Arranged by: Muhammad Fajar Khaerunaila ( N1D222062 ) ELITE A 22
STUDY PROGRAM ENGLISH LITERATURE
FACULTY OF HUMANITIES HALU OLEO UNIVERSITY KENDARI 2023 BAHASA DAERAH (WANCI): La Ndoke-Ndoke ke La Kolo-Kolopua Safaktu’u, La Ndoke-Ndoke no po afa ke kene no, La Kolo-Kolopua. La Ndoke-Ndoke no sale’e La Kolo-Kolopua kua pantai, ako fila hali-hali. Tiba di pantai, no hali hali mo. I fufu mafi, La Ndoke-Ndoke ke La Kolo-Kolopua no ita mo te bata’o loka. La Kolo-Kolopua fa’e kua, “La Ndoke-Ndoke, to ala ako’e no bata o loka iso. Ako ane to hembula’e.” La Ndoke- Ndoke fae uka, “Oh, oho. Ako, ta fila ala ako’e.” La Ndoke-Ndoke ana, ane te hatoakala no. O mo akala’e La Kolo-Kolopua. Jari La Ndoke- Ndoke no afa’e mo, “La Kolo-Kolopua, to gunti’e bata loka ana. To gunti dua-dua e. Teiko’o, ala’e mo te hu’u no, foru no. Te yaku ku ala’e fafo no, te ane ro’u no.” La Ndoke-Ndoke fikiri kua, bata’o loka ana, ara membula’e fafo no, ane ke ro’u no, no ido leama. Ara te La Kolo-Kolopua, no ohuke’e mo te foru no, mbea’e ro’u no, jari mbeako mo ido. Te fikiri La Ndoke-Ndoke. Sabantarado, o faliako mo do dua’e. O lemba mo ke bata’o loka na ako tu mano’e. La Ndoke-Ndoke tana’e bata loka no. La Kolo-Kolopua uka tana e loka no. Molengo, molengo, o ido mo. Sampe o to ba’e. Anemo ke ba’e no. Eh, uha’a te La Ndoke- Ndoke eako ido. De’e mo sa mokuri-kuri ro’u no. La Kolo-Kolopua o ido mo loka no, ane mo o to ba’e mo. La Ndoke-Ndoke o mai mo uka. O mo akala’e ke La Ndoke-Ndoke. “Ei, Kolo-Kolopua. A leu mo atu ba’e loka u eiko’o.” La Ndoke-Ndoke laha mo te akala, ako mo hatoakala’e te La Kolo-Kolopua. Jari, o afa’e mo kua, “Mai ku eka ko ko loka u ana.” La Kolo-Kolopua ana, mbeako jari eka. La Kolo-Kolopua o jari to eka. Jari o gau oho mo uka. O eka mo kua fafo. O fila mo ita e. “Eh, mota’a mo loka no ana.” Mota’a mo loka La Kolo-Kolopua. La Kolo-Kolopua o taontao e i foru, ako no buti’e loka no ana. Toka La Ndoke-Ndoke, kambea no manga manga i fafo. O pidi’e saba ane’e loka no. Ahiri no, moho laro no La Kolo-Kolopua. La Kolo-Kolopua mbeako po’ilu e, karna te sai’e fana iso ke La Ndoke-Ndoke. La Kolo-Kolopua laha’e te akala. O ala mo te ka’bali melangka, no maka dai mo e tahu e mo i foru, i hu’u loka. Maka daimo, o tutupi’e te ro’u bata loka. Maka o fa’a e La Ndoke-Ndoke kua, “La Ndoke-Ndoke, ara u hena’u mini i fafo loka, tuhu i ana. Baro tuhu i atu, baro to buti. Tuhu i ana.” Ahiri no, La Ndoke-Ndoke no bila mo, o hada mo. O tuhu mo bai kua i hu’u loka i tanda sai no La Kolo-Kolopua. Kambeda, o jebak’e te La Kolo-Kolopua. La Ndoke-Ndoke o mate mo, karna o hatu’akala ke pe’i. Pesan Cerita: Jari, pesan cerita no, mbeako to hatu-hatuakala i kene nto mai, to pokene mo. Karna kapan kita hatu’akala, a manga kita akala nto. Karna mbeako leama, te homali, kene josa ako’e to akala te kene nto. BAHASA INDONESIA : Monyet dan Kura-Kura Pada suatu ketika, ada seekor Monyet ingin bertemu dengan temannya, si Kura-kura. Si Monyet mengajak jalan-jalan si Kura-kura ke pantai. Setibanya di pantai, mereka jalan-jalan dan bermain-main. Di pinggir laut, si Monyet dan Kura-kura melihat sebuah batang pohon pisang. Si Kura-kura pun mengatakan, “Monyet, ayo kita ambil batang pohon pisang itu, agar bisa kita tanam.” Monyet pun menjawab, “Oh, benar juga. Ayo kita ambil.” Namun si Monyet, memiliki niat buruk. Dia ingin mengakali si Kura-kura. Jadi, si monyet pun mengatakan, “Kura-kura, kita belah saja batang pohon pisang ini. Kita bagi dua. Kau, ambil yang bagian bawah hingga akar. Sedangkan aku ambil yang bagian atas yang ada daun nya.” Si Monyet berpikiran bahwa, jika ia menanam bagian atas batang pisang yang sudah berdaun tersebut, maka akan tumbuh dengan baik. Sedangkan untuk Kura-kura, ia sengaja memberikan bagian bawah yang tidak ada daunnya, sehingga tidak akan tumbuh. Itu yang dipikirkan oleh si Monyet. Sebentar nya, mereka berdua pun pulang. Mereka membawa pulang batang pisang mereka. Si monyet langsung menanam batang pisang nya. Si Kura-kura juga menanam batang pisang nya. Sekian lama kemudian, akhirnya pohon pisang si Kura-kura tumbuh. Bahkan sampai berbuah. Namun entah mengapa, pohon pisang si Monyet tidak bertumbuh. Daunnya malahan menguning dan mengering. Sedangkan punya Kura-kura tumbuh dengan baik dan berbuah. Si Monyet yang iri pun, mengunjungi si Kura-kura. Dia ingin mengakali nya lagi. “Hei Kura- kura, pohon pisang mu sudah berbuah banyak ya.” Si monyet mendapatkan ide, untuk menipu si Kura-kura lagi. Ia pun mengatakan, “Aku akan memanjatkan pohon pisang mu dan memetiknya untukmu.” Si Kura-kura tidak bisa memanjat nya sendiri. Sedangkan si monyet bisa. Jadi ia mengiyakan hal tersebut. Si monyet pun memanjatnya dan