You are on page 1of 4

TINDAKAN PELECEHAN SEKSUAL OLEH PEJABAT PEMERINTAH

DAN SIKAP POLISI (STUDI KASUS PADA KASUS YANG DITUTUPI

DI KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN)

Farah Muthi’ah Sumitha

Hukum Pidana Islam,UIN Raden Fatah Palembang,Indonesia

Email:Farahsumitha@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of making this scientific article is none other than an assignment in the capita selecta law
course. And as one of the conditions for taking the Semester Final Examination (UAS) at Raden Fatah
State Islamic University Palembang. And also one of the goals of making this article is so that students can
understand and learn how to make scientific articles and be able to analyze and manage the data found
about the cases being analyzed and can provide experience in making scientific articles. And the method
used in making this scientific article is the Qualitative Research Method. Namely by using Descriptive
Research. Where this research is used to describe a symptom/event that is happening at this time. And
characteristically this research has certain steps in its implementation, namely: finding problems,
determining the necessary information, collecting data through observation or observations, and drawing
conclusions from the data obtained. And the result of this case is to explain that the police officers who
deliberately turned a blind eye to the vandalism case or deliberately lost track of this case are subject to
Article 32 paragraph 1 of the ITE Law where this act can be subject to imprisonment for a maximum of 8
years and or a fine. That is a maximum of IDR 2,000,000,000.00. And the police officers who have turned a
blind eye to this case and have violated the police code of ethics, the government has the right to forcibly
revoke their police positions according to Law No. 2 of 2002. For a maximum of nine years. And the one
who has carried out this action is a state official, so the legal consequences obtained by the perpetrator
include being subject to a maximum imprisonment of 9 years and being terminated for life because the
actions that have been committed are criminal acts and are armed with authority as state
officials/apparatuses.

Keywords: Government officials, police officers, sexual harassment

ABSTRAK

Tujuan pembuatan artikel ilmiah ini tidak lain sebagai tugas pada mata kuliah Kapita Selekta Hukum. Dan
sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Pada Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang. Dan juga salah satu tujuan dari pembuatan artikel ini adalah agar para mahasiswa dan
mahasiswi dapat memahami serta mempelajari bagaimana membuat artikel ilmiah dan dapat
menganalisis serta mengelolah data-data yang ditemukan tentang kasus yang di analisis serta agar dapat
memberikan pengalaman dalam pembuatan artikel ilmiah. Dan Metode yang digunakan dalam
pembuatan Artikel ilimiah ini adalah Metode Penelitian Kualitatif. Yaitu dengan menggunakan Penelitian
Deskriptif. Dimana Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan suatu gejala/peristiwa yang terjadi
saat ini. Dan secara Karakteristiknya penelitian ini memiliki langka-langka tertentu dalam pelaksanaanya
yaitu: menemukan masalah, menentukan informasi yang diperlukan,melakukan pengumpulan data
melalui observasi atau pengamatan,Serta menarik kesimpulan dari data yang didapat. Dan hasil dari
kasus ini yaitu menjelaskan bahwa aparat kepolisian yang dengan sengaja menutup mata atas kasus
pelecehan atau dengan sengaja menghilangkan jejak kasus ini maka dikenakan pasal 32 ayat 1 UU ITE
dimana perbuatan ini dapat dikenakan pidana penjara maksimal 8 Tahun dan atau denda. Yaitu
maksimal Rp.2.000.000.000,00. Dan aparat kepolisihan yang telah menutup mata atas kasus ini serta
telah melanggar kode etik kepolisihan maka pemerintah berhak Mencabut paksa jabatan kepolisiannya
sebagaimana UU No.2 Tahun 2002.Dan Pelaku yang melakukan kasus pelecehan dikenakan pasal 298
KUHP yang mana pelaku tindak pidana dapat dikenakan pidana penjara paling lama sembilan tahun . Dan
yang telah melakukan Tindakan ini adalah salah satu pejabat Negara,maka akibat hukum yang didapat
pelaku antara lain dikenakan pidana penjara paling lama 9 tahun dan diberhenti tugaskan seumur hidup
dikarenakan perbuatan yang telah dilakukan adalah tindakan pidana dan penyalahgunaan wewenang
sebagai pejabat/aparatur Negara.

Kata kunci:Pejabat Pemerintah,Aparat kepolisian,Pelecehan seksual

PENDAHULUAN
Artikel Ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan
artikel,ditulis dengan tata cara Ilmiah disesuaikan dengan konvensi Ilmiah
(suyitno,2011).Dan Artikel Ilmiah ini juga dimaknai sebagai karya ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta umum.Dimana Karya Ilmiah ini disusun secara benar dan baik sesuai
dengan Metodelogi Penulisan yang tepat (Brotowidjoyo,1993).

Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya. Bentuknya dapat berupa
ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan yang berkonotasi seksual. Dan Tindakan ini
diatur dalam Pasal 289-294 KUHP dimana pada salah satu pasal yaitu pasal 289 KUHP
Menyebutkan: “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan
perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.”

