You are on page 1of 46

LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.C PADA SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI HYPERTENSI”

Nama : Tedy Bayu Adi Pratama

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


PROGRAM STUDI PROFESI NERS XIX
2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga
yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia–sia jika tidak
menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau
sangat signifikan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan


memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan,
perawat harus memperhatikan nilai–nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat
menerima.

Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di


tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal–hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang
melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia
belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di
rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah–rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas
jasa yang diberikan.

Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang
mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan
keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam merawat pasien
Hipertensi dan mendapat gambaran yang jelas terhadap Asuhan Keperawatan
yang diberikan kepada pasien

2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu mengkaji data pasien
b. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien
d. Penulis mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah
disusun
e. Penulis dapat melakukan evaluasi dterhadap tindakan keperawatan pasien
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan askep (asuhan keperawatan) ini adalah ;
1. Wawancara adalah untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data.
Alasan digunakan teknik wawancara :
- Dapat menggali lebih dalam masalah yang ingin diketahui.
- Wawancara merupakan keterangan langsung dari objek yang diteliti.
2. Observasi
Teknik observasi dalam penulisan ini adalah observasi secara langsung.
Tujuannya agar data yang diperoleh mendekati data yang sebenarnya. Alasan
digunakan observasi :
- Observasi merupakan teknik langsung yang dapat dipakai untuk meneliti
berbagai gejala atau keluhan pasien
- Dari segi pencatatan hasil observasi merupakan media yang lebih praktis
3. Studi Kepustakaan
Dapat dilakukan dengan membaca buku-buku dan catatan-catatan yang ada
hubungannnya dengan masalah yang ada atau diteliti.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data
dari status atau test pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. DEFINISI
a) WHO (1969)
Anggota RT yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan

b) Depkes RI (1988)
Unit terkecil masyarakat terdiri, KK, beberapa orang yang terkumpul disatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

c) DUVALL (1977)
Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan untuk meciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
mempertahankan perkembangna fisik, mental, dan emosional dan sosial dari tiap
anggota.

d) BURGES (1963)
- Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan
darah, adopsi
- Anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah tangga dan hidup terpisah
mereka dianggap sebagai keluarga
- Anggota keluarga berinteraksi sebagai komunitas dalam peran sosial
- Mempunyai kebiasaan yang berasaldari masyarakat tetapi mempunyai
keunikan sendiri
e) UU No.10 Tahun 1992
Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan
anaknya, atau ayah dan anknya, atau ibu dan anaknya.
f) Friedman (1988)
Kumpulan 2 orang atau lebih secara bersama, karena sudah ikatan lahir dan
emosional dan setiap individu mempunyai peran masing masing yang merupakan
bagian dari keluarga.
g) SALVICION G.GALLON DAN ARACELIS MAGLAYA (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan meraka hidup
dalam satu rumah tangga. Berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya
masing masing meciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik seuatu kesimpulan bahwa keluarga adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. terdiri atas dua orang atau lebih
3. adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. hidup dalam suatu rumah tanggga
5. dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7. stiap anggota keluarga mempunyai peran masing masing
8. menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. STRUKTUR KELUARGA
Struktur keluarga terdiri dari bermacam macam diantaranya adalah:

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri sanak saudara sedarah


dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah
b. Matrilinel : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudar sedarah
beberapa generasi diman hubungan disusun melaui jalur garis ibu
c. Matrilkal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri
d. Patri Lokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersamaan
keluargadari suami
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karna adanya hubungan menjadi bagian keluarga adanya hubungan
dengan suami istri

3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA (ANDERSON CARTER)


a. Teroganisir
Saling berhubungan, aling ketergantungan, antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota keluarga emiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi masing-masing.
b. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.

4. TIPE / BENTUK KELUARGA


a. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, msalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang meikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Single Family), adalah keluarga yang teradi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Komposite), adalah keluarga perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersamaan.

5. PEMEGANG KEKUASAAN DALAN KELUARGA


a. Patrikal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak
ayah.
b. Matrikal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di
pihak ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.

6. PERAN KELUARGA
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan stuasi tertentu, peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat didalam keluarga sebagai berikut:
a. Peranan ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak. Berperanan sebaai
pencari nafkah. Pendidik, pelindng, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai amggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu: Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagi anggoa masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga
ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko sosial spritual sesuai dengan
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

7. FUNGSI KELUARGA
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memeilahara dan merwat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
- Memberikan asih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantar anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
- Membina kedewasaan dan kepribadian anggota keluarga
c. Fungsi sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
- Meneruskan nlai-nilai budaya kluarga
d. Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sember penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
- Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkananak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
memberntuk sesuai dengan bakat dan mina yang dimilikinya
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Ahli lain menbagi keluarga sebagai berikut

Fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi anak, fungsi perlindungan fungsi


perasaan, fungsi religius, fungsi ekonomi, fungsi rekreasi, fungsi biologis.

Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap keluarga-
keluarganya adalah:

a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, rasa aman, kehangatan kepada


anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menadikan meraka
anak-anak yang sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah,kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
8. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvalladalah sebagai berikut:

a. Tahap pembentukan keluarga: tahap ini dimuai dari pernikhan yang dilanjutkan
dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggan bagi
keluarga yang merupakan sat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi: dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan
memberikan kasih sayangkepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya
sangat tergantung kedua orang tuanya.dan kondisi masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidpan sosialnya sudah mulai bergaul, dengan teman sebaya tetapi sangat rawan
dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang
bersih
e. Tahap menghadapi anak sekolah: dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan
anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja: tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena
dalam ahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu sri tauladan bagi orang tua sangat di perlukan.
g. Tahap pelepasan anak kemasayarakat: Setelah melalui tahap remaja dan anak
telah dapat menylesaikan pendidikannya maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak kemasayarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya dalam tahap ini anak akan mulai kehidupan erumah tangga.
h. Tahap berdua kembali: setelah aak besar dan memenpuh kehdupan keluaga,
sediri-sendiri tinggallah suami istri berdua saja.
i. Tahap masa tua: tahap ini masuk ketahap lanjut usia dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

9. TUGAS-TUGAS KELUARGA
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya


b. Pemeliharaa sumber-sember daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

10. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Lansia


Terdapat beberapa tugas perkembangan keluarga dengan lansia menurut
Friedman, Bowden, dan Jones (2003) ialah:
1) Mempertahankan sebuah peraturan dalam kehidupan yang memuaskan. Tujuan
dari menerapkan peraturan yang sesuai untuk menjadikan kehidupan lebih
bermanfaat bagi dirinya dan anggota keluarga lainnya. Pasalnya, pada teori
perkembangan dari Erikson di usia lanjut, seseorang berada pada tahap integritas
versus keputusasaan (Berman, Synder, dan Frandsen, 2012). Peraturan yang
diterapkan menjadi sangat penting bagi lansia untuk meningkatkan rasa integritas
bagi kehidupan yang memuaskannya.
2) Menyesuaikan diri dengan keadaan bahwa pendapatan untuk kehidupan menjadi
berkurang. Seorang lanjut usia akan mengalami masa pensiun sehingga
menyebabkan penurunan pendapatan bagi dirinya. Kondisi ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan hidup yang bersifat penting bagi kehidupan seorang lansia.
Seperti contoh, pendapatan atau tabungan yang dimiliki digunakan untuk
menunjang kesehatan, memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai, serta kebutuhan
akan rohani.
3) Menjaga hubungan pernikahan. Tujuan dari menjaga hubungan pernikahan untuk
mempertahankan kesejahteraan hidup dengan pasangannya. Berdasarkan teori
Robert Peck pada tahun 1968, salah satu tugas perkembangan lansia ialah
mempertahankan kesejahteraan hidup agar dapat merasakan kebahagiaan serta
kepuasan hidup (Berman, Synder, dan Frandsen, 2012)
4) Menyesuaikan diri akan kehilangan pasangannya. Berdasarkan teori tugas
perkembangan dari Robert Peck dalam Berman, Synder, dan Frandsen (2012),
yaitu transendensi ego. Transendensi ego merupakan penerimaan terhadap
kehilangan dari orang yang dicintainya atau kematian pasangannya.
5) Mempertahankan silsilah keluarga atau ikatan keluarga dari setiap generasi.
Tujuan dari mempertahankan ikatan di dalam keluarga untuk meningkatkan
hubungan yang akrab di antara anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan
kesejahteraan hidup bagi seorang lanjut usia ketika sedang berkumpul bersama
keluarga.
6) Mempertahankan eksistensi di usia lanjut. Perubahan masa transisi yang terjadi
pada seorang lansia membuatnya tetap mempertahankan keberadaannya di dalam
keluarga. Tujuannya untuk meningkatkan integritas diri yang baik.
Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan lanjut usia memiliki peran penting bagi seorang
lanjut usia dalam membantu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan kemampuan
yang dimiliki seorang lanjut usia, peran anggota keluarga lain untuk mempertahankan
integrits diri yang baik bagi setiap individu lanjut usia.
B. KONSEP DASAR PENYAKIT
(MASALAH UTAMA) : HIPERTENSI
I. HIPERTENSI
1. Pengertian
1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto,
2014).
1. Anatomi dan Fisiologi jantun
a. Anatomi Jantung
1) Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler) dan
sistem limfatik. Fungsi utama system kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang kaya
oksigen ke seluruh tubuh dan memompa darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi
paru untuk dioksigenasi (Aspiani, 2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan berongga, terletak
di rongga toraks bagian 6
Mediastunum. Jantung berbentuk seperti kerucut tumpul dan bagian bawah disebut
apeks terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi terletak pada ruang interkosta IV
kiri atau sekitar 9 cm dari kiri linea medioklavikularis, bagian atas disebut basis terletak
agak ke kanan pada kosta ke III sekitar 1 cm dari tepi lateral sternum. Memiliki ukuran
panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 200-425 gram,
pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan sekitar 225 gram (Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua ventrikel.
Jantung dikelilingi oleh kantung pericardium yang terdiri atas dua lapisan,yakni:
a) Lapisan visceral (sisi dalam )
b) Lapisan perietalis (sisi luar)
Dinding jantung mempunyai tiga lapisan, yaitu:
a) Epikardium merupakan lapisan terluar , memiliki struktur yang sama dengan
pericardium visceral.
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan dalam
menentukan kekuatan konstraksi.
c) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang melapisi
bagian dalam jantung dan menutupi katup jantung.
Jantung mempunyai empat katup, yaitu:

a) Trikupidalis
b) Mitralis (katup AV)
c) Pulmonalis (katup semilunaris)
d) Aorta (katup semilunaris)
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel kanan. Atrium
terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup
satu arah. Antara rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.

