You are on page 1of 10

Analisis Larangan Impor Pakaian Bekas Studi Pada Peraturan Menteri

Perdagangan (Permendag) No 40 Tahun 2022 Di Indonesia

Mila Dara Indriani1, Lintang Cahya Swastika2, Fitra Rizal, M.E.3


1
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Indonesia

2
miladaraindriani1@gmail.com,cahyaswastika123@gmail.com, rizal@iainponorogo.ac.id

3
Ekonomi Syariah F

Abstract:
Every country, including Indonesia, must try to maintain its national security. Imported
second-hand clothing is a form of threat to Indonesia's national security because it has been
proven to cause health problems such as itching, allergic reactions, irritation, and even
infection, which are caused by fungus that sticks to imported second-hand clothing. As a
form of national protection effort, Indonesia has implemented regulations that prohibit
residents from importing used clothing. This research uses qualitative library research
methods. With types and sources of secondary data obtained from the Central Statistics
Agency and the Ministry of Communication and Information's website to support the results
of research on Indonesian policies in preventing clothing imports. Indonesia's policy of
preventing the import of used clothing is a manifestation of state care. From a domestic
perspective, Indonesia is known to have established a national law which is outlined in law
and explained in detail in government regulations to regulate the prohibition of importing
used clothing as a form of Indonesia's domestic efforts to prevent the import of used
clothing. Import is the activity of importing used clothing. goods into the customs area.
Import can be defined as the activity of bringing goods from one country (overseas) into the
customs territory of another country. The decision which is still in effect today also revokes a
number of previous decisions, namely the decision of the minister of trade number
69/KP/IV/70, the decision of the minister of trade number 334/KP/X/71, the decision of the
minister of trade number 374/KP/XII/71.

Keyword: Imported, used clothes

Abstrak:
Setiap negara termasuk indonesia pasti berusaha untuk menjaga keamanan nasionalnya.
Pakaian bekas impor menjadi salah satu bentuk ancaman bagi keamanan nasional indonesia
karena terbukti menimbulkan masalah kesehatan seperti gatal-gatal, reaksi alergi, iritasi,
bahkan infeksi, yang disebabkan oleh jamur yang melekat di pakaian bekas impor tersebut.
Sebagai bentuk upaya pertahanan nasional, indonesia memberlakukan peraturan yang
melarang penduduk untuk mengimpor pakaian bekas. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif library research. Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data sekunder, data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk
tujuan lain. Data sekunder dari penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari berbagai
instansi antara lain badan pusat statistik, website kementrian kominfo dan sebagainya.
Kebijakan Indonesia dalam mencegah impor pakaian bekas merupakan wujud dari
pertahanan negara. Dilihat dari sisi dalam negeri, Indonesia diketahui telah menetapkan
hukum nasional yang dituangkan dalam undang-undang dan dijelaskan secara rinci dalam
peraturan pemerintah untuk mengatur tentang tidak diperbolehkannya impor pakaian
bekas sebagai bentuk dari upaya dalam negeri Indonesia dalam mencegah impor pakaian
bekas.Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Impor bisa
diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam
wilayah pabean negara lain. Keputusan yang masih berlaku hingga saat ini juga mencabut
sejumlah keputusan sebelumnya, yaitu keputusan menteri perdagangan nomor
69/KP/IV/70, keputusan menteri perdagangan nomor 334/KP/X/71, keputusan menteri
perdagangan nomor 374/KP/XII/71.

