
recovery 99,31% (98,70 – 100,44%), range between 80%-120%. Linearity at consentration
range 70% - 130% with coefficient correlacy (r) 0,99924. The result of precision which is
repeatability with average of % RSD 0,25%. Based on t value and F value on intermediate
precision showed that there is no differently result gived by the analytical methode with
different analyst and time. Stability test solution and mobile phase composition with % bias 
 2% and %RSD  2%. Based on the analytical methode validation result the determination
of Ambroxol Hydrochloride in Cystelis® tablet with high performace liquid chromatography
we can conclude that this analytical methode is valid to implemented in daily inspection at
Quality Control laboratory PT. Armoxindo Farma

Kata kunci : Validation, Analytical methode, Ambroxol Hydrochloride, HPLC

PENDAHULUAN mutu yang dilakukan adalah analisis kadar


Cystelis Tablet merupakan obat yang zat aktif dalam sediaan obat untuk
mengandung Ambroksol Hidroklorida memastikan kandungannya sesuai dengan
sebagai zat aktifnya yang berfungsi untuk yang dikehendaki. Industri farmasi dalam
mengobati gangguan saluran napas akut memproduksi obat dituntut untuk
dan sebagai ekspektoran. Sediaan obat memenuhi persyaratan Good
mutlak ditetapkan secara memadai untuk Manufacturing Practice (GMP) atau Cara
menjamin keamanan dan khasiatnya. Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
Khasiat dan keamanan obat tersebut hanya sifatnya dinamis, mengikuti perkembangan
dapat dijamin melalui pemantauan mutu ilmu dan teknologi. CPOB adalah pedoman
mulai dari proses pembuatan, yang bertujuan untuk memastikan agar
penyimpanan, distribusi hingga tahap sifat dan mutu obat yang dihasilkan sesuai
penggunaannya. Salah satu pemantauan dengan yang dikehendaki, sehingga obat-
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

36
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

obat yang diproduksi aman untuk Selektifitas seringkali dapat dinyatakan


dikonsumsi. sebagai derajat penyimpangan (degree
Untuk menjamin khasiat dan keamanan bias) metode yang dilakukan terhadap
obat tersebut maka industri farmasi sesuai sampel yang mengandung bahan yang
dengan persyaratan CPOB melakukan ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
validasi pada semua hal yang berkaitan senyawa sejenis, senyawa asing lainnya,
dengan proses pembuatan obat, salah satu dan dibandingkan terhadap hasil analisis
validasi yang harus dilakukan untuk sampel yang tidak mengandung bahan lain
menjamin kualitas dan keamanan obat yang ditambahkan (Harmita, 2004), untuk
adalah validasi metode analisis kadar zat metode kromatografi selektifitas dilihat
aktif dalam sediaan obat. Validasi metode dari nilai resolusi antara dua peak analit
analisis adalah upaya yang dilakukan dengan peak lain yang mungkin timbul.
melalui penelitian laboratorium untuk Syarat resolusi menurut BPOM 2001
membuktikan karakteristik kinerja metode adalah 1,5.
memenuhi aplikasi analisis yang dimaksud Akurasi atau kecermatan adalah ukuran
(BPOM, 2001). Validasi dilakukan untuk yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
melihat pengaruh dari kondisi peralatan- analisis dengan kadar analit yang
peralatan yang digunakan, pereaksi dan sebenarnya. Akurasi sering dinyatakan
personil yang melakukan pemeriksaan. sebagai persen perolehan kembali (%
Metode analisis kadar Ambroksol recovery ) dari suatu pengujian terhadap
Hidroklorida untuk bahan baku yang penambahan sejumlah analit dengan
dilakukan selama ini menurut European jumlah yang diketahui. Uji akurasi ini
Pharmacopoeia adalah metode titrasi asam dilakukan untuk melihat ketelitian alat dan
basa, kemudian dilakukan pengembangan analisis dalam membuat konsentrasi larutan
metode analisis kadar Ambroksol yang sesuai dengan kadar yang sebenarnya.
Hidroklorida dalam sediaan tablet Uji akurasi dilakukan dengan
menggunakan metode kromatografi cair menggunakan tiga level konsentrasi dengan
kinerja tinggi. Metode analisis yang tiga replikasi untuk setiap level
digunakan harus menghasilkan kadar konsentrasi. Kriteria penerimaan akurasi
Ambroksol Hidroklorida yang akurat dan adalah %recovery 98%-102%.
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk Presisi merupakan kedekatan antara
mengetahui keabsahan hasil uji, maka hasil pengujian individu dalam serangkaian
metode analisis yang akan digunakan harus pengukuran terhadap suatu sampel
divalidasi. Berdasarkan pedoman Cara homogen. Presisi dinyatakan sebagai
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) tahun standar deviasi atau Relatif Standar Deviasi
2001, parameter validasi metode analisis (% RSD). Syarat % RSD yang ditentukan
yang ditentukan adalah selektifitas, akurasi, oleh BPOM adalah  2%.
linieritas, rentang, batas deteksi, batas Nilai presisi dihitung secara statistik
kuantitasi dan ketegaran, namun untuk pada tiga tingkatan :
analisis kadar zat aktif dalam sediaan 1.Ripitabilitas atau presisi intra penetapan
farmasi batas deteksi dan batas kuantitasi kadar menyatakan presisi yang dilakukan
tidak perlu dilakukan. pada kondisi yang telah ditentukan di
Selektifitas suatu metode adalah laboratorium yang sama dalam interval
kemampuan suatu metode analisis yang waktu yang pendek oleh analis yang
hanya mengukur zat tertentu saja secara sama dengan menggunakan peralatan dan
cermat dan seksama dengan adanya pereaksi yang sama.
komponen lain yang mungkin ada dalam 2.Presisi antara atau presisi antar penetapan
matriks sampel (Harmita, 2004). kadar menyatakan presisi yang dilakukan
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

