You are on page 1of 14

1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN KREDIT MACET


MELALUI PENJUALAN DI BAWAH TANGAN ATAS OBJEK JAMINAN
YANG DIIKAT DENGAN FIDUSIA PADA BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK. CABANG SAMARINDA KCP UNIT SUNGAI PINANG
DALAM

Wirna Aprilia
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia

ABSTRACT and literature that are closely related


to the issues discussed.
The main activity of the bank as an From the results of research that has
intermediary is to channel credit to been carried out and analyzed by the
the community by making credit Settlement in Overcoming the
agreements. The need for funds Inhibiting Factors of Bad Credit
generally in the Indonesian banking Through Under-the-Sale Sales of
world is called credit, sometimes Objects Guaranteed Tied to
associated with the guarantee of Fiduciary by way of Notification of
securing funds or credit itself. Credit late payments, Giving warning
is the largest part of the source of letters and Submissions through the
income for the Bank, because loans District Court. The causes of credit
given selectively and directed by arrears that result in non-performing
banks to customers can support the loans, namely the existence of
implementation of development so internal bank factors, inhibited
that it is beneficial for the welfare of debtor business activities, use of
the community. Loans provided by credit deviations and the existence of
banks as a means to encourage bad faith from debtors and legal
economic growth both in general and protection for creditors in the
specifically for certain sectors. settlement of bad loans through
This research is normative legal under-the-sale sales of guaranteed
research, namely legal research objects Fiduciary
methods carried out by examining
library materials or mere secondary Keywords: Bank, Credit, and Loss
data. The research procedure that is
used is legal material collection I. PENDAHULUAN
research that will be used in this A. Alasan Pemilihan Judul
research is literature study, namely Salah satu alternative
data collection by reading the laws dalam pendanaan yang dapat
and regulations, official documents digunakan adalah melalui
bank. Pengertian bank seperti
yang tercantum dalam Pasal 1
2

angka 2 Undang-Undang Jaminan yang diatur


Nomor 10 Tahun 1998 sebagaimana dalam Pasal
tentang Perubahan Undang- 1131 KUH Perdata dan Pasal
Undang Nomor 7 Tahun 1132 KUH Perdata dalam
1992 tentang Perbankan praktek perkreditan tidak
menyebutkan, bahwa “bank memuaskan bagi bank karena
adalah badan usaha yang menimbulkan rasa khawatir
menghimpun dana dari dan kurang menjamin
masyarakat dalam bentuk pengembalian kredit yang
simpanan, dan menyalurkan diberikan, disamping itu bank
kepada masyarakat dalam tidak dapat menentukan
rangka meningkatkan taraf secara pasti jumlah harta
hidup rakyat banyak”. kekayaan debitur yang ada
“Secara sederhana dapat dan yang akan ada
dikatakan sebagai lembaga dikemudian hari serta para
pranata atau intitusi antara siberpiutang yang
kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas
mempunyai dana lebih kebendaan secara umum
(surplus spending group) dan siberhutang, sehingga bank
kelompok orang yang tidak memperoleh kepastian
kekurangan dana (defisit untuk mengambil pelunasan
spending group).”1 hutang atas hasil penjualan
Setiap pemberian harta milik debitur tersebut,
kredit perbankan yang oleh karena itu bank
disalurkan kepada pengusaha memerlukan kebendaan
dapat menimbulkan resiko. debitur yang ditunjuk secara
“Bank sebagai kreditur khusus sebagai jaminan
memberikan kredit hutang. Sesuai dengan
didasarkan pada prinsip Undang-Undang Nomor 42
kehati-hatian yang terlihat Tahun 1999 tentang Jaminan
dalam sistem penilaian yang Fidusia Pasal 15 angka 3
dilakukan Bank dengan yaitu :
prinsip keyakinan atas “Apabila debitor cidera janji,
kemampuan dan Penerima Fidusia mempunyai
kesanggupan nasabah debitur hak untuk menjual Benda
untuk melunasi yang menjadi obyek Jaminan
kewajibannya”. 2
Fidusia atas kekuasaannya
sendiri.”
Garis besar dikenal
1
Adrian Sutedi, 2010, “Hukum Hak ada 2 (dua) bentuk jaminan,
Tanggungan”, ( Jakarta : Sinar Grafika) hal yaitu jaminan perorangan dan
12. jaminan kebendaan. Dalam
2
Tan Kamelo, 2002, Perkembangan praktek, jaminan yang paling
Lembaga Jaminan Fiducia: Suatti sering digunakan adalah
Tinjauan Putusan Pengadilan dan jaminan kebendaan, yang
Perjanjian, Medan:, hal. 183. salah satunya adalah Jaminan
3