Gambar 2.1 :anatomi jantung


2) Pembuluh darah
Setiap sel didalam tubuh secara langsung bergantung pada keutuhan dan fungsi system
vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri ke setiap sel melalui system tersebut. Sifat
structural dari setiap bagian system sirkulasi darah sistemik menentukan peran fisiologinya
dalam integrasi fungsi kardiovaskular. Keseluruhan system peredaran (system
kardiovaskular) terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.(Aspiani, 2016)
a) Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan (intima,media,adventisia)
yang membawa darah yang mengandung oksigen dari jantung ke jaringan.
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang mevaskularisasi kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula (pembuluh darah yang lebih besr
yang bertekanan lebih rendah dibandingkan dengan arteriol), dimana zat gizi dan sisa
pembuangan mengalami pertukaran
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
e)Vena adalah pembuluh yang berkapasitas-besar, dan bertekanan rendah yang membalikkan
darah yang tidak berisi oksigen ke jantung.
(Lyndon, 2014)
b. Fisiologi
1) Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung. Dalam bentuk yang
pailng sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan kedua atrium, yang mengikuti
suatu fraksi pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi. Satu kali siklus
jantung sama dengan satu periode sistole (saat ventrikel kontraksi) dan satu periode diastole
(saat ventrikel relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan sel
pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel.
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada
perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium
akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel menekan
darah melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya. Tekanan darah
juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel melanjutkan kontraksi,
memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan dengan pengaliran
kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
1)Tekanan darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati
setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan pada dinding
arteri. Tekanan arteri terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan pulsasi, tekanan
arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat
ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolic yaitu
tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg.
Tekanan pulsasi merupakan reflek dari stroke volume dan elastisitas arteri, besarnya sekitar
40-90 mmHg. Sedangkan tekanan arteri rerata merupakan gabungan dari tekanan pulsasi dan
tekanan diastolic yang besarnya sama dengan sepertiga tekanan pulsasi ditambah tekanan
diastolik. Tekanan darah sesungguhnya adalah ekspresi dari tekanan systole dan tekanan
diastole yang normal berkisar120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah lebih dari normal
disebut hipertensi dan jika kurang normal disebut hipotensi. Tekanan darah sanagat berkaitan
dengan curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer ( R ). Viskositas dan elastisitas
pembuluh darah (Aspiani, 2016)
1. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada
beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah
(Aspiani,2016)Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Diderita oleh seitar
95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita
esensial.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari
perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok,
minum alcohol,minum obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan
ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan
aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung
meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis
andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau
apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor penghasil
epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan
volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup
akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi
yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani,
2016).

1. Manifestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang
dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan
kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada
hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari.
Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi,
komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan
untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan
peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan
penderita bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas
aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi
kemungkinan besar mengarah ke hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah,
mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi,
intoleransi panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas
sentral, wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan
tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi sekunder
(Adrian, 2019)
PATHWAY
A. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

1. Tdak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan peningkatan tekanan
darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur .
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hemoglobin / hematocrit
Untuk menkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor-faktor resiko hiperkoagulabilitas, anemia
2. BUN: memberikan informasi tentang informasi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes militus adalah pencetus hipertensi
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolestrol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontruksi dan hipertensi
7. Urinalisa
Darah, protein, glikosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes
8. Asam urat
Hiperurisemi telah menjadi implikasi factor resiko hipertensi steroid urin

C. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan Hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmhg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolestrol
dan rendah kolestrol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Menghentikan merokok
d. Latihan fisik latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,joging , bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik anatara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-87%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.frekuensi latihan latihan
sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x perminggu
2. Edukasi Psiikoologis
a. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah salah satu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
b. Pendidikan kesehatan atau penyuluhan
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengolahanya sehingga pasien dapat mempertahan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hudup
penderita.
C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji
a. Nyeri /kenyamanan
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung) ,sakit kepala.
b. Aktifitas/Istirahat
Gejala : kelemahan,letih,nafas pendek gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea
c. Kardiovaskuler
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja
d. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktifitas perawatan diri pribadi
dilakukan dengan mandiri
e. Makanan/Cairan
Gejala: - tidak mengkomsumsi makanan yang mengandung garam
f. Neurosensori
Gejala: pening/pusing berdenyut, sakit kepala, suboksipital ( terjadi saat bangun
dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam ).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri aku berhubungan dengan pencedera fisiologis

