Professional Documents
Culture Documents
Validasi Kckt-Parameter Linieritas
Validasi Kckt-Parameter Linieritas
ABSTRACT
36
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
37
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
pada kondisi yang telah ditentukan di faktor metode yang memberikan indikasi
laboratorium yang sama dengan alat yang reliabilitas metode normal pada pengujian.
berbeda, analis yang berbeda, atau pada Beberapa contoh variasi yang dilakukan
hari yang berbeda. adalah kestabilan larutan terhadap waktu,
3.Reprodusibilitas menyatakan presisi yang waktu ekstraksi, untuk kromatografi cair
dilakukan pada kondisi yang telah dapat dilakukan beberapa variasi seperti
ditentukan di laboratorium yang berbeda perubahan pH fase gerak, perubahan
pada hari yang berbeda oleh analis yang komposisi fase gerak, suhu kolom,
berbeda dengan menggunakan peralatan kecepatan alir, dll (ICH, 1994).
dan pereaksi yang berbeda. Kurva kalibrasi merupakan hubungan
Pada presisi antara dihitung dengan antara respon instrumen dengan
melakukan uji t dan uji F.Uji t merupakan konsentrasi analit yang telah diketahui.
uji signifikasi untuk menguji perbedaan Kurva kalibrasi terdiri dari sampel blanko
nilai antara dua hasil (Susanto, 2006). (matrik kosong tanpa standar internal),
Presisi dilakukan. Presisi dilakukan dengan sampel zero (matrik kosong dengan standar
minimal 6 replikasi sampel. internal) dan 6-8 konsentrasi sampel
Linieritas adalah kemampuan dari suatu standar termasuk batas kuantitasi
metode uji untuk menghasilkan hasil uji konsentrasi rendah (LoQ) (FDA, 2001).
yang proporsional terhadap kepekatan Kriteria penerimaan kurva kalibrasi
analit sampel dalam jangkauan kepekatan sedikitnya 4 titik dari 8 titik (termasuk
yang ada. Linieritas suatu metode yang LoQ dan konsentrasi standar tertinggi)
diuji untuk memastikan adanya hubungan memenuhi kriteria akurasi dan presisi
linier antara konsentrasi analit dan respon (FDA, 2001).
detektor. Untuk mengetahui hubungan Batas Kuantitasi (LoQ) merupakan
linieritas, digunakan koefisien korelasi ( r ) konsentrasi analit terendah dalam sampel
pada analisis regresi linier minimum 0,98 yang dapat diukur secara kuantitatif dengan
untuk syarat sesuai dengan BPOM tahun akurasi dan presisi yang dapat diterima.
2001 atau minimum 0,999 untuk Batas kuantitasi dilakukan minimal 5
rekomendasi CDER (Center for Drug replikasi. Kriteria penerimaan presisi dan
Evaluation and Research) . Linieritas ini akurasi untuk batas kuantitasi adalah
dilakukan dengan menggunakan 7 level koefisien variasi (CV) < 20% dan bias <
konsentrasi yaitu 70% sampai 130% dari ±20% (FDA, 2001).
konsentrasi kerja 100%. Selektifitas merupakan kemampuan
Rentang atau jangkauan merupakan metode analisis untuk membedakan dan
interval di antara konsentrasi analit mengukur analit dengan adanya
tertinggi dan terendah dalam sampel yang komponen-komponen lain di dalam
dapat ditetapkan dengan akurasi, presisi sampel. Uji selektifitas dilakukan di dalam
dan linieritas yang dapat diterima sampel blanko (matrik biologi kosong)
menggunakan metode analisis tersebut. dengan menggunakan minimal 6 sampel
Rentang dinyatakan dalam satuan yang blanko dan dilakukan pada batas kuantitasi
sama seperti hasil uji misalnya persen, konsentrasi rendah (LoQ) (FDA, 2001).