Kata kunci: Impor, Pakaian bekas

PENDAHULUAN
Setiap negara termasuk indonesia pasti berusaha untuk menjaga keamanan
nasionalnya. Pakaian bekas impor menjadi salah satu bentuk ancaman bagi keamanan
nasional indonesia karena terbukti menimbulkan masalah kesehatan seperti gatal-gatal,
reaksi alergi, iritasi, bahkan infeksi, yang disebabkan oleh jamur yang melekat di pakaian
bekas impor tersebut (Nabila, 2023). Sebagai bentuk upaya pertahanan nasional, indonesia
memberlakukan peraturan yang melarang penduduk untuk mengimpor pakaian bekas.
Kebijakan tersebut di indonesia sejatinya telah diberlakukan sejak tahun 1982 melalui surat
keputusan menteri perdagangan dan koperasi nomor 28 tahun 1982 tentang ketentuan
umum di bidang impor, yang sampai sekarang masih diberlakukan (Wangke, 2021).
Indonesia kemudian secara spesifik memberlakukan kebijakan melarang penduduknya
mengimpor pakaian bekas melalui peraturan menteri perdagangan republik indonesia
nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas, yang berlaku sejak
tahun 2015 hingga 2020 (Fahrurrozaki, 2019).
Minat masyarakat atas pakaian bekas impor juga dapat dijelaskan melalui perspektif
thrift. Dalam bahasa inggris, thrift berarti kebiasaan menghemat dan mengeluarkan uang
secara hati-hati agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu, perilaku membeli pakaian
bekas mencerminkan sikap hidup hemat (Aini, 2023). Namun, berbeda dengan pakaian
preloved yang berasal dari bekas penggunaan pribadi dan dijual secara satuan, pakaian thrift
adalah pakaian bekas impor yang dibeli dalam bentuk bal atau karung (Aulia & al-Hakim,
2022). Sehingga, tidak jarang ada pakaian bekas bermerek dan vintage di dalamnya.
Bertolak belakang dengan keberlakuan peraturan untuk melarang penduduk mengimpor
pakaian bekas khususnya peraturan menteri perdagangan republik indonesia nomor 51/M-
DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas, importir indonesia faktanya masih
mengimpor pakaian bekas di sepanjang masa berlaku peraturan tersebut.
Kerugian negara akibat dari penyelundupan pakaian bekas ini mencapai triliun
rupiah (Zaenuddin dkk., 2012). Tindakan penyeludupan pakaian bekas bertujuan untuk
memperoleh keuntungan besar dengan cara melanggar prosedur impor yang berlaku
apabila dibiarkan begitu saja tanpa ada penyelesaian dapat merugikan keuangan negara
karena beabea yang masuk akan digunakan sebagai dana pembangunan bangsa.
Pemerintah indonesia melarang impor pakaian bekas sejak 18 januari 1982, tetapi masih
banyak oknum yang melakukan penyelundupan pakaian bekas. Apabila importasi pakaian
bekas ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan berdampak sangat besar bagi industri
pakaian jadi nasional (Birahayu, 2020).
Lalu pada tahun 2022, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 40 Tahun
2022 tentang perubahan Permendag No 18 tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan
Dilarang Impor. Pada pasal 2 ayat 3 disebut bahwa barang dilarang impor, antara lain
kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas. Barang-barang bekas itu dilarang diimpor
karena berdampak buruk bagi ekonomi domestik, terutama UMKM serta buruk untuk
kesehatan penggunanya. Selain itu, dijelaskan secara terpisah pada Permendag No 18 tahun
2021, Importir dilarang mengimpor barang dilarang impor. Bagi yang melanggar ketentuan
larangan impor pakaian bekas dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yaitu diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau pidana denda
paling banyak Rp5 miliar (Tambunan dkk., 2019).
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan
tersebut, oleh karena itu dalam penelitian ini diambil judul “analisis larangan impor pakaian
bekas studi pada peraturan menteri perdagangan (permendag) no 40 tahun 2022 di
Indonesia”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif library research. Kualitatif library
research yaitu mengumpulkan data pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber informasi
kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian seperti melalui abstrak hasil penelitian,
indeks, review, jurnal dan buku referensi. Kemudian data mentah disaring dengan memilih
data yang paling relevan dan dikategorikan sesuai klasifikasi yang dibutuhkan.
Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data sekunder, data sekunder adalah
data yang telah dikumpulkan pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan lain. Data
sekunder dari penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari berbagai instansi antara
lain badan pusat statistik, website kementrian kominfo dan sebagainya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Keabsahan Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas di Indonesia
Kebijakan larangan impor pakaian bekas di indonesia yang berlaku sejak dulu hingga
saat ini tentunya memiliki jalur perkembangan yang panjang. Peraturan kementerian
perdagangan republik indonesia no. 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor
pakaian bekas jauh sebelum terbitnya peraturan menteri perdagangan RI no.
51/M-DAG/PER/7 /2015 terkait dengan larangan impor pakaian bekas, kebijakan larangan
impor pakaian bekas di indonesia pertama kali diterapkan pada tahun 1982 melalui
keputusan menteri nomor 28 tahun 1982 kementerian perdagangan dan koperasi tentang
peraturan umum di bidang impor (Ramadhan, 2021). Keputusan yang masih berlaku hingga
saat ini juga mencabut sejumlah keputusan sebelumnya, yaitu keputusan menteri
perdagangan nomor 69/KP/IV/70, keputusan menteri perdagangan nomor 334/KP/X/71,
keputusan menteri perdagangan nomor 374/KP/XII/71, keputusan menteri perdagangan
nomor 407/KP/XI/74, keputusan menteri perdagangan nomor 163/KP/XII/75, keputusan
menteri perdagangan nomor 137/KP/VII/76, dan keputusan menteri perdagangan nomor
146/KP/V/77. Berbeda dengan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 28
Tahun 1982 tentang Peraturan Umum di Bidang Impor yang tidak diterbitkan secara
langsung untuk mengatur impor pakaian bekas ke Indonesia, Undang-Undang 51/M-
DAG/PER/7/2015 yang menjadi pokok kajian ini dirancang khusus untuk melarang impor
pakaian bekas untuk diperdagangkan di wilayah Indonesia (Syarifa dkk., 2023). Peraturan ini
diterbitkan pada tanggal 9 Juli 2015 diundangkan pada tanggal 14 Juli 2015 dan mulai
berlaku dua bulan sejak tanggal diundangkannya tepatnya tanggal 9 September 2015.
Lalu pada tahun 2022 ada perubahan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag)
No 18 tahun 2021 menjadi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 40 Tahun 2022
tentang Barang Dilarang Ekspor dan Dilarang Impor (Fatah dkk., 2023). Pada pasal 2 ayat 3
disebut bahwa barang dilarang impor, antara lain kantong bekas, karung bekas, dan pakaian
bekas. Barang-barang bekas itu dilarang diimpor karena berdampak buruk bagi ekonomi
domestik, terutama UMKM serta buruk untuk kesehatan penggunanya. Selain itu, dijelaskan
secara terpisah pada Permendag No 18 tahun 2021, Importir dilarang mengimpor barang
dilarang impor. Bagi yang melanggar ketentuan larangan impor pakaian bekas dikenai sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu diancam dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5 miliar (Afkarina, 2022).

