You are on page 1of 7

PENIPUAN PENGGUNAAN ALAT ANTIGEN BEKAS

(Studi Kasus Bandara Kualanamu, Medan-Sumut)

Oleh:
Gomgom T.P Siregar1
Lestari Victoria Sinaga 2
Andrie Ghaivany
Purba3
Universitas Darma Agung 1,2,

E-Mail:
gomgomsiregar@gmail.com
Missthary35@gmail.com
ghaivanyandrie@gmail.com

ABSTRACT
One form of structured consumer fraud during the COVID-19 pandemic is the
crime of using used antigen devices which has an impact on Article 196 of Law
Number 36 of 2009 concerning Health in conjunction with Article 55 of the
Criminal Code, where anyone who intentionally produces pharmaceutical
preparations does not meet the standards. and quality shall be sentenced to a
maximum imprisonment of 10 years and a maximum fine of Rp. 1.000.000.0000,-.
This research uses normative juridical research, namely examining the laws and
regulations, namely Law Number 36 Year 2009 concerning Health and the
Criminal Code. The formulation of the problem is that the police are asked to
thoroughly investigate the fraudulent use of this used antigen device and not stop
at the perpetrators in the field. In addition to the health sector, the purpose of
protection against the threat of Covid-19 is where the government saves health
and social security by issuing a circular letter from the task force for handling
coronavirus disease number 7 of 2021 concerning the extension of travel
provisions for domestic people during the coronavirus disease pandemic which
determines that everyone If you want to travel by airplane, you must show a
certificate of negative rapid test result-Polymerase Chain Reaction, hereinafter
referred to as RT-PCR or negative result of rapid antigen test. Due to these
conditions, medical officers and the government must provide health facilities and
the need for RT PCR or rapid antigen tests is a business opportunity in the health
sector, especially the price is quite expensive so that this condition is carried out
by Kimia Farma medical officers who intentionally recycle the antigen rapid test
kit. The former occurred at Kualanamu Airport, Medan City, North Sumatra.

Keywords: Fraud, Used Antigen Devices, Criminal Punishment

ABSTRAK
Salah satu bentuk penipuan konsumen secara terstruktur di masa pandemic covid
19 ini adalah kejahatan penggunaan alat antigen bekas yang berdampak kepada
Pasal 196 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di juncto
Pasal 55 KUHP, dimana setiap orang yang sengaja memperoduksi sediaan farmasi
tidak memenuhi standard dan mutu dipidana penjara paling lama 10 tahun dan
denda Paling banyak Rp. 1.000.000.0000,- .Penelitian ini menggunakan penelitian

JURNAL RECTUM, Volume 3, Nomor 2, Juli 2021; 130- 1


yuridis normative, yakni mengkaji peraturan perundang-undangan yaitu Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan KUHP. Adapun rumusan
masalah adalah aparat kepolisian diminta mengusut tuntas kasus penipuan
penggunaan alat antigen bekas ini dan tidak berhenti di pelaku lapangan. Selain
dibidang kesehatan, tujuan perlindungan terhadap ancaman Covid – 19 ini dimana
pemerintah melakukan penyelamatan kesehatan dan pengaman social dengan
menerbitkan surat edaran satuan tugas penanganan coronavirus disease nomor 7
tahun 2021 tentang perpanjangan ketentuan perjalanan orang dalam negeri pada
masa pandemic coronavirus disease yang menentukan bahwa setiap orang hendak
melakukan perjalanan menggunakan pesawat udara wajib menunjukan surat
keterangan hasil negative tes rapid tes-Polymerase Chain Reaction untuk
selanjutnya disebt RT-PCR atau hasil negative rapid tes antigen. Atas kondisi
tersebut, petugas medis dan pemerintah harus menyediakan fasilitas kesehatan dan
kebutuhan RT PCR atau rapid tes antigen ini menjadikan peluang bisnis di bidang
kesehatan, apalagi harga yang cukup mahal sehingga kondisi tersebut dilakukan
oknum petugas medis Kimia Farma yang sengaja mendaur ulang alat rapid tes
antigen bekas terjadi di Bandara Kualanamu Kota Medan, Sumatera Utara.

