Professional Documents
Culture Documents
Revisi Kel 4 Tiroid Strom
Revisi Kel 4 Tiroid Strom
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Imron Rosyadi, M.Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Yonanda Nalurita 20031018
R. Zulhemni Amyrusdi 20031019
Mohammad Ikmal 20031021
Firdaus 20031023
Fadel Ahmad Malandre 20031026
Afrianti 20031029
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat serta
karunianyalah kami pada akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah keperawatan
Kritis ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN
(TIROID STORM)”
Kami sekaligus pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
bapak Ns. Imron Rosyadi, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kritis yang telah
menyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah inidengan tepat waktu.
Penulis juga sadar bahwa pada makalah ini ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar benar menantinya adanya kritik dan saran
untuk perbaikan makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak
ada suatu hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Penulis berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk
para pembaca. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan yang tidak
berkenan di hati.
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
BAB IV PENUTUP................................................................................................................29
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Tiroid Storm?
2. Bagaimana etiologi Tiroid Storm?
3. Bagaimana Manifestasi Tiroid Storm?
4. Bagaimana Patofisiologi Tiroid Storm?
5. Bagaimana Farmakologi Tiroid Storm?
6. Bagaimana Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier Tiroid Storm?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada tiroid storm?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini agar pembaca dapat memahami Asuhan
Keperawatan pada system endokrin terkait Tiroid Storm serta dapat menjadikan referensi
untuk makalah selanjutnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu Tiroid Storm
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi Tiroid Storm
3. Untuk mengetahui bagaimana Manifestasi Tiroid Storm
4. Untuk mengetahui bagaimana Patofisiologi Tiroid Storm
5. Untuk mengetahui bagaimana Farmakologi Tiroid Storm
6. Untuk mengetahui agaimana Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier Tiroid Storm
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada tiroid storm
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk sumber dan
sebagai bahan masukkan kepada para penulis lain untuk ikut menggali dan juga melakukan
pembelajaran mengenai Asuhan Keperawatan Pada system endokrin terkait tiroid storm.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
dan jaringan bergantung kepada jenis sel yang distimulasi T3.1 Lipogenesis dan lipolisis
terjadi akibat hormon tiroid menginduksi enzim yang berada pada awal jalur lipogenik,
termasuk enzim malic, glucose-6-phosphatase dehydrogenase, dan sintesis asam lemak.
Peningkatan produksi kolesterol akibat transkripsi 3-hydroxy-3- methylglutaryl coenzyme A
reductase. Karena hormon tiroid juga menyebabkan peningkatan ekskresi kolesterol di
empedu, maka secara umum tirotoksikosis menyebabkan penurunan total kolesterol. Pada
kelenjar pituitari, hormon tiroid menyebabkan regulasi negatif transkripsi gen yang
memproduksi TSH sehingga kadar TSH tersupresi pada kondisi.1 Selama badai tiroid, faktor
pencetus seperti infeksi, stress, infark miokardium, atau trauma akan melipatgandakan efek
hormon tiroiddengan melepaskan hormon tiroid dari lokasi ikatannya atau meningkatkan
sensitivitas reseptor di jaringan melalui peningkatan kepadatan reseptor adrenergik di sel
target atau modifikasi postreceptor dalam jalur sinyal.1 penyebab pencetus tersering badai
tiroid adalah infeksi. Faktor pencetus lainnya adalah ketoasidosis diabetik, hipoglikemia,
koma hiperosmolar, emboli pulmo, overdosis hormon tiroid, withdrawal terapi antitiroid,
ingesti media kontras, trauma vaskular, pembedahan, stress,kehamilan, eklampsia, trauma,
dan infark miokardium.
Manajemen temasuk penegakan diagnosis dan terapi spesifik, suportif, untuk mengurangi
sintesis, pelepasan, konversi perifer dan efek perifer dari hormon tiroid. Diagnosis dari krisis
tiroid adalah klinis dan tatalaksana harus agresif. Beberapa terapi obat yang berbeda
mekanisme untuk memblok sintesa, sekresi, aktivasi atau aksi hormon tiroid dapat digunakan
secara bersama- sama untuk mengontrol secara cepat hipertiroid (Tabel 2).5 Antagonis
adrenergik melawan efek dari hormon tiroid dan β-hipersensitivitas karena efek katekolamin.