Upaya Dalam Negeri Indonesia Dalam Mencegah Impor Pakaian Bekas.


Kebijakan Indonesia dalam mencegah impor pakaian bekas merupakan wujud dari
pertahanan negara. Dilihat dari sisi dalam negeri, Indonesia diketahui telah menetapkan
hukum nasional yang dituangkan dalam undang-undang dan dijelaskan secara rinci dalam
peraturan pemerintah untuk mengatur tentang tidak diperbolehkannya impor pakaian
bekas sebagai bentuk dari upaya dalam negeri Indonesia dalam mencegah impor pakaian
bekas (Marcius, 2019). Sejak awal ditetapkannya kebijakan terkait, peraturan menentri
Perdagangan No. 51/M-DAG/PER/7/2015 yang secara khusus menangani larangan impor
pakaian bekas, sedangkan peraturan-peraturan lainnya, hanya mengatur mengenai larangan
impor barang bekas (Putri dkk., 2023).
Sumber: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor pakaian bekas Indonesia mencapai
26,22 ton dengan nilai US$272.146 pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 230,40%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 7,94 ton dengan nilai US$44.136.
Melihat trennya, impor pakaian bekas di Indonesia berfluktuasi dalam satu dekade terakhir.
Barang dengan kode HS 63090000 tersebut mencatatkan impor terbanyak dengan volume
417,73 ton dan nilai US$6,08 juta pada 2019.
Volume dan nilai impor pakaian bekas ke Indonesia sempat memuncak pada 2019.
Namun, angkanya turun drastis pada 2020 dan 2021 seiring dengan munculnya pandemi
Covid-19. Sejak saat itu impornya pun relatif rendah seperti terlihat pada grafik. Jika melihat
lebih jauh, angka-angka ini, menjadi bukti jika barang dengan kode HS 63090000 ini memiliki
pasar yang besar di Indonesia danmenyebabkan industri lokal tidak dapat menikmati
besarnya pasar dalam negeri sendiri.

