You are on page 1of 10
Volume 04 No 01 JenvasiJuni 2018 NILAI PENDIDIKAN DALAM SHALAT FARDHU (Studi Tafsir Al-Misbah) Kafrawi Abstract “Salat” means to pray or bless, while terminology, it isa typeof worship that consists of several readings and deeds, beginning with takbiratul ibram (standing) and ending with taslim (greeting). This paper discusses how the inplementation of the Fardshalatto set the values of edncating personalities, As «a result, shalat is not only an obligation, but also expected to be able to change the values of the humans personalitiesn tbeir every activites or practices om this earth Komords: Fard Shatat, Personality Values A. Latar Belakang Shalat adalah rukun Islam yang kedua.? Secara etimologi, shalat (dalam bahasa Arab: Salah) berarti doa? A/Slah (Shalat) diambil dari kata abSila (bubungan), Karena dengan mendirikan shalat, coh seorang mukmin pada dasarnya sedang berhubungan dengan Penciptanya.* Para tama dan pakar bahasa Arab memiliki pandangan beragam dalam menentukan asal kata o/Sa/ab, Tentunya, mereka memiliki argumentasi masing- masing.* Pendapat pertama mengatakan bahwa a/-Salah adalah atDiriz. Karena, setiap muslim yang melaksanakan shalat selaa berdoa kepada Allah SWT agar melimpabkan rezeki dan melindunginya di dunia setta mengampuni dan memberinya ganjaran pahala di akhirat. Pandangan ini didasarkan pada sejumlah hadis yang termaktub dalam dua kita shahel, Rasulullah menegaskan bahwa seorang mnkmin adalah bentuk penghambaan (‘%adas) yang terbaik, Alasannya, karena dengan berdoa, seseorang menampakkan kepercayaan dan sikap tawakkalnya kepada Sang Pencipta sekaligus harapan akan kebaikan-nya® 1 Adilsh Dosen Tetap Progiam Studi Pendidikan Aguma Islam STAT Avlisuizseyidia Tembilahaa 2 Abuddin Nata, lthiak Tesonuf, Jakarta: RejaGrafindo Pessada, 2006), inl. 160 3 Ahmad Watson Munawwis, a/Muaawuir Konus AmbIndoucsio Tela (Surabaya: Pustaka Progressf, 1997), km. 792 * Muhammad Kamil Hasan alMahami, Evoikigped Tomarie atQuran Jill 1 Bercoma Allah, alls ahasa Alnmad Fawaid Syadaili [skasta: Kluaisnsa Ime), Isl, 167 > Tid 6 Tid 149 Jamaal Al Ania ‘Vokune 4 No OL Kefow JanuasiJuni 2018 ‘Adapun Kslangan pakar bahasa memandang bahwa a/Salab diambil dati kata ahSiléb (hmbungan). Alasannya, dengan mendirikan shalat, rh seorang mukiin pada dasamnya sedang berhubungan dengan sumber spixitual yang meletakkannya pada jasad kasarnya; Sang Pencipta Pendapat ketiga sebagai pengembangan dati pendapat sebelumnya mengatakan bahwa a/Saiab berarti atRalwab. A/Rahmab (Kasih sayang) sebagaimana dimaklumi adalah suatu kata yang diambil dasi kata a/Rohim, yaita oxgan tubuh seorang ibu seorang ibu ntnk mengandung janinnya selama masa Kehamilan, Karena ibu adalah orang yang paling menyayangi anaknya, maka kata a/Ralrmab yang diambil dati kata aRahiin pasti memiliki keterkaitan erat dengan sifat keibman. Karena itu, alSalib adalah perbuatan dimana seorang mukmin dengan selumh eksistensi spiritualnya menghadap Peciptanya yang sangat menyayangi dirinya, lebih dari ibunya sendisi, Di antata alma’ ak Husna juga adalah arhaw at-Rahimin (Maha Penyayang dasi yang penyayang’ Secara terminologi, shalat adalah amaliah ibadah kepada Allah SWT yang terdici dari perbuatan dan bacaan tertentu, dimulai dati takbiratul ihram dan diskhiti dengan salam. Mencermati_makna shalat, baik dalam