You are on page 1of 15

Analisis Kesiapan Kerja Mahasiswa Tingkat Akhir

The Analysis of the Final-Year Students’ Employability


Maya Zunita1, Yusmansyah2, dan Ratna Widiastuti3
1
Mahasiswa FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
2
Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
3
Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
Email: Mayazunita11@gmail.com, Telp: +6285832802232

Received: October, 2018 Accepted: January, 2019 Online Published: January, 2019

Abstrack: The Analysis of the Final-Year Students’ Employability. The purpose of this
research was to find out the final-year students’ employability. This is quantitative descriptive
research. The descriptive percentage and Rasch Model were used as the techniques which were
used. The sample of this research was the final-year students’ of departement language and arts
education program, especially the Indonesian and Literature, English, and French Education
students. The total number of the sample was 77 students. The instruments of this research were
the employability scale and the observation sheet. The result showed that the level of the final-
year students’ employability of Indonesian and Literature (84%), English (94%) and French
Education study program (93%) was generally high. There were some elements which were still
poor and needed to be improved. Those were students’ self control of Indonesian and Literature
(48.4%), and English (45.1%), and high order thinking of students at French Education study
program(40%). This indicated that the employability at the final-year students’of Indonesian
and Literature, English, and French Education study program was generally into high category.

Keywords: employability, final-year students, guidance and counseling

Abstrak: Analisis Kesiapan Kerja Mahasiswa Tingkat Akhir. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tingkat kesiapan kerja mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini bersifat
kuantitatif deskriptif, dengan teknik analisis data deskriptif prosentase dan Rasch model. Sampel
penelitian sebanyak 77 mahasiswa yang diambil dari program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Prancis. Teknik pengumpulan data menggunakan
skala kesiapan kerja dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kesiapan kerja
mahasiswa tingkat akhir program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (84%), Bahasa
Inggris (94%), dan Bahasa Prancis (93%) yang dapat dikategorikan tinggi. Pada unsur kesiapan
kerja terdapat unsur yang masih rendah dan perlu ditingkatkan. Unsur yang perlu ditingkatkan
yaitu kemampuan pengendalian diri (self control) pada program studi Pendidikan Bahasa
Indonesia (48.4%) dan Bahasa Inggris (45.1%), serta unsur kemampuan berpikir tingkat tinggi
(high order thinking) pada program studi Pendididikan Bahasa Prancis (40%). Dapat
disimpulkan bahwa kesiapan kerja mahasiswa tingkat akhir program studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Prancis termasuk dalam kategori tinggi.

