You are on page 1of 6

Halaman 21-25

Kombinasi Bisnis melalui Pembelian Saham

Banyak kombinasi bisnis dilakukan melalui pembelian saham berhak suara dari perusahaan lain
buka melalui akuisisi asset bersih. Dalam situasi seperti ini, perusahaa akuisisi tetep beridri dan
perusahaan pembeli mencatatnya sebagai investasi pada saham biasa dari peusahaan yang
diakuisisi bukan mencatat masing-masing asset dan liabiliatas. Sebagai pembelian asset dan
liabilitas, biaya perolehan investasi berdasarkan total nilai “konsiderasi” yang diberikan saat
pembelian saham, ditambah biayalain yang terjadi untuk melakukan kombinasi bisnis. Sebagai
contoh, jika PT Pututaka (a) menukarkan 10.000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar
Rp.160.000.000 untuk semua saham PT songkok dalam transaksi Pembelian dan (b) timbul biaya
merger sebesar Rp.40.000.000 dan biaya penerbitan saham Rp.25.000.000, yang sebelumnya
dicatat dalam akun beban tanggguhan. PT Pututaka mencatat ayat juranal berikut pada saat
penerimaan saham PT Songkok.

(10) Beban merger 40.000.000


Biaya penerbitan saham tangguhan 25.000.000
Kas 65.000.000
Mencatat biaya merger dan penerbitan saham
Terkait dengan akusisi PT Songkok.
(11) investasi pada saham PT Songkok 610.000.000
Modal saham biasa 100.000.000
Agio saham biasa 485.000.000
Biaya penerbitan saham tangguhan 25.000.000
Mencatat akuisisi PT Songkok.

Ketika Kombinasi bisnis dilakukan melalui akuisisi saham, perusahaan yang


diakuisisdapat terus beroperasi sebagai perusahaan yang terpisah, atau perusahaan yang
diakuisisi tersebut dapat merger dengan perusahaan pengakuisisinya. Prosedur akuntansi dan
pelaporan untuk investasi saham biasa antar perusahaan ketika perusahaan yang diakuisisi terus
beridir akan dibahas disembilan bab berikutnya. Jika perusahaan yang diakuisisi dilikuidasi,
asset dan liabilitasnya ditranfer keperusahaaan pengakuisisi, jumlah yang sama dengan ayat
jurnal (6)
Pelaporan Keuangan Setelah Kombinasi Bisnis

Laporan keuangan yang disiapkan setelah kombinasi bisnis hanya mencerminkan entitas
gabungan dari tanggal kombinasi bisnis, ketika kombinasi bisnis terjadi pada tahun fiskal, laba
yang diperoleh perusahaan akuisisisebelum tanggal pengabungan tidak dilaporkan dalam laporan
laba rugi perusahaan gabungan. Jika perusahaan gabungan menyajikan laporan keuangan
komparatif yang termasuk laporan keuangan untuk periode sebelum kombinasi bisnis, laoran
keuangan tersebut hanya menampilkan aktivitas dan posisi keuangan dari perusahaan
pengakuisisi, bukan perusahaan yang diakuisisi.
Untuk mengilustrasikan Pelaporan keuangan setelah kombinasi bisnis,diasumsikan
terdapat informasi berikut untuk PT Pututaka dan PT Songkok.

20XO 20X1
PT. Pututaka:
Laba terpisah (tidak termaksuk laba dari PT Songkok Rp.300.000.000 Rp.300.000.000
Jumlah saham beredar, 31 Desember 30.000 40.000
PT.Songkok
Laba Bersih Rp. 60.000.000 Rp.60.000.000

PT Pututaka mengakuisisi seluruh saham PT Songkok Pada nilai bukunya 1 januari 20X1 dengan
menerbitkan 10.000 lembar saham biasa. Setelah itu, PT Pututaka menyajikan laporan keuangan
komperatif untuk tahun 20X2 dan 20X1. Laba bersih dan laba per saham yang disajikan PT Pututaka
dalam laporan keuangan komperatif untuk dua tahun adalah sebgai berikut.