Kata Kunci: Penipuan, Alat Antigen Bekas, Hukuman Pidana

I. PENDAHULUAN harus melaporkan hasil pemeriksaan


Tes antigen adalah tes imun (baik positif atau negatif), ke Dinas
yang berfungsi untuk mendeteksi Kesehatan setempat. Hal ini untuk
keberadaan antigen virus tertentu penanganan terhadap lingkungan
yang menunjukkan adanya infeksi pasien, agar diketahui adanya ODP
virus saat ini. Rapid test antigen (Orang dalam Pengawasan) dan PDP
biasanya digunakan untuk (Pasien dalam Pengawasan). Laporan
mendiagnosis patogen pernapasan, pemeriksaan spesimen juga harus
seperti virus influenza dan dikirim ke rumah sakit yang
respiratory syncytial virus (RSV). mengirimkan spesimen untuk
Rapid test antigen juga digunakan diperiksa. Hal ini bertujuan untuk
sebagai tes skrining di mana penanganan klinis pada pasien.
pengujian berulang dapat dengan Sementara itu, untuk pelaporan,
cepat mengidentifikasi orang yang setiap laboratorium pemeriksa
terinfeksi SARS-CoV-2, sehingga COVID-19 harus mengisi format
tindakan pencegahan penularan isian melalui aplikasi All Record,
infeksi dapat segera dilakukan. yang nantinya akan dibaca atau
Namun, bila hasilnya didapati positif, diakses oleh PHEOC (Ditjen P2P)
dokter masih perlu melakukan tes dan Pusat Data dan Informasi
PCR untuk memastikan diagnosis. (Pusdatin), yang selanjutnya
dilaporkan ke Gugus Tugas.
Mengacu pada Surat Edaran
Menkes Nomor 234/2020 tertanggal Direktorat Reserse Kriminal
7 April 2020, semua laboratorium Khusus Polda Sumatera Utara
pemeriksa COVID-19 yang berhasil membongkar dugaan
melakukan pemeriksaan spesimen, penggunaan alat tes cepat bekasi di

2 PENIPUAN PENGGUNAAN ALAT ANTIGEN BEKAS (Studi Kasus Bandara


Kualanamu, Medan-Sumut)
Gomgom T.P Siregar, Lestari Victoria Sinaga, Andrie Ghaivany Purba
Bandara Kualanamu Deli Serdang dilanggar untuk mendaur ulang alat
Sumatera utara. Penindakan tersebut kesehatan yang dilakukan oleh
sebagai upaya adanya laporan dari pelaku, perbuatan pidana adalah
masyarakat bahwa banyaknya hasil percobaan pembunuhan berencana.
positif dari stik antigen tersebut. Stik
swab antigen dikumpulkan oleh Perbuatan pidana yang
pelaku kemudian dicuci dan dikemas dilakukan oleh pelaku dianggap
ulang sehingga bisa dipakai kembali sebagai pembunuhan berencana,
saat memeriksa tes swab antigen di disamakan dengan percobaan
Bandara Kualanamu. pembunuhan rencana bagi
konsumennya. Sebagai
Pelaku tersebut mendaur pertanggungjawaban adalah
ulang stik untuk swab antigen atas laboratorium atau perusahaaan yang
perintah kepala kantor wilayah PT diawasi pimpinan PT Kimia Farma.
kimia Farma Solusi yang ada dikota Korban yang selama ini dinilai hasil
Medan dengan kontrak dengan pihak laboratorium adalah korban yang
PT Angkasa Pura II dalam rangka positif terkena covid 19, seharusnya
melaksanakan kepada penumpang menuntut ganti rugi kepada
perjalanan udara. Sesuai dengan perusahaan ini.
kontrak dihasilkan keuntungan
mencapai Rp.1.800.000.0000 (satu Stik swab bekas adalah
milyar rupiah) karena praktik ilegall limbah B3. Stik swab adalah alat
tersebut sudah dilakukan sejak yang digunakan untuk mengambil
desember 2020. sample dalam hidung atau
tenggorokan saat melakukan tes
Berdasarkan hasil penyidikan covid 19 tidak untuk digunakan lagi
tersebut perbuatan pelaku dikenakan atau daur ulang untuk kebutuhan
Undang-undang Nomor 36 Tahun apapun.
2009 tentang Kesehatan dengan
ancaman pidana penjara paling lama Alat swab tes antigen yang
10 tahun. Sedangkan peerbuatan bekas harus dibuang karena
pada Undang-undang Nomor 8 merupakan limbah B3 atau bahan
Tahun 1999 tentang perlindungan berbahaya dan beracun. Limbah jenis
konsumen dengan ancaman pidana stik swab antigen ini harus ditangani
penjara paling lama 5 tahun dan sesuai dengan peraturan Menteri
denda paling banyak Rp. Lingkungan Hidup dan
2.000.000.000 (dua milyar rupiah). KehutananNomor P 56 Tahun 2015.
II. TINJAUAN PUSTAKA Air limbah kasus covid 19
Secara etimologis, kata tindak yang masuk kategori limbah rumah
pidana daur ulang alat kesehatan sakit covid 19 mengharuskan air
swab antigen bukanlah diatur dalam bekas pencucian disaring dalam
KUHP. Mendapatkan pengertiannya, Instalasi Pengolahan Air Limbah
kita harus melihat defenisi peristiwa (IPAL) sebelum dialirkan
pidana yang dirumuskan dalam kelingkungan.
undang-undang. Ada perbuatan yang