melihat buah pisangnya. “Wah, sudah matang semua pisangnya.” Pisang-pisang si Kura-kura telah matang semua. Si Kura-kura pun menunggu si monyet dibawah, agar ia menjatuhkan pisangnya ke tanah. Namun ternyata, si monyet malah memakan habis semua pisang nya diatas sana. Pada akhirnya, sakit hati lah si Kura-kura. Si Kura-kura tidak terima, ia telah diperlakukan seperti itu oleh temannya sendiri, si Monyet. Si Kura-kura pun mendapatkan ide. Ia mengambil parang yang tajam dan meletakkan nya di tanah, tepat di bawah pohon pisang nya. Ditutup lah parang itu dengan dedaunan pisang di atasnya. Si Kura-kura pun berbicara pada monyet, “Monyet, kalau kau ingin turun dari pohon pisang itu, turun saja ke sini. Jangan turun ke tempat lain, takutnya kau jatuh dan terluka.” Si Monyet yang telah kekenyangan, mengikuti saran Kura-kura. Dia pun turun ke bawah, tepat diatas dedaunan pisang yang telah dipersiapkan oleh si Kura-kura. Ternyata, ia telah dijebak oleh si Kura-kura. Akhirnya si Monyet pun mati tertusuk parang, karena sifat buruk nya dan kebodohannya sendiri. Pesan Cerita: Jadi, pesan yang dapat diambil dari cerita ini, jangan pernah mengakali teman kita sendiri, terutama yang sudah jadi sahabat. Itu perbuatan yang tidak baik, pamali, dan berdosa. Karena ketika kita memiliki niat buruk, kita akan terima sendiri dampaknya. ENGLISH: The Monkey and The Turtle Once upon a time, there’s a monkey who visited his friend, the turtle. The monkey persuaded the turtle to go to the beach. As they arrived at the beach, they hanging out together and playing around with each other. At the coastline, they spotted a banana tree trunk. The turtle then said, “Monkey, let’s take the banana tree trunk over there, so we can plant it.” The monkey then replied, “Oh, you’re right. Let’s take it.” But the monkey had a bad intentions. He wanted to tricked the turtle. So he said, “Turtle, let's split the trunk of this banana tree. We can split it half into two parts. You’ll take the lower part, down to the roots. And I’m going to take the upper part, that have leaves on it.” The monkey thought that, if he planted the upper part of the banana tree trunk that already had the leaves, it would grew well. As for the turtle, he gave him the lower part of the banana tree trunk om purpose, so it wouldn’t ever grew. That’s what the monkey thought. Later, the two of then decided to go home. They also brought their own banana tree trunk to their home. The monkey then plants his own banana tree trunk. The turtle also plants his own banana tree trunk. After a long period of time, the banana tree owned by the turtle, grew up. It had borne alot of bananas. But somehow, the banana tree owned by the monkey, doesn’t grew at all. It leaves even turned to yellow and extremely dry. Meanwhile, the turtle’s banana tree grew up very well until it bears alot of bananas. Due to his envious, the monkey decided to visited the turtle. He wanted to tricked him once again. “Hey turtle, your banana tree seems borne alot of bananas.” The Monkey had an idea, to tricked the turtle again. So he said, “I will climbed your banana tree and harvest the banana for you.” The turtle couldn’t climb the tree by his own. But the monkey could do it. So he agreed by his offer. The monkey then climbed up the banana tree and watched the bananas closely. “Woah, all the bananas were ripe.” All of the turtle’s bananas were already ripe. The turtle then waited the monkey down there, so that he’ll drops all the bananas down. But unexpectedly, the monkey actually ate all the bananas up there. In the end, the turtle was heartbroken. The turtle couldn’t accept, that he was being treated like that by his own friend, monkey. The turtle then have an idea. He took a sharp machete and put it on the ground, right below the banana tree. He covered the machete with banana leaves on its top. The turtle then spoke to the monkey, “Monkey, if you want to get off from the banana tree, just jump right on here. Don’t jump off to another spot, if you don’t want to get slipped off and injured yourself.” The monkey, who was already full, followed the turtle's advice. He then jumped off to the pile of banana leaves that had been set by the turtle. It turns out, that he was being trapped by the turtle. In the end, the monkey was dead, stabbed by the machete, because of his bad personality and his own stupidity. Moral of the Story: So, the message that can be taken from this story is, never tricked our own friends, especially those who are already our bestie. That is a bad, shameful and sinful act. Because, once we had a bad intentions, we might got the bad outcome to ourselves sooner or later.