20X2
Laba bersih Rp.300.000.000
Laba persaham (Rp300.000.000/30.000 lembar) Rp. 10.000
20X1
Laba bersih (Rp300.000.000+Rp60.000.000) Rp.360.000.000
Laba persaham (Rp360.000.000/40.000 lembar) Rp. 9.000
Jika PT Pututaka membeli saham PT Songkok pada pertengahan tahun 20X1, bukan awal
tahun, PT Pututaka hanya akan memasukan laba PT Songkok sesudah tanggal ekuisisi pada
laporan laba rugi tahun 20X1. Jika PT Songkok memperoleh laba sebesar Rp 25.000.000 ditahun
20X1 sebelum akuisisi oleh PT Pututaka dan Rp 35.000.000 Setelah kombinasi bisnis, PT
Pututaka akan melaporkan total laba bersih untuk tahun 20X1 sebesar Rp335.000.000
(Rp300.000.000 + Rp35.000.000).
Sejumlah pengungkapan diharapkantentang kombinasi bisnis untuk memberikan
informasi kepada pembaca laporan keuangan tentang kombinasi bisnis dan pengaruh yang
diharapkan atas hasil operasi bertahun-tahunberikutnya dari pengabungan. Selain itu,
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan juga termaksud informasi hasil operasi pro
forma pada awal periode , dan untuk periode sebelumnya jika disajikan laporan keuangan
komparatif, seakan-akan kombinasi bisnistelah terjadi pada awal periode.

PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS


PSAK 22 memasukan sejumlah persyaratan terkait dengan hal-hal khusus atau aspek-aspek yang
dihadapi dalam kombinasi bisnis. Berikut ini adalah pembahasan mengenai beberapa situasi
lebih penting.

Ketidakpastian dalam kombinasi bisnis


Ketidakpastian memengaruhi sebagian besar pengukuran akuntansi, namun lazim dalam
kombinasi bisnis. Meskipun ketidakpastian berkaitan dengan banyak aspek kombinasi bisnis,
aspek akuntansi utuk kombinasi bisnis yang berhak mendapatkan perhatian khusus adalah
peridoe pengukuran.

Periode pengukuran
Salah satu jenis ketidakpastian dalam kombinasi bisnis berasal dari persyaratan untuk
menentukan nilai wajar tanggal akuisisi asset dan liabilitas yang diambil oleh kombinasi
bisnis,besarnya kepentingan pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi mungkin tidak
memiliki informasi memadai yang tersedia segera menentukan nilai wajar secara tepat,PSAK 22
memperbolehkan sebuah periode waktu yang disebut periode pengukuran untuk memperoleh
informasi yang diperlukan Periode pengukuran berakhir setelah pihak pengakuisisi
memperoleh informasi yang diperlukan mengenai fakta-fakta pada tanggal akuisisi, tetapitidak
lebih dari satu tahun.
Aset yang untuk semntara waktu telah dicatat pada tanggal akuisisi secara retrosprektif
disesuaikan nilainya selama periode pengukuran untuk informasi baru yang mengklarisifikasi
nilai tanggal akuisisi biasanya, nilai yang disesuaikan tersebut adalah jurnal pengeimbang untuk
goodwill. Penyesuaian secara retrospektif mungkin tidak dibuat untuk perubahan nilai yang
terjadi stelah tanggal akuisisi.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Barmudatiki mengakuisisi tanah dalam sebuah
kombinasi bisnis dan untuk sementara mencatat tanah pada nilai wajar yang disesuaikan sebesar ,
Rp 100.000.000, Selama periode pengukuran, PT Barmudatiki memperoleh penilaian yang dapat
diandalkan bahwa tanah tersebut bernilai Rp 110.000.000 Pada tanggal akuisisi.selanjutnya, pada
periode akuntansi yang sama, perubahan nilai tanah dalam zona yang terdekat telah mengurangi
nilai tanah yang diakuisisi oleh PT Barmudatiki menjadi Rp 75.000.000. PT Barmudatiki
mencatat klarifikasi nilai wajar tanggal akuisisi tanah dan penurunan nilai setelah itu dengan
jurnal berikut ini.
(12) tanah 10.000.000
Goodwill 10.000.000
Menyesuaikan nilai tanah tanggal akuisisi yang
Diperoleh dalam kombinasi bisnis
(13) kerugian penurunan nilai 35.000.000
Tanah 35.000.000
Mengakui penurunan nilai tanah yang dimiliki

Setelah periode pengukuran berakhir, pihak pengakuisisi harus membuat korksi


kesalahan dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis dengan mengunakan PSAK 25 “kebijakan
dalam akuntansi,Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”

