You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA


PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD CIANJUR

Murni Kurnia Kasmarani


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
E-mail: kasmarani_m@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Nurse is a profession that risky from stress. Factors that become a
source of stress on nurses one is the workload. The workload consists of a
physical and mental workload
Method: This research is purposed to look at the influence between physical and
mental workload with work stress on nurses in installation of emergency room of
Region General Hospital Cianjur. This type of research is explanatory research
with cross-sectional design using Spearman Rank Correlation test and Pearson
Product Moment test as well as Simple Linear Regression. The samples taken by
purposive sampling
Result: Based on the research of the respondent’s characteristics, it is found out
that 46,1% of nurses are 26-30 aged, 73,1% of nurses have work period less
than 6 years, 96,2% of nurses are D3 nursing graduates, 73,1% of nurses are
male. The Nurse with low physical demand are 96,2%, high mental demand are
70,1% and no evidence of possible work stress 70,1%
Conclusion: The result of statistical reveals that physical workload (p=0,322)
does not have correlation and mental workload (p=0,048) have an influence with
work stress on nurse in instalation of emergency room of Region General
Hospital Cianjur
Keyword: work stress, nurse, workload

ABSTRAK

Latar Belakang: Perawat merupakan profesi yang beresiko tinggi terhadap


stres. Faktor– faktor yang menjadi sumber terjadinya stres pada perawat salah
satunya adalah beban kerja. Beban kerja terdiri dari beban kerja fisik dan mental
Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
beban kerja fisik dan mental dengan stres kerja pada perawat di IGD RSUD
Cianjur. Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory research dengan
desain cross sectional dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan
Pearson Product Moment serta regresi linier sederhana. Sample di ambil secara
purposive sampling.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden diketahui
memiliki umur 25-29 tahun sebesar 46,2%, masa kerja <6 tahun 73,1%,
pendidikan D3 96,2%, jenis kelamin laki-laki 73,1%. Perawat dengan beban
kerja fisik ringan 96,2%, beban kerja mental tinggi 70,1% dan tidak mengalami
stres kerja 70,1%
Kesimpulan: Hasil analisis statistk menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
beban kerja fisik (p=0,322) dan ada pengaruh beban kerja mental (p=0,048)
terhadap stres kerja perawat di IGD RSUD Cianjur.
Kata Kunci: stres kerja, perawat, beban kerja
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN keinginan pekerja.4) Seseorang dapat


Perubahan pola kehidupan di kategorikan mengalami stres kerja,
masyarakat dengan aktifitas dan apabila stres yang dialami melibatkan
mobilitas yang tinggi mengakibatkan juga pihak organisasi perusahaan
semakin meningkatnya kejadian tempat orang yang bersangkutan
kegawatdaruratan, baik karena bekerja.5)
kondisi tubuh seperti penyakit infeksi, Stres kerja dapat berdampak
penyakit jantung dan persalinan atau buruk pada kondisi kejiwaan apabila
karena bencana alam seperti letusan tidak dilakukan penanggulangan.
gunung berapi, gempa bumi, Stres dapat menimbulkan bermacam-
tsunami, angin puyuh, kekeringan, macam dampak yang merugikan
banjir dan tanah longsor maupun mulai dari menurunnya kesehatan
karena bencana akibat ulah manusia sampai pada di deritanya suatu
seperti kecelakaan di jalan raya, penyakit. Tuntutan pekerjaan yang
tabrakan kereta api, kebakaran, tidak sesuai dengan kemampuan
crash landing pesawat dan atau keterampilan pekerja dan
1)
kecelakaan industri. Di instalasi aspirasi yang tidak tersalurkan serta
gawat darurat setiap saat terdapat ketidakpuasan kerja dapat
kasus dengan berbagai tingkat merupakan penyebab timbulnya
kegawatan yang harus segera stres. Misalnya kerja shift malam
mendapat pelayanan. Perawat yang menyebabkan gangguan fisik
sebagai tenaga kesehatan yang dan emosi. Selain kerja shift hal lain
selalu kontak pertama kali dengan yang dapat menimbulkan stres
pasien harus selalu cepat, tepat, dan adalah beban kerja dan lingkungan
cermat untuk mencegah kematian kerja. Dampak buruk lain yang dapat
dan kecacatan. ditimbulkan jika seorang perawat
Stres adalah kondisi fisik mengalami stres ialah dapat
dan psikologis yang disebabkan mengganggu interaksi sosialnya, baik
karena adaptasi seseorang pada itu dengan rekan kerja, dokter
lingkungannya.2) Selain itu, stres maupun pasien. Efektivitas kerja
adalah “persiapan yang tidak dapat pulamenjadi terganggu, karena
disadari” oleh seseorang untuk pada umumnya apabila seseorang
menghindar atau menghadapi mengalami stres, maka akan terjadi
tuntutan-tuntutan lingkungannya.3) gangguan baik itu pada psikologisnya
Stres akibat kerja didefinisikan maupun keadaan fisiologisnya.6)
sebagai respon emosional dan fisik Sumber stres yang
yang bersifat mengganggu atau menyebabkan seseorang tidak
merugikan yang terjadi pada saat berfungsi optimal tidak saja datang
tuntutan tugas tidak sesuai dengan dari satu macam pembangkit stres
kapabilitas, sumber daya, atau saja tetapi dari beberapa pembangkit
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

