Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Many things must be considered in a production system in the industrial world, such as the performance of
a machine or tool used. Productivity is closely related to smooth production. The low productivity of the
machine will cause losses for the company, where this loss is caused by the use of ineffective and inefficient
machines. This study aims to determine the performance of the machine and the factors that cause damage
to the press machine at PT Ciptaunggul Karya Abadi. The research was conducted using the application of
TPM (Total Productive Maintenance) to increase productivity and maximize facilities. TPM is also
accompanied by the OEE (Overall Equipment Effectiveness) method to measure the performance and
accuracy of the machine used. This data is in the form of quantitative which is calculated using the methods
mentioned above. The results showed that the average value of the availability rate was 95%, the
performance rate was 87% and the quality rate was 99%. From these results, it can be seen that only the
performance rate does not meet world-class standards. This is also obtained from the calculation of the six
big losses, the largest percentage is in idle and minor stoppage losses, which is 47%. Alternative repair
solutions can be carried out by implementing machine maintenance and continuous improvement,
providing special training for operators, and reducing non-productive time.
Keywords: maintenance, total productive maintenance, overall equipment effectiveness, six big losses
Abstrak
Banyak hal yang harus diperhatikan pada suatu sistem produksi dalam dunia industri salah satunya adalah
kinerja suatu mesin atau alat yang digunakan. Produktivitas sangat berkaitan dengan kelancaran produksi.
Produktivitas mesin yang rendah dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian, dimana kerugian
ini disebabkan oleh minimnya efektivitas dan efisiensi suatu mesin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja mesin dan beberapa yang menyebabkan kerusakan pada mesin press di PT Ciptaunggul
Karya Abadi. Penelitian dilakukan menggunakan penerapan TPM (Total Productive Maintenance) guna
meningkatkan produktivitas dan memaksimalkan fasilitas. TPM juga dibarengi oleh metode OEE (Overall
Equipment Effectiveness) guna mengukur kinerja dan akurasi mesin yang digunakan. Data ini berbentuk
kuantitatif yang dihitung menggunakan metode yang telah disebutkan. Hasil penelitian menunjukkan rata-
rata nilai availability rate sebesar 95%, performance rate sebesar 87% dan quality rate sebesar 99%. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa hanya performance rate yang belum memenuhi standar world class.
Hal tersebut juga didapatkan dari perhitungan six big losses, presentase terbesar terdapat pada idle and
minor stoppage losses yaitu sebesar 47%. Alternatif solusi perbaikan dapat dilakukan pelaksanaan
pemeliharaan mesin dan continuous improvement serta memberikan pelatihan kgusus bagi operator dan
mengurangi waktu non-produktif.
Kata Kunci: pemeliharaan, pemeliharaan produktif total, efektivitas keseluruhan peralatan, enam
kerugian besar
1. Pendahuluan
Perawatan merupakan salah satu proses dari perusahaan dalam menjalankan kiprah penting untuk
keberhasilan suatu perusahaan tersebut. Juga merupakan suatu aktivitas yang diperlukan untuk
mempertahankan mesin atau fasilitas ke kondisi yang terbaik sehingga proses produksi dapat berjalan
secara optimal [1]. Selama upaya mempertahankan mutu dan meningkatkan produktivitas, faktor krusial
yang wajib diperhatikan adalah perawatan mesin dan fasilitas produksi [2]. Selain finansial mengalami
kerugian, terjadinya kerusakan dapat mengancam keselamatan para pekerja [3]. Sistem yang tepat dalam
4306
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
proses perawatan mesin yakni dapat memberikan schedule of maintenance dengan minimum downtime
sehingga dapat meminimasi biaya produksi [4].
PT. Ciptaunggul Karya Abadi perusahaan manufaktur yang berkiprah di bidang produksi serta
pengelolaan Dies, Jig, Press Parts, Tools dan lain-lain. Efektivitas suatu mesin akan berpengaruh pada
produktivitas produksi, semakin tinggi efektivitas suatu mesin semakin meningkat juga produktivitas
produksinya begitupun sebaliknya. Pada penelitian ini perhitungan yang digunakan Overall Equipment
Effectiveness (OEE), yang telah digunakan oleh beberapa teknisi dan bukan hal yang baru. Teknik
pengukurannya terus berkembang seiring berkembangnya zaman dengan tujuan penyempurnaan
perhitungan. Ini juga bagian dari perhitungan six big losses. Enam faktor didalamnya dapat dikerucutkan
menjadi tiga kelompok besar untuk perhitungan OEE. Tiga diantaranya adalah speed losses, downtime
losses serta defect losses [5].
