You are on page 1of 7
-1a1- Pola kromatografi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <61> dengan parameter sebagai berikut: Fase gerak + Toluen P-etil asetat P (93:7) Fase diam Silika gel 60 Fass Larutan uj + 10% dalam etanol P, gunakan Larutan wji KLT seperti tertera pada Kromatografi<61> Larutan pembanding = Eugenol 1% dalam etanol P ‘Volume penotolan — 3 nL Larutan ujidan 1 il. Larutan pembanding Deteksi : Anisaldehid-asam sulfat LP, panaskan lempeng pada suhu 100° selama 5-10 menit dan sinar tampak Keteran; S: Simplisia rimpang, P: Pembanding eu; Ry pembanding eugenol 0,82 Rr. 0,77 Ry2. 0,82 Ry3. 0,86 s P Susut pengeringan <111> Tidak lebih dari 10% Abu total <8 1> Tidak lebih dari 4,2% Abu tidak larut asam <82> Tidak lebih dari 3,2% Sari larut air <91> Tidak kurang dari 15,8% Sari larut etanol <92> Tidak kurang dari 5,7% Kandungan Kimia Simplisia Kadar minyak atsiri Tidak kurang dari 0,80% v/b Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri <71>. - 270 - Keterangan: S: Simplisia rimpang kunyit P: Pembanding kurkumin Ry pembanding kurkumin 0,62 Ry 1. 0,09 Ry 2. 0,24 Ry 3. 0,62 8 P Susut pengeringan <111> Tidak lebih dati 10% ‘Abu total <81> Tidak lebih dari 8,2% ‘Abu tidale larut asam <82> Tidale lebih dari 0,9% Sari larut air <91> Tidak kurang dari 11,5% Sarl larut etanol <02> Tidale kurang dari 11,4% Kandungan Kimia Simplisia Kadar minyake atsiri Tidak kurang dari 1,85% v/b Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri <71>. Kadar kurkumin Tidak kurang dari 3,82% Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada Spektrofotometri <51>. Larutan uji Timbang seksama lebih kurang 20 mg serbuk simplisia, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10 mL. etanol P, vorteks selama 30 menit dan diamkan selama 1 jam, Saring dengan kertas saring ke dalam labu tentukur 10-mL. Tambahkan melalui kertas saring etanol P sampai tanda. Larutan pembanding Timbang scksama lebih kurang 10 mg kurkumin, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, tambahkan etanol P sampai tanda. Buat seri pengenceran larutan pembanding dengan kadar berturut-turut 100, 60, 40, 20, 10, dan 2 ug/ml. Larutan blangko Etanol P Prosedur Pipet secara terpisah 3 mL Larutan wi, masing-masing seri Larutan pembanding dan Larutan blangko ke dalam wadah yang sesuai. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 420 nm. Buat kurva kalibrasi. Hitung kadar kurkumin dalam serbuk simplisia dengan kurva baku atau dengan rumus: bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 81.25 cm dan pertulangan menyirip dengan warna_hijau_pucat. Kunyit (Curcuma longa £.) merupakan tanaman berupa semak dan bersifat tahunan (perennial) (Anggarwal et af, 2013) Kulit_rimpang_kunyit_berwarna ku a_kecoklatan_atau_berwarna_terang_agak dengan bau Khas yang rasanya agak pabit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit_berkembang secara terus menerus membentuk cabang-cabang baru dan batang semu, sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm. Panjang rimpang bisa mencapai 22,5 cm, tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan rimpang muda 1,61 cm. Rimpang kunyit yang sudah besar dan ta merupakan bagian yang dominan sebagai obat (Winarto, 2004). Memiliki nama ilmiah atau nama latin Cureuma longa L., naman kunyit memiliki Klasifikasi tersendiri yang membedakannya dengan tanaman lain, yaitu sebagai berikut (Hardi, 2009) Kingdom Plantae Divisi Spermatophyta Kelas Monocotyledoneae Ordo Zingiberales Family Zingiberaceae Genus Curcuma Species Curcuma longa Linn Kebutuhan akan terhadap kunyit di Indonesia dicukupi dengan tingginya produksi kunyit. Tabel 1, menunjukkan produksi kunyit Indonesia dari tahun 2013-2017. I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kunyit (Gurewma longa L.) Curcuma longa L, atau kunyit adalah ramuan herbal dengan famili Zingiberaceae ‘yang dibudidayakan secara luas di Asia Tenggara, sebagian besar di India dan Cina (El-kenawy et al., 2019). Ketinggian pohon Curewna longa L. adalah sekitar 91.44 cm dan daunnya tampak sepet ‘kuning yang matang dalam rimpang berdaging. Komponen kunyit yang kuat dan struktur tombak dengan tusukan bunga yang bertanggung jawab atas warna kuningnya dikenal dengan nama yang ‘terbeda di berbagai negara, misalnya, dinamai curcumin di negara-negara Arab, di India disebut saffron atau Haridra (bahasa