untuk penetapan kadar zat aktif syarat yang Presisi, akurasi dan recovery
ditentukan BPOM adalah 80%-120%. menggunakan tiga konsentrasi sampel
Ketegaran (Robustness) adalah ukuran (rendah, sedang dan tinggi) digunakan
kemampuan metode untuk tetap tak sebagai kontrol sampel yang ditetapkan
berpengaruh dan bertahan terhadap sebagai berikut: (FDA, 2001)
pengaruh kecil, tapi dilakukan dengan QCL = 3 x LoQ
sengaja dengan membuat variasi dalam QCM = terdapat diantara QCL dan QCH
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)
38
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
39
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
0.04 0.04
Estazolam
0.03 0.03
akurasi (intra-day dan recovery) serta
Volts
Volts
akurasi inter-day terdiri atas sampel QC
9.275
23.892
0.02 0.02
6.858
dan 4000 (QCH) ng/mL. Presisi akurasi Gambar 1. Kromatogram larutan standar
intra-day dan recovery dibuat 5 replikasi Carbamazepine dan standar internal
tiap konsentrasi dalam hari yang sama, (Cetirizine dihidroklorida, Estazolam,
sedangkan presisi akurasi inter-day dibuat Diazepam), kondisi percobaan : kolom
5 replikasi tiap konsentrasi pada 5 hari Lichrospher RP-18 (125 x 4mm, 5 μm),
yang berbeda. Setelah dilakukan preparasi fase gerak dapar fosfat 10 mM pH 7,4 dan
sampel dan diinjeksikan ke dalam KCKT, asetonitril (70:30), laju alir 1 mL/menit,
kemudian dihitung % CV (untuk presisi), detektor UV (λ = 220 nm).
% bias (untuk akurasi) dan % recovery
(untuk uji recovery). Penentuan komposisi fase gerak
Linieritas kurva kalibrasi didapat dilakukan setelah pemilihan standar
dengan menghitung koefisien korelasi dan internal, hal ini dimaksudkan untuk
40
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
mendapatkan waktu analisis yang cepat respon terhadap detektor serupa dengan
tapi masih menghasilkan resolusi (R) yang respon analit pada konsentrasi yang
baik (R > 1,5). Pada kromatogram digunakan, memiliki polaritas dan struktur
(Gambar 2) dapat dilihat bahwa ketiga yang mirip dengan analit.
komposisi fase gerak dapar fosfat 10 mM Limit of Quantitation (LoQ) yang
pH 7,4 dan asetonitril masih memberikan didapat adalah 50,30 ng/mL. Pada Tabel
resolusi lebih besar dari 1,5. Karena 1, konsentrasi 50,30 ng/mL diterima
banyaknya sampel yang dianalisis dalam sebagai batas kuantitasi karena memenuhi
uji bioekivalensi, maka dibutuhkan waktu presisi (CV < 20%) dan akurasi (bias <
analisis yang singkat. Waktu analisis yang ±20%), sedangkan pada konsentrasi 25,15
paling singkat yaitu pada komposisi 60 : ng/mL sudah tidak terdeteksi. Contoh
40, namun pada kondisi ini terdapat kromatogram dapat dilihat pada Gambar 3.
gangguan blanko plasma pada puncak Uji selektifitas pada Tabel 2
Carbamazepine dan Estazolam. Oleh memenuhi persyaratan, karena tidak ada
karena itu, dipilih komposisi fase gerak pengaruh respon puncak dari 6 jenis blanko
65 : 35. plasma dari individu berbeda yang
Terdapat perbedaan antara metode dibandingkan dengan area analit pada
modifikasi dengan metode acuan. Pada konsentrasi LoQ. Contoh kromatogram
metode acuan (Martinez de Munoz et all, dapat dilihat pada Gambar 3.
1996) digunakan fase gerak asetonitril : Presisi dan akurasi Intra-day
metanol : dapar fosfat 10 mM pH 7,4 (15: merupakan presisi dan akurasi yang
35 : 50), tetapi pada penelitian ini tidak pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan metanol melainkan hanya menganalisis tiga konsentrasi (rendah,
menggunakan dapar fosfat 10 mM pH 7,4 sedang dan tinggi) dengan minimum 5
dan asetonitril (65 : 35). Penggunaan replikasi tiap konsentrasi yang diukur pada
metanol dihindari pemakaiannya karena hari yang sama. Presisi Intra-day dilakukan
dapat meningkatkan viskositas fase gerak, untuk mengetahui kesalahan acak dan
sehingga dapat meningkatkan tekanan pada ketidakseragaman hasil analisis yang
KCKT yang menyebabkan kerusakan dihasilkan dari suatu pengujian dengan
kolom dan kebocoran pada sambungan- kondisi yang sama. Berdasarkan Tabel 3,
sambungan alat KCKT. Suhu kolom yang hasil uji presisi Intra-day pada tiga
digunakan pada penelitian ini adalah 40 konsentrasi diperoleh CV sebesar 0,72 –
˚C, sedangkan pada metode acuan adalah 2.84%, dimana hasil ini memenuhi kriteria
25 ˚C. Hal ini dimaksudkan untuk penerimaan presisi yaitu CV < 15%.