Terdapat dua kerugian pada downtime yakni breakdown dan setup and adjustment kemudian Speed
Losses merupakan suatu kendala yang terjadi akibat kecepatan proses yang terganggu sehingga proses
terhambat dan tidak mencapai titik optimal. Terdapat dua kerugian pada speed losses, yaitu idling and
minor stoppages dan reduced speed. Kemudian defects merupakan suatu keadaan dimana produk yang
dihasilkan tidak sesuai. Terdapat dua kerugian pada defects, yaitu defects in process and rework dan
reduced yield [6].
OEE juga membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kinerja mesin serta permasalahan yang ada
pada mesin maupun proses produksi. Maka dari itu, setelahnya didapatkan hasil yang dapat menentukan
perawatan yang terbaik bagi mesin atau kebijakan continuous improvement dalam rangka penerapan TPM
pada perusahaan.
TPM (Total Productive Maintenance) adalah metode yang memaksimalkan keefektivitasan mesin
dan meminimalisir kerusakan secara tiba-tiba (diluar prediksi). Dengan ini dapat meningkatkan
produktivitas mesin dan penghematan biaya produksi [7]. Kemudian untuk mengetahui faktor-faktor yang
lebih spesifik pada suatu permasalahan digunakan diagram fishbone [8].
OEE (Overall Equipment Effectiveness) merupakan pengidentifikasian mesin atau peralatan dan
komponen dari OEE merupakan input dari diagram sebab-akibat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dari tindakan perbaikan kegiatan pemeliharaan berdasarkan TPM (Total Productive Maintenance) [9].
Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak perusahaan, mesin yang paling sering digunakan dan
beroperasi adalah mesin press. Selain itu, mesin press juga terbilang yang paling sering mengalami
gangguan diantara mesin-mesin yang lain, sehingga perlu diadakannya analisa terhadap mesin tersebut.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dengan metode
Overall Equipment Effectiveness (OEE) dimana metode tersebut pada mesin press Sinohara 55 T milik PT
Ciptaunggul Karya Abadi. Perusahaan dapat mengetahui kinerja mesin press Sinohara 55 T pada bulan
Juli─Desember 2021.
Variabel terkait dalam penelitian ini berupa data-data historis perusahaan selama 6 bulan terakhir di
tahun 2021 mengenai loading time, breakdown time, working time mesin press Sinohara 55 T dan lain-lain
yang dibutuhkan dalam penelitian. Terdapat dua teknik pengumpulan data yang digunakan pada
permasalahan ini yakni wawancara dan observasi. Wawancara pada penelitian ini yaitu wawancara tidak
terstruktur karena pertanyaan yang diajukan tidak menggunakan wawancara yang telah disusun
sebelumnya. Selain wawancara dilakukan juga observasi model non participant observation karena penulis
tidak terlibat langsung dengan aktivitas objek yang diamati.
Langkah-langkah pemecahan masalah
a. Input, dilakukan dengan studi lapangan, observasi, wawancara, dokumentasi, studi literatur serta
pengumpulan data maintenance mesin press Sinohara 55 T periode 2021.
b. Proses, dilakukan identifikasi terhadap masalah yang sedang diteliti melalui data-data yang telah
didapatkan sebelumnya. Identifikasi dilakukan melalui Total Productive Maintenance (TPM)
menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE).
c. Output, penerapan metode yang menunjukkan nilai OEE dari mesin press Sinohara 55 T dan
pembuatan diagram Pareto untuk mengetahui penyebab penurunan kinerja mesin serta perbaikan yang
sesuai bagi mesin press Sinohara 55 T yang terdapat pada PT Ciptaunggul Karya Abadi.
Dalam penelitian ini terdapat juga flowchart penelitian. Dimana dalam flowchart terbagi menjadi 4
(empat) fase yaitu fase awal penelitian, fase pengumpulan dan pengolahan data, fase analisa dan
pembahasan data serta fase penarikan kesimpulan dan saran. Flowchart penelitian terdapat di Gambar 1.