Pengecualian untuk prinsip pengakuan

Liabilitas kontijensi
Tata syarat dibawah PSAK 57, “provinsi,liabilitas kontijensi dan asset kontijensi” tidak valid
dalam pengukuran nilai liabilitas kontinjensi pada tanggal akuisisi, namun, pengakuisisi
menyadari bahwa liabilitas kontijensi pada tnggal akuisisi dari kombinasi bisnis hanya jika
liabilitas merupakan liabilitas yang muncul dari transaksi/kejadian lalu dibawah nilai dapat
diestimasi secara reliabel. Oleh karena itu, tidak seperti PSAK 57 , Pengakuisisi menyadari
liabilitas kontijensi diambil dari kombinasi bisnis pada tanggal akuisisi bahkan jika tidak ada
aliran sumber potensial untuk mempertahankan liabilitas spesifik dimasa yang akan datang
Setelah pengakuan awal dan sampai liabilitas diselesaikan, dibatalkan atau
dikadarluasakan, pihak pengakuisisi mengukur liabilitas kontijensi yang diakui dalam kombinasi
bisnis pada nilai yang lebih tinggi antara:
a. Jumlah yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK 57 provinsi, liabilitas kontijensi
dan asset kontijensi; atau
b. Jumlah yang pada awalnya diakui setelah dikurangin amortasi yang dapat diterapkan
jika dapt ditentukan.

Ganti rugi asset

Penjual dalam kombinasi bisnis dapat menjamin secara kontrak pengakuisisi dari hasil kontijensi
atau ketidakpastian dalam realisi pada semua atau bagian liabilitas asset tertentu. Sebagai contoh,
penjual mungkin menjamin bahwa mengakuisisi berada pada kerugian yang melebihi kerugian
yang diperkirakan dari kontijensi tertentu atau, dalam kata lain, penjual akan menjamin bahwa
liabilitas pengakuisisi tidak akan melebihi jumlah tertentu. Dengan cara tersebut, pengakuisisi
mendapatkan ganti rugi asset.
Dalam setiap periode pelaporan,pengakuisisi mengukur ganti rugi asset yang dikenali
pada tanggal akuisisi pengunaan dasar yang sama seperti yang digunakan dalam perjaminan asset
atau liabilitas, subjek pada batasan kontraktual pada jumlahnya,atau jika ganti rugi tidak dapat di
ukur pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi,maka hal tersebut harus diukur berdasarkan pada
penilaian manjemen pada kolektabilitas ganti ruginya,pengakuisisi akan berhenti untuk meminta
ganti rugi jika mereka mengambil asset,menjualanya, dan kehilangan hak atas ganti rugi asset
tersebut.
Ekuitas non-pengendali dilakukan sebelum kombinasi bisnis

Pada beberapa kasus pengkuisisi menahan kepemilikan saham dalam akuisisi awal untuk
melakukan pengawasan melalui kombinasi bisnis jumlah total dari investasi pengakuisisi dalam
akuisisi, selanjutnya kombinasi bisnis sama dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari kepemilikan
saham yang dilakukan terlebih dahulu dan nilai wajar dari konsiderasi yang diberikan dalam
kombinasi bisnis. Sebagai contoh, jika PT Lemogos memegang 10% saham PT atsugoni untuk
kas sebesar Rp.4.500.000.000 investigasi total PT lemogas dipertimbangkan menjadi sebesar
Rp5.000.000.000
pengukisisi yang mengambil posisi ekuitas dalam akuisisi dan secara langsung
mendahulu tanggal akuisisi harus merevaluasi ulang ekuitas pada nilai wajarnya pada tanggal
akuisisi dan menyadari laba / rugi pada evalusai ulang. Misalnya, investasi PT Limogos sebesar
10 persen Pada PT atsugoni Memiliki nilai buku sebesar Rp. 300.000.000 dan nilai wajar sebesar
Rp. 500.000.000 dan mengakui perkembangan Rp 200.000.000 dalam merevaluasi pada tanggal-
tanggal dimana perusahaan tersebut menyisihkan saham pada PT Atsugoni.PT Lemogos
mencatat ayat jurnal berikut pada pembukuan dalam hubungan dengan akuisisidari PT Atsugoni

You might also like