You are on page 1of 86

BIMBINGAN TEKNIS

OBSTACLE ASESSMENT
1. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
2. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
3. PP Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara.
4. PP Nomor 32 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Penerbangan.
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 83 Tahun
2017 tentang CASR Part 139 Aerodromes (Bandar Udara).
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 44 tahun 2005
tentang Pemberlakuan SNI KKOP Sebagai Standar Wajib.
7. Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk
Bandar Udara (didalamnya menampung Dokumen KKOP).
DEFINISI
(UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
PP No. 32 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Penerbangan)

Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan


(KKOP)
adalah wilayah daratan dan/atau perairan
serta ruang udara di sekitar bandar udara
yang digunakan untuk kegiatan operasi
penerbangan dalam rangka menjamin
keselamatan penerbangan.
1. Menjamin Keselamatan dan Keamanan
Penerbangan.
2. Melindungi masyarakat di sekitar bandar
udara terhadap kemungkinan bahaya
kecelakaan pesawat udara.
3. Mempertahankan eksistensi dan
pengembangan bandar udara.
MEDAN

HALIM (04-04-2016)

DENPASAR (13-04-2013) JOGJA (25-11-2018)


YOGYAKARTA

Kawasan Kawasan
kemungkinan bahaya
15% approach area. kemungkinan bahaya
kecelakaan
RUNWAY
kecelakaan

80% Runway, RESA, CWY, SWY & Runway Strip


3.000 m

KUPANG (21-12-2015) SOLO (30-11-2004)


SEMARANG (25 -12 – 2016)
SEMARANG (26-12-2016)
MANOKWARI
MANOKWARI
SOLO

KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH III 6


SABTU, 20-3-2021, sktr pukul 11.26 WIB
KKOP Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) terdiri atas :

1. Kawasan Ancangan Pendaratan


dan Lepas Landas.
2. Kawasan Kemungkinan Bahaya
Kecelakaan.
3. Kawasan Di Bawah Permukaan
Transisi.
4. Kawasan Di Bawah Permukaan
Horizontal Dalam.
5. Kawasan Di Bawah Permukaan
Kerucut.
6. Kawasan Di Bawah Permukaan
Horizontal Luar.
7. Kawasan Di Sekitar Peralatan
Navigasi Penerbangan.
KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN
DAN LEPAS LANDAS

Batas ketinggian bangunan


ditentukan dengan kemiringan
sebesar 2% (untuk bangunan lama)
dan 1,6 % (untuk bangunan baru).

Kawasan Ancangan
Pendaratan dan
Lepas Landas

15 KM
KAWASAN KEMUNGKINAN
BAHAYA KECELAKAAN

Kawasan
Kemungkinan
Bahaya Kecelakaan 3 KM

Batas ketinggian bangunan


ditentukan dengan kemiringan
sebesar 2% (untuk bangunan lama)
dan 1,6 % (untuk bangunan baru).
KAWASAN DIBAWAH
PERMUKAAN TRANSISI

Batas ketinggian bangunan


ditentukan dengan kemiringan
sebesar 14,3 % sampai dengan
jarak 315 m dari ujung permukaan
utama atau 465 m dari centre line
runway.
KAWASAN DIBAWAH
PERMUKAAN HORIZONTAL DALAM

Batas ketinggian bangunan


ditentukan dengan +45 m dari
ambang landas pacu terendah.

4 KM
KAWASAN DIBAWAH
PERMUKAAN KERUCUT

6 KM

Batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan 5%,


ketinggian bangunan dimulai +45 m s/d +145 m diatas
ketinggian ambang landasan terendah.
KAWASAN DIBAWAH
PERMUKAAN HORIZONTAL LUAR

15 KM

Batas ketinggian ditentukan


+150 m diatas ketinggian
ambang landasan terendah.
VISUALISASI PERGERAKAN PESAWAT
DI KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN DAN
LEPAS LANDAS
LOCALIZE DVOR/DME
R
NDB