Kata kunci: bimbingan konseling, kesiapan kerja, mahasiswa


PENDAHULUAN / INTRODUCTION oleh (Bernthall, 2008) menyatakan
bahwa soft skill atau keterampilan lunak
Dunia kerja pada saat ini terdapat merupakan tingkah laku personal dan
banyak persaingan ketat dalam interpersonal yang dapat
memperoleh pekerjaan. Hal ini mengembangkan dan memaksimalkan
dikarenakan, lapangan pekerjaan tidak kinerja manusia (melalui pelatihan,
sebanding dengan jumlah peningkatan pengembangan kerja sama tim, inisiatif,
sarjana setiap tahunnya dari seluruh dan pengambilan keputusan).
universitas di Indonesia. Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS) Suryamin pada Dunia pendidikan yaitu
Februari 2016 pengangguran lulusan perguruan tinggi atau universitas
universitas malah meningkat dari 5,34 dihadapkan pada situasi untuk selalu
persen menjadi 6,22 persen. Menurut bergerak dalam mengedepankan output-
(Kellerman dan Sagmeister, 2000) nya yaitu lulusan yang berkualitas
menyatakan bahwa di dunia kerja ini (memiliki kompetensi). Istilah kualitas
pengangguran terus bertambah setiap merupakan kata kunci yang sangat
tahun, khususnya pengangguran dari penting dalam penyelenggaraan
lulusan perguruan tinggi. pendidikan tinggi termasuk yang ada di
Indonesia. Dalam Strategi Jangka
Mayoritas angkatan kerja lulusan Panjang Pendidikan Tinggi (DGHE,
perguruan tinggi yang ada saat ini ialah 2004) disebutkan bahwa peningkatan
yang minim pengalaman tentang dunia kualitas dipandang sebagai strategi
kerja. Para pencari kerja yang belum utama dalam meningkatkan nation’s
mempunyai pengalaman menjadi begitu competitiveness.
rentan dan sulit mendapat pekerjaan hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kompetensi lulusan (sarjana)
WEG dan PEG yang menunjukan bahwa tentu tidak hanya pada bidang
pengalaman sangatlah membantu (Pool keilmuannya saja, ada kompetensi-
dan Sewell, 2007). Oleh sebab itu kompetensi penunjang yang akan
mahasiswa tingkat akhir harus memiliki meningkatkan daya tawar (bargaining
kesiapan kerja agar dapat bersaing dalam power) para lulusan (sarjana) pada saat
dunia kerja. memasuki pasar tenaga kerja.
Kompetensi yang dimaksudkan dalam
Kesiapan kerja (employability) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
merupakan hal yang sangat penting bagi Republik Indonesia Nomor 232/U/2000,
lulusan perguruan tinggi serta institusi tentang Pedoman Penyusunan
perguruan tinggi itu sendiri. Lulusan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
perguruan tinggi akan lebih cepat dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,
mudah mendapatkan pekerjaan yang menunjukkan bahwa selain kompetensi
diinginkan apabila memiliki kesiapan pada bidang ilmunya (base knowledge),
kerja sesuai dengan latar belakang dituntut pula ada kompetensi-kompetensi
bidang studinya. Kesiapan kerja tambahan. Kompetensi tambahan ini
mengacu pada kapasitas dan kemauan sangat diperlukan dikarenakan
individu untuk dapat tetap menonjol rekruitmen tenaga kerja saat ini tidak
dalam pasar kerja (Carbery & Garavan, hanya membutuhkan sarjana-sarjana
2005). Kesiapan kerja dapat diukur fresh graduate yang memiliki base
melalui keterampilan kerja (soft skill) knowledge yang tinggi (yang
yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal ditunjukkan oleh indeks prestasi yang
tersebut sesuai dengan yang dinyatakan tinggi), namun juga para sarjana yang
memiliki wawasan kemandirian dan Selain itu, untuk dapat bersaing
keahlian lainnya. Hal ini tentu saja dalam dunia kerja mahasiswa program
membawa konsekuensi bagi lembaga studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
pendidikan terutama perguruan tingg Bahasa Inggris, dan Bahasa Prancis
untuk menghasilkan lulusan yang perlu menguasai keterampilan kerja (soft
berkompetensi (berkualitas) dalam arti skill) agar dapat memahami dan
yang luas dan mampu memenuhi mengatasi tuntutan atau permasalahan
permintaan pasar kerja, dimana dalam bidang pekerjaannya sehingga
penguasaan berbagai teknologi baru dan menghasilkan para lulusan yang ahli
keterampilan termasuk soft skil semakin dalam bidangnya. Menurut (Muslimin,
dituntut. Apabila dicermati, maka rasio 2011) mengemukakan bahwa
kebutuhan soft skill dan hard skill di permasalahan rendahnya mutu atau
dunia kerja menunjukkan bahwa yang kualitas pembelajaran bahasa di sekolah
membawa orang di dalam sebuah selama ini disebabkan oleh banyak hal,
kesuksesan, 80% ditentukan oleh soft mulai dari kurikulum, guru, siswa,
skill yang dimilikinya dan 20% oleh sarana prasarana, dan pemerintah
hard skill. Namun sistem pendidikan di sebagai pengambil kebijakan terkait
Indonesia saat ini, soft skill hanya dengan pendidikan. Beberapa
diberikan rata-rata 10% saja dalam permasalahan yang selama ini
kurikulum (Illah, 2007). menggangu semangat belajar siswa
diantaranya yaitu, keseragaman
Mahasiswa program studi kurikulum, pembelajaran yang berpusat
Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa pada guru, beban administrasi guru yang
Inggris, dan Bahasa Prancis yang akan tinggi, dan jumlah siswa dalam satu
menjadi guru sudah seharusnya kelas terlalu besar.
memperkuat relevan dengan tugas
mendidik. Adapun kompetensi yang Upaya untuk membantu
kompetensi dimiliki oleh guru bahasa mahasiswa tingkat akhir di program
yaitu hard skill dan soft skill. Soft skill studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
merupakan kompetensi kepribadian dan Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris,
kompetensi sosial Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan
Pendidikan Bahasa FKIP Unila
Berdasarkan penelitian yang memperoleh keterampilan kesiapan kerja
dilakukan (Lippman, 2015) dibawah diperlukan upaya-upaya penanggulangan
lembaga Child Trends USA dengan memanfaatkan layanan
menunjukkan ada beberapa keterampilan bimbingan dan konseling, sesuai dengan
kesiapan kerja (soft skill) yang fungsi bimbingan dan konseling yaitu,
dibutuhkan oleh seorang pekerja agar pemahaman, pencegahan, pengentasan,
berhasil dalam kehidupan kerja. pemeliharaan, dan pengembangan.
Keterampilan kerja (soft skill) tersebut
adalah konsep diri positif (positive self Bimbingan konseling memiliki
concept), kemampuan pengendalian diri empat bidang bimbingan yaitu,
(self control), keterampilan bersosial bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan
(social skill), kemampuan karir. Dalam bimbingan karir, konselor
berkomunikasi (communication skill), membantu mahasiswa untuk memiliki
dan keterampilan berpikir tingkat tinggi pemahaman mengenai karir dan
(high order thinking skill). memahami tingkat perkembangan karir
yang sesuai dengan usianya. Menurut
Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan
Herma (Sharf, 2006) berpendapat METODE PENELITIAN/
bahwa, pilihan okupasional merupakan RESEARCH METHOD
proses perkembangan, yang pada Metode penelitian yang
umumnya mencakup kurun waktu digunakan dalam penelitian ini adalah
selama enam hingga sepuluh tahun, yang pendekatan kuantitatif deskriptif yang
dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan bertujuan untuk mengetahui tingkat
berakhir sesudah usia 17 atau awal masa kesiapan kerja mahasiswa tingkat akhir
dewasa. Mahasiswa tingkat akhir berada di program studi Pendidikan Bahasa dan
pada tahap realistik. Tahap dimana tugas Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa
perkembangan mahasiswa tingkat akhir Inggris, dan Pendidikan Bahasa Prancis
pada tahap ini yaitu, mahasiswa telah
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
mengalami pengintregasian kapasistas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
dan minat, kelanjutan perkembangan Universitas Lampung yang dilihat dari
nilai-nilai, spesifikasi pilihan okupasi, variabel keterampilan kesiapan kerja
serta kritalisasi pola-pola okupasi. yaitu, positif self concept, self control,
Pihak FKIP Unila memiliki salah high order thinking skill, communication
satu unit yang dapat memberikan skill, dan social skil.
layanan bimbingan dan konseling untuk Penelitian ini dilakukan di
mahasiswa yaitu, Unit Pelayanan program studi Pendidikan Bahasa dan
Konseling Terpadu (UPKT). Oleh Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa
karena itu, peneliti perlu melakukan Inggris, dan Pendidikan Bahasa Prancis
studi analisis untuk mendapatkan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
gambaran mengenai tingkat kesiapan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
kerja calon lulusan program studi Universitas Lampung tahun pelajaran
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
2017/2018.
Pendidikan Bahasa Inggris, dan
Pendidikan Bahasa Prancis sehingga Definisi operasional variabel
dapat digunakan sebagai bahan dalsm penelitian ini yaitu untuk
pertimbangan oleh UPKT dalam mengukur pemahaman mahasiswa
memberikan treatmen yang untuk tingkat akhir mengenai kesiapan
mendukung lulusan memiliki soft skill memasuki dunia kerja dengan
agar lebih siap memasuki dunia kerja. menggunakan skala keterampilan kerja
(soft skills)
Berdasarkan permasalahan
diatas, maka peneliti merasa perlu untuk Populasi yang akan diambil yaitu
melakukan studi “Analisis Kesiapan seluruh Mahasiswa tingkat akhir yang
Kerja Mahasiswa Tingkat Akhir masih aktif dalam perkuliahan dan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan sedang menyusun skripsi (angkatan
Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan tahun 2014≤) yang terbagi menjadi tiga
Bahasa Prancis, FKIP Unila”. program studi yaitu Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa
Tujuan penelitian ini yaitu untuk Inggris, dan Pendidikan Bahasa Prancis
mengetahui tingkat kesiapan kerja berjumlah 203 mahasiswa. Sampel
mahasiswa tingkat akhir program studi adalah sebagian atau wakil populasi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang diteliti (Arikunto, 2006:131).
Bahasa Inggris, dan Bahasa Prancis Pengambilan sampel ditentukan dengan
FKIP Unila. teknik simple random sampling. Peneliti
mengambil 25% dari jumlah populasi
pada masing-masing program studi Bimbingan dan Konseling FKIP
untuk dijadikan sampel. Universitas Lampung yaitu Ibu Citra
Abriani Maharani, Ibu Yohana Oktarina,
Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian dan Bapak Moch Johan Pratama,
No Program Populasi Sampel menunjukan bahwa tingkat validitas
Studi yang tinggi yaitu 0.91. Oleh karena itu
20 item pernyataan tersebut dinyatakan
1. Bahasa 121 31
valid dan dapat digunakan dalam
dan Sastra
Indonesia penelitian ini.
2. Bahasa 122 31 Peniliti melakukan perhitungan
Inggris realiabilitas dengan menggunakan
3. Bahasa 35 15 analisis model Rasch dengan program
Prancis Winstep telah diperoleh nilai person
Jumlah 185 77 reability sebesar 0.93 dan item reability
sebesar 0.61. Dari nilai tersebut dapat
Metode pengumpulan data yang disimpulkan bahwa konsistensi jawaban
digunakan dalam penelitian ini yaitu dari responden bagus sekali, namun
dengan menggunakan skala kesiapan kualitas aitem-aitem dalam instrumen
kerja, yang digunakan untuk mengetahui lemah.
tingkat kesiapan kerja mahasiswa tingkat
akhir. Skala ini terdiri dari 20 pernyataan Analisis data dilakukan dengan
dengan lima alternatif jawaban yaitu menggunakan Prosentase dan Rasch
sangat sesuai, sesuai, ragu-ragu, tidak Model. Teknik analisis data deskriptif
sesuai, sangat tidak sesuai. Indikator prosentase dimaksudkan untuk
skala terdiri dari konsep diri positif mengetahui status variabel, yaitu
(possitive self concept), kemampuan mendeskripsikan tingkat kesiapan kerja
pengendalian diri (self control), pada mahasiswa tingkat akhir program
keterampilan bersosial (social skills), studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
kemampuan berkomunikasi Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris,
(communication skills), dan dan Pendidikan Bahasa Prancis FKIP
keterampilan berpikir tingkat tinggi Universitas Lampung. Statistik deskriptif
(high order thinking). yang digunakan adalah nilai rata-rata
(mean), standar deviasi (standard
Validitas merupakan deviation), dan maksimum-minimum.
kepercayaan terhadap instrument
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti Pengujian pendekatan model
menggunakan validitas isi. Azwar Rasch dengan menggunakan program
(2012:42) berpendapat bahwa untuk winsteps. Salah satu perbedaannya
menguji validitas isi dapat digunakan dengan model teori tes klasik adalah
pendapat para ahli (judgment experts). selain memperhatikan item juga
Koefisien validitas isi dihitung memperhatikan aspek responden dan
menggunakan formula Aiken’s V yang menghitung besaran korelasinya. Hasil
didasarkan pada hasil penilaian panel output analisis program winsteps yang
ahli sebanyak n orang terhadap suatu ditampilkan adalah Tabel 13 Item
item. measure. Item measure bertujuan untuk
mengetahui kualitas tiap item dengan
Berdasarkan hasil dari expert cara mengukur logit item yang diuji.
judgement yang dilakukan oleh 3 dosen
HASIL DAN PEMBAHASAN / Berdasarkan tabel tersebut, dapat
RESULT AND DISCUSSION ditunjukan bahwa 26 mahasiswa tingkat
akhir di program studi Pendidikan
Dalam penelitian ini, peneliti Bahasa dan Sastra Indonesia, memiliki
telah melakukan analisis data dengan tingkat kesiapan kerja yang tinggi.
Prosentase dan Rasch Model dengan Artinya, sebanyak 84% mahasiswa pada
program Winstep. Berdasarkan hasil program studi Pendidikan Bahasa dan
perhitungan dengan Prosentase, maka Sastra Indonesia telah memiliki kesiapan
diketahui tingkat kesiapan kerja kerja dan mampu bersaing dalam dunia
mahasiswa Program Studi Pendidikan kerja. Hasil penelitian menunjukan
Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai tingginya kesiapan kerja tersebut
berikut: dipengaruhi oleh keterampilan sosial,
Tabel 2. Kategori dan Prosentase Tingkat kemampuan berpikir kritis, dan
kesiapan Kerja Program Studi kemampuan komunikasi yang telah
Pendidikan Bahasa dan Sastra dimiliki mahasiswa.
Indonesia Tabel 3. Item Measure Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Nnnnn Kategori Interval Frekuensi