Propanolol merupakan obat pilihan, juga menghambat konversi T4 menjadi T3. Takikardi,
demam, hiperkinesia, dan tremor berespon cukup cepat. Pemberian dosis awal 0,5–11 mg IV
diberikan secara perlahan setiap 5–10 menit sampai 10 mg. diikuti dengan 40–60 mg oral
setiap 6 jam. Kortikosteroid pada umumnya diberikan selama krisis, karena defisiensi relatif
dapat terjadi, dan glukokortikoid menghambat konversi perifer T4 menjadi T3. PTU
6
mempunyai onset yang cepat, dan efeknya dengan memblok iodinasi tirosin dan hambatan
parsial terhadap konversi T4 ke T3. Dosis awal 100 mg dapat diberikan, dilanjutkan dengan
100 mg per 2 jam. Sodium iodide 1 gr IV dapat diberikan per 12 jam sebagai infus
continuous atau bolus dalam beberapa menit. Iodine kerjanya menghambat dilepaskannya
hormon tiroid dari kelenjar. Iodine juga menghambat sintesa hormon tiroid. Intravena sodium
iodine diberikan dosis 1g perhari.
7
penurunan denyut jantung permenit, penurunan cardiac output, perpanjangan waktu
refleks Achilles, pengurangan nervositas, pengurangan produksi keringat, pengurangan
tremor
b. Pencegahan Sekunder
a. Pembedahan
1) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
2) Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
c. Pencegahan Tersier
a. Istirahat
Hal ini diperlukan agar hipermetabolisme pada penderita tidak makin meningkat.
Penderita dianjurkan tidak melakukan pekerjaan yang melelahkan/mengganggu
pikiran balk di rmah atau di tempat bekerja. Dalam keadaan berat dianjurkan bed rest
total di Rumah Sakit.
b. Diet
Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini antara lain
karena : terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan nitrogen yang negatif
dan keseimbangan kalsium yang negatif.
c. Obat penenang
Mengingat pada PG sering terjadi kegelisahan, maka obat penenang dapat diberikan.
Di samping itu perlu juga pemberian psikoterapi.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 KASUS
Seorang penderita laki- laki Tn “M” 47 tahun, suku Bugis Makassar, Agama Islam, bertempat
tinggal di Samata, MRS tanggal 31 Maret 2013 di Ruang Interna 2 dengan keluhan utama
panas badan. Dari hasil anamnesis ditemukan klien mengatakan panas badan dirasakan sejak
2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, panas tidak tinggi dan tidak naik turun disertai mual,
tidak muntah, klien mengatakan nafsu makan menurun, mulut terasa kering sehingga sering
minum dan berat badan turun 48 kg menjadi 41 kg saat masuk Rumah Sakit. Klien mengeluh
sesak nafas disertai dada berdebar- debar sejak 3 bulan dan memberat 2 minggu sebelum
masuk Rumah Sakit, sesak bertambah dengan aktivitas sehari- hari dan berkurang dengan
isterahat. Selama 2 minggu ini sering buang air kecil terutama pada malam hari sampai 5 x/
hari.
Selama 3 bulan ini klien mengeluh badan terasa lemas dan cepat lelah terutama jika
melakukan aktivitas agak berat, sering pusing, nyri seluruh badan. Tn “M’ sering mengeluh
gugup, mudah gelisah, sulit tidur dan kadang- kadang disertai dada berdebar- debar, rambut
penderita normal dan tidak mudah rontok, kulit berkeringat normal. Penderita sering diare
sebanyak rata- rata 3- 5 x dalam sehari, cair bercampur ampaas berwarna kuning tanpa darah
dan lendir. Saat masuk Rumah Sakit tidak ada keluhan BAB.Sebelumnya tidak ada riwayat
penyakit kencing manis, hipertensi, penyakit gondok maupun asma. Merokok selama 15
tahun berhenti 1 tahun yang lalu. Tanggal 18 februari 2013 penderita kadang ke poli jantung
karena keluhan sesak napas terutama jika aktivitas disertai berdebar- debar. Dilakukan
pemeriksaan EKG dan hasilnya normal. Foto rongen toraks PA dengan hasil normal.