Fidusia. Lembaga jaminan penulis ingin meneliti lebih


tersebut merupakan lembaga lanjut mengenai
jaminan atas benda bergerak permasalahan dalam
dan telah benyak digunakan penelitian yang berjudul
oleh masyarakat dalam “TINJAUAN YURIDIS
bisnis. TERHADAP
Ketidakcocokan PENYELESAIAN KREDIT
antara asas ketertiban umum, MACET MELALUI
Yurisprudensi Mahkamah PENJUALAN DI BAWAH
Agung Pasal 28 D ayat (1) TANGAN ATAS OBJEK
Undang-Undang Dasar 1945, JAMINAN YANG DIIKAT
dan Pasal 20 Undang-Undang DENGAN FIDUSIA.”
Nomor 4 Tahun 1996
tentang. Hak Tanggungan B. Perumusan dan
Atas Tanah Beserta Benda- Pembatasan Masalah
benda yang Berkaitan dengan Berdasarkan alasan
Tanah, Pasal 29 Undang- pemilihan judul diatas, maka
Undang Nomor 42 Tahun permasalahan yang akan
1999 tentang Jaminan Fidusia menjadi kajian dalam
dengan surat kuasa jual penelitian skripsi ini adalah :
dibawah tangan yang 1. Bagaimana penyelesaian
diberikan diawal perjanjian dalam mengatasi faktor
kredit oleh PT. Bank Rakyat penghambat kredit macet
Indonesia (Persero) Tbk. melalui penjualan di
Cabang Samarinda. bawah tangan atas objek
Penyelesaian kredit jaminan yang diikat
macet di PT. Bank Rakyat dengan fidusia pada Bank
Indonesia (Persero) Tbk. Rakyat Indonesia
Cabang Samarinda KCP Unit (Persero) Tbk. Cabang
Sei Pinang Dalam Jl. Samarinda KCP Unit Sei
Lambung Mangkurat No. 4 Pinang Dalam Jl.
atas obyek jaminan Lambung Mangkurat No.
fidusianya, sebagian besar 4?
menggunakan eksekusi di 2. Bagaimana perlindungan
bawah tangan. Hal tersebut hukum bagi kreditur
lebih memudahkan kreditur dalam penyelesaian kredit
dan debitur, karena apabila macet melalui penjualan
dilakukan melalui pengadilan di bawah tangan atas
akan lebih membutuhkan objek jaminan yang diikat
waktu dan biaya. Namun dengan fidusia pada Bank
demikian, tentunya eksekusi Rakyat Indonesia
di bawah tangan juga (Persero) Tbk. Cabang
mempunyai kelemahan dalam Samarinda KCP Unit Sei
pelaksanaannya. Pinang Dalam Jl.
Bertitik tolak dari Lambung Mangkurat No.
uraian tersebut di atas, maka 4?
4