pengertiannya secara etimologi maupun terminologi, akan ditemukan adanya keterkaitan erat antara kedvanya. Dalam Tattir a/-Mishbab, shalat mecapakan ibadah wajib dalam seluruh agama. Ta adalah pengakuan tentang keagungan Allah dan kewajaran-Nya ‘untuk disembah dan dimohon bantuannya™, halat mendidik jiwa, menajamkan nurani, dan menerangi hati melalui Jentera kebesaran dan keagungan Allah SWT yang tertanam dalam sannbari. Selain itu, shalat mempexcantik perilaku dan mempesindah disi dengan akhlak naulia'' sesta mencegah manusia dasi perbuatan-perbuatan dosa, perbuatan-perbustan keji dan perbuatan-perbuatan amingkar yang dibenci Allah SWI? Axtinya:” Seounggubnya salat itu mencegah dart (perbuatan-perbuatan) efi dan mungkar.” (QS. ale‘Ankabsit [29] : 45) Bid, 168. © bia » Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, AAblok Menbentue Priadi Musi, cet. 2 Semarang: CV, Aneta Ihmu, anggata IKAPI, 2003), him, 46 ® M. Qumsish Shihab, Tair a’Mishiba: Pecan, Ke (akarta: Lentera Hati, 2002), km, SUL 2 Did him, 17 * Amina Kandy, Ewikleped! Dime Ido, Bandoog: Pustaka Sta, 2010), zn. 154 3 Depatemen Agama RI, Al-Qerlon don Tegemabyya, ([nkaste: Mckar Surabaya, 2004), him, 566 an dan Keserasin al Qur'an, Vol. 14, 150 Volume 04 No 01 Jamal Allis JenvasiJuni 2018 Kafrow Rasulullah Saw menegaskan bahwa “Barayg siaba yang shalapya tidak mencrgah perbuatan keji dan munkar, dia sama sekali tidak mendirikan shalat?” Dalil di atas menunjukkan erat kaitannya antara shalat dengan perilaku manusia, Dimana shalat sangat bespengarch dalam membentuk tingkal laku dalam melakukan suatu perbuatan apakah it perbuatan terpuji maupun perbuatan tercela."*, Menuiut Quuaish Shihab, shalat yang dilaksanakan sesuai dengan ‘umnan Allah dan Rasul-Nya senantiasa melarang atau mencegah pelakm yang melakukannya secata berkesinambnng dan baik- dasi Keterjeramusan dalam Kekejian dan kemungkaran Shalat dinamai 2ikr atau mengingst Allah karena ia mengandung eapan-neapan, seperti takbir, tahmid, dan tasbih sesta ayat-ayat Al-Qur’an yang hams diveapkan, Tojuannya pun untuk dzikr yakni mengingat Allah sesuai iaman-Nya: Artinya: “Dan dirikanlab shalat untuk mengingat Aki” (QS. Taha 20; 14)", Dipilihya Tair a/Mishbah sebagai sumber tama dalam penelitian ini Karena penulisnya adalah seovang yang memang memiliki latar belakang pendidikan dibidang tafsir al-Qui’an, Selain itu beliaw juga seorang yang pakat dalam memahami ayat-ayat al-Qus’an, teslihat daxi bagaimana belian memaknai ayat secara semantik antaa satu kata ke kata betikutnya yang berdekatan ataupun yang bermiripan. Tafir afMishbab yang belian Kaji menggunakan metode Tahlily atau metode analisis yang memndahkan pembaca memahami isi kandungan al-Que'an, Uraian-uraian yang nmancul mengarah pada masalah-masalah yang berlaku atau yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Lebih istimewa lagi menurut Muchlish, konstektualisasi sesuai corak kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai a/-Misbbab™. B. Shalat Fardhu 1. Makna Shalat Fardhu. Shalat menurut bahasa berarti doa. Sedangkan menutut istilah syara‘, jalah satu macam ‘ibadah yang terditi dati beberapa bacaan dan perbuatan, yang iawali dengan takbiratnl ihram dan diakhici dengan salam’ ° Lihat Dewan Redaksi Easiklopedt Islam, EniblopedlIilam, Cet. 4 (Jakarta Uetiac Bast Van Hoeve, 1997), hlm. 