Perencanaan
N Diagnose
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
O. Keperawatan
1. Nyeri kronis Setelah melakukan Observasi :
berhubungan kunjungan selama 2  Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan kali kunjungan durasi, kualitas, intensitas nyeri
ketidakmampuan diharapkan tingkat Terapeutik :
keluarga dalam nyeri menurun dengan  Berikan teknik non farmakologis
merawat anggota Kriteria hasil : (kompres hangat)
keluarga yang  Keluhan nyeri Edukasi :
sakit (3-5)  Jelaskan penyebab periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Pemeliharaan Setelah melakukan Observasi :
Kesehatan Tidak kunjungan selama 2  Identifikasi kesiapan dan
Efektif kali kunjungan kemampuan keluarga menerima
berhubungan diharapkan keluarga informasi
dengan Ketidak dapat meningkatkan Terapeutik :
mampuan kesehatan lingkungan  Sediakan materi dan media
keluarga dalam dengan pendidikan kesehatan lingkungan
memodifikasi Kriteria hasil :  Berikan kesempatan untuk
lingkungan  Keluarga bertanya
keluarga. mampu Edukasi :
menjelaskan  Jelaskan pentingnya menjaga
tentang kesehatan lingkungan
pentingnya  Jelaskan cara pembuangan sampah
peningkatan yang benar
Kesehatan  Jelaskan pentingnya membuka jendela
lingkungan (3- setiap hari
5)
 Keluarga
mampu
menerapkan
cara
pemeliharaan
lingkungan
yang baik (3-
5)

3. Defisit Setelah melakukan Observasi :


Pengetahuan kunjungan selama 2  Identifikasi kesiapan dan
Tentang hipertensi kali kunjungan kemampuan keluarga menerima
berhubungan diharapkan tingkat informasi
dengan pengetahuan keluarga Terapeutik :
Ketidakmampuan meningkat dengan  Sediakan materi dan media
keluarga dalam pendidikan kesehatan tentang
mengenal masalah Kriteria hasil : Hipertensi
kesehatan  Keluarga  Berikan kesempatan untuk
keluarga. mampu bertanya
menjelaskan Edukasi :
pengetahuan  Jelaskan tentang penyakit
Hipertensi
tentang atritis
rematoid (1-4)
BAB III

LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn. C Pendidikan : SMA

Umur : 69 tahun Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam Alamat : dopang selatan

Suku : Sasak Nomor Telpon : -

b. Komposisi Keluarga:
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan

1. Ny. C P 61 Istri IRT SMA

2 An. R L 36 Anak SWASTA SMA

3 An. R L 32 Anak SWASTA SMA

4 An. V P 26 Anak IRT SMA

c. Genogram:
a. Keterangan :

: Laki -laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien
: tinggal serumah
d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga : Tipe keluarga Ny.S adalah tipe keluarga Nuclear family,
Keluarga yang yang terdiri dari suami , istri dan anak.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : tidak terjadi masalah dengan type
tersebut
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa : Keluarga Ny.S adalah orang yang berasal dari suku sasak
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Ny.S mengatakan tidak ada
budaya suku bangsa sasak yang bertentangan atau bertolak belakang dengan
kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Agama keluarga Ny.S adalah islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan dan keluarga Ny. S percaya dengan pengobatan
kesehatan secara agama (Ruqiah).

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: TN. C
b) Penghasilan : Rp.1.000.000/ bulan
c) Upaya lain : Tn.C membuka bengkel dirumah untuk dijadikan usaha
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
1 Tv, 1 kulkas, 2 motor, 1 sepeda dan 1 kipas angin

e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Rp. 700.000/ bulan


Listrik : Rp. 100.000/ bulan

Pangan : Rp. 600.000/ bulan

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. S jarang untuk berekreasi, untuk mengisi


kekosongan waktu Ny. C biasa menonton tv bersama dengan Tn. C di rumah.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Tahap
perkembangan keluarga dengan Ny.s adalah keluarga midle age family.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya: semua tahap
perkembangan keluarga Ny. S sudah terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Ny. S mengalami hipertensi , setiap bangun dipagi dan malam hari terkadang
Ny.S merasakan nyeri dibagian kepala dan nyeri pada bagian tengkuk. Dan akan
menempel koyo pada kepala dan tengkuk untuk meredakan sakit.

b) Riwayat penyakit keturunan:


Ny. S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan hypertensi tapi
Suaminya Tn. C memiliki riwayat penyakit keturunan hipertensi.

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur BB Yang telah
Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak

1 Ny. S 61 tahun 70 Kurang sehat - Hipertensi -

- - -

2 Tn. H 69 thum 69 Sehat - -


-

c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: pelayanan kesehatan yang


dimanfaatkan yaitu puskesmas.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Keluarga dari Ny. S tidak memliki riwayat hypertensi, sedangkan keluarga dari
suaminya yaitu Tn. C memiliki riwayat hypertensi.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: 8 x 6 meter
2) Type rumah: permanen
3) Kepemilikan: tanah rumahnya sudah milik pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga,
dapur dengan kondisi rapi dan bersih.
5) Ventilasi/jendela: ventilasi memandai cahaya yang masuk cukup, dengan 4
jendela yang sering dibuka setiap hari, dan nampak berdebu pada ventilasi
bagian atas dan bersih pada bagian jendela.
6) Pemanfaatan ruangan: setiap ruangan tertata dengan baik
7) Septic tank: : ada, letak di belakang rumah jarak dari sumber air >10 m
8) Sumber air minum: Sumur Gali
9) Kamar mandi/WC: kamar mandi ada 1 diluar rumah, dan 1 di dalam rumah
kondisi bersih dan tidak licin.
10) Sampah: Ny. S mengatakan cara membuang/mengolahnya sampah dengan
cara dibakar dibelakang rumahnya, karena tidak tersedianya
tempat sampah umum dilingkungan Ny. S
11) Kebersihan lingkungan : rumah Ny. S terlihat bersih hanya terdapat sampah
daun karna saat pengkajian dilakukan siang hari.

