You are on page 1of 8

Judul: Membangun Kerjasama Antar Guru untuk

Peningkatan Kinerja Guru: Sebuah Tinjauan

Pustaka
oleh : Fadli Novrianda, S.Pd.

Pendahuluan:

Kerjasama

Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi atau interdependensi di antara individu,

kelompok, organisasi, atau entitas lainnya dengan tujuan bersama atau untuk

mencapai kepentingan bersama. Dalam konteks kerjasama, pihak-pihak yang terlibat

bekerja sama dengan cara saling memberikan kontribusi, dukungan, atau sumber daya

guna mencapai tujuan yang sulit dicapai secara mandiri. Kerjasama dapat melibatkan

berbagai tingkatan, mulai dari kolaborasi sederhana hingga kemitraan yang lebih

kompleks.

Aspek-aspek penting dari kerjasama melibatkan koordinasi, komunikasi, dan saling

ketergantungan di antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam kerjasama, terdapat

keinginan untuk bekerja bersama, berbagi tanggung jawab, dan menciptakan sinergi

untuk meraih hasil yang lebih baik daripada yang dapat dicapai secara individu.

Kerjasama dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk di lingkungan kerja,

pendidikan, pemerintahan, bisnis, atau organisasi masyarakat. Bentuk kerjasama dapat


bervariasi, mulai dari kerjasama formal yang diatur oleh perjanjian tertulis hingga

bentuk-bentuk kerjasama informal yang berkembang secara alami.

Banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu yang telah menyumbangkan pemahaman

mereka mengenai arti kerjasama. Berikut adalah beberapa definisi dari ahli-ahli yang

mencerminkan sudut pandang yang berbeda:

David W. Johnson dan Roger T. Johnson:

Menurut keduanya, kerjasama adalah "suatu bentuk interaksi yang melibatkan dua

atau lebih individu yang berusaha untuk mencapai tujuan bersama melalui berbagi

pengetahuan, keterampilan, dan usaha."

Robert Axelrod:

Sebagai seorang ilmuwan politik, Axelrod menggambarkan kerjasama sebagai "suatu

proses di mana individu atau kelompok berusaha bersama untuk mencapai tujuan

bersama, seringkali di tengah-tengah konflik dan ketidakpastian."

Morton Deutsch:

Psikolog sosial ini mengartikan kerjasama sebagai "proses di mana individu atau

kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan, dalam proses tersebut,

saling bergantung satu sama lain."

Shlomo Sharan:
Sebagai pakar dalam bidang pendidikan, Sharan mendefinisikan kerjasama sebagai

"proses di mana individu bekerja bersama-sama secara sinergis untuk mencapai

tujuan pembelajaran bersama."

Roger Fisher dan William Ury:

Dalam konteks penyelesaian konflik, mereka menyatakan bahwa kerjasama adalah

"upaya untuk menyelesaikan perbedaan melalui negosiasi dan saling bekerja sama

untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan."

Dari definisi-definisi tersebut, terlihat bahwa kerjasama melibatkan aspek-aspek

seperti kolaborasi, berbagi tujuan, saling ketergantungan, dan usaha bersama. Arti

kerjasama bisa berbeda-beda tergantung pada konteks dan disiplin ilmu yang

membahasnya.

Kinerja

Kinerja mengacu pada tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu entitas (individu,

kelompok, organisasi) dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, atau mencapai

tujuan tertentu. Pengertian kinerja dapat bervariasi tergantung pada konteksnya,

namun umumnya mencakup evaluasi efektivitas, efisiensi, dan pencapaian hasil.

Berikut adalah beberapa dimensi penting dalam pengertian kinerja:

Efektivitas: Tingkat pencapaian tujuan atau hasil yang diinginkan. Seberapa baik

suatu entitas mencapai hasil yang diharapkan.


Efisiensi: Sejauh mana suatu entitas mencapai tujuan dengan menggunakan sumber

daya yang tersedia secara optimal. Efisiensi berkaitan dengan penggunaan waktu,

tenaga, dan sumber daya lainnya.

Produktivitas: Hubungan antara hasil yang dicapai dengan jumlah sumber daya yang

digunakan. Produktivitas mengukur seberapa baik suatu entitas menghasilkan output

dengan input yang diberikan.

Kualitas: Tingkat keunggulan atau tingkat kecukupan suatu kinerja. Kualitas kinerja

dapat diukur dengan melihat sejauh mana standar atau persyaratan yang ditetapkan

telah terpenuhi.

Inovasi: Kemampuan untuk menciptakan dan menerapkan ide-ide baru atau solusi

kreatif dalam mencapai tujuan. Kinerja inovatif sering kali diukur dengan sejauh

mana suatu entitas mampu beradaptasi dan berkembang.