208 : Shalat yang dlalesanalna deaean lst yang pessh ‘inva dan menginssnp fecidnoaa Allo SWT alsa ssempsaysi pengaots pang avendalam, ‘pads jiva dan menopang manusia untuk berakhlak mulia. Dengan demikian shalat dapat becperan sebagni lat penangkal yang dapst mencegah seeseorang dati peviuatan keji dat snugine % Depastemen Aguma RI, 1 Depastemen Agama RI, Q.Gi, lm. 384 Y Ran Menunt Tustunan Rasulullab San, (Jakarta: Kasya Dunia Fikic, 2003), bim.37 wan dan pyelasanyya, Wh. 432 alt. 151 Jomal ALAwtia Vokume 4 No Ot Kafr Jauati-fua 2018 ‘Al-Salth (Salat) diambil dari kata a/-Silab (hubungan), Karena dengan menditikan shalat, roh seorang mnkmin pada dasamya sedang berhubungan 8 dengan Penciptanya' Para wlama dan pakar babasa Arab memiliki pandangan beragam dalam menentukan asal kata a/-Sala, Tentunya, mereka memiliki argumentasi masing- masing”® Pendapat pertama mengatakan bahwa a/-Salab adalah a/-Da'a, Karena, setiap muslim yang melaksanakan shalat selaln berdoa kepada Allah SWT. agar melimpahkan rezeki dan melindunginya di dunia serta mengampuni dan memberinya ganjaran pahala di akhirat. Pandangan ini didasatkan pada sejumlah hadis yang termaktub dalam dua kitab Sabie Rasulullah Saw menegaskan babwa doa seorang mukiin adalah bentuk penghambaan ( Zbadal) yang terbaik. Alasanya, Karena dengan berdoa, seseorang menampakkan kepescayaan dan sikap tawakkalnya kepada Sang Pencipta sekaligus harapan akan kebaikan-Nya. Adapun kalangan pakar bahasa memandang bahwa a-Salab diambil daci kata a/-Silab (ubungan). Alasannya, dengan mendizikan shalat, 1oh seorang mmukmin pada dasaraya sedang beshnbungan dengan sumber spiritual yang meletak Kannya pada jasad Kasamya; Sang Pencipta, Pendapat ketiga sebagai pengembangan dari pendapat sebelumnya mengatakan bahwa a/-Salab betatti al Ralymab, A/Rahmab (kasih sayang) sebagaimana yang dimakhui adalah sat kata yang diambil dari kata a/Rahm, yaita organ tubuh seorang ibu seorang ibu untuk mengandung janinnya selama masa kehamilan. Karena ibu adalah orang yang paling menyayangi anaknya, maka kata af-Rahmab yang diambil dati kata a/Ralim pasti memiliki keterkaitan erat dengan sifat keibuan. Karena itu, «/-$a/ah adalah perbuatan dimana seorang mukmin dengan selucch eksistensi spiritualnya menghacap Peciptanya yang sangat menyayagi disinya, lebih dari ibunya sendisi. Di antara afsma" al-Busna juga adalah arbam al Rahintv (Maha Penyayang dasi yang penyayang”, Shalat yang lima ini tidak sah dikerjakan kecuali pada wakta yang telah ditentukan, Barangsiapa shalat sebelum masuk waktunya maka tidak sah shalatnya, kecuali shalat jama” yang dibolehkan. Shalat juga tidak sah kecuali dengan bersuci secata sempurna daui aajis dan hadats. Paksian dan badan yang terkena najis, wajib dibersihkan. Orang junb wajib mandi, dan orang yang belum berwudhu wajib berwndhu.** Rasulullah Saw bersabda: Muhammad Kamil Hasan al-Mahani, Ensikigea! Tent AtQuran iid 1 Bercava Ala ais bahasa Ahmad Faveaid Syadzii, (Jakarta: Khasisma Tim), him. 167 919 1d 2 Ii, bm, 168 2 Sed aww, alls Jild J, ah bahata Abe Ridho dan vate Rafiq Shaleh Tambid, Jakacts: AL-Trishom, 2002), hm. 189 152 Volume 04 No 01 Jamal Allis JenvasiJuni 2018 Kafrow itag Go Labi Sables cy “Tidak: diterima sembabyang orang yang berbadas, kalau dia tidak: berwudbu. (AIR, Bukhari No. 967" Shalat fardhu merupakan