12) Denah rumah


Sumur gali
sepiteng
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan :
Tetangga sering tolong menolong satu sama lain dan sering melakukan zikir
bersama.

2) Mobilitas Geografis Keluarga: keluarga Ny.S adalah penduduk pendatang


desa dopang dusun dopang selatan dan mempunyai rumah permanen dan
sudah menetap dari baru menikah sampai sekarang.
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Ny.S setiap sore hari
berkumpul bersama keluarga dan sesekali waktu Ny. S mengadakan acara keluarga
dan interaksi dengan keluarga dan masyarakat sangat baik.
d. System Pendudukung Keluarga: hubungan keluarga dengan tetangga sekitar baik.
Keluarga memiliki BPJS.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: keluarga Ny.S berkomunikasi menggunakan bahasa
sasak dan bahasa indonesia, biasanya Ny.S menghubungi keluarga yang lain
menggunakan handphone.
b. Struktur Kekuatan Keluarga: keluarga mampu menyelesaikan masalah keluargannya.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
 Tn. C : Sebagai kepala keluarga, sebagai pencari nafkah
 Ny. S : Sebagai istri dan membantu Tn. C
d. Nilai dan Norma Keluarga: Keluarga Ny. S menganut agama islam keluarga Ny.S
sangat menghormati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan agama.
apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai itu adalah cobaan dari tuhan.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Ny. S mengajarkan kepada anggota keluarganya untuk ramah, sopan, santun
kepada semua orang terutama yang usianya lebih tua ( fungsi sosial budaya ).

b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: kerukunan terjaga dengan baik
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dalam keluarga sangat baik
dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: keluarga Ny.S
selalu mengedepankan musyawarah yang dilakukan antara Ny.S dan suaminya,
tetapi saat Ny.S tidak ada di rumah, segala keputusan diambil oleh Tn.C dengan
sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Ny. S.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: berkumpul bersama keluarga dan sering kali
dihabiskan di rumah dengan menonton tv
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial: jika tidak sibuk Ny.S selalu berpartisipasi
dalam kegiatan dalam masyarakat
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya: Ny. S mengatakan dirinya sedikit mengetahui penyakit yang
dialaminya (hipertensi), Ny. S tau mengalami hypertensi karna menggikuti
posyandu lansia.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Bila Ny.S mengalami kekambuhan nyeri pada kepala belakag (tengkuk) , Ny.S
hanya mengatasi nyeri kepala belakang dengan koyo karena tidak mengetahui
jenis terapi lainnya sehingga saat dikaji Ny. S menanyakan terapi lain seperti
apa yang bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri kepala belakangnya

c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: dalam merawat


anggota keluarga yang sakit, keluarga Ny. S membeli obat di warung saja,
seperti sakit demam atau pilek
d) Kemampuan keluarga memelihara danmemodofikasi lingkungan rumah yang
sehat: Ny.S mengatakan, dirinya dan suaminya membersihkan setiap hari
ruangan dan halaman di sekitar rumahnya, jendela akan dibuka pada pagi hari
sampai sore hari, ventilasi sedikit berdebu dan jendela nampak bersih.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : jika ada
anggota keluarga yang sakit keluarga Ny. S membelikan obat di warung bila
sakitnya tidak kunjung sembuh, keluarga Ny.S akan membawa ke puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: Ny.S mengatakan bahwa dirinya tidak ingin
melahirkan lagi
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: Ny. S mengatakan untuk pemenuhan
sandang pangan dalam keluarga sudah tercukupi dengan penghasilan kerjanya
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat: tidak ada

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Ny.S mengatakan khawatir jika cucu nya sakit
b. Stressor jangka panjang : Ny.S khawatir jika penyakitnya bertambah parah
c. Respon keluarga terhadap stressor : keluarga Ny. S mengobati anggota keluarga
yang sakit dengan membeli obat di warung
d. Strategi koping: keluarga Ny. S selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada
e. Strategi adaptasi disfungsional: jika Ny.S memiliki masalah tidak pernah
melampiaskan kepada anggota keluarga yang lain, melainkan lebih mendekatkan diri
kepada tuhan dan bersikap lebih tenang dan sabar.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi: Ny.S mengatakan memperhatikan pemenuhan gizi keluarganya sudah
terpenuhi.