37
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

pada kondisi yang telah ditentukan di faktor metode yang memberikan indikasi
laboratorium yang sama dengan alat yang reliabilitas metode normal pada pengujian.
berbeda, analis yang berbeda, atau pada Beberapa contoh variasi yang dilakukan
hari yang berbeda. adalah kestabilan larutan terhadap waktu,
3.Reprodusibilitas menyatakan presisi yang waktu ekstraksi, untuk kromatografi cair
dilakukan pada kondisi yang telah dapat dilakukan beberapa variasi seperti
ditentukan di laboratorium yang berbeda perubahan pH fase gerak, perubahan
pada hari yang berbeda oleh analis yang komposisi fase gerak, suhu kolom,
berbeda dengan menggunakan peralatan kecepatan alir, dll (ICH, 1994).
dan pereaksi yang berbeda. Kurva kalibrasi merupakan hubungan
Pada presisi antara dihitung dengan antara respon instrumen dengan
melakukan uji t dan uji F.Uji t merupakan konsentrasi analit yang telah diketahui.
uji signifikasi untuk menguji perbedaan Kurva kalibrasi terdiri dari sampel blanko
nilai antara dua hasil (Susanto, 2006). (matrik kosong tanpa standar internal),
Presisi dilakukan. Presisi dilakukan dengan sampel zero (matrik kosong dengan standar
minimal 6 replikasi sampel. internal) dan 6-8 konsentrasi sampel
Linieritas adalah kemampuan dari suatu standar termasuk batas kuantitasi
metode uji untuk menghasilkan hasil uji konsentrasi rendah (LoQ) (FDA, 2001).
yang proporsional terhadap kepekatan Kriteria penerimaan kurva kalibrasi
analit sampel dalam jangkauan kepekatan sedikitnya 4 titik dari 8 titik (termasuk
yang ada. Linieritas suatu metode yang LoQ dan konsentrasi standar tertinggi)
diuji untuk memastikan adanya hubungan memenuhi kriteria akurasi dan presisi
linier antara konsentrasi analit dan respon (FDA, 2001).
detektor. Untuk mengetahui hubungan Batas Kuantitasi (LoQ) merupakan
linieritas, digunakan koefisien korelasi ( r ) konsentrasi analit terendah dalam sampel
pada analisis regresi linier minimum 0,98 yang dapat diukur secara kuantitatif dengan
untuk syarat sesuai dengan BPOM tahun akurasi dan presisi yang dapat diterima.
2001 atau minimum 0,999 untuk Batas kuantitasi dilakukan minimal 5
rekomendasi CDER (Center for Drug replikasi. Kriteria penerimaan presisi dan
Evaluation and Research) . Linieritas ini akurasi untuk batas kuantitasi adalah
dilakukan dengan menggunakan 7 level koefisien variasi (CV) < 20% dan bias <
konsentrasi yaitu 70% sampai 130% dari ±20% (FDA, 2001).
konsentrasi kerja 100%. Selektifitas merupakan kemampuan
Rentang atau jangkauan merupakan metode analisis untuk membedakan dan
interval di antara konsentrasi analit mengukur analit dengan adanya
tertinggi dan terendah dalam sampel yang komponen-komponen lain di dalam
dapat ditetapkan dengan akurasi, presisi sampel. Uji selektifitas dilakukan di dalam
dan linieritas yang dapat diterima sampel blanko (matrik biologi kosong)
menggunakan metode analisis tersebut. dengan menggunakan minimal 6 sampel
Rentang dinyatakan dalam satuan yang blanko dan dilakukan pada batas kuantitasi
sama seperti hasil uji misalnya persen, konsentrasi rendah (LoQ) (FDA, 2001).
untuk penetapan kadar zat aktif syarat yang Presisi, akurasi dan recovery
ditentukan BPOM adalah 80%-120%. menggunakan tiga konsentrasi sampel
Ketegaran (Robustness) adalah ukuran (rendah, sedang dan tinggi) digunakan
kemampuan metode untuk tetap tak sebagai kontrol sampel yang ditetapkan
berpengaruh dan bertahan terhadap sebagai berikut: (FDA, 2001)
pengaruh kecil, tapi dilakukan dengan QCL = 3 x LoQ
sengaja dengan membuat variasi dalam QCM = terdapat diantara QCL dan QCH
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