4307
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
Mulai
Studi Lapangan:
Studi Literatur:
Menentukan Topik Observasi,
Buku, Jurnal dan
Penelitian Wawancara, dan
Artikel Ilmiah
Dokumentasi
Menentukan Perumusan
Masalah dan Tujuan
Mengumpulkan Data
Fase Pengumpulan dan Pengolahan Data
Mengolah Data
1. Perhitungan
availability rate
2. Perhitungan
performance rate
3. Perhitungan quality
rate
4. Perhitungan OEE
Fase Analisa dan Pembahasan Data
Menganalisa Data
Memperoleh Hasil
Fase Penarikan Kesimpulan dan
Selesai
4308
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
Running time dan planned downtime merupakan dua hal yang dibutuhkan dalam perhitungan loading
time. Running time merupakan waktu jam kerja yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi [10]. PT
Ciptaunggul Karya Abadi beroperasi 5 hari dalam seminggu (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat). Setiap
bulannya jumlah hari kerja tidak sama dikarenakan adanya hari libur yang berbeda pada setiap bulannya.
Durasi jam kerja dalam 1 hari yaitu selama 8 jam dari pukul 08.00-12.00 dan 13.00-17.00. Sedangkan
planned downtime merupakan waktu yang dirancang untuk toleransi berhentinya proses produksi selama
jam kerja. Untuk perhitungan loading time selama periode 2021 disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut:
Langkah selanjutnya menghitung operation time. Operation time merupakan keseluruhan waktu
produksi. Rumusnya adalah:
Opeation time = Loading time – Downtime
Langkah berikutnya adalah menghitung availability rate. Rumus dari langkah tersebut adalah:
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 / 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 100%
4309
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
Berikut pada Tabel 4 adalah perhitungan availability rate selama periode 2021.
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡) / 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 100%
Berikut pada Tabel 5 adalah perhitungan performance rate selama periode 2021:
Untuk perhitungan quality time selama periode 2021 disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut:
4310
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
Untuk standar world class OEE nilai quality rate adalah sebesar 99% sehingga ini dinilai tinggi dan
minim kendala.
3.4. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan OEE. OEE ini termasuk ke dalam TPM yang bertujuan
untuk mengetahui keefektifan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan. Rumus dari OEE sebagai
berikut:
OEE (%) = Availability rate (%) x Performance rate (%) x Quality rate (%)
Untuk perhitungan OEE selama periode 2021 disajikan dalam Tabel 7 sebagai berikut:
Untuk perhitungan equipment failure losses selama periode 2021 disajikan dalam Tabel 8
sebagai berikut:
4311
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
b. Idle and Minor Stoppage Losses (kerugian karena menganggur dan penghentian mesin)
Idle and minor stoppage losses adalah suatu keadaan dimana proses produksi terganggu dengan
adanya penghentian atau kondisi diam sehingga tidak dapat berlangsung dengan lancar [13]. data non-
productive time dan loading time. Merupakan data yang penting bagi perhitungan idle and minor
stoppage losses.
𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑑 𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑠𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 L𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝑁𝑜𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 / 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 100%
Untuk perhitungan idle and minor stoppage losses selama periode 2021 disajikan dalam Tabel
9 sebagai berikut:
Untuk perhitungan reduced speed losses selama periode 2021 disajikan dalam Tabel 10 sebagai
berikut:
4312
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
d. Reduced Yield and Defect Losses (kerugian akibat hasil rendah atau barang cacat)
Reduced yield losses merupakan kerugian dari kesalahan output suatu produksi sehingga produk
tidak terpakai dan terbuang. Untuk menghitungnya dibutuhkan data total produk defect, ideal cycle
time yaitu 1 lembar/0,13 menit, dan loading time. Rumusnya sebagai berikut:
Untuk perhitungan reduced yield losses selama periode 2021 disajikan dalam Tabel 11 sebagai
berikut:
Pada Tabel 11 nilai reduced yield and defect losses tertinggi adalah bulan Januari, Februari dan
Maret yaitu sebesar 2 % karena pada ketiga bulan tersebut, produk reject lebih banyak dibandingkan
dengan bulan yang lainnya.
e. Set up and Adjustment Losses (Kerugian penyetelan dan penyesuaian)
Kerugian ini muncul akibat kendala yang ada pada pemasangan atau penyetelan mesin pada
mesin press Sinohara 55 T. Pada Tabel 12 dijelaskan mengenai perhitungan set up and adjustment
losses.
