Professional Documents
Culture Documents
Profil Scattergram Limfosit Pada Lansia Dengan Nyeri Tulang Dan Anemia
Profil Scattergram Limfosit Pada Lansia Dengan Nyeri Tulang Dan Anemia
Oleh:
Taureni Hayati 1)
Delita Prihatni 2)
3)
Nina Tristina
1,2,3)
Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia Bogor
E-mail:
1)
taurenihayati@gmail.com
2)
delitapri@yahoo.com
3)
ntristina10@gmail.com
ABSTRACT
According to the World Health Organization in 2017, an elderly person is someone who has
entered the age of 60 years and over. Due to various aging processes that occur in the
elderly, the elderly will experience many complaints, one of which is bone pain and anemia.
Various conditions in the elderly can cause bone pain and anemia, including: osteoporosis,
osteomalacia, renal osteodystrophy, osteonecrosis, malignancy or bone metastases, from
these various circumstances the lymphocyte profile can be seen using a white blood cell
differential scattergram in areas A, B, C , D, and E, according to the purpose of the study,
wanted to know the scattergram profile of lymphocytes in the elderly with bone pain and
anemia. This research is a descriptive observational with a cross-sectional design method.
The study was conducted from February-June 2020. The research subjects were elderly
patients who experienced bone pain and anemia. Bone pain was measured by the Numeric
Rating Scale on a scale of 1-10. Anemia was measured by examining hemoglobin on a
hematology analyzer, then scattergram analysis was performed using WDF using Sysmex
XN 1000. Research Results: From the subjects who met the inclusion and exclusion criteria,
30 subjects were found, aged between 60 - 72 years, 23 male subjects (77%) ), female 7
subjects (23%). Anemia ranged from 8 to 10.9 g/dL, a scattergram profile was obtained in
area B SSC (A2, A3); SFL (B2, C2, D3, E3) as many as 21 subjects (70%) of the study
compared to the scattergram profile in area A SSC (A2, A3); SFL (B2, C2, D3) was found in
9 subjects (30%). Conclusion: The scattergram profile of lymphocytes in most elderly
subjects with bone pain and anemia was in the SSC (A2, A3), SFL (B2, C2, D3, E3) areas,
meaning that many experienced changes in the lymphocyte profile, more atypical lymphocyte
cells. and suspected towards plasma cells or abnormal lymphocytes.
Keywords: White Blood Cell Differential, Elderly, Anemia, Bone Pain
ABSTRAK
Lanjut usia menurut World Health Organization tahun 2017, adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas. Akibat berbagai proses aging yang terjadi pada lansia,
maka lansia akan mengalami banyak keluhan, salah satunya nyeri tulang dan anemia.
Berbagai keadaan pada lansia dapat menyebabkan nyeri tulang dan anemia antara lain:
osteoporosis, osteomalasia, osteodistrofi renal, osteonekrosis, keganasan atau metastasis
pada tulang, dari berbagai keadaan ini dapat dilihat profil limfosit dengan mengunakan
scattergram white blood cell differential pada area A, B, C, D, dan E, sesuai dengan tujuan
penelitian, ingin mengetahui profil scattergram limfosit pada lansia dengan nyeri tulang dan
anemia. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan
66 PROFIL SCATTERGRAM LIMFOSIT PADA LANSIA DENGAN NYERI TULANG DAN ANEMIA
3)
Taureni Hayati 1)Delita Prihatni 2) Nina Tristina
pemeriksaan ini mempunyai gelombangnya 380 – 488 nm, yang
keunggulan dan kelemahan. berada pada FL1.8,9
Keganasan pada pasien MM dapat
White blood cell differential
meyebabkan anemia. Pada lansia
(WDF) adalah suatu chanel pada
dikatakan anemia menurut WHO jika
hematology analyzer yang terdapat
nilai hemoglobin kurang dari 12 g/dL
pada alat Sysmex XN-series. WDF
pada wanita dan kurang dari 13 g/dL
dapat membaca leukosit seperti
pada pria. Terdapat 85,3 % anemia
basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit
pada MM dan membutuhkan
dan monosit, dengan mengunakan
transfusi. Anemia pada pasien MM
reagen spesifik yang mengandung
disebabkan oleh terjadinya
detergen (lysercell WDF) dan
penggantian sumsum tulang dan