Upaya Luar Negeri Indonesia Dalam Mencegah Impor Pakaian Bekas Tahun
Mayoritas eksportir pakaian bekas ke Indonesia berasal dari 39 negara
berpendapatan tinggi. Sedangkan 23 negara sisanya merupakan negara berpendapatan
menengah atas, 26 negara merupakan negara berpendapatan menengah bawah, 9
negara merupakan negara berpendapatan rendah, dan Venezuela terverifikasi sebagai
negara berpendapatan rendah (Assegaf, 2003). Sebagian besar negara-negara tersebut juga
dikenal sebagai anggota WTO, seperti Indonesia artinya, Indonesia banyak menerima
pakaian bekas dari negara lain, bahkan dari negara yang pendapatannya lebih rendah
dari Indonesia, termasukanggota WTO lainnya yang terikat dengan Perjanjian Tata Cara
Perizinan Impor (Anggraini, t.t.). Pakaian bekas impor tercatat masuk ke negara kita melalui
Pelabuhan Belawan, Kuala Namu, Ngurah Rai, Soekarno-Hatta dan Sepinggan. Sedangkan
perusahaan pada kategori toko barang bekas yang terdaftar sebagai importir pakaian
bekas impor Indonesia antara lain PT Jaudara Prima Asri, CV Maju Books International, PT
Mulia Sukses Jaya dan PT Swissco Solusi Teknologi. Namun, baik BPS maupun Peta Dagang
ITC tidak memberikan informasi mengenai status hukum pakaian bekas yang diimpor.
Mengingat penerapan Peraturan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Nomor
51/MDAG/PER/7/2015, khususnya Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pada periode 2015-2020. Pakaian bekas impor ilegal
tersebut mayoritas diselundupkan ke wilayah Indonesia melalui pelabuhan-pelabuhan kecil
yang letaknya jauh dari pengawasan kapal patroli laut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(Ghaffar dkk., 2023). Indonesia kemudian bekerja sama dalam patroli perbatasan
dengan Malaysia melalui Patkor Kastima dan melakukan diplomasi perdagangan dengan
WTO sebagai bagian dari upaya luar negeri untuk mencegah impor pakaian bekas.

