Professional Documents
Culture Documents
Tiamin HCL
Tiamin HCL
BAB 1 PENDAHULUAN
3. Metode K. Fajans
Pada metoda ini digunakan indikator adsorbsi, yang mana
pada titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini
tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada
permukaan endapan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
metode ini ialah, endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam
bentuk koloid. Garam netral dalam jumlah besar dan ion bervalensi
harus dihindarkan karena mempunyai daya mengkoagulasi. Larutan
tidak boleh terlalu encer karena endapan yang terbentuk sedikit
sekali sehingga mengakibatkan perubahan warna indikator tidak
jelas. Ion indikator harus bermuatan berlawanan dengan ion
pengendap. Ion indikator harus tidak teradsorbsi sebelum tercapai
titik ekivalen, tetapi harus segera teradsorbsi kuat setelah tercapai
titik ekivalen. lon indikator tidak boleh teradsorbsi sangat kuat,
seperti misalnya pada titrasi klorida dengan indikator eosin, yang
mana indikator teradsorbsi lebih dulu sebelum titik ekivalen tercapai.
4. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan
indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjdinya kekeruhan.
Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida
akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut
kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
Cara Leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan
apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir
dilakukan perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada
keadaan larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk
kompleks Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat di atasi dengan
menambahkan sedikit larutan kalium iodida.
Analisa volumetri merupakan salah satu metode analisa
kwantitatif, yang sangat penting penggunaannya dalam menentukan
konsentrasi zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan analisa
NOVIA HERAWATI LABUDU NUR VICKY, S.Farm
15020150043
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VITAMIN
B1 (THIAMIN HCL) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
b. Metode Argentometri
1. Pipiet sebanyak beberapa mL sediaan siru Vit.B1 setara
dengan100 mg tiamin hidroklorida masukkan kedalam
erlemeyer tambahkan 20 mL aquadest.
2. Larutan diasamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10 mL larutan baku AgNO3 0,1 N
3. Endapan yang terjadi disaring sampai larutan tidak
mengandung klorida.
4. Filtrate yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3
selanjutnya dititrasi dengan larutan baku amoniu tiosianat 0,1 N
menggunakan indicator besi (III) ammonium sulfat
5. Titik akhir titrasi ditandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,86 mg Tiamin HCl
7. Hitung kadar tiamin HCl dalam sediaan menggunakan
persamaan berikut dan dibandingkan dengan persyaratan kadar
sediaan menurut Farmakope Indonesia.
c. Metode Gravimetri
1. Sejumlah tertentu larutan sampel diukur secara seksama setara
dengan lebih kurang 50 mg tiamin HCl, diencerkan dengan air
secukupnya hingga 50 mL dalam gelas kimia.
2. Tambahkan 2 mL asam klorida pekat dan dipanaskan hingga
mendidih
3. Selagi larutan masih panas, ditambahkan dengan cepat tetes
demi tetes selama larutan masih panas, ditambahkan dengan
cepat tetes demi tetes 4 mL larutan asam silikowolframat P
yang baru disaring lalu didihkan selama 4 menit.
4. Larutan disaring melalui penyaring kaca masir, kemudian dicuci
dengan 60 mL campuran yang terdiri atas 1 bagian volume
asam klorida pekat dan 19 bagian aquadest yang mengandung
4.1 Hasil
a. Identifikasi Tiamin HCl
No Penambahan Zat Perubahan
Kawat ose dicelupkan dalam larutan
1 (+)
sampel
Sampel diencerkan dengan aquadest +
2 (-)
larutan cuprifil
3 Larutan tiamin HCl +NaOH + KMnO4 (-)
4 Larutan sampel + HgCl2 (+)
B9 dan B12. Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu ingin
mengetahui kadar vitamin B1 atau tiamin HCl pada suatu sampel
dengan melakukan beberapa uji, baik dengan menggunakan beberapa
pereaksi atau dengan uji organoleptik. Serta jika hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan kadar yang terterah pada sampel.
Argentometri merupakan titrasi penentuan analit yang berupa
ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat (AgNO 3).
Penentuan kadar vitamin B1 dengan menggunakan metode ini karena
adanya klorida dalam tiamin hidroklorida.
Argentometri juga digunakan digunakan cara mohr yang
dilakukan dalam suasana basa dengan mengencerkan sampel dengan
menggunakan aquadest dengan tujuan sebagai pelarut kemudian
ditambahkan indikator K2Cr07 yang bertujuan untuk memberikan warna
kemerahan dan titrasi dengan AgNO3, alasan penambahan AgNO3
merupakan perak yang larut dalam air yang menghasilkan warna
merah kecoklatan atau merah bata. Metode Mohr dapat digunakan
untuk menetapkan kadar dan bromide dalam suasana netral dengan
larutan AgNO3.
Gravimetri Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan cara
mengendapkan larutan tiamin menggunakan asam silikowolframat.
Prinsip kerja dari metode gravimetri, adalah dengan cara Pada
Identifikasi thiamin HCl hasilnya negatif karena terlalu banyak
komponen komponen lain pada sampel sehingga sulit untuk di
identifikasi.
Berdasarkan hasil percobaan bahwa kadar tiamin HCl sampel.
Kadar tiamin HCl sampel Becefort adalah 13,22% dengan volume
titran 10,8 mL. Persen kadar yang diperoleh dari semua sampel tidak
memenuhi syarat persen kadar Tiamin HCl dalam Farmakope
Indonesia yaitu kadar Tiamin HCl tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0%.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan
bahwa persen kadar Becefort Multivitamin yang mengandung
thiamin HCl tidak di dapatkan 13, 22%. Hal ini tidak sesuai dengan
teoritisnya, dimana meurut farmakope yang menyatakan bahwa
kadar tiamin HCl tidak kurang dari 98,0% dan tidak boleh dari
101,0%.an hasil persen thiamin HCl 13,22 %.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum memulai praktikum alat dan bahan sudah
siap dan Diharapkan laboratorium kimia semakin memperhatikan
alat dan bahan yang akan digunakan agar praktikum berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
SKEMA KERJA
LAMPIRAN
1. Sampel
dipanaskan
2. Titrasi
argentometri
4 Larutan cuprifil
5 KmnO4
6 NaoH
.