4313
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
Setelah dilakukan pengukuran nilai OEE pada mesin Press Sinohara 55 T, ternyata secara
keseluruhan nilai OEE periode 2021 belum mencapai nilai world class yaitu sebesar 82%. Penyebab
rendahnya nilai OEE muncul akibat rendahnya nilai performance rate. Selain itu, nilai availability rate
pada bulan Oktober sangat rendah dikarenakan pada bulan tersebut memiliki downtime yang sangat tinggi.
Downtime tersebut disebabkan oleh safety disk yang pecah sehingga harus diganti. Safety disk tersebut
mengalami loss sehingga komponen berjalan naik turun tidak terkontrol. Waktu pergantian safety disk
tersebut juga memakan waktu yang cukup lama yakni 4 hari sehingga memiliki downtime yang besar.
Kemudian pada bulan November pun terjadi kerusakan pada solenoid. Solenoid pecah sehingga
memerlukan perbaikan dengan lead time 2 jam. Hal tersebut dipengaruhi oleh material awal. Material awal
adalah FCD kemudian diganti S54-C kemudian diganti SKD.
Selanjutnya dilakukan perhitungan six big losses. Pada perhitungan six big losses, kerugian yang
menjadi penyebab dari rendahnya nilai OEE adalah idle and minor stoppage losses. Hal tersebut
dikarenakan waktu non-produktif yang cukup tinggi. Untuk waktu non-produktif tersebut didapatkan dari
20 % running time. 20 % tersebut biasanya dihabiskan oleh operator untuk ke kamar mandi, istirahat
sejenak, mengambil bahan baku dan lain-lain sehingga mempengaruhi nilai OEE.
3.6. Penerapan Tools Diagram Pareto dan Diagram Fishbone
4314
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
25000 100%
90%
20000 80%
70%
15000 60%
50%
10000 40%
30%
5000 20%
10%
0 0%
Iddling and Set up and Reduced Equipment Reduced
minor adjustment speed losses failure losses yield losses
stoppage losses
losses
Manusia Mesin
Kondisi spare
part menurun
Kurang disiplin
Setelah dilakukan analisa dan perhitungan menggunakan six big losses, dapat ditemukan faktor-
faktor yang menyebabkan kerugian pada mesin press Sinohara 55 T.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Ciptaunggul Karya Abadi didapatkan hasil
perhitungan bahwasannya rata-rata nilai availability rate sebesar 95%, performance rate sebesar 87%, dan
quality rate sebesar 99%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hanya performance rate yang belum
memenuhi standar world class. Meskipun nilai availability rate dan quality rate cukup tinggi, namun nilai
performance rate masih sehingga nilai OEE masih rendah.
Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan six big losses. Namun defect losses tidak disertakan
karena produk yang tidak lolos tahap quality control tidak termasuk produk repair. Faktor defect
dikategorikan ke dalam defect losses adalah rework loss dan yield/scrap losses [15]. Dari perhitungan six
big losses didapatkan persentase terbesar pada idle and minor stoppage losses yaitu sebesar 47%. Hal
tersebut diakibatkan oleh banyaknya waktu tidak produktif yang terbuang.
Diketahui faktor yang paling berpengaruh adalah mesin dan manusia. Dari faktor mesin yaitu karena
usia mesin, material memiliki maksimal arc yang rendah, waktu set up cukup lama dan kondisi spare part
menurun. Kemudian dari faktor manusia yaitu kurang disiplin dalam memanfaatkan waktu produktif
sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia.
4315
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4306 - 4316
e-ISSN : 2541-1934
Saran yang diusulkan untuk PT Ciptaunggul Karya Abadi adalah dilakukannya continues
improvement agar kinerja mesin tetap terjaga serta penyesuaian SOP pekerja terutama mengenai batas
waktu non-produktif agar proses produksi terlaksana dengan baik dan kinerja mesin pun tetap terjaga.
5. Referensi
[1] M. Dipa, F. Dewi L, M. Faisal, and M. Fauzi, “Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE)
dan Six Big Losses pada Mesin Washing Vial di PT. XYZ,” Bayesian, vol. 2, no. 1, pp. 61–75,
2022, doi: doi.org/10.46306/bay.v2i1.
[2] D. Pujotomo and R. Kartha S, “Analisa Sistem Perawatan Komponen Bearing Bottom Roller dan V
Belt Mesin Ring Frame RY-5 pada Departemen Spinning II A (di PT Danliris Surakarta),” J@ti
Undip J. Tek. Ind., vol. 2, no. 2, pp. 40–48, 2012, doi: https://doi.org/10.12777/jati.2.2.40-48.
