You are on page 1of 15
KONSEP TUMA’NINAH DALAM SHALAT PERSPEKTIF IMAM MALIK DAN IMAM ABU HANIFAH (Kaijan Teori Rukun dan Wajib Shalat) Oleh Nurhadi, Zulkifli? *Sokolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pokanbary 2Nehasiswa UIN Suska Riau Prodi Perbandingan Mazheb Email: alhacjumal@gmail com’, zukfi@gmal.com? 91 § sunnsava. x91) ‘Nurhadi dan Zulkift | Konsep Tusna'ninah dalem Stola. PENDAHULUAN Shalat adalah merupakan salah satu syariat Islam yang tak seorangpun diperbolebkan — meninggalkanya, Dalam kondisi apapun. Hanya saja Islam yang rahmaran (iValamin memberikan keringanan bagi siapa yang hilang qudrah (kemampuan) dalam tatacara pelaksanzanya, tanpa kebolehan ‘untuk meninggalkanya.* Dalam shalat, Allah telah menashitan bail secara dhahir maupun biofir tatacara pelaksanaanya. Ia telah menggariskan sebuah ron dan syarat yang laras dilaksonakan bagi seorang hamba Ketika hendak melaksanaken shalat. Melibat betapa urgenva sebuah rokun yang merupkan syarat salnya Shalat, Rukun secara babasa yaitu salah satu unsur yang dijadiken sandaran atas suatu perkara Dikatakan pula bahwa rukun ialah bagian dari sesuatu itu sendiri Shalat secara bahasa ialah ‘aod 'a:yang berarti doa.’ Adapun shalat secara istilah yaitu suatu ibadah yang terdisi dari berbagai gerakan yang diawali dengan takbiratul ihram dam diakiiri dengan salam.‘ Fardbu ialah segala beotuk perbuatan yang mendapatpabala jika dikerjakan, mendapat igab atau balasan siksa apabila ditinggalkan terutama syiar yang diperintahkan ‘oleh Syari’ dengan tegas. Fardima dalam shalat dapat diattikan sebagai ruin. Sebagai ‘Kemampumn yeitu bend begi yang Jvasamamp, kal tidak mempy ilakukan dengan cara udu, Kalau tidak -mampu dlakuken dengan cara ‘roaring sdanlean ila tidak mapa juga alterna terahur edo dengon cara ieyarat mata dan hat. Tampa ‘aa Keaalan untuk meninggalkanya selama hayatmasih ‘isang bade np beahimMadkur, Mujam al-Wasith, (tt tp 1), him. 395 oid li. S47 “Abdul Hamid dan Beni HMA Sesbens, Figth ‘ada Beng: Pustaka Seti. 2036), him. 191 dan Alt Imran, Figih, (Bandung - Cita Pusaks Mia Pernt 3011), bin. 9 Fecamaan fardhu shalat madzhab Maid dan Hanafi ‘erletak pada hal yaits beds bagi yanzmampy rosy spud, dan qieaah Pade poin qis'ah ted kita fatara madzhab Hanafi da sslsinya. Madzhab Hanafi smenzatakan bahwa Yang divaibkn dibacakeika shot tale apa soja dani Al-gur'an tampa menentukan Al- fathah,sadang madzhab Mahia dian olsh madzhab lunya mongelakan bea gw ch yang devaibhan wat sibaca etka sholat adalah suat AL-fatibah Apsnerahman ALJszaiyAlFigh ‘ala Madzahib al-trba ah, (Lebanon: Dar Kotub Timiyyab, 2ov6 MD, cet Ijin. 110-111 bo diketabni babwa faraidh yaitu bagian-bagian yang jika hilang darinya menyebabkan tidak ‘ada pangkal atau kepala dari shalat tersebut Para imam medzhab memiliki defenisi tersendiri mengenai rulsun, yaitu: 1). Madzhab Hanafi‘mengetakan, rukun terbagi menjadi 2 : rokun asti dan rukum 2aid (tambahian), Ruka asliyaitu rukun yang dapat menggugurkan Kewajiban seseorang ketika dalam kondisi lemab. Sedang rukun tambahan yaita roku yang bisa jadi gugur dalam beberapa keadaan, ‘walaupun seorang tersebut-mampa untuk ‘melalsukanya seperti membaca surat, sehingen dalam madzheb merekn ma’mum hanya ‘mengiftuti bacaan imam. Syarat shalat yang disepakati dalam