GLIDE MARKER RADAR


PATH

18
POTONGAN MEMANJANG
POTONGAN MELINTANG

+45m
1. KKOP diukur dan ditentukan dengan bertitik tolak pada Rencana
Induk (Master Plan) Bandar Udara.
2. Untuk Bandar Udara yg belum memiliki Rencana Induk (Master Plan),
KKOP ditentukan berdasarkan panjang runway sesuai rencana
pengembangan .
3. Untuk bandar udara yg rencana pengembangannya menambah
runway baru, maka KKOP ditentukan berdasarkan gabungan
landasan eksisting dan runway baru.
21
22
23
24
25
Aerodrome Elevation System
(AES)
Stopway

LANDASAN Ambang landasan tertinggi : 4.30 AES

Stopway Ambang landasan rata-rata

H
Ambang landasan terendah : 0.00 AES

H = Pembulatan kebawah dari (4.30 : 2) = 2


H = 4.30 – 2 = 2,3 m
KAWASAN DI SEKITAR PERALATAN
NAVIGASI - NDB

FUNGSI :
➢ Untuk membantu pesawat
terbang menuju suatu
bandar udara (homing),
➢ Untuk menghubungkan
komunikasi dari satu bandar
udara (Bandar Udara asal)
ke bandar udara satunya
bandar udara tujuan (En-
Route), dan
➢ Untuk memandu pada
pesawat holding.

27
KETENTUAN TEKNIS

1. LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN NDB 3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH

- Didalam batas tanah 100 m x 100 m,


bebas dari bangunan dan benda
tumbuh.

- Sampai radius 300 m dari titik tengah


antenna, tidak diperkenankan ada
bangunan - bangunan metal seperti
konstruksi baja, tiang listrik dll.

- Sampai radius 1.000 m dari titik tengah


2. PERSYARATAN BATAS - BATAS KETINGGIAN DISEKITAR NDB
antenna, kelompok pohon dan
bangunan - bangunan lainnya tidak
diperkenankan melebihi batas
ketinggian permukaan kerucut
sebagaimana ditentukan.

28
KAWASAN DI SEKITAR PERALATAN
NAVIGASI - DVOR/DME

FUNGSI :
Untuk memandu pesawat terbang
menuju suatu bandar udara
(homing), untuk menghubungkan
komunikasi dari satu bandar
udara (Bandar Udara asal) ke
bandar udara satunya (En-Route),
dan untuk memandu pesawat
pada saat holding.
Namun mempunyai keunggulan
dan kehandalan yang melebihi
NDB karena menggunakan
frekwensi yang sangat tinggi.
KETENTUAN TEKNIS

1. LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN DVOR / DME 3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH

- Didalam radius 100 m dari titik tengah


lahan, bebas benda tumbuh dan bangunan.
- Didalam radius 100 - 200 m dari titik
tengah lahan : ketinggian bangunan dan
benda tumbuh tidak melebihi bidang
Counterpoise.
- Sampai radius 600 m dari titik tengah lahan
pada permukaan kerucut harus bebas dari
Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT )
2. PERSYARATAN BATAS - BATAS KETINGGIAN ( > 20 KV ).
DISEKITAR DVOR / DME - Sampai radius 600 m batas-batas
ketinggian ditentukan oleh permukaan
kerucut sebagaimana ditentukan .

30
KAWASAN DI SEKITAR PERALATAN
ILS - Localizer

FUNGSI :
Memberikan informasi dari
azimuth centre line landasan.

1. LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS LOCALIZER


KETENTUAN TEKNIS

2. PERSYARATAN BATAS - BATAS KETINGGIAN


DISEKITAR ILS - LOCALIZER Sampai dengan jarak 20 km dari
antenna ke arah landasan,
ketinggian maksimum bangunan
dan benda tumbuh ditentukan
oleh sudut bidang datar
sebagaimana ditentukan.

3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH


DI DAERAH KRITIS DAN SENSITIF ILS LOCALIZER

▪ Ketinggian lahan di antenna Localizer sama dengan


ketinggian threshold runway.
▪ Perataan shoulder didaerah kritis < 3 cm
▪ Pada daerah kritis ILS Localizer tidak boleh terdapat
gundukan tanah, bangunan dan pohon yang dapat
mengganggu pancaran Localizer.
KAWASAN DI SEKITAR PERALATAN
ILS - Glide Path

FUNGSI :
Memberikan informasi kepada
pilot untuk mengetahui sudut
pendaratan yang tepat.

1. LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS GLIDE PATH


KETENTUAN TEKNIS

2. PERSYARATAN BATAS - BATAS KETINGGIAN


DISEKITAR ILS - GLIDE PATH

Sampai dengan jarak 6.000 m dari titik tengah antenna kearah pendaratan, bangunan dan benda
tumbuh ditentukan oleh sudut sebagaimana yang telah ditentukan

3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH


▪ Kemiringan shoulder didaerah kritis < 1 %
▪ Perataan shoulder didaerah kritis < 3 cm
▪ Pada daerah kritis dan sensitif tidak boleh terdapat bangunan, gundukan tanah dan pepohonan
yang dapat mengganggu pancaran Glide Path.
KAWASAN DI SEKITAR PERALATAN
ILS - Marker
1. LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS – MARKER
FUNGSI :
Memberikan informasi jarak
kepada pesawat dari landasan
pada saat melakukan
pendaratan.

2. PERSYARATAN BATAS - BATAS KETINGGIAN DISEKITAR ILS - MARKER

3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH


Sampai dengan radius 60 m batas ketinggian bangunan-bangunan dan benda
tumbuh dibatasi oleh permukaan kerucut sebagaimana ditentukan.
KAWASAN DI SEKITAR PERALATAN
ILS - Radar

1. LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN RADAR


FUNGSI :
Untuk memberikan
informasi jarak, altitude dan
speed pesawat terhadap radar
station.

2. PERSYARATAN BATAS - BATAS KETINGGIAN DISEKITAR RADAR

3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH

▪ Dalam radius 500 meter dari titik tengah antena radar, elevasi ketinggian
bangunan berpenghuni maksimum sama dengan elevasi dasar antena radar.
▪ Batas ketinggian bangunan-bangunan dan benda tumbuh dibatasi oleh
permukaan kerucut sebagaimana ditentukan.
PRINSIP SHIELDING
LARANGAN MEMBUAT OBSTACLE
DI SEKITAR KKOP BANDAR UDARA
(Pasal 210 UU Nomor 1 Tahun 2009)

Setiap orang dilarang berada


di daerah tertentu
di bandar udara, membuat halangan
(obstacle), dan/atau melakukan
kegiatan lain
di kawasan keselamatan operasi
penerbangan
yang dapat membahayakan keselamatan
dan keamanan penerbangan,
kecuali memperoleh izin dari
otoritas bandar udara.

KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH III 39


DEFINISI OBSTACLE
(KP 326 Tahun 2019 Manual Of Standard 139 Volume I - Aerodrome)

40
Tabel Obyek
OBSTACLE KKOP
di Bandar Udara Syamsuddin Noor - BDJ

Saat ini apakah GEDUNG PKP PK masih


menjadi obstacle ...?
UPDATE DATA OBSTACLE KKOP
PEMBONGKARAN
GEDUNG PKP PK LAMA
di Bandar Udara Syamsuddin Noor - BDJ
PELANGGARAN
(Pasal 421 Ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2009)

Setiap orang membuat halangan (obstacle), dan/atau


melakukan kegiatan lain di kawasan keselamatan operasi
penerbangan yang membahayakan keselamatan dan keamanan
penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PENGECUALIAN
(EXEMPTION)
(Pasal 208 ayat 2 UU Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan)

Pengecualian terhadap ketentuan mendirikan, mengubah, atau


melestarikan bangunan harus mendapat persetujuan Menteri, dan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk operasi


1 penerbangan;

2 Memenuhi kajian khusus aeronautika; dan

3 Sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi penerbangan.


44
MENARA PENGAWAS (TOWER)
Fungsi :
Unit yg memberikan pelayanan di bidang LLP
& bertanggung jawab thd pengendalian
ruang udara termasuk pelayanan take off dan
landing pesawat.

