Professional Documents
Culture Documents
Corresponding author:
Nonik Eka Martyastuti
nonikekamartyastuti@yahoo.co.id
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.266
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 9-15 10
salah satu ruang rawat di rumah sakit yang Tenggara termasuk indonesia memiliki
dilengkapi staf yang khusus dan beban kerja berlebih akibat dibebani tugas-
perlengkapan yang khusus yang ditujukan tugas non keperawatan. Perawat yang
untuk observasi, perawatan dan terapi diberi beban kerja berlebih dapat
pasien yang menderita penyulit yang berdampak kepada penurunan tingkat
mengancam nyawa atau potensial kesehatan, motivasi kerja, kualitas
mengancam nyawa dan masih mempunyai pelayanan keperawatan, dan kegagalan
harapan hidup. Ruang ICU menurut melakukan tindakan pertolongan terhadap
keputusan Menteri Kesehatan Nomor pasien. Apabila waktu bekerja yang harus
1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu ditanggung oleh perawat melebihi dari
bagian dari Rumah Sakit yang mandiri, kapasitasnya, seperti banyaknya waktu
dengan staf khusus dan peralatan khusus lembur, akan berdampak buruk bagi
yang ditujukan untuk observasi, perawatan produktifitas perawat tersebut (Syaer,
dan terapi pasien-pasien yang menderita 2010)
penyakit dan cedera atau penyulit-penyulit
yang mengancam nyawa atau potensial Penyebab stres yang sering terjadi pada
mengancam nyawa dengan prognosis dubia. petugas kesehatan meliputi kerja shift, jam
Ruang ICU menyediakan kemampuan dan kerja yang panjang, peran yang ambigu dan
sarana, prasarana serta peralatan khusus konflik peran, dan terpaparnya petugas
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan kesehatan terhadap infeksi dan substansi
menggunakan ketrampilan staf medik, bahaya lainya yang ada di rumah sakit.
perawat dan staf lain yang berpengalaman Beberapa penelitian tentang stres kerja
dalam pengelolaan keadaan-keadaan terhadap perawat juga telah dilakukan
tersebut. berhubungan dengan beban kerja berlebih
(work overload), tuntutan waktu pengerjaan
Fenomena stres kerja sudah menjadi tugas yang cepat, tidak adanya dukungan
masalah didunia. Hal ini bisa dilihat dari sosial dalam bekerja (khususnya dari
kejadian stres di Inggris terhitung ada supervisor, kepala perawat dan managerial
385.000 kasus, di Wales 11.000 sampai keperawatan yang lebih tinggi), terpapar
26.000 kasus (Health & Safty Executive, penyakit infeksi, tertusuk jarum, dan
2013). Dari empat puluh kasus stres berhubungan dengan pasien sulit atau
kerja,stres kerja pada perawat berada kondisi sulit pasien yang serius (NIOSH,
diurutan paling atas dan perawat juga dapat 2008 dalam Mutmainah, 2012)
berpeluang mengalami minor psyciatric
disorder dan depresi (American national Studi pendahuluan yang dilakukan di RSU
association for occupational Health, 2009). Siaga Medika Pemalang pada bulan Oktober
2018, beban kerja perawat ICU dan IGD
Penelitian yang dilakukan oleh PPNI sekitar terhitung tinggi, dengan perbandingan
50,9% perawat yang bekerja di empat jumlah perawat dan jumlah pasien yang ada
propinsi mengalami stres kerja, sering tidak seimbang, dan didukung dari hasil
pusing, tidak bisa istirahat karena beban perhitungan beban kerja perawat ICU dan
kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, serta IGD menurut Direktorat Pelayanan
gaji rendah tanpa diikuti intensif yang Keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI
memadai, tetapi keadaan yang paling (2001) dengan memperhatikan unit kerja,
mempengaruhi stres perawat adalah kebutuhan perawat di ICU seharusnya
kehidupan kerja (PPNI, 2008 dalam Desima, sebanyak 28 orang, kondisi jumlah perawat
2013). yang ada 22 orang dengan jumlah rata-rata
pasien perhari sebanyak 11 pasien,
Menurut hasil penelitian World Health demikian juga seharusnya kebutuhan
Organization menyatakan bahwa perawat- jumlah perawat IGD 37 orang, kondisi yang
perawat yang bekerja di rumah sakit di Asia ada jumlah perawat yang ada 23 orang
Nonik Eka Martyastuti - Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Perawat Ruang Intensive Care Unit dan Instalasi
Gawat Darurat
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 9-15 11
dengan jumlah pasien rata-rata perhari 50 dinyatakan valid karena memenuhi nilai p
pasien sehingga banyaknya keluhan dari value < 0,05.