shalat yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang Gewasa dan berakal yakni lima kali sehari semalam. Perintah wajib shalat mmula- mmla turin pada malam ista’, setahun sebelum tahun Hijriah. Dalam al-Qui’an ‘bukti peristiwa Ista’ mi‘taj ini terdapat dalam beberapa ayat: Maba Suci (Allah), yang telab Memperjalankan bamba-Nya (Mubammad) pada alam hari dari Magid! Haram ke Magiall Aqsa yang telah Kami Berkabi sekelingyya agar Kami Perlibatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesngguhnya Dia Maba Mendengar, Maba Melibat. (QS. al-Isc@[17]:1 Mennrut para abli fikih, shalat diwajibkan kepada umat Islam pada malam hari ketika Rasuiullah Saw melaikan issa’ mi‘raj, yaitu lebih kucang sata tahun sebelum hijmah, Akan tetapi, mennmut vlama maziab Hanafi, kewajiban shalat itu ditetapkan pada waktu malam hati ketika nabi muhammad yaita malam jum/at tanggal 10 Ramadhan, satu setengah tahun sebelum Hijrah. Tbou Hajar al-Asqalani menyatakan bahwa tanggalnya adalah 27 Rajab, satu setengah tahun sebelum Nabi Muhammad Saw hijuah ke Madinah’ C. Ketentuan-ketentuan dalam Shalat Fardhu a. Syarat Wajib Shalat Fardh Syavat wajib shalat lima wakta terdisi dati: 1) Islam Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak dituntut untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk Islam, karena meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah. Tetapi ia akan mendapat siksaan di alchicat Karena ia tidak shalat, sedangkan ia dapat mengerjakan shalat dengan jalan masnk Islam terlebih dahl, 2) Suci dari haid (kotoran) dan nifas 3) Berakal 4) Baligh (dewasa) Umur dewasa it dapat diketalnui_ melalui salah satu tanda betiknt:Cukup bermmur lima belas tahun, Keluar_mani.Mimpi bersetubuh, ‘Moai keluar haid bagi perempuan™ 2 Imam Bukhari, Shabib Bulthar, Jil I, as bahasa Zainuddin Hamsify etal, aka ‘Widjaya, 1951), len. 72 Abdul Aziz Dahlan (ed), Ewstliped! Hukum Iam, (Jakacta: Ichtie Bara van Hoeve, 1996), ik 1536 2 Salaiman Resid, Fiph Ilan (Hukum Figh Lemplay), (Bandung: Sings Bara Algeasinde, 2013), blm. 64-66 153 Jamaal Al Ania ‘Vokune 4 No OL Kefow JanuasiJuni 2018 Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah Saw kepadanya) 6) Melihat atau mendengar, Melihat dan mendengar menjadi syatat wajib mengesjakan shalat walaupn pada suata wakra untuk kesempatan mempelajaai hnkum-bukum syasa’. Oxang yang buta dan tuli sejak Jahir tidak dituntut dengan hukum kearena tidak ada jalan baginga untuk belajar hukum-huium 7) Jaga, Autinya orang yang tidur tidak wajib shalat, begita juga dengan orang yang Iupa. Dan kemudian wajib shalat apabila ia telah terjaga asi tidur dan kelupaannya’ bb. Syarat Sah Shalat Farce 1) Snei dasi hadas besar dan hadas Kecil Nabi Saw. petnah bersabda: lab tidak menerina shalatseseorang i antara kann apabia berbadas hingga ia berondbu. 2) Suci badan, pakzaian, dan tempat dati najis Firman Allah SWT: gh aus dan bersibanlab pakaiannm, (QS al-Muuddas sic [74]: 4* Najis yang sedikit atau yang sukar memeliharanya (menjaganya) seperti nanah bisul, daca khitan, dan darah berpantik yang ada di tempatnya dibeti Ketinganan wntuk dibawa shalat 3) Menotup ausat Aut ditutup dengan sesuatn yang dapat menghalangi terlihatnya warna kulit, Aurat laki-laki antara pusat sampai lutnt, surat perempuan selucuh badannya kecuali muka dan kedua telapals tangan, 