stres. Faktor – faktor yang menjadi rumah sakit di Selandia Baru,


sumber terjadinya stres kerja di mengidentifikasi lima sumber stres
pekerjaan dikelompokkan ke dalam kerja, yaitu : beban kerja, kesulitan
tujuh kategori, yaitu : faktor intrinsik berhubungan dengan staf lain,
dalam pekerjaan, peran dalam kesulitan menjadi perawat di unit
organisasi, pengembangan karier, perawatan kritis, ketentuan
hubungan dalam pekerjaan, struktur pengobatan pasien, dan kesulitan
dan iklim organisasi, tuntutan dari menghadapi pasien yang tidak ada
luar organisasi atau pekerjaan dan harapan.11) Selain itu, penelitian yang
ciri – ciri individu.7) telah dilakukan oleh Persatuan
Beban kerja merupakan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
sesuatu yang muncul dari interaksi dalam Prihatini menyatakan bahwa
antara tuntutan tugas – tugas, 50,9% perawat di empat provinsi di
lingkungan kerja dimana digunakan Indonesia mengalami stres kerja
sebagai tempat kerja , keterampilan, yang antara lain disebabkan oleh
perilaku dan persepsi dari pekerja.8) beban kerja yang tinggi.9) Stressor
Beban kerja fisik perawat meliputi kerja pada perawat sesuai urutannya
mengangkat pasien, memandikan adalah beban kerja sebesar 82%,
pasien, membantu pasien ke kamar pemberian upah yang tidak adil 58%,
mandi, mendorong peralatan kondisi kerja 52%, tidak diikutkan
kesehatan, merapikan tempat tidur dalam pengambilan keputusan
12)
pasien, mendorong brankart pasien. 45%. Hasil penelitian lain yang
Sedangkan beban kerja mental yang dilakukan oleh Diah Pitaloka
dialami perawat, diantaranya bekerja menunjukkan adanya pengaruh yang
shift atau bergiliran, mempersiapkan bermakna antara kondisi kerja dan
rohani mental pasien dan keluarga beban kerja terhadap stres kerja
terutama bagi yang akan perawat di ruang Rawat Inap RSU
melaksanakan operasi atau dalam Kabanjahe.13)
keadaan kritis, bekerja dengan Rumah Sakit Umum Daerah
keterampilan khusus dalam merawat Cianjur merupakan rumah sakit Kelas
pasien serta harus menjalin B yang memberikan pelayanan
komunikasi dengan pasien.9) Beban kesehatan khususnya bagi
kerja yang berlebih pada perawat masyarakat di Kabupaten Cianjur dan
dapat memicu timbulnya stres dan menjadi rujukan dari puskesmas–
burnout. Perawat yang mengalami puskesmas yang ada di wilayah
stres dan burnout memungkinkan Kabupaten Cianjur. Fasilitas
mereka untuk tidak dapat pelayanan yang tersedia, yaitu
menampilkan performa secara efektif instalasi rawat inap, instalasi rawat
dan efisien dikarenakan kemampuan jalan, instalasi gawat darurat dan
fisik dan kognitif mereka menjadi fasilitas penunjang medis lainnya.
berkurang.10) Rumah sakit ini mempekerjakan
Menurut Cox yang mengutip sebanyak 327 orang perawat yang
laporan studi yang dilakukan oleh terdiri dari perawat PNS dan Non
Dewe terhadap 1800 perawat 29 PNS. Namun, dalam hal ini tidak ada
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