pewarnaan fluorosens (fluorocell
menginhibisi secara langsung
WDF). Kegunaan reagen lysercell
terhadap proses eritropoiesis,
WDF adalah untuk melisiskan
perubahan ini menyebabkan
eritrosit dan trombosit, memperforasi
terjadinya penurunan produksi
membran leukosit, yang akan
vitamin B12 dan asam folat.4,5,6,7
menyebabkan perubahan struktur
Scattergram merupakan hasil plot eksternal dan internal yang tergantung
dari data-data yang berasal dari hasil pada jenis leukosit. Sedangkan
scatter light yang melewati suatu sel. fluorocell WDF akan mewarnai asam
Forward Scattered lights (FSL) nukleat dan organel sitoplasma
merefleksikan ukuran sel, Side leukosit. Pada WDF ini terjadi
Scattered lights (SSC) merefleksikan separasi antara monosit dan limfosit
kompleksitas sel, Fluorescent light sehingga perhitungan tiap – tiap jenis
(SFL) merefleksikan jumlah leukosit lebih akurat.8,9
kandungan asam nukleat dan organel
Sampel yang disiapkan kemudian
sel. Ketiga sinyal digunakan untuk
dianalisis menggunakan fluorescence
diferesiansi dan penghitungan sel
flow cytometry. Sinyal pengukuran
darah putih, NRBC, retikulosit, dan
yang terkait dengan side scatter (SSC)
PLT-F, serta mendeteksi sel abnormal
dan side fluorescence (SFL) dianalisis
dan sel immature dengan bantuan
dan digambarkan dalam scattergram.
teknologi digital dan algoritma alat.
Sel dengan sifat sitokimia yang serupa
NRBC, retikulosit, dan PLT- F, serta
termasuk dalam area yang sama dalam
mendeteksi sel abnormal dan sel
scattergram dan dapat dipisahkan
immature dengan bantuan teknologi
menggunakan algoritma perangkat
digital dan algoritma alat. Pada lansia
lunak canggih. Scattergram WDF
scattergram limfositnya sama saja
memiliki aksis X atau horizontal yang
dengan scattergram pada umumnya,
disebut Side-Scattered Light (SSC)
dimana posisi limfosit berada pada
yang memberikan informasi mengenai
kurva WDF, ditandai dengan warna
struktur internal sel beserta kontennya
violet, pada scattergram warna dari
(misalnya granula); sedangkan aksis
masing- masing jenis leukosit itu
Y atau vertikal disebut sebagai Side-
ditentukan karena adanya zat
Fluorescence Light (SFL) yang
fluoresen yang ada prinsip alat ini
memberikan informasi mengenai
yaitu flowcytometry, posisi limfosit
jumlah konten asam nukleat yang
berada di bagian bawah dari
dimiliki oleh sel.8,9
scattergram disebabkan karena ukuran
limfosit yang lebih kecil dibandingkan Pada pemeriksaan scattergram
dengan jenis leukosit lain dan panjang perlu dikonfirmasi lagi dengan
68 PROFIL SCATTERGRAM LIMFOSIT PADA LANSIA DENGAN NYERI TULANG DAN ANEMIA
3)
Taureni Hayati 1)Delita Prihatni 2) Nina Tristina
scattergram: 1).Tidak bisa membantu klinisi untuk
menampilkan relasi yang mengunakan mendiagnosis, memberikan terapi, dan
lebih dari 2 variabel. 2). Jumlah data memberikan informasi tambahan
yang bisa diobservasi terbatas, karena mengenai aktivasi sistem imun.
jika menampilkan data yang banyak Parameter RE-LYMP
tidak akan jelas.3). Sulit untuk menggambarkan seluruh populasi
mengakomodasi data yang limfosit yang memiliki intensitas
menggunakan nilai decimal. 4). fluoresens tinggi yang menandakan
Hanya dapat mengunakan variabel adanya populasi limfosit reaktif. 12,
yang datanya bersifat kuantitatif. 5). 13
Tidak dapat mengakomodasi data –
Parameter AS-LYMP memberikan
data external. 6). Tidak ada kriteria
gambaran mengenai limfosit B yang
objek untuk memilih garis terbaik. 11
teraktivasi (sel plasma) yang memiliki
Profil limfosit normal pada fungsi untuk sintesis antibodi.
scattergram White Blood Cell Kombinasi parameter RE-LYMP dan
Differential AS-LYMP mampu memberikan
informasi tambahan mengenai aktivasi
Scattergram pada orang sehat
selular sistem imun innate dan adaptif,
menujukkan limfosit warna violet,
dapat dilihat seperti pada 2 gambar
monosit berwarna hijau, neutrofil +
dibawah ini :
basofil warna biru terang sedangkan
eosinofil warna merah, orang sehat
posisi scattegram limfositnya berada
pada SSC/garis x (A2), SFL/garis y
(B2).