38
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

QCH = 75%-90% dari standar kalibrasi kerja standar kalibrasi (Working


tertinggi Solution/WS1) dibuat dengan
Presisi adalah tingkat kesesuaian antara mengencerkan larutan SS1 dalam larutan
hasil uji individual dengan hasil rata-rata metanol : aquabides (1 : 1), sehingga
pengukuran yang dilakukan, meliputi: konsentrasi larutan menjadi 0,5; 1; 2,5; 5;
a. Within day variation (Intra-day ) 10; 25 dan 50 ppm. Larutan kerja standar
b. Day-to-day variation (Inter-day) sampel (WS2) dan standar LoQ dibuat
Kriteria penerimaan untuk presisi adalah dengan mengencerkan larutan SS2 dalam
koefisien variasi (CV) < 15% (FDA, larutan metanol : aquabides (1 :1),
2001). sehingga konsentrasi larutan menjadi 1,5;
Akurasi menunjukkan kedekatan antara 8; 40 ppm (WS2) dan 0,25; 0,5 ppm (LoQ).
hasil yang diperoleh dari metode yang Larutan kerja Estazolam dibuat dengan
digunakan dengan nilai konsentrasi analit melarutkan Estazolam dalam metanol
yang sebenarnya yang meliputi: (1000 ppm), kemudian diencerkan dalam
a. Within day variation (Intra-day) dan aquabides menjadi konsentrasi 50 ppm.
Recovery
Kromatografi
b. Day-to-day variation (Inter-day) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kriteria penerimaan untuk akurasi intra- (Shimadzu, Japan) yang terdiri atas Pompa
day dan inter-day adalah bias < ±15% dan (LC-10ATVp), degasser (DGU-14A), auto
untuk recovery adalah 85 – 115 % (FDA, injector (SIL-10ADvp), system controller
2001). (SCL-10Avp), suhu diatur 60 ˚C
Linieritas ditunjukkan berdasarkan
menggunakan oven kolom (CTO-10ASvp),
koefisien korelasi (r) selama validasi λ = 220 nm dengan detektor UV (SPD-
metode pada saat melakukan presisi dan 10Avp), kolom analitik Lichrospher RP-18,
akurasi selama 5 hari. Kurva linieritas 5 μm 125 mm x 4 mm i.d (L. Merck,
dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi Darmastadt, Germany), guard kolom RP-
(r) kurva kalibrasi ≥ 0.99 (Riley dan 18 (L. Merck, Darmastadt, Germany).
Rosanske, 1996) dan koefisien variasi Fase gerak yang digunakan adalah
(CV) dari masing-masing konsentrasi Kalium dihidrogen fosfat 10 mM pH 7,4
kurang dari 15% (FDA, 2001). (disaring dengan kertas saring 0,45 μm
BAHAN DAN METODE (Sartorius, Germany)) dan asetonitril (65 :
35, v/v). Fase gerak kemudian di-degass
Bahan dan dialirkan pada KCKT dengan laju alir
Carbamazepine (R. L. Fine Chem) dan 1 mL/menit.
standar internal Estazolam (Hubei Preparasi Sampel
Zhongtian Aibaike Pharmaceutical), Sebanyak 500 μL plasma dimasukkan
Kalium dihidrogen fosfat, Metanol, ke dalam tabung mikro, lalu ditambahkan
Natrium hidroksida, Asam fosfat 85% 30 μL standar internal (Estazolam 50 ppm)
(Merck analytical grade), Asetonitril dan 500 μL asetonitril. Larutan tersebut
(Merck Lichrosolv. HPLC grade). divorteks selama 30 detik dan
Preparasi Larutan Standar disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10
Larutan stok standar kalibrasi (Stock menit. Selanjutnya supernatan dimasukkan
Solution/SS1) dan larutan stok standar ke dalam vial dan diinjeksikan 25 μL ke
sampel (SS2) dibuat dengan melarutkan dalam KCKT.
Carbamazepine dengan penimbangan yang Kurva Kalibrasi dan Validasi Metode
berbeda dalam metanol, sehingga Deret standar Carbamazepine dibuat
didapatkan konsentrasi 1000 ppm. Larutan dengan mengencerkan larutan WS1 ke
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

