You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang diperlukan

dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan

kadar hemoglobin pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak

dialami ibu hamil disebabkan oleh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang

tidak baik ataupun cara mengkonsumsi yang salah sehingga menyebabkan

kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu.1

Rendahnya pendidikan gizi menyebabkan rendahnya pengetahuan

tentang informasi kesehatan yang membentuk perilaku dapat mempengaruhi

ketidakpatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe dan zat gizi yang

baik. Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga

menyebabkan perubahan perilaku yang lebih baik terhadap gizi maupun

kadar hemoglobin (Hb).2

Menurut World Health Organization (tablet besi (Fe) oral harian

direkomendasikan sebagai bagian dari perawatan antenatal untuk mengurangi

risiko berat badan lahir rendah (BBLR), anemia ibu hamil dan defisiensi besi.

Kandungan suplemen zat besi adalah 30-60 mg. Dosis harian 60 mg

tablet besi lebih disukai karena dosis lebih rendah. Tetapi cakupan ibu hamil

yang mendapat tablet Fe baru mencapai 40% dari target 90%.3

Bayi dengan berat lahir rendah berkonstribusi sebanyak 60 hingga 80%

dari seluruh kematian neonatus dan memiliki risiko kematian 20 kali lebih

1
2

besar dari bayi dengan berat normal. Berdasarkan data WHO dan UNICEF,

pada tahun 2013 sekitar 22 juta bayi dilahirkan di dunia, dimana 16%

diantaranya lahir dengan berat badan lahir rendah. Adapun persentase BBLR

di negara berkembang adalah 16,5 % dua kali lebih besar dari pada negara

maju (7%). Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan

prevalensi BBLR tertinggi (11,1%), setelah India (27,6%) dan Afrika Selatan

(13,2%). Selain itu, Indonesia turut menjadi negara ke dua dengan prevalensi

BBLR tertinggi diantara negara ASEAN lainnya, setelah Filipina (21,2%). 4

Data Riskesdas tahun 2015 menunjukan bahwa prevalensi BBLR di

Indonesia sebesar 10,2%, walaupun lebih rendah dari pada tahun 2010 yaitu

sebesar 11,1% namun penurunan dan perubahannya tidak begitu signifikan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2015 jumlah kelahiran dengan BBLR di Jawa Tengah sebanyak 1.376 kasus

dari 58.529 kelahiran hidup (2,35 %) yang mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya yaitu bayi dengan BBLR 1.493 kasus dari 71.095 kelahiran hidup

(2,1 %).5

Kabupaten Demak merupakan salah satu daerah tertinggi kasus BBLR

di Jawa Tengah tahun 2015 dibandingkan dengan 35 Kabupaten Kota lainnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, dari tahun ke

tahun angka kejadian BBLR di Kabupaten Demak mengalami peningkatan.

Dapat dilihat dari tahun 2013 kejadian BBLR (0,9%), tahun 2014 (1,7%), dan

tahun 2015 (2,2%). Puskesmas Sayung merupakan puskesmas di Kabupaten

Demak dengan prevalensi kejadian BBLR cukup tinggi pada tahun 2015 yaitu
3

2,8 %. Angka ini menunjukkan peningkatan kejadian BBLR dari dua tahun

belakang, dimana tahun 2014 (2,7%) dan tahun 2013 (1,9%).6

Pemberian tablet Fe bertujuan untuk menurunkan angka kejadian

defisiensi besi pada ibu hamil. Penanggulangan anemia pada ibu hamil

dilakukan dengan memberikan 90 tablet Fe selama periode kehamilannya.

Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2015 sebesar 91,77% mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan pencapaian tahun 2014 yaitu 89,39% (Dinkes Provinsi Jawa

Tengah, 2015). Pemberian tablet Fe kepada ibu hamil ada 3 jenis yaitu

Fe1, Fe2 dan Fe3. Pencapaian Fe1 dan Fe2 pada tahun 2015 yaitu 89,39%

sedangkan Fe3 Kabupaten Demak pada tahun 2014 sebesar 89,43.6

Dampak dari rendahnya cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe yang

paling umum adalah kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan kadar Hb