3. METODE PELAKSANAAN
70 PROFIL SCATTERGRAM LIMFOSIT PADA LANSIA DENGAN NYERI TULANG DAN ANEMIA
3)
Taureni Hayati 1)Delita Prihatni 2) Nina Tristina
Perempuan : 23%) , dan berumur dilakukan oleh Birgegard tahun 2006
antara 60 – 72 tahun, rerata di Swedia, anemia sedang pada lansia
hemoglobin termasuk anemia sedang yang nyeri tulang disebabkan oleh
(anemia sedang : 73%, anemia berat pengunaan zat besi yang banyak,
:27%), skala nyeri tulang terbanyak kadar eritopoeitin yang rendah dan
skala 4 (nyeri sedang; 70%); profil respon eritropoetin disumsum tulang
scattergram limfosit WDF berada yang rendah. 17-19
pada area B SSC (A2, A3); SFL (B2, Nyeri tulang yang ditemukan
C2, D3, E3) ditemukan sebanyak 21 pada penelitian ini skala 3, skala 4 dan
subjek (70%). Lebih banyak skala 5 dari skala nyeri 1 – 10. Hasil
ditemukan limfosit atipik yang penelitian menunjukkan skala 3:17%,
dicurigai sel plasma dan limfosit skala 4: 70% dan skala 5: 13%. Skala
abnormal dibandingkan profil 4 dan 5 termasuk kategori nyeri
scattergram pada area A SSC (A2, sedang, yaitu nyeri yang terus
A3); SFL (B2, C2, D3) ditemukan menerus, aktivitas terganggu, dan
sebanyak 9 (30%) subjek penelitian, hanya hilang saat bangun tidur
artinya lebih banyak ditemukan disebabkan karena aktivitas osteoklas
limfosit. yang menekan jaringan, hal ini sesuai
Jenis kelamin mayoritas yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
menderita nyeri tulang dan anemia George tentang osteoklas pada pasien
adalah usia lebih dari 60 tahun keatas dengan nyeri tulang tahun 2019 di
(lansia) adalah jenis kelamin laki – Amerika Serikat.20 Perbedaan skala 4
laki. Hal ini sesuai dengan penelitian dan 5 terjadi saat pengukuran derajat
yang dilakukan oleh Laura dkk tahun nyeri, dimana wajah yang ditunjukkan
2015 yang menyatakan sebagian besar saat di anamnesa, wajah subjek
pasien nyeri tulang dan anemia dengan skala 5 lebih menujukkan
terdapat pada laki-laki dengan umur nyeri.21
rata-rata ≥ 60 tahun, karena pada saat Hubungan limfosit dengan
lansia terjadi perubahan struktur rasa nyeri pada tulang; selama hidup
tulang dan jaringan tulang, manusia, tulang akan mengalami
mengakibatkan pada lansia struktur proses pembentukan (yang dilakukan
tulang jadi melemah dan nyeri.34-36 oleh sel osteoblas) dan perusakan
Hal ini disebabkan oleh karena; 1) kembali (yang dilakukan oleh sel
Pada lansia aktivitas kegiatan sudah osteoklas) yang berjalan secara
mulai berkurang, sehingga seimbang pada proses remodeling
mengakibatkan osteoporosis dan nyeri tulang. Akan tetapi oleh karena suatu
tulang 2) Perubahan hormon, pada sebab, maka keseimbangan tersebut
wanita karena menopause menjadi terganggu, dimana dapat
mengakibatkan berkurang ion kalsium terjadi berkurangnya pembentukan,
dan mineral lain, pada laki- laki meningkatnya perusakan, atau
berkurangnya hormon testosteron, kombinasi keduanya. Osteoblas dan
yang mengakibatkan osteoporosis juga osteoklas bereaksi terhadap kadar
pada perkembangannya 3) kalsium dalam darah. Kalsium yang
Berkurangnya kalsium dan mineral beredar dalam darah akan diendapkan
lain.15,16 oleh osteokalsin membentuk kristal
Pemeriksaan hemoglobin, pada hidroksiapatit dalam pembentukan
penelitian ini ditemukan anemia matriks tulang osteoklas adalah sel-sel
sedang, dengan kadar Hb 8 – 10,9 %, raksasa berinti banyak yang berasal
hal ini sesuai dengan penelitian yang dari sel induk hematopoietik pada
72 PROFIL SCATTERGRAM LIMFOSIT PADA LANSIA DENGAN NYERI TULANG DAN ANEMIA
3)
Taureni Hayati 1)Delita Prihatni 2) Nina Tristina
Rating Scales, Verbal Rating Apoptotic Lymphocytes Through
Scales, and Visual Analogue Scales Sysmex XN-1000 As a Diagnostic
for Assessment of Pain Intensity in Marker for Mononucleosis
Adults: A Systematic Literature Syndrome. Journal of Clinical
Review. Journal of Pain and Laboratory Analysis. 30: 779–793.