perbedaan tugas dan tanggung RSUD Cianjur di dapatkan hasil


jawab antara perawat PNS dan Non bahwa terdapat beberapa
PNS. Instalasi Gawat Darurat kemungkinan gejala stres kerja, yaitu
adalah salah satu unit di rumah sakit 30% sering mengalami lelah pada
yang merupakan tempat pertama kali otot, 20% sering mengalami sakit
dikunjungi seorang pasien ketika dia kepala, 30% mengalami gangguan
ingin mendapatkan pertolongan pencernaan, 10% sering merasa
pertama. Instalasi Gawat Darurat tegang dan 50% merasa tidak cukup
RSUD Cianjur menyelenggarakan tidur.
pelayanan medis pasien gawat Menurut keterangan Kepala
darurat yaitu pasien dengan Ruangan IGD RSUD Cianjur, pada
ancaman kematian dan perlu awal tahun 2012 ini terdapat
pertolongan segera, pasien yang peningkatan jumlah pasien yang
tidak ada ancaman kematian tetapi masuk ke IGD mencapai 10%
perlu pertolongan segera, dan dibandingkan tahun sebelumnya
pelayanan pasien tidak gawat tidak dengan jumlah rata–rata pasien
darurat yang datang ke IGD selama sebanyak 130 orang per hari.
24 jam terus menerus dengan Peningkatan jumlah pasien ini seiring
pembagian 3 shift kerja, yaitu pagi : dengan peningkatan tuntutan tugas
07.30-14.00, siang : 14.00-20.00 dan perawat berupa beban kerja fisik
malam : 20.00-07.30. Oleh karena maupun mental. Semakin
itu, perawat di IGD harus meningkatnya beban kerja yang
memberikan pelayanan gawat dialami perawat karena tuntutan
darurat yang cepat, tepat, cermat dan profesionalisme berimplikasi pada
terjangkau sesuai kebutuhan munculnya tekanan-tekanan
masyarakat dengan sumber daya psikologis berupa stres pekerjaan
manusia yang terampil dan bermutu yang disebabkan oleh beban kerja
dalam melakukan pelayanan gawat dan kondisi kerja.6)
darurat. Berdasarkan permasalahan
Hasil survey pendahuluan tersebut, maka peneliti perlu
menunjukkan bahwa dari total mengkaji tentang pengaruh beban
perawat yang bertugas di ruang IGD kerja fisik dan mental dengan stres
berjumlah 27 orang dengan rata – kerja pada perawat di Instalasi Gawat
rata jumlah tenaga keperawatan Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
pada setiap shift, yaitu 5 orang (RSUD) Cianjur.
kecuali pada shift pagi yaitu 7-8
orang perawat. Dalam satu hari, BAHAN DAN CARA PENELITIAN
terutama pada shift pagi, tenaga Penelitian ini merupakan
keperawatan IGD RSUD Cianjur penelitian survey analitik atau biasa
menangani sampai 9 orang pasien disebut explanatory research untuk
bahkan lebih. Hal ini tidak sesuai memperoleh penjelasan tentang
dengan standar rasio antara perawat suatu keadaan atau situasi yang
dan pasien, yaitu 2 : 15.14) Selain itu, dilakukan dengan merumuskan dan
dari 10 orang perawat di ruang IGD menguji hipotesis yang mampu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