39
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

dalam plasma untuk mendapatkan koefisien variasi (CV) tiap konsentrasi


konsentrasi Carbamazepine 50; 100; 250; deret standar kalibrasi dan yang didapat
500; 1000; 2500 dan 5000 ng/mL. selama validasi inter-day variation.
Kemudian dilakukan preparasi sampel dan
diinjeksikan ke dalam KCKT. Kurva HASIL DAN PEMBAHASAN
kalibrasi dibuat dengan memplot hubungan Uji pendahuluan dari penelitian ini
antara konsentrasi standar dengan rasio yaitu pemilihan standar internal dan
area (Carbamazepine/Estazolam). penentuan komposisi fase gerak. Standar
Uji LoQ dibuat dengan mengencerkan internal yang terdiri dari Estazolam,
larutan kerja standar LoQ ke dalam plasma Cetirizine dihidroklorida dan Diazepam
untuk mendapatkan konsentrasi yang dilarutkan dalam metanol dengan
Carbamazepine 25 dan 50 ng/mL. komposisi fase gerak dapar fosfat 10 mM
Selanjutnya dilakukan preparasi sampel pH 7,4 : asetonitril (70 : 30). Bila dilihat
dengan 5 replikasi tiap konsentrasi. Setelah pada kromatogram (Gambar 1), Estazolam
diinjeksikan ke dalam KCKT dihitung % memiliki resolusi yang baik terhadap
CV dan % bias. Carbamazepine sedangkan Cetirizine
Uji selektifitas dibuat dengan dihidroklorida memiliki resolusi kurang
mengencerkan larutan kerja standar LoQ baik terhadap Carbamazepine yang dapat
konsentrasi 0,5 ppm ke dalam plasma mempengaruhi puncak Carbamazepine,
untuk mendapatkan konsentrasi terutama pada konsentrasi tinggi.
Carbamazepine 50 ng/mL. Dilakukan dua Sedangkan Diazepam memiliki resolusi
replikasi beserta satu blanko plasmanya. yang lebih besar terhadap Carbamazepine,
Uji selektifitas dilakukan pada 6 plasma yang mengakibatkan waktu analisis
dari individu yang berbeda. Setelah semakin lama.
dilakukan preparasi sampel dan Detector A (220nm) Detector A (220nm)

diinjeksikan ke dalam KCKT kemudian 0.05


Carbamazepine-Cetirizine-Estazolam.dat
Retention Time Name
Diazepam 10ppm 7030
0.05
Carbamazepine