JURNAL RECTUM, Volume 3, Nomor 2, Juli 2021; 130- 3


Air limbah tersebut berasal (RT-PCRT) atau hasil negative rapid
dari kegiatan yang menangani pasien tes antigen.
covid 19 dimana terkandung virus Persayaratan tersebut masuk
corona, darah dan cairan tubuh dalam dalam Surat Edaran Satuan tugas
kegiatan isolasi pasien melalui Penanganan Coronavirus Disease
mulut, hidung atau cucian linen yang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
berbahaya bagi kesehatan. Dimana Perpanjangan Ketentuan Perjalanan
ini bersumber dari ruang perawatan, Orang dalam Negeri pada masa
ruang pemeriksaan, ruang pandemic COVID 19 ini.
laboratorium, ruang pencucian alat Karena surat ini harus
dan linen. ditunjukan setiap kali penumpang
melakukan penerbangan, hasil tes
III. METODE PENELITIAN berubah lebih ketat, dari 14 haru
Metode pendekatan yang menjadi 2x 24 jam. Rincian
dilakukan dalam penelitian ini adalah ketentuan tersebut bisa kita lihat
metode yuridis normatif, yaitu pada:
Penelitian Hukum yang dilakukan a. Perjalanan ke Pulau Bali:
dengan cara meneliti bahan pustaka 1. Tes RT PCR berlaku
atau data sekunder, bempa hukum 2x 24 jam
positif dan bagaimana penerapannya 2. Rapid tes antigen
dalam praktik di Indonesia. berlaku 1x24 jam
b. Perjalanan dari dan ke Pulau
IV. HASIL DAN Jawa serta Pulau Jawa:
PEMBAHASAN 1. Tes RT PCR berlaku
A. Kriteria Alat Antigen Bekas 3x24 jam
yang dipakai Oknum 2. Rapid tes antigen
Petugas Medis Kimia berlaku 3x24 jam
Farma dan Ancaman Pemerintah juga
Pidananya memberlakukan peraturan khusus
pada hari besar keagamaan 2021
Munculnya Undang-undang yaitu rapid tes antigen hanya berlaku
Nomor 2 Tahun 2020 atas dasar 24 april-24 mei 2021.
implikasi pandemic Covid 19 yang Dalam fasilitas transportasi
sangat menurun ditingkat ekonomi, udara penumpang diminta tidak
penurunan pembiayaan dan mengantri waktu yang sangat lama
pendapatan Negara, sehingga hanya melakukan RT PCR atau rapid
pemerintah diminta melakukan tes antigen, karena penumpang akan
penyelematan kesehatan dan ketinggalan pesawat.
perekonoman social karena dunia Pada penerbangan Lion Air,
usaha dan masyarakat memang Garuda, dan maskapai lainnya
menunjukan dampak yang sangat menyediakan RT PCR atau rapid tes
tinggi. antigen yang disediakan petugas
Dalam hal perjalanan darat, medis Kimia Farma. Melihat situasi
laut dan udara juga setiap dan kodnisi yang sangat
penumpang harus mematuhi menguntutngkan ini menjadikan
peraturan bahwa menunjukan surat petugas medis kimia farma berinisial
keterangan hasil negative tes rapid PMJ, DJ, SR, MZ, RN kemudian
Tes-Polymearase Chain Reaction diciduk Kepolisian Polda Sumatera