“suatu bentuk penelitian


C. Maksud dan Tujuan yang berdasarkan atau
Penulisan bersumber dari bahan
Berdasarkan kepustakaan seperti
permasalahan tersebut diatas buku-buku, dokumen-
maksud dari penulisan ini dokumen, peraturan
adalah untuk mejelaskan perundang-undangan
tentang penyelesaian kredit serta karya ilmiah yang
macet melalui penjualan di berhubungan dengan
bawah tangan atas objek judul dan permasalahan
jaminan yang diikat dengan pokok dalam penulisan
fidusia. Adapun tujuan ini.”3
penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui Metode penelitian yuridis
penyelesaian dalam normatif empiris ini pada
mengatasi faktor dasarnya merupakan
penghambat kredit macet “pengabungan antara
melalui penjualan di pendekatan hukum
bawah tangan atas objek normatif dengan adanya
jaminan yang diikat penambahan berbagai
dengan fidusia pada PT. unsur empiris yang
Bank Rakyat Indonesia berfokus pada peraturan
(Persero) Tbk. Cabang perundang-undangan dan
Samarinda KCP Unit Sei buku-buku, pendapat
Pinang Dalam Jl. para ahli, jurnal dan
Lambung Mangkurat No. berbagai informasi yang
4. berasal dari
2. Untuk mengetahui masyarakat.”4
perlindungan hukum bagi Sedangkan untuk
kreditur dalam menunjang dan melengkapi
penyelesaian kredit macet data maka di lakukan
melalui penjualan di penelitian lapangan, yaitu
bawah tangan atas objek penelitian yang di laksanakan
jaminan yang diikat dengan cara terjun langsung
dengan fidusia pada PT. ke lapangan (PT. Bank
Bank Rakyat Indonesia Rakyat Indonesia (Persero)
(Persero) Tbk. Cabang Tbk. Cabang Samarinda KCP
Samarinda KCP Unit Sei Unit Sei Pinang Dalam Jl.
Pinang Dalam Jl. Lambung Mangkurat No. 4)
Lambung Mangkurat No.
4. 3
Bambang Sunggono, 2005, Metode
D. Metode Penelitian Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Jenis penelitian yang Persada, Jakarta, Cetakan IV, Hal, 184.
4
penulis gunakan adalah Yesmil Anwar dan Adang, 2008,
penelitian yuridis normatif Pengantar Sosiologi Hukum, Grasindo,
empiris yaitu: Jakarta, Hal. 83
5

untuk memperoleh data a) Undang-Undang


skunder atau data pendukung. Dasar Negara
Sumber data yang Republik
dipergunakan dalam Indonesia Tahun
penelitian ini berupa data 1945
primer dan data sekunder. b) Kitab Undang-
Adapun sumber data dalam undang Hukum
penelitian ini adalah : Perdata.
a. Data Primer c) Undang-Undang
Data primer adalah yang Nomor 10 Tahun
diperoleh secara langsung 1998 tentang
berupa keterangan- Perubahan
keterangan dan pendapat Undang-Undang
dari para responden dan Nomor 7 Tahun
kenyataan-kenyataan 1992 tentang
yang ada dilapangan Perbankan.
melalui wawancara dan d) Undang-Undang
observasi. Nomor 42 Tahun
b. Data Sekunder 1999 tentang
Data sekunder adalah data Jaminan Fidusia.
yang diperoleh dari studi e) Undang-Undang
kepustakaan dan Nomor 4 Tahun
mempunyai kekuatan 1996 Tentang Hak
hukum mengikat, yang Tanggungan Atas
terdiri dari bahan baku Tanah Beserta
primer, bahan hukum Benda-Benda
sekunder dan bahan Yang Berkaitan
hukum tersier. Dengan Tanah
1) Bahan hukum primer f) Putusan
Bahan hukum primer Mahkamah Agung
merupakan bahan Reg. No. 3309
hukum yang bersifat K/PDT/1985
autoritatif artinya tanggal 29 luli
mempunyai otoritas. 1987.
Bahan hukum primer g) Putusan
terdiri dari Mahkamah Agung
perundang-undangan, No.
catatan-catatan resmi 1726K/PDT/1986
dalam pembuatan tanggal 31 Mei
undang-undang dan 1990.
putusan-putusan
hakim. Bahan hukum Metode pengumpulan
primer yang data yang digunakan dalam
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
penelitian ini adalah berikut :
sebagai berikut : 1) Studi Pustaka
6