4) Mengetalni masuknya waktu shalat 5) Menghadap ke kiblat (ka’bah)” D. Rukun Shalat Dalam tulisan ini peneliti mengutip pendapat dati al-Misti dimana Delian merangkum pendapat pendapat mayoritas ulama Sunni maupun Syi‘ah, Belin berkata bahwasannya tercapat 17 mun shalat, di antaranya: (1) niat (niyab); (2) takbir dengan membaca “Allah Mahabesar” (“Allahu Akbar”); (3) berdisi (wugyj}; (4) membaca al-Fatihah; (5) membungkuk (ru); (6) diam Ibid, him. 66-67 % Depastemen Agama RI, Oa Gi, kn. 849 © Sulaiman Resid, Of Cit, bln. 68-70 154 Volume 04 No 01 Jamal Allis JenvasiJuni 2018 Kafrow sejenak (tu7a'ning); (7) menegakkan tubuh kembali (i'tida); (8) diam sejenak (tuma'nina), (9) bersujud (syjnd); (10) berdiam sejenak; (11) duduk div antara Kedua sujud (a/Julus baina al-Sqidatain); (12) diam sejenak; (13) syahadat akhir dalam shalat (ai-Tayabbud ab-Azhir); (14) duduk (juli); (15) shalawat Nabi (al Shalawat ‘ali a-Nabi); (16) mengucapkan pada akhir shalat (17)Textib E. Kepribadian ‘assalamu‘alailum” sebanyak dua kali a. Pengertian Kepribadian Kepribadian adalah pengaturan individu yang bersifat dinamis pada sistem fisik dan psikis yang menentukan tabiatnya yang unik selaras dengan lingkungannya. Istilah kepeibadian dalam berbagai literatar memiliki berbagai istilah Dalam bahasa inggris kepribadian dikenal dengan istilah personalily, persoanlebeid dalam istilah Belanda, —personalita dalam bahasa Itali, dan ‘personalidad dalam istilah spanyol. Akax kata masing-masing sebutan inn berasal daxi kata Latin “persona” yang beraiti “topeng”, yaitu topeng yang dipakai oleh aktor drama atan sandsiwasa Kepribadian mempakan Karaktetistik seseorang yang menyebabkan munculnya Konsistensi perasaan, pemikiran, dan petilaku. Kepribadian mencakup upaya sistematis untuk mengungkapkan dan menjelaskan pola teratur dalam’ pikiman perasaan, dan peuilakn nyata seseorang yang memengaruhi kehidupannya sehari-hari™ b. Kepribadian dalam Idam Dalam bahasa Arab kontemporer, kepribadian sepadan dengan istilah gakbginah®” Term gakbsipab bukan satu-satunya tem yang dipergunakan untuk menuajakkan makna personaly. Ronald Alan Nicholson misalaya, menyebut dua istilah yang menjadi sinoninnnya, yaita a-buniyab dan al-gatiyrab, Sementara dalam leksikologi bahasa Arab, dikenal juga istilah ngfijyab yang bexasal dati kata xg. Masing-masing tem ini meskipun memiliki kemisipan makna dengan kata akbsiyah tetapi memiliki kennikan tersendixi* Istilah naft dalam al-Qui’an memiliki banyak makna. Dalam konteks ini nafs memiliki acti psikofisik (jasadi-rubani) manusia, yang mana komponen jasad dan cab. Apabila ia berorientasi pada natur jasad maka tingkah lakunya % Lawxence A, Pervin, Daniel Cervone, Oliver P. Job, Prikole! Kiprbadian: Two! dan Pemeliton, (akaeta: Kencana, 2010), hen. 6 % Abdul Mujib, LacCi, 2 id 155 Jamaal Al Ania ‘Vokune 4 No OL Kefow JanuasiJuni 2018 menjadi burk dan celaka, tetapi apabila mengacu pada natur mh, maka kehidupannya menjadi lebih baik. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktualisasi ng ini merupakan citra Kepribadian manusia, yang aktnalisasi ita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya, faktor usia, pengalaman, pendidikan, pengetahuan, lingkungan dan sebagaiya®™ Istilah aniych —memiliki Kesamaan_ makna dengan bumiipab yakni personality atau Keptibadian. Namnn anya adalah personality kepribadian yang disimpullsan dati pengamatan diti sendiri, Axhlak merupakan bentuk jamak daci bnlug, Secaca etimologis akhlak memiliki eknivalensi dengan kata karakter. Al- Ghazali berpendapat bahwa manusia memiliki citva lahitiah yang disebut dengan £balg, dan citva batiniah yang disebut dengan Aluiiig. Kbalg meupakan citta fisik manusia, sedang £buhg mempakan citra psikis mansia. Berdasarkan Kategori ini maka £hvlig secara etimologi memiliki arti gambaran atau kondisi kkejiwaan seseorang tanpa melibatkan unsur Iahimnya. Dalam Islam terdapat lebih kurangnya tiga tipe kepribadian manusia, yakni keptibadian ammdrab, kepribadian /anamak, dan kepribadian mat matinnab. Kepuibadian Avmarab adalah keptibadian yang cenderung melakukan perbuatan-perbnatan rendah sesuai dengan nalui primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan dan perbuatan tercela. Ia mengikuti tabiat jasad dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan syahwati, Bentuk- bentnk tipe Kepribadian ini adalah syisik, Infur, siya’, nifaq, zindig, sihix, membangga-banggakan Kekayaan, mengiuti hawa nafs dan syahwat, sombong dan ujub, membuat kerusakan, boros, memakan siba, mengumpat, pelit, durhaka atau membangkang, benci, pengecut atau takut, fitnah, memata- smatai, angan-angan atau mengkhayal, hasud, khianat, senang dengan duka yang fain, ragu-ragu, burmk sangka, rakns, aniaya ata zalim, marah, menceritakan Kejelekan orang Iain, menipu, jahat atan fujus, dusta, sumpah pals, beebuat keji, menudah zina, maker, bunuh disi, dan adu domba.* Keptibadian Laymdmab adalah kepsibadian yang mencela perbuatan buruknya setelah memperoleh cahaya kalbu. Ta bangkit untuk memperbaiki Kebimbangannya dan kadang-kadang tumbuh perbuatan yang bumk yang disebabkan oleh watak gelapnya, tetapi Kemudian ia diingatkan oleh nur Hahi, sehingga ia bertaubat dan memohon ampunan (jsfighfir) Bentuk-bentuk Keptibadian /ov»xinab sulit ditentukan, sebab ia merupakan keptibadian antara, yakni antara kepribadian andra dan keptibadian rf ma'imab, yang bernilai netral. Maksud netral di sini dapat berarti (1) tidak memiliki nilai buruk atau 2. Tbid, lm. 79-81 % Doi, him, 175 ° Lhd, lm. 176 156 Volume 04 No 01 JenvasiJuai 2018 nilai baik, tapi dengan gesekan motivasi, netralitas snatu tingkah menjadi baik atan akan menjadi burak Adapun kepribadian Mutma’iunab adalah Keptibadian yang tenang setelah diberi kesempumaan nur kalbu, sebingga meinggalkan sifat-sifat tercela dan tambuh-tambub sifat-sifat terpuii Kepribadian ini selalu berosientasi ke Komponen kalbu untuk mendapatkan Kesueian dan menghilangkan segala kotoran. Bentuk-bentuk tipe keribadian vntma’innab sebagimana hadits Nabi Saw siwayat al-Turmmei dati Umar bin Khattab disebutkan bahwa tecdapat tiga aspek yang menjadi sistem kepribadian Islam, yaita iman, islam, dan ihsan. Ketiga aspek ini dapat ditamunkan sebagai desain keptibadian wutbma’innab. ©. Kepribadian Musall Muslim berarti orang Islam, Orang yang berislam adalah orang menyerah, tundik, patuh, dalam melakukan perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir dan batin yang pada gilirannya akan mendapatisan keselamatan dan Kedamaian hidup di dunia dan akhirat. Dalam istilah psikologi kepribadian ‘Muslim meliputi lima rukun Islam, yaitu: 1) Membaca dua kalimat syahadat, yang melahitkan kepribadian