4 PENIPUAN PENGGUNAAN ALAT ANTIGEN BEKAS (Studi Kasus Bandara


Kualanamu, Medan-Sumut)
Gomgom T.P Siregar, Lestari Victoria Sinaga, Andrie Ghaivany Purba
Utara Unit Reskrimsus yang tunggu, dan kriteria akses terhadap
menyamar sebagai penumpang, yang
NAAT.
menemukan langsung stik swab
dipakai bekas. Kasus penggunaan Alat kesehatan yang
alat rapid tes antigen bekas ini terjadi mendapat izin edar dalam website
di Bandara Internasional Kualanamu infoalkes. kemenkes. go. id.
kota Medan. Masyarakat tidak sembarangan
membeli alat kesehatan seperti alat
B. Analisis Hukum terhadap
tes rapid antigen, tidak boleh dibeli
Penggunaan Alat Antigen
Bekas dan Peran Polisi Polda dan dipakai secara mandiri.
Sumut dalam Penyidikannya. Tempat tes pengambilan
sampel untuk tes covid 19
Proses penyelidikan petugas menggunakan biosepti lab. Dimana
layanan rapid tes kimia farma biosepti lab disetiap rumah sakit
diagnostika di Bandara Kualanamu tidak boleh ada yang sembarangan
yang diduga melakukan tindakan orang masuk. Sampel diambil dari
penggunaan kembali alat rapid tes hidung atau nasofaring. Jika ada
antigen. masyarakat yang membeli sendiridan
Resiko perbuatan dan motif mengerjakannyasendiri, maka dirasa
melakukan daur ulang alat test tidak pantas dan bias alat tersebut
antigen yang berpotensi penularan kurang masuk sampai nasofaring.
dimana orang yang dikatakan
Meskipun cara kerja nyata
negative Covid 19 bisa ketularan dari dan tampak sederhana tetapi alat tes
alat bekas alat orang yang positif. rapid antigen termasuk limbahin
Perbuatan ini sengaja, direncakan feksius sehingga tidak biasa
dan dirusak pelaku dan bias sembarangan membuangnya.
menyebabkan kematian orang yang
diperiksa. Penyidik Kepolisian Polda
Sumatera Utara kemudian menggelar
Satgas Penanganan Covid 19 perkara ini dengan mengumumkan
meminta pihak kepolisian mengusut Confrensi Press bahwa Petugas
tuntas para oknum yang terlibat Kimia Farma telah meraup
dalam kasus pemalsuan hasil tes keuntungan dengan penggunaan
swab rapid antigen. rapid tes antigen bekas.
Seperti yang kita tahu, harga Dari hasil penyidikan
alat tes covid 19 secara umum tidak Kepolisian Polda Sumatera Utara
boleh diperjualbelikan. Rapid tersebut terhadap petugas medis
Diagnostic Tes Antigen disebut juga kimia farma atas tindakannya
RDT-Ag adalah tes yang melihatkan dikenakan aturan hukum:
akses Nucleic Acid Amplification
Test (NAAT) berdasarkan ketentuan a) Pasal 98 ayat 1 dan ayat 3
laboratorium. Ada 3 kriteria A, B, Undang-undang Nomor 36
dan C. dimana pengiriman, waktu Tahun 2009 tentang Kesehatan;

JURNAL RECTUM, Volume 3, Nomor 2, Juli 2021; 130- 5


b) Undang-undang Nomor 8 Tahun mutu pelayanan farmasi yang
1999 tentang Perlindungan ditetapkan dengan peraturan
Konsumen pemerintah”.
c) Pasal 1 ayat 1 KUHP tentang
asas legalitas. Selain melanggar hak
konsumen, petugas farmasi juga
Bahwa pasal 1 ayat 1 KUHP
sebagai pelaku usaha melanggar
mengatur tentang:
Pasal 7 huruf a dan d undang-undang
“Nullum delictum noela poena sine nomor 8 tahun 1999 tentang
previa lege poenali” bahwa tiada satu perlindungan konsumen.
perbuatan dapat dihukum tanpa ada 5 orang pelaku penjualan
aturannya yang mengaturnya.
rapid antigen bekas yang terjadi di
Hukum pidana adalah aturan yang Bandara internasional Kualanamu
mengatur tentang dasar-dasar: Medan dijadikan tersangka. Dalam 1
hari dapat dikeluarkan 100-200 orang
1) Menentukan perbuatan yang yang dilayani menggunakan jasa
tidak bioleh dilakukan, yang rapid antigen sebagai syarat terbang.
dilarang, dengan disertai
dengan ancaman, atau sanksi Pelaku tidak membuang
berupa pidana tertentu yang bekas pakai tapi dicuci, dibersihkan
melanggar larangan tersebut. dan dikemas ulang. Perintah
2) Menentukan kapan dan hal mendaur ulang alat tes swab antigen
apa yang telah dilanggar dan ini dari Business Manager PT Kimia
dijatuhkan aturan Farma Solusi, yang bekerja sama
sebagaimana diancamkan. dengan PT Angkasa Pura II dalam
3) Menentukan dengan cara pelayanan tes rapid antigen yang
pengenaan sanksi pidana hendak berpergian keluar kota.
apabila dilakukan orang Dengan biaya Rp 200.000 (dua ratus
tersebut. ribu per orang) maka setiap
penumpang mendapatkan surat
Sedangkan dalam Pasal 98 ayat 1 keterangan negative. Sejak desember
Undang-undang Nomor 36 tahun 2020 para 5 tersangka diperkirakan
2009 tentang Kesehatan yaitu: meraup keuntungan Rp.
“sediaan farmasi dan alat 1.800.000.000 (satu milyar rupiah).
kesehatan, harus aman,
Terhadap mutu barang
berkhasiat, bermutu dan
dan/atau jasa yang diproduksi dan
terjangkau”.
dipergangnkan berdasarkan
Pasal 98 ayat 3 UU Kesehatan ketentuan standar mutu barang dan
menyatakan bahwa: atau jasa yang berlaku maka petugas
kimia farma khususnya pelaku usaha
“penyimpanan, pengolahan, telah melanggar ketentuan pelaku
promosi, pengedaran sediaan usaha Pasal 8 ayat 3 UU
farmasi dan alat kesehatan
Perlindungan Konsumen.
harus memenuhi standar