KETINGGIAN TOWER
± 55 meter.
± 55 m
LETAK
Kawasan Horizontal Dalam

BATAS KETINGGIAN KKOP


45 meter.

KELEBIHAN KETINGGIAN
± 10 meter.

45
PEMBERIAN MARKA DAN PEMASANGAN
LAMPU HALANGAN (OBSTACLE LIGHTS)
MENARA SUTET / SUTT

Marka yang berbentuk


bola dengan warna
oranye dipasang satu
sama lain dan berjarak
maksimal 40 meter.
BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
(APARTEMEN, HOTEL, DLL )
TUJUAN MEMBERIKAN INFORMASI
BAGI PILOT

PEMBERIAN MARKA DAN


PEMASANGAN LAMPU HALANGAN
(OBSTACLE LIGHTS)
PADA BANGUNAN
SIAPA BERBUAT APA
KAWASAN KESELAMATAN
TERKAIT KKOP...?
OPERASI PENERBANGAN
(KKOP)
1.
TANGGUNG JAWAB
KAWASAN KESELAMATAN
PENYELENGGARA
OPERASI PENERBANGAN
BANDAR UDARA
(KKOP)
5 TANGGUNG JAWAB
PENYELENGGARA BANDAR UDARA

1. Melakukan pemantauan/monitoring disekitar bandar udara


untuk mengetahui pelanggaran terhadap KKOP oleh suatau
obyek/bangunan dll.
2. Berkoordinasi dengan instansi terkait terhadap rencana
pembangunan gedung/obyek dll guna terpenuhinya
ketentuan KKOP.
3. Kegiatan pemantauan/monitoring harus sesuai dengan
ketentuan KKOP dan MOS (Manual of Standard) 139.
4. Mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan suatu
obstacle dapat terdeteksi sesegera mungkin.
5. Berkoordinasi dengan PIA apabila keberadaan obstacle di
sekitar bandar udara (lokasi, koordinat, ketinggian, dll)
2.
TANGGUNG JAWAB
KAWASAN KESELAMATAN
PEMERINTAH DAERAH
OPERASI PENERBANGAN
(KKOP)
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 533/2443/SJ, TANGGAL 29 MEI 2017
TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN DI SEKITAR BANDAR UDARA
DALAM RANGKA MENJAMIN KESELAMATAN PENERBANGAN
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 533/2444/SJ, TANGGAL 29 MEI 2017
TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN DI SEKITAR BANDAR UDARA
DALAM RANGKA MENJAMIN KESELAMATAN PENERBANGAN
10 ARAHAN MENDAGRI
TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN DI SEKITAR BANDAR UDARA
DALAM RANGKA MENJAMIN KESELAMATAN PENERBANGAN

1. Melakukan penanganan dan sinergitas dengan


instansi terkait terhadap aktifitas dan potensi gangguan
terhadap keselamatan penerbangan.
2. Menyusun Perda terkait Pengelolaan Kawasan di
sekitar Bandar Udara.
3. Membentuk Tim Penertiban Pengelolaan Kawasan di
sekitar Bandar Udara.
4. Mengoptimalkan peran Satpol PP untuk melakukan
penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah di
sekitar bandar udara.
5. Melakukan review RTRW di sekitar bandar udara
dengan memperhatikan rencana induk bandar udara.
10 ARAHAN MENDAGRI
TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN DI SEKITAR BANDAR UDARA
DALAM RANGKA MENJAMIN KESELAMATAN PENERBANGAN

6. Melakukan penanganan bahaya satwa/hewan liar di


kawasan sekitar bandar udara (bird strike).
7. Melakukan penertiban penggunaan lahan dan
pembangunan fasilitas dalam kawasan bandar udara.
8. Melakukan penertiban berbagai aktifitas yang dapat
mengganggu keselamatan penerbangan di sekitar
kawasan bandar udara.
9. Melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan
masyarakat di sekitar bandar udara.
10. Melaporkan kegiatan pengawasan dan penertiban di
sekitar bandar udara kepada Menteri.
3.
TANGGUNG JAWAB
DITJEN HUBUD
KAWASAN KESELAMATAN
cq. Kantor Otoritas Bandar Udara
OPERASI PENERBANGAN
Wilayah III Surabaya
(KKOP)
Melaksanakan Pengawasan
dan Pengendalian melalui :

