Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 1 - Jenis Studi Kasus Menurut Prosedur Penelitiannya
Kelompok 1 - Jenis Studi Kasus Menurut Prosedur Penelitiannya
penelitiannya
Kelompok 1
Aisyah 20090000137
Putu Ayu Febby P.D. 20090000157
Levia Fenoariyusta M. 20090000139
Ike Oktaviani Putri 20090000162
Putri Athirah 20090000142
Alistia Cahyantari 20090000171
Yunus Kuncoro Jati 20090000149 Rahmah
Alfanyy 20090000152 Oktoviana Renny Sanova 20090000173
Valerina Rahmadiana S. 20090000153 Syahira Aqilah Fadya 20090000179
Pengertian
Studi Kasus adalah serangkaian kegiatan
ilmiah yang dilakukan secara intensif,
terinci dan mendalam tentang suatu
program, peristiwa, dan aktivitas, baik
pada tingkat perorangan, sekelompok
orang, lembaga, atau organisasi untuk
memperoleh pengetahuan mendalam
tentang peristiwa. Pada umumnya target
penelitian studi kasus adalah hal yang
actual (Real-Life) dan unik. Bukan sesuatu
yang sudah terlewati atau masa lampau.
Tujuan
• Penelitian studi kasus bertujuan untuk mengungkap kekhasan atau
keunikan karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang diteliti
• Segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus seperti sifat alamiah
kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan dan berbagai
hal lain yang berkaitan dan mempengaruhi kasus harus diteliti dengan
tujuan untuk menjelaskan dan memahami keberadaan kasus tersebut
secara menyeluruh dan komprehensif.
Manfaat
• Studi Kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan
subjek yang diteliti.
• Studi Kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca
dalam kehidupan sehari-hari (everyday real life).
• Studi Kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti
dengan subjek atau informan.
• Studi Kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak
hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual, tetapi juga keterpercayaan
(trustworthiness).
• Studi Kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas
transferabilitas.
• Studi Kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas
fenomena dalam konteks tersebut.
Studi Kasus Longitudinal
Menurut Budiarto (2004), tujuan dari penelitian 1. Penelitian Deskriptif : Sebuah studi cross-
Cross Sectional adalah sebagai berikut : sectional mungkin sepenuhnya deskriptif.
Sebuah survei deskriptif cross-sectional
• Mencari prevalensi serta indisensi satu atau menilai seberapa sering, luas, atau parahnya
beberapa permasalahan tertentu yang terdapat variabel yang menarik terjadi di seluruh
dimasyarakat. demografis tertentu.
• Memperkirakan adanya hubungan sebab 2. Penelitian Analitik : Penelitian cross-
akibat pada permasalahan-permasalahan sectional analitik menyelidiki hubungan
tertentu dengan perubahan yang jelas. antara dua parameter yang terkait atau tidak
terkait.
• Menghitung besarnya resiko tiap kelompok,
resiko relatif, dan resiko atribut.
Ciri-ciri atau karakteristik
Menurut Budiarto (2004), ciri khas yang terdapat pada penelitian Cross Sectional adalah :
• Pengumpulan data dilakukan pada satu periode tertentu secara singkat dan pengamatan subjek
studi hanya dilakukan satu kali selama satu periode penelitian.
• Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa memerhatikan kelompok yang terpajan atau tidak.
• Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek studi.
• Tidak terdapat kelompok kontrol terhadap sampling keseluruhan dan tidak terapat hipotesis
spesifik terhadap penelitian tersebut.
• Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan sementara yang kemudian dapat digunakan sebagai
hipotesis dalam penelitian analitik atau eksperimental lanjutan.
Kekurangan & kelebihan
Kelebihan pendekatan dengan metode Cross Sectional yang dikutip Kekurangan penelitian Cross Sectional yang dikutip dari
dari Sayogo (2009) adalah :
Sayogo (2009) adalah sebagai berikut :
• Penelitian Cross Sectional memungkinkan sampling dari populasi
dari masyarakat umum yang generalisasinya cukup.
• Sulit untuk menentukan sebab akibat karena
• Biaya penelitian relatif lebih murah dan hasilnya yang didapat pengambilan data resiko dan efek dilakukan pada saat
lebih cepat untuk diperoleh.
yang bersamaan (temporal relation tidak jelas).
• Hasil dari penelitian ini dapat dipakai untuk meneliti banyak
variabel sekaligus. • Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek jangka
• Jarang terancam loss to follow up (drop out). panjang dibanding jangka pendek.