Kepuasan Pengguna: Tingkat kepuasan atau kepuasan pelanggan terhadap produk,

layanan, atau kinerja suatu entitas. Kepuasan pengguna sering dianggap sebagai

indikator kinerja yang penting.

Evaluasi Diri: Kemampuan suatu entitas untuk secara kritis mengevaluasi dan

memperbaiki dirinya sendiri. Evaluasi diri mencakup refleksi terhadap kinerja masa

lalu dan upaya perbaikan ke depannya.


Penting untuk dicatat bahwa definisi kinerja dapat berbeda tergantung pada

konteksnya. Di tingkat individu, kinerja dapat merujuk pada pencapaian tujuan

pekerjaan dan tanggung jawab tertentu. Di tingkat organisasi, kinerja dapat mencakup

pencapaian tujuan strategis dan dampak terhadap stakeholder.

Hubungan antara kerjasama dengan peningkatan kinerja

guru

Kerjasama di antara guru-guru dalam suatu sekolah memiliki peran sentral dalam

meningkatkan kinerja dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif. Dalam

tulisan ini, akan diselidiki sejauh mana kerjasama di antara guru-guru berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja individu dan kolektif di lingkungan pendidikan.

**1. Kerjasama dalam Pengembangan Kurikulum:

Pengembangan kurikulum yang berkolaborasi memungkinkan guru untuk saling

berbagi ide, pengalaman, dan sumber daya pendidikan. Melalui kerjasama ini, guru

dapat menciptakan kurikulum yang lebih relevan dan menarik bagi siswa, yang pada

gilirannya dapat meningkatkan kualitas pengajaran.

**2. Sharing Best Practices:

Guru-guru yang berbagi praktik terbaik mereka dengan rekan-rekan sejawat dapat

memberikan inspirasi dan pandangan baru. Ini menciptakan budaya saling belajar di

mana keterampilan dan strategi mengajar yang efektif dapat dengan cepat

dipertukarkan, meningkatkan kualitas pengajaran secara keseluruhan.


**3. Kolaborasi dalam Penilaian dan Evaluasi:

Kerjasama dalam proses penilaian dan evaluasi memberikan gambaran yang lebih

komprehensif tentang kinerja guru. Melalui refleksi bersama dan pertukaran umpan

balik konstruktif, guru dapat mengidentifikasi area untuk peningkatan dan

mengembangkan rencana pengembangan profesional yang spesifik.

**4. Pengembangan Profesional Bersama:

Program pengembangan profesional yang melibatkan kolaborasi antar guru dapat

memperkuat keahlian dan pengetahuan mereka. Workshop bersama, seminar, dan

pelatihan kolektif menciptakan peluang untuk belajar dari praktik-praktik terbaik dan

tren pendidikan terkini.

**5. Tim Pengajaran Kolaboratif:

Pembentukan tim pengajaran kolaboratif memungkinkan guru untuk bekerja bersama-

sama dalam perencanaan, pengajaran, dan evaluasi. Tim ini dapat meningkatkan
efektivitas pengajaran, merangsang kreativitas, dan memberikan dukungan yang

konsisten.

**6. Mentor-Mentee Relationship:

Pengembangan hubungan mentor-mentee di antara guru-guru dapat memberikan

bimbingan dan dukungan yang personal. Guru yang lebih berpengalaman dapat

berbagi wawasan mereka, sementara guru yang lebih baru dapat membawa perspektif

baru dan ide segar.

Kesimpulan:

Dari tinjauan pustaka ini, terlihat bahwa kerjasama antar guru memiliki dampak

positif yang signifikan terhadap peningkatan kinerja. Kolaborasi yang efektif

membentuk budaya belajar yang berkelanjutan di sekolah, menciptakan ruang untuk

pertumbuhan dan pengembangan berkelanjutan.


Referensi:

Hargreaves, A., & Dawe, R. (1990). Paths of professional development: Contrived

collegiality, collaborative culture, and the case of peer coaching. Teaching and teacher

education, 6(3), 227-241.

Little, J. W. (1990). The persistence of privacy: Autonomy and initiative in teachers'

professional relations. Teachers College Record, 91(4), 509-536.

Vescio, V., Ross, D., & Adams, A. (2008). A review of research on the impact of

professional learning communities on teaching practice and student learning.

Teaching and teacher education, 24(1), 80-91.

Tschannen-Moran, M., & Barr, M. (2004). Fostering student learning: The

relationship of collective teacher efficacy and student achievement. Leadership and

Policy in Schools, 3(3), 189-209.

You might also like