menjelaskan keadaan dalam 5 Beban Kerja


penelitian atau hubungan kausal Fisik
antara variabel pengujian hipotesa Ringan 25 96,2
dengan menggunakan studi cross Sedang 1 3,8
sectional. Berat 0 0
Populasi dalam penelitian ini 6 Beban Kerja
adalah perawat yang bertugas di Mental
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Rendah 0 0
Cianjur pada saat penelitian Sedang 0 0
sebanyak 27 orang. Jenis data yang Agak Tinggi 0 0
dikumpulkan adalah data primer dan Tinggi 19 70,1
data sekunder, dengan Tinggi sekali 7 26,9
menggunakan kuesioner NASA-TLX Stres Kerja
dan GHQ-12 dan pengukuran beban 7
kerja fisik dengan mengukur denyut Tidak Stres 19 70,1
nadi menggunakan metode 10 Rendah 7 26,9
denyut. Tinggi

HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian


Berdasarkan penelitian diperoleh diperoleh hasil sebagai berikut :
hasil sebagai berikut: a. Hubungan Beban Kerja Fisik
Tabel 1 dengan Stres Kerja
Karaktristik perawat IGD RSUD
Cianjur Tabel 2
Jumlah Persenta Hubungan Beban Kerja Fisik
No Variabel (n) se terhadap Stres Kerja Perawat IGD
(%) RSUD Cianjur
1 Umur Variabel R p-value N
Beban -0,202 0,322 26
20-24 tahun 5 19,2
Kerja Fisik
25-29 tahun 12 46,2
30-34 tahun 9 34,6
b. Pengaruh Beban Kerja Mental
35-39 tahun 0 0
dengan Stres Kerja
2 Masa Kerja
< 6 tahun 19 73,1 Tabel 3
6-10 tahun 5 19,2 Pengaruh Beban Kerja Mental
> 10 tahun 2 7,7 terhadap Stres Kerja Perawat IGD
3 Pendidikan RSUD Cianjur
D3 25 96,2 Variabel R R2 p-value N
S1 1 3,8 Beban 0,392 0,15 0,322 26
4 Jenis Kelamin Kerja Fisik 3
Laki-laki 19 73,1
Perempuan 7 26,9
PEMBAHASAN
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian menunjukkan tidak harus dijadikan pertimbangan dalam


ada hubungan antara beban kerja memberikan pekerjaan pada
15)
fisik dengan stres kerja pada perawat seseorang. Oleh karena itu,
IGD RSUD Cianjur. Beban kerja fisik aktivitas fisik yang dilakukan oleh
yang berlebihan pada pekerja dapat sebagian besar perawat IGD RSUD
menimbulkan kelelahan yang dapat Cianjur tidak dirasakan sebagai
berujung pada stres kerja. Kondisi beban kerja yang dapat menimbulkan
kerja di IGD RSUD Cianjur seperti stres kerja. Responden yang
dalam hal menangani pasien yang sebagian besar berpendidikan D3
harus di lakukan secepat mungkin juga dapat merupakan faktor yang
secara tepat dan cermat dapat membantu melancarkan perawat
menjadi beban kerja tersendiri bagi dalam melaksanakan tugasnya
perawat. Kondisi ini dapat karena pendidikan D3 yang lebih
menyebabkan banyak kesalahan bersifat praktis menjadikan perawat
bahkan kondisi kesehatan yang terbiasa dan terlatih dalam
menurun, hal ini dapat merupakan menangani pasien sehingga
cerminan beban kerja berlebih. memungkinkan stressor dapat
Menurut Friedmen dan Rosenman terkontrol dan tubuh kembali normal,
dalam buku psikologi industri dan terhindar dari stres kerja. Jenis
organisasi karangan Munandar, kelamin responden IGD RSUD
desakan waktu juga tampaknya Cianjur di dominasi oleh laki–laki
memberikan pengaruh tidak baik, yang memiliki kemampuan fisik lebih
pada sistem cardiovasculer, terutama besar di bandingkan wanita
serangan jantung prematur dan menjadikan aktivitas fisik yang
tekanan darah tinggi.7) dilakukan masih dalam batas
Tidak adanya pengaruh kemampuan tenaga perawat IGD
beban kerja fisik terhadap stres kerja RSUD Cianjur yang memungkinkan
perawat di IGD RSUD Cianjur dapat sebagian besar perawat dalam
dikarenakan rata – rata umur perawat kondisi beban kerja ringan dan tidak
yang sebagian besar masih berkisar mengalami stres kerja. Pola kerja
antara 25-29 tahun. Umur seseorang perawat IGD RSUD Cianjur dengan
dapat menjadi faktor yang waktu istirahat yang tidak menentu
mempengaruhi besar beban kerja sehingga perawat dapat melakukan
fisik yang mampu diselesaikan. Pada istirahat di sela-sela jam kerja dapat
rentang umur tersebut seseorang memberikan kesempatan untuk
belum mengalami penurunan penyegaran kembali, kesempatan
kekuatan otot serta kemampuan melakukan kontak sosial dan
motoris dan sensoris yang berarti mencegah kelelahan (fatigue)
karena kekuatan otot seseorang sehingga dapat terhindar dari stres
menurun sebesar 50% dari orang kerja. Hal ini sesuai dengan
yang berumur 25 tahun pada umur penelitian yang dilakukan oleh Hulu
50-60 tahun sedangkan kemampuan dan Kalsum yang menunjukkan ada
sensoris dan motoris menurun pengaruh pemberian waktu istirahat
sebanyak 60%, oleh sebab itu umur pendek terhadap kelelahan dengan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