Metode ini dilakukan kelengkapan,


dengan cara melakukan kejelasan, dan
serangkaian kegiatan hubungannya dengan
seperti membaca, permasalahan yang
menelaah, mencatat, dan akan dibahas.
membuat ulasan bahan- b) Sistematis data,
bahan pustaka yang ada menempatkan data
kaitannya dengan pada masing-masing
permaslahan yang diteliti. pembahasan yang
Studi kasus kepustakaan dilakukan secara
dilakukan untuk sitematis.
memperoleh data yang Data yang diperoleh
bersifat sekunder ini kemudian dianalisis secara
dapat dibagi menjadi 3 kualitatif. Analisis kualitatif
kategori antara lain : dilakukan dengan
bahan hukum primer, mendeskripsikan serta
bahan hukum sekunder menggambarkan data dan
dan bahan hukum tersier. fakta yang dihasilkan dari
2) Studi Lapangan suatu penelitian dilapangan
Studi lapangan dilakukan dengan suatu interpretasi,
untuk memperoleh data evaluasi, dan pengetahuan
primer dengan umum.
menggunakan teknik Data kemudian
wawancara langsung dianalisis dengan metode
dengan informasi. induktif, yaitu suatu cara
3) Pengolahan Data berfikir yang didasarkan pada
Data yang terkumpul fakta-fakta yang bersifat
diproses melalui umum dilanjutkan dengan
pengolahan dan penarikan kesimpulan yang
pengkajian data. Data bersifat khusus untuk
tersebut diolah melalui mengajukan saran-saran,
proses, seleksi data, serta data yang telah diolah
editing, klarifikasi data, tersebut kemudian dianalsis
dan sistematis data. dengan menggunakan cara
Adapun pengolahan data menginterpretasikan data dan
yang digunakan untuk memaparkannya dalam
penelitian ini adalah bentuk kalimat untuk
sebagai berikut : menjawab permasalahan pada
a) Seleksi data, bab-bab selanjutnya.
dilakukan dengan cara
melakukukan II. KERANGKA TEORITIS
pemeriksaan A. Tinjauan Umum Tentang
penelitian kembali Kredit
terhadap data-data Kata Kredit berasal
yang diperoleh dari bahasa Yunani “Credere”
mengenai yang berarti kepercayaan atau
7

berasal dari bahasa Latin mendapatkan kepastian dan


“Creditum” yang berarti keamanan dari kreditnya,
kepercayaan akan kebenaran. bank melakukan tindakan-
Jadi bagian penting dari tindakan pengamanan dan
kredit adalah kepercayaan meminta kepada calon
dari pihak pemberi kredit nasabah agar mengikatkan
(Kreditur) percaya bahwa sesuatu barang tertentu
pihak penerima (Debitur) sebagai jaminan di dalam
tentang kesanggupan pemberian kredit dan diatur
membayar sesuai ketentuan dalam Pasal 1131 dan 1132
yang telah disepakati oleh KUH Perdata.6 Dalam
kedua belah pihak. Apa yang Penjelasan Pasal 8 Undang-
telah disepakati itu berupa Undang Nomor 10 Tahun
barang, uang ataupun jasa. 1998 tentang Perbankan,
Menurut Suhardjono kredit atau pembiayaan
menyatakan bahwa : “Kredit berdasarkan Prinsip Syariah
adalah penyediaan uang atau yang diberikan oleh bank
yang disamakan dengan itu mengandung risiko, sehingga
berdasarkan persetujuan dalam pelaksanaannya bank
pinjam meminjam antara harus memperhatikan azas
bank dengan lain pihak dalam perkreditan atau pembiayaan
hal mana pihak peminjam berdasarkan Prinsip Syariah
berkewajiban melunasi yang sehat.
hutangnya setelah jangka Untuk mengurangi
waktu tertentu dengan jumlah risiko tersebut, jaminan
bunga yang telah pemberian kredit atau
ditentukan”. 5 pembiayaan berdasarkan
keyakinan atas kemampuan
B. Tinjauan Umum Tentang dan kesanggupan nasabah
Jaminan debitur untuk melunasi
Masalah agunan atau kewajibannya sesuai dengan
jaminan merupakan suata yang telah diperjanjikan
masalah yang sangat erat merupakan faktor penting
hubungannya dengan bank yang harus diperhatikan oleh
dalam pelaksanaan teknis bank. Untuk memperoleh
pemberian kredit. Kredit keyakinan tersebut, sebelum
yang di berikan oleh bank mamberikan kredit, bank
perlu diamankan. Tanpa harus melakukan penilaian
adanya pengamanan, bank terhadap watak, kemampuan,
sulit menghindarkan risiko agunan, modal dan prospek
yang akan datang, sebagai usaha dan debitur. Mengingat
akibat tidak berprestasinya pentingnya kedudukan dana
seorang nasabah. Untuk perkreditan tersebut sudah
semestinya apabila pemberi
5
Suhardjono, 2003, Manajemen
Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah,
6
hlm.11 Muchdarsyah Sinungan, Op. cit, hal. 12
8