pada ibu hamil.7 Risiko yang mempengaruhi kelahiran prematur

meningkat 10-40% dengan anemia ringan. Anemia merupakan masalah

kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi ibu hamil. Tingginya

prevalensi anemia merupakan masalah kesehatan di Inggris menyebabkan

kelahiran prematur, BBLR dan penyebab utama mortalitas dan morbiditas

maternal serta perinatal.8 Prevalensi anemia sedang dan berat sering dikaitkan

dengan beberapa defisiensi mikronutrien selain defisiensi Fe dan perbedaan

berbagai mikronutrien dalam diet.9

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan

berat badan <2500 gram. BBLR merupakan salah satu indikator untuk
4

melihat bagaimana status kesehatan anak, sehingga sangat berperan penting

untuk memantau bagaimana status kesehatan anak sejak dilahirkan, apakah

anak tersebut status kesehatannya baik atau tidak. BBLR menjadi masalah

kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu penyebab tingginya angka

kematian bayi (AKB).2

Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu akibat dari ibu

hamil yang menderita kurang energi kronis sehingga akan berdampak kepada

anaknya. Dampak yang dialami anak tidak hanya jangka pendek seperti

ikterus atau gangguan pernafasan, namun akan berdampak jangka panjang

baik pada psikis maupun fisik anak seperti ganngguan perkembangan,

gangguan bicara dan komunikasi, gangguan belajar, kelainan bawaan dan

sebagainya.1

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan

berat badan <2500 gram. BBLR merupakan salah satu indikator untuk melihat

bagaimana status kesehatan anak, sehingga sangat berperan penting untuk

memantau bagaimana status kesehatan anak sejak dilahirkan, apakah anak

tersebut status kesehatannya baik atau tidak. BBLR menjadi masalah

kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu penyebab tingginya angka

kematian bayi (AKB).1

Berdasarkan data profil Puskesmas Sayung pada tahun 2016,

Puskesmas Sayung menaungi 25 Posyandu balita yang terdiri dari 17

Posyandu Purnama dan 8 Posyandu Mandiri dengan jumlah kader Posyandu

yaitu 108 orang. Pencapaian D/S di Puskesmas Tanah Garam pada tahun 2015
5

sebesar 65% dengan target 85%, sehingga terdapat kesenjangan dari target

yang telah ditentukan yaitu 20%, serta pada tahun 2016 pecapaian D/S turun

menjadi 45% dari target yaitu 85%.Hasil penelitian pendahuluan yang

dilakukan di Puskesmas Sayung pada bulan Oktober 2017, menunjukkan

bahwa kunjungan ibu hamil yang memeriksa kadar Hb prosentase angka

kejadian ibu hamil anemia sebesar 87% dan kejadian anemia sebanyak 65 ibu

hamil. Hasil wawancara kepada 10 ibu hamil di Puskesmas Sayung didapatkan

hasil bahwa ibu sudah mendapatkan tablet Fe, namun 70% ibu tidak rutin

mengkonsumsi tablet Fe karena merasa kehamilannya tidak bermasalah dan

kurang mengetahui bahwa tablet Fe itu bukan hanya mengatasi anemia saja

namun dapat juga mencegah kejadian BBLR saat persalinan. Disamping itu

tablet Fe rasanya membuat mual sehingga banyak ibu hamil yang tidak

mengkonsumsinya. Sedangkan 30% ibu hamil rutin mengkonsumsi Tablet Fe,

dengan alasan ingin melaksanakan anjuran dari bidan dan mencegah

kehamilannya bermasalah. Ibu hamil ini memilih mengkonsumsi tablet Fe

secara rutin daripada nantinya ada masalah dengan kehamilan dan bayinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan pemberian suplemen tablet Fe dengan

kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Sayung Kabupaten

Demak.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini

adalah adakah “Bagaiman hubungan pemberian tablet Fe dengan kejadian

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Sayung Kabupaten Demak?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pemberian tablet Fe dengan kejadian Berat Bayi

Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Sayung Kabupaten Demak.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik ibu hamil di Puskesmas Sayung

Kabupaten Demak yang meliputi umur, pendidikan dan paritas.

b. Mendeksripsikan pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas

Sayung Kabupaten Demak.

c. Mendeskripsikan kejadian BBLR di Puskesmas Sayung Kabupaten

Demak.

d. Menganalisis hubungan pemberian tablet Fe dengan kejadian Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Sayung Kabupaten Demak.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terkait hubungan

pemberian tablet Fe dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di


7

Puskesmas Sayung Kabupaten Demak yang akan mendukung ilmu gizi

dan kebidanan serta dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya di

bidang pelayanan gizi.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi ibu hamil

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

dan ibu hamil tentang manfaat Tablet Fe sehingga dapat meningkatkan

cakupan konsumsi tablet Fe.

b. Maanfaat tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan agar

anemia akibat kekurangan tablet Fe yang berakibat terjadi BBLR dapat

dijadikan program unggulan bagi puskesmas

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan referensi dan dapat

menambah ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan sumber

pengetahuan dan pengalaman untuk penelitian selanjutnya.


8

E. Keaslian Penelitian

Peneliti, Judul Variabel penelitian Hasil penelitian


tahun
Iriani K, Hubungan pemberian Variabel independen: Ada hubungan pemberian
2016 suplemen zat besi (fe) Suplemen tablet Fe suplemen Fe pada ibu hamil
pada Ibu hamil dengan Variabel dependent: dengan BBLR di RSUD
berat badan lahir rendah BBLR Abdul Wahab Sjahranie
(BBLR) Di RSUD Samarinda (ρ value=0,001)
Abdul Wahab Sjahranie di RSUD Abdul Wahab
Samarinda Sjahranie Samarinda (ρ
value=0,017
Fatimatasari, Kepatuhan Variabel independen: ada hubungan antara tingkat
2013 Mengonsumsi Tablet Fe Kepatuhan konsumsi kepatuhan ibu hamil
Selama Hamil tablet Fe mengkonsumsi tablet Fe
Berhubungan dengan Variabel dependent: dengan kejadian Bayi berat
Kejadian Bayi Berat Kejadian Bayi Berat lahir rendah (BBLR)
Lahir Rendah (BBLR) Lahir Rendah (BBLR dengan resiko ibu hamil
di Kabupaten Bantul yang mengkonsumsi tablet
Fe kurang dari 90 tablet
mempunyai resiko 2,1 kali
lebih besar untuk melahirkan
bayi BBLR dibandingkan
dengan ibu yang
mengkonsumsi tablet Fe 90
tablet atau lebih

Novik Sri Hubungan Kepatuhan Variabel independen: Sebagian besar ibu hamil
Rejeki, 2014 Minum Tablet Besi dan Kepatuhan Minum tidak patuh minum tablet
Status Gizi Ibu Hamil Tablet Besi dan Status besi (52,4%). Ditemukan
dengan Berat Badan Gizi Ibu Hami 47,6 % ibu hamil dengan
Bayi Lahir di UPT Variabel dependent: status KEK. Sebagian besar
Puskesmas Gondosari Berat Badan Bayi bayi (95,24 %) lahir dengan
Kecamatan Gebog Lahir berat badan normal. Ada
Kabupaten Kudus hubungan antara kepatuhan
minum tablet besi dan status
gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi lahir

You might also like