Symptom Management. Vol. 41 No. Kawauchi, Takagi, Kono. 2014.
6 June 2011. Comparison of the Leukocyte
GD Roodman. 2009. Pathogenesis of Differentiation Scattergrams
Myeloma Bone Disease. Leukemia 23, Between the XN-Series and the XE-
435– 441. Series of Hematology Analyzers.
Jecko T, Quentin A. 2014. Haematology Sysmex Journal International.
In Critical Care. Dalam Multiple Vol.24 No.1.
Myeloma And Hyperviscosity Sysmex Corporation. 2020. Sysmex
Sindrom, hlm 144 -147. Edisi 1. Lighting The Way With Diagnostic.
USA; John Wiley & Sons. Laura T, Pilar V. 2015. Chronic Iron
Mittelman M. 2003. The Deficiency As An Emerging Risk
Implications of Anemia in Multiple Factor For Osteoporosis: A
Myeloma. Clin Lymphoma. 4:S 23– Hypothesis. Nutrients. (7): 2324-
9. 2344
Stauder, Valent, Theur. 2018. Goodnough, Schrier. 2014. Evaluation
Hematologic Disease at Older Age; and Management of Anemia in The
Anemia at Older Age: Etiologies, Elderly. American Journal of
Clinical Implications, and Hematology, Vol. 89, No. 1
Management. The American Birgegrad, Gascon, Ludwig. 2006.
Society of Hematology. 131(5). Evaluation of Anaemia In Patients
WHO. 2011. Haemoglobin with Multiple Myeloma and
Concentrations for The Diagnosis of Lymphoma: Findings of The
Anaemia and Assessment of European Cancer Anaemia Survey.
Severity. VMNIS. Eur J Haematol (77): 378–386
Sysmex Corporation. 2014. Automated Shin, Misung, Jung, Young. 2013.
Hematology Analyzer XN series Prognostic Significance of Absolute
(XN- 1000) Instructions for Use. Lymphocyte Count/Absolute
Kobe. Japan. Monocyte Count Ratio at Diagnosis
Briggs, Longair, Kumar. 2012. in Patients with Multiple Myeloma.
Performance Evaluation Of The The Korean Journal of Pathology
Sysmex Haematology XN Modular 2013; 47: 526-533
System. J Clin Pathol. 65:1024– Batún-Garrido, Salas-Magaña.
1030 Relationship between the presence
Daniel AK, Ming CH, Umeshwar H. of anemia and the risk of
2010. Generalized scatter plots. osteoporosis in women with
www.palgrave- journals.com/ivs/. rheumatoid arthritis. / Rev
Information Visualization Vol. 9, 4, Osteoporos Metab Miner.
301 – 311. 2018;10(1):15-20
Seghezzi, Manenti, Previtali. 2018. A George, Merav, Susan. 2020.
Specific Abnormal Scattergram of Survivorship after Autologous
Peripheral Blood Leukocytes That Hematopoietic Cell Transplantation
May Suggest Hairy Cell Leukemia. for Lymphoma and Multiple
Clin Chem Lab Med. 56(5): e108– Myeloma: Late Effects and Quality
e111 of Life. American Society For
Sale, Carone, Fumi. 2016. Detection of Transplantation And Cellular
74 PROFIL SCATTERGRAM LIMFOSIT PADA LANSIA DENGAN NYERI TULANG DAN ANEMIA
3)
Taureni Hayati 1)Delita Prihatni 2) Nina Tristina