Item Total Score Measure


1. Tinggi >73 26 N1 122 0.27
N2 125 0.10
2. Sedang 47 ≤ X ≥ 5 N3 122 0.27
73 N4 130 -0.20
N5 124 0.16
N6 111 0.83
3. Rendah < 47 0 N7 0.59
128
Jumlah 31 N8 116 0.59
N9 136 -0.63
Gambar 1. Prosentase Tingkat Kesiapan N10 -0.27
Kerja Mahasiswa Tingkat 131
Akhir Program Studi N11 128 -0.63
Pendidikan Bahasa dan N12 126 0.04
Sastra Indonesia N13 0.33
127
N14 127 -0.02
prosentase N15 130 -0.20
N16 116 -0.08
0%
16% N17 139 -0.87
Tinggi N18 -0.08
136
84% Sedang N19 0.10
125
Rendah N20 -0.34
132

Hasil tersebut menunjukan


bahwa N6 atau item nomor 6 yang
memiliki nilai +0.83 logit dengan
perolehan total score sebesar 111 akhir di program studi Pendidikan
menunjukan item tersebut sukar disetujui Bahasa Inggris, memiliki tingkat
oleh responden dalam instrumen yang kesiapan kerja yang tinggi. Artinya,
diberikan. Item nomor 6 merupakan sebanyak 94% mahasiswa pada program
salah satu dari item dari unsur studi Pendidikan Bahasa Inggris telah
kemampuan pengendalian diri (self memiliki kesiapan kerja dan mampu
control). Sedangkan, N17 atau item bersaing dalam dunia kerja. Hasil
nomor 17 yang memiliki nilai -0.87 logit penelitian menunjukan tingginya
dengan perolehan total score sebesar 139 kesiapan kerja tersebut dipengaruhi oleh
menunjukan bahwa item tersebut mudah konsep diri positif, keterampilan sosial,
disetujui oleh responden. Item nomor 17 dan kemampuan komunikasi yang telah
merupakan item dari unsur keterampilan dimiliki mahasiswa.
sosial (social kills).
Tabel 5. Item Measure Program Studi
Tabel 4. Kategori dan Prosentase Tingkat Pendidikan Bahasa Inggris
Kesiapan Kerja Mahasiswa
Tingkat Akhir di Program Studi Item Total Score Measure
Pendidikan Bahasa Inggris N1 139 -0.82
N2 133 -0.42
No Kategori Interval Frekuensi N3 127 -0.09
N4 119 0.27
1. Tinggi >73 29 N5 130 -0.25
N6 129 -0.20
N7 110 0.63
2. Sedang 47 ≤ X ≥ 2
N8 117 0.35
73
N9 118 0.31
N10 122 0.14
3. Rendah < 47 0 N11 128 -0.14
N12 125 0.00
Jumlah 31 N13 123 0.10
N14 123 0.10
N15 108 0.70
Gambar 2. Prosentase Tingkat Kesiapan N16 -0.54
135
Kerja Mahasiswa Tingkat
N17 123 0.10
Akhir Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris N18 126 -0.04
N19 130 -0.25
N20 124 0.05
prosentase
Hasil tersebut menunjukan
6% 0% bahwa N15 atau item nomor 15 yang
memiliki nilai +0.70 logit dengan
tinggi perolehan total score sebesar 123
94%
sedang menunjukan item tersebut sukar disetujui
rendah oleh responden dalam instrumen yang
diberikan. Item nomor 15 merupakan
salah satu dari item dari unsur
kemampuan pengendalian diri (self
Berdasarkan tabel tersebut, dapat control). Sedangkan, N1 atau item
ditunjukan bahwa 29 mahasiswa tingkat nomor 1 memiliki nilai -0.82 logit
dengan perolehan total score sebesar 139 kesiapan kerja tersebut dipengaruhi oleh
menunjukan bahwa item tersebut mudah keterampilan sosial, kemampuan
disetujui oleh responden. Item nomor 1 pengendalian diri, dan kemampuan
merupakan item dari unsur konsep diri komunikasi yang telah dimiliki
positif (positive self concept). mahasiswa.
Tabel 6. Kategori dan Prosentase Tingkat Tabel 7. Item Measure Program Studi
Kesiapan Kerja Mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis
Tingkat Akhir di Program Studi
Item Total Score Measure
N Kategori Interval Frekuensi
o N1 58 0.63
1. Tinggi >73 14 N2 -0.05
64
2. Sedang 47 ≤ X ≥ 1 N3 66 -0.33
73 N4 0.32
61
3. Rendah < 47 0 N5 0.08
63
Jumlah 15 N6 65 -0.18
N7 54 0.99
Pendidikan Bahasa Prancis
N8 67 -0.49
N9 66 -0.33
Gambar 3. Prosentase Tingkat Kesiapan N10 64 -0.05
Kerja Mahasiswa Tingkat N11 -0.05
64
Akhir Program Studi
N12 59 0.53
Pendidikan Bahasa Prancis
N13 68 -0.67
N14 60 0.43
Prosentase N15 -0.05
64
N16 68 -0.67
7% 0%
N17 64 -0.05
Tinggi N18 -1.11
70
93% Sedang N19 0.32
61
Rendah N20 57 0.72