1. Inspeksi Obstacle Control;


2. Sosisaliasi/Bimtek/Worksop
tentang KKOP;
3. Penyusunan Kajian Teknis
dan penerbitan Rekomendasi
ketinggian bangunan thd
ketentuan KKOP.
KKBK - 1.100 M

1.100 M
TATA GUNA LAHAN
DI KAWASAN KEMUNGKINAN
BAHAYA KECELAKAAN
(jarak 1.100 m dari ujung permukaan utama runway bandara)
Hanya digunakan untuk bangunan yang diperuntukan bagi
keselamatan operasi penerbangan dan benda tumbuh yang tidak
membahayakan operasi penerbangan dengan batas ketinggian
yang telah ditentukan. :

Approach Light Pohon kelapa Peralatan Navigasi 61


KKBK – 3.000 M
TATA GUNA LAHAN
DI KAWASAN KEMUNGKINAN
BAHAYA KECELAKAAN
(jarak 3000 m dari ujung permukaan utama runway bandara)
Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan
tidak diperkenankan mendirikan bangunan yang
dapat menambah tingkat fatalitas apabila terjadi
kecelakaan pesawat antara lain :

SPBU
Pabrik/gudang SUTET
SUTT
kimia
63
APA POTENSI BAHAYANYA..?

SPBU
Pabrik/gudang SUTET
SUTT
kimia

POTENSI LEDAKAN
YANG SANGAT BESAR.....
64
TUJUAN PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN KEBERADAAN
BANGUNAN TINGGI WILAYAH KKOP
DALAM RANGKA MENJAMIN :

KESELAMATAN,

KEAMANAN,

dan

PELAYANAN PENERBANGAN

melalui

KEPATUHAN
TERHADAP PERATURAN
65
Terima Kasih
SIMULASI
OBSTACLE ASESSMENT
DATA DUKUNG
RENCANA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

TEMPORARY
(selama pembangunan
konstruksi)
PLOTTING LOKASI
THD KKOP BANDAR UDARA SYAMSUDDIN NOOR - BDJ

7.428 M
KAJIAN TEKNIS KKOP
RENCANA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
KAJIAN TEKNIS KKOP
RENCANA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
KAJIAN TEKNIS KKOP
RENCANA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
KAJIAN TEKNIS KKOP
RENCANA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN OBSTACLE LIGHT
PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN OBSTACLE LIGHT
PADA TOWER CRANE
KETENTUAN LAINNYA
PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
DI SEKITAR BANDAR UDARA
PEMBANGUNAN MENARA SUTT PLN 150 KV
DI SEKITAR BANDAR UDARA GSA – KOTABARU
PEMBANGUNAN MENARA SUTT PLN 150 KV
DI SEKITAR BANDAR UDARA GSA – KOTABARU
PEMBANGUNAN MENARA SUTT PLN 150 KV
DI SEKITAR BANDAR UDARA GSA – KOTABARU
PEMBANGUNAN CEROBONG PLTU TABALONG
DI SEKITAR BANDAR UDARA WARUKIN TANJUNG
PEMBANGUNAN CEROBONG PLTU TABALONG
DI SEKITAR BANDAR UDARA WARUKIN TANJUNG
PEMBANGUNAN CEROBONG PLTU TABALONG
DI SEKITAR BANDAR UDARA WARUKIN TANJUNG
PEMBANGUNAN CEROBONG PLTU TABALONG
DI SEKITAR BANDAR UDARA WARUKIN TANJUNG
KEBERADAAN BANGUNAN RUMAH DI UJUNG RWY 27
BANDAR UDARA BERSUJUD BATULICIN
KEBERADAAN BANGUNAN RUMAH DI UJUNG RWY 27
BANDAR UDARA BERSUJUD BATULICIN
Terima Kasih

You might also like