dan penerima kredit serta fidusia yaitu, "fidusia cum


pihak lain yang terkait creditore" yang berarti janji
mendapat perlindungan kepercayaan yang dibuat
melalui suatu lembaga hak dengan kreditur, bahwa
jaminan yang kuat serta debitur akan mengalihkan
memberikan kepastian kepemilikan atas suatu benda
hukum bagi pihak yang kepada kreditur sebagai
berkepentingan. Bentuk jaminan atas utangnya
lembaga jaminan sebagian dengan kesepakatan bahwa
besar mempunyai ciri-ciri kreditur akan mengalihkan
internasional, dikenal hampir kembali kepemilikan tersebut
di semua negara dan kepada debitur apabila
peraturan perundangan utangnya sedah dibayar lunas
modern, bersifat menunjang dan "fidusia cum amico".
perkembangan ekonomi dan Keduanya timbul dari
perkreditan serta memenuhi perjanjian yang disebut yang
kebutuhan masyarakat akan disebut "pactum Fidusiae",
fasilitas modal. yang kemudian diikuti
dengan penyerahan hak atau
C. Tinjauan Umum Tentang "in iure cessio".7
Jaminan Fidusia Selanjutnya
Fidusia menurut asal mengingat bahwa jaminan
katanya berasal dari kata fidusia adalah pranata
"fides" yang berarti jaminan dan bahwa
kepercayaan. Sesuai dengan pengalihan hak kepemilikan
artinya, maka hubungan dengan cara constitutum
hukum antara pemberi fidusia prossessorium adalah
(debitur) dan penerima dimaksudkan semata-mata
fidusia (kreditur) merupakan untuk memberi agunan
hubungan hukum yang dengan hak yang didahulukan
berdasarkan kepercayaan. kepada penerima fidusia,
Debitur percaya bahwa maka sesuai dengan Pasal 33
kreditur mau mengembalikan Undang- Undang Jaminan
hak milik barang yang telah Fidusia setiap janji yang
diserahkan, setelah setelah memberi kewenangan kepada
dilunasi utangnya, Sebaliknya penerima fidusia untuk
kreditur percaya bahwa memiliki benda yang menjadi
debitur tidak akan objek jaminan '"fidusia
menyalahgunakan barang apabila debitur cidera janji,
jaminan yang berada dalam batal demi hukum.
kekuasaannya. Ketentuan tersebut
Pranata jaminan dibuat untuk melindungi
fidusia sudah dikenal dan pemberi fidusia, teristimewa
diberlakukan dalam
masyarakat hukum Romawi. 7
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
Ada dua bentuk jaminan Jaminan Fidusia, Jakarta : Raja Grafindo,
2000, Hal. 119
9