mempercepat proses pemisahan dan dapat Hasil uji akurasi Intra-day pada tiga
menurunkan viskositas. Standar internal konsentrasi menghasilkan bias -11,68 –
digunakan untuk mengurangi variasi dalam 1,14%, dimana hasil uji tersebut memenuhi
respon alat, volume injeksi, dan proses kriteria penerimaan akurasi yaitu bias <
pengendapan protein. Standar internal yang ±15%. Dengan demikian, metode uji yang
digunakan pada penelitian ini adalah digunakan memiliki akurasi yang baik
Estazolam, sedangkan pada metode selama jalannya satu kali analisis.
acuan adalah 2-hidroksi-2-etil-2-
fenilasetamida. Pemilihan standar internal
ini dipilih berdasarkan kemudahan
diperolehnya dengan kemurnian tinggi,
harus terpisah sempurna dari dari senyawa
pada pemisahan, stabil dan tidak bereaksi
dengan sampel atau fase gerak, memiliki
Validasi Metode Analisis Kadar Ambroksol.…………...…..………...…. (Ade Heri Mulyati, dkk)
41
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
0.00
Detector A (220nm) Detector A (220nm) Detector A (220nm)
kk5000-7030 kk 5000ppm-6535 kk 5000ppm-6040
Retention Time Retention Time Retention Time
Carbamazepine
Name Name Name
Resolution Resolution Resolution
0.00
0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
Carbamazepine
3.40
Estazolam 4.000
4.65
Estazolam
0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
6.61
5.942
Volts
Volts
Volts
Volts
Volts
Volts
Estazolam
4.050
0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
0.00
5.717
9.300
Carbamazepine
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
3.033
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 5 10 0 5 10 0 5 10
Minutes Minutes Minutes
A B C
Gambar 2. Kromatogram Carbamazepine 5066 ng/mL dan Estazolam dalam plasma, kondisi
percobaan : kolom Lichrospher RP-18 (125 x 4mm, 5 μm), laju alir 1 mL/menit, detektor UV (λ =
220 nm), fase gerak dapar fosfat 10 mM pH 7,4 dan asetonitril.(A) Komposisi fase gerak 70:30,
Resolusi 6,61, (B) Komposisi fase gerak 65:35, Resolusi 4,65, (C) Komposisi fase gerak 60:40,
Resolusi 3,40.
Tabel 1. Data Hasil Uji (LoQ) Tabel 2. Data Hasil Uji Selektifitas
Konsentrasi Konsentrasi
Konsentrasi CV Area Carbamazepine
Sebenarnya Terukur SD % Bias
rata – rata (%) Plasma
Blank LoQ
(ng/mL) (ng/mL)
51,37 2,13 2476
1 0
54,38 8,11 2707
50,30 54,00 52,71 1,82 3,46 7,36 2996
2 0
53,59 6,53 3308
50,21 -0,18 2949
3 0
ND - 2950
ND - 2926
4 0
25,15 ND - - - - 2800
ND - 2734
ND - 5 0
2651
Keterangan : 3193
6 0
ND = Not Detection (tidak terdeteksi) 3138
5.500
(Carbamazepine)
(Carbamazepine)
Volts
Volts
Volts
Volts
Volts
Volts
(Estazolam)
4 6 8 4 6 8 4 6 8
Minutes Minutes Minutes
A B C
Gambar 3. (A) Plasma blanko; (B) Carbamazepine 50,30 ng/mL dan Estazolam dalam plasma;
(C) Carbamazepine 25,15 ng/mL dan Estazolam dalam plasma Kondisi percobaan : kolom
Lichrospher RP-18 (125 x 4 mm, 5 μm), laju alir 1 mL/menit, detektor UV (λ = 220 nm), fase
gerak dapar fosfat 10 mM pH 7,4 dan asetonitril (65 : 35).
42
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
1 0 58,87 110,59 247,39 472,77 965,78 2591,90 5049,45 0,0003 -0,0085 0,9998
2 0 50,83 90,72 250,89 515,79 992,35 2551,55 5060,31 0,0003 -0,0035 1,0000
3 0 49,77 98,04 237,45 485,77 1017,56 2582,26 5043,45 0,0003 -0,0031 0,9999
4 0 54,60 93,45 244,46 462,30 969,90 2662,43 5014,94 0,0003 -0,0070 0,9995
5 0 56,66 114,85 255,76 489,32 1029,82 2453,22 5103,84 0,0003 -0,0062 0,9998
Rat
a- 0 54,15 101,53 247,19 485,19 995,08 2568,27 5054,40
rata
SD 0 3,8433 10,6539 6,8831 20,1970 28,3361 76,0540 32,3318
CV 7,10 10,49 2,78 4,16 2,85 2,96 0,64
43
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
44
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 36-45
45