Hasil tersebut menunjukan


bahwa N7 atau item nomor 7 yang
memiliki nilai +0.99 logit dengan
Berdasarkan tabel tersebut, dapat perolehan total score sebesar 54
ditunjukan bahwa 14 mahasiswa tingkat menunjukan item tersebut sukar disetujui
akhir di program studi Pendidikan oleh responden dalam instrumen yang
Bahasa Prancis, memiliki tingkat diberikan. Item nomor 7 merupakan
kesiapan kerja yang tinggi. Artinya, salah satu dari item dari unsur
sebanyak 93% mahasiswa pada program kemampuan berpikir tingkat tinggi (high
studi Pendidikan Bahasa Prancis telah order thinking). Sedangkan, N18 atau
memiliki kesiapan kerja dan mampu item nomor 18 memiliki nilai -1.11 logit
bersaing dalam dunia kerja. Hasil dengan perolehan total score sebesar 70
penelitian menunjukan tingginya menunjukan bahwa item tersebut mudah
disetujui oleh responden. Item nomor 18 Menurut Mulyono (2011) soft
merupakan item dari unsur keterampilan skills merupakan komplemen dari hard
sosial (social kills). skills. Jenis keterampilan ini merupakan
bagian dari kecerdasan intelektual
Keterampilan kerja (soft skill) seseorang, dan sering dijadikan syarat
merupakan salah satu komponen yang unutk memperoleh jabatan atau
penting dalam kesiapan kerja. Hal pekerjaan tertentu.
tersebut sesuai yang dengan hasil
penelitian Lippman (2015) dibawah Soft skill sangat penting untuk
lembaga Child Trends USA terdapat dimiliki oleh mahasiswa program studi
beberapa keterampilan kesiapan kerja pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
yang dibutuhkan oleh seorang pekerja Pendidikan Bahasa Inggris, dan
agar berhasil dalam kehidupan kerja. Pendidikan Bahasa Prancis sebagai
Keterampilan kerja (soft skill) tersebut modal dasar berperilaku positif, tanggap
adalah konsep diri positif (possitive self terhadap lingkungan, menciptakan dan
concept), kemampuan pengendalian diri menjaga lingkungan yang sehat. Seorang
(self control), keterampilan bersosial guru dikatakan sukses oleh orang
(social skill), kemampuan tua/wali peserta didik dari prestasi
berkomunikasi (communication skill), anaknya apakah berbanding lurus atau
dan ketermapilan berpikir tingkat tinggi terbalik dengan prestasi gurunya. Hal ini
(high order thingking). sesuai dengan yang dikemukakan oleh
(Widhiarso, 2009:1), mengatakan bahwa
Menurut (Effendi, 2005) sukses di dalam sebuah pekerjaan tidak
keberhasilan lulusan perguruan tinggi hanya bergantung kepada rasio dan
dalam karir ditentukan oleh dua faktor logika individu tetapi juga kapasitas
yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi kemanusiannya. Kemampuan yang
(iptek) serta soft skill. Penguasaan iptek dimiliki manusia dapat diibaratkan
menunjukan bahwa mahasiswa telah sebagai Gunung Es (Ice Berg) yang
menguasai kemampuannya. Sedangkan, nampak di luar permukaan air ialah
soft skill diperlukan agar mahasiswa kemampuan Hard Skill/Technical Skill,
dapat memahami tuntutan dalam dunia sedangkan kemampuan yang berada di
kerja. bawah permukaan air dan memiliki porsi
yang paling besar ialah kemampuan Soft
Lebih lanjut lagi (Elfindri, 2011)
Skill. Soft skill merupakan kemampuan
berpendapat bahwa soft skills merupakan
yang tidak tampak dan seringkali
semua sifat yang menyebabkan
berhubungan dengan emosi manusia.
berfungsinya hard skills yang dimiliki.
Soft skills dapat menentukan arah Berdasarkan hasil analisis
pemanfaatan hard skills. Jika seseorang deskriptif dengan menggunakan
memilikinya dengan baik, maka ilmu prosentase dalam penelitian ini
dan keterampilan yang dikuasainya menunjukan bahwa tingkat kesiapan
dapat mendatangkan kesejahteraan dan kerja mahasiswa tingkat akhir di
kenyamanan bagi pemiliknya dan program studi Pendidikan Bahasa dan
lingkungannya. Sebaliknya, jika Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa
seseorang tidak memiliki soft skills yang Inggris, dan Pendidikan Bahasa Prancis
baik, maka hard skills dapat kategori tinggi. Menurut (Ward dan
membahayakan diri sendiri dan orang Riddle, 2004) menyebutkan bahwa
lain. kesiapan kerja dapat dipengaruhi oleh
dukungan dari dalam diri individu
tersebut. Kesiapan kerja yang tinggi mengharapkan imbalan atau hadiah. Hal
juga dapat disebabkan karena mahasiswa tersebut sesuai dengan pendapat Wispe
dalam penelitian ini adalah mahasiswa (Hakam, 2011:385) yang menyatakan
yang telah sampai pada tingkat akhir bahwa perilaku sosial itu "to describe the
sehingga secara kompetensi juga lebih antithesis of aggressive behavior, the
siap, sehingga bisa meningkatkan sympathy, altruism (altruistic nature),
kesiapan kerjanya. charity (charity), assists (sharing)”,
Artinya keterampilan sosial itu terjadi
Hasil analisis prosentase unsur- ketika kita memiliki simpati, sifat
unsur dalam skala kesiapan kerja altruistik, beramal, membantu atau
program studi Pendidikan Bahasa dan berbagi secara sukarela, bukan karena
Sastra Indonesia menunjukan bahwa dorongan eksternal.
unsur yang paling banyak disetujui oleh
responden atau unsur yang memiliki Namun, mahasiswa tingkat akhir
prosentase tertinggi yaitu keterampilan di program studi Pendidikan Bahasa
sosial (social skill). Menurut (Lippman, Indonesia perlu meningkatkan
2015) keterampilan bersosial merupakan kemampuan pengendalian diri (self
kemampuan individu dalam menjalin control). Menurut (Lippman, 2015) self
relasi dengan orang lain. Kemampuan ini control merupakan Kemampuan untuk