jika nilai objek jaminan kredit yang telah


fidusia melebihi besarnya dikeluarkannya menjadi
utang yang dijamin. Sesuai kredit yang bermasalah, maka
dengan Pasal 34 Undang- bank akan menggunakan
undang Jaminan Fidusia, upaya represif. Upaya-upaya
dalam hal hasil eksekusi represif yang mula-mula akan
melebihi nilai penjaminan, dilakukan ialah melakukan
penerima fidusia wajib upaya penyelamatan kredit.
mengembalikan kelebihan Bila ternyata upaya
tersebut kepada pemberi penyelamatan kredit tidak
fidusia. Namun demikian dapat dilakukan atau
apabila hasil eksekusi tidak walaupun sudah dilakukan
mencukupi untuk pelunasan tetapi tidak membawa hasil,
utang, debitur tetap maka bank akan menempuh
bertanggung jawab atas utang upaya penagihan kredit.
yang belum terbayar. Adapun yang
dimaksudkan dengan
D. Tinjauan Umum terhadap penyelesaian kredit macet
Kredit Bermasalah (Macet) atau penagihan kredit macet
Berdasarkan Surat adalah upaya bank untuk
Edaran Direktur Bank memperoleh kembali
Indonesia No. 26/22/Kep/Dir pembayaran dari debitur atas
yo. Surat Edaran Bank kredit bank yang telah
Indonesia No. 26/4/BPPP menjadi macet dengan
tanggal 29 Mei 1993, fasilitas menggunakan beberapa
kredit dapat dikelompokkan langkah, namun dalam hal ini
ke dalam beberapa kriteria penulis hanya akan
yaitu kredit lancar, kredit menguraikan tentang
kurang lancar, kredit penyelesaian kredit macet
diragukan, dan kredit macet. melalui eksekusi benda
Pengertian kredit bermasalah jaminan.
adalah fasilitas kredit yang
angsurannya membahayakan. III. HASIL PENELITIAN DAN
Yang dimaksud di sini adalah PEMBAHASAN
debitor yang tidak dapat
memenuhi kewajiban bank A. Penyelesaian Dalam
secara rutin setiap bulannya Mengatasi Faktor
sehingga diperlukan Penghambat Kredit Macet
pembinaan agar debitor dapa Melalui Penjualan Di
lancar kembali untuk Bawah Tangan Atas Objek
memenuhi kewajiban bank. Jaminan Yang Diikat
E. Penyelesaian Kredit Dengan Fidusia Pada Bank
Bermasalah (Macet) Rakyat Indonesia (Persero)
Apabila setelah bank Tbk. Cabang Samarinda
berusaha melalui upaya KCP Unit Sei Pinang
prefentif namun akhirnya
10

Dalam Jl. Lambung Tahun 1999 tentang Jaminan


Mangkurat No. 4. Fidusia.

Berdasarkan hasil
penelitian diketahui, bahwa
penanganan terhadap kredit
bermasalah dilakukan Bank B. Perlindungan Hukum Bagi
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kreditur Dalam
Cabang Samarinda KCP Unit Sei Penyelesaian Kredit Macet
Pinang Dalam dengan cara dan Melalui Penjualan Di
bentuk yang bervariasi, Bawah Tangan Atas Objek
tergantung dari itikad dan Jaminan Yang Diikat
keadaan usaha debitur. Ada dua Dengan Fidusia Pada Bank
cara penyelesaian yang ditempuh Rakyat Indonesia (Persero)
yaitu: Tbk. Cabang Samarinda
1. Melalui negosiasi. KCP Unit Sei Pinang
Negosiasi, dilakukan Dalam Jl. Lambung
terhadap debitur yang Mangkurat No. 4.
mempunyai itikad baik,
kooperatif dan kegiatan Perlindungan hukum
usahanya masih bisa adalah segala bentuk upaya
diselamatkan. Negosiasi ini pengayoman terhadap harkat
dalam prakteknya dan martabat manusia serta
diwujudkan dalam bentuk pengakuan terhadap hak asasi
restrukturisasi kredit manusia di bidang hukum.
bermasalah. Negosiasi Secara teoritik, bentuk
dipergunakan sebagai perlindungan hukum dibagi
langkah awal penyelesaian menjadi dua bentuk, yaitu
kredit bermasalah. perlindungan yang bersifat
2. Melalui eksekusi. preventif; dan perlindungan
Eksekusi, dilakukan setelah refresif. Ada dua bentuk
usaha penyelesaian melalui perlindungan hukum bagi
negosiasi dengan cara kreditur terhadap penggunaan
restrukturisasi tidak berhasil surat kuasa menjual yaitu
dilakukan. Eksekusi perlindungan hukum
merupakan suatu tindakan preventif dan perlindungan
dengan tujuan menjual objek hukum represif.
jaminan untuk pelunasan Ada beberapa upaya
utang debitur. Eksekusi yang dapat dilakukan bank
terhadap objek jaminan untuk menjaga agar tidak
fidusia dapat dilakukan dirugikan oleh debitur,
melalui Kantor Pelayanan apabila terjadi wanprestasi
Piutang Dan Lelang Negara dengan cara
atau berdasarkan Pasal 29 meminimalkan/mitigasi risiko
Undang-undang nomor 42 sebelum pencairan kredit
antara lain objek jaminan
11