Kerja Sama Patroli Perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dalam Mencegah Impor
Pakaian Bekas
Kerja sama patroli perbatasan pada dasarnya termasuk dalam kerja sama
kepabeanan. Kerja sama patroli perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dalam mencegah
impor pakaian bekas direpresentasikan melalui kegiatan Patkor Kastima, sebagai bentuk dari
kuatnya relasi bilateral dibidang kepabeanan dan cukai antara Indonesia dan Malaysia
(Ariana, 2021). Keberadaan Patkor Kastima juga merupakan bentuk dari upaya pencegahan
atau penanganan yang bertujuan untuk membasmi bisnis yang tidak sah menurut UU dan
penyusupan barang ilegal di perairan Selat Malaka, di antaranya dimana pakaian bekas
adalah salah satu benda yang tidak diperbolehkan atau dibatasi.
Terdapat dua aktor yang terlibat dalam kegiatan Patkor Kastima, yaitu Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai perwakilan Indonesia dan Jabatan Kastam Diraja
Malaysia (JKDM) sebagai perwakilan Malaysia. Kerja sama patroli perbatasan yang
melahirkan Patkor Kastima berlandaskan pada ASEAN Customs, mengingat Indonesia dan
Malaysia yang merupakan anggota ASEAN. ASEAN Customs merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan visi sebagai
pasar tunggal dan berbasis produksi dengan pemerataan dan integrasi penuh dari
pembangunan ekonomi secara mendunia. Sejalan dengan komitmen ASEAN akan MEA,
ASEAN Agreement on Customs atau Perjanjian ASEAN tentang Kepabeanan yang diterbitkan
pada tahun 1997 kemudian digantikan oleh Perjanjian ASEAN tentang Kepabeanan Tahun
2012. Pada perjanjian tersebut khususnya pada Pasal 40 tertulis bahwa otoritas pabean di
masing-masing negara anggota didorong untuk berbagi dan saling bertukar informasi
kepabeanan. Hal ini mencakup kebijakan larangan impor pakaian bekas Indonesia pada
tahun 2015 hingga 2020, yaitu Permen Perdagangan No. 51/MDAG/PER/7/2015. Kemudian,
berlandaskan Perjanjian ASEAN tentang Kepabeanan Pasal 7 ayat (5), negara-negara
anggota ASEAN juga diwajibkan untuk saling meningkatkan kerja sama antarnegara. Oleh
karena itu, Indonesia dan Malaysia kemudian membentuk Patkor Kastima. Patkor
Kastima sendiri diketahui telah berlangsung sebanyak 26 kali, sejak tahun 1994 hingga yang
terbaru pada tahun 2022 (Abimanyu, 2022).
Indonesia dalam interaksi kerja samanya dengan Malaysia memiliki kepentingan
nasional berupa melarang impor pakaian bekas, yang pada tahun 2015 hingga 2020 diatur
dalam kebijakan nasional Indonesia yaitu Permen Perdagangan No. 51/MDAG/PER/7/2015.
Sedangkan, Malaysia tidak terlihat memiliki kepentingan nasional yang sama dengan
Indonesia untuk melarang impor pakaian bekas ke negaranya. Malaysia diketahui tidak
memiliki peraturan mengenai tidak diperbolehkannya penduduk untuk mengimpor pakaian
bekas seperti yang diberlakukan di Indonesia (Adibah, 2017). Selain Malaysia yang
merupakan salah satu eksportir pakaian bekas terbanyak ke Indonesia, sebagian besar
penjual pakaian bekas impor di market place global (Etsy, eBay, dan Grailed) ternyata juga
berasal dari Malaysia. Sehingga, dari pelaksanaan Patkor Kastima itu sendiri, baik Indonesia
maupun Malaysia memiliki perbedaan kepentingan nasional yang berujung pada
keuntungan bersama yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan nasional antara Indonesia
dan Malaysia dalam kerja sama patroli perbatasan tersebut memperlihatkan bahwa tidak
ada kesamaan kepentingan di antara keduanya. Sehingga, kedua negara tersebut menjadi
tidak saling melengkapi, dalam konteks ini yaitu dalam mencegah impor pakaian bekas di
masingmasing negara. Berdasarkan dua elemen penting dalam kerja sama, yaitu adanya
tujuan rasional bersama antarnegara yang bekerja sama dan adanya keuntungan yang
didapatkan oleh masing-masing negara dari kerja sama tersebut meskipun tidak berada
pada porsi yang sama, baik Indonesia maupun Malaysia pasti tetap memiliki tujuan bersama
dan keuntungan bersama. Bagi Indonesia, keuntungan yang diharapkan dari adanya kerja
sama tersebut dalam mencegah impor pakaian bekas ke negaranya tentu saja adalah untuk
mencegah atau mengurangi impor pakaian bekas ilegal yang diselundupkan melalui wilayah
kerja sama mereka, yaitu perairan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, tepatnya
Selat Malaka.

KESIMPULAN
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Impor bisa
diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam
wilayah pabean negara lain. Keputusan yang masih berlaku hingga saat ini juga mencabut
sejumlah keputusan sebelumnya, yaitu keputusan menteri perdagangan nomor
69/KP/IV/70, keputusan menteri perdagangan nomor 334/KP/X/71, keputusan menteri
perdagangan nomor 374/KP/XII/71, keputusan menteri perdagangan nomor 407/KP/XI/74,
keputusan menteri perdagangan nomor 163/KP/XII/75, keputusan menteri perdagangan
nomor 137/KP/VII/76, dan keputusan menteri perdagangan nomor 146/KP/V/77.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, A. F. (2022). Upaya Pemerintah Indonesia Dan Malaysia Dalam Menangani Kasus

Perdagangan Manusia Lintas Batas Negara Periode Tahun 2014-2019.

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/39830

Adibah, F. (2017). Jual beli pakaian bekas impor di Tugu Pahlawan Kota Surabaya: Tinjauan

UU Perdagangan no. 7 tahun 2014 dan fiqh muamalah [PhD Thesis]. Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Afkarina, I. (2022). Praktik Jual Beli Pakaian Bekas Impor Di Kecamatan Rambipuji

Kabupaten Jember Prespektif Perma No 2 Tahun 2008 Tentang Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah Dan Permen No 18 Tahun 2021 [PhD Thesis]. UIN Kiai Haji Achmad

Siddiq Jember.