menurunnya tingkat kelelahan dan yang dapat menimbulkan stres


meningkatnya tingkat produktivitas psikologis, yaitu ruangan kerja fisik
pekerja setelah pemberian waktu yang kurang baik, beban kerja terlau
istirahat pendek.16) Selain itu, adanya berat, tempo kerja terlalu cepat,
perawat atau tenaga kesehatan lain pekerjaan terlalu sederhana, konflik
yang bertugas di unit lain pada shift peran, hubungan dengan atasan
pagi, dapat membantu tugas perawat maupun teman kerja yang kurang
di IGD apabila SDM dirasa kurang baik serta iklim organisasi yang
memadai sehingga dapat kurang menyenangkan.19)
meringankan aktivitas fisik perawat Beban kerja mental perawat
IGD. IGD RSUD Cianjur dapat berupa
Hasil Penelitian juga terdapatnya berbagai jenis pasien
menunjukkan adanya pengaruh yang dan penyakit, tekanan waktu dalam
signifikan antara beban kerja mental membuat keputusan yang cepat dan
tehadap stres kerja pada perawat di tepat untuk melakukan tindakan
IGD RSUD Cianjur. Hasil ini sejalan terhadap pasien serta harus
dengan penelitian Restiaty dalam menghadapi keluarga pasien yang
Prihatini. Pada penelitian tersebut, di panik. Beban kerja berlebih secara
dapatkan hasil adanya hubungan fisik ataupun mental, yaitu harus
beban kerja di tempat kerja dengan melakukan terlalu banyak hal
kelelahan kerja, artinya semakin merupakan kemungkinan sumber
berat beban kerja di tempat kerja stres pekerjaan. Tugas yang harus
maka semakin tinggi tingkat diselesaikan dengan cepat, tepat dan
kelelahan kerja. Penelitian tersebut cermat dapat menyebabkan banyak
menyimpulkan bahwa kelelahan kerja kesalahan atau bahkan menurunnya
adalah faktor utama penyebab stres kondisi kesehatan individu. Dengan
kerja, namun terdapat juga faktor lain sejumlah beban kerja mental yang di
sebagai penyebab stres kerja, yaitu hadapi menjadikan perawat kadang–
faktor tempat bekerja, jenis pekerjaan kadang merasa tegang, tidak bisa
serta beban mental.9) Penelitian lain mengatasi kesulitan sendiri dan tidak
yang dilakukan oleh Wibisono mudah dalam mempertimbangkan
menunjukkan adanya pengaruh suatu hal kaitannya dengan tugas
beban kerja mental dengan sebagai seorang perawat. Hal ini
menggunakan metode Nasa-Task memungkinkan perawat mengalami
Load Index (TLX) terhadap stres stres kerja. Jumlah tempat tidur yang
kerja.17) masih terbatas di ruang rawat inap
Setiap aktivitas mental akan menyebabkan beberapa pasien
selalu melibatkan unsur persepsi, harus dirawat sementara di IGD
interpretasi dan proses mental dari sehingga dapat menyebabkan
suatu informasi yang diterima oleh bertambahnya tanggung jawab
organ sensoris untuk diambil suatu perawat yang akan berdampak pada
keputusan atau proses mengingat beban kerja yang berlebih. Selain itu,
informasi yang disimpan.18) Sumber– masalah di luar pekerjaan, seperti
sumber stres di lingkungan kerja konflik keluarga dapat pula terbawa
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ke tempat kerja yang menyebabkan 1. Bagi pihak RSUD Cianjur:


bertambahnya beban mental. Hampir Mengadakan koseling baik yang
setiap beban kerja dapat berasal dari pimpinan maupun dari
mengakibatkan timbulnya stres kerja, unit khusus yang melayani
tergantung bagaimana reaksi pekerja konsultasi perawat ataupun
itu sendiri menghadapinya dan karyawan sebagai usaha preventif
besarnya stres. Stres terhadap stres kerja yang berlebihan
perawat akan mempengaruhi 2. Bagi perawat RSUD Cianjur
munculnya terhadap masalah a. Menerapkan manajemen waktu
kesehatan, psikologi dan interaksi yang baik, seperti tidak
interpersonal.20) menunda-nunda pekerjaan
serta menyelesaikan tugas
KESIMPULAN DAN SARAN berdasarkan skala prioritas.
Berdasarkan hasil penelitian, b. Menerapkan pola hidup sehat,
maka dapat disimpulkan : yaitu makan teratur dan
1. Gambaran distribusi karakteristik memenuhi nilai gizi (4 sehat 5
responden, yaitu sebesar 46,2% sempurna), berolahraga
responden berumur 25-29 tahun; ,meditasi, tidur dan istirahat
terdapat 73,1% responden dengan yang cukup serta mengurangi
masa kerja <6 tahun; terdapat konsumsi rokok dan alkohol.
96,2% responden dengan c. Melakukan istirahat singkat
pendidikan D3; terdapat 73,1% sekitar 10-15 menit di sela-sela
respondeng dengan jenis kelamin jam kerja, misalnya dengan
laki-laki. pergi ke toilet untuk cuci muka
2. Responden dengan kondisi beban atau berwudlu agar kondisi
kerja fisik ringan pada saat segar kembali
penelitian sebanyak 96,2%, d. Selalu berpikir positif, murah
dengan kondisi beban kerja senyum dan bersosialisasi baik
mental tinggi sebesar 70,1% serta dengan teman kerja, atasan
responden dengan kondisi tidak maupun keluarga
mengalami stres kerja sebesar 3. Bagi peneliti selanjutnya
70,1% Perlu dilakukan penelitian lebih
3. Tidak ada pengaruh beban kerja lanjut mengenai rasio
fisik terhadap stres kerja perawat perbandingan perawat dan pasien
IGD RSUD Cianjur dengan nilai terhadap stres kerja atau faktor
korelasi r = -0,202 dan p-value = lain di luar organisasi/pekerjaan
0,322 yang dapat mempengaruhi stres
4. Ada pengaruh beban kerja mental kerja.
terhadap stres kerja perawat IGD
RSUD Cianjur dengan nilai DAFTAR PUSTAKA
korelasi r=0,392 dengan koefisien
1. Utami A. Pedoman Unit Gawat
determinasi 0,153 dan p-value =
Darurat Propinsi DI Jogjakarta
0,048. sebagai Upaya Peningkatan
Saran pada penelitian ini adalah : Mutu Pelayanan Kesehatan.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