yang diterima menjadi pasal 20 UUJF: Jaminan


jaminan merupakan benda Fidusia tetap mengikuti
atau barang yang tidak Benda yang menjadi objek
mudah rusak dan dalam jaminan Fidusia dalam tangan
kondisi prima (sesuai taksasi siapapun Benda tersebut
appraisal), mengasuransikan berada, kecuali pengalihan
objek jaminan dengan biaya atas benda persediaan yang
premi menjadi kewajiban menjadi objek Jaminan
debitur, jaminan tambahan Fidusia. Ada dua pasal yaitu
berupa benda tidak bergerak pasal 35 dan pasal 36,
yang diikat hak tanggungan didalam Undang- undang
dan setelah pencairan kredit Nomor 42 Tahun 1999, yang
harus dilakukan monitoring memberikan ancaman pidana
secara periodik terhadap terhadap perbuatan-perbuatan
objek jaminan.5 Hal ini juga tertentu.
dipertegas dari isi Klausula Ada beberapa upaya
akta Jaminan Fidusia dalam yang dapat dilakukan bank
akta notariil yang mengatur untuk menjaga agar tidak
tentang pengalihan objek dirugikan oleh debitur,
jaminan Fidusia. apabila terjadi wanprestasi
Penjualan obyek dengan cara
Jaminan Fidusia benda meminimalkan/mitigasi risiko
dibawah tangan yang sebelum pencairan kredit
dilakukan Bank Rakyat antara lain objek jaminan
Indonesia (Persero) Tbk. yang diterima menjadi
Cabang Samarinda KCP Unit jaminan merupakan benda
Sei Pinang Dalam tersebut atau barang yang tidak
diatas bukan penjualan mudah rusak dan dalam
dibawah tangan seperti yang kondisi prima (sesuai taksasi
dimaksud dalam Pasal 29 appraisal), mengasuransikan
ayat (1) huruf c Undang- objek jaminan dengan biaya
undang nomor 42 tahun 1999 premi menjadi kewajiban
karena pelaksanaan penjualan debitur, jaminan tambahan
sebagaimana dimaksud harus yang diikat dengan hak
memenuhi ketentuan dalam tanggungan dan setelah
Pasal 29 ayat (2) yaitu pencairan kredit harus
Undang-undang Nomor 42 dilakukan monitoring secara
tahun 1999. periodik terhadap objek
Ketentuan jaminan.
menegaskan bahwa Jaminan IV. PENUTUP
Fidusia mempunyai sifat A. Kesimpulan
kebendaan dan berlaku 1. Penyelesaian Dalam
terhadapnya asas droit de Mengatasi Faktor
suit, kecuali atas benda Penghambat Kredit Macet
persediaan yang menjadi Melalui Penjualan Di
objek Jaminan Fidusia Pada Bawah Tangan Atas
12