VIII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga Tn. C berharap agar petugas kesehatan yang ada mampu memberikan
pelayanan yang baik dan sama rata tidak membeda-bedakan berdasarkan status
ekonomi.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
No Variabel Nama anggota keluarga

TN. C NY. S An. R An. R An. V

1. Riwayat penyakit Tidak ada Hypertensi (HT) - --


saat ini

2. Keluhan yang Tidak ada Sakit pada kepala - -


dirasakan dan tengkuk

3. Tanda & gejala Tidak ada Sakit kepala - -

4. Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada - -


sebelumnya

5. Tanda-tanda vital Td : 120/70 Td : - -


mmhg 150/100mmhg

Rr : 22 X/ Rr : 20 X/ menit
menit
N : 85X/ menit S:
N : 60x/ 36,5 °C
menit

S: 36,5 °C

6. Sistem Tidak terkaji Tidak terkaji - -


cardiovaskuler

7. Sistem respirasi Tidak terkaji Tidak terkaji - -


8. Sistem GI. Trac Tidak terkaji Tidak terkaji - -

9. Sistem persyarafan Gerakan Gerakan normal, - -


normal, aktif aktif

10 Sistem Tidak terkaji Tidak terkaji - -


muskuloskeletal

11 Sistem genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji - -


A. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN
No Daftar Masalah Kesehatan

1 Ancaman Saat ini Ny. S memiliki defisit pada pengetahuan


tentang Hipertensi

2 Kurang/ Tidak sehat Keluarga memiliki kebiasaan kurang baik dalam


memelihara kesehatan lingkungan

3 Defisit Kurangnya memanfaatkan fasilitas kesehatan

B. ANALISA DATA :
No Data Problem Etiologi

1 Ds :

 Ny.S mengeluh nyeri pada


kepala dan tengkuk

 P : hipertensi
Q : seperti ditusuk-tusuk
Ketidak mampuan
R : di kepla keluarga dalam
Nyeri Akut
S:4 merawat anggota
keluarga yang sakit
T : Pagi dan malam hari

Do :

 TD : 150/100 mmHg
 N : 85 x/m
 S : 36,5 °C
 RR : 20 x/m
2 Ds : Defisit Pengetahuan Ketidak mampuan
Tentang Hipertensi keluarga dalam
 Ny.S mengatakan hanya
mengenal masalah
mengatasi nyeri kepala
kesehatan keluarga
bagian belakang dengan
koyo dan tidak mengonsumsi
obat hypertensi
Do :

 Ny. S menanyakan jenis


terapi lain untuk rematik.
 Ny.S menanyakan obat
untuk pasien hypertensi
3 Ds : Pemeliharaan Ketidakmampuan
Kesehatan Tidak keluarga dalam
 Ny. S mengatakan cara
Efektif Ketidak mampuan
membuang/mengolahnya
keluarga dalam
sampah dengan cara dibakar
memodifikasi
dibelakang rumahnya.
lingkungan keluarga
 Mengatakan tidak ada tempat
sampah umum di desa
Do :

 tidak memiliki sistem


pendukung (Tempat sampah
umum)
 nammpak asap bekas
pembakaran sampah

C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a) Nyeri akut berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
b) Defisit Pengetahuan Tentang hipertensi berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga
dalam memahami masalah kesehatan keluarga.
c) Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
menjaga kesehatan lingkungan keluarga.
D. SKORING DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah Ny.S mengeluh nyeri pada
Skala : 2 kepala (tengkuk) dan tidak
2/3 x 1 = 2/3
Ancaman kesehatan mengetahui terapi selain
pengkonsumsi obat
2 Kemugkinan masalah dapat diubah Keluarga bersedia untuk
2/ 2 x 2= 2
Skala : 2 diajarkan teknik non
Mudah farmakologis
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga siap untuk diberikan
Skala : 3
3/ 3x 1 = 1 informasi
Tinggi
4 Menonjolnya masalah : Keluarga tidak pernah
Skala : 2 2/2x1 = 1 memberikan terapi non
Masalah berat, harus segera ditangani farmakologis
Total 4 2/3

2. Defisit Pengetahuan Tentang Hipertensi berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


dalam menganalisis masalah kesehatan keluarga.
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah Bila Ny.S mengalami
2/3 x 1 = 2/3
Skala : 2 kekambuhan nyeri pada kepala
Ancaman kesehatan (tengkuk), Ny.S hanya
mengatasi nyerinya dengan
koyo
2 Kemugkinan maslah dapat diubah Saat dikaji Ny. S menanyakan
1/ 2 x 2= 1
Skala : 1 terapi lain seperti apa yang bisa
Sebagian digunakan untuk
menghilangkan nyerinya.
3 Potensial masalah untuk dicegah Keluarga siap diberikan
Skala : 2 informasi
2/ 3x 1 = 2/3
Sebagian
4 Menonjolnya masalah : 0/2x1 = 0
Keluarga mengeluhkan tidak
Skala : 0
mengetahui penyakit Hipertensi
Masalah tidak dirasakan
Total 2 1/3

3. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam


mengenal masalah kesehatan keluarga.
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah : ancaman kesehatan 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga membakar sampah
Skala : 2 setiap hari
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2/2 x 1 = 1 Keluarga bersedia diberikan
mudah edukasi tentang kesehatan
Skala : 2 lingkungan
3 Potensial masalah untuk dicegah : tinggi 3/3 x 1 = 1 Masalah dapat dicegah dengan
Skala : 3 cara mengajarkan pentingnya
PHBS
4 Menonjolnya masalah : masalah tidak 0 Keluarga tidak merasakan
dirasakan adanya masalah
Skala : 0
Total Total Skor 8/3