pasien dan keluarga. Itu disebabkan karena
aktifitas di ruang ICU mempunyai tanggung HASIL
jawab besar dalam menangani pasien kritis,
kondisi pasien yang kritis menambah beban Karakteristik Responden
perawat Ruang ICU lebih besar Tabel 1
dibandingkan dengan perawat ruang lainya, Karakteristik Responden di Ruang ICU dan IGD
RSU Siaga Medika Pemalang
karena memerlukan pengawasan dan
observasi lebih ketat. Indikator f %
1. Jenis Kelamin
METODE a. Laki-laki 10 22
b. Perempuan 35 77
Penelitian ini menggunakan desain 2. Usia
a. Usia 21-30 35 77,8
penelitian kuantitatif asosiatif analitik b. Usia 30-40 10 22,2
dengan pendekatan Cross Sectional. 3. Pendidikan
Penelitianinidilaksanakan di Rumah Sakit a. DIII Kep 40 88,9
Umum Siaga Medika Pemalang. Sampel b. S1 Kep 5 11,1
dalam penelitian ini adalah perawat di 4. Status Pernikahan
ruang IGD dan ruang ICU sevanyak 45 a. Belum menikah 25 55,6
b. Menikah 20 44,4
responden, yang didapatkan memalui total
5. Lama Bekerja
sampling.Proses penelitian berlangsung a. 1-3 tahun 20 44,4
dari bulan Agustus 2018 sampai dengan b. 4-6 tahun 20 44,4
Januari 2019. c. < 6 tahun 5 11,1
6. Beban Kerja
Instrumen penelitian yang digunakan a. Ringan 24 53.3
b. Berat 21 46.7
adalah kuisioner Depression Anxiety Stress
7. Tingkat Stres
Scale (DASS) yang sudah baku dengan a. Ringan 19 42.2
jumlah pernyataan unfavourabel 42 item , b. Sedang 26 57.8
dengan bentuk skala model likert yang
mempunyai jawaban 0 sampai 3, dimana Karakteristik responden sejumlah 45 orang
jawaban dengan nilai 0 = tidak pernah, 1 = didominasi perawat laki-laki sebanyak 35
kadang-kadang, 2 = sering, 3 = sering sekali. orang ( 77%), dengan usia antara 21-30
Pengukuran beban kerja perawat ruang ICU tahun sebanyak, 35 reponden ( 77,8%),
dan IGD menggunakan kuesioner yang pendidikan responden lebih didominasi
sudah dimodifikasi dengan dua kuesioner jenjang D III Keperawatan sebanyak 40
yang berbeda untuk beban kerja perawat responden ( 88,9%). Sedangkan dari data
ruang ICU dan IGD, dengan jumlah Status pernikahan 25 responden ( 55,6%)
pernyataan masing- masing kuesioner ada belum menikah. Rata rata dari lama bekerja
20 item, dengan bentuk skala model likert, sebanyak 1- 3tahun 20 responden (44,4%)
dimana jawaban dengan nilai 1= tidak dan hasil yang sama 4-6 tahun sejumlah 20
menjadi beban kerja, 2= beban kerja ringan, responden ( 44,4 %).
3= beban kerja sedang, 4= beban kerja
berat. Sedangkan kuesioner beban kerja, Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 45
peneliti mengadopsi dari penelitian responden beban kerja ringan sebanyak 24
sebelumnya dengan memodifikasi. (53,3%) responden dan yang memiliki
Kuesioner beban kerja dilakukan uji beban kerja berat sebanyak 21 (46,7%)
validitas di RS Prima Medika Pemalang pada responden. Hasil penelitian menunjukkan
tanggal 29-31 Desember 2018. Hasilnya bahwa dari 45 responden tingkat stres
seluruh pernyataan yang diuji 20 item ringan 19 (42,2%) responden dan memiliki
tingkat stres sedang 26 (57,8%) responden.
