You are on page 1of 3

Alur Video Isi

pembuka Assalamualaikum… anak-anak cerdas! Kembali


lagi kita dalam Pelajaran Bahasa Indonesia.
Ada yang masih ingat dengan materi kita pada
pertemuan sebelumnya? Apa materinya?

Ya tepat sekali, kita telah mempelajari tentang


Pengertian ceramah, perbedaanya ceramah
dengan Khutbah dan pidato, kemudian tujuan,
serta jenis-jenis teks ceramah.

Pada pertemuan kali ini kita akan membahas


seputar Struktur dan kaidah kebahasaan teks
ceramah beserta contohnya.

Simak video ini sampai Habis dan jagan diskip.


Serta jagan lupa catat hal-hal penting yang
kalian temui dalam video ini.

Intro Intro
Inti penjelasan Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks
Ceramah

Struktur Teks Ceramah

Pembuka (Tesis)
Pada struktur ini terdapat pengenalan isu,
masalah, pengetahuan sampai pandangan
penceramah tentang topik yang akan dibahas.

Isi (Rangkaian argumen)


Berbentuk rangkaian argumen penceramah
mengenai topik yang dibicarakan dalam
pembuka. Pada bagian ini biasanya
menjelaskan pula tentang fakta dan data untuk
memperkuat argumen.

Penutup (Penegasan kembali)


Berupa penegasan kembali tentang apa yang
telah disampaikan dalam ceramah. Hal ini
memiliki tujuan supaya tidak memberikan
kekeliruan atau pemahaman yang berbeda dari
apa yang dibicarakan dan supaya diingat oleh
pendengar.

Teks ceramah juga memiliki


karakteristik dan ciri khas kebahasaan
tersendiri yang cenderung beda dengan
teks lain. Berikut adalah beberapa
kaidah kebahasaan dari teks ceramah.

1. Banyak memakai Pronomina


atau kata ganti orang pertama
(tunggal) dan kata ganti orang
kedua jamak sebagai sapaan.
Kata ganti orang pertama
contohnya adalah: saya, aku,
kami (mengatasnamakan
kelompok). Sementara kata
kedua jamak adalah: anak-anak,
hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu,
kalian, saudara-saudara.
2. Banyak menggunakan kata
teknis atau peristilahan yang
sesuai dengan topik yang
dibahas. Misalnya jika topik
yang di bahas adalah kebahasaan
atau sastra, istilah-istilah yang
muncul meliputi: prosa, puisi,
etika berbahasa, sarkasme,
majas, kesantunan berbahasa.
3. Menggunakan kata-kata yang
menunjukan hubungan sebab
akibat atau argumentasi.
Contohnya adalah: dengan
demikian, akibatnya, oleh
karena itu, maka, sebab, karena.
4. Banyak memakai kata kerja
mental, misalnya:
memprihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan,
diharapkan, berasumsi,
menyimpulkan, berpendapat.

5. Menggunakan kata-kata
persuasif, Kalimat persuasif
adalah kalimat yang bersifat
mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi agar mau
melakukan sesuatu seperti yang
disampaikan. seperti:
diharapkan, sebaiknya,
hendaklah, perlu, dan harus.
Nah bagaimana? Paham kan tentang struktur
dan kaidah kebahasaan teks eksplanasi!

Penutup Sekian materi kita kali ini, tetap jaga


Kesehatan dan semangat belajar kalian,
sampai jumpa pada video selanjutnya
wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuhh..

You might also like