madzhab mereka ada empat bail dari ruloun Ashi maupun tambahon, Yang fermasnk rukun asli-yaitu qiyam, ruku’ dan sujud, Sedang rukun fambaban yaitu qira‘ah” 2). Mazhab Maliki berpendapat baba faraidh shalat ada 15 diantaranya, niat, takbir ihram, giyam pada shalat fardiu, membaca Al- Fatihab, berdiri saat_membaca Al-fatibah roku’, Ftidal, sujud, duduk dianatara 2 sujud, salam, duduk tasyaliud, salam, thuma’ninab, tartib atau berurutan, iat ikut imam jika posisinya sebagai ma’mum, Adapun rukun Shalat yang disepakati adalah: 1). Takbiratul Ibram! 2), Berdiri Bagi Yang Mampu, berdiri kketika shalat merupakan hal yang wajib. 3). Vinayah Nazahah, Ruki Sholar Menarae Dnpat Maichab, Mathad Aly Hadayeturahman 11 ‘months agoigih (penulis adalah mhasiswa UMS jurusan Figih dan Ushi Figih, Sragen), wibests online nip bantimen blogspot.com 2016 Cs rule sholst fa ‘enggal 15-maret Sty iam 1a 10 “iat Kitab Figih Machab yang Empat sebagai ‘erik: (1) Mazhab Hand hat ita Bedrudin A-any al Benafy.i-Binaah Sparial Hayat, (Lebanon: Dat ‘Rutub Timivyah, 2000 M0, yd. 2, him Mazhab ‘Malik hat Abs Thakir Aiba Takin bin “Albdoshamod bin Basyit, %-Tanbih “ala Mabash' t-Tayj, cet partama, (Lebanon: Dar Tono Hamm, 2007 M ), jd. 1 ‘hin. 415 (3). Mazhab Sylhet Tagiyuddin Yabya bin Syaaf An; Nawawi Manu’ Syarh al-dhadeab, (Dar ‘Kurup Ilmayyab: Lebinoa, 2011) hd 4, hla. 256258 (©). Mazhab Hambali het Toou Qudamah, Muon ot Pertama, ekerta: Pustka Azzam, 2007), terjemah oleh, MesturIrham dan Mubarasad Axon Zubr sthd 2 hl 13 Tablas pada pemuvlaan sbolatdisbut sebagai fakbiratl shram dikarenaken dengan takbir tersebut ‘sesecrang tlah harem bapa milakaneepala saat yang pods setelumnya dikalalkan seteb dapat merusak 93 $ pause nena ‘Membaca surat Al-Fatibah, membaca Al- Fatihah merupakan makin dari berbagai rakun shaletSedangkan rukun Shalat_ yang Diperselisibkan adalah : 1), Niat yang Berbarengan dengan Takbirarul Tram. ‘2)'tidal, Ttidal merupakan gerakan shalat berupa tegaknya tubuh yang dilakukan usai ‘melaksanakan ruku’. 3). Duduk diantara Dua Sujnd, duduk dianatara dua sujud merupakan rangkaian dari berbagai rukun shalat menarat ‘madzhab Syafi'i, 4). Membaca Tasyahud Akhir, tasyahod alhir merapakan suata yang ‘ma’lum bagi kite semua, 5), Membaca Shalawat Nabi. 6). Salam. 7). Tertib. 8). Tumw’ninah."Berikut ini pemulis lampiran tabel perbandingan dari ke 2 mazhab tentang rukun shalat yang kami kutip dari kite Al- Fighul Islami wa Adillatuhu, karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zubaili. ‘Tabel 1. Rukun Sholat Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki No | Rukun Shalat Mavhab Hanafi___| Mazhab Maliki 1 Niat x rukun 2 ‘Takbiranul Thram, roku rukun 3 Berdiri rukun rukun 4 ‘Membaca rukun rukun 5 Ruku’ rukun rukun 6 Tidal’ Bangun dari Ruka x rukun T Suu rukua rukun s Duduk Antara Dua Sujud x rukun 9 ‘Duduk Tasyahhud Akhir ukun rukun 10 ‘Membaca Tasyabhud Akbir x rukkun im ‘Membaca Shalawat Atas Nabi___| x. rulkun 12 Salam x rukun B Tart x rukun 4 Tuma ainal x rukun Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tuma’ninah adalah diperselisihkan dari alengan dua ulama mazhab, yaitu hanafi dan ‘maliki, jadi tidak heran kalau di Indonesia ada istilah shalat kilat kalau dibulan Ramadhan yyaitu shalat tarawih cepat, mungkin peadapat ‘mazhab hanafiinilah yang menjadi dasar pelaksanaan shalat tersebut. Apalagi jika dikaitkan dengan phenomena tahunan yang terjadi di tanah jawa yang selaln menjadi sorotan tentang shalat’ sunat tarawib kilat (tanpa —thume’ninah). Lalu bagaimana sebenaranya dalil para lama _tersebut ‘mengenai tuma’ninah dan hakiksr tuma’ninah, Dbabken membatalkan shalt, seperti maken, minum, ‘arbicera dan lain sebagainya “inayahh Nezabah, Ruhun Sholat Menrut Enpat Maichad, Matiod ‘Sly Higayaturabman 11 ‘montis Thomaninah_menurat bahasa artinya tenang atau diam sejenak. Menurut Isltilah diam setelah gerakan atau diam diantara dua grakan schingga memisahkan, misalnya antara angkit dari rakuk dan turun dari rukuk hendak sujud. Batasan thuma'ninah sckedar membaca tasbih (subbanallah)." . Se eae) GE gi Ka eA Ge Bin EKA Bs sks 9B Oe Bh Ca hy Ale pe JE Fag Sle 9) yak a, Artinya; Thum'aninah adalah sikap diam (tenang) adanya gerakan, yaitu diana (tenangmva) anggota Badan penspektif:t¢madcheb hil dskses tengeal 15 mare 2017 Jem 14.10 wi ‘SWbbah Suhail, Fighal lane wa adil (Cairo: Maktaba Timsyah, th), Juz, him. 60 “Saka Jana, Fagin! ln wa atlorui sim. 60 ‘Nurhadi dan Zulkift | Konsep Tusna'ninah dalem Stola. setelah — memuiduk — (menjatuhkan anggota—tubwh —"Fnsiv") atau danegkit), dan seandainca mengarakan dalnva thum‘aninah adalah sikap diam dlantara dua gerakan itu lebih utama, sekirava seriay annggota —badan menetap pada posisinya dengan kadar Jamanya mengucapkan Subhanattah.® Dali! hadis tentang thuma’ninah adalah hadis, riwayat bukhari nmuslim: Sasso ted dey Bagge a st go Sat 8 oak Jad) hy ah ay SH en ge eo ee els ge By Jab DE ak OO at ath dls yeabt oa ada Sal ess pis 3 Sah a Sa ae eo) es in Sa a eae fa Sally Lalla Astinya: Dari Abu —-Hurairal, balnwa Rasaluliah serv masuk ke masiid, kemudian ‘ada seorang Taki-laki masuk Masjid Tatu shalat, Kemudian mengucapkan salan kepada Nabishallallah ‘alaihi wasallam. Beliau ‘menjawab dan berkata — kepadanva, “Kembalitah dan wlangi shalatmu karena kamu belum shatat!” Maka orang itu ‘mengulangi —shalatnya seperti yang dilakukannva pertama tadi. Lalu datang menghadap kepada Nabi shaifaliahu ‘alaitt ‘wasailam dan memberi salam. Namun Beliaw Kembali berkata, “Kembatilah dan ulangi shatatmu karena kamu belum shatat!” Belian memerintahikaan orang ini sampai tiga kati hingga akhirnva lakiclaki tersebut berkata, “Demi Dzat yamg mengutus anda dengan hak ‘aku tidak: bisa melakukam yang lebih baik dari itu. Maka qjarkkanlah aku!” Beliaw lantas berkata: “Jka kamu berdiri untuk shalat maka ‘mulaitah dengan takbir, alu bacalah apa yang mmudah buarmu dart’ Al-Qur’an kenudian rukuklah sampat benar-benar rukuk dengan ‘tuma'ninal (tenang), Tahu bangkitlah (dart © Muhammad Nawawi bin Umar el-Bantam, Sharh Kasfate Saja ala Safina al-Ngja (Lebanon ‘Maktaba imiyad, tt), him, 69-70, Let jugeHasyiaih a-Bgyrs (adda Harsinian, th), Juz tn 152 “tam Syevkani, Nai alu (Lebensm ‘Maldabo ali ads, 0), juz him. 264 bos rukwk) hingga eam berdiri tegak, lal swjudlah — sampai—hingga—benar-benar thuma'ntnah, lalu angkat (kepalamnn) untuk duduk hingga benar-benar dhiduk dengan thuma’ninah. Maka lakukanlah dengan cara seperti itu dalam seluru shalat (rakaat) ‘mu. (HR. Bukhari (793), Muslim (397). ‘Thuma‘ninah dilakukan ketike rukak, Mtidal, ssujud, dud antara dua sujud.