Nonik Eka Martyastuti - Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Perawat Ruang Intensive Care Unit dan Instalasi
Gawat Darurat
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 9-15 12
yang terdiri dari 19 (42,2%) stres ringan sebanyak 23, sedangkan menurut
dan 26 (57,8%) stres sedang. perhitungan kebutuhan perawat IGD
sebanyak 32 perawat dengan jumlah rata-
Dari hasil penelitian diatas sejalan dengan rata pasien perhari 50 pasien , juga tidak
penelitian Wagiu F. et all (2017) tentang sebanding. Dalam kenyataan yang
analisis hubungan antara beban kerja didapatkan dari hasil penelitian jumlah
dengan stres kerja pada perawat di ruang perawat yang memiliki beban kerja ringan
rawat inap rumah sakit Hermana Lembean. cenderung memiliki tingkat stres ringan
sebanyak 15 (33,3%) responden,
Beberapa faktor yang menyebabkan sedangkan perawat yang memilki beban
perawat dengan beban kerja yang berat kerja berat cenderung lebih banyak yang
kemudian mengalami stres antara lain memiliki tingkat stres sedang sebanyak 17
kurangnya jumlah perawat sehingga (37,8%)responden(Nursalam, 2011).
menyebabkan tingginya pelimpahan tugas
pekerjaan yang tidak seimbang di ruang ICU Hasil penelitian ini merupakan indikator
dan IGD RSU Siaga Medika Pemalang, diperlukan adanya pengelolaan stres
ditambah kurangnya perawat yang perawat di rumah sakit. Pengelolaan stres
mempunyai kompetensi khususnya perawat dapat meningkatkan kualitas
perawat Ruang ICU yang hanya memiliki pelayanan yang ada di rumah sakit (Yanto &
beberapa perawat yang bersertifikat Rejeki, 2017). Peningkatan kualitas
pelatihan ICU sehingga mereka merasa pelayanan keperawatan yang ada di rumah
tidak mampu dalam menangani pasien- sakit dapat menurunkan angka revisit
pasien kritis yang ada di ruang ICU, hal pasien (Kustriyani, Andyana, & Winarti,
inidirasakan oleh perawat IGD yang 2018).
kebanyakan adalah perawat baru yang
belum berpengalaman sehingga saat SIMPULAN
menerima pasien di IGD yang dalam kondisi
kritis dan gawat darurat merasa Faktor yang membuat perawat memiliki
kebingungan, dan merasa tidak mampu beban kerja berat meliputi tidak
dengan pelimpahan tugas yang dibebankan sebandingnya tugas perawat dengan jumlah
pada perawat.Oleh karena itu diperlukan rata-rata pasien, banyaknya tugas dari
adanya manajemen sumberdaya manusia di pimpinan yang harus diselesaikan dalam
rumah sakit untuk mencegah timbulnya batas waktu yang ditetapkan, banyaknya
stres bagi perawat, berupa dukungan dari jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi
pihak-pihak terkait di rumah sakit (Yanto & keselamatan pasien, dan merasa terbebani
Rejeki, 2017). terhadap tuntutan pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Jika hal seperti ini tidak
Dari rumus perhitungan kebutuhan tenaga dikelola dengan baik, maka akan berakibat
perawat diruang Intensive Care Unit (ICU) terjadinya stres yang meningkat. Hal inilah
dan Instalasi Gawat Darurat (IGD), yang menjadi beban kerja perawat ruang
didapatkan jumlah tenaga perawat yang ICU dan IGD RSU Siaga Medika Pemalang
dibutuhkan di ruang Intensive Care Unit yang dapat menyebabkan timbulnya
(ICU) RSU Siaga Medika Pemalang 27 peningkatan stres.
perawat yang dibagi shift pagi, shift sore
dan shift malam. Hal ini mengidentifikasi Beban kerja yang berat merupakan pemicu
jumlah rasio perawat belum sebanding timbulnya stres, sebab setiap orang
dengan jumlah rata-rata pasien perhari. memiliki keterbatasan baik dari segi
Dimana seharusnya rasio perawat klien di pengetahuan ataupun ketrampilan dan
Intensive Care Unit yaitu 1 : 1, demikian kemampuan fisik, dimana apabila pekerjaan
juga jumlah perawat ruang Instalasi Gawat yang banyak dan membutuhkan
Darurat (IGD) RSU Siaga Medika Pemalang penyelesaian dalam waktu yang cepat akan
Nonik Eka Martyastuti - Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Perawat Ruang Intensive Care Unit dan Instalasi
Gawat Darurat
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 9-15 14
Tentang Standar instalasi Gawat Darurat di Stress Level In Semarang. Nurscope : Jurnal
Rumah Sakit. Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah
Keperawatan, 3(2), 1.
Yanto, A., & Rejeki, S. (2017). The Related Factors To https://doi.org/10.30659/nurscope.3.2.1-10
Decreased The New Graduate Nurses Work
Nonik Eka Martyastuti - Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Perawat Ruang Intensive Care Unit dan Instalasi
Gawat Darurat