6 PENIPUAN PENGGUNAAN ALAT ANTIGEN BEKAS (Studi Kasus Bandara


Kualanamu, Medan-Sumut)
Gomgom T.P Siregar, Lestari Victoria Sinaga, Andrie Ghaivany Purba
V. KESIMPULAN DAN Kehakiman, sehingga
SARAN Tersangka tidak bebas murni,
a. Kesimpulan karena kerugian material juga
1. Kriteria Alat Antigen Bekas mencakup hamper banyak.
yang dipakai Oknum Petugas
Medis Kimia Farma dan DAFTAR PUSTAKA
Ancaman Pidananya adalah
Stik swab bekas adalah Buku-buku
limbah B3. Stik swab adalah Zainal, A Abidin, Hukum Pidana I,
alat yang digunakan untuk Jakarta: Sinar Grafika, 2014
mengambil sample dalam
hidung atau tenggorokan saat Hamzah, Andi, Asas-asas Hukum
melakukan tes covid 19 tidak Pidana, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka
untuk digunakan lagi atau Cipta, 2014
daur ulang untuk kebutuhan Ali, Achmad, Menguak Tabir
apapun. Hukum Edisi Kedua, Jakarta:
2. Analisis Hukum terhadap Prenadmedia Group, 2015
Penggunaan Alat Antigen Peraturan Perundang-undangan
Bekas dan Peran Polisi Polda
Sumut dalam Penyidikannya Undang-undang Nomor 36 Tahun
adalah Tersangka adalah 2009 tentang Kesehatan
Petugas Medis PT Kimia Undang-undang Nomor 8 Tahun
Farma yang bekerja sama 1999 tentang Perlindungan
dengan PT Angkasa Pura II Konsumen
masuk kriteria Pasal 98 ayat 3
Undang-undang Kesehatan jo Surat Edaran Satuan Pengendalian
Pasal 55 KUHP. Covid19 Nomor 7 Tahun 2021
tentang Perpanjangan Ketentuan
b. Saran Perjalanan Orang dalam Negeri pada
1. Seharusnya, Petugas medis Masa Pandemic Covid 19
kesehatan dalam Internet
menyediakan ruang fasilitas
https://www.grid.id/read/042674389/
swab antigen, mengumumkan
untung-rp-18-miliar-dari-penjualan-
alat swab antigen baru dan
rapid-antigen-daur-ulang-di-bandara-
bekas ditempelkan dispanduk,
kualanamu-5-tersangka-dapat-
sehingga masyarakat tahu
ancaman-pidana-10-tahun- penjara?
sebelum disuntik, plastic,
page=all diakses tanggal 18 Juli
segel, air suntik adalah baru.
2021
Sehingga hasil suntikan ke
hidung adalah negative, dan https://www.antaranews.com/berita/2
tidak menularkan keorang 158070/pengamat-perlu-tindakan-
yang baru. tegas-bagi-pelaku-rapid-test-antigen-
2. Dalam hasil penyelidikan dan bekas
penyidikan Kepolisian Polda
Sumatera Utara, melanjutkan
proses ke Kejaksaan dan

JURNAL RECTUM, Volume 3, Nomor 2, Juli 2021; 130- 7

You might also like