Objek Jaminan Yang Jaminan Fidusia, Pasal


Diikat Dengan Fidusia 27-28 tentang hak
Pada Bank Rakyat preferent, Pasal 29-34
Indonesia (Persero) Tbk. tentang eksekusi Jaminan
Cabang Samarinda KCP Fidusia dan Pasal 35-36
Unit Sei Pinang Dalam Jl. tentang ketentuan Pidana.
Lambung Mangkurat No. Ada beberapa upaya Bank
4 adalah dengan cara untuk mencegah
Pemberitahuan terjadinya kerugian yang
keterlambatan dapat dilakukan bank
pembayaran, Memberikan untuk menjaga agar tidak
surat peringatan dan dirugikan oleh debitur,
Somasi melalui apabila terjadi
Pengadilan Negeri. wanprestasi diantaranya
Adapun penyebab yaitu
terjadinya tunggakan meminimalkan/mitigasi
kredit yang risiko sebelum pencairan
mengakibatkan kredit kredit antara lain objek
bermasalah, yaitu adanya jaminan yang diterima
Faktor internal bank, menjadi jaminan
Terhambatnya kegiatan merupakan benda atau
usaha debitur, barang yang tidak mudah
Penyimpangan rusak dan dalam kondisi
penggunaan kredit dan prima (sesuai taksasi
Adanya itikad buruk dari appraisal),
debitur. mengasuransikan objek
2. Perlindungan Hukum jaminan dengan biaya
Bagi Kreditur Dalam premi menjadi kewajiban
Penyelesaian Kredit debitur, jaminan
Macet Melalui Penjualan tambahan berupa benda
Di Bawah Tangan Atas tidak bergerak yang diikat
Objek Jaminan Yang hak tanggungan dan
Diikat Dengan Fidusia setelah pencairan kredit
Pada Bank Rakyat harus dilakukan
Indonesia (Persero) Tbk. monitoring secara
Cabang Samarinda KCP periodik terhadap objek
Unit Sei Pinang Dalam Jl. jaminan dan juga
Lambung Mangkurat No. dipertegas dari isi
4 adalah Perlindungan Klausula akta Jaminan
Hukum yang melindungi Fidusia dalam akta
kepentingan kreditur notariil yang mengatur
dalam UUJF dapat dilihat tentang pengalihan objek
pasal: Pasal 11-18 tentang jaminan Fidusia.
pendaftaran Jaminan
Fidusia, Pasal 19-24 B. Saran
tentang pengalihan
13

1. Bank dalam penyelesaian harus memiliki itikat baik


yang macet melalui agar kedua belah piihak
pranata eksekusi dibawah tidak ada yang dirugikan.
tangan sebaiknya 3. Agar para pihak dalam
mengikuti ketentuan yang menyelesaikan
telah digariskan dalam wanprestasi yang
undang-undang tentang dilakukan debitur,
Jaminan Fidusia agar dilakukan dengan itikat
lebih berkoordinasi baik yaitu melalui cara di
dengan para pihak yang luar pengadilan atau non
berkepentingan, litigasi terlebih dahulu
khususnya dalam agar kedua belah tidak
pelaksanaan penjualan saling dirugikan dan
memberitahukan kepada apabila debitur tidak
pemberi fidusia mengenai dengan itikat baik untuk
harga yang akan menyelesaikan
digunakan dalam proses wanprestasi yang
penjualan. Hal ini untuk dilakukan hendaknya
menghindari adanya kreditur baru
keberatan debitur atau menyelesaikan masalah
pemberi fidusia di dengan litigasi yaitu
kemudian hari yang dengan mengajukan
mengajukan gugatan gugatan ke Pengadilan.
mengenai penjualan Dalam perjanjian fidusia,
sepihak yang dilakukan hendaknya mekanisme
oleh bank. perjanjian dilaksanakan
2. Bagi Bank Rakyat sesuai undang-undang
Indonesia (Persero) Tbk. jaminan fidusia, sehingga
Cabang Samarinda KCP apabila debitur
Unit Sei Pinang Dalam wanprestasi mendapatkan
sebaiknya mengantisipasi semua hak-haknya
hal-hal yang dilakukan terutama hak preferen.
debitur yang akan
merugikannya. Dalam hal
ini pihak debitur dan DAFTAR PUSTAKA
pihak kreditur sebaiknya
mengatur bentuk-bentuk Adrian Sutedi, 2010, “Hukum Hak
wanprestasi di dalam Tanggungan”, ( Jakarta : Sinar
perjanjian yang dibuat Grafika)
oleh kedua belah pihak Bambang Sunggono, 2005, Metode
agar proses Penelitian Hukum, Raja
penyelesaiannya tidak Grafindo Persada, Jakarta,
merugikan kedua belah Cetakan IV
pihak khususnya kreditur Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
dan para pihak dalam 2000, Jaminan Fidusia,
melakukan perjanjian Jakarta : Raja Grafindo,
14

Muchdarsyah Sinungan, Op. cit, Suatti Tinjauan Putusan


Suhardjono, 2003, Manajemen Pengadilan dan Perjanjian,
Perkreditan Usaha Kecil dan Medan:
Menengah. Yesmil Anwar dan Adang, 2008,
Tan Kamelo, 2002, Perkembangan Pengantar Sosiologi Hukum,
Lembaga Jaminan Fiducia: Grasindo, Jakarta,

You might also like