* Hal ini sesuai dengan hadis diatas. Mazhab Hanafi berpendapat babwa ‘thuma’ninah bukan rukun shalet, hal ini dapat dilihat dalam kite ulama mezhab Hanafi, misalnya Kitab Bada as-Shona’? dijelaskan baba: ga Sa atin ek oats ea ay aS hs Sa RA | oh “ba Se oe AID 18s Ga sy ay oy) Sey ay Ms gy) de ake Artinya: Dan dari sebagian fardim shale ‘adatah tnmna'ninah beberapa ali etka ruku’ dan sujud, int pendapat Abu Hanifah dan Muhammad, dan Berpendapat Abu Yusuf bala fardin ‘thuma’ninah hana sekedar membaca tasbih sekali, naman pendapat ini di pili: Imam’ Svafi', memurut Abu Hamifih, Muhammad dann Abu Yusu Jikan tidak thuma’ninah dalam ‘halat, boleh dan sah shalatnye.!® Dalam kutipan diatas ada tereantam, pendapat imam Syafi, bahwa imam Syafi ‘mengikuti pendapat Abu Yusuf babwasanva thuma’ninah sekedar membaca tasbih ukuran durasinya, namun Abu Yusuf mengatakan bbabrwa itu adalah ukuran wajibaya (fardhm atau ‘wajib shalat) bukan rukun shalat, sementara imam Syafi'i ukuran durasinya yang cukup kali tasbih, namun imam Syaiii "Muhammed Nawewi bin Umar al-Bantani Kaciftue Saja aia Safina al-aja, ha. 68 "Alauddin abu Bakr bin Mas'ud AL-aseny ALHianagy, Bada’ Shavas fi Tard sy Sion hk 182 05 $F uaa. xi No.1 jui30a0 ‘menggolongkan thuma’nindh adalah rakun shalat.” Senada dengan pendapat imam Syafii dalam kutipan diatas, maka dalam mazhab Maliki juga demikian, yairu thuma’ninah adalah “rukun shalat, yang tidak boleh itinggalkan, miselnya dalam kitab al-Fighu ‘aleMalikiy dijelaskan baba GB 9 Dey At ty Sil Qe 8 Se a OR hy Ahad Ga ig i A BS gk OS tl a 5): hy a A Astinya: Maka apabila tidak bangkit dari ruku (tidal) dan thuma’ninah— ketika (Witidal) batalshalatrva. Dalit wajibnya P'tidal adalah hadis Nabi ketika lewat disamping orang yang shalat, maka Nabi bersabda emuciicn bangkit dari ruku’ (tidal) sehingga thuma'ninah dalam tidal, Kemudian bangkit dari ruku” tersebut sehingga berdiri tegak Iurus. Menurut pendapat —mazhab — Maliki amar (periniah) disini adatah Til wujub (vayid).”* Berdasarkan ungkapan diatas dan dalil ‘hadisnya, maka menurut mazhab Maliki thuma’ninah dalam iktidal adalah wajib, kalew tidak dilakukan bakal batal shalatnya. Karena ‘makna perintah dalam hadis diatas adalah amir Til wujub(wajib) artinya iktidal dan ‘thuma‘ninah adalah rukun shalat Perdebatan inilah yang melatar belakangi penelitian ini, sehingga peneliti akan ‘meneliti hal tersebut secara detail memurut dua ‘mazhab, yaitu Hanafi dan Maliki, dengan judul penclitian: “Tama’ninah dalam Shalat menurut ‘Mazhab Hanafi dan Maliki”. Berdasarkan latar belakang masalah ddan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi pokok penelitian penolis, adalah: 1). Bagaimanakah yang disebut dengan ‘uma’ninah menrut Imam Hanafi dan Maliki? dan Bagaimana istinbath hukum dan factor- ‘Taqiywdds Abi Bakr bin Mubsmmad AL Hsin ALHoskay ad Dumaeygy ay Syalil, Kayan ‘Namun hal tersebut tidak serta metta babwa thuma‘ninah itu tidak ada, dalam mache Hanafi seperti pendapat Abu Yusuf bahwa thuma‘ninah sekedar membaca tasbih, bail dalam rukuk manpun sujud, demikian juga dalam tidal dan duduk anatara dua sujud ‘maka jika tidal lebih condong disebut rukuk, ‘maka tidak dibenarkan (tidak sah), akan tetapi tidal seukuran kira-kira sudah dekat dengan berdiri walaupun tulang