Tanggal 31 maret 2013 penderita masuk Rumah Sakit di ruang interna 2. Pemeriksaan fisik
didapatkan data sebagai berikut : kesadaran komposmentis, gizi kurang dan keadaan umum
cukup baik. TB 161 cm, BB 41 kg, (BBR : ...... dan BMI : .... ) TD 130/ 80 mmHg, N 120 x/
menit irreguler, suhu badan 36,5 ⁰C, pernapasan 24 x/i. Pada pemeriksaan mata nampak
adanya eksophtalmus ringan. Pada leher dijumpai sedikit pembesaran kelenjar tiroid, difus,
kanan lebih besar dari pada kiri (ukuran 8 x 7 cm dan 6 x 6 cm), padat kenyal, yang nyata
ketika pandeita menengadah dan ikut bergerak jika menelan. Tidak didapatkan nyeri tekan
maupun bruit. JVP tidak meningkat. Pemeriksaan dada : tidak terjadi pembesaran jantung,
9
suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara tambahan, frekuensi 120 x / I, tidak teratur,
tidak terdapat bising jantung. Suara perkusi sonor pada lapang paru, suara napas vesikuer,
tidak ada ronchi maupun wheezing. Pada abdomen tidak terjadi asites dan tidak terjadi
hepatomegali. Pada pemeriksaan ekstermitas didapatkan adanya tremor halus pada jari- jari
tangan, tidak ada jari tabuh, tidak didapatkan edema dan akral hangat.
Adapun hasil pemeriksaan laboratorium adalah Hb 15,0 g/dl, leukosit 6,1 x 109 /L, trombosit
258 x 109 / L, SGOT 59 u/l, SGPT 110 U/l, biliburin indirect 0,61 mg/dl, albumin 4,4 g/dl,
HbsAg (-), BUN 24 mg/dl, kreatinin serum 1,07 mg/dl, Pco2 25,8, Po2 94,4, widal test tipe
0 :1/ 100, tipe H : 1/ 200. Urinalis didapatkan eritrosit 0-8 plp, leukosit1-3 plp, epitel 2-4 plp,
glukosa +3, keton (-), protein (-). Hasil pemeriksaan GDP 400 mg/dl, GD 2PP 300 mg/dl, K
4,6 mEq/I, Na 133 mEq, kolestrol total 94 mg/ dl, kolestrol HDL 46 mg/dl, kolestrol LDL 85
mg/dl.
A. INFORMASI UMUM
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan panas badan dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, panas
tidak tinggi dan tidak naik turun disertai mual, tidak muntah, klien mengatakan nafsu makan
menurun, mulut terasa kering sehingga sering minum dan berat badan turun. Klien
mengatakan sesak napas disertai dada berdebar-debar sejak 3 bulan dan memberat 2 minggu
sebelum MRS. Selama 3 bulan ini klien mengatakan badan terasa lemas dan cepat lelah
terutama jika melakukan aktivitas agak berat, sering pusing, nyeri seluruh badan.
B. PENGKAJIAN KEGAWATDARURATAN
1. KATEGORI TRIASE (KHUSUS IGD)
(Menggunakan format Australasian Triage Scale)
1 2 3 4 5
10
*Lingkari salah satu
2. SURVEI PRIMER
Airway (A) : tidak terpasang oksigen
Circulation (C) : tidak terjadi pembesaran jantung. Suara jantung s1 dan s2 tunggal
tidak ada suara tambahan, frekuensi 120 x/I, tidak teratur, tidak terdapat bising jantung.
Suara perkusi sonor pada lapang paru suara nafas vesikuler.
GCS : composmentis
E: 4, M:6, V:5
Gastric Tube (G) : tidak ada menggunakan alat bantu selang makanan
SECONDARY SURVEY
a. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi
b. Medikasi
-
c. Post Ilness
-
d. Last Oral Intake
-
e. Event/ Environtment
-
D. RIWAYAT KESEHATAN
11
1. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan panas badan dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah
Sakit, panas tidak tinggi dan tidak naik turun disertai mual, tidak muntah, klien
mengatakan nafsu makan menurun, mulut terasa kering sehingga sering minum dan
berat badan turun. Klien mengatakan sesak napas disertai dada berdebar-debar sejak 3
bulan dan memberat 2 minggu sebelum MRS. Selama 3 bulan ini klien mengatakan
badan terasa lemas dan cepat lelah terutama jika melakukan aktivitas agak berat,
sering pusing, nyeri seluruh badan.
2. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Hipertiroid.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Tidak ada riwayat penyakit kencing manis, hipertensi, penyakit gondok maupun asma.