Dan sebagaimana telah disinggung diatas maka dapatlah diambil dua rumusan masalah yang
menjadi pokok utama pemarsalahan serta pokok pembahasan kali ini yaitu:1. Bagaimana
Sanksi atas tindakan Aparat kepolisian yang telah menutupi kasus pelecehan yang dilakukan
oleh Pejabat Pemerintahan? 2. Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum yang diberikan
Terhadap korban Pelecehan seksual?

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode penelitian Kualitatif ,yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk analis terjadinya peristiwa. Menurut Bogdan dan
Taylor,Sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong .penelitian Kualitatif adalah
Prosedur penelitian yang menghasilkan data Deskriptif berupa kata kata tertulis atau Lisan
dari orang orang dan perilaku yang diamati. Penelitian deskiptif adalah suatu bentuk
penelitian yang diajukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan Fenomena fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun Rekayasa manusia.Adapun Studi Kasus Pelecehan
ini yang terjadi bertepatan di kabupaten padeglang banten pada tanggal 21 April 2022
Silam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kasus ini terjadi pada tanggal 21 April 2022 dimana kejadian ini terjadi ketika wanita
tersebut mengantar makanan di kediaman yangto. dilansir oleh detik New Bahwa Awal kasus
ini ketika sang anak melapor kepada keluarganya bahwa pelaku sempat memegang area dada
wanita tersebut. Dan kemudian keluarganya Melakukan Hasil Visum kepada sang anak dan
melaporkan hasil Visum kepada aparat kepolisian Setempat. Namun Laporan tersebut sempat
tidak digubris oleh aparat kepolisian dan pada akhirnya sang ayah meminta pertolongan
kepada keluarganya yang merupakan aparat kepolisian. Dan pada saat itu barulah yangto
terduga menjadi tersangka dan terjadinya Proses Persidangan. Dimana Hakim memutuskan
bahwa yangto menjadi tersangka. Dikutip dari Reskrim Polres Padeglang AKP Shilton
Kepada watawan, “Dengan Hasil Gelar Perkara Terhadap perkara tersebut berdasarkan saksi-
saksi,surat keterangan ahli,dan Bukti petunjuk ,serta barang bukti yang diduga sebagai tindak
pidana maka dapat dipersangkakan sebagai terdakwa”. Adapun sanksi yang dikenakan bagi
pelaku ini ialah dijatuhi Sanksi PAW yang dikeluarkan Oleh BK.dan Diancam dengan pidana
penjara Paling lama 9 tahun. Dan sanksi bagi aparat kepolisian yang awalnya menutup mata
pada kasus ini dikenakan pasal 32 ayat 1 UU ITE dimana perbuatan ini dapat dikenakan
pidana penjara maksimal 8 Tahun dan atau denda. Yaitu maksimal Rp.2.000.000.000,00.
Serta dilakukannya pemberhentian tidak dengan Hormat(PTDH).

Adapun bentuk perlindungan Hukum yang diberikan pemerintah kepada Korban yaitu
Rehabilitasi,pelayanan kesehatan dan jaminan Sosial sesuai dengan kebutuan fisik mental
,spiritual dan sosial sebagai upaya pemulihan terhadap kondisi korban pelecehan seksual
yang akan memili trauma jangka panjang.

SIMPULAN

sanksi bagi aparat kepolisian yang awalnya menutup mata pada kasus ini dikenakan pasal 32
ayat 1 UU ITE dimana perbuatan ini dapat dikenakan pidana penjara maksimal 8 Tahun dan
atau denda. Yaitu maksimal Rp.2.000.000.000,00. Serta dilakukannya pemberhentian tidak
dengan Hormat(PTDH). Dan bentuk perlindungan Hukum yang diberikan pemerintah kepada
Korban yaitu Rehabilitasi,pelayanan kesehatan dan jaminan Sosial sesuai dengan kebutuan
fisik mental ,spiritual dan sosial sebagai upaya pemulihan terhadap kondisi korban pelecehan
seksual yang akan memili trauma jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Gultom, Maidin. 2010. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia. PT Refika Aditama: Bandung.

Mansur, Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2008. Urgensi Perlindungan
Korban Kejahatan antara Norma dan Realita. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Muljono, Wahyu, 2012. Pengantar Teori Kriminologi. Pustaka Yustisia, Yogyakarta.

Nashriana, 2012. Perlindungan Hukum Pidana bagi anak di Indonesia. PT RajaGrafindo


Persada: Jakarta.

Santoso, Topo dan Eva Achajani Ulfa. 2015. Kriminologi. PT RajaGrafindo Persada:
Jakarta.

News.detik.com/Berita/d-65-ditahan-kejaksaan/amp/. Diakses pada tanggal 18


Desember 2023 pukul 20.00 wib

You might also like