Name Retention Time

diamati gangguan analit dari 6 blanko


plasma tersebut.
Cetirizine dihidroklorida

0.04 0.04

Presisi (intra-day dan inter-day),


5.950

Estazolam

0.03 0.03
akurasi (intra-day dan recovery) serta
Volts

Volts
akurasi inter-day terdiri atas sampel QC
9.275

23.892

0.02 0.02
6.858

(Quality Control) konsentrasi 150; 800 dan


Diazepam

4000 ng/mL yang dibuat dengan 0.01 0.01

mengencerkan larutan WS2 ke dalam


plasma untuk mendapatkan konsentrasi 0.00 0.00

Carbamazepine 150 (QCL), 800 (QCM) 0 5 10 15


Minutes
20 25

dan 4000 (QCH) ng/mL. Presisi akurasi Gambar 1. Kromatogram larutan standar
intra-day dan recovery dibuat 5 replikasi Carbamazepine dan standar internal
tiap konsentrasi dalam hari yang sama, (Cetirizine dihidroklorida, Estazolam,
sedangkan presisi akurasi inter-day dibuat Diazepam), kondisi percobaan : kolom
5 replikasi tiap konsentrasi pada 5 hari Lichrospher RP-18 (125 x 4mm, 5 μm),
yang berbeda. Setelah dilakukan preparasi fase gerak dapar fosfat 10 mM pH 7,4 dan
sampel dan diinjeksikan ke dalam KCKT, asetonitril (70:30), laju alir 1 mL/menit,
kemudian dihitung % CV (untuk presisi), detektor UV (λ = 220 nm).
% bias (untuk akurasi) dan % recovery
(untuk uji recovery). Penentuan komposisi fase gerak
Linieritas kurva kalibrasi didapat dilakukan setelah pemilihan standar
dengan menghitung koefisien korelasi dan internal, hal ini dimaksudkan untuk

Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

40
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

mendapatkan waktu analisis yang cepat respon terhadap detektor serupa dengan
tapi masih menghasilkan resolusi (R) yang respon analit pada konsentrasi yang
baik (R > 1,5). Pada kromatogram digunakan, memiliki polaritas dan struktur
(Gambar 2) dapat dilihat bahwa ketiga yang mirip dengan analit.
komposisi fase gerak dapar fosfat 10 mM Limit of Quantitation (LoQ) yang
pH 7,4 dan asetonitril masih memberikan didapat adalah 50,30 ng/mL. Pada Tabel
resolusi lebih besar dari 1,5. Karena 1, konsentrasi 50,30 ng/mL diterima
banyaknya sampel yang dianalisis dalam sebagai batas kuantitasi karena memenuhi
uji bioekivalensi, maka dibutuhkan waktu presisi (CV < 20%) dan akurasi (bias <
analisis yang singkat. Waktu analisis yang ±20%), sedangkan pada konsentrasi 25,15
paling singkat yaitu pada komposisi 60 : ng/mL sudah tidak terdeteksi. Contoh
40, namun pada kondisi ini terdapat kromatogram dapat dilihat pada Gambar 3.
gangguan blanko plasma pada puncak Uji selektifitas pada Tabel 2
Carbamazepine dan Estazolam. Oleh memenuhi persyaratan, karena tidak ada
karena itu, dipilih komposisi fase gerak pengaruh respon puncak dari 6 jenis blanko
65 : 35. plasma dari individu berbeda yang
Terdapat perbedaan antara metode dibandingkan dengan area analit pada
modifikasi dengan metode acuan. Pada konsentrasi LoQ. Contoh kromatogram
metode acuan (Martinez de Munoz et all, dapat dilihat pada Gambar 3.
1996) digunakan fase gerak asetonitril : Presisi dan akurasi Intra-day
metanol : dapar fosfat 10 mM pH 7,4 (15: merupakan presisi dan akurasi yang
35 : 50), tetapi pada penelitian ini tidak pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan metanol melainkan hanya menganalisis tiga konsentrasi (rendah,
menggunakan dapar fosfat 10 mM pH 7,4 sedang dan tinggi) dengan minimum 5
dan asetonitril (65 : 35). Penggunaan replikasi tiap konsentrasi yang diukur pada
metanol dihindari pemakaiannya karena hari yang sama. Presisi Intra-day dilakukan
dapat meningkatkan viskositas fase gerak, untuk mengetahui kesalahan acak dan
sehingga dapat meningkatkan tekanan pada ketidakseragaman hasil analisis yang
KCKT yang menyebabkan kerusakan dihasilkan dari suatu pengujian dengan
kolom dan kebocoran pada sambungan- kondisi yang sama. Berdasarkan Tabel 3,
sambungan alat KCKT. Suhu kolom yang hasil uji presisi Intra-day pada tiga
digunakan pada penelitian ini adalah 40 konsentrasi diperoleh CV sebesar 0,72 –
˚C, sedangkan pada metode acuan adalah 2.84%, dimana hasil ini memenuhi kriteria
25 ˚C. Hal ini dimaksudkan untuk penerimaan presisi yaitu CV < 15%.
mempercepat proses pemisahan dan dapat Hasil uji akurasi Intra-day pada tiga
menurunkan viskositas. Standar internal konsentrasi menghasilkan bias -11,68 –
digunakan untuk mengurangi variasi dalam 1,14%, dimana hasil uji tersebut memenuhi
respon alat, volume injeksi, dan proses kriteria penerimaan akurasi yaitu bias <
pengendapan protein. Standar internal yang ±15%. Dengan demikian, metode uji yang
digunakan pada penelitian ini adalah digunakan memiliki akurasi yang baik
Estazolam, sedangkan pada metode selama jalannya satu kali analisis.
acuan adalah 2-hidroksi-2-etil-2-
fenilasetamida. Pemilihan standar internal
ini dipilih berdasarkan kemudahan
diperolehnya dengan kemurnian tinggi,
harus terpisah sempurna dari dari senyawa
pada pemisahan, stabil dan tidak bereaksi
dengan sampel atau fase gerak, memiliki
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