Akan tetapi klien memiliki riwayat merokok selama 15 tahun berhenti 1 tahun yang
lalu.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (GENOGRAM)
E. KEADAAN UMUM
a. Kedasaran : composmentis
12
c. Antropomentri
- BB : 41 kg
- TB : 1601 cm
- IMT : cm
- LILA : - cm
d. TTV(Pukul: WIB)
:130/80 mmHg
- TD
: 120
- N
kali/mnt
- RR
: 24 kali/mnt
- S o
: 36,5 C
c. Telinga
Jelaskan
-Inspeksi: nampak bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu dan
tidak ada nyeri, serumen sedikit, tidak mengganggu pendengaran dan tidak ditemukan
cairan
d. Hidung
Jelaskan
13
-Inspeksi: nampak bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (–), tidak ditemukan
darah/cairan keluar dari hidung.
e. Mulut
Jelaskan
-Inspeksi: nampak mulut terasa kering
2. Leher
Jelaskan
-Palpasi: teraba pembengkakan kelenjar tiroid, difus, kanan lebih besar dari pada kiri
(ukuran 8 x 7 cm dan 6 x 6 cm), padat kenyal, yang nyata ketika pandeita
menengadah dan ikut bergerak jika menelan. Tidak didapatkan nyeri tekan maupun
bruit. JVP tidak meningkat.
3. Dada
a. Paru - Paru b. Jantung -
Inspeksi -
Palpasi -
Perkusi -
Auskultasi -
14
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
7. Perkemihan dan genitalia
Jelaskan
2. Eliminasi:
a. Frekuensi : 3-5 kali/hari (tampak dlm 1
BAK shift)
b Urin output :- ml/shift: cc/kgBB/jam
. pengamatan
c. Jumlah cairan :- ml/shift
muntah
d BAB
. Frekuensi :- kali/hari (tampak dlm 1
16
Konsistensi :- shift)
Warna :- kali/hari (tampak dlm 1
Jumlah :- shift)
Balanca Cairan
a. Intake :- kali/hari (tampak dlm 1 shift)
b. Output :- cc/kgBB/jam
- Hb - 15,0 g/dl - 13 gr
- Leukosit - 6,1 x 109/L - 5000-10.000 mm3
- 150.000-400.000
- Trombosit - 285x109/L
mm3
- SGOT - 59 u/I - 5-40 µ/L
- SGPT - 110 u/I - 5-41 µ/L
- 0-0,2 mg/dl
- Bilirubin - 1,89 mg/dl
- 0,2-0,8 mg/dl
Indirect
17
- Bilirubin - 0,61 mg/dl - 3,8-5,6 mg/dl
indirect - 4,4 g/dl
- Albumin - (-) - 6-20 mg/dl
- HBsAg - 24 mg/dl - 0,7-1,2 mg/dl
- BUN - 1,07 mg/dl - 35-45 mmHg
- 80-100 mmHg
- Kreatinin - 25,8
serum - 94,4
- Pco2 - 1/100 dan
- Po2 1/200
- Widal test tipe
0 dan Tipe H <5 plp
- Epitel - +3 26 mg/dl
- Glukosa
- 400 mg/dl 80-140 mg/dl
- Protein
- GDP - 300 mg/dl 3,5-5 mEq/L
- GD
- 94 mg/dl 135-145 mEq
- Kolestrol total
- Kolestrol HDL - 46/dl
<200 mg/dl
- Kolestrol LDL - 85 mg/dl
>55 mg/dl
<150 mg/dl
18
MEDIKASI/OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN SAAT INI
19
No Data Keperawatan Etiologi Masalah Keperawatan
DO ; ↓
3. DS ; Hipermetabolisme Hipovolemia
1. Pasien mengeluh ↓
lemas
Makanan dicerna dalam
2. Pasien mengalami di-
tubuh secara singkat
are
DO ; ↓
20
Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) bd hambatan upaya napas (kelemahan otot perna-
pasan) dd mengeluh sesak napas, pola nafas abnormal, pasien tampak nafas pendek dan
cepat.
2. Penurunan Curah Jantung (D.0008) bd perubahan irama jantung dd kulit pasien tampak
pucat Nadi 120x/menit
3. Hipovolemia (D.0023) bd kehilangan cairan aktif dd frekuensi nadi meningkat,
Mengelami diare
Pekanbaru, ……………………………..
Mahasiswa
21
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Ruang : NIM :
No. M.R :
1. Penurunan curah jantuing b.d perubahan irama Setelah dilakukan intervensi Perawatan jantung
jantung d.d kulit pasien tampak pucat,nadi keperawatan 1 x 24 jam curah
Observasi:
120x/menit jantung pada pasien meningkat
dengan kriteria hasil:
(D.0008)
1. Kekuatan nadi perifer
Posisikan
meningkat
2. Palpitasi menurun
3. Gambaran EKG aritmia
pasien
menurun
4. Edema menurun
5. Tekanan darah membaik
semi fowler
22
(L.02006)
dengan
kaki kebawah
atau
posisi nyaman
Posisikan
pasien
semi fowler
dengan
kaki kebawah
atau
23
posisi nyaman
1. identifikasi tanda atau gejala primer
penurunan curah jantung (meliputi
dispenea,kelelahan adema,ortopnea
paroxysmal nocturnal dyspenea,
peningkatan (CPV)
2. Identifikasi tanda gejala sekunder
penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali
ditensi vena jugularis, palpitas,ronkhi
basah, oliguria, batuk kulit pucat)
3. monitor tekanan darah (termasuk
tekanan darah ortostatik, Jika perlu)
4. monitor intake dan output cairan
5. monitor berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
6. monitor saturasi oksigen
7. monitor keluhan nyeri dada (mis.
intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang mengurangi nyeri)
8. monitor ekg 12 sadapan
9. monitor aritmia (kelainan Irama dan
frekuensi)
10. monitor nilai laboratorium jantung
(mis. elektrolit, enzim jantung, BNP,
NTpro-BNP)
11. monitor fungsi alat pacu jantung
12. periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum dan sesudah aktivitas
24
13. periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum pemberian obat (mis.
Betablocker, ACE intibator, calsium
chanel blocker, digoksin)
Teraupetik
25
secara bertahap
3. anjurkan berhenti merokok
4. ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
5. ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
kolaborasi
(I.02075)
2. Hipovolomioa b.d kehilangan cairan aktif d.d Setelah dilakukan intervensi Management hipovolmioa
frekuensi nadi meningkat,mengalami diare keperawatan 1 x 24 jam status
Observasi
cairan pada pasien membaik
(D.0023)
dengan kriteria hasil: 1. Priksa tanda dan gejala hipovolmioa
(mis. Frekuensi nadi meningkat,nadi
1. Kekuatan nadi meningkat teraba lemah,tekanan darah
2. Output urin meningkat menurun,tekanan nadi
3. Membran mukosa lembab menyempit,turgor kulit
meningkat menurun,membran mukosa
4. Ortopnea menurun kering,volume urin menurun,hematkrit
5. Dispenea menurun meningkat,haus,lemah)
6. Frekuensi nadi membaik 2. Monitor intake dan output cairan
26
7. Tekanan dará membaik Teraupetik
(I.03116)
3. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya Pola nafas Management jalan nafas
nafas (kelemahan otot pernafasan) d.d
Setelah dilakukan intervensi Observasi
mengeluh sesak nafas,pola napas
keperawatan 1 x 24 jam pola nafas
abnormal,pasien tampak napas pendek dan 1. Monitor pola nafas
pada pasien membaik dengan 2. Monitor bunyi nafas
cepat
3. Monitor sputum
27
(D.0005) kriteria hasil: Teraupetik
1. Kolaborasi pemberian
blonkodilator,ekspetoran, mukolitik
(I.010011)
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan tirotoksikosis yang secara mendadak menjadi hebat
dan disertai antara lain adanya panas badan, delirium, takikardi, dehidrasi berat dan dapat
dicetuskan oleh antara lain: infeksi dan tindakan pembedahan. Diagnosis krisis tiroid
ditegakkan berdasarkan adanya triad yaitu menghebatnya tanda tirotoksikosis, kesadaran
menurun, hipertermia. Apabila terdapat triad, maka kita dapat meneruskan dengan
menggunakan skor indeks klinis krisis tiroid dari Burch-Wartosky. Skor menekankan 3 gejala
pokok, yaitu: hipertermia, takikardi, dan disfungsi susunan saraf1 Prinsip pengelolaan krisis
tiroid yakni mengendalikan tirotoksikosis dan mengatasi komplikasi yang terjadi. Untuk
demam dapat diberikan asetaminofen, untuk tirotoksikosis dapat digunakan terapi kombinasi
dengan dosis tinggi misalnya propanolol 2-4mg/4jam secara IV atau 60-80mg/4jam secara
oral/NGT, diteruskan dengan pemberian PTU atau methimazole secara IV atau rectal,
pemberian laruton logul’s 10 tetes/8jam secara langsung IV, oral atau rectal, pemberian
glucocorticoid 100mg/8jam. Sedangkan untuk mengatasi komplikasinya tergantung kondisi
penderita dan gejala yang ada. Tindakan harus secepatnya karena angka kematian pada
penderita ini cukup besar.
29
DAFTAR PUSTAKA
Pratomo, BY, & Utomo, WG TATA LAKSANA BADAI TIROID DI INSTALASI GAWAT
DARURAT. Jurnal Komplikasi Anestesi , 8 (3), 55-67.
30