E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan keluarga
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Ketidak mampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan keluarga.
F. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnose
NO. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah melakukan Observasi :
berhubungan dengan kunjungan selama 2 kali  Identifikasi lokasi,
ketidakmampuan kunjungan diharapkan karakteristik, durasi,
keluarga dalam tingkat nyeri menurun kualitas, intensitas
merawat anggota dengan nyeri
keluarga yang sakit Kriteria hasil : Terapeutik :
 Keluhan nyeri (3-5)  Berikan teknik non
farmakologis
(kompres hangat)
Edukasi :
 Jelaskan penyebab
periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

2. Pemeliharaan Setelah melakukan Observasi :


Kesehatan Tidak kunjungan selama 2 kali  Identifikasi
Efektif berhubungan kunjungan diharapkan kesiapan dan
dengan Ketidak keluarga dapat kemampuan
mampuan keluarga meningkatkan kesehatan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan dengan menerima
lingkungan keluarga Kriteria hasil : informasi
 Keluarga mampu Terapeutik :
menjelaskan tentang  Sediakan materi
pentingnya dan media
peningkatan pendidikan
Kesehatan kesehatan
lingkungan (3-5) lingkungan
 Keluarga mampu  Berikan
menerapkan cara kesempatan untuk
pemeliharaan bertanya
lingkungan yang baik Edukasi :
(3-5)  Jelaskan pentingnya
menjaga kesehatan
lingkungan
 Jelaskan cara
pembuangan sampah
yang benar
 Jelaskan pentingnya
membuka jendela
setiap hari

3. Defisit Pengetahuan Setelah melakukan Observasi :


Tentang hipertensi kunjungan selama 2 kali  Identifikasi
berhubungan dengan kunjungan diharapkan kesiapan dan
Ketidak mampuan tingkat pengetahuan kemampuan
keluarga dalam keluarga meningkat dengan keluarga
memodifikasi Kriteria hasil : menerima
kesehatan  Keluarga mampu informasi
lingkungan menjelaskan Terapeutik :
keluarga. pengetahuan tentang  Sediakan materi
Hipertensi (1-4) dan media
pendidikan
kesehatan tentang
Hipertensi
 Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
 Jelaskan tentang
penyakit Hipertensi

i.
H. IMPLEMENTASI

Hari/ No
Implementasi Evaluasi
tanggal dx
1 Observasi : S : Ny.S mengatakan nyeri
 Mengidentifikasi lokasi, pada kepala dan tengkuk
karakteristik, durasi, kualitas, P : Hipertensi
intensitas nyeri Q : seperti ditusuk-tusuk
Terapeutik : R : di kepala dan tengkuk
 memberikan teknik non S:4
farmakologis (kompres hangat) T : Pagi dan malam hari
Edukasi : O:
 menjelaskan penyebab periode Ny. S nampak memijat
dan pemicu nyeri tengkuk
Jelaskan strategi meredakan nyeri TD: 150/100 mmhg
RR: 22x/mnt
S: 36℃
N: 77x/mnit

A : Nyeri Akut

P: Intervensi dilanjutkan

2 Observasi : S : keluarga mengatakan


 Mengidentifikasi kesiapan dan bahwa sudah paham tentang
kemampuan keluarga penyakit Hipertensi
menerima informasi
Terapeutik : O : keluarga hanya dapat
 Menyediakan materi dan menjelaskan kembali tentang
media pendidikan kesehatan penyebab Hipertensi
tentang stroke
 Memberikan kesempatan A : Defisit pengetahuan
untuk bertanya
Edukasi : P : Jelaskan penyakit
 Menjelaskan penyakit stroke Hipertensi

3 Observasi : S : keluarga mengatakan


 Mengidentifikasi kesiapan dan paham tentang cara menjaga
kemampuan keluarga kesehatan lingkungan
menerima informasi
Terapeutik : O : keluarga dapat menjawab
 Menyediakan materi dan tentanng pertanyaan cara
media pendidikan kesehatan pembuangan sampah yang
lingkungan benar
 Memberikan kesempatan
untuk bertanya A : ketidak efektifan
Edukasi : manajemen kesehatan

 Menjelaskan pentingnya menjaga


kesehatan lingkungan P:

 Menjelaskan cara pembuangan  jelaskan pentingnya

sampah yang benar menjaga kesehatan

 Menjelaskan pentingnya lingkungan

membuka jendela setiap hari  jelaskan cara


pembuangan sampah
yang benar
 jelaskan pentingnya
membuka jendela
setiap hari

Hari/ No Implementasi Evaluasi


tanggal dx
1 Terapeutik : S : Ny.S mengatakan masih
 megajarkan teknik non nyeri yang di rasakan sedikit
farmakologis (kompres hangat) berkurang
Edukasi : P : Hipertensi
 menjelaskan penyebab periode Q : seperti ditusuk-tusuk
dan pemicu nyeri R : di kepala belakang
Jelaskan strategi meredakan S : 2
nyeri T : Pagi dan malam hari

 Mengajarkan tekhnik relaksasi O:


nafas dalam Ny. S tidak lagi memegang
tengkuk
TD : 140/90mmHg
N : 68x/m
RR : 20x/m
S : 36,5 °C