• Dapat dimasukkan ketahapan pertama suatu penelitian Kohort • Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak,
atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah
biaya.
terutama bila variabel yang dipelajari banyak.
• Hasil penelitian dapat digunakan untuk bahan penelitian lanjutan • Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang terjadi.
yang bersifat lebih konklusif.
• Membangun hipotesis dari hasil analisis.
Studi kasus simultaneos
cross sectional
Studi kasus jenis ini hampir sama dengan cross
sectional, yaitu studi kasus jenis mempersingkat
waktu. Perbedaan keduanya yaitu, jika simultaneous
cross sectional, ketika tahap penelitian tidak diambil
pada subjek yang sama, melainkan pada subjek yang
berbeda sehingga waktu penelitian dapat dipersingkat
menjadi beberapa bulan saja. Sementara pada studi
kasus cross sectional, perkembangan anak dilihat
pada subjek yang sama ketika dia berkembang hingga
dewasa. Oleh karena itu, penelitian tersebut harus
menunggu sepanjang hidup subjek penelitian.
Contoh riset
Contoh riset Prospektif :
• Studi kasus prospektif tentang pengaruh • Studi kasus prospektif tentang hubungan antara
olahraga pada kesehatan mental. Penelitian aktivitas fisik dan kejadian kanker payudara dalam
ini akan mengikuti sekelompok orang yang jangka waktu yang lama. Penelitian ini akan merekrut
melakukan olahraga tertentu selama sekelompok peserta sehat, yang semuanya bebas dari
beberapa bulan atau tahun untuk melihat kanker payudara pada awal penelitian. Kemudian
apakah olahraga tersebut berpengaruh pada peneliti mengumpulkan data tentang tingkat aktivitas
kesehatan mental. fisik dan faktor gaya hidup lainnya dalam jangka
waktu lama, melacak kejadian kanker payudara.
Setelah bertahun-tahun, hasil penelitian menyimpulkan
bahwa mereka yang melakukan aktivitas fisik secara
teratur memiliki tingkat perkembangan kanker
payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan
mereka yang kurang aktif.
Contoh riset Longitudinal :
• Penelitian terhadap eks pecandu narkoba dalam
lingkungan masyarakat dengan melakukan
wawancara terhadap sampel yang terpilih. Penelitian
ini untuk mengetahui perbandingan dari perubahan
subjek penelitian dalam rentang waktu tertentu.
• Studi kasus retrospektif tentang hubungan antara • Pada penelitian mengenai hubungan antara
penggunaan tanning bed dan kejadian diagnosis golongan darah dan penyakit, untuk
kanker kulit. Penelitian ini akan mengumpulkan data mengetahui hubungan golongan darah dan
dari peserta penderita kanker kulit yang PJK, digunakan metode penelitian yang
menggunakan tanning bed, dengan fokus pada menggunakan studi Cross Sectional dengan
variabel seperti jumlah kunjungan, lama kunjungan, jumlah responden dalam penelitian ini adalah
dan jenis tanning bed yang digunakan. Kemudian 42 pasien PJK yang melakukan pemeriksaan
dilanjutkan dengan menganalisis potensi faktor mulai bulan November hingga Desember 2012
resiko penggunaan tanning bed pada kanker kulit. di poliklinik Jantung BLU RSUP Prof. Dr. R.
D Kandou, Manado.
Contoh riset simultaneous cross sectional :
• Penelitian jus jeruk yang dikombinasikan dengan diet rendah kalori menghasilkan penurunan berat
badan dan memperbaiki biomarker terkait obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek
konsumsi jus jeruk terhadap penurunan berat badan dan biomarker terkait obesitas. Para peneliti
mengumpulkan data dari sampel responden pada satu titik waktu.
• Penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Gerakan Kotak Infak (Koin NU) Di Tinjau Dari
Maqāṣid al-sharīah”. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara simultaneous cross
sectional atau member check (dalam arti berbagai kegiatan subjek penelitian tidak diambil pada
subjek yang sama, namun pada subjek yang berbeda). Sehingga pada studi kasus penelitian ini,
peneliti melakukan wawancara dan pengamatan mengenai manajemen Gerakan Kotak Infak (Koin
NU) di NU CARE-LAZISNU Kecamatan Pare. Dengan sumber data tersebut adalah Dewan
Pengurus selaku pemimpin dan pemegang kebijakan di LAZISNU.
Kesimpulan