meliputi kemampuan menghormati mengarahkan dirinya dalam mencapai
orang lain dalam bekerja dan tujuan. Kemampuan ini terdiri dari,
menyelesaikan konflik dengan orang kemampuan membuat tujuan hidup,
lain. Keterampilan sosial sangat kemampuan inisiatif dalam bekerja, serta
diperlukan dan harus jadi prioritas dalam mampu mengelola emosi sehingga
mengajar. Mengajar bukan hanya mampu mengendalikan dirinya dengan
sekedar mengembangkan keterampilan baik.
akademik. Hak yang sangat penting
dalam mengembangkan keterampilan Self control berperan besar untuk
sosial apa yang harus menjadi prioritas, pembentukan perilaku yang baik dan
memilih satu keterampilan sosial, konstruktif, (Gul dan Pesendofer, 2000)
mempraktikan, merefleksi dan menyatakan fungsi pengendalian diri
seterusnya sampai betul-betul terkuasai adalah untuk menyelaraskan antara
oleh peserta didik (Maryani, 2011). keinginan pribadi (self interest) dengan
godaan (temptation). Secara umum
Keberhasilan proses belajar individu yang mempunyai kontrol diri
peserta didik sangat ditentukan oleh yang tinggi akan menggunakan waktu
kompetensi sosial guru. Hal ini yang tepat dan mengarahkan pada
dikarenakan guru sebagai pemimpin perilaku yang diutamakan.
pembelajaran, sebagai fasilitator dan
sekaligus juga pusat inisiatif Berdasarkan perhitungan dengan
pembelajaran. prosentase unsur kemampuan
pengendalian diri (self control)
Berdasarkan hasil observasi mahasiswa tingkat akhir di program
mahasiswa tingkat akhir program studi studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Indonesia memiliki hasil yang rendah.
memiliki sikap kepedulian terhadap Menurut (Calhoun dan Acocella, 2011)
lingkungan sosial, dibuktikan dengan mengemukakan dua alasan yang
saling membantu ketika teman mengharuskan individu mengontrol diri
mengalami kesusahan tanpa secara kontinu. Pertama, individu hidup
bersama kelompok sehingga dalam kontrol diri seseorang adalah kondisi
memuaskan keinginannya, individu sosio-emosional lingkungannya,
harus mengontrol perilakunya agar tidak terutama lingkungan keluarga dan teman
mengganggu kenyamanan orang lain. sebayanya. Penundaan pengerjaan tugas
Kedua, masyarakat mendorong individu kuliah atau penyelesaian tugas tersebut
untuk secara konstan menyusun standar berasal dari keputusan dirinya sendiri.
yang lebih baik bagi dirinya. Ketika Menurut (Steel, 2007) menyatakan
berusaha memenuhi tuntutan, dibuatkan manusia secara alami akan menghindari
pengontrolan diri agar dalam proses stimuli yang tidak menyenangkan.
pencapaian standar tersebut sehingga Semakin situasi tersebut tidak
tidak melakukan hal-hal yang menyanangkan, semakin sering kita
menyimpang. menghindarinya, demikian dengan tugas
kuliah, contohnya skripsi yang memiliki
Dalam unsur kemampuan beban yang berat membuat banyak
pengendalian diri (self control) variabel mahasiswa melakukan penundaan
yang sangat perlu ditingkatkan yaitu terhadap penyelesaian atau pengerjaan
kemampuan mahasiswa untuk menunda skripsi.
kesenangan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil perhitungan dengan item measure Hasil analisis prosentase unsur-
menunjukan bahwa variabel tersebut unsur dalam skala kesiapan kerja
memiliki total score yang terendah dan program studi Pendidikan Bahasa
nilai measure yang tertinggi yaitu N6 Inggris menunjukan bahwa unsur yang
atau item pernyataan nomer 6 yang paling banyak disetujui oleh responden
merupakan skala sikap dari variabel atau unsur yang memiliki prosentase
menunda kesenangan. Artinya, skala tertinggi yaitu konsep diri positif
sikap tersebut kurang sesuai dengan (positive self concept). Konsep diri
kondisi yang dialami mahasiswa. merupakan hal yang penting artinya bagi
Menurut Pertiwi (2014) perilaku kehidupan individu karena pemahaman
menunda dapat mempengaruhi mengenai konsep diri akan menetukan
keberhasilan akademik dan pribadi dan mengarahkan perilaku dalam
individu. Dampak negatif yang timbul berbagai situasi serta menentukan
dari perilaku menunda yaitu performa keberhasilan individu dalam hubungan
akademik yang rendah, stres yang tinggi, dengan masyarakat (Amelia dan
menyebabkan penyakit, dan kecemasan Zulkarnaen, 2005:32). Konsep diri ini
yang tinggi sebenarnya menjelaskan bahwa
seseorang harus memiliki ukuran atau
Berdasarkan hasil observasi potret diri, kepercayaan diri, dan harga
terhadap mahasiswa tingkat akhir di diri yang tinggi. Ia harus memiliki
program studi Pendidikan Bahasa dan keyakinan bahwa dirinya mampu meraih
Sastra Indonesia faktor yang keberhasilan.
mempengaruhi kemampuan
pengendalian diri (self control) rendah Berdasarkan hasil observasi
karena pergaulan, mahasiswa tingkat mahasiswa tingkat akhir program studi
akhir lebih memilih untuk pergi bermain Pendidikan Bahasa Inggris, mahasiswa
dengan teman-temannya dan menunda program studi tersebut menyadari bahwa
pengerjaan tugas kuliah atau skripsi. Hal bahasa Inggris merupakan bahasa
tersebut sesuai dengan pendapat internasional, kemampuan mereka dalam
(Syamsul, 2001) menyatakan bahwa bahasa inggris tersebut membuat mereka
faktor eksternal yang mempengaruhi percaya diri ketika tampil atau berbicara
di depan umum. Hal tersebut sesuai lulus kuliah, mereka khawatir jika tidak
dengan pendapat (Hurlock, 2004) yang mampu bersaing dalam dunia kerja atau
menyatakan rasa percaya diri dan tidak mendapat pekerjaan karena