Aini, C. M. (2023). Jual Beli Pakaian Bekas Branded Dan Menguntungkan Perspektif Ekonomi

Islam”(Studi Pada Toko Cutnana Store Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh) [PhD

Thesis, UIN Ar-Raniry]. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/28917/

Anggraini, R. S. (t.t.). Kerjasama Indonesia-United Nations World Tourism Organization

(UNWTO) dalam upaya mengembangkan Pariwisata Hijau melalui Sustainable

Tourism Through Energy Efficiency With Adaptation And Mitigation Measures

(STREAM) di Pangandaran.

Ariana, E. (2021). Praktik jual beli pakaian bekas impor di desa karang mulya Kecamatan

Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat [PhD Thesis]. IAIN Palangka Raya.

Assegaf, A. (2003). Internasionalisasi pendidikan: Sketsa perbandingan pendidikan di

negara-negara Islam dan Barat. Gama Media.

Aulia, Z. M., & al-Hakim, M. H. (2022). Jual Beli Pakaian Bekas (thrift) Di Hehe. Scndstuff

Perspektif Akad Salam [PhD Thesis]. FEBI/MBS.


Birahayu, D. (2020). Penegakan Hukum terhadap Penyelundupan Pakaian Bekas. Perspektif

Hukum, 156–167.

Fahrurrozaki, F. (2019). Tinjauan Sadd Al-Dzariah Terhadap Perundanggan di Indonesia

tentang Larangan Impor Pakaian Bekas [PhD Thesis]. IAIN Ponorogo.

Fatah, A., Sari, D. A. P., Irwanda, I. S., Kolen, L. I., & Agnesia, P. G. D. (2023). Pengaruh

Larangan Impor Pakaian Bekas Terhadap Pengusaha Thrift. Jurnal Economina, 2(1),

285–292.

Ghaffar, M. A., Tahjudin, D., & Wulandari, N. (2023). Evaluasi Kebijakan Pengawasan Import

Barang Bekas Di Kawasan Pelabuhan Pantai Timur Sumatera Provinsi Jambi: Evaluasi

Kebijakan Pengawasan Import Barang Bekas Di Kawasan Pelabuhan Pantai Timur

Sumatera Provins. Tanah Pilih, 3(1), 38–54.

Marcius, M. J. (2019). Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyelundupan Pakaian Bekas

Impor di Bandarlampung.

Nabila, S. (2023). Upaya Indonesia Dalam Mencegah Impor Pakaian Bekas Tahun 2015-

2020.

Putri, D. H., Hijriyah, M. B., Ningsi, W. E., & Januar, R. (2023). Analisis Perlindungan Produk

Garmen Di Industri Dalam Negeri Terhadap Import Pakaian Bekas. Deposisi: Jurnal

Publikasi Ilmu Hukum, 1(2), 01–12.

Ramadhan, C. (2021). Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Penyelundupan

Ballpress (Pakaian Bekas) Di Wilayah Perairan Selat Malaka Di Sumatera Utara [PhD

Thesis]. Universitas Medan Area.

Syarifa, N., Hadiawan, A., & Wiranata, I. J. (2023). Upaya Indonesia dalam Mencegah Impor

Pakaian Bekas Tahun 2015-2020. Glocal: Student Journal on Local and Global Issue,

1(1), 99–118.
Tambunan, R., Suhatrizal, S., & Siregar, T. (2019). Penegakan Hukum Terhadap Tindak

Pidana Kepabean Penyeludupan Pakaian Bekas (Putusan No. 237/Pid. B/2016/PN.

Tjb). JUNCTO: Jurnal Ilmiah Hukum, 1(2), 158–165.

Wangke, H. (2021). Diplomasi digital dan kebijakan luar negeri Indonesia. Yayasan Pustaka

Obor Indonesia.

Zaenuddin, M., Istardi, D., & Ansori, M. (2012). Maraknya Praktek Transaksi Ilegal di

Kawasan Free Trade Zone Batam. Jurnal Integrasi, 4(1), 83–98.

You might also like