sulbi belum tegak, shalat tetap sab dan boleh, Demikian juga dengan duduk antara dua sujud,_jikalaw duduknya lebih dekat dengan sujud, maka sdudnk antara dua sujud belum memadai (tidak boleh), namun jika duduk bangkit dari sujud (Guduk antara dua sujud) lebih dekat kepada cduduk, maka dibenarkan (boleh), tentunya ini lebih ringan daripada tidal, dikarenakan sujud dengan duduk amara dua sujud sangat jauh perbedaanya, yaita sujud dengan tujuh anggota suiud, sedangakan jika tuiuh anggota sujud sudab tidak pada tempatnya, maka sudah tad bid. bid len 156 memadai disebut dengan dudukt anatar dua sujud.”” Sementara keadaan int semuanya, maksudaya thuma’ninah ketika tidal, dan duduk anatara dua sujud,* menurut Imam Syafi'i adalah fardim, sedangkan menurut Abu Hanifa, Muhammed dan Abu Yusuf, yang ditetapkan hudsumnya dalam Tidal dan doduls anatara dua sujad hanya rokunnya saja, yaita sekira-kira terhitung berdiri tidal walaupun belum tegak talang sulbi, demikian juga sekira disebut duduk amtara dua sujud dengan terangkataya anggota suiud, itulah batasan rukun Ttidal dan duduke antara dua sujud. Sedangkan vlan yang mewajibkan thunma’ninah berdalil dengan hadis Rasul saw Riwayat B Beeina gl sepa Sats Jay Sees OSE i Seo Lae dtd oh BAe) i Ua et SEE Td at ts et pyoh Papin Jad hoa BR Ga a iE i ok Sees Artinya Telah menceritakan ‘eps ‘eoni Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin. Numair telah menceritakan Repada ami "Ubaidullah dari Sa’id bin Abu Savid A Maghury dari Abu Huvairah radliallalu ‘anu bainwa seorang laki- Taki memasuki masjid, sementara Rasulullah —shallallahu —‘alaihi rwasallam tenga duduk di pojok masjid, enmdian — lakislaki itu mengerjakan shalt. Seusaé shalat ia darang—menemut beliau —scanbil mengucapkan salam, dan Rasulullah shallaliahw ‘alaiht wasallam bersabda imam Alauddin al Syamargandiy, Tuya al Aagata (Beirut Lebanon: Darul Kutub Timiyah, 1405 H/108¢M) jor I, hm 133 "Alauddin Abu Bair bin Mae'vd Al-Koseny Abana), Bada’ Shara, bl. 162 ‘Nurhadi dan Zulkift | Konsep Tusna'ninah dalem Stola. kepadana: —"Wotalitas salam, Kembalilah dan ulangi shalarmn arena kamu elu mengerjakan shalat! ’ lalu ta kembalt lagi dan mengulangi shalanva, Seusai shaiat ja datenng lagi sambil mengucapkan salam dan bella —_bersabdt "Wa'alaikas-salam. Kembali dan ulangi lagi shatatms Karena kamu elu mengeriakan shalat! ' Lalu orang tersebut berkata Kerik disurwh mengulangi yang fedua kali atau setelanwa; “"Ajarilah aku wahat Rasulullah!" —Selanjuwa — beliaw bersabda: Jka kamu hendak mengerjakan ——shalat, maka sempurnakaniah —wudlu’, alu menghadap ke arah Kiblat, sefelah itu bertakbirlah, kemudian bacalah At Qur'an yang — muda — bagimu Kenndien rukulah hingga emu benar-benar ruku' dan bangtitiah dari rruku’ lingga kamu berdiri tegak, Lalu sujudah kann hingga kam Benar- Benar sujud, dan bangkitlah hingga Kamu Benar-benar duduk, setelal itu sujudlah hingga kamu benar-benar sujud, lal bangkitiah hingga kamu benar-benar duduk, dan Kerjakanlah semua hal tersebut pada setiap shalatmu.” Abu Usamah mengatakan di athir haditsnya; "Sehingga kamu benar-benar —_ berdiri.” ——Telah menceritakam —Repada amt Toy Basyar dia berkava; telah menceritakan Repadaku Yala dari ‘Ubaidullah telah menceritakan kepadaku Sa‘ dari Avahnoa devi Abu Hurairah dia