A : Nyeri Akut

P : Intervensi dilanjutkan
2 Observasi : S : keluarga mengatakan
 Mengidentifikasi kesiapan bahwa sudah paham tentang
dan kemampuan keluarga penyakit Hipertensi
menerima informasi
Terapeutik : O : keluarga dapat
 Menyediakan materi dan menjelaskan kembali tentang
media pendidikan kesehatan penyebab dan cara pencegahan
tentang stroke Hipertensi
 Memberikan kesempatan
untuk bertanya A : Defisit pengetahuan
Edukasi : terhenti

 Menjelaskan penyakit stroke


P : intervensi dihentikan

3 Observasi : S : keluarga mengatakan


 Mengidentifikasi kesiapan paham tentang cara menjaga
dan kemampuan keluarga kesehatan lingkungan
menerima informasi
Terapeutik : O : Sebelum dilakukan
 Menyediakan materi dan implementasi terlihat jendela
media pendidikan kesehatan rumah Ny.S terbuka, hanya
lingkungan dibagian depan saja
 Memberikan kesempatan Saat akan dilakukan
untuk bertanya pengkajian terlihat Tn. C
Edukasi : sedang membersihkan rumah
 Menjelaskan pentingnya menjaga dan sampah sudah tidak
kesehatan lingkungan dibakar melainkan

 Menjelaskan cara pembuangan dikumpulkan dalam karung


sampah yang benar untuk kemudian ditimbun

 Menjelaskan pentingnya
membuka jendela setiap hari A : ketidakefektifan
manajemen kesehatan

P : intervensi dihentikan
I. EVALUASI AKHIR
No. Diagnose Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan S :
ketidakmampuan keluarga dalam - Ny.K mengatakan nyeri berkurang
merawat anggota keluarga yang - P : Hipertensi
sakit Q : seperti ditusuk-tusuk
R : di kepala bagian belakang
S:4
T : Pagi dan malam hari

O:
- Ny. S nampak lebih baik
-TD: 140/80 mmHg
-S: 36,8
-N : 60x/m
-RR : 23x/m

A : Nyeri Akut

P : Intervensi dilanjutkan mandiri


2. Defisit Pengetahuan berhubungan S : keluarga mengatakan bahwa sudah
dengan Ketidak mampuan keluarga paham tentang penyakit Hipertensi
dalam mengenal masalah kesehatan
keluarga. O : keluarga dapat menjelaskan kembali
tentang penyakit Hipertensi dan cara
pencegahannya

A : Defisit pengetahuan terhenti

P : intervensi dihentikan
3. Ketidakefektifan pemeliharaan S : keluarga mengatakan paham tentang cara
kesehatan berhubungan dengan menjaga kesehatan lingkungan
Ketidak mampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan keluarga O : Sebelum dilakukan implementasi
terlihat jendela rumah Ny.S terbuka, hanya
dibagian depan saja
Saat akan dilakukan implementasi terlihat
Tn. C sedang membersihkan rumah dan
sampah sudah tidak dibakar melainkan
dikumpulkan dalam karung untuk kemudian
ditimbun

A : kefektifan manajemen kesehatan

P : intervensi dihentikan
EVALUASI

No. Diagnose Keperawatan Evaluasi


1. Nyeri Akut berhubungan dengan S : Ny.S mengatakan nyerinya sedikit
ketidakmampuan keluarga dalam berkurang
merawat anggota keluarga yang sakit
O : Ny.S tampak lebih baik sedikit,tidak
merasakan berat di kepala belakang

A : Hipertensi

P : intervensi dilanjutkan secara mandiri

2. Deficit Pengetahuan berhubungan S : keluarga mengatakan bahwa sudah


dengan Ketidak mampuan keluarga paham tentang penyakit Hipertensi
dalam mengenal masalah kesehatan
keluarga. O : keluarga dapat menjelaskan kembali
tentang penyakit Hipertensi dan cara
pencegahannya

A : Defisit pengetahuan terhenti

P : intervensi dihentikan

3. Ketidakefektifan pemeliharaan S : keluarga mengatakan paham tentang


kesehatan berhubungan dengan Ketidak cara menjaga kesehatan lingkungan
mampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan keluarga O : Sebelum dilakukan implementasi
terlihat jendela rumah Ny. S terbuka, hanya
dibagian depan saja
Saat akan dilakukan implementasi terlihat
Tn. C sedang membersihkan rumah dan
sampah sudah tidak dibakar melainkan
dikumpulkan dalam karung untuk
kemudian ditimbun

A : kefektifan manajemen kesehatan

P : intervensi dihentikan
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi,
punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.

B. SARAN

Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan


pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bisa menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Daud, 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3 FKUI, Jakarta
Doenges, M.E, dkk 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC. Jakarta

Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan Klasifikasi 2005-2006

Nugroho, Wahalit, 2001. Keperawatan Gerontik, Edisi 2. EGC, Jakarta

Price, S.A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi 6. EGC. Jakarta

Carpenito LJ. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Sjamsuhidajat. R dan Jong, Wimde. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC :
Jakarta.

Carpenito, Linda Jual. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC


Mansjoer, A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi kedua. Jakarta : Media
Ausculapius
Soeprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC

You might also like