41
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

0.00
Detector A (220nm) Detector A (220nm) Detector A (220nm)
kk5000-7030 kk 5000ppm-6535 kk 5000ppm-6040
Retention Time Retention Time Retention Time

Carbamazepine
Name Name Name
Resolution Resolution Resolution

0.00
0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04

Carbamazepine

3.40
Estazolam 4.000

4.65

Estazolam
0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

6.61
5.942
Volts

Volts
Volts

Volts
Volts

Volts
Estazolam

4.050
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

0.00
5.717
9.300

Carbamazepine
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

3.033
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0 5 10 0 5 10 0 5 10
Minutes Minutes Minutes

A B C
Gambar 2. Kromatogram Carbamazepine 5066 ng/mL dan Estazolam dalam plasma, kondisi
percobaan : kolom Lichrospher RP-18 (125 x 4mm, 5 μm), laju alir 1 mL/menit, detektor UV (λ =
220 nm), fase gerak dapar fosfat 10 mM pH 7,4 dan asetonitril.(A) Komposisi fase gerak 70:30,
Resolusi 6,61, (B) Komposisi fase gerak 65:35, Resolusi 4,65, (C) Komposisi fase gerak 60:40,
Resolusi 3,40.

Tabel 1. Data Hasil Uji (LoQ) Tabel 2. Data Hasil Uji Selektifitas
Konsentrasi Konsentrasi
Konsentrasi CV Area Carbamazepine
Sebenarnya Terukur SD % Bias
rata – rata (%) Plasma
Blank LoQ
(ng/mL) (ng/mL)
51,37 2,13 2476
1 0
54,38 8,11 2707
50,30 54,00 52,71 1,82 3,46 7,36 2996
2 0
53,59 6,53 3308
50,21 -0,18 2949
3 0
ND - 2950
ND - 2926
4 0
25,15 ND - - - - 2800
ND - 2734
ND - 5 0
2651
Keterangan : 3193
6 0
ND = Not Detection (tidak terdeteksi) 3138

0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03


Detector A (220nm) Detector A (220nm) Detector A (220nm)
Estazolam

Blank'.dat 503'.dat 255'.dat


Retention Time Retention Time Retention Time
Name Name Name
Estazolam
5.500

0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02


Carbamazepine

5.500
(Carbamazepine)
(Carbamazepine)
Volts

Volts
Volts

Volts
Volts

Volts
(Estazolam)

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01


3.992

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4 6 8 4 6 8 4 6 8
Minutes Minutes Minutes

A B C

Gambar 3. (A) Plasma blanko; (B) Carbamazepine 50,30 ng/mL dan Estazolam dalam plasma;
(C) Carbamazepine 25,15 ng/mL dan Estazolam dalam plasma Kondisi percobaan : kolom
Lichrospher RP-18 (125 x 4 mm, 5 μm), laju alir 1 mL/menit, detektor UV (λ = 220 nm), fase
gerak dapar fosfat 10 mM pH 7,4 dan asetonitril (65 : 35).

Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

42
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

Tabel 4. Data Hasil Uji Recovery protein plasma terhadap konsentrasi


analit. Persentase recovery diperoleh
Konsentrasi Konsentrasi Recovery Rata-rata
Sebenarnya Terukur (%) Recovery
dengan membandingkan konsentrasi analit
(ng/mL) (ng/mL) dengan proses pengendapan protein plasma
139,56 92,48 terhadap konsentrasi sebenarnya tanpa
147,37 97,66
150,90 149,46 99,04 95,57 pengendapan protein plasma lalu dikalikan
143,02 94,78 100%. Berdasarkan tabel 4, hasil uji
141,70 93,90
724,75 90,05 recovery pada tiga konsentrasi didapatkan
719,30 89,38 89,15 - 98,67%. Persyaratan uji recovery
804,80 710,81 88,32 89,15
715,23 88,87 adalah 85 - 115% (FDA, 2001). Dengan
717,29 89,13 demikian, metode ini akurat karena
3914,09 97,27
3917,84 97,36 konsentrasi analit dengan proses
4024,00 4069,89 101,14 98,67 pengendapan protein plasma masih
3994,66 99,27
3956,43 98,32 memberikan hasil sesuai dengan
Recovery termasuk dalam uji konsentrasi analit sebenarnya tanpa
akurasi. Tujuan uji recovery untuk pengendapan protein plasma.
mengetahui pengaruh pengendapan
Tabel 5. Data Hasil Uji Presisi dan Akurasi Inter-day
Konsentrasi Konsentrasi Terukur
Inter-day Bias
Sebenarnya Hari (ng/mL) Rata-rata
(%)
(ng/mL) Simplo Duplo Perhari Rata-rata SD CV(%)
1 139,56 147,37 143,46 -4,93
2 154,17 162,61 158,39 4,96
150,90 3 153,27 154,59 153,93 148,98 7,49 5,03 2,01
4 144,42 153,83 149,12 -1,18
5 138,96 141,02 139,99 -7,23
1 724,75 719,30 722,02 -10,29
2 796,80 801,35 799,07 -0,71
804,80 3 739,28 765,68 752,48 745,44 35,54 4,77 -6,50
4 755,49 740,18 747,83 -7,08
5 691,83 719,73 705,78 -12,30
1 3914,09 3917,84 3915,96 -2,68
2 3786,02 4154,77 3970,40 -1,33
4024,00 3 4202,19 4022,35 4112,27 3884,45 173,80 4,47 2,19
4 3768,32 3698,96 3733,64 -7,22
5 3686,69 3693,33 3690,01 -8,30

Tabel 6. Data Hasil Uji Linieritas


Perhitungan Konsentrasi Deret Standar
Ha Konsentrasi Sebenarnya (ng/mL) Slope Intersep R
ri 0 50,66 101,32 253,30 506,60 1013,20 2533,00 5066,00

1 0 58,87 110,59 247,39 472,77 965,78 2591,90 5049,45 0,0003 -0,0085 0,9998
2 0 50,83 90,72 250,89 515,79 992,35 2551,55 5060,31 0,0003 -0,0035 1,0000
3 0 49,77 98,04 237,45 485,77 1017,56 2582,26 5043,45 0,0003 -0,0031 0,9999
4 0 54,60 93,45 244,46 462,30 969,90 2662,43 5014,94 0,0003 -0,0070 0,9995
5 0 56,66 114,85 255,76 489,32 1029,82 2453,22 5103,84 0,0003 -0,0062 0,9998
Rat
a- 0 54,15 101,53 247,19 485,19 995,08 2568,27 5054,40
rata
SD 0 3,8433 10,6539 6,8831 20,1970 28,3361 76,0540 32,3318
CV 7,10 10,49 2,78 4,16 2,85 2,96 0,64

Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

43
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

Presisi dan akurasi Inter-day 6. Metode analisis ini memenuhi kriteria


bertujuan untuk mengetahui penerimaan validasi metode, sehingga
ketidakseragaman dan keakuratan hasil dapat digunakan pada laboratorium
yang diperoleh pada waktu yang berbeda. pengujian bioekivalensi.
Pada Tabel 5, hasil uji presisi Inter-
day pada tiga konsentrasi diperoleh CV Saran
sebesar 4,47 – 5,03%. Hasil menyatakan 1. Perlu dilakukan validasi metode
uji presisi Inter-day memenuhi kriteria analisis secara berkala untuk menjamin
penerimaan yaitu CV < 15%. Hasil uji validitas metode analisis yang
akurasi Inter-day pada tiga konsentrasi digunakan. Jika tidak ada perubahan
diperoleh bias -12,30 – 4,96%. Hasil uji metode analisis maka dilakukan
tersebut memenuhi kriteria penerimaan validasi sebagian, jika ada perubahan
yaitu bias < ±15%. Dengan demikian, metode analisis maka dilakukan
metode uji yang digunakan masih
validasi penuh.
memberikan hasil uji yang relatif sama dan 2. Sebaiknya dilakukan pengujian secara
akurat pada waktu yang berbeda. in vivo untuk memastikan metode
Berdasarkan Tabel 6, linieritas dapat digunakan pada pengujian
kurva kalibrasi standar pada presisi dan bioekivalensi.
akurasi selama 5 hari yang berbeda pada
konsentrasi 50,66 - 5066.00 ng/mL
DAFTAR PUSTAKA
menghasilkan r ≥ 0.99 dan CV < 15%.
Kofisien variasi disini menunjukkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2002.
kurva kalibrasi standar dalam waktu yang Petunjuk Operasional Cara Pengolahan
berbeda masih memberikan hasil yang Obat yang Baik. Jakarta.
relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa
. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi.
kurva kalibrasi tersebut mempunyai
Cetakan I. Jakarta.
linieritas yang cukup baik, sehingga hasil
interpolasi pada penetapan kadar BP (British Pharmacopoeia). 2003. British
Carbamazepine dalam plasma dapat Pharmacopoeia. Vol. I. London: The
terjamin kebenarannya. Stationary Office.
FDA (Food and Drug Administration). 2001.
KESIMPULAN DAN SARAN Guidance for Industry Bioanalytical
Method Validation. Center for Drug
Kesimpulan Evaluation and Research, Rockville,
1. Batas kuantitasi sebesar 50,30 ng/mL. MD, USA.
2. Pada uji selektifitas tidak ada pengaruh Gritter, R. J., M. Bobbitt dan A. E. Schwarting.
respon puncak dari 6 jenis blanko 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi II.
plasma dari individu berbeda. Kosasih Padmawinata, penerjemah.
3. Presisi intra-day dan inter-day Bandung: ITB. Terjemahan dari:
menghasilkan CV 0,72 – 2,84% dan Introduction to Chromatography.
4,47 – 5,03%. ICH (International Conference
4. Akurasi intra-day dan inter-day Harmonization). 1994. Note for
menghasilkan bias -11,68 – 1,14% dan Guidance on Validation of Analytical
-12,30 – 4,96%, recovery 89,15 – Procedurs: Definitions and Terminology,
98,67%. ICH Topic Q2A. The European Agency
5. Kurva kalibrasi linier pada range 50,66 for the Evaluation of Medicinal Products.
– 5066 ng/mL dengan r ≥ 0,99. ICH (International Conference
Harmonization). 1994. Note for
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

44
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45

Guidance on Validation of Analytical Analytical Methods. Vol. 3. USA:


Procedurs, ICH Topic Q2B. The Elsevier Science Ltd.
European Agency for the Evaluation of
Synder, L. R., J. J. Kirkland and J. L. Glajch.
Medicinal Products.
1997. Practical HPLC Method
Riley, C. M. and Rosanske T. W. 1996. Development. Second Edition. New
Development and Validation of York: John Willey & Sons Inc.

Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)

45

You might also like