berkata; Nabi shallallahu —‘alaihi-—‘wasalleam bersabda: "Kemuclian — bangkitlah (dari sujud) hinges kamu benar-benar dik. sulbitegak, demiken juga doduk dar sjud maksudnya duduk antara dua sujud dengan tepak tuleng sult ini ‘salah fund menuret Imam Syl, ER Bubhan (793) dan Muslim (397) Depag RI. al-Qur‘an, him, 523. Memurut Imam ALAM ajat diate diafsekan dengan ‘menyengaj sbadah dengan rukuk dan sujod dihadapan Allah svi, bei mengutip ungkapan mufasir al % oe Menurut para ulama yang mendukung wajibnya thuma’ninah, hadis di _atas mengandung tiga poin pentinng. yaitu: 1). Batalnya shalat karena ada luput rulunya (tertinggal rukunnya), dengan alasan disurub mengulang-ulangi shalataya, seolah-olab sampei yang semestiaya, —walaupun kenyataanya tidak tercapai. 2), Dianggap belum memunaikan shalat, dengan alasan uuogkapon Nabi saw “sesunggubaya_ kamu belum shalat”. 3). Perintah untuk thuma*ninah. Tiga ini alasan ulama _mewajibkannya ‘thuma‘ninah dalam shalat. Namun meaurut Abu Hanifah dan Muhammad hanya tuntutan ‘untuk melaksankan yang fardhu saja, keduanya (mazhab Hanafi) berdali dengan Nas yang lebih tinggi dari hadis diatas, yaitu firman ‘Allah swt sural al-Hajjayat 77. | (pathy iy Ely Sy 1S) I Sl Bi G 0%) Sh id 585 Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, ruku'iah kan, sijudiah — kama, sembaiiiah Tuhanmu dan perbuattah Kebajikan, supava kamu mendapat emenangan”.® Menurut mazhab Hanafi ayat ini adalah perintah rukuk dan sujud saja, dalam kamus Indonesia rukuk adalah sikap membungkuk pada waktu shalat, dengan tangan ditekankan i lutut schingga punggung dan kepala sama“sedangkan rukuk menurut bahasa autinya merunduk atau mencondongkan badan,** contoh jika dikatakan “'3! AS) as) 23) 3) She artinya aku mukuk merunduk, apabila sudah condong badan ke tanah,** maka itu namanya rukuk.*’Sedangkan sujud menurut bahasa Indonesia artinya 1) berlutut serta meletakkan dahi ke lantai (misalnya pada swaktu shalat); 2) pernyataan hormat dengan >berlutut serta menundukkan kepala sampai ke tana. Dalam bahasa arab sujud artinya merundukkan dan membungkukkan rendah ke tanah.” Maka menurut mazhab Hanafi Zamakheyary, Liat Badredia al Ainiy al Hana, Binqyan Shar a-Midaya, hin. 157 piknas RI, Kamas Besar Bahasa Dudonesia (Glakaria: Dinas, 2015), hm. 966 S'abmad Warson Munawir, Konus Minawir (Surabaya: Pustaka Progrsif 2017), hm Statauddin Abu Bakr bin Mas'ud ALKasany ALHianagy Bas’ Shara, he. 162 "pan segi babs, rus” bert “merundak ‘ada yang mengetkanava “memunduk. Secara isa 09 $F wuansaaL xi No.1 Jui30a0 ‘thuma’ninah pada waka rukuk dan sud pada asalnya tidak irantut—(perintahkan), sedangkan hadis diatas-menurut~-mazhab Hanafi adalah hadis abad, maka kedudukan hhadis ahad tidak bisa (tidak sah atau tidak ppatut) menghapus hukum dalam Nas ayat al- Qur'an surah al-Hajj ayat 7 diatas.” Seandainyapun bisa dipakai hadis diatas, maka ‘mengandung dalil kewajiban T'tidal bukan ‘menafikan (membatalkan shalat) akan tetapi kkurang sempumanya shalat* Maka menarat ‘mazhab Hanafi kalau ira tidak membatalkan shalt, maka thuma’ninah tidak temas rolun shalat, melainkan wajib shalat 2. Istinbath = Hukum ‘Menurut nam Maliki Mazhab maliki dalam kitab Fighw al- Maliki wa Adilfaruln, imam Jaib bin Thabic berdalil tentang wajibaya ruknk dan sujud

You might also like