kepuasan diri yang lebih besar dapat minimnya pengalaman kerja dan
memberikan konsep diri yang baik. keterampilan kerja yang dimiliki. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat
Hasil prosentase unsur kemampuan (Sasono, 2004) stress kerja bisa
pengendalian diri (self control) dipahami sebagai keadaan dimana
mahasiswa program studi Pendidikan seseorang mengahadapi tugas atau
Bahasa Inggris menunjukan hasil yang pekerjaan yang tidak atau belum bisa
rendah. pengendalian diri merupakan dijangkau oleh kemampuannya. Selain
kemampuan seseorang mengontrol diri itu mahasiswa tingkat akhir merasa
dalam mencapai tujuan, sehingga terbebani dengan penyusunan skripsi
mahasiswa mengontrol diri demi sehingga menimbulkan rasa stress.
tercapai tujuan berkuliahnya. Menurut (Mu’tadin, 2002) banyak
Pengendalian diri memiliki peran yang mahasiswa yang sedang menyusun
penting bagi kehidupan mahasiswa, skripsi merasa diberi beban yang berat,
karena kontrol diri memiliki sifat reaktif akibatnya kesulitan-kesulitan yang
dalam mencapai sebuah tujuan, serta dirasakan tersebut berkembang menjadi
proaktif untuk menjadikan individu perasaan negatif yang akhirnya
terpacu untuk membuat tujuan yang menimbulkan ketegangan, kekhawatiran,
sifatnya lebih tinggi. Keberadaan dari rendah diri, frustasi, dan kehilangan
kontrol diri seseorang tidak lepas dari motivasi yang akhirnya dapat
adanya pengaruh faktor internal dan menyebabkan mahasiswa menunda
eksternal yang ada di dalam diri penyusunan skripsinya, bahkan ada yang
individu. Dimana keduanya saling memutuskan untuk tidak menyelesaikan
berinteraksi, dan tidak lepas dari skripsinya dalam beberapa waktu.
kegiatan yang mereka lakukan setiap
harinya. Pada program studi Pendidikan
Adapun variabel yang sangat Bahasa Prancis memendapat hasil
perlu ditingkatkan dalam unsur analisis prosentase unsur-unsur dalam
pengendalian diri yaitu mengelola stres skala kesiapan kerja yang paling banyak
dan kekhawatiran. Hal tersebut sesuai disetujui oleh responden atau unsur yang
dengan hasil perhitungan dengan item memiliki prosentase tertinggi yaitu
measure menunjukan bahwa variabel keterampilan sosial (social skill).
tersebut memiliki total score yang Menurut (Nurhaniah, 2003)
terendah dan nilai measure yang keterampilan sosial (social skills) dapat
tertinggi yaitu N15 dan N16 yang diartikan sebagai kecakapan yang
merupakan item pernyataan dari variabel dibutuhkan untuk hidup (life skills)
mengelola stres dan kekhawatiran. dalam masyarakat yang multikultur,
demokrasi, dan global yang penuh
Berdasarkan hasil observasi persaingan dan tantangan. Mahasiswa
terhadap mahasiswa tingkat akhir di program studi Pendidikan Bahasa
program studi Pendidikan Bahasa Prancis memiliki kemampuan sosial
Inggris faktor yang mempengaruhi yang baik yaitu mampu menyelesaikan
kemampuan pengendalian diri (self konflik, tidak lari, dan tidak menghindari
control) rendah karena mahasiswa masalah. Mereka menyelesaikan
tingkat akhir merasa khawatir dengan masalahya secara langsung dan tidak
pekerjaan yang akan ditempuh setelah
menggunakan kemarahan. Hal tersebut satu item dari variabel keterampilan
sesuai dengan pendapat (Santoso, 2011) berpikir kritis dan pemecahan masalah
yang menyatakan bahwa keterampilan kreatif menunjukan hasil terendah ke-
sosial membuat individu mampu empat. Artinya, skala sikap tersebut
menghadapi masalah yang timbul dalam kurang sesuai dengan kondisi yang
interaksi sosial. dialami mahasiswa dan pada unsur ini
perlu ditingkatkan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil
perhitungan prosentase mahasiswa Berdasarkan hasil obeservasi terhadap
tingkat akhir program Studi Pendidikan mahasiswa tingkat akhir di program
Bahasa Prancis menunjukan bahwa studi Pendidikan Bahasa Prancis faktor
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mempengaruhi keterampilan
(high order thinking skill) memiliki skor berpikir kritis dan pemecahan masalah
prosentase terendah. Menurut (Heong, kreatif rendah karena kurang aktif dalam
2011) kemampuan berpikir tingkat tinggi diskusi sewaktu masa perkuliahan dulu,
didefinisikan sebagai penggunaan sehingga sekarang merasa susah dalam
pikiran secara luas untuk menemukan penyusunan tugas akhir atau skripsi.
tantangan baru. Kemampuan tingkat Selain itu, dalam penyusunan tugas
tinggi ini menghendaki seseorang untuk perkuliahan terbiasa melakukan copying
menerapkan informasi baru atau dari internet. Hal tersebut sesuai dengan
pengetahuan sebelumnya dan manipulasi pendapat (Rubenfeld & Scheffer, 2006)
informasi untuk menjangkau mengatakan kebiasaan dan rutinitas yang
kemungkinan jawaban dalam situasi tidak baik dapat menghambat
yang baru. penggunaan penyelidikan ide baru.
Higher order thinking skills atau
disingkat dengan HOTS didefinisikan SIMPULAN / CONCLUSION
sebagai tingkatan berfikir dimana proses Berdasarkan hasil penelitian dan
yang dilakukan lebih dari sekedar pembahasan maka dapat diambil
mengulang informasi atau fakta. kesimpulan bahwa hasil Hasil
Menurut (Lazer, 2004) menyatakan level perhitungan skala kesiapan kerja dengan
keterampilan berpikir tingkat tinggi prosentase menunjukan bahwa tingkat
(high order thinking skill) melibatkan kesiapan kerja mahasiswa tingkat akhir
diri pada pengintegrasian dan sistensis di program studi Pendidikan Bahasa dan
kecerdasan dalam kehidupan nyata. Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa
Penguasaan ranah kecerdasan di Inggris, dan Pendidikan Bahasa Prancis
kejuruan atau pencarian minat. Pada
termasuk dalam kategori tinggi.
level ini mahasiswa menyingkronkan
nilai dan belajar bertanggung jawab Pada hasil perhitungan unsur-
untuk menciptakan masa depan. unsur dalam skala kesiapan kerja dengan
prosentase dan item measure, mahasiswa
Unsur keterampilan berpikir tingkat akhir di program studi
tingkat tinggi (high order thinking skill) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
yang perlu ditingkatkan yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, dan
keterampilan berpikir kritis dan Pendidikan Bahasa Prancis memiliki
pemecahan masalah kreatif. Hal tersebut konsep diri positif (positive self
sesuai dengan hasil perhitungan dengan concept), keterampilan bersosial (social
item measure menunjukan bahwa N7 skill), dan kemampuan berkomunikasi
atau item nomer 7 yang merupakan salah (communication skill) yang tinggi.
Namun, pada unsur keterampilan akhir hendaknya melakukan penelitian
berpikir tingkat tinggi (high order lebih mengenai kemampuan
shinking skill) dan kemampuan pengendalian diri (self control) dan
pengendalian diri (self control) berada keterampilan berpikir tingkat tinggi
dalam kategori rendah. (high order thinking skill).
Kepada mahasiswa tingkat akhir
di program studi Pendidikan Bahasa dan DAFTAR RUJUKAN/ REFERENCES
Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Prancis yang memiliki Calhoun, J. F. 2010. Psikologi Tentang
keterampilan kerja (soft skill) yang Penyesuaian dan Hubungan
rendah hendaknya berkonsultasi dengan Kemanusiaan (terjemahan oleh
dosen pembimbing akademik atau Satmoko, R.S) Edisi Ketiga.
dengan menggunakan fasilitas dari unit Semarang: IKIP Semarang.
yang telah disediakan oleh pihak FKIP
Illah, Sailah. 2008. Pengembangan Soft
Unila yaitu Unit Pelayanan Konseling
Skill di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Terpadu (UPKT) sehingga dapat
Direktorat Jendral Perguruan
mengatasi permasalahannya secara
Tinggi.
mandiri.
Kellerman, P dan Sagmeister, G. 2000.
Kepada ketua program studi
Higher Education And Graduate
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Employment In Austria. Europen
Bahasa Inggris, dan Bahasa Prancis
Journal Of Education, Volume: 3,
hendaknya melakukan berkerjasama
Issue: 2, Page(s): 157-164.
dengan Unit Pelayanan Konseling
Terpadu (UPKT) untuk memberikan Muslimin. 2011. Perlunya Inovasi dalam
pelatihan kesiapan kerja khususnya pada Pembalajaran Bahasa: Solusi
peningkatan kemampuan pengendalian Mengatasi Problem Klasik
diri (self control) dan keterampilan Pengajaran Bahasa. Jurnal
berpikir tingkat tinggi (high order Bahasa, Sastra, dan Budaya, ISSN
thinking skill). 2088-6020, Vol. 1, No. 1.
Kepada Unit Pelayanan Mu’tadin, Z. 2002. Kemandirian
Konseling Terpadu (UPKT) hendaknya Sebagai Kebutuhan Psikologis
memberikan layanan berupa pelatihan Remaja. Jurnal Penelitian, Vol. 6,
kesiapan kerja kepada mahasiswa di No. 2, hal 51-62. Diambil dari:
program studi Pendidikan Bahasa dan http://www.e-
Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa psikologi.com/050602.htm.
Inggris, dan Pendidikan Bahasa Prancis Diakses pada tanggal: 10 Mei
agar lulus dengan tingkat kesiapan kerja 2018.
yang tinggi. Hendaknya pelatihan atau
seminar tersebut berfokus pada Nurhaniah, N. 2003. Prestasi Belajar
kemampuan pengendalian diri (self dan Pengetahuan Tentang Dunia
control) dan keterampilan berpikir Kerja terhadap Kesiapan Kerja
tingkat tinggi (high order thinking skill). Siswa SMK. Jurnal Pendidikan dan
Perencanaan, Vol. 20, No. 1, hal.
Kepada peniliti selanjutnya yang 35-46. Diambil dari:
akan melakukan penelitian tentang http://eprints.uny.ac.id/10373/1/JU
tingkat kesiapan kerja mahasiswa tingkat
RNAL.pdf. Diakses pada tanggal: Ward, V.G. & Riddle, D.I. 2004.
16 September 2017. Maximazing Employment
Readiness. Journal Education and
Pool, L. D dan Sewell. P. 2007. The Key Training, Volume: 3, Issue: 6,
To Employability: Developing A Page(s): 153-175. Diambil dari:
Practical Model of Graduate http://contactpoin.ca//natcon-
Employability. Journal pdf conat/2004/pdf. Diakses: Tanggal
Education and Training, Volume: 4 Juni 2018.
49, Issue: 4, Page(s): 277-289.
Diambil dari:
http://www.emeraldinsight.com/do
i/pdfplus/10.1108/0040091071075
4. Diakses pada tanggal: 2 Oktober
2017.
Rubenfeld, M.G. 2006. Berpikir Kritis
(terjemahan oleh Fruriolina,
Ariani) Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Santoso, S.W. 2011. Keterlibatan,
Keberhargaan, dan Kompetensi
Sosial sebagai Prediktor
Kompetensi pada Remaja. Jurnal
Psikologi, Vol. 38, No. 1, hal. 52-
60. Diambil dari:
http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/in
dex.php/fpsi/article/.../11. Diakses
pada tanggal: 15 Aagustus 2018.
Sasono. 2004. Mengelola Stres Kerja.
Jurnal Fokus Ekonomi, Vol. 3, No.
2, hal. 305-320. Diambil dari:
http://www.mengelola-
stresskerja/journal-Eko_-
Sasono.pdf. Diakses: tanggal 11
Agustus 2018.
Steel, P. 2007. The Nature Of
Procrastination: A Meta-Analytic
and Theoritical Review of
Quintessential Self-Regulatory
Failure. Journal Psychological
bulletin, Volume: 133, Issue: 1,
Page(s): 65-94. Diambil dari:
http://studiemetro.auinstallation29.
cs.au.dk/fileadmin/www.studiemet
ro.au.dk/Procrastination_2.pdf.
Diakses pada tanggal 10 Agustus
2018.

You might also like