Sansekerta), dikenal sebagai jianghuang (jahe kuning) di Cina, dan Kyoo atau Ukon di Jepang ( al., 2019). Morfologi tanaman kunyit dapat dilihat pada Gambar 1. -kenawy ef ‘Gambar 1. Morfologi kunyit (Currcume longa L.): (A) Tanaman, (B): Bunga, (C): Rimpang Kunyit dan serbuk kunyit (Mutiah, 2015) Tanaman_kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm, Batang kunyit merupakan_batang_semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna ‘Kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk STUDI KOMPARATIF KARAKTERISTIK KUMARIN DALAM KUNYIT (Curcwma longa L.) DARI BERBAGAI DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) (Skripsi) Oleh DAHLIANI SILVIA SIANIPAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG. BANDAR LAMPUNG. 2023 ‘Alrion2a afi Ramadhan, Nurul lam, M. Ricky Ramadhian | ManfaatJahe (Zngberofinale)Terhadap Penurunan intensitas Hyer ‘neumatou Arths| Berdasarkan WHO bahwa _jumiah penderita penderita rhematoid arthritis yang ada di dunia telah mencapai angka 355 juta Jiwa yang artinya 1 dari 6 penduduk dunia mengalami penyakit rheumatoid arthritis (Sampeangin & Pramesty, 2019). Hasil Kementerian Kesehatan Republik indonesia tahun 2019, prevalensi rheumatoid arthritis tertinggi yaitu Bali mencapai 22,8%, Aceh 21,3%, dan Lampung 145%. Hal ini merupakan pengaruh dari pola hidup yang buruk. Dampak yang terjadi seperti penurunan —produktivitas kerja. dan menurunkan kualitas hidup dari masing- masing penderita (Kemenkes RI, 2019) Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, rheumatoid arthritis merupakan salah satu dari 10 penyakit terbesar sejak tahun 2011 dengan 17.671 kasus (5,24%). Pada tahun 2017 kejadian rheumatoid arthritis sebanyak 147.070 (10,32%). Data kota Bandar Lampung, rheumatoid arthritis berada Giurutan keempat dalam profil 10 penyakit tetbesar di Bandar Lampung yang muncul sejak tahun 2012 dengan 4,1% dari kasus baru dan meningkat pada tahun berikutnya, hinge pada tahun 2017 angka kejadian rheumatoid arthritis mencapai 9% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016). Menurut Khanna (2012) obat-obatan yang diberikan untuk penderita rheumatoid arthritis diantaranya NSAID, kolkisin dan kortikostreroid. Penggunaan obet-obatan ini dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek samping berupa iitasi abdomen, permasalahan jantung, kerusakan ginjal dan hati. Pengobatan secara onfarmakologi lebih disarankan karena memiliki efek keamanan yang lebih baik untuk lansia. Beberapa tehnik non farmakologi dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri seperti kompres hangat, kompres dengan air jahe, relaksasi nafas dalam. Beberapa tehnik non farmakologi ini efektif dalam menurunkan skala_nyeri rheumatoid arthritis. (Ulinnuha, 2017) 1si Tanaman jahe (Zingiber officinale) termasuk dalam ordo Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber (Yust, 2018). Kedudukan tanaman jahe dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi —_: Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas Ordo Famili Genus Spesies Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30 cm - 75 cm. Berdaun sempit_ memanjang ‘menyerupai pita, dengan panjang 15 cm ~ 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Tanaman jahe hidup ——merumpun, ——_—beranak-pinak, menghasilkan rimpang dan _berbunga. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: jahe besar (jahe gajah) yang ditandai dengan ukuran rimpang yang besar, berwarna muda atau kuning, berserat halus dan sedikit beraroma maupun berasa kurang tajam; jahe putih kecil (ahe emprit) yang ditandai dengan uukuran rimpang yang termasuk kategori sedang, dengan bentuk agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam; jahe merah yang ditandat dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga, berserat kasar, beraroma serta berasa sangat tajam (Yusri, 2018). Jahe dapat dimanfaatkan sebagei bahan obet herbal karena mengandung minyak atsiri dengan senyawa kimia aktif, seperti: Zingiberin, kamfer, lemonin, borneo!, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan ringeron yang berkhasiat dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Senyawa imia aktif yang juga terkandung dalam jahe yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, adalah gingerol, beta-caroten, capsaicin, asm cofeic, curcumin dan salsilat (Aryanta, 2019). Jahe