sabadatain, 2) Menunaikan shalat, yang melahitkan kepsibadian galls 3) Megerjakan puasa, yang melahitkan kepribadian Sars 4) Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian »megakki, 5) Melaksanakan haji, yang melahitkan keptibadian baji* Sesuai dengan tema penelitian yang diagkat, maka yang akan dipaparkan di sini adalah tentang kepribadian wasall, Mugalii adalah orang yang shalat. Kepribadian »sballi adalah kepribadian individu yang didapat_ setelah melakukan shalat dengan baik, Konsisten, tertib dan khusyu', sehingga ia mendapatkan hikmah dati apa yang dikerjakan, Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang tekun shalat memiliki kepribadian lebih saleh kketimbang oxang yang tidak melaksanakannya. Keimanan individu pada sesuatu yang gaib atau kepada Tuhan membawa konsekuensi penghambaan, penyerahan, dan ketunduksan yang ketiganya dirangkai dalam satu kegiatan yang disebut dengan ibadah (ritual prayer). Ibadah merupakan bentak aktualisasi dist yang fitri dan hakiki, sebab penciptaan manusia didesain untuk beribadah kepada Tuhannya. Ibadah dalam Islam banyak jenis dan bentuknya, tetapi ibadah yang mevepresentasikan seluuh kepribadian manusia adalah shalat, Karena ia yang membedakan hamba yang Muslim dan yang kafir. Shalat dinilai sebagai mi‘nyj al-salikin, yakni pendakian dis dati orang-orang yang menempuh jalan spiritual, sehingga dalam shalat terjadi kommnikasi aktif antara hamba dan Abdul Mujib, Qn.Git, nlm. 249-250 157 Jamaal Al Ania ‘Vokune 4 No OL Kefow JanuasiJuni 2018 ‘Tuhannya. Dalam pertemnan itn seorang hamba bercengkerama, mengadukan segala problem kehidupan yang dihadapi, dan memohon kebaikan, Keselamatan, kedamaian dan Kesejahteraan hidup di dunia dan dit akhirat kepada Tuhannya. Tentunya intensitas pertemuan menjadi tolak ukur Kedekatan hamba pada Tuhannya, yang dalam Islam minimal lima kali dalam sehari semalam.* Referensi Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklgped? Hukwn Islom, (Jakarta: Tchtiar Bara van Hoeve, 1996) Abnddin Nata, Aeb/ak Tasanif, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006, Ahmad Warson Munawwir, a!Munavnir Kanus Arab-lndonesia Terlenghap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997) Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Abhlak Membentuk Pribadi Muslim, cet. 2 (Semarang: CV, Aneka lnm, angguta IKAPI, 2003) Imam Bukhati, Shabib Bukhari, Jilid I, alin bahasa Zainuddin Hamify etl, (Jakarta: Widjaya, 1951). Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone, Oliver P. Joh, Prikolagi Kepribadian: Teori dan Penelitian, Jakaxta: Kencana, 2010) ‘M. Quuaish Shihab, Tafsir afMisbbab: Pesan, Kevan, dan Keserasian at-Qur'an, Vol 14, (Jakarta: Lentera Hati, 2002). Muhammad Kamil Hasan al-Mahami, Ensiklped! Tematis alQur'an Jilid 1: Bersama Allah, alih bahasa Ahmad Fawaid Syadzili Jakarta: Kharisma Imu) Muhammad Kamil Hasan al-Mahami, Enciklpedi Tematis AlQur‘an Jilid 1: Bersama Allah, ali bahasa Ahmad Fawaid Syadzili, (Jakarta: Kharisma mu). Rauf, Shalat Meerut Tuntunan Rasulullab Saw, (Jakarta: Kaxya Dunia Fikir, 2003), Sattd Hawwa, alIslom Jifid I, ais bahasa Abu Ridho dan Ansur Rafiq Shaleh Tamhid, (Jakasta: AL-T'tishom, 2002) Sulaiman Rasjid, Figh low (Hukum Figh Levgkap), (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013) 8 Ibid, ulm, 2 158

You might also like