[3] J. Pranoto, N. Matondang, and I. Siregar, “Implementasi Studi Preventive Maintenance Fasilitas
Produksi dengan Metode Reliability Centered Maintenance pada PT. XYZ,” e-Jurnal Tek. Ind. FT
USU, vol. 1, no. 3, pp. 18–24, 2013, [Online]. Available:
https://media.neliti.com/media/publications/219246-none.pdf
[4] P. Tarigan, E. Ginting, and I. Siregar, “Perawatan Mesin Secara Preventive Maintenance Dengan
Modularity Design Pada Pt. Rxz,” J. Tek. Ind. FT USU, vol. 3, no. 3, pp. 35–39, 2013.
[5] E. Nursubiyantoro, P. Puryani, and M. I. Rozaq, “Implementasi Total Productive Maintenance
(Tpm) Dalam Penerapan Overall Equipment Effectiveness (OEE),” Opsi, vol. 9, no. 01, p. 24, 2016,
doi: 10.31315/opsi.v9i01.2169.
[6] D. Wibisono, “Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) Dalam Meminimalisasi Six Big
Losses Pada Mesin Bubut (Studi Kasus di Pabrik Parts PT XYZ),” J. Optimasi Tek. Ind., vol. 3, no.
1, pp. 7–13, 2021, doi: 10.30998/joti.v3i1.6130.
[7] R. F. Prabowo, H. Hariyono, and E. Rimawan, “Total Productive Maintenance (TPM) pada
Perawatan Mesin Grinding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE),” J. Ind.
Serv., vol. 5, no. 2, 2020, doi: 10.36055/jiss.v5i2.8001.
[8] D. Diniaty, “Analisis Total Produktive Maintenance (TPM) Pada Stasiun Kernel Dengan
Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Di Pt. Surya Agrolika Reksa,” J.
Tek. Ind. J. Has. Penelit. dan Karya Ilm. dalam Bid. Tek. Ind., vol. 3, no. 2, p. 66, 2017, doi:
10.24014/jti.v3i2.5561.
[9] S. A. Nusantara, “Six Big Losses Dengan Menerapkan Total Productive Maintenance ( Tpm )
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia,” Yogyakarta, 2011. [Online]. Available:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/34752/06522070 Surya Aji
Nusantara.pdf?sequence=1
[10] V. Indriawanti and M. Bernik, “Analisis Penerapan Total Productive Maintanance (TPM) dengan
Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada Mesin Printing,” J. Tek. Ind.,
vol. 10, no. 1, pp. 42–52, 2020, doi: 10.25105/jti.v10i1.8388.
[11] A. Wahid, “Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Produksi Dengan Metode Overall
Equipment Effectiveness (OEE) Pada Proses Produksi Botol (PT. XY Pandaan – Pasuruan),” J.
Teknol. Dan Manaj. Ind., vol. 6, no. 1, pp. 12–16, 2020, doi: 10.36040/jtmi.v6i1.2624.
[12] A. Latief, “Analisis Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment
Effectiveness (Oee) Di Pt. Perkebunan Nusantara Vi Ophir,” J. Sains dan Teknol. J. Keilmuan dan
Apl. Teknol. Ind., vol. 19, no. 2, p. 86, 2020, doi: 10.36275/stsp.v19i2.204.
[13] Y. I. D. Wijaya and I. Priadythama, “Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin
Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang,” in Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 2017, pp. 594–
601. [Online]. Available: https://idec.ft.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2017/11/Prosiding2017_ID081.pdf
[14] D. Alvira, Y. Helianty, and H. Prassetiyo, “Usulan Peningkatan Overall Equipment Effectiveness (
Oee ) Pada Mesin Tapping Manual Dengan Meminimumkan Six Big Losses,” J. Itenas Bandung,
vol. 03, no. 03, pp. 240–251, 2015, [Online]. Available: file:///C:/Users/icomp/Downloads/888-
1294-1-PB.pdf
[15] H. Winarno, “Analisis Total Productive Maintenance untuk Peningkatan Efisiensi Produksi dengan
Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness di PT . Purna Baja Harsco,” in Prosiding
Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta Analisis, 2016, pp. 304–312. [Online]. Available:
file:///C:/Users/icomp/Downloads/471-Article Text-1661-1-10-20170307.pdf
4316