berkhasiat_ mencegah —_gangguan pencernaan, mengurangi nyeri otot dan send, serta mengobati penyakit arthritis (Laelasari, 2022). Pada penderita rheumatoid arthritis adanya inflamasi yang disebabkan oleh proses imunologik pada sinovial yang mengakibatkan sinovitis dan pembentukan pannus yang akhirnya menyebabkan kerusakan sendi, ‘Agromedicine | Volume | Nomor 1 | uni 2022 138 _Afiarza Daf Ramadhan, Nurul slay, M. Ricky Ramadhian | Manfastahe (Zingiberofinale)Terkadap Penurunan itensitas Nyer Rheumatoid Artarits Manfaat Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Rheumatoid Arthritis: Tinjauan Pustaka Afrianza Dafi Ramadhan *, Nurul Islamy”, M. Ricky Ramadhian® *Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung ?gagian Obgyn dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. 3Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung ABSTRAK Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya inflamasisistemik kronik dan progres. Tingkat kepedulian masyarakat masih sangat kurang dan menganggap sebagai radang sendi biasa. Lampung merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi rheumatoid arthritis cukup tinggi pada 2019 sebesar 14,5% setelan Bali 22.8% dan ‘Aceh 21,3%. Penggunaan obatobatan dalam jangka waktu yang lama pada penderita rheumatoid arthritis; dapat ‘menimbulkan efek samrping. Pengobatan secara ronfarmakologi lebih disarankan karena memiliki efek keamanan yang lebih baik terutama bagi lansia. Jahe dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal larena mengandung oleoresin atau gingerol dan minyak atsiri yang dapat melancarkan aliran darah, ant inflamasi dan ant oksidan, Kata Kunci: Jahe, Nyeri, Rheumatoid Arthritis. Effect of Ginger (Zingiber officinale) to Lower Rheumatoid Arthritis Pain Intensity: Literature Review Abstract Rheumatoid arthritis isan autoimmune dsease characterized by chronic and progressive systemic inflammation. The level of people awareness is still very less and they regard it as common arthrits. Lampung is one of the provinces with a ‘lately high prevalence of choumatold arthritis in 2019 of 14.5% after Bali 22.8% and Aceh 21.3%. The use of deugs for 2 long time in patients with cheumatold arthritis can cause side effects. Non-pharmacolegical treatment & more recommended becauseit has a better safety effect, especialy for the eldery. Ginger can be used as an ingredient in herbal rmedisine because It contains oleoresin or gingero! and essential oils which can accelerate bloed flow, ant-inflammatory and anti-oxidant. Keywords: Ginger, Pain, Rheumetoid Arthritis Korespondensi:Afrianza Dafi Ramadhan, Alamat Kampus Unila I. Prof. Dr. Ir. umantriBrojonegoro No. 1, Gedong Meneng, Kota Bandar Lampung, MP 081317862770, email Afianzaramadhan@gmailcom Pendahuluan Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai_ dengan adanya inflamasi sistemik kronik dan progresif (Arif, 2016). Tingkat kepedulian masyarakat masih sangat kurang dan menganggap sebagai radang sendi biasa, sehingga mereka terlambat _melakukan—_pengobatan. rheumatoid arthritis tidak boleh diabaikan karena termasuk penyakit autoimun (Arfianda, 2022) Manifestasi kinis yang muncul seperti demam, poliartrtis simetris, kekakuan di pagi hari dengan durasi waktu lebih dari 2 jam dan arthritis erosif, merupakan iri khas rheumatoid arthritis pada gambaran radiologik (Pratiwi & Mumpuni, 2017). Penderita rheumatoid arthritis secara nasional di Indonesia didominasi oleh seseorang yang telah memasuki usia Pra-lansia sampai dengan fansia pada kisaran umur antara 55-64 tahun (15,5%), umur 67- 74 tahun (18,6%), dan umur diatas 75 tahun berada pada angka (18, 9%), jike ditotalkan antara usia pra lansia sampai dengan mencapai 53% menderita rheumatoid arthritis (Riskesdas 2018), Penyebab terjadinya rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti. Penyebab sementara dikarenakan adanya__interaksi antara faktor endogen (genetik) dengan faktor eksogen (lingkungan). Faktor endogen yang dimaksud diantaranya HLADR4, HLA-DRB1, STAT4, TRAF1-CS dan TNFAIP3. Faktor eksogen yang berperan adalah infeksi_ dan merokok. Interaksi ini mengakibatkan reaksi kaskade proses imunologi yang muncul beberapa tahun sebelum gejala klinis terjadi pada penderitanya (Gibofsky, 2012). ‘Agromedicine | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022 |37

You might also like