(online). 2008. Diakses tanggal Evidence-Based Handbook for


19 Juli 2012. Diunduh Nurses, (online), 2008,
dari:http://ihqn.or.id/wp- http://www.ncbi.nlm.nih.gov,
content/uploads/2008/10/arida.p diakses tanggal 25 Maret 2012.
df 11. Cox T and Griffith A. Work
2. Higgins JM. Human Relations Related Stress in Nursing:
Concepts and Skill, 1 st ed. Controlling the Risk to Health:
Random House Inc, 1982. International Labour Office
3. Nelson DL & James CQ. Organi- Geneva, 2000.
zational Behaviour, 6th ed. 12. Ilmi B. Pengaruh Stres Kerja
Engelwood Cliffs, NJ, Prentice Terhadap Prestasi Kerja dan
Hall Inc, 1997. Identifikasi Manajemen
4. National Institute for yang digunakan Perawat ruang
Occupational Safety and Health. Rawat Inap RSUD Ulin
Stress at Work.Columbia Banjarmasin. Tesis tidak
Parkway: U.S. Department of diterbitkan, Jakarta: Program
Health and Human Services. Ilmu Keperawatan UI, 2005.
(online). 1998. 13. Pitaloka D. Pengaruh Kondisi
http://www.cdc.gov/niosh/docs/9 Kerja dan Beban Kerja terhadap
9-101/pdfs/99-101.pdf Stres Kerja Perawat di Ruang
5. Rice PL. Stress and Health. 2nd Rawat Inap RSU Kabanjahe
ed. Pacific Grove. California, Kab. Karo. Skripsi tidak
Brooks/Cole, 1992. diterbitkan. Medan: USU, 2010.
6. Anil JC. Hubungan Beban Kerja 14. Standar Instalasi Gawat Darurat.
Perawat dengan Stres Kerja di Subdit Gawat Darurat dan
Instalasi Rawat Inap RSU Islam Evaluasi Dit. Bina Yanmed
Surakarta: Universitas Dasar, 2007.
Muhammadiyah Surakarta, 2010. 15. Tarwaka, A bakri dan L Sudi
7. Munandar AS. Psikologi Industri Ajeng. Ergonomi untuk
dan Organisasi. Jakarta: UI, Kesehatan Keselamatan Kerja
2001 dan Produktivitas. Surakarta:
8. Hart, SG & Staveland, L.E. UnibaPress, 2004.
Development of NASA-TLX 16. Hulu M dan Kalsum.
(Task Load Index) Result of Penambahan Waktu Istirahat
Empirical and Theoretical Pendek terhadap Kelelahan dan
Research. Dalam : Peter A Produktivitas Tenaga Kerja pada
Hancock dan Najmedin Pabrik Pakan Ternak XYZ
Meshkati. (Eds). Human Mental Medan. Info Kesehatan,
Workload. Elsevier science 2003,7(1):50-58.
publishing company, INC, 17. Wibisono RC. Pengaruh Beban
Netherlands, 1988:139-183. Kerja Mental dengan
9. Prihatini, L.D. Analisis Hubungan Menggunakan Metode Nasa-
Beban Kerja dengan Stres Kerja TaskLload Index (TLX) terhadap
Perawat di tiap Ruang Rawat Stres Kerja. Skripsi tidak
Inap RSUD Sidikalang. Tesis diterbitkan, Yogyakarta : Institut
tidak diterbitkan, Medan: Sains & Teknologi AKPRIND,
Program Pascasarjana USU, 2011.
2007. 18. Tarwaka, Ergonomi Industri
10. Carayon P, Gurses. Patient Dasar-dasar Pengetahuan
Safety and Quality : An Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 767 - 776
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kerja. Harapan Press: Solo, PT. Elex-medika Komputindo:


2011 Jakarta, 2005.
19. Anies, Penyakit Akibat Kerja, 20. Frasser. Stress dan Kepuasan
Berbagai Penyakit Akibat Kerja Kerja. Jakarta: PT.Pustaka
dan Upaya Penanggulangannya: Binawan Pressindo; 1992.

You might also like